#Kursus Berhitung Cepat Anak SD
Explore tagged Tumblr posts
Text
#Hasil yang dapat dilihat langsung dari belajar mental aritmetika ini adalah anak dapat menghitung cepat di luar kepala. Setelah kurang lebih#KLIK https://wa.me/6282114163839#Kursus Berhitung IMA#Kursus Berhitung Cepat IMA#Kursus Berhitung Terdekat IMA#Kursus Berhitung Cepat Terbaik IMA#Kursus Berhitung Cepat Anak SD#IMA Mental Aritmetika#Ruko Bukit Cimanggu City Blok B1/12A#Tanah Sareal#Bogor#(Seberang Bogor Icon Hotel)#https://www.instagram.com/ima_bogor#https://karakaedu.com#kursusberhitungcepat#belajarberhitunganaktk#belajarberhitunganaksd#belajarberhitunganaksdkelas1#belajarberhitunganaksdkelas2#belajarberhitunganaksdkelas3#belajarberhitunganak-anak#lesberhitungcepat#belajarberhitungcepat#belajarberhitungcepatanaktk#lesmatematikasdyangbagus#hargakursussempoasip#lesmatematikasakamoto#lessempoaterdekat#lesmatematikakumon#kursussempoaonline
0 notes
Text
wa 089 668 054 121 peluang usaha bisnis rumahan sampingan modal kecil
"WA 0896 6805 4121 Mitra belajar membaca cepat tanpa mengeja Surakarta Ahe Pusat Peluang Paket Usaha Bisnis sampingan Rumahan Modal Kecil Mitra Waralaba Franchise Bimbel Kursus belajar membaca belajar membaca ba bi bu be bo, belajar membaca buku cerita, belajar membaca cerita, belajar membaca cerita pendek, belajar membaca cepat untuk anak sd, belajar membaca cerita anak sd kelas 1, belajar membaca cepat tanpa mengeja, belajar membaca calistung, belajar membaca cepat untuk anak tk, belajar membaca dan menulis anak tk, Kami membuka peluang usaha belajar membaca les baca dan les berhitung ahe Ase modal hanya 2-3juta sudah bisa jalan Supaya bisa berikan solusi kepada anak-anak yang belum bisa baca, yang belum lancar baca, yang kesulitan belajar baca dan yang trauma belajar baca ada 2 pilihan berlatih untuk jadi mitra Ahe, yakni: 1. mendatangkan trainer 2. mendatangi trainer Adapun materi pelatihan Ahe terdiri: 1. Cara asyik belajar-mengajar Ahe 2. Cara praktis promosi - manajemen untuk merintis dan mengembangkan unit Ahe. Ahe bukan pelajaran di PAUD (KB&TK) Ahe bukan MLM Ahe adalah kemitraan Ahe bukan cara cepat Ahe adalah cara asyik belajar baca Kami melayani pembukaan unit baru area: Makassar, palembang, surabaya, semarang, medan, bandung, Surakarta, Tasikmalaya, Padang, Bandar Lampung, Depok, Banjarmasin, Batam, Tangerang Selatan dan seluruh Indonesia Minat hubungi HP/WA 089 668 054 121 (Pak Ahmad) Klik Link https://pesan.link/daftar_unit_ahe http://peluangpaketusahabisnisbelajarmembaca.blogspot.com https://peluangpaketusahabisnisrumahanbelajarmembacamakassar.wordpress.com
1 note
·
View note
Text
Wajah Bangsa Kita (Kutipan dari Kompasiana)
Sore ini saya baru saja ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar anak jalanan di pusat kota Bogor. Bertempat di garasi rumah kosong yang disewakan secara cuma-cuma oleh seorang kawan, saya bersama 3 orang pengajar lain mendampingi tidak kurang dari 15 anak jalanan. Usia mereka beragam, antara 4-17 tahun. Profesi dan ladang sumber nafkah mereka sama, pengamen dan jalanan.
Pendidikan Berkeadilan
Tiga pengajar yang mengajar bersama saya sore tadi tidak punya latar belakang bagaimana mendidik dengan benar. Kami semua tidak pernah kuliah atau kursus mengajar. Salah seorang dari kami justru mantan preman yang bertobat dan memberikan hidupnya bagi orang-orang yang sama seperti masa lalunya. Kami tidak punya alasan untuk mengajar, apalagi anak-anak jalanan. Satu-satunya alasan kenapa kami mau susah payah mengajar anak jalanan adalah karena kami mencintai bangsa ini.
Saya tahu benar passion saya bukan pada domain pendidikan. Tapi, ketika melihat anak-anak, saya tidak bisa membendung cinta saya pada mereka. Saya sudah pernah mengajar anak-anak diujung bukit yang jauh dari peradaban. Saya juga sudah pernah mengabdi di pulau terpencil di ujung utara perbatasan Indonesia. Saya kira, saya sudah cukup banyak belajar bagaimana menghadapi anak-anak yang jauh dari sentuhan modernisasi. Tapi, kali ini saya salah. Anak jalanan adalah pengalaman tersulit saya mengajar anak-anak.
Saya baru saja diberi jatah mengajar 3 orang anak usia 15-17 tahun. Saya diberi tugas mulia untuk membantu mereka mengejar ijazah kejar paket A (SD/sederajat). Jalanan mendidik mereka layaknya ahli akuntansi, pintar memutar uang. Tapi tidak untuk operasi matematika sederhana. Saya cukup kesulitan menghadapi gaya belajar mereka yang cenderung berontak dan tidak fokus. Pengalaman pertama mengajar anak jalanan, saya langsung sadar, saya bukan orang yang menarik bagi mereka. Merasa putus asa, saya mengalihkan perhatian saya pada perempuan kecil yang tiba-tiba menyorongkan buku dan pensilnya pada saya, “kak, mau kasih soal ya?”
