Tumgik
#Makam Bung Karno
rupmoker · 2 months
Text
Tumblr media
Sambut HUT ke-79, Kemenkumham Gelar Layanan Publik se-Indonesia
Jakarta - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 atau Hari Pengayoman menggelar pameran layanan publik di Plaza Sudirman Gelora Bung Karno, Jakarta. Perhelatan ini tak hanya dilakukan di Jakarta saja, namun juga dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa pelayanan publik terus bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman.
Kemenkumham pun merespon kebutuhan masyarakat dengan mengadakan event ini, yang akan menjadi starting point bagi Kemenkumham kedepannya.
“Mencermati revolusi industri sekarang, maka sungguh tepat jika kita harus bergerak progresif dan dinamis dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik,” ujarnya saat membuka kegiatan pelayanan publik Kemenkumham.
Kualitas layanan publik, lanjut Laoly, merupakan hasil perpaduan dari sistem, profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan standar pelayanan yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan. Sehingga masyarakat akan mendapatkan kepuasan dan meningkatkan kepercayaan terhadap Kemenkumham.
“Penyelenggaran pelayanan publik Kemenkumham yang kita selenggarakan selama satu hari ini menghadirkan perpaduan berbagai jenis layanan yang dimiliki Kemenkumham dalam satu tempat dan satu waktu, yang pada umumnya sulit dilakukan,” katanya, Minggu (04/08/2024) pagi.
Melalui kegiatan ini, selain memberikan alternatif kemudahan untuk mengakses layanan publik Kemenkumham, juga menjadi ajang bagi jajaran Kemenkumham untuk mempromosikan kemajuan, inovasi, dan prestasi kerjanya, khususnya di bidang pelayanan hukum dan HAM kepada masyarakat.
Ada empat layanan publik yang diselenggarakan dalam event ini, yaitu layanan keimigrasian, layanan Kekayaan Intelektual (KI), layanan Administrasi Hukum Umum (AHU), serta pameran pemasyarakatan.
Dalam layanan keimigrasian, tersedia pembuatan e-paspor yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi (Kanim). Sementara dari layanan Kekayaan Intelektual (KI), tersedia layanan publik dalam merek, paten, hak cipta dan desain industri untuk mendukung perlindungan karya anak bangsa melalui bidang KI.
Sedangkan pada layanan AHU, terdapat layanan perseroan terbatas, perseroan perorangan, perkumpulan, notariat, kewarganegaraan dan apostille untuk mendukung masyarakat dalam mendapatkan kemudahan berusaha.
Terakhir, juga terdapat Pameran Bangga Produk Warga Binaan Pemasyarakatan yang menampilkan berbagai produk kerajinan bernilai ekonomi.
“Pelayanan publik yang kita selenggarakan pada hari ini merupakan wujud nyata komitmen kita untuk semakin mendekatkan diri kepada masyarakat, mengampanyekan layanan publik Kemenkumham seluas-luasnya kepada masyarakat,” jelas Yasonna.
Dalam kegiatan ini, Menkumham Yasonna H. Laoly didampingi Sekretaris Jenderal Andap Budhi Revianto dan sejumlah Pimpinan Tinggi (Pimti) Madya Kemenkumham lainnya.
Ditempat yang sama, Sekjen Kemenkumham yang sekaligus juga Ketua Umum Penyelenggaraan Peringatan Andap Budhi menyampaikan bahwa kegiatan hari ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan didalam peringatan Hari Pengayoman ke-79 Kemenkumham.
"Terdapat beberapa kegiatan lain yang diagendakan dan dilaksanakan seluruh Kanwil Kemenkumham seluruh Indonesia yakni ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Silaturahim dengan Sesepuh, Bakti Sosial Kemenkumham Peduli, Wisuda Purnabakti, Pemeriksaan Kesehatan, Donor Darah, serta pertandingan olahraga seperti tenis, menembak dan olahraga tradisional," tutur Andap.
Adapun tema Hari Pengayoman pada tahun 2024 ini adalah “79 Tahun Kementerian Hukum dan HAM Mengabdi untuk Negeri Menuju Indonesia Emas 2045”.
Untuk diketahui, sebelum bernama Hari Pengayoman yang ditetapkan pada tahun ini, peringatan ulang tahun Kemenkumham sebelumnya disebut dengan Hari Dharma Karya Dhika (HDKD). HDKD sejatinya ditetapkan sebagai Hari Kehakiman Republik Indonesia yang dirayakan tanggal 30 Oktober setiap tahunnya.
Selanjutnya pada 2021, terbit Keputusan Menkumham tentang Penetapan Hari Lahir Kemenkumham yang menegaskan bahwa hari ulang tahun Kemenkumham diperingati setiap tanggal 19 Agustus.
