#Mama Jeni
Explore tagged Tumblr posts
Note
Could you imagine just... life with Jason? You're considering buying a home so you snuggle up on the couch and watch House Hunters to learn about each other's taste in homes. Judging the outdated bathrooms and the layout of the furniture together. Of course Jason would want to give you anything, but baby, he is not maintaining a pool for you. You guys go furniture and you're sure the couch you want will fit. "It'll fit. I *measured*" "Babe, we live in a home that is at least 100 years old. Measuring means nothing." "It'll fit. - At home - "Okay, so it doesn't fit..." "I told you."
When a pipe is leaking and Jason is there assuring you he can fix it, but it has been weeks and he is ticked off because the leak keeps migrating and no matter what he does it KEEPS LEAKING, but he refuses to call someone for help. So you're forced to smuggle a plummer in the odd hours he isn't home and be like "dude. You gotta make this quick. My boyfriend can never know you were here." Then give Jason a kiss because yay! He fixed the leaking pipe! You need just a few items at the store. A quick in-and-out situation and Jason tags along lost minute. You're skeptical that he won't slow you down but so far you've made good time. He can reach the top shelve so you don't look silly climbing on the shelves which helps... until you stupidly walk near the book section and now you know you're never leaving. Maybe one time he gets really mad on a call or had a rough patrol and snaps (not at you) and just punches the wall. So now you have a random picture frame on the wall that does not fit the rest of your home, but it was the only one that covered the weird sized dent. Or his blood stained the floor so now there is an awkward rug in the hallway, but you don't want to have to explain the blood to your guests. Or when you're pregnant with your first child and your cravings at 3AM are bringing you to tears. Jason has literally looked everywhere in Gotham, but can't find the special edition ice-cream flavor you crave and he's freaking out a little bit. He has to go to Alfred and hope he can re-create it. (he can because I believe Alfred and do anything) I dunno. I like daydreaming and imagining what it would be like with Jason as I go through my day and watch other people. >///<
omg nonnie this was all so beautiful thank you thank you for sending this in!!
You're considering buying a home so you snuggle up on the couch and watch House Hunters to learn about each other's taste in homes. Judging the outdated bathrooms and the layout of the furniture together. Of course Jason would want to give you anything, but baby, he is not maintaining a pool for you.
STOPPPP!!! watching hgtv and all the shows—do we think he's a chip and joanna gaines stan? he can be a proponent for no pool but idc...mama wants her pool.
When a pipe is leaking and Jason is there assuring you he can fix it, but it has been weeks and he is ticked off because the leak keeps migrating and no matter what he does it KEEPS LEAKING, but he refuses to call someone for help. So you're forced to smuggle a plummer in the odd hours he isn't home and be like "dude. You gotta make this quick. My boyfriend can never know you were here." Then give Jason a kiss because yay! He fixed the leaking pipe!
YUPP! and then winter hits and a pipe bursts—you're snowed in with him and his aggravation toward your home's pipes. and the whole time he's muttering, "this worked last time..."
Or when you're pregnant with your first child and your cravings at 3AM are bringing you to tears. Jason has literally looked everywhere in Gotham, but can't find the special edition ice-cream flavor you crave and he's freaking out a little bit. He has to go to Alfred and hope he can re-create it. (he can because I believe Alfred and do anything)
this is so real because as a girl with a favorite ice cream flavor that was discontinued (jeni's lemon buttermilk) but truly—jason would just be such a sweet and dependable lover. he's not a perfect person, but i do think it'd be easy to build a perfect life with him <3
202 notes
·
View notes
Text
Alright! So! The Gemini Twins were raised by Big Mama. Raph ended up with the Foot Clan. Splinter got stuck with April. And Mikey and Venus were raised by Baron Draxum... which means we're only missing one final Hamato.
( rebellious soldier ) ( indomitable spirit ) ( babyest sister )
enter -> jennika, daughter of baron draxum
the final of the trio of siblings raised by their creator, baron draxum, destined to one day form the army which defends yokaikind. jeni could not be more tickled about her place in the coming world, and is endlessly proud of her place as a fierce fighter and combatant amongst her father's ranks. while venus and mikey may be far more skilled in the mystic arts than she, neither of them can hold a candle to jeni's raw physical strength and skill on the battlefield.
though just as loyal as her two siblings and committed to their cause, jennika is a bet less willing to follow along and listen to directions as her siblings. being the youngest comes with its pros and cons, and though she is perhaps a bit spoiled at times, she is also often frustrated by feeling underestimated or left behind. especially by her eldest brother. she is spunky, fierce, and brazen... and perhaps a bit sassy.
in addition to this, while mikey and venus often seem willing to block off any distractions or other facets of life in order to chase their father's goal, jennika is a bit more inclined to... distractions. she may be passionate about her place in the prophecy, but there are other things she's passionate about, too!
and don't get me wrong-- jeni LOVES her siblings. but jeez, could mikey back off a little sometimes!?
#gemini au#rottmnt#rise of the teenage mutant ninja turtles#rise of the tmnt#tmnt#teenage mutant ninja turtles#rottmnt separated au#rottmnt au#tmnt jennika#jennika#rottmnt mikey#rottmnt michelangelo#rise mikey#rise michelangelo#fidgetwing#tmnt 2018#rottmnt fanart
726 notes
·
View notes
Text
Si Hitam Manis Yang Eksotis
Yang punya anak dua, dengan jenis kelamin yang sama, dan umurnya berdekatan, pasti relate... karena tanpa sengaja anaknya suka dibandingkan. Rata-rata orang membandingkan apa yang lebih dulu nampak.
Anak keduaku sering dikomen karena warna kulitnya yang cenderung gelap. Dan memang cukup kontras kalau bersebelahan dengan kakaknya.
Sewaktu pembekalan fasilitator Cita Bestari kemarin, ada sesi mengenal diri. Masing-masing dari kami diminta untuk memperkenalkan diri dari 3 kata yang dinilai 'aku banget'.
Sampailah kami pada salah satu fasil kami yang bilang kalau 1 dari 3 kata yang menggambarkan dia adalah "CUTE". Ketika trainer bertanya "apa maknanya? Kenapa kok cute?", dia bercerita bahwa orang lain suka bilang dia gendut. Tapi ketika ibunya dengar, ibunya selalu bilang, "nggak kok kamu nggak gendut, kamu itu cute!"
Sampai sekarang, dia mendapatkan kepercayaan diri, karena diyakinkan oleh ibunya, bahwa dia CUTE.
Betapa persepsi orangtua sangat berpengaruh pada sudut pandang anak. Orangtua yang menanamkan kalau tiap anak berharga, akan membantu anak menemukan cara lebih mudah mencintai diri dan mensyukuri pemberianNya.
Mendengar cerita itu, aku langsung teringat adek yang sering dibilang orang hitam atau gelap.
Dek, adek perlu tahu... cantik itu nggak cuma yang putih aja. Di mata Mama sama Ayah itu, meski adek sering dibilang hitam, tapi adek selalu lucu dan manis.
Hitam itu tinta dek, adek mah eksotis.
Allah sudah ciptakan adek unik dan berharga🫶🏻 semua sama di mata Allah, yang membedakan adalah amalnya. Adek manis gini, kalau shalehah insyaAllah hidup adek dunia akhirat penuh kasih sayang.
Kalau di masa depan adek lagi down karena ada yang komenin fisik adek, semoga adek baca yaaaa tulisan mama.
I love youuu😘
215 notes
·
View notes
Text
Perjalanan seumur hidup
Proses menyembuhkan diri adalah proses yang mungkin akan aku lakukan seumur hidup.