Badanya kecil, lusuh dan bau. Rambut lurus sebahunya terlihat tidak terawat. Meskipun demikian, senyumnya membuatku jatuh cinta. Umurnya baru 4 tahun. Anggap saja namanya Mawar. Ketika saya memandangi sorot polos matanya, saya bertanya, kenapa anak sekecil ini sudah bertarung di jalanan? Dimana sekolah? Dimana guru? Apakah guru hanya untuk mereka yang sekolah? Apakah guru hanya untuk mereka yang punya seragam? Apakah keadilan juga ada untuk pendidikan?
Anak Bangsa
Saya harus mengakui bahwa kehidupan jalanan Bogor keras. Persaingan untuk mengumpukan koin rupiah tidak pernah mudah. Jika perlu, saling sikut akan dihalalkan. Benar apa kata orang bahwa mempekerjakan anak dibawah umur adalah pelanggaran dan bisa diancam pidana. Jalanan tidak memberi jaminan masa depan. Hal itu juga yang saya yakini. Tapi bagi mereka, jalanan adalah satu-satunya hal yang peduli pada nasib mereka, terutama pada perut mereka. Jika saya bilang di jalanan tidak ada masa depan, mereka akan balik bertanya, “dimana saya bisa menemukan masa depan?”
Jalanan bagi mereka bukan sekedar ladang uang, tapi juga arena tamasya, tempat bermain dan bersosialisasi. Jalanan adalah jawaban bagi mereka untuk pertanyaan tentang teman dan rival. Pernah saya bertanya pada seorang anak yang bekerja sebagai ojek payung, kenapa dia mau bekerja di jalanan? Jawabannya sungguh mengusik nurani saya: “Saya tidak punya teman di rumah kak. Lagipula ibu sering marah-marah karena ayah tidak pernah pulang memberi nafkah. Jadi saya ikut teman ojek payung. Lumayan bisa beli beras dan dapat teman bermain.”
Sepanjang perjalanan pulang seusai mengajar, saya tidak dapat tersenyum riang. Pikiran-pikiran tentang hari-hari mereka menggelayuti setiap inci pandangan saya. Mengeluarkan mereka dari jalanan adalah tujuan utama saya. Lalu, setelah mereka mampu membaca dan berhitung, setelah mereka keluar dari jalanan, setelah itu apa? Apa saya punya pekerjaan untuk mereka? Kalau apa yang saya tawarkan tidak lebih menarik, tentu mereka akan kembali ke jalanan. Duduk bersila di pintu-pintu angkot, bergelantungan di sepanjang perjalanan sambil memetik gitar. Mereka lebih percaya bahwa cara itulah satu-satunya hal yang bisa ditukar dengan uang.
Mengeluarkan mereka dari jalanan bukan pekerjaan gampang. Saya berani bertaruh profesor dan guru besar sekalipun belum tentu mampu menarik perhatian mereka untuk duduk tenang dan belajar. Dukungan orang tua adalah motor penggerak utama bagi keberhasilan mimpi ini. Sore tadi saya tersadar, kenyataan tidak seindah angan-angan.
Saya sedang asyik berhitung dengan Mawar ketika tiba-tiba dia berdiri gelisah. Wajahnya lurus menatap ke pintu gerbang jalan. Kulihat disana perempuan setengah baya dengan rok lusuh panjang. Dia memandangi Mawar dengan senyuman. Mawar gelisah. Dia tinggalkan bukunya, pensilnya, dan saya. Dia mondar-mandir sambil mengambil sesuatu dari balik saku celana pendeknya. Dia seperti mencari ruang persembunyian. Sungguh aneh. Sesaat kemudian dengan cepat genggaman tangannya terbuka di pangkuan saya. “kak, titip uang aku ya, nanti kalau ketahuan mama, uangnya diminta mama”. Kulihat ada 3 lembar pecahan ribuan. Aku melongo, apakah ibunya sengaja mempekerjakan dia?
Segala sesuatu yang kudapati dari proses belajar sore ini mengarah pada satu kesimpulan, jalanan bukan sekolah yang baik. Kata-kata mereka kotor, sekotor baju dan rambut mereka. Bau alkohol dan asap rokok kental mencuat dari balik bibir mereka, sesuatu yang membuatku pusing bukan kepalang. Tiba-tiba, kakak mawar yang berusia sekitar 3 tahun lebih tua darinya menatapku dan berkata, “kulit kakak putih dan ganteng”. Hahaha, aku terkejut, bengong, tersenyum. Ahh, tidak semua aspek dari kehidupan jalanan itu brutal. Jalanan masih menyimpan keindahan. Paling tidak, aku tahu bahwa anak-anak ini sudah banyak belajar bagaimana membesarkan jiwa orang lain. Saya termasuk korban yang merasa dipuji oleh kebohongannya. Hahaha.
Terimakasih adik-adik. Mulai sekarang, ijinkanlah aku memanggil kalian dengan sebutan anak bangsa, bukan anak jalanan. Wajah kalian adalah cermin wajah bangsa ini. Jangan berhenti berjuang. Aku mencintai kalian, karena aku mencintai bangsa ini. Kalian adalah anak bangsa, bukan anak jalanan. Biarlah garasi lusuh yang menjadi tempat kita bertukar sapa itu kusebut rumah anak bangsa, bukan rumah anak jalanan.
