#Mata Utu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sacred Heart Church, Mata Utu, Wallis and Futuna, France: Located in Wallis and Futuna, Melanesia, this stunning church stands as a testament to both architectural brilliance and religious devotion.... Mata Utu is the capital city of Wallis and Futuna, an overseas collectivity of France. It is located on the island of Uvéa, in the district of Hahake, of which it is also the capital. It is one of two ports in Wallis and Futuna, the other being at Leava on Futuna. Wikipedia
#Sacred Heart Church#Mata Utu#Wallis and Futuna#Melanesia#Overseas Collectivity#France#oceania continent
231 notes
·
View notes
Text
Tiga Nasihat Pernikahan
1. Tujuan Nikah -> Ibadah + Cari Berkah
Berkah = Bertambahnya Kebaikan
Dibalik awal do'a keberkahan untuk mempelai ada dua makna mendalam :
"Barakalahu laka", berkah saat bahagia. Saat Bahagia tetap ingat Allah.
"Wa baraka 'alaika", berkah saat prahara. Saat ada prahara tetap ingat Allah.
2. Jangan pernah tinggalkan sholat.
Allah tau Rasul akan mendapat masalah besar dalam dakwahnya, maka Allah menguatkan perjalanan beliau dengan syariat sholat.
Haji, puasa, dan zakat bisa ditinggalkan kalau hambatannya jelas. Sementara sholat gaboleh ditinggalin apapun keadaannya. Clear.
Agama aja bisa runtuh kalau kita gak sholat - apalagi keluarga ?
Kalau Allah lewat sholat aja ditinggalkan, apalagi apapun selainnya : keluarga, karier, dan seterusnya. Bisa dengan mudah diabaikan hak - hak nya.
Hal yang paling ngeri dari seorang suami apa ? para suami yang gak takut Allah, korban terdekatnya adalah istri dan anak-anaknya 😢
3. Jangan lupakan bakti kepada orang tua.
" Kami perintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tua nya". ( Q.S Al Ahqaf : 15 )
Masih ada masalah sama orang tua ? Jangan kaget kalau Allah akan "Tutup Mata" terhadap sebanyak kebaikan apapun yang kita lakukan.
Bukti ? Cari kisah Malik bin Dinar dengan seorang ahli ibadah bernama Muhammad bin Harun yang 40 tahun ibadah dengan fokus dan gigih tapi bernilai 0 karena pernah membunuh ibunya 😭
Prioritaskan penyelesaian masalah dengan orang tua, biar Allah utus yang lainnya. Jangan salah prioritas mengurus masalah selainnya.
( Tulisan ini diambil dari story instagram kang @satriamaulana )
Bandung, 12 Februari 2024
149 notes
·
View notes
Text
EPILOG RINDU
Ya Rasulullah,
Sungguh tulisan ini, kutulis dengan getar-getar kerinduan. Dengan basah mata yang merasa haru, setelah rangkaian Mahallul Qiyam.
Betapa, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah. Yang bisa mengenalmu, meski jarak jauh berabad-abad tahun. Sejak dirimu di utus untuk menyempurnakan akhlakul karim. Sebagai Rahmatan lil 'alamin.
Sungguh, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah yang kadung jatuh cinta. kepada dirimu yang belum pernah ditemui. Cinta yang tumbuh dari Rahmat ilahi Rabbi.
Cinta yang melebihi cinta kepada anak-istri, bahkan dengan orangtua sendiri. Cinta, yang meskipun begitu, tak akan dicemburui. Karena kuyakin cinta mereka kepadamu pun, jauh melebihi kadar cinta kepadaku sendiri.
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab mencintaimu bisa menjadi akibat untuk keselamatan dunia akhiratku.
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab, merinduimu bisa menjadi harapan untuk kelak bisa berjumpa denganmu.
Dengan wajah yang amat berseri-seri. Dengan hati yang amat bergembira nan bahagia.
Meski barangkali, kelak aku tak bisa berada di barisan paling depan, bersamamu. Tersebab, bilangan salam dan shalawatku yang belum sebanyak itu, dibandingkan hamba-hamba pilihan Allah yang lain.
Tapi, aku tak begitu merasa cemas. Sebab, jaminanmu yang tak pernah sekalipun ada dustanya. Bila, ketika masih di dunia, satu kali shalawat atasmu itu akan tersampaikan. Bagaimana mungkin dirimu tega, tak menghiraukan keberadaanku di sana. Meskipun jauh dari wajah-wajah yang paling bercahaya. Dengan sinaran wajahku yang hampir redup karena tertutup dosa.
Maka, sungguh semoga aku ada dalam peruntungan itu. Jadi bagian ummatmu yang Allah kumpulkan bersama yang begitu dicintainya.
Ya Rasulullah, sesungguhnya aku merinduimu.
@azurazie_
30 notes
·
View notes
Text
A'jaza
Ketika dunia ini begitu mengunggulkan ilmu pengetahuan, maka Allah utus Nabi Nuh 'alaihisalam dengan ketercanggihan pembuatan kapal besarnya.
Ketika sihir menjadikan banyak orang takjub dan terkesima, Allah utus Nabi Musa 'alaihisalam dengan tongkatnya yang berubah menjadi ular besar dan terbelahnya lautan.
Ketika berhala merajalela, Allah utus Ibrahim 'alaihisalam dengan tak terbakar tubuhnya oleh api.
Ketika ilmu kesehatan begitu maju, Allah utus Isa 'alaihisalam dengan apat menghidupkan orang yang telah meninggal.
Dan ketika syair-syair memenuhi relung pikiran, Allah utus Muhammad shalallahu 'alaihiwasallam dengan Al-Quran.
Lihatlah, kegigihan mereka dalam berdakwah secara tidak langsung sebagai bentuk rayuan kepada Sang Khalik. Bagaimana tidak, Allah dengan mudahnya memberikan mukjizat yang begitu agung pada zamannya.
Berbeda dengan Al-Quran, hingga akhir zaman kelak, apapun hal buruk yang menjadi perhatian mata dunia, Al-Quran sudah tentu akan melemahkan mereka.
Jangan lupa.
2 notes
·
View notes
Text
,,Lambaian Islam"
~~~☆~~~
DETIK DETIK KETIKA BAGINDA RASULULLAH MENGHADAPI SAKARATUL MAUT
----------
Diwaktu pagi hari dalam suasana di Rumah Aisyah Isteri Baginda Rasulullah Nabi Muhamad SAW di Madinah, ketika itu sedang terlihat Matahari terbit meninggalkan jarak sehasta puncak Gunung Jabal Uhud, sekarang ini sangat terlihat jelas semenjak telah berdirinya tapak Pondasi Masjid Nabawi, terbitnya Matahari menunjukan tanda sedang rancak untuk menunaikan Sholat Sunah Dhuha yang di Muakadahkan dalam aturan Islam. Pagi itu suasana Alam dalam daerah Madinah terasa hening sepi bisu membungkam sepertinya Unggas pun enggan untuk berkicau seperti hari hari yang biasa terjadi. Didalam Rumah terbujur terbaring Sosok Manusia sebagai Junjungan Alam, sosok Manusia itu bagaikan sebuah Pelita untuk penerang jalan yang kelam bagi seluruh kaum umat Islam.
