#Kuliah Bisnis Remaja
Explore tagged Tumblr posts
Text
Bismillahirrahmanirrahiim...
Alhamdulillahi wasshalaatu wassalaamu 'ala Rasuulillah.. Alhamdulillah setelah kalian mengenal kembali lebih dalam tentang seaeorang yang sangat menyayangi kalian dunia akhirat, yakni abuya, mohon izin ummah mengenalkan diri ummah sendiri ya, semoga semakin bertambah cinta kalian terhadap ibu yang melahirkan kalian ya..
--------------------------------------------------------------------------
Kutipan di wedding website ummah buya saat menjelang walimah, sat ditanya "bagaimana pendapat antum terkait calon yang akan menikah dengan antum":
--------------------------------------------------------------------------
Mengenal Ummah Silvy
Ummah adalah akhwat kelahiran tahun 1991, anak sulung keturunan jawa tulen, lulusan Universitas Diponegoro-Semarang, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Jurusan Akuntansi dengan peminatan di EkSyar (Ekonomi Syariah) dan Pasar Modal Syariah. Senang aktif di lembaga dakwah, sosial, keuangan, dan jurnalistik. Bahagia membina pemuda/i, dan mendidik anak-anak yatim dan dhuafa. Ikut memperjuangkan EkSyar di Masyarakat Ekonomi Syariah. Juga ikut dalam Lembaga Pers Kampus.
Ummah adalah akhwat yang berkarir sebagai seorang ekonom (keuangan) dibeberapa perusahaan besar Ibu Kota. Dan aktif di salah satu partai dakwah bidang kepemudaan dan olahraga.
Ummah adalah akhwat yang memiliki garis keturunan dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang nasabnya tertulis dan tersimpan di keraton, yang juga keturunan ke-47 dari manusia mulia kekasih Allah Subhanahu wa ta'ala dari jalur Sayyidina Husain. Meskipun nasab kalian terputus dan beralih ke nasab abuya, tapi di dalam darah kalian tetap terdapat darah ummah yang mengalir darah keturunan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam. In syaa Allah jika kalian beriman, dan melakukan banyak kebaikan, doa kalian ingin bertemu Rasulullah di mimpi in syaa Allah akan diijabah Allah.
Ummah adalah akhwat yang ditarbiyah eyang akung agar menjadi akhwat pemberani, bertanggungjawab, dan mudah bersosialiasi. Karenanya ummah sangat senang mengikuti organisasi sosial di masyarakat seperti karang taruna, remaja masjid, relawan, dll. Juga diizinkan eyang akung untuk kuliah jauh, yang mengharuskan untuk tinggal sendiri tanpa pengawasan lngsung dari orangtua.
Ummah kalian bernama Okty Silvya Dewi binti Drs. Surata S. Handoko, M.Pd. Anak dari eyang akung kalian yang memiliki cita-cita mulia menjadi pendidik (dosen). Namun eyang akung sangat lapang ketika cita-cita mulia itu harus terpaksa diredam dan ditinggalkan demi kebahagiaan eyang putri kalian. Maa syaa Allah...
Wallahu a'lam bisshawwab...
Dari yang mencintai kalian karena Allah
Ummah 💐
2 notes
·
View notes
Text
Millennial Parenting by Liliek Andriani (Mama Wilson)
hei sudah lama nih ga mengudara bersama sepedakertas. setelah hiatus cukup lama akhirnya berani lagi nulis.
kali ini kita bahas ringan ringan aja yah..
kebetulan beberapa waktu lalu saat dibandara ketemu sama salah satu business influencer yang terbilang masih sangat belia 22 tahun usianya, sejenak ngebayangin umur segitu lagi ngapain ya? ya mungkin pada usia segitu lagi asik asiknya nongkrong gajelas, wasting time, wasting money, dan kebetulan banget pesawat meow air lagi kumat jadi delay, ya hoki seumur hidup kepake semua sih ini kayanya jadi bisa ngobrol lebih jauh lagi sama beliau beliau ini.