Sebuah tulisan oleh Luki Setyawan, dalam Kompasiana langsung menyentuh hati saya. Membuat saya tersadar akan betapa bobrok nya pendidikan masyarakat. Pendidikan yang adalah kewajiban negara, nyatanya hanya tersedia bagi mereka yang mampu. Padahal, pendidikan adalah sangat penting bagi kemajuan negara-jika tidak bisa disebut yang tepenting. Pendidikan membuka mata masyarakat untuk berpikir dan bertindak cerdas, dalam segala aspek: baik itu ekonomi, sosial, maupun budaya.
Saya sangat setuju dengan sikap penulis yang mencoba menghilangkan pandangan sebelah mata dengan melihat mereka sebagai anak bangsa dengan potensi dan terang yang sama. Karena bagaimanapun keadaan mereka saat ini, mereka tetaplah wajah-wajah masa depan. Secara sepintas, penyelesaiannya terlihat sebagai tugas utama pemerintah saja, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, jika dipikirkan secara lebih mendalam, mendidik adalah juga kewajiban moral setiap orang yang terdidik. Sehingga alangkah baiknya bila kita pribadi ikut mengambil peran nyata, dan tidak hanya menaruh harapan tinggi kepada pemerintah.
Adik-adik, izinkanlah saya untuk bermimpi, supaya bisa ikut membawa terang ke dalam wajah-wajah kalian. Suatu saat nanti, ketika saya sudah bisa dianggap mampu, yaitu ketika saya bukan-hanya-siswa-SMA.
1 note
·
View note
Text
Behind that scene
Everything looks good. Really good tanpa mereka tau kalo ibu aku cuma seorang pegawai hororer yang pakai seragam coklat keki. Everything looks good tanpa mereka paham kalo bapak ibu aku harus membesarkan 4 orang anak dan its not easy, and not cheap. Everything looks good karena bapak seorang civics yang dapet rumah dinas tanpa mereka inget kalo rumah dinas itu suatu saat kudu dipindah kunci kan untuk pegawai lainnya. Jadi sejak kecil, aku terlahir dikeluarga yang sederhana pake banget yang dalam artian cukup tapi ngepres. Campuran madiun dan jakarta kadang bikin cara ngomong aku sedikit metropolis tapi tetap bikin charming. Sejak kecil, orangtua jelas menanamkan pribadi yang humble. Aku punya kakak cewe yang pinter penurut dan rajin. She's my perfect sister. She got everything without any moan. Shes got everything from my parents as a gift. Its different thing with me, im smart enough, cute enough *as always lil sister get more good look genetic*, but aku kudu merengek kalo minta sesuatu, kudu menangis, kemudian ngga dituruti, kemudian roaring terus ngga dituruti trus tidur dan besoknya yeee im forget about what i want. I dont care, but i getting care because my parent treat my brother better than me! within his twice roar, he got everything. Just not like how do i. Dan aku tetap humble, paling sederhana karena kadang anak kecil ngerasa cape buat minta apa yang dia pengen. Its humanity, but my parents do not! I even heard kalo bapak ibu selalu bangga karena di waktu kecil aku sudah ngerti tentang pengendalian diri di pelajaran PPKn pas aku SD. I know about the most reason why my parents never give me all i want, just not like my siblings. Mungkin karena kakak cewe aku itu orangnya awet ke barang, dia rajin dan bersihan. Dan itu ngebuat barang-barangnya nurun ke aku. Yey i have got some inheritance. But im not proud of it. Selama bapak ibu masih mau belikan aku sepatu baru pas sepatu lamaku udah ngga layak pake, its nice treat. Itu lebih dari sekedar cukup. Im not asking lot, because my siblings needed more. Belom kelar orangtua aku kudu berbagi nafkah dan kasih sayang ke anak-anaknya yang selisih 2 tahunan *kakak cewe aku 89, kakak cowo 91, dan aku 93*, in 2001. When im 8 y.o, my daddy and my mom told me that i have a lil brother. I jumping like a crazy! He's kinda cute, putih, ganteng, lucu but if i could take him out from there, I WOULD! Karena ngga kebayang nantinya aku bakal berbagi kasih sayang lagi, sedangkan seharusnya im a last child for parents. But it's never mind, i loved my lil brother because he was born handsomely. Im in junior high school. My parent still teach me how to had a good life. Good life when i can control all i want and i can handle my problem by self. Biar tau aja, aku satu-satunya anak yang tertutup ke orangtua. I never told them about my problem kalo itu ngga genting-genting amat. Masuk ke junior high school, ngga banyak berubah dari aku. Aku tetap harus menjadi teman avatar sebagai pengendali diri. Dengan uang jajan yang pas-pas an, aku bisa menyetarakan pergaulanku dengan teman-teman yang lain. Walau kadang tetap, aku ngrasa this is not fair. Aku inget banget ketika my smart sister got a rare book dari bu dhe. Buku dengan cover yg tebel kaya cover Al Quran dan lembarannya kertas apa itu pokonya bagus banget. Buku bacaannya tentang dinosaurus, kehidupan sel di tubuh, anatomi badan, kendaraan dan banyak. Dari sana aku mikir i have a smart sister because reading is her hobby. Nggamau kalah dong, semua buku dia, semua bacaan-bacaan dia, aku ikut baca. Baca, tertidur dan beberapa jam kemudian lupa. Its human karena dulu aku lebih suka berhitung. Aku bisa berhitung cepat hanya