1 note · View note
lintasbatasindonesia · 5 months
Text
Kompak, Forkopimda Blitar Raya Ikuti Ziarah Rombongan Lemhannas RI Ke Makam Bung Karno
Blitar – Dalam rangka memperingati hari jadi ke-59 Lemhannas RI Tahun 2024, Reaktualisasi Ketahanan Nasional, Dandim 0808/Blitar Letkol Inf Hendra Sukmana bersama Forkopimda Blitar Raya, mendampingi Plt. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono beserta rombongan, dalam rangka kegiatan ziarah ke Makam Bung Karno, yang terletak di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, Kamis…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kbanews · 9 months
Text
Di Makam Bung Karno, Gus Muhaimin Ingat Tulisan Sang Proklamator: Banyak Bicara, Banyak Bekerja!
BLITAR I KBA – “Sekali Lagi: Bukan ‘Jangan Banyak Bicara, Bekerjalah!’ Tetapi ‘Banyak Bicara, Banyak Bekerja!’’. Tulisan dan pesan Bung Karno yang dimuat di koran harian Pikiran Rakyat tahun 1933 itu, diingat betul oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar. Kutipan bijak tersebut diutarakan oleh Gus Muhaimin, sapaan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
difawisata · 10 months
Text
Makam Bung Karno, Menyaksikan Makam Presiden RI Pertama dengan Arsitektur Jawa Berbentuk Joglo di Blitar
Jelajahi keagungan Makam Bung Karno Blitar, tempat arsitektur menakjubkan berbentuk joglo Jawa berpadu sempurna dengan nuansa spiritual. Harga tiket: Bebas; Map: Periksa lokasiAlamat: Jl. Ir. Sukarno No. 152, Bendogerit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur. Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Tidak hanya menawarkan keindahan alam yang mempesona tetapi juga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dulurganjar · 1 year
Text
1 note · View note
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com – Saat berkunjung ke Kota Bengkulu, Sobat Turisian jangan lewatkan berwisata religi dengen menyambangi Masjid Jamik Bengkulu. Sepintas memang tak tampak keistimewaannya, namun justru daya tariknya terletak dari sang arsitekturnya, yaitu Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno. Lokasinya sangat strategis, berada di Jl. Letjen Soeprapto, Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Kalau melihat dari udara, posisi lahan masjid berbentuk segitiga. Terletak tepat di simpang empat yang membelah Jl Letjen Soeprapto, Jl MT Haryono, dan Jl Jenderal Sudirman. Dulunya Masjid Jamik Bengkulu masih berupa surau atau musala bernama Surau Lamo yang menurut Bahasa Bengkulu berarti Surau Tua. Pendiriannya oleh saudagar keturunan Bugis, Sulawesi Selatan bernama Daeng Makulle pada awal abad 18. Makulle sendiri merupakan seorang datuk dagang dari daerah Tengah Padang. Oleh karena itu, surau tersebut terkenal juga sebagai Surau Gadang atau Masjid Jamik Tengah Padang. Lokasinya tak jauh dari makam pahlawan nasional Sentot Alibasya alias Pangeran Diponegoro, yang terletak di Kelurahan Bajak, Bengkulu. Bangunan awalya pun masih sangat sederhana, beratapkan rumbia, dengan tiang-tiang dan lantainya terbuat dari kayu. Saat memasuki abad 19, bangunan masjid berpindah ke lokasi sekarang dan lebih berkembang. Masjid berada di pusat perdagangan serta berfungsi untuk mempertemukan banyak kalangan ketika salat lima waktu. Kemudian memasuki awal abad 20, para kaum tuo, begitu sapaan kalangan cerdik pandai dan ulama di tanah Sumatra, bersama masyarakat setempat bersepakat merenovasi masjid. Karena kondisinya mulai memerlukan perbaikan. Peran Soekarno Pada saat bersamaan, tokoh nasional Soekarno masuk ke Bengkulu pada 14 Februari 1938, setelah menjalani pengasingan selama empat tahun di Ende, Nusa Tenggara Timur. Oleh penjajah Belanda, Bung Karno menempati sebuah rumah sewaan milik pengusaha Tionghoa bernama Tjang Tjen Kwat. Alamatnya di Jalan Jeruk, sekarang adalah Jl Soekarno-Hatta, Kota Bengkulu. Baca juga: Yuk Liburan Dulu ke Pantai Panjang Bengkulu! Bung Karno kerap mampir ke Masjid Jamik Tengah Padang Bengkulu tersebut untuk melaksanakan salat. Kebetulan, letaknya sekitar 1,5 km dari rumah pengasingannya dan dapat ia tempuh dengan jalan kaki atau bersepeda onthel. Ia melihat bahwa masjid harus ada pembangunan ulang karena strukturnya sudah membahayakan jemaah saat salat. Soekarno pun tak asal bicara, sebab dia memang berlatar pendidikan insinyur teknik sipil dari Technische Hoogeschool (THS) atau kini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB). Seperti dalam tulisan Zein Abdul Baqir dalam “Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia”, Bung Karno kemudian