Pemikiran itu yang selalu muncul di otakku, saat bayang-bayang apa yang pernah terjadi di masa lalu tiba-tiba terlintas tanpa sebab atau pemicu. Aku mungkin bisa mengaku bahwa aku sudah lupa. Tapi otak dan perasaanku tentu punya tempatnya sendiri untuk menyimpan dengan baik segala memori yang menolak untuk aku ingat kembali. Segala perasaan marah, berduka, jijik, dan juga malu adalah semua jenis perasaan yang awalnya kupikir telah aku terima. Namun faktanya, saat perasaan-perasaan itu datang lagi, pemikiran bahwa aku adalah orang yang paling tidak layak datang kembali.
"Apakah bayangan yang tiba-tiba teringat tanpa sebuah sebab atau pemicu akan apa yang pernah terjadi di masa lalu adalah salah satu tanda bahwa aku masih belum bisa ikhlas menerima itu semua? tanyaku pada psikolog.
"Sebenarnya itu wajar ya, karena kan manusia tidak bisa melupakan sesuatu yang sudah terjadi. Jadi yang terpenting, walaupun terflashback tidak teralu menganggu seperti di awal kejadian buruknya," jawabnya.
Manusia tidak bisa melupakan sesuatu yang sudah terjadi.
Ternyata apa yang selama ini aku coba lakukan adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa aku lakukan. Jadi sekarang, alih-alih mencoba melupakan, saat bayang-bayang itu kembali hadir, aku mencoba untuk menerima, merangkulnya, dan menyadari bahwa bagaimana pun buruknya hal tersebut, itu semua sudah berlalu. Aku sudah tidak lagi 'tinggal' di sana. Aku sudah tidak lagi berada di masa lalu.
Proses menyembuhkan diri adalah perjalanan yang naik dan turun. Itu yang aku rasakan selama ini. Karena kadang ada hari di mana aku hanya ingin berkubang dalam kesedihan dan perasaan ingin melenyapkan diri sangat kuat mencengkram. Namun pada saat-saat itu, aku berusaha untuk tidak menolak itu semua. Aku berusaha untuk mengakui bahwa pada saat itu aku memang lagi merasakan perasaan itu. Aku hanya ingin mengatakan kepada diriku sendiri bahwa ia boleh merasakan apa pun yang sedang ia rasakan. Sebab bagaimana pun buruknya perasaan itu, aku selalu ada di sini. Dan semua perasaan itu hanya sebentar. Tidak akan ada yang menetap selamanya.
Saat ini aku masih berusaha untuk mencari hal-hal sederhana yang bisa menjadi alasan aku pengen hidup lebih lama. Seperti; aku belum membawa mama ke salon, aku belum melihat adik-adikku menggapai impian mereka, aku belum mencoba kedai es krim di kotaku, atau aku belum membawa kucingku jalan-jalan ke taman.
Melalui keinginan-keinginan sederhana itu, aku mencoba percaya, bahwa bagaimanapun sulitnya hidup yang kujalani saat ini aku masih selalu punya alasan untuk berbahagia.
Aku masih punya alasan untuk hidup lebih lama.
09.48 di Minggu yang kelabu
7 notes
·
View notes
Text
(Sepertinya) aku butuh teman
Bekerja full WFA itu ada enak dan gak enaknya. Enaknya, bisa bangun siang, gak perlu commute, ngerjain kerjaan kapan aja yang penting beres, bisa kerja tanpa mandi dulu dan cuma pakai daster.
Gak enaknya? gak punya temen, terisolir, cepet bosen, cuma bisa ngandelin sosmed buat keep in touch, dan sepertinya aku butuh teman. Ya aku tinggal bareng mama, tapi ada hal-hal yang enggak luwes yang bordernya anak-ibu. Mau se-friendly apapun, tetep aja anak-ibu, beda sama temen.
Sepertinya aku butuh teman, yang bisa diajak ngobrol dan ngoceh dan misuh wkwk. Not to mention co-habitation, karna simply itu bukan budaya kita. Eh tapi kalo co-habitation sama temen perempuan ya gapapa sih haha. Jadi inget drama korea Be Melodramatic, 3 orang perempuan sebaya yang tinggal bareng. Seru banget kayaknya. Ya, kalo ada yang mau tinggal bareng sih, tapi tetep beda kamar, bukan yang sekamar berdua. Aku tetap butuh privasi.
Kalo co-habitation beda jenis gimana? maksudnya tinggal bareng anabul? wkwkwk, duh mau miara anabul ga jadi-jadi, gakuat ngebiayainnya. Udah paling bener beli guling bebek aja gausah diurus.
Tinggal bareng suami? boleh juga. Tapi, nyari dimana? apa gak bisa langsung dateng aja tanpa aku usaha mencari? wkkwkwk. Hadeh. Capek.
2 November 2023
34 notes
·
View notes
Text
Huhuhu Nikmat Beb Dpat Balun Mak Kwan Aq...Ape2 Pun Thanks Laa Bro...X Sia2 Aq Dpat Pluang Mcm Nie...Fuhhhh Nikmat Laa Bhaii...Rugi Laa Lu Kwn X Dpat Ratah Lu Punya Mama Hahaha ...Huhuhu Nsib Ko Laa Izz ,,,Ko pn kwan yg aq bru je kenal...tpi jenis kaki mesin ngadap slot je kerja kau ann smpai lngsung x balek rumah ...so ape gne aq kwn erk ,,,Thanks eh bro sbab acah2 jdi Kwan Aq😂😂 Dpat Jga Aq Habuan Yg X KuDuga...Sedap Bro Mak Ko Punya Barang,,Tetek Besar And Puki Ketat Lagy 🤭😳Ruginyer Lahai Jdi Anak X Dpat Ratah Mama Sendiri...Bodo Erk Ko Jdi Ank X Fkir Kn Mama Ko Yg Tnggal Sorang2 Kt Uma Tu Hari2 ...Kdg2 Seminggu Ko Bia Kn Mak Ko Sbab Langsung X Balek Uma...So Maaf Kan Aq Bro Sbab Dah Ratah N Balun Mama Ko Puas2 Dlm Diam😂😂X Sangka Aq Izz Mak Kau Hebat Di Ranjang...Nanti Hari Raya Aq Dtg Uma Lagy Tau Sbab Mama Req Nk Sambut Raya Ngn Aq Beround2 Katanyer....Maafkan Aq Kawan 😂 Mama Kau Skarang Milik Aq ,,,#MakKawanKuSukaBJ
#MamaSukaKenaJilat
Nur Siti Hayati (Mak Kawanku)
39 / JB / HotMoms
11 notes
·
View notes
Text
28.11.2023
Śniła mi się jakaś podróż
Jak wstałam od razu na śniadanie
I po śniadaniu obchód i zamiast iść normalnie od pierwszej sali to zaczęło się od mojej
Powiedziała że dziś wychodzę. Szczęście że nie musiałam się z nią kłócić
Szczerze powiem że trochę badziewne te obchody bo wchodzi nagle 7 osób (tak było u mnie) i jak mam powiedzieć jak się czuje przy tylu osobach co weszli tylko na chwilę ?
Już łatwiej mi było w weekend kiedy weszła tylko pielęgniarka i jakiś lekarz i nikt więcej
Przecież nie każdy człowiek z łatwością mówi przy dużej ilości osób jak się czuje
Jako lekarz psychiatri chyba powinna to wiedzieć.
Wyszłam o 11.