dengan mengarahkan pupil mata ke atas. Kemudian clap! I've got the answer. Itu kakak cewek aku yang ngga jarang dia menginspirasi aku. Tetap dengan berbekal "barang-barang warisan dari dia" i feel like a queen, on my own story. Udah bahas kakak cewe, sekarang kakak cowo yang pada waktu itu aku anggep dia siblingemy banget. Ibarat film tom and jerry, dia tom nya, dan aku majikannya yg selalu dibuat bete sama dia. Rentang usia yang ngga jauh ngebuat kita masuk di fase-fase dengan ego yang tinggi secara bersamaan. We have a fight hampir setiap hari. Keinget banget dimana bapak ibu ngunci aku sama kakak cowo aku di kamar sampe kita mau janji ngga bakal berantem lagi. Kalo inget-inget era Itu, parah banget benci nya. Kaya orang kesurupan kalo liat dia masi hidup. Ngga tau kenapa juga, aku bisa sebenci itu sama kakak cowo ini. Karena aku iri mungkin, he's got all without cried for twice. Ngga jarang dia bikin aku ngerasa kalo aku adalah my parents stepdaughter yang merasa paling ngga di sayang karena aku yang paling jarang dapet apapun yang aku pengen. Dan adek aku, aku cukup jelasin kalo hidupnya perfect banget! Dia dapet perhatian full, apa-apa dapet. He's a lil fcking king at home. Manjanya masyaa Allah dia udah kaya raja dari segala macam raja disini. Oh iya, aku belom cerita kalo sebelum jadi honorer ibu aku seorang pedagang. Dengan berbekal mobil carry tahun 80'an, dia menjajakan jeruk bali didepan carefour di kota. Dan aku, bahagia di ajaknya. Dengan kata lain, bahagia itu sederhana pas waktu aku masih polos sepolospolosnya. Times walk slowly, im senior high school. Sedikit bernasib baik karena di awal aku SMA, ibu di angkat menjadi PNS. But there's not too much differences. Ayah dan ibu mulai mencicil untuk membeli mobil yang lebih layak dipakai mudik dan tetek bengeknya. They change their life, not my life. Berasa kuno banget ketika mereka tau brand-brand dari negara manapun dan aku cuma tau sepatu new era dan tas alto yang aku cukup sekali beli dan pembelian berikutnya di 1-2 tahun berikutnya. Toko di pasar terdekat selalu jadi pilihan keluarga, entahlah mau KW atau apa i dont care, i really dont care karena aku ngga bisa bedakan. Trus lagi kebayang ngga sih, jaman segitu itu booming banget yang namanya rebonding rambut. Kakak cewe aku yang rambutnya cuma bergelombang, ibu ngijinkan untuk rebonding. Sedangkan aku dengan rambut ikal dan kering dan ngembang, my mom never let me to do that. She told me that i have a beautiful hair just like Mariam Belina. I wanna scream "MOM! THIS IS MILLENIUM ERA!! WHEN I HAVE AN OLD HAIR STYLE, I SHY!!" i but scream front of the mirror. Its mean, i do nothing! Kakak cowo dan adek, grown but they do not change. Always annoying. Dan i have a good course at lembaga bimbingan yang high class banget waktu aku kelas 3 SMA. Itupun karena aku abis incident yang ngebuat aku hampir 1 bulan ngga masuk sekolah karena harus rawat inap dan rawat jalan. Coba kalo engga, mungkin aku cuma bakal berbekal buku-buku pelajaran jaman kakak cewe aku, buku perpus dan les pagi di sekolah. But, im smart enough kok. Makanya orangtua aku ngga bingung-bingung banget cari kursus. Bayangin aja, setelah gagar otak ringan, ngga masuk hampir sebulan dan pertama masuk langsung tryout karena aku mau UN. Waktu itu i wear serivikal collar, itu kaya penyangga leher yang bikin aku gabisa noleh kemana-kemana. Tanpa mencontek, tanpa belajar, dan duduk di depan sendiri, i've got 67th rank!!! Dari 300an anak. Aku dapet ranking 67 dari bawah. Hahahahah odong!! Tp untuk try out berikutnya, aku selalu masuk 100besar. 150 besar lah. Ngga bangga kan? Ya sama. Kalo masalah pergaulan, im grateful banget karena aku selalu punya banyak teman yang menghibur dan mau menerima aku apa adanya. Dari tahun ke tahun. Masalah pergaulan, jangan diragukan lagi karena when my parent teach me to be humble and open wide to all, i do it well. Untuk penilaian orang aku ngga terlalu masalah. I just had a thinking that im realy valuable. I dont care about what they said and they think about me. Here i am, sebagai keluarga guru yang punya banyak anak. Waktu berjalan lagi, dan tahun 2011 im a university student! Im not proud because my parent told me that became a teacher is a best choice. Aku kuliah di perguruan tinggi negeri yang mendidik mahasiswanya menjadi guru. Mau apa lagi, kuliah bukan aku yang bayar. Aku jalani aja, terima apa adanya karena i wanna be their lovely daughter. I spent my twenties, with no special thing. Pada waktu yang lain pada bingung perawatan ini itu, facial, creambath, aku masih bengong dan berusaha minta uang jajan tambahan untuk itu. But i've got nothing. My sister told me "facial bikin kamu ketagihan kalo ngga facial, kamu mending jangan soalnya belom waktunya" dan ibu bilang "kamu itu cukup pake masker tepung beras aja kaya biasanya, sama cuci muka yang bersih". Oke, lagi dan lagi serta lagi aku merasa seperti stepdaughter. Aku baru boleh bawa motor di tahun kedua kuliahku sedangkan kakak-kakakku sudah bawa motor sejak