#Liat Mathias
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Bad movie I have Star Slammer 1986 original title Prison Ship
#Star Slammer#Viking International Pictures#Sandy Brooke#Suzy Stokey#Ross Hagen#Marya Gant#Aldo Ray#Dawn Wildsmith#Richard Hench#Michael Sonye#Lindy Skyles#Bobbie Bresee#Danita Aljuwani#Dori Renee Crofts#Liat Mathias#Mimi Monaco#Vivian Schilling
8 notes
·
View notes
Text
They always be my favorite badminton player.
Ahsan-Hendra.
Aku penggemar badminton dari Taufik Hidayat sampai hari ini. Aku hafal nama-nama mereka dan siapa lawan bebuyutan mereka. Seperti Taufik hidayat dan Lin Dan. Mereka banyak bertemu dan sama-sama tunggal terbaik dunia. Begitu pula Ahsan-Hendra ini. Mereka punya musuh bebuyutan Lee Young Dae dan partnernya. Era keemasan mereka sudah lama banget, dari tahun 2013. Aku selalu mendukung pasangan Indonesia ini. Seru banget pas liat mereka lawan pasangan Korea, seringnya kalau di TV pas Indonesia open. Jauh sebelum ada Minions, Ahsan dan Hendra lebih dulu menjadi ganda putra tumpuan Indonesia. Aku selalu dukung terus, selalu liat waktu ada pertandingan di TV. Tahun 2016 itu, aku inget ada piala Thomas Cup. Indonesia masuk final, lawannya Denmark. Kesempatan emas buat bawa pulang piala. Tetapi, lagi-lagi Indonesia gagal membawa pulang piala yang sudah berpuluh tahun puasa juara Thomas Cup. Nggak papa masih ada kesempatan! Hingga di tahun yang sama ada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tahun-tahun itu bener- bener jadi momentum Ahsan-Hendra untuk mendapatkan gold medal, karena emang juara 1 dunia atau 2 dunia aku lupa. Tapi ketika mereka bertanding di fase group mereka selalu menang rubber set padahal menurut aku lawannya belum yang susah untuk dikalahkan. Aku merasa kualitas Ahsan-Hendra menurun. Hingga mereka gagal melangkah lebih jauh bahkan kalah di fase group. Saat itu aku sedih banget karena ini momentum mereka tapi malah harus terhenti di awal-awal babak.
Setelah itu, muncullah minions dan Ahsan-Hendra memutuskan untuk berhenti dan tidak berpasangan. Tahun 2016 itu adalah tahun kemunduran menurutku. Ahsan dipasangkan dengan Rian Agung dan Hendra sempat bermain dengan pasangan dari Malaysia. Tapi baik Ahsan maupun Hendra tidak lagi menapaki tangga karir mereka sampai tingkat yang sama atau bahkan lebih baik daripada saat mereka dipasangkan.
Kemudian tahun 2017 apa 2018 ya, mereka dipasangkan lagi. Saat itu minions udah mendominasi ganda putra dikancah internasional. Bisa dibilang Minions ini tuh regenerasinya dari Ahsan-Hendra. Waktu itu minions tu susah banget untuk dikalahkan karena gaya permainan mereka yang cepat dan defense-nya rapet jadi nggak gampang mati. Cuman ada satu pasang ganda yang bisa ngalahin minions atau bisa dibilang minions belum bisa memecahkan telor ngelawan mereka. Pasangan itu dari Denmark, mereka termasuk pasangan senior. Namanya Mathias Boe- Carsten Mogensen. Rame banget kalau mereka tanding.
Nah dikondisi begini, Ahsan-Hendra balik lagi. Mereka kan udah senior mengingat umur juga kan. Tapi ternyata mereka bisa comeback dengan performa yang masih sangat apik. Bahkan mereka cuman nggak bisa dikalahin sama minions. Pas tahun berapa ya, 2019 kalau nggak salah atau sebelum itu. Setiap ada word tour BWF pasti di fase final selalu All Indonesian Final untuk sektor ganda putra. Keren banget kan. Tapi, saat mereka bertanding selalu dimenangi oleh Minions. Tapi pas event besar kayak All England sama BWF World Tour Final Ahsan-Hendra jadi juaranya. Sampai kalau ada pertandingan tu bisa ditebak gitu " Ini pasti Ahsan-Hendra lawan minions lagi di final" Dengan kondisi perbulutangkisan sektor ganda putra seperti ini, target untuk meraih medali di Olimpiade 2020 terbuka lebar untuk Ahsan-Hendra dong.