bermusyawarah bersama kaum tuo yang ia sebut sebagai bigotedly orthodox agar bersedia memperbarui masjid mereka. Gayung bersambut karena kaum tuo pun memikirkan hal serupa dan mereka mencapai mufakat bahwa Bung Karno sendiri yang akan mendesain rupa baru Masjid Jamik Bekulu itu. Presiden RI Pertama ini pun tak ingin menerapkan desain bangunan bergaya Timur Tengah atau Eropa. Sukarno punya gayanya sendiri. Desain Arsitektur Antikolonial Yuke Ardhiati dalam buku “Bung Karno Sang Arsitek” menyebutkan bahwa Bung Karno memiliki konsistensi padu padan gaya antikolonial dan mengedepankan konsep Indonesia. Itu memengaruhi model arsitektur karyanya pada periode 1926-1945. Ketika itu, Bung Karno tak banyak mengubah struktur bangunan. Namun lebih menegaskan paduan nuansa Jawa dan Sumatra pada desain Masjid Jamik Bengkulu itu. Bung Karno mempertahankan sebagian struktur bangunan dan hanya mengubah bagian atap, tiang masjid, dan menaikkan tinggi lantai hingga 30 cm, serta dinding naik lagi 2 meter. Bagian atapnya ganti berbahan seng dengan bentuk bermodel mansard atau atap tinggi bersisi empat miring curam dengan sedikit tekukan pada bagian bawah. Atapnya bersusun atau bertumpuk tiga melambangkan iman, Islam, dan ihsan. Baca juga: Liburan Seru di Wahana Surya, Waterpark Terbesar di Bengkulu
Ada filosofi khusus mengapa bagian atap dan plafon jadi tinggi seolah-seolah ingin mencakar langit karena melambangkan ketaatan kepada Tuhan. Ada ornamen tambahan, yaitu hiasan kemuncak atau menyerupai gada pada puncak atap. Konon, Sukarno terinspirasi oleh senjata gada milik tokoh pewayangan favoritnya, yakni Bima. Struktur Bangunan Masjid Masjid Jamik Bengkulu mempunyai tiga bangunan yang saling menyatu, yakni inti masjid, serambi, dan bangunan tempat wudhu. Pada inti masjid yang menjadi ruang utama salat berukuran 14,65 m x 14,65 m. Terdapat tiga pintu masuk dengan pembatas tiga pilar setinggi sekitar 2,5 meter. Menariknya, Bung Karno tidak menempatkan tiang-tiang penopang pada bagian tengah interior masjid sehingga menghadirkan kesan lebih lapang dan lega. Justru menyematkan tiang-tiang pada setiap sisi bangunan masjid dengan jarak teratur. Pada bagian kepala pilar-pilar ini terdapat ukiran motif sulur dari kayu jati. Total ada 19 tiang dengan ukiran kayu di atasnya, termasuk pada tiga tiang pembatas pintu masuk Masjid Jamik Bengkulu. Kembali ke bangunan inti, suasananya terasa teduh karena dindingnya tinggi, sekitar 7 meter hingga mencapai plafon yang terbuat dari kayu jati cokelat. Lalu ada lubang angin bersusun dua di tiga sisi bangunan, tepat sekitar 20 cm di bawah plafon. Sekitar 1 meter di bawah lubang angin, ada motif ayat-ayat Alquran berkelir emas mengelilingi keempat sisi dalam bangunan. Bagian utama masjid ini mampu menampung sekitar 400 jemaah. Lanjut ke bagian depan ruang utama salat Masjid Jamik Bengkulu, Sobat Turisian bakal melihat sebuah mihrab berbahan beton berukuran 2,5 m x 1,6 m. Dengan mimbar khutbah bergaya Istanbul Ottoman lengkap dengan empat anak tangga. Tepat di atas mihrab ada dua kubah mini terbuat dari bahan stainless steel. Pada bagian serambi, bentuknya seperti persegi panjang dengan plafon berlapis kayu jati cokelat. Serambi tersebut ada penopang tiang kayu besar persegi delapan. Sementara tempat wudu berukuran 8,8 m x 5,55 m. Tepat di belakangnya tampak halaman luas masjid yang biasa untuk parkir kendaraan atau sebagai area salat Id. Baca juga: Petualangan ke Gunung Kaba Bengkulu yang Memukau Berkat nilai sejarahnya tersebut, pemerintah pusat sejak 2004 telah menetapkan Masjid Jamik Bengkulu sebagai cagar budaya nasional. Hal ini semakin kuat dengan Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Masjid ini juga berfungsi sebagai objek wisata religi dan sejarah yang selalu ramai masyarakat lokal dan luar Bengkulu berkunjung.*     Sumber: indonesia.go.id
0 notes
irwanduasisinews · 2 years
Text
Satu Tahun Jelang Pemilu, Caleg PDI Perjuangan Jawa Tengah Ziarah Ke Makam Bung Karno
Pemilu24.com ( Slawi ) Satu tahun sebelum dilaksanakannya Pemilu tahun 2024, seluruh calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan Jawa Tengah menyelenggarakan acara ziarah ke makam Bung Karno di Blitar. ( 12/02/2023 ) Menurut Harris Turino Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Pesertanya lebih dari 1300 orang, mulai dari para Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari PDI…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
aprilspaces · 2 years
Text
Kalau Depok Begini, Kira-kira Bagaimana?