kelas 3 SMA. I know, they needed more dan aku mah apa. Aku kuliah dengan busana yg mix match sama baju-baju kakak dan ibu. Cukup trendy di jamannya dan cukup ngebuat aku goodlooking walaupun kadang tabrakan kesana-kemari. I dont know how i feel, but lagi-lagi aku merasa like a queen on my own story. Dan jenjang ini aku udah sedikit bisa menahan ego, aku sama kaka cowo aku udah jarang banget yang namanya berantem. Kadang malah minta anter sana sini, minta temenin sana sini. Dan di jenjang ini, aku pribadi ngga banyak berubah. Kalo ketemu temen lama mereka selalu bilang "kamu tetep aja ya". Di kuliah ini, im not feeling smarter than other, i just feel lucky karena aku berhasil menyelesaikan kuliah aku dengan cepat. Aku bisa save uang SPP semester terakhirku dan menjadi job seeker disaat yang lain sibuk menyelesaikan skripsi dan tugas akhir. Sekedar informasi aja, aku bener-bener bisa bersyukur banget, aku bener-bener merasa beruntung banget di kala itu. Dalam hal yang lain, aku selalu merasa kurang beruntung sehingga aku harus bekerja dan berkeringat untuk berusaha membeli HP android. Just not like a rich student. Ya aku menjadi guru les private. Aku sadar im not a rich woman, but i do a rich things. Sepulang kuliah aku harus pergi ke barat untuk si dedek A, kemudian ke selatan untuk si dedek B, kemudian pulang dan aku nyaris kurus. Besoknya seperti itu dan seperti itu. Good cheating banget, pertama aku jadi guru les private ikut orang. Sebulan dua tigabulan sampe limabulan aku ikut orang dengan salary yang bisa ditabung. Bulan keenam aku mengundurkan diri, pamit ke si dedek-dedek tadi. Karena mereka sudah cinta sama aku, mereka nggamau belajar kalo ngga ada aku. Well, good chance banget pas aku blg "les nya lgsg ke saya aja pribadi ga usah lewat lembaga ********" dan mereka setuju!! YAY IM THE MOST MPV!! Bayangin aja saat itu kalo ikut lembaga per pertemuan dibayarnya 20k, tapi kalo pribadi bisa sampe 40k. Bakal keturutan beli HP pake duit sendiri!!! Dan HP pertama yg aku beli pake duit aku sendiri adalaaaaaah smartfrend seri C aku lupa. Yang harganya 800k. Jaman segitu itu udah ketinggalan jaman banget, tapi aku buanggaanyaa ngga abis-abis. Udah, cm jalan 5 bulanan juga, aku memutuskan untuk berhenti karena kuliahku sudah selesai. For more than 21 years, i can control my self. Tidak terlalu memaksa kehendak, karena rejeki ngga harus tentang uang. Tapi punya teman yang baik juga rejeki *its getting bullshit karena teman-teman terdekat lebih suka minta traktir daripada mentraktir* but i happy that i did. I enjoy the process, walaupun aku melewatkan banyak hal. I believe, akan banyak yang aku petik dari ini semua. God never fall asleep, right! God love me till now, ngasi semua serba berkecukupan sehingga aku cukup bahagia. Ngga lebih ngga kurang, Allah selalu ngasi sesuai porsinya. Im be an employee at 22th. Dulu kalo ditanya ntar kalo lulus mau jadi apa, aku selalu bilang "aku pengen jadi pegawai bank". Jawaban itu terpikir setelah waktu itu aku 6 minggu praktek ngajar dan i think that is not my passion. Terpikirlah cita-cita menjadi pegawai bank karena aku selalu excited ketika masuk bank dan pegawainya selalu kinyis abis! If you know what i mean, aku cm pengen perawatan gratis kaya yang aku baca-baca di internet kalo pegawai bank selalu ada uang kecantikan dan beauty class. Kebayang ngga sih aku yang udah cantik ini bakal semakin cantik?? *juh* Keturutan juga jadi pegawai bank, dan ekspetasi ngga sesuai sama realita. Ngga ada yang namanya uang kecantikan dan beauty class. Yang ada pulang malem, kerjaan banyak, istirahat kurang, dan tetep senyum walaupun lagi dismenore. Sedikit cemas dan pengen looking for others tapi ijazah udah disita. But overall, im in love with my job. Walaupun ngga seberapa, tapi ini yang aku inginkan. Dan disini lagi lagi aku merasa beruntung. Ibadah mulai diperbaiki lagi, subuhan nya sudah 88% dari yang dulunya cm 20%. God will love me most. Karena dengan uang aku sendiri aku bisa facial untuk yang pertama kalinya. Daan rasanyaaaaaaa~ biasa! But i do it again and again, karena aku meyakini AC dan panasnya hawa kota tetangga bikin kulit kusam. Now im getting older! I have a great job, i have a salary, im an independent woman, i have a future, i have a good life till someone broke it all. Ya, someone broke it all impolitely. It make me drop. Make me feel that nobody out there. I feel so small, yang cuma hidup dengan dirinya sendiri. so much negativity, I hate being mature, i hate being old. I loose some happiness i should have. Aku mulai menghambur-hamburkan uang di usia ini, just because im looking for my fvking happiness. Aku mulai melakukan hal-hal yang dulunya ngga pernah terpikirkan, just because im looking for my fvkingself. Aku mulai berjalan berkelok-kelok, because I didn't have someone to share. Ya, i didnt have someone to tell about. I just do everything crazy to me, about me, all is just for me. Its a damn things, since someone caught all my happiness. I dont care but im not really do.