Aku seneng banget karena mereka masih dikasih kesempatan untuk memperbaiki olimpiade 2016 yang benar-benar kalah telak bagi Ahsan-Hendra ini. Saat semifinal mereka melawan Lee Yang- Wang Chi Lin, mereka harus terhenti langkahnya. Sedih banget rasanya. Aku pengen banget melihat Ahsan-Hendra bisa mendapatkan mendali di olimpiade ini karena memang cuman medali dari ajang olimpiade aja yang belum mereka persembahkan. Nggak papa bisa dapet perunggu. Aku membesarkan hati. Lagi, mereka harus mengalah dengan perjuangan luar biasa untuk melepas perunggu. Aku nggak tahu kenapa hal itu terjadi sama mereka gitu. Seperti olimpiade itu bukan jatah mereka. Tapi, di luar itu semua perjuangan mereka luar biasa, perjuangan di belakang layar mereka dari perjalan karir mereka yang super inspiratif sampai kerja keras mereka sampai di titik ini.
Tadi baca trending di sebelah terharu bacanya. "Semua yang diinginkan Hendra adalah mendapatkan medali olimpiade bersama Ahsan karena dia sudah punya satu tahun 2008." Baca itu aku langsung ngeiyain. Bener banget, mereka pernah menjadi peringkat satu dunia, menang di world tour BWF super 500-1000, BWF world tour final, All England, Asian Games 2014, ya cuman olimpiade ini yang belum 😭😭🥺.
Terlepas dari itu semua, aku senang sekali bisa melihat mereka bermain lagi dalam satu pasangan karena tahun 2016 mereka sempat berpisahkan. Comeback-nya mereka juga nggak kaleng-kaleng. Jadi aku bangga sama mereka dan mereka tetap jadi pasangan ganda putra favorit aku.
NB: Ngeliat foto itu tuuh, pedih banget bercampur bangga. Mereka mencetak sejarah di perbulutangkisan Indonesia. They are Indonesian Legend. 😊🥺
0 notes
Text
Ulasan
RUST AND BONE
MASKULINITAS DAN EMOSI YANG NYATA
Sinema Eropa adalah alternatif terbaik apabila Hollywood atau bahkan drama Korea sudah terasa membosankan. Apabila seni adalah imitasi dari kenyataan, maka, apa yang ingin kita lihat dan rasakan adalah sesuatu yang relevan dengan dunia yang kita tinggali. Bukan rekaan dramatis yang dibingkai sedemikian rupa dengan aktor/ aktris yang memuaskan mata atau tata artistik memukau.
Rust and Bone atau De Rouille et d’Os merupakan film keluaran tahun 2012 besutan sutradara Jacques Audiard. Film kerjasama antara Prancis dan Belgia ini menceritakan tentang seorang ayah muda bernama Ali (Matthias Schoenaerts) yang berusaha bertahan hidup dengan anak semata wayangnya, Sam (Armand Verdue), yang baru berumur lima tahun. Dengan bantuan kakaknya, Anna (Corinne Masiero) dan suaminya, Ali menumpang tinggal dan ditawari pekerjaan sebagai seorang penjaga keamanan pada sebuah klub malam bernama Annexe.
Saat sedang mengamankan Annexe, Ali berkenalan dengan Stephanie (Marion Cotillard), wanita yang terlibat cekcok dengan beberapa pria. Khawatir dengan kondisi Stephanie yang terluka, Ali menawarkan diri untuk mengendarai mobil wanita tersebut hingga ke kediamannya.
Di flat Stephanie, Ali kemudian meminta es batu untuk mengobati memar yang didapatnya akibat melerai perkelahian Stephanie. Dalam sikap ketidakacuhan yang Stephanie tunjukkan, Ali juga menangkap kesan keretakan hubungan antara Stephanie dan kekasihnya. Dan secara tak terduga wanita tersebut adalah seorang pelatih paus pembunuh di wahana pertunjukkan air Marineland.