Wilson Tirta namanya dia remaja yang terbilang cukup dewasa diusianya 22 tahun dia udah menjalani kehidupan yang bahkan saya sendiri 29 tahun belom menjalani, soal Wilson Tirta kita akan bahas lain waktu, dengan anak sehebat dia jadi penasaran gimana sih model paretingnya? apakah strict, diktator, atau yang kaya gimana? bukannya ngebandingin tapi lebih ke kaya bingung aja, saya yang dari kecil ketemunya sapu, omelan, dan cubitan umur segini masih gini gini aja ga berlebihan tapi juga ga kekurangan banget.
akhirnya berbekal rasa kepo dan sedikit kemampuan jurnalistik yang didapet waktu kuliah, dan si business influencer ini kayanya lagi sibuk nontonin layar ipad akhirnya mulai ngeberaniin diri untuk ngobrol bareng sama mamanya.
Beliau bernama Ibu Liliek Andriani, yang setelah saya ngobrol lumayan lama lebih dikenal dengan nama Mama Wilson, sekaligus menjadi ibunya para influencer di surabaya.
kembali ke cerita tentang ibu Liliek Andriani ternyata pola asuh yang digunakan itu bukan yang ribet lho justru lebih ke hal sederhana namun mengena contohnya beliau selalu memberi kebebasan bagi anak anaknya dalam hal menentukan pendapat, dan masa depannya, selama anak itu yakin bahwa mereka bisa membawa dampak positif bagi dirinya dan menjadi saluran berkat bagi orang lain serta bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hebatnya mereka semua di didik seperti itu bahkan sejak balita, dan beliau bercerita kepada saya bahkan anaknya menghasilkan 1 juta pertamanya di usia 6 tahun, cerita ini lucu sekaligus membuat saya sedikit merasa sedikit gagal sebagai manusia pasalnya Ibu Liliek beserta suaminya seumur hidup hanya mebelikan mereka mainan sekali dan apabila mereka menginginkan mainan baru ya bagaimana caranya mereka harus bisa beli sendiri misalnya dengan menabung atau menjual mainan tersebut, dan mereka anak anak ibu Liliek memilih jalur berdagang yaitu menjual mainannya sendiri, saya sempat ditunjukan video salah satu anaknya Jason Surya yang sedang COD mainannya dan mendapatkan uang 1 juta pertamanya, fun fact nya mainan itu dulu dibeli dengan harga 750 ribu rupiah.
Dari sini saya menyimpulkan bahwa kesuksesan anak itu memang tergantung bagaimana orang tua mendidiknya dan saya akui Ibu Liliek berhasil menjadi orang tua hebat.
Kemudian beliau bercerita lagi kepada saya bahwa mendidik anak jaman sekarang itu gabisa asal main larang, kita sebagai oranng tua harus bisa memberi alasan yang reasonable karena dengan era keterbukaan informasi dan daya serap anak jaman sekarang, penjelasan yang masuk akal wajib hukumnya di utarakan kepada anak anak saat sedang berdiksusi, karena pada akhirnya bagaimanapun juga anak adalah gamparan orang tua, kalo bahasa kerennya self mirroring parental, nah metode ini yang diterapkan oleh beliau, keren sih gold parenting banget.
setelah kami ngobrol panjang lebar akhirnya kami harus dipisahkan dengan panggilan boarding pesawat saya yang sepertinya si kucing sudah berubah menjadi singa, atau mungkin naga?
sebelum kami berpisah saya di beri sedikit cindera mata ternyata Ibu Liliek Andriani ini bukan orang yang pelit beliau juga membagikan ilmunya melalui buku yang beliau tulis sendiri, saya diberi buku yang judulnya KECIL KECIL BELAJAR BISNIS, buku ini adalah serial parenting guide bagaimana membangun otak kritis anak sejak belia. Dan kabarnya beliau lagi menyusun buku ke dua lho !
Terima kasih Ibu Liliek Andriani, dan Wilson Tirta akhirnya seumur hidup saya berpergian baru pertama kali ini merasa bersyukur pesawat saya delay, semoga kalian selalu diberkati dan menjadi berkat bagi sesama.
Next bakal ada keseruan apa lagi ya di trip sepedakertas berikutnya ?
2 notes
·
View notes
Text
Namanya Valiant Alderidg Chastelein. Gampangnya, dipanggil Valiant atau Val aja.
Lahirnya di Jakarta, 12 April 2000. Tingginya 177 cm waktu terakhir ngukur, beratnya 60 kg. Golongan darahnya B. Zodiaknya udah pasti Aries.