2 notes
·
View notes
Text
PENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA YANG MENJADI BOM WAKTU
Hak mendapatkan pendidikan merupakan hak konstitusional bangsa Indonesia yang telah diatur dalam UUD NRI tahun 1945. pasal 31 ayat (1) menyebutkan, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.Bahkan hak dalam memperoleh pendidikan pada dasarnya merupakan pengejawantahan dari tujuan nasional dan cita-cita utama bangsa Indonesia sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV menyatakan “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social”
Tak berlebihan jika hak memperoleh pendidikan merupakan hak segala bangsa, suatu hak yang semestinya dapat dinikmati oleh setiap insan penduduk bangsa Indonesia tanpa terkecuali. Pemerintah sebagai organ penyelenggara negara wajib menjamin terselenggaranya pendidikan kepada setiap warga negara, ketentuan ini diatur dalam Pasal 11 UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Ironisnya, berdasarkan data UNICEF pada tahun 2016 menyebutkan sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)[1].Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PSKK UGM) merilis hasil penelitian terhadap Hasil Bantuan Siswa Miskin Endline di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Dari hasil penelitian menyebutkan sebanyak 47,3 persen responden tidak lagi bersekolah karena masalah biaya, kemudian 31 persen karena ingin membantu orang tua dengan bekerja, serta 9,4 persen karena ingin melanjutkan pendidikan nonformal seperti pesantren atau mengambil kursus keterampilan lainnya.[2]Sehingga,dapatlah diambil sebuah kesimpulan mayoritas anak-anak mengalami putus sekolah karena faktor ekonomi. Seorang anak memutuskan untuk berhenti sekolah bukan karena kemauan tapi karena keadaan yang memaksanya untuk itu. Pernyataan ini diperkuat dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyebutkan jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga bulan September 2017 mencapai 27,76 juta atau 10,70 persen dari jumlah penduduk di Indonesia[3]
Tingginya jumlah anak putus sekolah disebabkan karena faktor ekonomi dan kemiskinan, menjadi diperparah dengan maraknya kapitalisasi dan komersialisasi pendidikan yang telah menjamur baik dalam sektor pendidikan formal maupun informal.Fungsi bimbingan belajar yang semestinya menjadi sarana penunjang bagi pelajar untuk lebih memahami dan mendalami berbagai mata pelajaran yang telah diajarkan oleh para guru ditiap satuan pendidikan, di era sekarang telah mengalami pergeseran sebagai sebuah ‘perusahaan’ untuk mengeruk keuntungan dan menjadi pundi-pundi keuangan. Tengoklah sejenak, harga-harga yang ditawarkan brosur-brosur bimbingan belajar yang menawarkan ribuan program untuk sukses dalam meraih prestasi,nilainya bahkan setara dengan membeli sepeda motor baru Made In Japan, masing-masing bimbel saling jorjoran pasang tarif menentukan harga dengan iming-iming diterima di sekolah favorit.Menjadi sebuah keniscayaan bagi anak-anak tidak mampu untuk sekedar duduk dan bergabung,karena memang tidak disediakan kuota khusus untuk anak-anak tidak mampu jika ingin mengembangkan pengetahuan dan wawasanya di sebuah lembaga bimbingan belajar. “Yang kaya akan semakin pintar, yang miskin akan semakin bodoh”. Pada akhirnya mereka hanya akan menghabiskan sisa waktu yang ada untuk bermain-main yang tidak menutup kemungkinan akan mengarah pada pergaulan bebas dan kenakalan remaja.Sebaliknya, mereka yang orangtuanya memiliki penghasilan yang cukup akan terus mengembangkan pengetahuanya, karena memang mereka mampu untuk membayar itu semua. Implementasi Pendidikan yang menekankan semangat anti diskriminasi pada akhirnya hanya menjadi sebuah hal utopis bahkan hanya sekedar untuk diperbincangkan. Berbagai permasalahan yang terjadi di sektor pendidikan cepat atau lambat akan menjadi bom waktu. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2017 tercatat sebanyak 131,55 juta orang angkatan kerja atau naik 3,88 juta orang dibandingkan Februari 2016.Jumlah ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan seiring dengan bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada tahun 2020 nanti.Jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jumlah angkatan kerja ditambah dengan kualitas angkatan kerja yang tidak memadai akan menimbulkan sejumlah masalah sosial yang serius seperti kejahatan,kriminalitas serta melebarnya tingkat kesenjangan sosial yang terjadi diantara masyarakat. Rendahnya kualitas angkatan kerja disebabkan karena minimnya jenjang pendidikan yang dienyam dan minimnya bekal keterampilan dan pengembangan diri yang didapatkan selama bersekolah. Anak-anak mungkin jago berhitung,jago dalam ilmu-ilmu pengetahuan tapi nihil soal keterampilan, dan enterpreneurship.