Waktu berlalu, Ali dan Stephanie menjalani kehidupan pribadi dan profesional masing-masing. Ali berusaha sebaik mungkin menjalani pekerjaan barunya sebagai penjaga keamanan di tempat baru, melatih keahliannya di bidang tinju, memenuhi kebutuhan seksualnya dengan sembarang wanita, serta berusaha mendidik Sam menjadi anak yang baik. Sementara, Stephanie harus menghadapi kenyataan bahwa kakinya diamputasi setelah kecelakaan di Marineland.
Dalam depresi mendalam, Stephanie tiba-tiba mengundang Ali untuk mampir ke flat barunya. Hubungan keduanya terjalin hangat. Stephanie membutuhkan Ali untuk kembali membuatnya terkoneksi dengan dunia luar dan merasa nyaman dengan keadaan dirinya.
Beberapa saat pasca kedekatan mereka, Stephanie memutuskan untuk memasangkan kaki palsu untuk memudahkannya bergerak. Pertemanan Stephanie dan Ali menemu titik panas ketika Ali menawarkan hubungan seks untuk mengetahui apakah organ reproduksi Stephanie masih berfungsi dengan baik pasca kecelakaan tersebut.
Hubungan kasual antara keduanya semakin memanas ketika seorang pria yang berprofesi sebagai perakit kamera pengintai ilegal yang menawari Ali bertanding sebagai petarung bayaran. Ali yang terlatih sebagai seorang petarung menerima tawaran tersebut untuk mendapat uang tambahan. Namun, yang lebih utama adalah memuaskan obsesinya dalam seni beladiri.
Hubungan antara Stephanie dan Ali semakin bergolak dengan tiap pertarungan jpenuh darah, romantisme yang janggal, serta seorang anak yang membutuhkan sosok ayah dalam masa-masa pertumbuhannya.
Emosi yang Nyata
Maskulin adalah kata yang cocok untuk menggambar Rust and Bone. Dibintangi oleh Mathias Schoenaerts yang sedang naik daun dan Marion Cotillard, primadona perfilman Prancis, film ini tampil apa adanya, tak banyak bicara, dan dipenuhi emosi-emosi yang naik turun dalam tiap kejutan cerita. Penonton dibuat terkecoh dengan permainan Schoenarts dan Cotillard yang mampu menjalin kelangsungan cerita dalam ketenangan mimik dan gestur, serta kerapatan emosional yang merambat di bawah permukaan layar yang tak terlihat.
Sebagai seorang pendatang baru, Schoenaerts berhasil memerankan sosok ayah yang tenang, atletik, dingin, namun, juga hangat di saat bersamaan. Akting Schoenaerts berhasil memberi gambaran tentang realitas hidup seorang pria muda dengan visi dan tanggung jawab seorang ayah yang harus ia emban, di samping pula memenuhi hasrat-hasrat ragawinya yang ranum dan sia-sia. Kegundahan, rasa frustasi, dan energi yang tokoh Ali butuhkan terlihat begitu meyakinkan. Terlebih dalam beberapa adegan pertarungan yang penuh dengan darah, lebam, keringat, dan debu; representasi pedalaman hasrat Ali yang liat dan mencintai kekerasan.
Sementara itu, Cotillard sekali lagi mampu membuat dirinya pantas pernah menyandang gelar Aktris Terbaik dari anugerah Oscar. Sosok Stephanie yang dingin dan rapuh mampu ia bangun hampir tanpa dialog. Cotillard seakan hanya memerlukan dialog untuk menyambung cerita dan memberi beberapa pernyataan. Sementara emosi, ia sudah lebih dulu memunculkannya dalam tatapan-tatapan yang memendam amarah, menuntut kehangatan, mendera kekhawatiran, dan menyimpan kerapuhan. Kemunculannya dengan sosok wanita berkaki palsu malah menjadikannya setara dengan Schoenaerts: liar, rapuh, dan tenang di saat yang bersamaan. Emosi yang Cotillard sodorkan adalah massa otot yang setara dengan keliatan tubuh Schoenaerts. Dan hanya dibutuhkan beberapa tonjokan (atau tatapan) untuk membuat seseorang tumbang karenanya.
Beberapa pemeran pendukung cukup memberi andil, meski percakapan sederhana yang ditonjolkan kadang menjerumuskan beberapa aktor untuk tampil seadanya. Namun, khusus untuk Corinne Masiero dan Armand Verdue, mereka mampu memberi emosi tambahan yang menjaga intensitas cerita sebagai gambaran hidup kaum kelas menengah ke bawah yang keras dan dipenuhi pertimbangan-pertimbangan tentang moralitas dan kebutuhan hidup.