Spakowałam się szybko i co wstawałam to miałam okropną zadyszkę
Prawie zemdlałam dosłownie
Koleżanki mi pomogły trochę i przytuliły na pożegnanie
Musiała mnie mama odebrać
Wyszłam na dwór i miałam myśli
"boże jak pięknie"
Jarałam się tym śniegiem na dworze
I jeszcze jak wtedy tak sypnęło nagle śniegiem
Zaczęło tak mocniej sypać co mnie jeszcze bardziej nakręciło
Poczekaliśmy na taksówkę i pojechaliśmy
W wypisie ta kundzia napisała że nie pojechałam na planowane EEG. Ale nie przyzna się dlaczego nie pojechałam xDD Bo przecież u lekarza to wstyd napisać prawdę szczególnie u takiego typu osób
Z wyników badań tam zobaczyłam że znowu mi hemoglobina poleciała
Co może tłumaczyć moją ostatnią zadyszkę
Jeny ale że mi w dwa tygodnie poleciała o całe 1,0 😳?
Gdzie norma to 11,2 a ja jestem już poniżej 10,0
Do diabła nie mam siły już z tą anemią co wraca i wraca
Jak dojechaliśmy to poszliśmy na zakupy i tu ja już totalnie myślałam że zaraz ducha wyzione
Dawno tak mnie nie męczyło chodzenie
Jest jakiś nowy smak yoghurtu proteinowego do picia
Banan-carmel.
Jak skosztuje wyrażę opinie ale zapowiada się pysznie 😋
Byłam też u lekarza który powiedział mi pewne wyniki ale będzie jeszcze jedno badanie które ostatecznie to potwierdzi
Powiedział też że jak ta anemia będzie tak szybko postępować to mogę nowego roku nie dożyć
Zważając na moje objawy i to co on też wykrył. Aczkolwiek nie mówię na razie bo nie chce krakać i sobie jeszcze bardziej głowy tym zawracać
I to co czułam w tej chwili to istny kabaret.
Jedna strona: Wreszcie to się wszystko skończy
Druga: Co ? Nie nie nie. Ja nie chcę umierać
Trzecia: Wyjebane,umrzemy tak czy siak
I jeszcze inne ale te najbardziej słychać xD
Ster przejęła ta co chce żyć i stara się robić wszystko by tą anemię przychamowac. Nawet pić znienawidzony sok z buraków xD
Jak szłam na zajęcia to już po kilku krokach myślałam że zemdleje
A jak doszłam to terapeutka jak mnie widziała to powiedziała że się wystraszyła bo jestem blada jak trup i co mi w tym szpitalu takiego robili że taka blada jestem xdd
I gdybym wtedy nie usiadła od razu to bym chyba zemdlała i transport znów do szpitala
Odsapnełam chwilę pijąc ten sok z buraków i trochę zajadając się dwoma listkami czekolady
Zeszłam potem na dół i oni malowali ja postanowiłam coś narysować
W głowie miałam pewien obraz. Dotyczący świąt
Ale jeszcze nie umiałam tego ukazać na rysunku
Coś tam rysowałam i gadałam z koleżanką
Pod koniec zajęć przyszedł jakiś pan który rzekomo zgubił 18 razy swój dowód osobisty
Czyż to nie rekordzista ?
Wróciłam wcześniej do domu i pierwszy raz od dłuższego czasu wzięłam płótno do ręki i coś tam naszkicowalam. Będę to jutro albo w przed weekendem malować. Później włączyłam telewizję i ogladnelam sobie Galileo a potem dwa horrory.
"Zakonnica"
"Sen"
Szczerze jakoś zakonnica mnie nudziła niż straszyła
A sen trochę zaciekawił bo to trochę podobne do filmu koszmar z ulicy wiązów
W międzyczasie zamówiłam sobie coś z maka coś wege. Szczerze nawet mi smakowało
Raz na ruski rok tak z własnej woli nic nie szkodzi
Zaraz chyba pójdę spać
Jutro rano wyjdę wcześnie i będę robić zdjęcia zimy
Także do zobaczenia
Trzymajcie się kochani 💜
9 notes
·
View notes
Text
Aku tidak ingat banyak.
Aku tidak ingat apapun, malah.
..setidaknya, sesuatu yang penting.
Namun, aku ingat. Dulu.. jauh sekali, ketika aku masih kecil..
Itu adalah malam musim panas; penuh dengan suara jangkrik yang riuh-ramai, dan hembus sepoi-sepoi yang datang menyalami dari lambai dedaunan pohon dan semak.
Aku tidak ingat berapa umurku, atau mengapa kami memilih untuk menghabiskan waktu minum teh di selasar yang lantai kayunya mulai pudar dan lapuk—di ujung setapak, tertutupi belukar setinggi betisku, bermandikan suara gemulir ombak, bertakhta diatas tebing—kala itu.
Aku hanya ingat mama. Suaranya, bukan wajahnya. Menenangkan, namun bertengkar dengan pekik burung camar yang menukik dan bertengger di batu karang.
“Anakku sayang, Bumi Arkana bukanlah semesta; Bumi Arkana ini hanyalah satu dari sepersekian miliar lain diluar sana.”
Aku bingung. Teramat bingung.
Bapak Thomas di kuil..
..Bu Atalante—ibu dari Aaron, sahabat karibku
...Pak Guru di sekolah desa bawah..
Semuanya berkata bahwa Bumi Arkana itu satu dan menyatu. Kemanapun kamu melangkah, di manapun kamu sekarang, kamu pasti masih berada di antara taman-taman asri yang Ibunda tumbuhkan dan rawat dengan penuh welas asih; dilindungi oleh dewa-dewi yang Ibunda lahirkan untuk menabur senyum dan menuai kebahagiaan.
Ibunda, yang darinya segala cinta dan lelehan es mengalir, menciptakan Maha Kasih agar kita terpelihara. Sebaliknya, Ibunda menjadikan Maha Kala sebagai pengingat bagi putra-putrinya untuk menikmati segala sesuatu sebelum tiba saat nanti.
...
“Anakku sayang, jauh di balik tabir safir sang Penaung Cakrawala, jauh diatas awan dan kasur dimana dewa-dewi bersemayam, terdapat rumah. Lautan hitam dengan bulir-bulir putih susu sejauh mata memandang; lebih benderang daripada Nirmala muram di hadapan kita.”
Aku menengadah. Ekor mataku mengikuti gulungan ombak-ombak maha raksasa yang sepertinya tak kenal lelah. Berisik; begitu bising dan tak teratur.
Lalu kemudian, di balik garis buram yang mengembang habis—di mana laut termakan oleh pekat malam, aku membandingkan kedua sisi.
Jiwa-jiwa pucat memanggil mereka yang penasaran...
Gemilang berkilau, namun kalah megah dengan senyuman Bulan..
Dingin di malam ini...
Tangan mama yang mengelus wajahku..
Terasa asing, namun masih dapat kuterka.
Ada banyak hal yang tidak aku ketahui. Aku masih belum mengerti, misalnya, bagaimana apel diciptakan atau mengapa anjing mengonggong ketika takut; apa bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pai buah cranberry atau mengapa dewa-dewi begitu baik.
Aku tidak ingat siapa aku.. atau siapa mama..
Atau alasan aku telah mati.
Aku tidak ingat mengapa aku benci api.
Namun aku ingat malam itu lebih dari yang lain. Lebih dari jadwal pelajaranku, atau berapa banyak jenis sayur di kebun umum, atau bagaimana cara membedakan antara batu kuat atau tanah liat yang mengering.
Karena.. untuk pertama kalinya.. aku melihat lintang garis miring. Menggores sela-sela hitam, menumpahkan segemerlap putih di ujung titik cakrawala. Terbakar begitu cepat namun begitu indah—lalu menghilang. Itu bintang jatuh, mama bergumam lembut.
Bintang..
Jadi itu nama jiwa-jiwa diatas..