Valiant punya satu kakak perempuan, namanya Viecel. Agak galak dikit, tapi juga paling baik. Mungkin karena dia enam tahun lebih tua, ya, jadi Valiant selalu ngerasa Viecel dewasa banget.
Selama empat tahun, Valiant seneng banget bisa jadi anak bungsu di keluarga kecilnya. Iya, cuma empat tahun doang karena udah itu adeknya, Valevie, lahir. Jangan minta Valiant deskripsiin adeknya itu kayak gimana, ya, soalnya gak sanggup.
Keluarga besarnya tinggal di rumah yang bersebelahan. Valiant juga gak tau kenapa, tapi seru sih. Karena tumbuh sama keluarga besarnya, Valiant nggak pernah ngerasa sepi. Dari melek sampe merem lagi, sejak dia kecil sampe remaja, rumahnya gak pernah adem ayem, tapi selalu nyaman. Makanya, waktu dia masuk kuliah dan harus ngekost lumayan jauh dari rumah, Valiant lumayan kewalahan. Butuh waktu lama buat dia beradaptasi jauh dari keluarganya.
Tahun ini, Valiant udah lulus dari universitasnya. Hari-harinya diisi dengan muter-muter cari loker. Jangan salah, sebenernya keluarga Valiant berkecukupan. Orang tuanya dan Om Tantenya punya perusahaan keluarga yang udah turun temurun, di bidang otomotif. Cuma, ya, sejauh ini Valiant belum tertarik buat terjun ke dunia bisnis. Biar kakak dan sepupu-sepupunya aja yang ikut ngurus perusahaan.
0 notes
Text
5. BEST, WA +62 895-3341-61984, Kuliah Jurusan Bisnis
BEST Colledge, Kuliah Jurusan bisnis marketing, Kuliah Jurusan bisnis nasional, Kuliah Jurusan bisnis terbaik diJakarta, Kuliah Jurusan bisnis terbaik di Indonesia, Kuliah Jurusan bisnis wirausaha, Kuliah Jurusan bisnis yang menjamin masa depan, Kuliah Jurusan bisnis yang banyak peluang kerjaAnak muda yg keren itu bisa bayar kuliah pakai uang sendiri. Di JBS kamu bisa sambil bisnis online yang akan dibimbing langsung sama praktisinya lhoo...Jadi kamu sembari kuliah bisa hasilkan cuan deh. Mantap Silahkan daftarkan diri Kamu ke link ini http://bit.ly/BeasiswaJBS_06 atau bisa juga ke nomor whatsapp ini: +62 895-3341-61984
===
4 keuntungan kamu kuliah di Jakarta Business School:
1. Beasiswa KMART untuk 100 pendaftar pertama
2. Kamu dapat kuliah di Malaysia & Inggris lho!
3. Biaya kuliahnya terjangkau
4. Double degree
Kami tunggu di Jakarta Business School ya!K-link TowerJl. Gatot Subroto Kav 9A Jakarta Selatan
#Kuliah Bisnis Di Jakarta#Kuliah Bisnis Digital#Kuliah Bisnis Internasional Di Indonesia#Kuliah Bisnis Jakarta#Kuliah Bisnis Kewirausahaan#Kuliah Bisnis Online#Kuliah Bisnis Perdagangan#Kuliah Bisnis Remaja#Kuliah Bisnis Terbaik#Kuliah Bisnis Universitas#Kuliah Bisnis Yang Bagus
0 notes
Text
BEST, WA +62 895-3830-96710, Kuliah Jurusan Bisnis
BEST Colledge, Kuliah Jurusan bisnis marketing, Kuliah Jurusan bisnis nasional, Kuliah Jurusan bisnis terbaik diJakarta, Kuliah Jurusan bisnis terbaik di Indonesia, Kuliah Jurusan bisnis wirausaha, Kuliah Jurusan bisnis yang menjamin masa depan, Kuliah Jurusan bisnis yang banyak peluang kerja Anak muda yg keren itu bisa bayar kuliah pakai uang sendiri.