Tiba tiba terdengar suara Manusia mengucapkan Salam dari halaman Rumah anak Saiyidina Abubakar Sidik Radialah Uanhu bernama Aisyah isteri Baginda Rasulullah. Dengan ayunan langkah yang gontai Fatimah anak Rasululah yang dilahirkan dari Rahim Khatijah Binti Kuwalid mendekat kedaun pintu untuk melihat siapa gerangan orang yang baru saja terdengar mengucapkan salam tadi, dan dijawab secara serentak salam itu oleh Aisyah dan Fatimah. Lalu Orang yang mengucapkan salam itu bertanya Ayah mu ada di Rumah. Fatimah menjawab Ayah ada di Rumah lagi dalam keadaan sakit jawab Fatimah kepada Tamu yang datang mengucapkan salam itu tadi. Lalu Tamu itu berkata tak mengapalah kalau begitu sebentar lagi Aku kembali datang lagi kata sang Tamu pada Fatimah anak Rasulullah.
Lalu Fatimah duduk disebelah kanan Ayahnya sementara Aisyah isteri Rasulullah duduk disamping sebelah kirinya Rasulullah, seraya Rasulullah bertanya wahai anak ku siapakah orangnya yang datang mengucapkan salam itu tadi. Entahlah Abi aku tidak mengenalnya tapi ku lihat dari wajahnya orang itu sepertinya kaum Qurais, aku takut dan gemetar sekujur tubuh ku melihat tatapan pandangan Matanya yang sangat tajam sekali melihat kepada ku jawab Fatimah pada Ayahnya. Lalu Rasulullah berucap dengan nada suara lemah lembut sekali, dapat terdengar oleh Aisyah dan Fatimah. Ucapan Rasulullah mengatakan itulah Malaikat Sakaratul Maut wahai isteri dan anak ku, dia yang datang di utus oleh Allah menyerupai bentuk Manusia. Dia datang di utus oleh Allah untuk memisahkan sekujur diri ku dengan segala sangkut paut urusan Ku dengan urusan Duniawi ini, kata Rasulullah kepada anaknya Fatimah dan isterinya Aisyah. Tiba tiba bercucuran Air Mata isteri dan anak mendengar uacapan Rasulullah. Tak perlu kalian tangisi kepergian ku nanti, karena tidak akan menjadi bekal yang berfaedah yang baik bagi ku, kecuali Do'a dari kalian yang bakal menjadi bekal yang baik untuk ku di Akhirat nanti kata Rasulullah berkata pada isteri dan anaknya.
Setelah sampai waktu yang ditentukan Allah, Malaikan Ezrael sang pencabut nyawa pun datang tepat pada waktunya berada disamping kanan Rasulullah, yang tidak terlihat sama sekali oleh isteri dan anak Rasulullah kehadiran Malaikat Ezrael Alaihisalam. Seraya Ezrael mengucapkan salam pada Rasullah, dijawab dengan ucapan dalam Hati dan anggukan kepala Rasulullah dihadapan Malaikat Ezrael. Malaikat Ezrael masih memberikan tawaran kepada Rasulullah, kata Ezrael,, wahai Rasulullah kekasih Allah apakah engkau telah siap untuk Aku cabut Roh dari jasad Mu, berderai Air Mata mengalir disamping kelopak Mata jatuh membasahi kedalam lubang Telinga Baginda Rasulullah. Lalu ditanya oleh Ezrael kepada Rasulullah yang tiada lagi bisa banyak berbicara. Kenapa engkau menangis wahai Rasulullah, apakah engkau enggan untuk menghadapi kematian sekarang ini, berdoalah engkau pada Allah, niscaya Allah akan hidupkan dan berikan kesehatan atas diri mu untuk hidup Seribu Tahun lamanya kata Ezrael pada Rasulullah. Namun Rasulullah hanya menggelengkan kepalanya, dan jika engkau wahai Rasulullah sebagai kekasih Allah inginkan harta Dunia, berdoalah engkau sekarang ini memintak kepada Allah, niscaya Gunung Jabal Uhud itu seluruhnya bisa menjadi Emas sambil Malaikat Ezrael menunjuk kearah Gunung Jabal Uhud. Namun Rasulullah hanya tetap menggelengkan kepalanya sebagai isyarat mengatakan tidak. Jadi apa gerangan yang engkau tangisi ya Rasulullah tanya Ezrael pada Baginda Rasul. Terdengar suara yang lembut oleh Ezrael Rasulullah mengatakan Umati Umati sebanyak Dua kali. Lalu Malaikat Ezrael mengatakan bukankah telah engkau titipkan kepada Umat mu Al Qur'an dan Hadist mu, untuk sebagai panduan kehidupan oleh seluruh umat mu Muhamd kata Maliakat Ezrael, sambil mendengar Rasulullah mengucapkan Sahadad dan melafaskan Lailah Haillallah, terlepaslah Roh meninggalkan Jasad Baginda Rasulullah Nabi Muhamad SAW - Penulis Naskah oleh Rambun Pamenan.
----------
Perlu sekali di ingat oleh umat Manusia, bagi Malaikan Ezrael tidak ada GangStar dan Para Jagoan yang ditakutinya. Kematian tidak ada satu pun Manusia yang bisa mengetahuinya kapan datang waktunya dan dimana tempatnya. Tetapi yang perlu diketahui berapa banyak amal baik yang sudah dilaksanakan selama kamu hidup di Dunia, dan berapa banyak pula perbuatan Dosa yang tersimpan dan terperam dalam kandungan jasat Mu wahai anak Manusia
0 notes
Text
Wallis and Futuna, officially the Territory of the Wallis and Futuna Islands, is a French island collectivity in the South Pacific, situated between Tuvalu to the northwest, Fiji to the southwest, Tonga to the southeast, Samoa to the east, and Tokelau to the northeast. Mata Utu is its capital and largest city. Wikipedia
Wallisian woman, Wallis and Futuna, Mylène Halemai
410 notes
·
View notes
Text
Kajian Wanita (74)
Serupa Tapi Tak Sama | Kajian Kitab Al Wabilush Shayyib
Bertemu dengan ilmu sama dengan bertemu dengan ruh kita.
Zainab binti Muhammad, seorang ahli hadits, kualitas agamanya bagus. Beliau belajar dan menyelesaikan musnad Imam Ahmad. Beliau memberikan ijazah kepada Assakhawi. Dengan ilmu beliau dapat memberi manfaat kepada umat.
Ibnu Qayyim mengatakan, awal dari mengagungkan Allah adalah mengagungkan perintah dan larangan-Nya. Karena seorang mukmin meyakini dan mengetahui bahwa Rabb-Nya dengan risalah Rasul-Nya yang Allah utus ke seluruh manusia. Kenapa diagungkan, karena dia mengenal Allah.