Tumblr media
Kalau kuburan ini bisa bersuara, mungkin mereka tertawa sekaligus heran melihatku setiap hari bolak-balik ke sini. Bukan. Kali ini bukan kontemplasi. Kali ini aku mau kenal lebih jauh sama identitas tulang belulang di kompleks ini.
Ada yang namanya Jonathan, Jacob, Loen, Soedira, Samuel, Leander, Laurens, Isakh, Bacas, Tholense, Zadokh. Sudah ku sebut semua belum, ya? Kalau ada yang tertinggal, bisa-bisa aku didatangi tengah malam.
Omong-omong, aku mau berterima kasih sama mereka semua. Seumur-umur aku hidup, baru kali ini aku baca Alkitab. Pakai bahasa Belanda pula. Hahahaha. Kalau ditanya apa ayat yang paling aku suka, tanya saja sama Almarhum Pendeta yang bermarga Soedira. Aku sepakat sama dia.
Kalau aku harus jelaskan satu persatu-satu, mungkin aku mulai dari sini dulu, ya. Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang menggarap tugas agar cepat-cepat ke luar dari belenggu rekonstruksi masa lalu.
Entah mengapa, pilihan topik tugas akhirku tidak jauh-jauh dari tanah tercinta, tanah babi ngepet dan ayu ting-ting ini. Orang-orang mungkin akan heran, bisa-bisanya ada manusia yang mau meromantisasi Depok. Ya ada, aku orangnya.
Menurutku, Depok memang romantis kok. Aku merasa aku punya tanggung jawab untuk meluruskan ini ke kawan-kawan media dan influenza banyak congor di aplikasi biru. Depok itu romantis, sumpah!
Ayo, ikut aku jalan-jalan ke kawasan Depok Lama. Kalau aku jadi pemerintah, aku sulap daerah ini biar seperti Kota Tua Jakarta atau Kota Lama Semarang. Sayangnya, Pemerintah Depok itu bisanya hanya bikin lagu saja.
Coba main ke kawasan Depok Lama, Jalan Pemuda dan sekitarnya. Kamu akan tahu betapa romantisnya kota kecil ini. Buatan siapa dulu dong? Buatan Belanda…. Tapi ya mau gimana, aku tetap harus kasih fakta.
Sebenarnya bangunan kolonial di sini indah-indah, sayang banyak yang tidak terurus. Sebenarnya aku juga sempat bingung mau membahas yang mana. Setelah berpikir panjang, sepertinya aku akan lebih cocok dengan hal-hal yang suram.
Ya, makam ini contohnya. Kompleks Makam Kamboja. Lihat saja, sudah hampir setiap bulan aku melayat para mayat di balik tombe-tombe ini. Walaupun aku tidak kenal, aku sapa saja. Walaupun kita beda agama, aku doakan saja, pakai ayat kursi.
Yang aku cari di sini sebenarnya sederhana. Identitas dan kelas. Ternyata oh ternyata, aku di kasih lebih lagi. Aku di kasih cinta. Aku dikasih pelajaran berharga soal siapa warga Depok sebenarnya.
Aku tidak menduga-duga akan bertemu orang yang bangga menjadi warga Depok. Para keturunan budak Belanda ini, mereka antusias sekali menceritakan kisah turun-temurunnya. Seperti ada ikatan yang tidak boleh dilepas.
Mereka ikhlas. Mereka tidak marah dicaci maki kaum ekstrimis pembenci minoritas. Mereka tidak kecewa diacuhkan pemerintah. Mereka tetap berusaha membangun citra Depok yang tersembunyi ini. Citra Depok sebagai pusat agama Kristiani dan kota mandiri yang merdeka lebih dulu sebelum Indonesia. Iya, sebenarnya Depok itu tidak cocok jadi Dinasti PKS. Depok itu memang awalnya dipenuhi orang Kristen dan Cina.