Nama yang cantik.
“Bintang jatuh karena ingin memandu, dan siang-malam berganti tanpa ada yang tahu mengapa. Mereka sedang bernapas sekarang.”
“Kita semua adalah mahkluk asing. Ada begitu banyak hal yang belum kita pelajari; ada begitu banyak hal yang kita anggap sepele. Padahal, Bumi Arkana hanyalah pengunjung di antara para pengelana.”
Mama ikut menengadah dengan aku dalam dekap dadanya. Mata mama temaram, namun berkilau; seakan menelusuri sesuatu yang ghaib.
“Sekat hitam di antara bintang-bintang, sela gelap diluar gugus nan jauh..”
“Masing-masing begitu besar. Lebih besar dari kamu dan aku. Tak ada yang tau apa yang dirahasiakan mereka.”
Di malam yang sama, di sisi kasur empuk
Aku menyingkap tirai, dan Bulan menyapaku
Kepalaku tertunduk; hatiku melayang.
Aku berdoa—bukan kepada Penaung Cakrawala, bukan juga kepada sang Maha Mengetahui di dalam benak kita semua..
..Namun kepada bintang-bintang cantik di atas. Kepada berlian-berlian kecil. Kepada kanopi surga yang senantiasa menyelimuti.
Aku masih lupa untuk apa aku berdoa.
2 notes
·
View notes
Text
Hari di mana kamu tau hidup yang kamu mau
Saat itu tahun 2020, sekelompok nelayan kepiting yang sedang kutunggu baru saja kembali dari ibu kota kabupaten usai menjual hasil tangkapan. Mereka kembali ke Desa Kuri dengan wajah murung. Itu adalah hari terakhir mereka mengantar kepiting ke pengepulnya yang bangkrut karena tidak ada pesawat, tidak ada kapal, jalan darat ditutup, dan export kepiting bakau dihentikan karena corona. Jadi aku pertama kali mendengar kabar corona itu dari para nelayan. Sudah satu minggu lebih aku tinggal di sana tanpa akses internet.
Mungkin dunia di luar sana mulai kacau, tapi kehidupan di desa ini terus berlanjut. Seperti hari-hari biasa, aku membantu Sarah memetik sayur di kebun kolektif milik keluarga Bapa Pigo, tetua adat yang memberiku tumpangan di rumahnya. Sesekali mereka juga ke hutan untuk berburu rusa, atau ke sungai untuk membubu ikan. Mungkin dunia emang lagi kacau, tapi aku menyaksikan tidak ada yang begitu terusik. Warga masih bisa mengakses sumber-sumber makanan terdekat dan masih sangat berlimpah, tanpa perlu membayar lebih.
Sampai akhirnya aku kembali ke kabupaten dengan perjalanan menggunakan perahu kecil selama 4 jam. Masyarakat mulai menyerbu toko-toko sembako karena sudah tidak ada kapal-kapal yang biasa masuk membawa kebutuhan bahan pokok, termasuk sayuran dan buah-buahan. Segalanya menjadi mahal, kebayang harga di papua yang udah mahal, jadi makin mahal? Semua orang kebingungan mengatur keuangan.
Aku agak dongkol di tengah keramaian pasar. Baru saja kemarin aku panen sayur sesuka hati dan makan apapun yang dibawa Mama Pigo dan Sarah dari hutan. Umurku saat itu masih 24 tahun, aku belum tau apa dan bagaimana hidup yang baik, atau paling tidak hidup yang bisa aku upayakan. Aku dengan keterbatasan pengetahuanku berpikir bahwa hidup dari hasil hutan dan berkebun itu terasa begitu mudah, tapi belum tentu aku bisa (?).
Lalu dalam perjalanan kembali ke site beberapa minggu yang lalu, sambil bengong aku kepikiran, apa barangkali hidup berpindah-pindah dalam 5 tahun terakhir ini adalah petunjuk untuk mempertimbangkan hidup yang aku mau?
Hari-Hari Sendiri
Ternyata hari-hari sendiri memberiku ruang untuk mengerti dan bereksperimen dengan diri sendiri. Satu hal penting yang aku sadari dalam proses ini adalah kemampuan mengakses dan memilih makanan yang baik untuk tubuh. Pada konteks ini, aku mendefinisikan "makanan baik" sebagai makanan yang utuh, tidak melalui proses pengolahan di pabrik, dan tidak tercemar bahan kimiawi. Dalam hal akses, makanan yang baik bisa diproduksi sendiri dengan didukung tanah yang sehat, atau kemampuan ekonomi kita untuk membeli kebutuhan makanan di pasar atau swayalan. Dalam hal bisa memilih, ini sangat bergantung pada pengalaman dan pengetahuan kita tentang pola makan, cara mengolah makanan, jenis makanan, dan kebutuhan nutrisi untuk menjaga fungsi tubuh. Walaupun semua informasi itu sudah tersedia, ternyata gak semua orang mau memahaminya, makanya ini bisa jadi adalah sebuah privilage.
Waktu masih tinggal di rumah, aku kurang suka makan sayur, kecuali sudah jadi tinutuan, jelas gak bisa nolak, hahaha. Hanya ada sedikit jenis sayur yang bisa kumakan, tapi itu sangat jarang. Padahal di dekat tempat tinggalku ada banyak pilihan. Sampai suatu hari aku sakit parosmia (tolong googling sendiri, wkwk), rasanya seperti sedang dihukum oleh alam, hahaha. Intinya, selama hampir 6 bulan aku tidak bisa makan makanan yang dimasak. Karena beras harus dimasak supaya jadi nasi, maka aku gak bisa makan nasi. Buah-buahan yang bisa kumakan hanya buah yang banyak kandungan air, seperti apel, ketimun, stroberi, semangka, dan anggur. Seminggu pertama tubuhku stress dan kelaparan, gak punya energi buat beraktivitas.
Setelah dilalui sambil menjalani pengobatan, agak takjub sih, walaupun berat berat badan drop sampai 52 kg (idealnya 58 kg). Dengan hanya makan sayur, buah, dan kacang-kacangan, tubuhku berhasil beradaptasi. Sebuah bonus yang tidak disangka adalah jerawatku hilang, hampir sangat jarang muncul. Kulit jadi lebih sehat, dan pikiran jadi lebih tenang. Ini benar-benar sebuah eksperimen yang terpaksa, haha. Pada masa pemulihan aku mulai belajar makan daging-dagingan lagi dan makanan yang dimasak, kurang lebih butuh satu tahun untuk sembuh total. Kalau gak pernah sakit, aku gak akan pernah tau kalau dengan hanya makan tumbuh-tumbuhan, aku bisa bertahan.
Pengalaman itu buat aku banyak belajar soal tubuh sendiri. Aktivitas makan ternyata lebih dari sedekar kebutuhan energi dan nutrisi. Eksperimen ini berlanjut saat aku pindah ke Pontianak. Saat sudah pulih, aku kembali menjadi pemakan segalanya. Tapi, kali ini aku lebih mudah merasakan setiap perubahan kecil di tubuhku. Berat badan naik, kulit gak karuan, dan yang paling terasa adalah mood dan emosi negatif bikin aku susah berpikir dengan baik. Aku sadar ada pola yang salah, tapi aku tau cara mengembalikannya. Jadi kesalahan itu juga kuanggap sebagai sebuah eksperimen, hahaha.
Saat berusaha kembali ke kebiasaan makan yang baik, setahun terakir aku lebih sering ke pasar, menyetok sayuran segar, belajar mengolah makanan yang baik biar nutrisinya gak ilang, dan mencoba sayuran yang lebih beragam. Lalu sadar, di kota ini ternyata harga sayuran cukup mahal. Banyak jenis sayuran yang dikirim dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan di sini. Pilihan makanan organik dijual dengan harga yang lebih tinggi, wajar karena produksinya tidak banyak. Bisa mengkonsumsi hasil panen yang organik jadi terasa mewah bagiku.