Konsekuensi mengenal Allah adalah patuh dan taat pada perintah dan larangan Allah. Dan pengagungannya pada perintah dan larangan tergantung menunjukkan pengagungannya pada yang memerintah dan melarang. Dan pengagungannya terhadap perintah dan larangan itu tergantung imannya, sejauh mana ia percaya. Dan kemurnian akidah. Dan bagaimana dia berlepas diri dari kemunafikan-kemunafikan besar. Artinya semakin seseorang beriman, maka dia semakin mengagungkan Allah. Semakin lurus akidah, semakin bersih hati dari kemunafikan. Maka semakin tidak meremehkan satu pun perintah dan larangan Allah.
Orang yang mengakui kebesaran Rabbnya akan memuliakan Rabbnya.
Ulama menjelaskan, ada seseorang yang mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, tapi motifnya beda. Agar dilihat makhluk, atau ingin kedudukan di mata manusia. Dan dia menjaga diri dari hal-hal yang dilarang karena dia takut jatuh di hadapan mata manusia, atau dia takut hukuman dunia. Dan orang-orang seperti ini, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan bukan karena pengagungannya kepada Allah.
Wanita sholehah taat kepada suami, alasan utamanya adalah karena hal tersebut adalah perintah Allah. Wanita yang taat kepada suami dengan alasan karena takut suami marah. Maka dia akan taat secara mutlak. Sementara itu, wanita shalihah taat kepada suami karena takut kepada suami karena jika suami tidak ridha maka Allah tidak akan ridha padanya. Mereka akan taat pada suami mereka selama itu bukan hal yang maksiat. Mereka taat kepada suami semata-mata sebagai bentuk pengagungan kepada Allah.
Jika kita menjaga pengagungan kita kepada Allah, maka kita akan istiqamah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Hujurat [49] : 1)
Resume tanya jawab:
Bagaimana menghadapi suami yang tidak terbuka pada istri, tidak pernah memintah pendapat istri? -> saat menjalankan peran sebagai istri, hendaknya kita memiliki perasaan bahwa diri ini adalah hamba yang kecil, jika kita tidak dimintai pendapat harusnya tidak masalah, yang penting suami berkiblat kepada perintah dan larangan Allah.
Sebagai seorang istri, ungkapkan rasa cinta untuk suami bukan untuk mendapat balasan yang sama. Tapi ungkapkan rasa cinta karena memang itu disyariatkan Allah dan Rasul-Nya.
Bagaimana cara memiliki sikap yang dewasa memilih atau memutuskan suatu hal? Sudah berusaha tapi masih ada keterbatasan. -> tugas kita adalah bertakwa kepada Allah semampu kita. Setiap beramal di kotaknya masing-masing. sebelum aktifitas berdoa dulu kepada Allah. Selalu jadi pembelajar sejati.
1 note
·
View note
Text
DID YOU KNOW ?
Di dalam sunyi, hati kita merasa lelah karena berkecamuk dengan perasaan keluh dan kesah, Ya Allah ujian ini tidak pernah selesai. Aku adalah manusia biasa yang tabiatnya selalu mengeluh dan mengeluh. Mencari letak ketenangan dan rasa adil yang sangat jauh terlihat dari mata.
Dengan perasaan yang sering hancur karena ambisi dan ekspektasi pribadi, aku mulai berpikir. Ada yang salah dalam tujuan hidupku. Sebenarnya aku mengejar apa? Sampai dititik apa aku merasa puas dan memeluk syukur? Apa hari ini aku tidak bisa bahagia sekalipun?
Lambat laun aku membuka kitabullah alquran, yang sedari dulu pernah kudengar bahwa ini akan menjadi pedoman bagi ummat manusia di akhir zaman. Manusia fitrahnya jika dihadapkan dengan masalah apapun selalu ingat Allah, dan aku mulai tertampar sekeras-kerasnya. Bukan Allah yang tidak adil, tapi keterbatasanku yang belum mencapai apa yang sebenarnya Allah inginkan dalam hidup manusia. Dekati Allah dan terus dekati. Karena bagaimanapun kita hanya manusia yang lemah. Allah tidak butuh kita tapi kitalah yang membutuhkan Allah.
Ditengah-tengah perasaan kufur nikmat itu, aku semakin membuka lembar demi lembar Al quran berganti dengan membaca buku perjalanan hidup Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam manusia paling mulia dimuka bumi, yang Allah utus dengan keadaan yang paling baik, akhlak sempurna.
Dengan terbata-bata dan tercekat aku mengucap Astagfirullahaladzim ... betapa tidak ada apa-apanya cobaan yang aku alami sekarang dibanding perjuangan hidup manusia mulia ini. Allahu Ya Rabb, bagaimana caranya hati yang patah ini bisa bertemu di telaga kautsar dengan beliau manusia yang mulia ini. Kebahagiaan di dunia jika dikumpulkan tidak akan pernah sebanding dengan nikmat bertemu dengan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam. Harta? Jabatan? Ketenaran? Apapun itu hanya sementara. Perjanjian bertemu dengan Allah adalah benar sebagaimana dahulu aku belum ada dan kini masaku di dunia. Aku ingin menjadi manusia yang diberkahi dan diridhai, merasa cukup dengan ketetapan Allah, merasa bahagia di batin dengan mengingat Allah dan merindukan perjumpaan dengan Rasulullah. Menjadi manusia yang benar-benar ingin menunggu perjumpaan itu. Mempersiapkan bekal sebelum pulang dan menjadikan AlQur'an sebagai pedoman sebaik-baik pedoman. Si pendosa yang hina ini selalu berupaya mendapat ampun dan tak mau patah dalam bersyukur. Allah Maha Adil, dengan aku seperti ini Allah percaya aku mampu melaluinya. Mustahil manusia hidup jika tidak di uji dengan kesusahan, keletihan, rasa sakit dan pengorbanan. Tapi dibalik itu semua aku sangat yakin bahwa ketetapan Allah akan selalu baik, tidak ada keraguan.
Ya Rasulullah, aku mungkin belum pernah menatap wajah mulia Rasulullah dan meneladani ahlak beliau dengan baik, namun semoga Allah izinkan aku bertemu dengan Rasulullah dan bersama dengan ummat dan dengan beliau mencapai kebahagiaan yang abadi. Tidak ada kesusahan dan kesedihan lagi. Yang tersisa hanyalah ketenangan kehidupan setelah kematian nanti.
Allahumma antassalam waminkassalam wailaika yaudussalam fahayyina robbana bissalam wa adzhilnal jannata darussalam tabarakta robbana wata'alaita yaa dzaljalali wal ikram.
4 September 2023 (14.35 wib)
1 note
·
View note
Text
Kalender Liturgi 23 Mei 2023
Selasa Paskah VII
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Kis 20:17-27
Mazmur Tanggapan: Mzm 68:10-11.20-21
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:16
Bacaan Injil: Yoh 17:1-11a
Bacaan I
Kis 20:17-27
Aku dapat mencapai garis akhir,
dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus.