Berbagai permasalahan ini pada akhirnya wajib menjadi perhatian pemerintah untuk diselesaikan, meskipun berbagai program dan kebijakan telah dilaksanakan oleh Presiden, seperti Kartu Indonesia Pintar, Bantuan Operasional Sekolah hingga pengesahan Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Selain terus berupaya mengurangi jumlah anak putus sekolah di Indonesia, Pemerintah harus memastikan pelaksanaan Perpres nomor 87 tahun 2017 dapat terlaksana secara maksimal. Suatu regulasi yang mengatur mengenai lembaga bimbingan belajar, yang dimiliki oleh swasta pun memilki urgensi yang mendesak untuk diatur dalam peraturan perundang-undangan. Ini demi mengembalikan fungsi bimbingan belajar sebagai sebuah lembaga pengabdian, bukan lembaga jasa. Karena pendidikan adalah investasi utama sekaligus sebagai modal berharga bagi generasi muda untuk memajukan harkat dan martabat bangsa.
[1] Rahadian. 2016. Tingginya Angka Putus Sekolah di Indonesia. <student.cnnindonesia.com.> Tersedia di https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170417145047-445-208082/tingginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia/ . Diakses pada 21 September 2017 pukul 21.00 WIB
[2] PSKK UGM. 2017. Tingginya Angka Putus Sekolah di Indonesia. <cpps.ugm.ac.id.> Tersedia di http://cpps.ugm.ac.id/tingginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia-cnn-indonesia/ . Diakses pada 21 September 2017 pukul 21.10 WIB
[3] Destrianita. 2017. Maret 2017, Jumlah Penduduk Miskin Indonesia mencapai 27,77 juta . <bisnis.tempo.co.> Tersedia di https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/07/17/090892130/Maret-2017-Jumlah-Penduduk-Miskin-Indonesia-Capai-27-77-Juta . Diakses pada 21 September 2017 pukul 21.00 WIB
0 notes
Text
IMA Global Link adalah salah satu lembaga pendidikan non formal yang membantu siswa-siswinya untuk dapat berhitung dengan cepat diluar kepala.
Metode yang digunakan di IMA adalah demgan menggunakan sistem sempoa "Satu-Empat", yang berhasil dikembangkan oleh Chen Shi Cung yang merupakan seorang pakar dari Taiwan.
KLIK https://wa.me/6282114163839, Kursus Berhitung IMA, Kursus Berhitung Cepat IMA, Kursus Berhitung Terdekat IMA, Kursus Berhitung Cepat Terbaik IMA, Kursus Berhitung Cepat Anak SD IMA Mental Aritmetika Ruko Bukit Cimanggu City Blok B1/12A Tanah Sareal Bogor
(Seberang Bogor Icon Hotel)
https://www.instagram.com/ima_bogorhttps://karakaedu.com
#kursusberhitungcepat, #belajarberhitunganaktk, #belajarberhitunganaksd, #belajarberhitunganaksdkelas1, #belajarberhitunganaksdkelas2, #belajarberhitunganaksdkelas3, #belajarberhitunganak-anak, #lesberhitungcepat, #belajarberhitungcepat, #belajarberhitungcepatanaktk
lesmatematikasdyangbagus, hargakursussempoasip, lesmatematikasakamoto,lessempoaterdekat,lesmatematikakumon, kursussempoaonline, tempatlesmatematikaterdekat, kursusmatematikaterbaik
0 notes
Text
Selain mampu berhitung cepat, les di IMA juga memiliki manfaat lain, diantaranya melatih fokus dan konsentrasi, melatih motorik halus, serta stimulus otak kanan dan kiri.. Yukkk Buruan Gabung Bersama Internasional Mental Aritmetika (IMA) Cabang Bukit Cimanggu City.. Solusi Terbaik Untuk Masa Depan Anak Anda! DAPATKAN DISKON SPP 50% BULAN PERTAMA.. Free Trial (Coba Gratis) Mulai Tgl 18 & 21 Juli 2023 KLIK https://wa.me/6282114163839, Kursus Berhitung IMA, Kursus Berhitung Cepat IMA, Kursus Berhitung Terdekat IMA, Kursus Berhitung Cepat Terbaik IMA, Kursus Berhitung Cepat Anak SD IMA Mental Aritmetika Ruko Bukit Cimanggu City Blok B1/12A Tanah Sareal Bogor (Seberang Bogor Icon Hotel) https://www.instagram.com/ima_bogor https://karakaedu.com #kursusberhitungcepat, #belajarberhitunganaktk, #belajarberhitunganaksd, #belajarberhitunganaksdkelas1, #belajarberhitunganaksdkelas2, #belajarberhitunganaksdkelas3, #belajarberhitunganak-anak, #lesberhitungcepat, #belajarberhitungcepat, #belajarberhitungcepatanaktk lesmatematikasdyangbagus, hargakursussempoasip, lesmatematikasakamoto,lessempoaterdekat,lesmatematikakumon, kursussempoaonline, tempatlesmatematikaterdekat, kursusmatematikaterbaik
0 notes
Text
Halo... Ada info penting nih, sekarang Internasional Mental Aritmetika (IMA) Cabang Bukit Cimanggu City sudah buka kembali..
Anak Anda BERMASALAH dengan BERHITUNG???
Anak Anda BERMASALAH dengan MATEMATIKA???
Anak Anda Bermasalah Dengan KONSENTRASI???
Yukkk Buruan Gabung Bersama Internasional Mental Aritmetika (IMA) Cabang Bukit Cimanggu City..
Solusi Terbaik Untuk Masa Depan Anak Anda!
DAPATKAN DISKON SPP 50% BULAN PERTAMA..