Orang-orang ini, aku juga tidak paham mengapa mereka begini. Untuk apa mempertahankan dan melestarikan sejarah, bukankah yang penting adalah masa depan? Tidak, bagi mereka, sejarah adalah suatu entitas yang membentuk siapa mereka saat ini.
Segala kenyamanan dan kasih sayang yang terjalin di antara kaum Belanda-Depok ini, mereka dapatkan dari sejarah. Sejarah kadang kala memang mengherankan. Kekuatan magisnya dapat membentuk pola pikir seseorang.
Maka sekarang aku percaya mengapa Bung Karno mencetuskan jas merah. Bagi beberapa orang, sejarah adalah bagian dari diri mereka. Tidak, bagi Depok, sejarah adalah identitas yang akan menyelamatkan mereka dari bayang-bayang babi ngepet. Tidak, bagi Indonesia, sejarah adalah senjata untuk berbangga-bangga bahwa setidaknya kita pernah menjadi bangsa yang hebat.
Oke, kalau sudah di klimaks, biasanya akan ada kata “bersambung”. Bagaimana kalau kita lanjut lagi nanti saja? Saat aku sudah selesai berkenalan dengan semua mayat-mayat di sini. Siapa tahu aku menemukan harta karun lagi!
0 notes
renspage · 4 years
Text
Wisata (Sejarah) Blitar part 2
Ini adalah bagian kedua dari cerita Ren sebelumnya.
Setelah puas berfoto-foto ria di area Perpustakaan.. Kami berniat kembali ke parkiran mobil, ya.. setidaknya begitu yang aku pikirkan.
Nyatanya Yangkung dan Yangti telah duduk di depan salah satu kios pedagang baju. Mereka telah membeli oleh-oleh selagi menanti kami.
Mama pun berniat untuk membelikan si Bungsu baju bergambar Bung Karno sebagai hadiah. Tidak ada perayaan khusus, hanya untuk mengingat bahwa kami sudah pernah berwisata ke Blitar untuk mengunjungi makam Bung Karno. Karena adik ku satu itu suka sejarah dan memiliki rasa ingin berkunjung ke tempat-tempat bersejarah yang tinggi.
Aku dan adik perempuan ku hanya ikutan duduk bersama Yangkung dan Yangti, membeli es krim, dan mencari kesibukan sendiri untuk meredakan rasa bosan. Ya. Kami berdua sangat bosan jika ditinggal berbelanja.
Ada yang unik di tengah “kesibukan” kami berdua ( ´◡‿ゝ◡`)
Tiba-tiba saja, entah dari mana munculnya, ada seseorang yang mentalnya tidak sehat meminta-minta sambil perlahan mendekat ke arah kami berdua yang posisi duduknya sangat tidak mendukung di dekat pintu masuk parkiran mobil. Adikku yang panik pun meminta ku agar kami kembali duduk bersama Eyang.
Mengingat kejadian itu.. terpingkal aku dibuatnya.
Padahal “orang” itu tidak melakukan apapun yang merugikan ia, tetapi adikku ketakutan duluan. Untuk apa takut, jika kita juga tidak mengganggu mereka.
Kami pun melanjutkan rangkaian wisata kali ini dengan mencari tempat makan siang. Setelah itu dilanjut dengan membeli oleh-oleh lagi. Kali ini berupa makanan. ES DROP BLITAR.
Tumblr media
Es Drop ini bukan sembarang Es Drop. Mama menemukan tempat unik ini dan ingin sekali ke mari, berkat rasa penasarannya yang tinggi akan komentar-komentar yang tersebar di Internet. Mama ingin bertemu dengan Ai pemilik tempat jajanan ini yang terkenal “kurang ramah”.
Beruntunglah Mama dan Papa kala itu, karena si Ai tidak ada. Jadi mereka berdua dilayani suami si Ai yang terkenal “baik hati”.
Tumblr media
Pasangan pemiliknya memiliki sikap dalam melayani pelanggan yang bertolak-belakang, tetapi saling melengkapi. It’s kinda cute ( ꈍᴗꈍ)
Kemudian.. Tiba-tiba saja sudah di perjalanan pulang.
Sayangnya.. Di tengah-tengah ketidak-khawatir-an kami semua.. Kami harus menerima dengan lapang, karena lagi-lagi ban mobil Papa bocor (。•́︿•̀。) di kala hujan pula.
Yangti, si Tengah, dan si Bungsu meneduh di pinggiran toko. Mama bantu memberi tanda agar pengendara lain tidak terlalu minggir ke arahku, Yangkung, dan Papa. Tugas para lelaki dewasa adalah otak-atik ban. Sedangkan aku bertugas sebagai pembawa payung dan lampu sebagai “peran pembantu”, agar Yangkung dan Papa dengan leluasa melihat dan tidak kebasahan di tengah hujan deras dan gelapnya malam.