Bacaan dari Kisah Para Rasul:
Dalam perjalanannya ke Yerusalem
Paulus menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus
dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.
Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka,
"Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu
sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:
dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan.
Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata
dan banyak mengalami pencobaan
dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
Sungguhpun demikian
aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu.
Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu,
baik di muka umum
maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumahmu.
Aku senantiasa bersaksi
kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani,
supaya mereka bertobat kepada Allah
dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem,
dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
selain apa yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku,
bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun,
asal saja aku dapat mencapai garis akhir
dan menyelesaikan pelayanan
yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku
untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Sekarang aku tahu,
bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi,
kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah.
Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu,
bahwa aku bersih;
tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.
Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 68:10-11.20-21
R:33a
Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah!
*Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah;
Tanah milik-Mu yang gersang Kaupulihkan,
sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana;
dalam kebaikan-Mu
Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.
*Terpujilah Tuhan!
Hari demi hari Ia menanggung beban kita;
Allah adalah keselamatan kita.
Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan,
Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.
Bait Pengantar Injil
Yoh 14:16
Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
Bacaan Injil
Yoh 17:1-11a
Bapa, permuliakanlah Anak-Mu.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
Dalam perjamuan malam terakhir
Yesus menengadah ke langit dan berdoa,
"Bapa, telah tiba saatnya;
permuliakanlah Anak-Mu,
supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya
kuasa atas segala yang hidup,
demikian pula Anak-Mu akan memberikan hidup yang kekal
kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu,
yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar,
dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi
dengan jalan menyelesaikan pekerjaan
yang Engkau berikan kepada-Ku untuk kulakukan.
Oleh sebab itu, ya Bapa,
permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri
dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang,
yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia.
Mereka itu milik-Mu
dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku,
dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu,
bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu
berasal dari pada-Mu.
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku
telah Kusampaikan kepada mereka, dan mereka telah menerimanya.
Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu,
dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka.
Bukan untuk dunia Aku berdoa,
tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
sebab mereka adalah milik-Mu,
dan segala milik-Mu adalah milik-Ku dan milik-Ku adalah milik-Mu,
dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Aku tidak lagi ada di dalam dunia,
tetapi mereka masih ada di dalam dunia,
dan Aku datang kepada-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan
0 notes
Text
Wallis and Futuna, officially the Territory of the Wallis and Futuna Islands, is a French island collectivity in the South Pacific, situated between Tuvalu to the northwest, Fiji to the southwest, Tonga to the southeast, Samoa to the east, and Tokelau to the northeast. Mata Utu is its capital and largest city. Wikipedia
Wallis, also known as Uvéa, is a Polynesian atoll in the Pacific Ocean belonging to the French overseas collectivity of Wallis and Futuna. Surrounded by a lagoon, barrier reef and some 15 smaller islands, it spans 39 square miles (100 square km) and has 8,333 residents. Wallis is of volcanic origin, with fertile soil and plentiful rainfall to support subsistence farming.
See more here: https://bit.ly/3xzLHcZ
-13.287898°, -176.200937°
Source imagery: Planet
229 notes
·
View notes
Text
youtube
Renungan 5Mei2023
Bacaan Injil Yoh 14;1-6
”Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Kisah Yoh 14 merupakan khotbah perpisahan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya. Ketika Yesus dihadapkan mahkamah agama, para imam kepala mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, kita melihat bahwa ketika saksi-saksi dusta melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap Yesus, Ia tidak membalas ketika didera, dihina hingga merelakan nyawa-Nya untuk keselamatan kita. Ia diam dan tunduk menggenapi kehendak Allah akan karya penebusan-Nya “Bapa, telah tiba saatnya, permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau”, “Inilah hidup kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Kristus Yesus yang telah Engkau utus” (Yoh 17;1-3). Yesus mengajarkan jalan untuk memperoleh keselamatan hanya ada satu melalui Yesus Kristus. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6) seperti dikatakan Paulus dalam bacaan pertama kitab Para Rasul kepada jemaat di rumah ibadat Yahudi di Antiokhia Pisida bahwa kabar keselamatan Allah telah diwartakan dan digenapi janji-Nya melalui kebangkitan Yesus seperti tertulis dalam mazmur kedua :Anak-Kulah Engkau! pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan"
Ketika mencoba merenungkan bacaan Injil hari ini saya jadi teringat film The Boy Who Harnessed the Wind di Netflix yang mengangkat kisah nyata William Kamkwamba seorang pelajar dari Malawi yang berhasil membuat kincir angin untuk irigasi lahan pertanian sebagai jalan keluar dari kekeringan berkepanjangan yang terjadi di Desa Wimbe, Malawi. Film ini menyajikan betapa mirisnya kehidupan yang terjadi di desa tersebut, putus sekolah, kekeringan bahkan kerusuhan karena rakyat kelaparan. Film ini juga memberi inspirasi dan memotivasi kita agar terus berusaha walau rintangan terus mendera dalam hidup kita. Bagaimana William yang “kepepet” tak bisa mengikuti sekolah karena tidak ada biaya masih tetap berusaha belajar otodidak di perpustakan dan nekat mengikuti kelas, mencari barang rongsokan untuk memenuhi mimpinya membangun kincir angin, serta bagaimana Tuhan mencukupkan hidup setiap anak-Nya dengan saling berbagi meskipun dengan keterbatasan kondisi alam dan ekonomi yang tidak mencukupi. Kondisi ini pun akan membuat kita iba ketika melihatnya. Film ini juga mengajarkan kita untuk lebih banyak bersyukur atas berbagai anugerah Tuhan dalam hidup. William sendiri akhirnya bisa menempuh pendidikan yang tinggi di Darmouth College, Amerika Serikat.
Dalam hidup kita sehari-hari kita pun sebagai pengikut Kristus diminta untuk “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9;23). Tuhan Yesus menyadari bahwa kepergian-Nya nanti akan menggoncangkan hati murid-murid-Nya. Karena itu Tuhan Yesus bersabda kepada mereka: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yoh 14: 1,2). Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya akan mengalami penganiayaan semata-mata karena mereka adalah pengikut-Nya. Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang serba mudah dan tanpa masalah. Tuhan menyebutkan bahwa kesulitan, bahkan penganiayaan, adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan orang percaya. Sama seperti Yesus ditolak orang-orang, para pengikut Yesus pun akan mengalami penokajan, namun Tuhan tidak membiarkan manusia berjalan sendirian. Itulah sebabnya Yesus mengirimkan Roh Kudus kepada mereka seperti halnya penyertaan Roh Kudus kepada keluarga William Kamkwamba hingga akhirnya mereka dapat mengatasi krisis pangan di Malawi dan menjadi 'terang' bagi banyak pemuda Malawi lainnya untuk menuntut ilmu demi meningkatkan kualitas hidup mereka. Roh Kudus yang akan memberikan kekuatan dan kemenangan Kristus kepada mereka, itulah Roh yang dijanjikan Yesus kepada para murid. Roh Kudus ini akan menjadi Penghibur bagi para murid. Dialah yang akan mendampingi, memimpin, mengajar, menguatkan, memberikan sukacita dan damai sejahtera Kristus bagi para murid. Kuasa yang demikian besar diperlukan oleh para murid karena mereka harus berjuang melawan dunia ini.