Manusia dan Tanahnya: Mari Singgah ke Kayong Utara!
Sudah lama berencana, akhirnya liburan idul adha kemarin aku mampir ke kampung halaman teman baikku, Purwanti. Sudah lama penasaran dengan cerita Pur tentang kampung dan keluarganya yang tinggal di Kayong Utara, tepatnya di salah satu desa transmigran di mana mayoritas pendatangnya berasal dari Jawa. Aku adalah penggemarnya Pur dalam hal kehutanan. Aku senang menyimak Pur bercerita tentang pengalamannya keluar masuk hutan kalimantan, dan kemampuannya mengidentifikasi beragam jenis-jenis pohon, menurutku itu sangat keren!
Dari cerita-cerita Purwanti, cara hidup dan tradisi bertani masyarakat trasmigran tidak jauh berbeda dengan yang pernah kutemui di Sulawsi Utara dan Papua Barat Daya sebelumnya. Mereka umumnya sangat berdaya dengan hasil bumi yang lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pengetahuan bertani dirawat dengan baik, walaupun tren penurunannya cukup terasa yaa karena sudah lebih banyak anak-anak muda yang meninggalkan kehidupan di desa dan pindah ke kota-kota besar. Tapi tentu, di jaman ini, makin beragam tantangan dan masalah yang memutuskan keterhubungan manusia dengan tanahnya, dan manusia dengan manusia.
Keluarga Purwanti yang merawat tradisi bertani organik untuk sayuran dan buah-buahan, kini mau gak mau menerima kenyataan kualitas tanah yang memburuk karena lahan-lahan di sekitarnya sudah beralih menjadi perkebunan sawit. Ini membuatku sedih, kata Pur butuh 40 tahun lebin untuk tanah pulih, dan orang-orang gak punya pilihan selain ikut menanam sawit.
Berkunjung ke sana selama dua hari, sangat singkat, tapi bikin aku merenung selama perjalanan pulang kembali ke site. Betapa pentingnya tanah yang baik untuk mendukung kehidupan manusia, ya? Sistem yang merusak, gak adil, dan gak berpihak pada kebaikan alam bikin masalah makin kompleks, segala sesuatu saling terkait. Kita gak bisa memandang hidup secara terpisah.
Mungkin Itu Hidup Yang Aku Mau
Kita semua bekerja keras, selain aktualisasi diri dan memaksimalkan potensi dalam diri sendiri, bukankah tujuan yang baik dan paling jujur adalah untuk tetap hidup? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala; bagaimana jadinya jika kita punya uang, tapi tidak ada makanan yang bisa dibeli karena tanah-tanah sudah rusak dan petani-petani menyerah karena selalu gagal panen? Mengapa kita terpaksa membayar lebih untuk makanan yang baik dan organik? Mengapa kita harus membayar lebih mahal untuk mengupayakan hidup yang sehat? Apakah dengan hanya bergantung pada pasar, kita bisa mengupayakan hidup yang sehat itu? Apakah dengan punya kesadaran ini, aku cukup punya daya untuk mengupayakan hidup yang lebih baik?
Balik lagi pada keresahan diri sendiri, aku ingin begini, aku ingin begitu, tapi percuma kalau tubuh lemah, gak sehat, dan berpikir jadi tidak maksimal.
Dengan membayangkan kemungkinan terburuk, memulai cara berpikir dari "apa yang aku tidak mau?". Mungkin itu adalah hari di mana aku tau hidup yang aku mau, dan aku yakin masih bisa diupayakan. Harapan untuk bisa menanam dan memproduksi makanan sendiri barangkali akan lebih mudah untuk hidup sehat dan bisa terus berpikir dengan baik.
Hari ini aku sedang dalam perjalanan menuju rumah untuk mengunjungi Mama. Menulis ini sambil duduk di sebuah kafe di depan pintu keberangkatan, menunggu lama jadi tidak begitu terasa. Aku melepas earphone untuk dengerin musik dari speaker bandara. Lagu-lagu yang diputer sendu sekali, ini operatornya pasti lagi galau, hahaha!
Ngomong-ngomong, kini aku jadi lebih menghargai doa-doa dan basa-basi yang bilang "semoga kamu sehat selalu". Sangat berarti, dan aku sangat menghargai itu.
Kamu, semoga sehat selalu!
Balikpapan. Juli, 2024.
5 notes
·
View notes
Text
The refinement of my shopping decision making process
As a Libra I am terribly indecisive (si tiba-tiba astrologi).
Sama mungkin juga karena efek pas masih kecil tuh jarang banget sih momen dibeliin barang sama Mama, mau itu baju atau sepatu atau tas, jadi sekalinya boleh beli dan misalkan cuma beli satu, itu mikirnya bisa lamaaaaaa banget dan biasanya end up dengan opsi yang aku gak suka-suka banget juga. I want them all, but I can't. I want many things, but nothing available really match with what I have in mind.
Terus pas kuliah, tiap hari Jumat itu biasanya w belanja di pasar Jumat depan ITB. Baju-baju bekas impor yang harganya 10-30 ribuan. Karena murah, I didn't really think much. I like the color, I buy it. I like the pattern, I buy it. Belanja baju bekas kayak gitu cukup lama sampe akhirnya menggunung dan sebenernya gak kepake semuanya juga karena, balik lagi, ya ternyata aku gak sesuka itu, gak sebagus itu potongannya, serta beragam alasan lainnya.
Pas mulai kerja di kampus dan lanjut kuliah di Belanda, w mencoba menjadi lebih mindful dalam belanja dan membuat aturan bahwa w akan cuma beli baju yang warnanya hitam, putih, abu, biru dongker, atau beige/khaki/army. Warna-warna netral. I tried coming up with constraints in my decision making. Gak terlalu sukses juga sih sebenernya, karena I ended up with a cupboard full of black clothes that actually look very similar to each other.
Lalu aku memperkenalkan lebih banyak lagi konstrain dalam pengambilan keputusan belanjaku, seperti; atasan harus bisa dipake tanpa pake manset (goodbye atasan-atasan lengan 3/4), gak boleh mirip sama apa yang udah aku punya (ada masanya aku punya 3 ballet flats item yang bentuknya sama persis cuma beda merk aja :(), dan untuk sepatu aku membatasi untuk punya satu warna per satu jenis sepatu.
Pokoknya sekarang itu aku membatasi banget deh waktu yang aku dedikasikan untuk memutuskan akan beli atau nggak. Dan juga berusaha untuk beli barang yang memang aku nggak punya tapi beneran butuh aja.
6 notes
·
View notes
Text
Ucapan Adalah Doa
Aku percaya segala hal yang keluar dari mulut dapat menumbuhkan keyakinan di hati dan menjadikannya nyata. Maka itu disebut ucapan adalah doa.
Masih teringat jelas waktu itu, aku sedang hamil anak pertama ku usia kehamilan 7 bulan. Aku dan suami ke dokter dengan tujuan USG 4D untuk meyakinkan jenis kelamin dan melihat wajah calon bayi kami. Dokter mengatakan bahwa calon anak kami berjenis kelamin perempuan, dan kami sudah bisa belanja keperluan bayi seauai dengan warna gender bayi kami. Mendengar nasihat dan saran dokter kami sangat bersemangat dan akhirnya kami berbelanja keperluan calon bayi kami kala itu. Sungguh menyenangkan jika diingat waktu itu.