Beruntung tak memakan waktu selama yang terakhir kali, ban mobil depan sudah bisa digunakan kembali. Kami pun pulang dengan sebagian basah kuyup diterpa hujan. Yang kering mungkin cuman Eyang Putri, Mama, dan si Tengah yang memakai baju dobel.
Apapun yang telah terjadi. Hari itu menyenangkan \(^o^)/
~ Sekian ~
11 notes · View notes
terasikip · 2 years
Text
Usulan Dasar Negara Ir Soekarno dan Perubahan Piagam Jakarta
Usulan Dasar Negara Ir Soekarno dan Perubahan Piagam Jakarta
Terasikip.com – Usulan Dasar Negara Ir Soekarno. Lahirnya dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila melalui proses perumusan yang lumayan panjang serta ada banyak tokoh yang terlibat di dalamnya. Dalam melakukan perumusan Pancasila, langkah pertama-tama diawali dengan terbentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI (Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Adanya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kbanews · 1 year
Text
Tanggung Jawab Warga Negara terhadap Keutuhan Bangsa
Menjaga warisan kebangsaan Soekarno: JAS MERAH – Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Bahwa Republik ini dimerdekakan dengan mengorbankan harta, benda, jiwa, dan raga. Taman Makam Pahlawan seluruh kota di Indonesia tak akan muat menampung jasad para pahlawan kemerdekaan yang tersebar di mana-mana, termasuk mereka yang dimakamkan tanpa tandan ama sebagai pahlawan yang tak dikenal. Bung Karno…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 3 years
Text
Tak Sengaja Ganjar Pranowo Ketemu Mensos Saat Ziarah Ke Makam Bung Karno
Tak Sengaja Ganjar Pranowo Ketemu Mensos Saat Ziarah Ke Makam Bung Karno
BNews–JATENG– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ziarah Makam Bung Karno di Blitar, Minggu (24/10/2021). Siapa sangka, ternyata di lokasi sudah lebih dulu datang Menteri Sosial Tri Rismaharini. Ganjar yang mengenakan polo warna hitam tiba menjelang tengah hari. Ratusan orang langsung mengerubungi pria berambut putih itu. Mereka meminta foto bersama Ganjar. Komplek makam hari itu memang ramai…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ribrid · 2 years
Text
Blitar sangat mudah untuk dirindukan, in many ways.
Cuaca dinginnya, keramahan orang-orangnya, dan keasrian desa rumah nenek sepertinya adalah beberapa faktor kenapa Blitar terasa amat homey. Apa mungkin juga karena ari-ariku ditimbun di Blitar? Awowkwowkwowk.
Tak tahu kenapa, Blitar selalu bisa mendorong beberapa keinginan dan aktivitas yang jarang bisa terlaksana ketika di tempat lain. Seperti menghabiskan beberapa buku sekaligus. Meski kehidupan di desa mostly diisi dengan menyapa, membaur, dan jarang ada kesempatan untuk membaca buku dengan tenang, tapi selalu ada saja kesempatan buat baca meski sebentar-sebentar. Melek di malam hari untuk membaca buku juga terasa amat nikmat. Mungkin karena efek cuaca yang dingin, jadi minim distraksi yang timbul karena rasa panas dan gerah.
Tapi, tetap ada beberapa hal yang sampai sekarang masih wacana. Live-sketch, misal. Sampai sekarang, masih berkeinginan untuk live sketch pemandangan sawah dan matahari terbit yang bisa dilihat di atas ketinggian plengsengan jembatan di sebelah selatan desa. Sejak diajak jalan-jalan pagi saat masih duduk di bangku SD, plengsengan jembatan jadi tempat yang didamba-dambakan.
Yang paling memungkinkan menjadi faktor healing ketika di Blitar barangkali adalah karena sinyal yang masih suka tersendat-sendat. Hujan sedikit, hilang sudah sinyal. Paling nyaut ya kalau pakai telkoms*l. Minim screentime memang jadi obat terbaik healing pikiran.
Tapi sekarang sinyal XL sudah nyaut di Blitar. Kayaknya, XL sudah improve jangkauan sinyalnya. Kalau nggak ada sinyal sama sekali juga stres sih, karena kepikiran tugas2 atau hal lain yang kudu dikerjakan. Tapi kalau yang namanya di desa, faktor healing yang lain adalah, karena selalu ada orang untuk diajak berbincang 🤗
Tumblr media Tumblr media
Ini adalah penampakan foto rembulan yang diambil saat jalan-jalan malam bersama Ayah. Di desa, masih ada beberapa jalan yang tidak punya lampu penerangan meski letaknya di tengah-tengah sawah. Jalan yang kayak gini nih yang menantang tapi juga menakutkan kalau dilewatin sendirian, apalagi kalau terlanjur keterusan dan lupa kalau kudu lewat tengah sawah.