Berkah Dalem
1 note
·
View note
Text
Epilog Rindu
Ya Rasulullah,
Sungguh tulisan ini, kutulis dengan getar-getar kerinduan. Dengan basah mata yang merasa haru, setelah rangkaian Mahallul Qiyam.
Betapa, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah. Yang bisa mengenalmu, meski jarak jauh berabad-abad tahun. Sejak dirimu di utus untuk menyempurnakan akhlakul karim. Sebagai Rahmatan lil 'alamin.
Sungguh, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah yang kadung jatuh cinta. kepada dirimu yang belum pernah ditemui. Cinta yang tumbuh dari Rahmat ilahi Rabbi.
Cinta yang melebihi cinta kepada anak-istri, bahkan dengan orangtua sendiri. Cinta, yang meskipun begitu, tak akan dicemburui. Karena kuyakin cinta mereka kepadamu pun, jauh melebihi kadar cinta kepadaku sendiri.
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab mencintaimu bisa menjadi akibat untuk keselamatan dunia akhiratku.
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab, merinduimu bisa menjadi harapan untuk kelak bisa berjumpa denganmu.
Dengan wajah yang amat berseri-seri. Dengan hati yang amat bergembira nan bahagia.
Meski barangkali, kelak aku tak bisa berada di barisan paling depan, bersamamu. Tersebab, bilangan salam dan shalawatku yang belum sebanyak itu, dibandingkan hamba-hamba pilihan Allah yang lain.
Tapi, aku tak begitu merasa cemas. Sebab, jaminanmu yang tak pernah sekalipun ada dustanya. Bila, ketika masih di dunia, satu kali shalawat atasmu itu akan tersampaikan. Bagaimana mungkin dirimu tega, tak menghiraukan keberadaanku di sana. Meskipun jauh dari wajah-wajah yang paling bercahaya. Dengan sinaran wajahku yang hampir redup karena tertutup dosa.
Maka, sungguh semoga aku ada dalam peruntungan itu. Jadi bagian ummatmu yang Allah kumpulkan bersama yang begitu dicintainya.
Ya Rasulullah, sesungguhnya aku merinduimu.
@azurazie
16 notes
·
View notes
Text
"Lebih parahnya, berharap mati cepat karena dirasa itu akan meniadakan semua ketidakbahagiaan saat ini."
Celah setan untuk mencegah kita ingat akan kasih sayang Allah selama kita hidup. Seakan sepanjang Allah karuniakan kita hidup, hanya ada rasa sakit, pahit, dan kesedihan bukan sebaliknya.
Dibuat lupa bahwa selama masih di dunia kita bisa meminta Allah ampunan, kebahagiaan dan ketenangan yang kekal.
Jika kita mati, kepada siapa lagi kita bisa berdoa dan memohon pertolongan-Nya? Manusia pun tak bisa lagi Allah utus untuk menolong kita.
Maka, sesulit apapun hidup ini jangan pernah mencoba membun*uh rasa harap dengan keputusasaan pada Allah yang Maha Baik dan Bijaksana. Tak mungkin setiap yang kita lalui hari ini terlepas dari pengawasan-Nya yang sempurna.
Kembalilah pada-Nya, mintalah pertolongan-Nya, minta ampun atas pikiran jahat kita pada manusia termasuk diri kita.
Allah tidak menciptakan kita sia-sia karena hanya Allah satu-satunya Tuhan yang tidak akan mendzolimi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Kepada siapa pun yang hari ini sedang berjuang bertahan hidup, kudoakan semoga Allah membuka mata hatimu untuk melihat kasih sayang-Nya di tengah kegelapan ujian yang menimpa. Semoga Allah kuatkan hati kita sehingga mampu memanjangkan sabar, karena Allah berkata:
"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." QS. Ali Imran: 146.
Kenapa Bisa Menjadi Jahat?
Sepertinya benar, bahwa ketidakbahagiaan kita itu hanya ada di dalam pikiran, kenyataannya kita tetap memiliki makanan yang bisa dimakan, tempat tinggal untuk berteduh, masih bisa belanja, masih bisa membaca buku, masih bisa beribadah, masih punya kendaraan, dan banyak hal lain yang sangat layak untuk menjadi sebab syukur.
Tapi di alam pikiran, kita mengeluhkan hari ini. Menyimpan prasangka kepada orang lain. Memupuk rasa kurang saat melihat hal-hal yang tak kita miliki. Juga sangat rajin menilai diri sendiri tidak berharga. Bahkan tidak percaya dengan masa depan diri sendiri akan menjadi lebih baik. Lebih parahnya, berharap mati cepat karena dirasa itu akan meniadakan semua ketidakbahagiaan saat ini.
Kehidupan yang bergulir dalam aktivitas yang itu-itu saja, terus menerus, telah mematikan kepekaan kita terhadap pertanda. Beban pikiran yang tak kunjung berkurang, telah mematikan kayakinan dan optimisme diri yang pernah sangat menyala-nyala sewaktu kecil dulu.
Tanpa terasa, terbiasa mengeluh, terbiasa memaki, terbiasa mencibir, dan juga terbiasa menilai sesuatu yang didapatkan oleh orang lain sebagai sesuatu yang tidak layak mereka dapatkan, tak terasa mendoakan kecelakaan buat orang lain - hasad.
Jika kita akhirnya menyadari demikian, bolehlah kita peluk diri sendiri. Apa sebenarnya yang menyakiti diri hingga kita sejahat itu?
(c)kurniawangunadi
191 notes
·
View notes
Text
Cara Mendidik Anak dalam Islam Sesuai Umur
Mendidik Anak - Dalam islam mendidik anak merupakan keharusan yang diberikan oleh orangtua. Ada banyak hal yang perlu dan wajib diajarkan orangtua kepada anak agar bisa dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Dalam mendidik anak ini telah banyak rambu-rabu dan petunjuk yang diberikan Nabi Muhammad SAW. Berikut rambu-rambu dan cara tersebut :
1. Memprioritaskan Akidah.
Dalam mendidik anak, Rosululloh selalu memprioritaskan pengajaran akidah dalam diri yang di didiknya, yakni memperkenalkan anak ke Alloh dan mentauhidkan-Nya. Ini sebagai arah manusia dibuat dan visi beberapa Rosul di utus ke bumi. Rosululloh usaha keras untuk mendidik anak memberikan rasa tawakkal dan gantungkan hati anak ke Alloh semata-mata, seperti pengajaran beliau ke Ibnu ‘Abbas saat kecilnya. Di suatu hari ia jalan ada di belakang Rosululloh.