Di JBS kamu bisa sambil bisnis online yang akan dibimbing langsung sama praktisinya lhoo...Jadi kamu sembari kuliah bisa hasilkan cuan deh. Mantap Silahkan daftarkan diri Kamu ke link ini https://bit.ly/Beasiswa_JBS46
atau bisa juga ke nomor whatsapp ini: 0895-3830-96710
0===4 keuntungan kamu kuliah di Jakarta Business School:1. Beasiswa KMART untuk 100 pendaftar pertama2. Kamu dapat kuliah di Malaysia & Inggris lho!3. Biaya kuliahnya terjangkau 4. Double degreeKami tunggu di Jakarta Business School ya!K-link TowerJl. Gatot Subroto Kav 9A Jakarta Selatan
#Kuliah Bisnis Di Jakarta#Kuliah Bisnis Digital#Kuliah Bisnis Internasional Di Indonesia#Kuliah Bisnis Jakarta#Kuliah Bisnis Kewirausahaan#Kuliah Bisnis Online#Kuliah Bisnis Perdagangan#Kuliah Bisnis Remaja#Kuliah Bisnis Terbaik#Kuliah Bisnis Universitas#Kuliah Bisnis Yang Bagus
0 notes
Text
BEST, WA +62 821-2875-3994, Kuliah Jurusan Bisnis
BEST Colledge, Kuliah Jurusan bisnis marketing, Kuliah Jurusan bisnis nasional, Kuliah Jurusan bisnis terbaik diJakarta, Kuliah Jurusan bisnis terbaik di Indonesia, Kuliah Jurusan bisnis wirausaha, Kuliah Jurusan bisnis yang menjamin masa depan, Kuliah Jurusan bisnis yang banyak peluang kerja Anak muda yg keren itu bisa bayar kuliah pakai uang sendiri. Di JBS kamu bisa sambil bisnis online yang akan dibimbing langsung sama praktisinya lhoo... Jadi kamu sembari kuliah bisa hasilkan cuan deh. Mantap Silahkan daftarkan diri Kamu ke link ini https://bit.ly/Beasiswa_JBS17 atau bisa juga ke nomor whatsapp ini: 0821-2875-3994
#Kuliah Bisnis Di Jakarta#Kuliah Bisnis Digital#Kuliah Bisnis Internasional Di Indonesia#Kuliah Bisnis Jakarta#Kuliah Bisnis Kewirausahaan#Kuliah Bisnis Online#Kuliah Bisnis Perdagangan#Kuliah Bisnis Remaja#Kuliah Bisnis Terbaik#Kuliah Bisnis Universitas#Kuliah Bisnis Yang Bagus
0 notes
Text
BEST, WA +62 813-1943-7930, Kuliah Jurusan Bisnis
Kuliah Jurusan Bisnis Terbaik, Kuliah Jurusan Bisnis Pemasaran, Kuliah Jurusan Bisnis Nasional, Kuliah Jurusan Bisnis Terbaik di Jakarta, Kuliah Jurusan Bisnis Terbaik di Indonesia, Kuliah Jurusan Bisnis Wirausaha, Kuliah Jurusan Bisnis yang menjamin masa depan, Kuliah Jurusan Bisnis yang banyak peluang kerja
pakai muda yang keren itu bisa bayar kuliah uang sendiri. Di JBS kamu bisa sambil bisnis online yang akan dibimbing langsung sama praktisinya lhoo...
Jadi kamu sembari kuliah bisa hasilkan cuan deh. Mantap
Silahkan daftarkan diri kamu ke link ini https://bit.ly/Beasiswa_JBS33
atau bisa juga ke nomor whatsapp ini: 0859-6617-4451
===
4 keuntungan kamu kuliah di Jakarta Business School:
1. Beasiswa KMART untuk 100 pendaftar pertama
2. Kamu dapat kuliah di Malaysia & Inggris lho!
3. Biaya kuliahnya terjangkau
4. Double degree
Kami tunggu di Jakarta Business School ya!K-link TowerJl. Gatot Subroto Kav 9A Jakarta Selatan
#jurusanbisnis, #infokuliah #jurusankul, #kuliahbisnisdiluarnegeri, #bachelorofbusiness, #kuliahbisnis, #businessschool, #education, #entrepreneur, #entrepreneurship, #businessstartup
#Kuliah Bisnis Di Jakarta#Kuliah Bisnis Digital#Kuliah Bisnis Internasional Di Indonesia#Kuliah Bisnis Jakarta#Kuliah Bisnis Kewirausahaan#Kuliah Bisnis Online#Kuliah Bisnis Perdagangan#Kuliah Bisnis Remaja#Kuliah Bisnis Terbaik#Kuliah Bisnis Universitas#Kuliah Bisnis Yang Bagus
0 notes
Text
BEST, WA +62 853-1146-1629, Kuliah Jurusan Bisnis
BEST Colledge, Kuliah Jurusan bisnis marketing, Kuliah Jurusan bisnis nasional, Kuliah Jurusan bisnis terbaik diJakarta, Kuliah Jurusan bisnis terbaik di Indonesia, Kuliah Jurusan bisnis wirausaha, Kuliah Jurusan bisnis yang menjamin masa depan, Kuliah Jurusan bisnis yang banyak peluang kerja
Anak muda yg keren itu bisa bayar kuliah pakai uang sendiri. Di JBS kamu bisa sambil bisnis online yang akan dibimbing langsung sama praktisinya lhoo…
Jadi kamu sembari kuliah bisa hasilkan cuan deh. Mantap
Silahkan daftarkan diri Kamu ke link ini https://bit.ly/Beasiswa_JBS15
atau bisa juga ke nomor whatsapp ini: 0853-1146-1629
===
4 keuntungan kamu kuliah di Jakarta Business School:
Beasiswa KMART untuk 100 pendaftar pertama
Kamu dapat kuliah di Malaysia & Inggris lho!
Biaya kuliahnya terjangkau
Double degree
Kami tunggu di Jakarta Business School ya! K-link Tower Jl. Gatot Subroto Kav 9A Jakarta Selatan
#Kuliah Bisnis Di Jakarta#Kuliah Bisnis Digital#Kuliah Bisnis Internasional Di Indonesia#Kuliah Bisnis Jakarta#Kuliah Bisnis Kewirausahaan#Kuliah Bisnis Online#Kuliah Bisnis Perdagangan#Kuliah Bisnis Remaja#Kuliah Bisnis Terbaik#Kuliah Bisnis
0 notes
Text
BEST, WA +62 821-1148-4072, Kuliah Jurusan Bisnis
Descripsi 5
BEST Colledge, Kuliah Jurusan bisnis marketing, Kuliah Jurusan bisnis nasional, Kuliah Jurusan bisnis terbaik diJakarta, Kuliah Jurusan bisnis terbaik di Indonesia, Kuliah Jurusan bisnis wirausaha, Kuliah Jurusan bisnis yang menjamin masa depan, Kuliah Jurusan bisnis yang banyak peluang kerja
Anak muda yg keren itu bisa bayar kuliah pakai uang sendiri. Di JBS kamu bisa sambil bisnis online yang akan dibimbing langsung sama praktisinya lhoo…
Jadi kamu sembari kuliah bisa hasilkan cuan deh. Mantap
Silahkan daftarkan diri Kamu ke link ini https://bit.ly/Beasiswa_JBS18
atau bisa juga ke nomor whatsapp ini: 0821-1148-4072
===
4 keuntungan kamu kuliah di Jakarta Business School:
Beasiswa KMART untuk 100 pendaftar pertama
Kamu dapat kuliah di Malaysia & Inggris lho!
Biaya kuliahnya terjangkau
Double degree
Kami tunggu di Jakarta Business School ya! K-link Tower Jl. Gatot Subroto Kav 9A Jakarta Selatan
jurusanbisnis, #infokuliah #jurusankul, #kuliahbisnisdiluarnegeri, #bachelorofbusiness, #kuliahbisnis, #businessschool, #education, #entrepreneur, #entrepreneurship, #businessstartup
#Kuliah Bisnis Di Jakarta#Kuliah Bisnis Digital#Kuliah Bisnis Internasional Di Indonesia#Kuliah Bisnis Jakarta#Kuliah Bisnis Kewirausahaan#Kuliah Bisnis Online#Kuliah Bisnis Perdagangan#Kuliah Bisnis Remaja#Kuliah Bisnis Terbaik#Kuliah Bisnis Universitas#Kuliah Bisnis Yang Bagus
0 notes
Text
Doa Orang Tua
Ibu pernah bilang, nanti kalau sudah besar, beliau pengen 2 anaknya ini kerja atau mengabdi minimal di 2 bidang, kesehatan atau pendidikan. Menurut beliau, 2 bidang pekerjaan tersebut adalah ladang pahala, pengen sekali anaknya bermanfaat untuk banyak orang, dan akan selalu mendoakan yang terbaik kedepanya.