“What’s always happened. Life.”
Ada banyak aspek yang coba digali dalam film ini. Kemandirian, makna keluarga, kekerasan hidup, rasa tanggung jawab, kebutuhan-kebutuhan batiniah, harapan, hubungan pria-wanita, dan pilihan-pilihan sulit yang harus ditentukan dalam tiap himpitan yang hadir bagai klaustrofobia. Jacques Audiard memberi penanganan tanpa banyak polesan untuk menampilkan semuanya. Adegan-adegannya pun hanya memerlukan beberapa iringan musik dan pilihan yang tepat untuk meletakkan lagu Bon Iver sebagai pembuka dan penutup film yang hangat ketika cerita ditampilkan begitu dingin dan getir. Audiard seolah sengaja menyetir tiap adegan sesederhana mungkin untuk memberi beberapa kejutan yang terjadi tanpa sengaja untuk memberi pemaknaan yang lebih di pertengahan alur menuju akhir. Aksi-aksi para tokoh sebelumnya dikencangkan dalam satu ikatan cerita yang dibangun di atas tragedi dan keinginan untuk berdamai melonggarkannya.
Dan akhirnya, apa makna Rust and Bone atau Karat dan Tulang di film kompleks yang menceritakan jalinan kasih seorang petarung bayaran dengan seorang pelatih paus yang kehilangan kaki? Bagi saya, kaki palsu milik Stephanie muncul sebagai metafora yang janggal, namun bernas. Sebagaimana Stephanie membutuhkan kaki buatan untuk menopang kebutuhan geraknya setelah kakinya diamputasi, manusia pun dalam jalinan yang tak terlihat membutuhkan topangan dalam ketidaksempurnaan hidup. Seorang pria membutuhkan wanita. Seorang ayah membutuhkan anak. Seorang pengangguran membutuhkan pekerjaan. Seorang kakak membutuhkan adik. Seorang perakit kamera pengintai ilegal membutuhkan tangkapan mangsa. Sebuah pertarungan membutuhkan petarung. Kemenangan membutuhkan kekalahan. Seorang anak membutuhkan keluarga. Dua pasang lutut yang butung membutuhkan kaki rakitan.
Ketidaksempurnaan membutuhkan ketidaksempurnaan lain. Tidak untuk melengkapi kepingan yang kosong. Melainkan untuk saling berbagi kegetiran. Persis seperti kaki palsu milik Stephanie yang barangkali akan berkarat dan rusak, terlihat janggal dan terlalu mencolok dalam ketidaksempurnaan, namun akan ia butuhkan untuk tetap berdiri dan terus berjalan.
1 note
·
View note
Photo
Baru aja mgg kmrn minta pencerahan aurat pria ke ust. @abdul_rachman_sadero dg kasus @nurovik yg saat mau panahan bilang mau pake legging dg alasan menutup aurat . @Regrann from @beritaummatislam - Baru-baru ini, jejaring sosial media ramai memperbincangkan foto yang menampilkan seorang atlit Indonesia yang minum sambil duduk dan menutup aurat tidak terlihat lutut. . "Inilah atlet beradab dari Indonesia aurat gak kelihatan, minumpun sambil duduk," tulis Sultan Darwis Midar di akun facebooknya, Kamis (24/8/207). . Dalam foto yang diunggah akun facebook Sultan Darwis Midar, telah mendapat 625 tanggapan, dibagikan 3.184 kali. . Foto yang lagi ramai itu ternyata adalah Mohammad Ahsan, pemain bulu tangkis Ganda Putra Indonesia yang berpasangan dengan Rian Agung Saputro di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Skotlandia. Foto minum sambil duduk itu saat pasangan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro yang secara mengejutkan berhasil menumbangkan ganda putra nomor satu dunia dari China, Li Junhui/Liu Yuchen, dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 yang berlangsung di Emirates Arena, Glasgow, Skotlandia, Rabu (23/8/017). . Dalam pertandingan di babak kedua itu Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro menyingkirkan