Diriwayat lainnya dia dibonceng bersama Rosululloh. Dalam tiap peluang nabi tidak pernah terlepas dari zikir, ceramah, saran dan tuntunan ke orang yang dengannya. Dan sebagai kebahagiaan tertentu dapat temani Rosululloh pada suatu kepentingan. Pada peristiwa yang bagus itu Rosululloh memberi saran ke Ibnu ‘Abbas yang kecil dengan haditsnya yang paling populer:
(( يَا غُلاَمَ إِنيِّ أُعَلِمُكَ كَلِمَاتٍ اِحْفَظِ اللهَ يَحَفْظكَ اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تِجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَع��نْ بِاللهِ وَاعْلَمُ أَنَّ الأُمَةَ لَوِ اجْتَمْعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوْا عَلىَ أَنْ يَضُرُوَكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضْرُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءِ قَدْ كَتَبَه اللهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ الأُقَلاَمُ وَجَفَّتِ الصُحُفُ ))
"Wahai anak muda, saya akan mengajari padamu beberapa kasus: Jaga Alloh, pasti Ia akan jagamu, Jaga Alloh pasti Ia akan ada di depanmu. Bila kamu minta, minta ke Alloh, bila kamu meminta bantuan, mintalah bantuan ke Alloh. Kenalilah, sebenarnya bila satu umat bergabung untuk datangkan faedah padamu atas suatu hal, mereka tidak segera dapat memberi faedah sedikitpun terkecuali apa yang sudah Alloh tentukan buatmu, apabila mereka bergabung untuk mencelakaimu atas suatu hal, pasti mereka tidak mencelakaimu terkecuali kecelakaan yang sudah Alloh tentukan buatmu. Pena sudah diangkat dan lembar sudah kering." (HR. at-Tirmidzi)
Begitu Rosululloh memberikan dalam diri/jiwa anak rasa tawakkal dan optimis ke Alloh. Begitupun dalam mengajari keberanian di jalan Alloh, jika tidak ada yang sanggup memberi faedah dan mudhorot terkecuali cuman Alloh semata-mata, meskipun semua manusia bergabung di dunia untuk melakukan, hal tersebut tidak bisa terjadi terkecuali dengan ijin Alloh. Dan hadits itu mengajari ke diri anak untuk memiliki iman ke takdir Alloh.
2. Memerhatikan Sholat
Rosululloh memerintah ke orangtua untuk mengajari sholat ke anaknya pada umur 7 tahun dan memukul anak pada umur sepuluh tahun jika malas sholat, seperti dalam haditsnya:
(( مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمُ أَبْناَءُ عَشْرِ سِنِيْنَ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي المَضَاجِع ِ))
"Perintahkanlah anak-anakmu sekaligus untuk sholat saat mereka berumur 7 tahun dan pukullah mereka (jika malas sholat) saat berumur 10 tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud)
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, al-'Alqomi berbicara: "Sebaiknya mengajari mereka beberapa hal yang dibutuhkan berkenaan sholat, salah satunya mengenai persyaratan dan rukun sholat. Dan memerintah mereka untuk kerjakan sholat sesudah belajar." Disebutkan jika "Diperintahnya memukul itu cuman yang sudah berusia 10 tahun karena di saat itu dia sudah sanggup meredam penderitaan pukulan secara umum.
Dan yang diartikan dengan memukul itu ialah pukulan yang tidak mencelakakan dan tidak mencederai, dan sebaiknya menghindar muka dalam memukul." Rosululloh mengajari ke anak untuk rapatkan shof saat sholat. Begitupun mengajari status sholat seorang lelaki saat sholat berjemaah. Perhatian beliau pada pengajaran sholat tercermin dalam hadits Jabir bin Samuroh.
Rosululloh bersabda: "Saya sholat zhuhur bersama Rosululloh , selanjutnya beliau keluar ke keluarganya dan saya ikutinya. Beliau disongsong oleh anak-anak dan beliau menyeka pipi mereka satu-satu. Adapun saya diseka pipi saya dan saya rasakan tangan beliau dingin, halus dan wangi seolah-olah baru beliau keluarkannya dari botol wangi-wangian." (HR. Muslim)
Semua contoh itu memperlihatkan jika Rosululloh benar-benar mengutamakan pengajaran sholat ke anak-anak.
3.Mengajari Adab Mulia
Seorang anak memerlukan edukasi akan adab-adab yang mulia. Semuanya karena kurangnya pengetahuan mereka. Seorang anak kecil benar-benar sensitif untuk mengikuti semua perilaku yang disaksikan atau didengarkan. Hati anak seperti lembar yang putih polos, bergantung dengan tinta apa ia dibuat. Bila dibuat dengan tinta emas, karena itu perangainya juga bercahaya mirip emas. Oleh karenanya, Rosululloh benar-benar semangat mengajari adat mulia ke anak kecil.
Salah satunya sabda beliau ke Hasan bin ‘Ali waktu kanak-kanak:
(( حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَ سَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلىَ مَالاَ يَرِيْبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأَنِيْنَةٌ وَإِنَّ الكَذِبَ رِيْبَةٌ ))
"Saya ingat saran dari Rosululloh , ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu ke apa yang tidak meragukanmu. Sebenarnya kejujuran ialah ketenangan dan kedustaan ialah keraguan'." (HR. at-Tirmidzi di shohihkan al-Albani)
Saran mulia itu demikian tertancap dalam hati Hasan sampai dewasa. Begitupun edukasi Nabi ke ‘Umar bin Abi Salamah , anak tiri beliau, saat tangan beliau sukai beralih-pindah pada sebuah nampan. Rosululloh bersabda:
(( يَا غُلَامٌ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ ))
"Wahai anak lelaki! sebutkan nama Alloh dan konsumsilah dengan tangan kananmu, dan konsumsilah apa yang telah ada di dekatmu. Karena itu hal itu jadi rutinitasku kemudian." (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Dalam hadits itu, Rosululloh mengajari adat makan; seperti membaca "Bismillah" saat sebelum makan, makan dengan tangan kanan, dan larang sikap yang kurang santun seperti beralih-pindah tangan pada sebuah nampan. Terhitung edukasi mulia dari Nabi ialah edukasi beliau saat makan bersama ke ‘Anas bin Malik. Rosulluloh bersabda: "Wahai anakku, jika kamu masuk ke keluargamu, ucapkanlah salam. Pasti hal tersebut akan datangkan barokah padamu dan pada keluargamu." (HR. al-Bukhori)
4. Tumbuhkan Jiwa Kemandirian
Jiwa kemandirian seorang anak harus dibina sejak awal kali. Tidak selayaknya orangtua menganakemaskan anak terlalu berlebih, karena dari hasil kemanjaan ialah keterikatan dan anak tidak ulet dalam tempuh kehidupan. Bahkan juga, Rosululloh melatih anak untuk berdikari dan memikul tanggung-jawab.
Satu hari Rosululloh pernah melalui ‘Abdulloh bin Ja'far bin ‘Abu Tholib. Saat itu ‘Abdulloh yang kecil sedang jual mainan anak-anak dari kulit yang dibuat oleh ibunya. Saat itu Rosululloh berdoa, "Ya Alloh, berkahilah perdagangannya." Benar-benar, ini sebagai adab Rosululloh yang demikian agung. ‘Abdulloh bin Ja'far ialah anak dari saudara ponakan beliau.