Free Trial (Coba Gratis) Mulai Tgl 18 & 21 Juli 2023 KLIK https://wa.me/6282114163839, Kursus Berhitung IMA, Kursus Berhitung Cepat IMA, Kursus Berhitung Terdekat IMA, Kursus Berhitung Cepat Terbaik IMA, Kursus Berhitung Cepat Anak SD IMA Mental Aritmetika Ruko Bukit Cimanggu City Blok B1/12A Tanah Sareal Bogor
(Seberang Bogor Icon Hotel)
https://www.instagram.com/ima_bogorhttps://karakaedu.com
#kursusberhitungcepat, #belajarberhitunganaktk, #belajarberhitunganaksd, #belajarberhitunganaksdkelas1, #belajarberhitunganaksdkelas2, #belajarberhitunganaksdkelas3, #belajarberhitunganak-anak, #lesberhitungcepat, #belajarberhitungcepat, #belajarberhitungcepatanaktk
lesmatematikasdyangbagus, hargakursussempoasip, lesmatematikasakamoto,lessempoaterdekat,lesmatematikakumon, kursussempoaonline, tempatlesmatematikaterdekat, kursusmatematikaterbaik
1 note
·
View note
Text
WA 0896 6805 4121 Waralaba belajar membaca anak tk Tasikmalaya Ahe Pusat
WA 0896 6805 4121 Waralaba belajar membaca anak tk Tasikmalaya Ahe Pusat
Peluang Paket Usaha Bisnis sampingan Rumahan Modal Kecil Mitra Waralaba Franchise Bimbel Kursus belajar membaca belajar membaca ba bi bu be bo, belajar membaca buku cerita, belajar membaca cerita, belajar membaca cerita pendek, belajar membaca cepat untuk anak sd, belajar membaca cerita anak sd kelas 1, belajar membaca cepat tanpa mengeja, belajar membaca calistung, belajar membaca cepat untuk anak tk, belajar membaca dan menulis anak tk,
Kami membuka peluang usaha belajar membaca les baca dan les berhitung ahe Ase modal hanya 2-3juta sudah bisa jalan
Supaya bisa berikan solusi kepada anak-anak yang belum bisa baca, yang belum lancar baca, yang kesulitan belajar baca dan yang trauma belajar baca ada 2 pilihan berlatih untuk jadi mitra Ahe, yakni: 1. mendatangkan trainer 2. mendatangi trainer
Adapun materi pelatihan Ahe terdiri: 1. Cara asyik belajar-mengajar Ahe 2. Cara praktis promosi - manajemen untuk merintis dan mengembangkan unit Ahe.
Ahe bukan pelajaran di PAUD (KB&TK) Ahe bukan MLM Ahe adalah kemitraan
Ahe bukan cara cepat Ahe adalah cara asyik belajar baca
Kami melayani pembukaan unit baru area: Makassar, palembang, surabaya, semarang, medan, bandung, Surakarta, Tasikmalaya, Padang, Bandar Lampung, Depok, Banjarmasin, Batam, Tangerang Selatan dan seluruh Indonesia
Minat hubungi HP/WA 089 668 054 121 (Pak Ahmad) Klik Link https://pesan.link/daftar_unit_ahe http://peluangpaketusahabisnisbelajarmembaca.blogspot.com https://peluangpaketusahabisnisrumahanbelajarmembacamakassar.wordpress.com
#kursusbacatulis, #lesbaca, #calistung, #kursusbacatulis, #lesbacatulis, #waralabamurah, #waralabamenguntungkan, #franchise, #franchisee, #franchisemurah, #gerakanmembacabuku, #indonesiamembaca, #marimembacabuku, #gemarmembaca
0 notes
Text
WA 0896 6805 4121 Waralaba belajar membaca anak tk Tasikmalaya Ahe Pusat
WA 0896 6805 4121 Bisnis belajar membaca buat anak tk Makassar Ahe Pusat
Peluang Paket Usaha Bisnis sampingan Rumahan Modal Kecil Mitra Waralaba Franchise Bimbel Kursus belajar membaca belajar membaca ba bi bu be bo, belajar membaca buku cerita, belajar membaca cerita, belajar membaca cerita pendek, belajar membaca cepat untuk anak sd, belajar membaca cerita anak sd kelas 1, belajar membaca cepat tanpa mengeja, belajar membaca calistung, belajar membaca cepat untuk anak tk, belajar membaca dan menulis anak tk,
Kami membuka peluang usaha belajar membaca les baca dan les berhitung ahe Ase modal hanya 2-3juta sudah bisa jalan
Supaya bisa berikan solusi kepada anak-anak yang belum bisa baca, yang belum lancar baca, yang kesulitan belajar baca dan yang trauma belajar baca ada 2 pilihan berlatih untuk jadi mitra Ahe, yakni: 1. mendatangkan trainer 2. mendatangi trainer
Adapun materi pelatihan Ahe terdiri: 1. Cara asyik belajar-mengajar Ahe 2. Cara praktis promosi - manajemen untuk merintis dan mengembangkan unit Ahe.
Ahe bukan pelajaran di PAUD (KB&TK) Ahe bukan MLM Ahe adalah kemitraan
Ahe bukan cara cepat Ahe adalah cara asyik belajar baca
Kami melayani pembukaan unit baru area: Makassar, palembang, surabaya, semarang, medan, bandung, Surakarta, Tasikmalaya, Padang, Bandar Lampung, Depok, Banjarmasin, Batam, Tangerang Selatan dan seluruh Indonesia
Minat hubungi HP/WA 089 668 054 121 (Pak Ahmad) Klik Link https://pesan.link/daftar_unit_ahe http://peluangpaketusahabisnisbelajarmembaca.blogspot.com https://peluangpaketusahabisnisrumahanbelajarmembacamakassar.wordpress.com
0 notes