unggulan pertama, Li Junhui/Liu Yuchen, dengan skor 19-21, 21-18, dan 21-18. . Di babak ketiga, kembali Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro mampu mengalahkan lawannya paangan Denmark, Mathias Christiansen/David Daugaard, Kamis (24/8). . Kembali Mohammad Ahsan bikin kagum saat melawan Denmark, dimana usai pertandingan pas salaman sama service judge yang perempuan dari Thailand juga tidak mau bersentuhan. . Foto atlet Indonesia Mohammad Ahsan yang menutup aurat, minum duduk/jongkok dan tidak salaman dengan non-muhrim ini pun menuai tanggapan dan pujian serta kekaguman warganet. . "Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah padanya. tetap sehat wal afiat dan tetap bisa syiar di jalannya," ujar Abdul Rahman R. Mapparanreng. . "Ane liat semalem di kompas tv...pas menang lawan Denmark n pas mau salaman ma pemberi suitlecock ane liat ga salaman...non mahrom haram di sentuh... ����," komen Dede 'khensin' Rohman.portalislam #moslemcyberarmy #beritaummatislam - #regrann - #regrann
0 notes
Text
Viral dan Bikin Kagum! Atlet Bulutangkis Indonesia Minum Duduk dan Menutup Aurat di Kejuaraan Dunia 2017
Viral dan Bikin Kagum! Atlet Bulutangkis Indonesia Minum Duduk dan Menutup Aurat di Kejuaraan Dunia 2017
Dalam foto yang diunggah akun facebook Sultan Darwis Midar, telah mendapat 625 tanggapan, dibagikan 3.184 kali.
Foto yang lagi ramai itu ternyata adalah Mohammad Ahsan, pemain bulu tangkis Ganda Putra Indonesia yang berpasangan dengan Rian Agung Saputro di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Skotlandia.
Foto minum sambil duduk itu saat pasangan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro yang secara mengejutkan berhasil menumbangkan ganda putra nomor satu dunia dari China, Li Junhui/Liu Yuchen, dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 yang berlangsung di Emirates Arena, Glasgow, Skotlandia, Rabu (23/8/017).
Dalam pertandingan di babak kedua itu Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro menyingkirkan unggulan pertama, Li Junhui/Liu Yuchen, dengan skor 19-21, 21-18, dan 21-18.
Di babak ketiga, kembali Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro mampu mengalahkan lawannya paangan Denmark, Mathias Christiansen/David Daugaard, Kamis
Kembali Mohammad Ahsan bikin kagum saat melawan Denmark, dimana usai pertandingan pas salaman sama service judge yang perempuan dari Thailand juga tidak mau bersentuhan.
Foto atlet Indonesia Mohammad Ahsan yang menutup aurat, minum duduk/jongkok dan tidak salaman dengan non-muhrim ini pun menuai tanggapan dan pujian serta kekaguman warganet.
“Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah padanya. tetap sehat wal afiat dan tetap bisa syiar di jalannya,” ujar Abdul Rahman R. Mapparanreng.
“Ane liat semalem di kompas tv…pas menang lawan Denmark n pas mau salaman ma pemberi suitlecock ane liat ga salaman…non mahrom haram di sentuh… 👍👍👍😉,” komen Dede ‘khensin’ Rohman.
“Masya allah, baru kali ini ana melihat atlit minum sambil jongkok, yang kebanyakan berdiri dan pake tangan kiri.. Semoga ini jadi contoh buat atlit muslim/muslimah lainnya..,” komen Muhammad Sabir.
“Contoh olahragawan yang tidak meninggalkan sunnah……. patut jadi teladan……” ujar Suryadi Iriyanto.
Sebenarnya Ahsan/Rian bukanlah merupakan pasangan unggulan di turnamen ini. Namun penampilannya mengejutkan sehingga bisa melaju ke perempat final yang akan menghadapi pasangan Korea Selatan, Chung Eui Seok/Kim Dukyoung.