Selang beberapa hari setelah kami belanja perlengkapan bayi, aku dan suami berkunjung ke rumah mertua. Seperti biasa mertua menanyakan kondisi ku dan hasil pemeriksaan dokter kemarin, kami ceritakan bahwa semua hasilnya bagus dan kami akhirnya belanja. Suami ku bilang awalnya memang kami hanya mau lihat-lihat tapi ternyata aku tergoda untuk beli. Yang mengejutkan ku ibu mertua bilang "gausah belanja dulu, gampang belanja baju bayi mah banyak yang jual. Dulu mama udah belanja, eh bayi nya ga ada". Mendengar ucapan ibu mertua, jantung ku berdegup kencang dan berucap " Naudzubillah jangan sampe lah ma".
Ya, mertua ku dulu juga mengalami IUFD. Dan suami ku bukanlah anak pertamanya, melainkan anak kedua. Dulu beliau juga pernah kehilangan anak pertamanya saat masih dalam kandungan. Dan ternyata berulang terjadi, dan itu menimpa kepada ku.
Semenjak ucapan mertua ku itu, setiap hari aku takut. Setiap hari aku terngiang-ngiang ucapannya. Sungguh ucapan yang sangat menakutkan, yang diucapkan oleh seorang ibu pada anak dan calon cucunya sendiri. Entah apa tujuannya, mungkin sekedar mengingatkan. Tapi, ucapan seorang ibu terhadap anaknya adalah hal yang tidak boleh diremehkan. Dan ternyata hal itu terjadi.
Sungguh hal yang sangat menyakitkan. Ketika tahu kalau anak yang ku kandung telah tiada. Langsung terngiang dalam telinga dan pikiranku perkataan ibu mertua ku waktu itu. Sedih sekali rasanya. Hingga aku berdoa dalam hati ku dan kuucap di mulutku "ya Allah jangan sampai siapapun lagi orang yang ku kenal mengalami hal ini, tujuh turunan jangan sampai"
Almh ibu ku selalu berkata "ucapkan yang baik, biar terwujud hal-hal baik" Aku yakin dan percaya akan hal itu. Ibu tidak pernah mengucapkan hal-hal buruk apapun, ke siapapun. Karena setakut itu ibu akan ucapannya. Semoga ini jadi pengingat untuk ku yang kini jadi seorang ibu.
Aku tak menyalahkan siapa-siapa. Aku hanya masih sedih jika mengingatnya. Semoga Allah selalu berikan ku kelapangan hati untuk menerima segala yang terjadi aamiin.
3 notes
·
View notes
Text
Setahun pernikahan
Setahun pernikahan mungkin bisa dibilang baru menyelupkan jari kelingking kedalam lautan, masih sangat jauh dari pengalaman yang orangtua kita rasakan. Tapi tenang, kita sudah merasakan hikmah dan pelajaran kehidupan.
Katanya 5 tahun pertama adalah masa critical dalam rumah tangga. Alhamdulillah 1 tahun terlewati, walaupun tak pernah aku berambisi untuk ingin segera melewati masa critical itu. Aku sih santai saja dan mencoba menikmati prosesnya.
Dalam sebuah hubungan pasti ada pertengkaran, dan itu normal. Di satu tahun pernikahan mulai terlihat sejatinya karakter pasangan kita seperti apa, walaupun tentunya sebelum menikah sudah ada penilaian2 tertentu tapi ternyata saat itu mungkin baru 50%nya. Penyesuaian masih butuh dilakukan, bukan hanya antara aku dan suami tetapi juga antara keluarga kami. Mama, papa, bapak, ibu, keluarga besar keduanya yang datang dari suku yang berbeda (Jawa-Sunda- Sumatera), menyatukan mereka bukan hal yang mudah. Dari perbedaan, penyesuaian, semuanya kudapatkan banyak pelajaran berharga.
Adapun tentang rezeki berupa materi. Ternyata benar, pernikahan membuka pintu rezeki bahkan ketika Allah mengaruniakan kami seorang anak pun sudah ada rezekinya sendiri. Tentunya dengan ikhtiar yang kami lakukan juga. Kalau dihitung2 berapa banyak uang yang dikeluarkan dari awal pernikahan sampai sekarang, masyaAllah sungguh rezeki dari Allah berlimpah, yang dulu bahkan tak pernah terpikir bisa kudapatkan.
Perjalanan rumah tangga seperti berada didalam perahu yang sedang mengarungi lautan. Kadang kita terciprat ombak, menerjang badai, melihat sunset atau sunrise, mungkin melihat pelangi atau bertemu lumba-lumba. Kadang menegangkan, takut, seru, mengharukan, semua jenis perasaan pasti pernah dirasakan. Satu hal yang pasti, ketika kita tau hendak kemana perahu berlayar maka jangan pernah berhenti di tengah. Karena tujuan akhir harus sudah ditentukan dari sebelum memulai pelayaran, sebelum memulai pernikahan.
Walaupun perjalanan kami masih panjang, doakan kami bisa menikmati dan terus berlayar!
3 notes
·
View notes
Text
i know what i want dan who i need
Aku gak akan bohong, kalau selama masa single ini aku gak pernah tertarik sama laki-laki manapun. Aku pernah (dan sebenarnya sampai sekarang masih) suka sama seseorang yang aku kenal lewat media sosial. Alasan aku bisa suka sama dia sesederhana, selama kami bertukar pikiran, dia memiliki pola pikir yang beberapa sama denganku, dan juga aku kagum sama bagaimana cara dia memandang dunia, yang lumayan berbeda dengan kebanyakan laki-laki yang aku temui selama ini.
Laki-laki kedua, adalah seseorang yang baru kutemui Minggu kemarin, saat aku mengikuti acara temu buku salah satu booksclub di kotaku. Aku kagum bagaimana cara laki-laki tersebut berbicara, tutur katanya yang tertata, dan juga kata-kata yang dia keluarkan menunjukkan dia merupakan seseorang yang kaya akan ilmu dan juga pengalaman. Yep, seseorang yang berwawasan tinggi, disertai dengan adab yang baik tentunya—adalah kriteria yang paling mudah untuk membuatku merasa tertarik.
Namun, perasaan tertarik kepada dua orang laki-laki tersebut hanya sampai di situ. Aku gak memilih untuk melanjutkannya lebih jauh, karena apa yang membuatku tertarik kepada mereka tidak cukup kuat untuk menjadi alasan mereka adalah orang yang ingin aku nikahi, atau pengen aku jadikan pasangan hidup. Dengan alasan, selain memiliki beberapa persamaan, mereka tidak memiliki standar yang aku cari dalam sebuah pasangan.
Aku bersyukur, melalui banyak pengalaman tertarik dan juga merasakan suka sama lawan jenis, membuatku semakin paham laki-laki seperti apa yang aku butuhkan dan juga yang aku cari. Sehingga saat bertemu dengan seseorang yang membuatku tertarik, aku bisa dengan lebih mudah memutuskan langkah apa yang harus aku ambil. Tidak lagi dengan mudah diombang-ambingkan perasaan, atau berada dalam ketidakjelasan sebuah hubungan. Selain itu, aku juga tidak mudah merasa suka sama seseorang hanya karena fisiknya yang terlihat menarik atau termakan dengan omongannya yang manis.
Aku dengan tenang menjalani masa kesendirian ini, serta tak merasa harus terburu-buru hanya karena teman-temanku kini sudah banyak yang menikah dan membangun keluarga.