Tapi, karena kemarin motoran bareng Ayah, ada kesempatan buat mendongak ke atas. Kebetulan rembulan sedang penuh. Di tengah jalan yang membelah sawah dan tanpa lampu penerangan, bulan utuh itu terasa begitu terang. Ayah bilang, kalau di jaman dulu orang-orang akan duduk di atas dipan di depan rumah dan berkumpul untuk melihat bulan utuh. Tiba-tiba aku seperti terlempar di zaman yang dikatakan Ayah. Tanpa lampu. Tanpa HP. Hanya ada bulan utuh dan perbincangan yang hangat, dan tanaman-tanaman jagung di sawah memantulkan cahaya bulan yang berwarna keperakan.
Sungguh cantik ya. Sering sekali berpikir, kayaknya aku cocok terlahir di zaman dulu. Saat teknologi belum maju. Saat penerangan untuk belajar masih dalam bentuk lampu petromaks. Tapi, sepertinya tidak akan menyenangkan jika tak ada ragam bacaan yang sebanyak sekarang. Konon katanya, buku-buku harus ditimbun di dalam tanah agar tidak dicurigai Belanda. Itu kalau zaman penjajahan. Tapi kalau zaman orba, nggak tau lagi deh ya. Barangkali bacaan-bacaannya adalah sesuatu yang berkebalikan dari yang sekarang. Sesuatu yang anti-kritik mungkin(?)
Pokoknya, Blitar selalu punya that vibe for reading a book. Sayangnya, sampai sekarang belum bisa punya akses motor sendiri buat keliling di kota, terutama mampir di perpus makam Bung Karno. Cita-cita masa kecil buat bisa duduk seharian di sana, menemukan vibe lama 1 day 0,5 book, atau 1 day 0,3 book.
2 notes · View notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Saat Sobat Turisian berkunjung ke Kota Blitar, Jawa Timur jangan lupa mencicipi aneka jenis kuliner khasnya. Mulai dari camilan, masakan, kue, hingga minuman menyegarkan. Nah kalau mau melepas dahaga di siang hari, kalian mesti coba dua es khas kota Blitar, yaitu Es Pleret dan Es Drop. Jajanan es khas Kota Blitar tersebut akan mudah Sobat Turisian temukan di sana. Selain enak dan menyearkan, harganya pun sangat terjangkau. Hingga tak heran kedua makanan ini banyak penggemarnya dan mampu bertahan sejak lama. Es Pleret  Makanan es khas Blitar yang satu ini terbuat dari tepung beras dan biasanya memakai pewarna makanan. Seperti merah, putih, atau hijau agar terlihat lebih menarik. Minuman ini sepintas mirip es cendol atau dawet, namun pleret berbentuk bola-bola. Rasa manis minuman es Blitar tersebut sangat khas, karena es pleret tersaji dengan gula Jawa cair atau banyak orang Jawa yang menyebutnya juruh. Gula ini sebagai bahan pemanis alami minuman tersebut, sehingga pleret berbentuk bola-bola ini ketika Sobat Turisian makan terasa nikmat manisnya dan segar. Kemudian setelah Es Pleret ada campuran juruh, lalu tambah kuah santan untuk memberi rasa gurih dan tambahan potongan es batu. Jadi sangat menyegarkan buat melepas dahaga. Baca juga: Wisata Sejarah ke Istana Gebang Blitar, Tempat Masa Muda Bung Karno Sobat Turisian yang tertarik minuman es ini dapat menemukan penjualnya yang sudah legendaris di sekitar tempat wisata Kebonrojo, Makam Bung Karno, PIPP, dan Alun-alun kota. Es Drop  Olahan makanan es berikut ini juga termasuk legendaris di Kota Blitar dan menjadi rekomendasi bagi wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut. Selain menyegarkan, rasanya cukup memanjakan lidah. Es drop pada dasarnya termasuk es lilin dengan panjang 10 cm. Jajanan enak ini terbuat dari bahan dasar gula merah dan santan yang dibekukan. Jenis es yang satu ini termasuk kuliner legendaris khas Blitar karena sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda. Tepatnya sekitar tahun 1937 dengan cita rasa yang masih bertahan dan tidak berubah sampai saat ini. Baca juga: Air Terjun Njumeg di Kabupaten Blitar yang Indah dan Bikin Betah Kalau Sobat Turisian ingin mencoba dan membeli Es Drop dapat menemukannya di pedagang keliling di sekitaran Blitar kota. Para pedagang es tersebut mengayuh sepeda tentunya dengan membawa wadah berwarna merah. Suara ting..ting..ting dari lonceng kecil menjadi ciri khas  para penjual Es Drop tersebut.*       Sumber & Foto: Disbudpar Kota Blitar
0 notes
renspage · 4 years
Text
Wisata (Sejarah) Blitar part 1
Ren dan keluarga berangkat dari rumah pagi-pagi sekali.