[Video -Aksi Pasangan Indonesia Tumbangkan Pebulutangkis peringkat 1 dunia]
Sumber : Source link
0 notes
Text
Rituximab maintenance improves overall survival of patients with follicular lymphoma—Individual patient data meta-analysis
Publication date: May 2017 Source:European Journal of Cancer, Volume 76 Author(s): Liat Vidal, Anat Gafter-Gvili, Gilles Salles, Sami Bousseta, Bernice Oberman, Carmit Rubin, Marinus H.J. van Oers, Catherine Fortpied, Michele Ghielmini, Ruth Pettengell, Mathias Witzens-Harig, Peter Dreger, Umberto Vitolo, Maria Gomes da Silva, Andrea Evangelista, Hailun Li, Laurence Freedman, Thomas M. Habermann, Ofer Shpilberg BackgroundRandomised trials of rituximab maintenance (MR) for patients with follicular lymphoma support improved progression-free survival (PFS), but the effect on overall survival has been inconclusive. To evaluate the effect of MR on overall survival according to patient and disease characteristics, and to explore certain adverse events, we performed an individual patient data (IPD) meta-analysis.MethodsAll investigators of randomised controlled trials that compared MR therapy with observation or treatment only at relapse (no MR) for patients with follicular lymphoma were invited to participate in an IPD meta-analysis. We obtained baseline patient and disease characteristics and time to progression and death for each patient. All analyses took into account the trial and original randomised treatment group. We analysed data in two ways: a two-stage analysis and a multivariate model including patient and disease characteristics.FindingsSeven trials including 2315 patients were analysed. Overall survival of patients improved with MR compared with no MR (hazard ratio [HR] 0.79, 95% CI 0.66–0.96). We could not detect any patient or disease characteristics that were associated with a survival benefit with MR. In all of the models, MR had a beneficial effect on overall survival compared with observation for all types of patients, which was not shown in a particular subgroup in which the patient had already received rituximab in the induction phase and received first-line therapy. MR improved PFS compared with observation (HR 0.57, 95% CI 0.51–0.64). The risk of adverse events was higher with MR, specifically infection of any grade and grade 3–4 infections.InterpretationBased on IPD from randomised controlled trials, MR improves overall survival consistently in all patients, regardless of patient and disease characteristics when compared with observation, and should be prescribed after a successful induction with R-CVP or R-CHOP for patients with follicular lymphoma. It is still uncertain if that holds when the patient has already received rituximab in his/hers first induction. The effect of MR after bendamustine-rituximab induction compared with rituximab at progression should be further explored. http://ift.tt/2ozlzM3
0 notes
Text
Viral & Bikin Kagum! Atlet Bulutangkis Indonesia Minum Duduk & Tutup Aurat di Kejuaraan Dunia 2017
Viral & Bikin Kagum! Atlet Bulutangkis Indonesia Minum Duduk & Tutup Aurat di Kejuaraan Dunia 2017
Baru-baru ini, jejaring sosial media ramai memperbincangkan foto yang menampilkan seorang atlit Indonesia yang minum sambil duduk dan menutup aurat tidak terlihat lutut.
“Inilah atlet beradab dari Indonesia aurat gak kelihatan, minumpun sambil duduk,” tulis Sultan Darwis Midar di akun facebooknya, Kamis (24/8/207).
Dalam foto yang diunggah akun facebook Sultan Darwis Midar, telah mendapat 625 tanggapan, dibagikan 3.184 kali.
Foto yang lagi ramai itu ternyata adalah Mohammad Ahsan, pemain bulu tangkis Ganda Putra Indonesia yang berpasangan dengan Rian Agung Saputro di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Skotlandia.
Foto minum sambil duduk itu saat pasangan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro yang secara mengejutkan berhasil menumbangkan ganda putra nomor satu dunia dari China, Li Junhui/Liu Yuchen, dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 yang berlangsung di Emirates Arena, Glasgow, Skotlandia, Rabu (23/8/017).
Dalam pertandingan di babak kedua itu Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro menyingkirkan unggulan pertama, Li Junhui/Liu Yuchen, dengan skor 19-21, 21-18, dan 21-18.
Di babak ketiga, kembali Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro mampu mengalahkan lawannya paangan Denmark, Mathias Christiansen/David Daugaard, Kamis (24/8).
Kembali Mohammad Ahsan bikin kagum saat melawan Denmark, dimana dia tidak bersalaman dengan petugas wanita pemberi shuttlecock.
Foto atlet Indonesia Mohammad Ahsan yang menutup aurat, minum duduk/jongkok dan tidak salaman dengan non-muhrim ini pun menuai tanggapan dan pujian serta kekaguman warganet.
“Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah padanya. tetap sehat wal afiat dan tetap bisa syiar di jalannya,” ujar Abdul Rahman R. Mapparanreng.
“Ane liat semalem di kompas tv…pas menang lawan Denmark n pas mau salaman ma pemberi suitlecock ane liat ga salaman…non mahrom haram di sentuh… 👍👍👍😉,” komen Dede ‘khensin’ Rohman.