Aku punya dua standar terbesar yang menandakan aku siap untuk menikah. Salah satu standar tersebut adalah ridho Mama. Beberapa tahun yang lalu, ada beberapa laki-laki yang menyampaikan niatnya untuk meminang tapi terhalang oleh keinginan mama yang belum mau aku untuk menikah. Namun, tahun lalu, mama bilang kepadaku, jika ada lagi-lagi yang datang dengan niat serius padaku, mama bilang langsung suruh ke rumah aja. Yang berarti itu menjadi tanda bahwa mama udah ridho bila aku ingin menikah.
Lucunya, semakin ke sini malah aku yang semakin merasa lebih tenang untuk sendiri saja terlebih dahulu. Aku udah berada di tahap, entah mana yang menjemput duluan: jodoh, kesuksesan, atau kematian. Aku akan terima yang mana saja.
Lega banget rasanya, saat kita telah semakin mengenal diri kita sendiri. Karena di banyak aspek kehidupan, seseorang yang sudah mengenal dirinya dengan baik seperti nilai hidup yang dia pegang, dan apa yang dia cari dalam hidup ini, semakin membuatnya merasa tenang dengan hidupnya sendiri. Dengan takdir yang dia jalani, dengan apa yang sedang dia lewati, pun tidak lagi dengan mudah merasa iri, dan juga membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain.
Di usiaku yang sekarang ini, aku juga tidak mau lagi berada di keadaan "menunggu" seseorang. Aku menghargai waktu yang aku miliki, dan aku juga menghargai waktu yang orang lain miliki. Aku gak mau menghabiskannya untuk menunggu sesuatu yang tidak mempunyai akhir yang jelas. Tak hanya buang-buang waktu, buang-buang perasaan pula. Toh, jika memang jodohnya, nanti pasti akan dipertemukan di waktu dan keadaan yang tepat.
Semoga berapa pun waktu yang aku butuhkan untuk menemukan pasangan dengan usaha untuk memperbanyak belajar, memperbaiki diri, dan juga mengenal diri sendiri berbuah menemukan pasangan yang tepat dan juga sepadan dengan pergorbanan yang aku keluarkan.
Selamat memperbaiki diri, selamat menemukan pasangan yang tepat untuk diri kita masing-masing
13 notes
·
View notes
Text
Hari-Hari Sebagai Manusia #2: Bottleneck of Sadness, Ruang Tamu, dan Ruang Makan
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Pontianak. 22112023.
Kemarin saya mengunggah ini di akun instagram, otentuuuu dengan caption yang agak panjang:
Ya begitulah menjalani hari-hari sebagai manusia.
Banyak kejutannya.
Pakpikpuk ke sana ke mari, makan siang telat tapi tidak mengeluh karena nasi padang adalah salah satu penemuan jenius manusia. Belum kenal dengan yang jualan tapi disuruh ambil sendiri nasi dan lauknya, aku jadi merasa putri pemilik restoran. Dikasi sedekah bumbu ayam banyaknyaaaaa alhamdulillaaah seperti orang terkaya sedunia. Rutinitas silaturahmi #selasaselak yang meluas, mengkalilipatkan barokah inshaAllah. Ketawa-ketawa di rumah orang, eeeh ternyata di rumah listriknya seperti diputus karena kebodohan diri sendiri. Akhirnya berjibaku ke kantor PLN dan semua ada solusi jika dibicarakan baik-baik. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat. 🧏🏻♀️✨
----
Itu versi instagram, versi tumblr agak beda dikit 😅
Sebenarnya ini melelahkan. Hehehehe.
Aslinya ku merasa deg-degaaaaann 🐒🤏🏻
Karena keteledoranku, mama ndak bisa masak nasi dan ngungsi ke rumah art kami.
Singgah ke kantor orang malam-malam juga kan pasti udah tutup. Tapi yaaa kita ikhtiar aja. Alhamdulillaah Allah mudahkan semua.
Yang begini-begini kenapa sih yu diceritakan ke khalayak ramai?
Begini....
Pontianak. 20:49. 25112023.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Begini apa ya lanjutannya? 😅😅😅😅
Gini ini repotnya kalau nulis jenis perasaan penting, tapi terputus-putus.
Begini...
...pada dasarnya apapun yang kita tulis di media sosial, apakah di medsos rame macem instagram, maupun di yang sepi-sepi berangin macem tumblr ini, yaaaa sama aja dengan kita ngomong pakai pengeras suara di tengah lapangan.
Belum tentu yang tau postingan kita cuma yang kita liat ada pada saat itu. Hehe. Jadi yaaa prinsipnya sama-sama kudu hati-hati dan siaaaaap dengan segala konsekuensi. Seperti dikasi pisau lah, ada yang bisa pakai untuk masak makanan enak, untuk bedah pasien, bahkan untuk menghabisi nyawa seseorang hehe takuuut.
Tinggal bagaimana cara kita memanfaatkannya.
Instagram saya yaaa ibarat ruang tamu saja, ndak dikunci, semuanya bisa mampir, dan semoga ada manfaatnya.
Nah kalau tumblr ini, seperti ruang makan, ndak semuanya boleh dan bisa punya akses untuk datang. Saya perkenankan nih membaca alur pikir saya, proses tumbuhnya saya. Walau ya memang tetap ada personal branding yang dijaga lah. Heheheh. Secret what makes woman, woman. Cailaaahh.
---
Dasarnya saya bercerita dengan tulisan, rasanya di tumblr ini kalau menulis-nulis, seperti sedikit melepaskan sumbatan perasaan, walau yang terbaik tentu semua hanya diadukan kepada Allah AzzawaJalla. Seperti melegakan bottleneck of sadness, ya gitulah teori tentang lubang botol yang mengecil, sehingga sulit mengeluarkan isi botol.
Kenapa ini penting?
Karena hidup terus berjalan. Show must go on. Dan dunia tidak berputar mengelilingi kita. Jadi ya mau ndak mau, menjadi tangguh walau aslinya lemah bukanlah suatu pilihan, tapi kewajiban. Bukankah Allah menyayangi hambaNya yang kuat? Eheeheheheh jadi bawa-bawa agama. Mesti gitu memang.
*heheh sekali-kali ngegas gini donggg ~
Kurang-kurangin deh nyalah-nyalahin orang tuh. Diri sendiri dosanya juga banyak. Kata seorang guru, takdir terbaik yaaa yang sekarang, kalau kita beneran tawakkal, hari esok jangan dikhawatirkan, hari kemarin jangan disesali.
Barakallahu fiik Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawaz.
Salam,
ayuprissakartika.
2 notes
·
View notes
Text
28.04.2023
Znowu ciężko mi było spać. Nie wiem czy to wina tego że zbiera się mi milion pomysłów,natłok myśli i coraz większa euforia i energia
Ale o 7 już byłam zwarta i gotowa do dentysty i idziemy i miałam wyrwanie zęba
I ja myślałam że dam radę ale ujrzałam strzykawkę i zaczęłam się impulsywnie wzbraniać xD
I na całego zaczął się zabieg a ja się wyrywam
Zawołałam matkę o wsparcie i o dziwo pomogło
Ale wbrew pozorom darłam się prawie xD
Ludzie musiano mnie parę osób trzymać
Ale po zabiegu moja dentystka mówi :
"Twoja mama dziwną aure roztacza"
Później miałam ubaw z tej sytuacji jak nie wiem
A matka się śmiała że może powinna zostać bioenergoterapeutą xD
Mój pies odwalił numer już kolejny raz z rzyganiem by zwrócić na siebie uwagę
Ja naprawdę nie wiem jak ją tego oduczyć
Mama pojechała na działkę a ja usiłowałam spać bo tyle łez wylanych u dentysty że byłam zwyczajnie obolała zmęczona
Ale za chiny spać nie mogłam
O 16 wybrałam się do biblioteki bo miałam do odebrania jedną książkę
I była noc bibliotek i tłumy więc zamiast jeszcze poszperać w książkach (a może by jeszcze jedna książka i jeszcze kolejna...)