Ren, mama, dan adik-adik sarapan di atas kendaraan. Sedangkan Papa, Yangkung, dan Yangti bungkus makanan yang dijumpai selama perjalanan.
Hari itu tujuan utama kami adalah mengunjungi “museum” Bung Karno yang kata Mama bersebelahan dengan tempat makam mendiang.
Tetapi sebelum meluncur ke tujuan utama, Mama dengan bantuan Maps, membawa kami semobil ke area alun-alun. Kata-nya sih ada minuman yang khas Blitar yang Mama pinginin. ES DAWET PLERET namanya.
Tumblr media
Layaknya es dawet pada umumnya, hanya ditambah pleret yang kali ini aku dan adik perempuanku mendapat warna putih saja. Kuahnya manis dan gurih, begitupun dengan dawet-nya. Pleretnya.. karna aku pecinta yang manis-manis, aku kurang suka dengan rasanya yang hambar. Tetapi, bisa jadi itulah keunikan es dawet satu ini. Dengan diberi rasa hambar, maka es dawet tidak akan kemanisan untuk para penikmat-nya.
Lalu.. Kami pun meluncur ke “museum” yang dimaksud Mama. Hihi (. ❛ ᴗ ❛.)
Nyatanya si “museum” itu adalah Perpustakaan sebelah area makam yang terdapat patung Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Sebelum benar-benar memarkirkan mobil dan memasuki kawasan wisata, kami sempat berputar-putar dari area parkir makam Bung Karno ke Istana Gebang, karena bingung dimana tempat yang dimaksud Mama. Mama tuh yakin sekali kalo keberadaan patung yang beliau maksud bukan di Istana Gebang.
Setelah menunjukkan foto patung yang dimaksud pada ku, aku menyadari sesuatu. Ada logo bintang dominan warna hijau di sana, logo Perpustakaan Indonesia.
Setelah kami memutuskan untuk putar balik dari Istana Gebang, betapa malang nasib adik laki-laki ku •́ ‿ ,•̀
Karena pandemi COVID-19, perpustakaan hanya dibuka bagi mereka yang sudah mendaftar keanggotaan Perpustakaan Indonesia saja.
Tetapi, tidak masalah..
Kami. Aku, papa-mama, dan kedua adikku menikmati apa yang ada. Kami pun berjalan-jalan di area perpustakaan. Mulai dari berfoto dengan patung Bung Karno..
Tumblr media Tumblr media
..Ala-ala sedang memahami relief..
Tumblr media
..Foto-foto sudut-sudut perpustakaan yang unik dari prespektif ku..
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
..Hingga OOTD ala-ala (ノ≧∇≦)ノ ミ ┻━┻
Tumblr media Tumblr media
Bersambung~ (≧▽≦)
0 notes
gooselacom · 4 years
Text
Blitar, Goosela.com – Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana (KCK), Ibu Hetty Andika Perkasa hari ini melakukan Kunjungan di Kota Blitar.
Dalam kunjungannya di Kota Blitar. KASAD dan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana melaksanakan ziarah dan tabur bunga di Makam Bung Karno dan di sambut langsung oleh Dandim 0808/Blitar Letkol Arh Dian Musriyanto, S.A.P dan Ibu Ketua Persit KCK Cabang XXII Dim 0808 Ny. Dewi Dian Musriyanto, Sabtu (5/9/2020).
Dandim 0808/Blitar Mendampingi KASAD dan Ketua Umum Persit KCK Ziarah di Makam Bung Karno
“Blitar menjadi salah satu kota yang dikunjungi KASAD bersama Ibu Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana dalam rangkaian Kunjungan kerjanya di Jawa Timur,” kata Dandim 0808/Blitar yang turut mendampingi dalam kegiatan tersebut.
Dijelaskannya dalam Kunkernya di Blitar, KASAD dan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana melakukan ziarah ke makam Presiden RI pertama Ir. Soekarno yang berada di komplek Makam Bung Karno (MBK).
Selain ziarah ke makam Bung Karno, KASAD dan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana juga melakukan ziarah di makam keluarga yang berada TPU Karanglo, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar,” ungkap Dandim 0808/Blitar. (Dim0808)
(G/Ad)
Dandim 0808/Blitar Mendampingi KASAD dan Ketua Umum Persit KCK Ziarah di Makam Bung Karno Blitar, Goosela.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana (KCK), Ibu Hetty Andika Perkasa hari ini melakukan Kunjungan di Kota Blitar.
0 notes