Ayahnya adalah komandan jihad yang syahid di perang Mu'tah. Walau begitu, Rosululloh tidak berasa malu menyaksikan anak pamannya di pasar jual mainan. Bahkan juga beliau doakannya. Walau sebenarnya beliau ialah orang yang paling mulia disebelah Alloh dan manusia. Beliau tahu tugas itu bukan tugas rendahan, bahkan juga latih kemandirian anak sebagai perbekalan hidup di masa datang. Imam Ibnul al-Qoyyim memberi petuah arif untuk beberapa orangtua lewat sarannya. "Seyogyanya anak dijauhkan dari kemalasan, pengangguran, dan rileks, tapi lakukan dia bekerja. Jangan diabaikan rileks, terkecuali untuk menyiapkan diri dan tubuhnya untuk aktivitas lainnya.
Karena kemalasan dan pengangguran berpengaruh buruk, dan hasilnya penyesalan. Kebalikannya, rajin dan capek hasilnya terpuji, baik di dunia atau di akhirat nantinya atau ke-2 nya. Orang yang paling rileks di dunia ialah orang yang paling capek di akhirat nantinya dan orang yang paling rileks di akhirat nantinya ialah orang yang dahulunya paling capek di dunia. Kepimpinan di dunia dan kebahagiaan di akhirat tidak dapat di capai terkecuali melalui jembatan kecapekan."
5.Berlaku Adil Ke Anak
Sensitivitas perhatian anak dari ke-2 orang tuanya benar-benar sensitif. Sering perhatian orangtua ke anak emasnya membuat beberapa saudaranya iri akan hal itu. Mayoritas kerenggangan atau perseteruan sama-sama saudara penyebab intinya ialah ketidak adilan orangtua dalam memberi hak ke anaknya. Satu cerita besar yang didokumentasikan dalam al-Qur'an mengenai saudara-saudara Yusuf yang menyangka jika ayah mereka lebih menganak emaskan Yusuf dibandingkan saudaranya.
Alloh berfirman: (yakni) saat mereka berbicara: "Sesunggunya Yusuf dan saudara kandungnya lebih di sayangi oleh ayah kita daripada kita sendiri, walau sebenarnya kita ini ialah satu kelompok yang kuat. Sebenarnya ayah kita betul-betul dalam kekeliruan yang riil." (QS. Yusuf [12]: 8)
Pada akhirnya hati itu membawa mereka untuk memperlancar perseteruan ke Yusuf yang tercermin dalam perkataan mereka. Alloh berfirman: "Bunuhlah Yusuf atau buanglah ia ke satu wilayah (yang tidak dikenali) agar perhatian ayah kalian tertumpah ke kalian saja, dan setelah itu sebaiknya kalian jadi beberapa orang yang bagus." (QS. Yusuf [12]: 9)
Pemberontakan jelek itu pemicunya ialah supaya perhatian ayah mereka berpindah ke mereka sesudah sukses singkirkan Yusuf pada mereka. Satu hari Rosululloh dikunjungi ayah Nu'man bin Basyir bermaksud persaksikan Nabi mengenai satu pemberian yang sudah dia beri ke Nu'man dibanding saudara-saudaranya.
Selanjutnya beliau juga menanyakan, "Apa kamu memberikan semua anakmu semacam ini?" Dia menjawab, "Tidak." Nabi juga bersabda:
(( اعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ فِي الْعَطِيَّةِ ))
"Berlaku adillah ke anak-anak kalian dalam pemberian." (HR. al-Bukhori) ‘Anas bin Malik meriwayatkan jika seorang ada di segi Rosululloh , selanjutnya anak lelakinya tiba dan dia juga menciumnya lalu mendudukkannya dalam pangkuannya. Kemudian tiba anak wanitanya dan dia juga memerintah duduk di depannya. Rosululloh bersabda, "Mengapa kamu tidak menyamai di antara mereka?" Demikian anak harus diberlakukan sama, walau dalam soal kecupan seperti hadits tertera di atas. Semuanya karena sikap adil akan menahan rasa kebencian dan mendatangkan rasa cinta dan kasih-sayang. justify;"
#mendidik anak dalam islam#mendidik anak#mendidik anak perempuan#mendidik anak laki laki#mendidik anak ala rasulullah#mendidik anak usia 3 tahun#mendidik anak secara islami#mendidik anak perempuan dalam islam#mendidik anak usia 2 tahun#mendidik anak usia 4 tahun
14 notes
·
View notes
Text
Tentang KOMUNIKASI.
Kata Watzlawick, Beavin, dan Jackson yang dikutip dalam buku Jalaluddin Rakhmat: "We cannot not communicate!" Kita tidak dapat menghindari komunikasi.
Dalam konsekwensinya, para pakar komunikasi dan psikolog bersepakat, bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal baik secara individual maupun sosial. Secara individual, kegagalan komunikasi menimbulkan frustasi, demoralisasi, alienasi dan penyakit-penyakit jiwa lainnya. Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat pengertian, kerja sama, toleransi, dan menghambat pelaksanaan norma-norma sosial.
Dalam Al-Qur'an prinsip komunikasi ada 6: Qawlan Sadidan (33:70), Qawlan Balighan (4:63) , Qawlan Masyuran (17:28), Qawlan Layyinan (20:44), Qawlan Kariman (17:23) dan Qawlan Ma'rufan (4:5).
Tapi disini aku hanya menjelaskan 2, karna substansinya sudah mewakili sisanya.
1. Qawlan Sadidan: Pembicaraan yang benar dan jujur.
(Pickthall menerjemahkannya"straight to the point)" lurus, tidak bohong, tidak berbelit-belit, yakni; Sesuai dengan kriteria kebenaran. Untuk seorang muslim, ucapan yang benar adalah ucapan yang sesuai dengan Al-Qur'an, Al-Sunnah, dan ilmu. Al-Qur'an menyindir keras orang-orang yang berdiskusi tanpa merujuk kepada Al-Kitab, petunjuk dan ilmu: "Di antara manusia ada yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu, petunjuk dan kitab yang menerangi" (31:20).
Informasi langit dalam taktiknya mengajarkan, bahwa berbicara yang benar atau menyampaikan pesan yang benar adalah prasyarat untuk kebenaran (kebaikan dan kemaslahatan) amal.
Jadi jika ingin memperbaiki masyarakat, "Bahasa harus dipergunakan untuk mengungkapkan realitas".
2. Qawlan Balighan:
"Berkatalah kepada mereka dengan qawlan balighan" (QS 4:63). Kata "baligh" dalam bahasa Arab artinya sampai, mengenai sasaran, atau mencapai tujuan. Bila dikaitkan dengan qawl (ucapan atau komunikasi), "baligh" berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Prinsip ini dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.