Pożyczyłam tą książkę i szybko się stamtąd urwałam bo nie przepadam za tłumami
Ale zainteresowała mnie wystawa rzeźb i kolaży.
Mimo iż wolę malarstwo i wybieram się niedługo na jedną z wystaw to zainteresował mnie ten artysta.
Tylko jak na złość zapomniałam nazwiska. Jak zwykle. Pamiętam rzeźby ale nie pamiętam autora 🙈
Zwinelam się szybko stamtąd i wybrałam się do parku
Mój znajomy ciągle pisze pisze pisze i jak ja nie odpisuje to jestem ta zła i niedobra
Czy niektórzy naprawdę życia nie mają poza internetem ?
Ale szczerze. Naprawdę ja odpoczywam na dworze,słysząc śpiew ptaków,szum drzew i dźwięki z otoczenia
I czując wszystkie bodźce
Chyba maj spędzę na dworze póki nie jest jeszcze tak gorąco a widzę że ma być ładny maj
I tu sobie poszaleje z racji tego że to jeszcze nie sezon i nie ma tłumów wszędzie jak w wakacje
Zaczynam maj wypadem na działkę i oby to wypaliło
Potem postanowiłam że zajrzę tam gdzie na terapię chodzę (nosz nie umiem bez tego miejsca wytrzymać 😂)
Pogadalam chwilę z resztą osób i rozmyślałam. Zażyczyłam miłej majówki i mnie złapała terapeutka
Pytała czy ja się dobrze czuje bo coś wyglądam na bardzo pobudzoną
Powiedziałam że tak choć siebie obserwuje. I były też pytania o lekarzy jak z badaniami itd
Powiedziałam jak jest i powiedziałam że we wtorek będę bo mają być zajęcia.
Ciekawe ile osób będzie. Oby była próba do spektaklu
Jeny ja się tak tym spektaklem jaram i innymi pozytywnymi rzeczami
To jest teraz tak że nawet jak zdarzy się coś negatywnego i ja 5 minut o tym pomyśle i wracam do pozytywnych
Jeny jestem strasznie podobna do Pinkie Pie xd
Jak wróciłam do domu znieczulenie mi zeszło i zaczęło mnie boleć po tym wyrwaniu
Więc wzięłam przeciwbólowe i zajęłam się oglądaniem Mlp.
Potem miałam dylemat czy robić na szydełku czy iść spać i iść jutro do szkoły
Książka i spać a czy do szkoły to się zobaczy czy będę mogła mówić jak nie to niedziela jest choć zapewne będę ubolewać jutro jakbym nie mogła iść
Jedyne co wzięłam dziś do ust to kawa zbożowa. Nikt mnie nie zmuszał
9 notes
·
View notes
Text
Pilihan Hidup (selesai)
"Ma, kunci mobilku dimana ya?"
"Ma, jam tanganku dimana ya?"
"Ma, kacamataku taruh dimana ya?"
"Ada di atas meja Pa"
"Tidak ada Ma, sudah Papa cari tidak ada"
Seorang wanita menemukan barang yang dicari suaminya di samping laptopnya.
"Ini lho Pa, ada disini ini lho"
"Memang harus kamu yang cari biar cepet ketemu. Kalau sama aku barang-barang selalu ngumpet" usil Hendra
"Dasar kamu ya. Udah cepat berangkat, keburu Aksara nunggu lama di sekolahnya nanti merujuk minta ini itu"
"Siap Sayangku. Papa pergi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" sang istri mencium tangan Hendra
Hendra pun bergegas menuju sekolah Aksara. Sesampai di sekolah dan menemukan putri tercintanya, langsung dipeluklah sang anak.
"Papaaaaaaaa....Papa lama sekali, Aksara udah nunggu lama lho" keluh Aksara
"Maafkan Papa ya anak Papa yang paling cantik. Yok kita pulang, Mama udah masakin makanan kesukaan Aksara, mie goreng dan nugget ayam kan" bujuk Hendra sambil mencium Aksara
"Yeayyy asikkk"
Saat menuju mobil, dia disapa oleh seorang wanita yang tak lain adalah Mama dari Jeni, teman sekolah Aksara
"Halo Hendra, gimana kabarnya? masih inget aku kan? Halo Aksara, Jeni sering banget ceritain kamu ke Tante lho, kapan kapan main kerumah Tante ya" sapa wanita itu kepada Hendra dan Aksara
"Hmmm Candra bukan ya? Oh, Long time no see. Alhamdulillah Aku sehat. Anakmu juga sekolah disini ternyata?"
"Iya ini. Syukurlah kalau keluargamu sehat-sehat" jawab Candra
"Papa kapan kapan boleh ya main ke rumah Jeni" pinta Aksara kepada Hendra
"Siap putriku" jawab Hendra dengan pose tangan ala tentara yang lapor kepada komandannya
"Oke Candra, saya pamit duluan ya"
"Oke Hendra. hati-hati dijalan"
Hendra dan Aksara pun masuk mobil dan melajukan mobilnya ke arah Toko Kue untuk mengambil kue ulang tahun yang sudah dipesan beberapa hari sebelumnya. Sesampainya dirumah, Hendra memberikan surprise kepada sang istri.
"Selamat ulang tahun Mamaku tercinta" Aksara memeluk sang mama
"Selamat ulang tahun istriku tercinta, barakallah fii umrik" diciumlah kening sang istri
"Terima kasih Papa dan Aksara" ucap istri Hendra sambil memeluk Hendra dan Aksara
Mereka bertiga melakukan selebrasi dan tak lupa berfoto bersama. Tiup lilin dan potong kue.
"Kue nya cantik sekali, sayang kalau di potong yaa. Ini pasti pilihan Aksara. Tau aja Mama suka coklat" cubit hidung manja sang istri kepada Aksara
"Hehe tau aja Mama, ayo Ma, Aksara sudah ingin makan kue. Lapar"
"Siap sayang"
Sang istri pun memotong kue warna coklat dihiasi dengan buah strawberry diatasnya dan bertuliskan "Happy Birthday Nisa (Istri dan Mama terhebat)"
(selesai)
------------------------------------------------------------------------------
8 tahun yang lalu Hendra memilih dan memutuskan untuk tidak menyetujui permintaan dari Mama dan Papa Candra. Terjadi adu mulut dan pertiakian yang sengit antara Hendra dan Papanya saat itu. Hendra bersikukuh untuk tetap melanjutkan keinginannya sebagai penulis dan creator komik. Mama Hendra membantu menengahi antara Hendra dan sang suami yang sama sama keras kepala. Singkat cerita, Hendra pun meneruskan perjalanan karirnya hingga sampai pada titik dimana dia bisa mapan secara finansial dan Papanya pun juga sudah berdamai.
2 tahun kemudian, Hendra mendapatkan kabar bahwa Nisa sudah kembali ke Tanah Air dan mengetahui bahwa ia belum memiliki pasangan. Dengan kekuatan tekad dan kesiapan yang sudah dia siapkan sejak berpisah dengan Nisa, Hendra tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Didatangilah rumah Nisa, dan meminta restu dari Mama dan Papa Nisa. Setelah mendapatkan restu dari kedua orang tua masing-masing, berlangsunglah pernikahan Nisa dan Hendra yang cukup sederhana namun penuh makna. Setelah menikah, Nisa dan Hendra mendapatkan karunia seorang putri yang cantik jelita yang lahir tepat 2 tahun pernikahan mereka yang diberi nama Aksara Firda Widhiani.
3 notes
·
View notes