“Masya allah, baru kali ini ana melihat atlit minum sambil jongkok, yang kebanyakan berdiri dan pake tangan kiri.. Semoga ini jadi contoh buat atlit muslim/muslimah lainnya..,” komen Muhammad Sabir.
“Contoh olahragawan yang tidak meninggalkan sunnah……. patut jadi teladan……” ujar Suryadi Iriyanto.
Sebenarnya Ahsan/Rian bukanlah merupakan pasangan unggulan di turnamen ini. Namun penampilannya mengejutkan sehingga bisa melaju ke perempat final yang akan menghadapi pasangan Korea Selatan, Chung Eui Seok/Kim Dukyoung.
[Video – LUAR BIASA…!! AKSI M. AHSAN & Rian Agung SAPUTRO Tumbangkan NO 1 Dunia]
[pi]
Sumber : Source link
0 notes
Text
Muslim Keren! Atlet Indonesia ini Minumnya Duduk dan Tutup Aurat di Kejuaraan Dunia 2017
Muslim Keren! Atlet Indonesia ini Minumnya Duduk dan Tutup Aurat di Kejuaraan Dunia 2017
Harianpublik.com ~ Baru-baru ini, jejaring sosial media ramai memperbincangkan foto yang menampilkan seorang atlit Indonesia yang minum sambil duduk dan menutup aurat tidak terlihat lutut.
“Inilah atlet beradab dari Indonesia aurat gak kelihatan, minumpun sambil duduk,” tulis Sultan Darwis Midar di akun facebooknya, Kamis (24/8/207).
Dalam foto yang diunggah akun facebook Sultan Darwis Midar, telah mendapat 625 tanggapan, dibagikan 3.184 kali.
Foto yang lagi ramai itu ternyata adalah Mohammad Ahsan, pemain bulu tangkis Ganda Putra Indonesia yang berpasangan dengan Rian Agung Saputro di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Skotlandia.
Foto minum sambil duduk itu saat pasangan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro yang secara mengejutkan berhasil menumbangkan ganda putra nomor satu dunia dari China, Li Junhui/Liu Yuchen, dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 yang berlangsung di Emirates Arena, Glasgow, Skotlandia, Rabu (23/8/017).
Dalam pertandingan di babak kedua itu Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro menyingkirkan unggulan pertama, Li Junhui/Liu Yuchen, dengan skor 19-21, 21-18, dan 21-18.
Di babak ketiga, kembali Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro mampu mengalahkan lawannya paangan Denmark, Mathias Christiansen/David Daugaard, Kamis (24/8).
Kembali Mohammad Ahsan bikin kagum saat melawan Denmark, dimana dia tidak bersalaman dengan petugas wanita pemberi shuttlecock.
Foto atlet Indonesia Mohammad Ahsan yang menutup aurat, minum duduk/jongkok dan tidak salaman dengan non-muhrim ini pun menuai tanggapan dan pujian serta kekaguman warganet.
“Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah padanya. tetap sehat wal afiat dan tetap bisa syiar di jalannya,” ujar Abdul Rahman R. Mapparanreng.
“Ane liat semalem di kompas tv…pas menang lawan Denmark n pas mau salaman ma pemberi suitlecock ane liat ga salaman…non mahrom haram di sentuh… 👍👍👍😉,” komen Dede ‘khensin’ Rohman.
“Masya allah, baru kali ini ana melihat atlit minum sambil jongkok, yang kebanyakan berdiri dan pake tangan kiri.. Semoga ini jadi contoh buat atlit muslim/muslimah lainnya..,” komen Muhammad Sabir.
“Contoh olahragawan yang tidak meninggalkan sunnah……. patut jadi teladan……” ujar Suryadi Iriyanto.
Sebenarnya Ahsan/Rian bukanlah merupakan pasangan unggulan di turnamen ini. Namun penampilannya mengejutkan sehingga bisa melaju ke perempat final yang akan menghadapi pasangan Korea Selatan, Chung Eui Seok/Kim Dukyoung.
Video – LUAR BIASA…!! AKSI M. AHSAN & Rian Agung SAPUTRO Tumbangkan NO 1 Dunia
ADA BERITA UNIK DAN MENARIK SCROLL KE BAWAH www.REPUBLIK.in
Sumber Berita :
Sumber : Source link
0 notes