Alhamdulillah, mas sekarang kerja jadi perawat rumah sakit swasta di kota kelahiran kami. Meski harus melewati perjalanan panjang, saya melihat dia menemukan passionya dan mencintain pekerjaanya sampai menikah 2 tahun yang lalu.
Kalau aku?
Throwback dikit, 28 Juni 2016, bertepatan dengan ulang tahun ke-19, adalah masa dimana seorang remaja sedang galau akan masa depanya.
Waktu itu, sudah dipastikan akan menjadi maru UNS 2016 dan melakukan ondesk di pagi hari itu juga. Diterima di jurusan Manajemen Bisnis, jurusan yang sebenarnya bukan benar-benar menjadi pilihan, cadangan semisal SBM tak masuk. Meski berat hati, namun masih ingat sekali nasihat dari Ibu saat itu, jalani dulu saja.
Oh ya, menjelang sore itu, adalah jadwal pengumuman SBMPTN juga. Masih ada harapan kecil untuk kuliah S1, dengan jurusan pilihan, dan juga kampus impian, pikirku.
Sore hari sepulang dari Kota Solo, kami sekeluarga membuka pengumukan SBMPTN. Dan benar, warna hijau muncul, diterima oleh kampus ternama di Kota Malang, jurusan Administrasi Pendidikan.
Senang campur galau, antara kuliah di jurusan yang diinginkan, atau plan cadangan yang terlanjur ondesk pagi tadi.
Setelah diskusi panjang, akhirnya diputuskanlah ambil kuliah di UNS, dan percaya nasihat ibu, jalani dulu saja.
4 tahun berselang, pandemi covid hadir. Sebagai fresh graduate, sempat apply kerja di beberapa tempat yang akhirnya gagal, dari manajemen nggak jelas, startup bodong, sampai bisnis gagal.
Sampai 2 minggu sebelum covid diumumkan sebagai pandemi, harapan itu hadir. Mendapat panggilan, diterima oleh salah satu yayasan pendidikan di Surakarta, yang kedepanya menempati posisi sebagai administrasi pendidikan.
Dari banyaknya apply loker, diterima di posisi itu adalah sebuah anugerah. Gaji stabil, pekerjaan santai, waktu longgar, ditengah krisis ekonomi saat itu, nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Sempet nggak nyangka, namun kalau dipikir-pikir, semua bisa saja terjadi asalkan ikhtiar yang dibarengi doa dan ridho orang tua, hil yang mustahal bukanlah halangan.
"Ridho Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua,"
(HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim).
RSI At-Tin, 28 Juni 2022
64 notes
·
View notes
Text
Tentang Skenario Allah
Selalu takjub sama skenario yang udah Allah tetapkan buat aku. Sebenarnya banyak banget makna yang di dapat kalau kita mau peka sama setiap kejadian yang udah Allah gariskan dalam hidup kita. Karena ternyata apa-apa yang terjadi dalam hidup kita itu bukan tanpa alasan, apalagi kebetulan. Masyaallah.
Dulu, pertama kali ngerasa down dan kecewa banget sama diri sendiri itu karena pernah gagal waktu lulus SMP. Nilai UN yang nggak sesuai ekspektasi, yang akibatnya aku nggak bisa masuk SMA yang aku mau.
Akhirnya aku masuk Madrasah Aliyah Negeri yang sebelumnya nggak pernah sama sekali ada di daftar impian aku. Pas lulus SMA juga sama, gagal lagi. Nilai UN yang nggak sesuai ekspektasi, dan tes sana-sini buat masuk kuliah di Universitas Negeri, tapi nggak ada yang keterima.
Ah, dah lah, pokoknya ngerasa jadi produk gagal aja waktu itu.
Waktu itu, pilihanku cuma mau gapyear, dan selama gapyear mau belajar bahasa asing. Tapi orangtua pengin aku tetap kuliah. Aku pikir, kayaknya orangtuaku terpengaruh sama standar kesuksesan yang diagungkan oleh society. Bagaimana pun, aku juga ngerti perasaan orangtuaku. Saat itu, teman-teman sebayaku udah di terima di Universitas Negeri yang keren-keren, dengan jurusan yang nggak kalah keren. Aku juga semakin insecure karena sepupuku yang seumuran denganku juga masuk Politeknik Negeri yang keren, jalur undangan lagi.