Rasulullah saw. memberi contoh dengan khutbah-khutbah beliau. Dalam riwayat disebutkan, umumnya khutbah beliau pendek, tetapi dengan kata-kata yang padat makna. Irbadh bin Sariyah, salah seorang sahabatnya, bercerita, "Suatu hari Nabi menyampaikan Nasihat kepada kami. Bergetar hati kami, berlinang air mata kami". Disebutkan pula, dengan segala otoritasnya.. Nabi adalah orang yang senang membuka dialog. Sebab tidak jarang disela-sela khutbahnya Nabi berhenti untuk bertanya kepada yang hadir atau memberi kesempatan kepada yang hadir untuk bertanya.
Dengan kata lain, prinsip qawlan balighan adalah kunci suksesnya dakwah Nabi.
Al-Qur'an merinci bagaimana qawlan balighan terjadi:
1. Komunikator menyesuaikan pembicaraannya dengan sifat-sifat khalayak yang dihadapinya, dalam istilah Al-Qur'an, "fi anfusihim" (tentang diri mereka). Dalam istilah Sunnah, "berkomunikasilah kamu sesuai kadar akal mereka".
Pada zaman modern, ahli komunikasi berbicara tentang frame of reference dan field of experience. bahwa; "komunikator baru efektif, bila ia menyesuaikan pesannya dengan kerangka rujukan dan medan pengalaman khalayaknya"
Al-Qur'an berkata, "Tidak kami utus seorang Rasul kecuali ia harus menjelaskan dengan bahasa kaumnya." (14:4)
2. Qawlan balighan terjadi bila komunikator menyentuh khalayak di hati dan otaknya skaligus.
Aristoreles pernah menyebut tiga cara persuasi untuk mempengaruhi manusia yang efektif - Ethos, Logos, dan Pathos.
Ethos : Tentang Kredibilitas. Ini merujuk kepada kualitas sang komunikator. Komunikator yang jujur dan memiliki pengetahuan yang tinggi, akan sangat efektif mempengaruhi khalayak.
Logos : Meyakinkan orang lain tentang kebenaran argumentasi kita. Dengan pola; ajak mereka berfikir skaligus bimbing dengan sikap kritis. Yakinkan bahwa yang kamu sampaikan adalah benar. Karna secara rasional, argumentasimu harus diterima.
Pathos : Bujuk khalayak untuk mengikuti pendapat yang kamu bawa. Dengan menggetarkan emosi mereka; sentuh keinginan dan kerinduan mereka; kemudian redakan kegelisahan dan kecemasan mereka.
Dalam teori Islam, Al-Qur'an memberikan contoh hidup prinsip persuasi ini;
1. Ethos: Kredibilitas Komunikator
Surah pertama Al-'Alaq, menyuruh Nabi membacakan kebenaran dengan menegaskan "kredibilitas" Sang Pencipta. Sifat-sifat Allah yang pertama disampaikan adalah kemaha-muliaan dan kemahatahuannya.
Kemahamuliaan-Nya dapat dilihat dari limpahan anugrah-Nya kepadamu. Ia menciptakan kamu, kemudian memelihara kamu dengan penuh kasih. Ia menjadikan langit, bumi dan segala isinya untuk kebahagiaan kamu (rizqal laqum). Ia menjaga kamu sejak kamu hanya berupa segumpal daging yang melekat di dinding rahim ibumu. Ia memberikan kehidupan dan penghidupan bagimu.
Lalu setelah semua itu, Ia mengutus salah seorang diantara kamu untuk menunjuki jalan bagaimana seharusnya kamu mengatur hidupmu. Ia ingin kamu berada dijalan yang lurus. Bukankah Sang Maha Mulia itu lebih layak kamu ikuti dari siapapun? Kami telah menciptakan kamu, lalu mengapa kamu tidak membenarkan? (56:57)
Kemahatahuan-Nya, tercermin dalam pengetahuanmu yang sebenarnya bersumber pada kemahatahuan Allah. Malaikat berkata, "Mahasuci Engkau; tidak ada ilmu pada kami kecuali yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha tahu dan Maha Bijaksana"
Nabi Muhammad juga menggunakan ethos kemuliaan, yang terpancar dari kemahamuliaan Allah. Beliau sebelum diangkat menjadi Nabi, terkenal sebagai orang yang bijak dan cerdas. Dikagumi orang karena keputusannya yang brilian dalam menyelesaikan konflik kabilah ketika membangun Ka'bah.
.... setiap da'i Muslim adalah pelanjut para Rasul, Komunikasinya akan efektif bila ia menyerap sinar Kemahamuliaan dan Kemahatahuan Allah.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa orang cenderung mengikuti pendapat atau keyakinan orang yang dianggapnya terpercaya dan memiliki integritas pribadi.
3 notes
·
View notes
Text
Ikhlas dan Ittiba'
#FawaidTalimPusdai (19/03/2019)
Setiap saat dan terlebih ketika sedang sholat, kita selalu bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Nabi Muhammad ﷺ ialah nabi terakhir yang Allah utus untuk menyempurnakan ajaran sebelumnya serta rahmat bagi semesta alam hingga hari kiamat tiba. Saya yakin itu.
Tapi, apakah sudah benar amalan yang selama ini kita kerjakan telah memenuhi syarat dari kedua poin tersebut?
Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah tatkala berkata mengenai firman Allah,
"… liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa, …"
“… Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. …” (QS. Al Mulk: 2)
Beliau mengatakan, “yaitu amalan yang paling ikhlas dan paling showab (sesuai tuntunan Nabi ﷺ).”
Lalu beliau melanjutkan; "Apabila amal dilakukan dengan ikhlas namun tidak mencocoki ajaran Nabi ﷺ, amalan tersebut tidak akan diterima. Begitu pula, apabila suatu amalan dilakukan mengikuti ajaran beliau ﷺ namun tidak ikhlas, amalan tersebut juga tidak akan diterima.” (Jami’ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 20, Darul Muayyad, cetakan pertama, 1424 H)
Oleh karena itu, syarat diterimanya ibadah itu ada dua:
Niat yang ikhlas
Mengikuti petunjuk Nabi ﷺ
Jika salah satu syarat di atas tidak terpenuhi, maka amalan tersebut tertolak. Semata-mata hanya ikhlas dalam beramal, namun tidak ada tuntunan dari Nabi ﷺ (dan/atau sesempurnanya melakukan amalan sesuai tuntunan Nabi ﷺ namun tidak ikhlas) maka amalan tersebut tertolak. Misalnya; sholat (Rumaysho, dengan sedikit gubahan).
Inilah salah satu sebab mengapa kalimat persaksian antara tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad ialah utusan Allah dijadikan 1 oleh para ulama dalam rukun Islam (tidak dijadikan terpisah sehingga ada 6 rukun Islam), karena keduanya memiliki ikatan yang saling berhubungan dan sedikit pun tidak bisa dipisah begitu saja.
Maka dari itu, di dalam beramal kita harus serasi antara ikhlas & ittiba'. Sudah sejauh mana perjalanan kita dalam beramal yang kita lakukan sejak kecil? Mari kita nilai diri kita sendiri.
Barakallahu fiikum ...
15 notes
·
View notes