Lalu, yaudah, okay, aku mau kuliah. Tapi waktu itu orangtuaku menyarankan aku untuk ambil jurusan ekonomi, dengan bayangan prospek kerja yang menurut mereka ideal. Padahal, apa yang kelihatannya itu nggak selalu sesuai sama realitanya. Aku nolak buat memilih jurusan itu, tapi aku ikuti kemauan orangtua aku untuk kuliah dengan jurusan lain yang akhirnya disetujui oleh orangtua.
Awal-awal menjalani perkuliahan, hatiku mulai ikhlas dan lapang. Aku mulai membayangkan langkah-langkah apa yang bisa membuatku bertumbuh, nggak kalah sama mereka yang kuliah di Universitas Negeri yang keren.
Tapi ternyata, nggak semulus itu, wkwkwk. Lama-kelamaan aku mulai melihat pertumbuhan teman-temanku di media sosial. Kayak, "wah, keren, ya!" "wah, enak banget kalau aku juga kayak gitu." "wah, kayaknya aku juga bakal lebih semangat buat ikut kegiatan ini-itu kalau kuliah disana." Dan berbagai macam kalimat "wah" yang lainnya. Nggak cuma melihat, keadaan semakin parah ketika aku mulai membandingkan diri sendiri dengan teman-temanku yang jauh terlihat keren.
But, it's okay. Aku tetap melanjutkan hidupku. Mulai memutuskan untuk ikut dan aktif di sebuah organisasi. Awalnya juga aku ikut organisai dan UKM di kampus, tapi rasanya nggak cocok. Jadi aku memutuskan untuk bergabung di salah satu organisasi di Salman ITB.
Awal mula bisa bergabung di organisasi itu juga karena diajak oleh salah seorang teman yang beda kampus sama aku, dia kuliah di salah satu Universitas Negeri. Pas gabung di organisasi itu, aku benar-benar merasa bersyukur karena suasana di organisasi ini adalah suasana yang benar-benar nggak pernah terbayangkan sama sekali, dan sesuai keinginanku.
Rasanya semangat banget waktu aktif di organisasi, banyak ilmu dan manfaat yang di dapat, seneng juga ketemu teman-teman yang supportif untuk bertumbuh. Disana aku masuk divisi yang diberi amanah untuk membina remaja di Kota Bandung, termasuk bimbel, mulai dari SMP-SMA. Nggak cuma itu, di dalam organisasi itu juga ada sekolah remaja, design dan public speaking. Ada magangnya juga. Banyak hal-hal baru yang aku dapat di sini dan nggak aku dapat di lingkungan mana pun.
Tapi, namanya juga hidup, ya tetep di fase ini pun ada nggak mulusnya. Rasa insecure pasti ada, apalagi di organisasi ini tergabung sama mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Negeri yang keren-keren di Bandung, kayak ITB, UNPAD, UPI, dll. Ada yang swasta juga, sih. Tapi, swasta-nya juga swasta yang keren menurutku. Tapi, walaupun insecure, aku tetap jalani aja.
Puncaknya, waktu aku dikasih amanah yang besar banget di organisasi itu. Prokernya harus banyak menganalisis, baca belasan artikel berbahasa inggris, memecahkan masalah, dll. Lama-lama Aku mulai nggak tahan. Kesehatan mental juga lagi nggak baik-baik aja.
Kalau kesehatan mentalku lagi nggak baik-baik aja, semua kejadian terburuk dalam hidupku selalu terbayang-bayang. Mulai dari masa lalu yang nggak aku inginkan, kesalahan-kesalahanku, kegagalan-kegagalanku, dan ketidakmampuanku untuk mengendalikan apa yang ada di dalam diri.
Belajar dari apa yang aku alami, menurutku, penting banget untuk punya mindset yang sehat. Dan untuk bisa punya mindset yang sehat itu nggak bisa singkat, harus belajar.
Setelah rentetan kegagalan dan ngerasa cidera mental, aku punya pilihan mau kalah atau mau menang? mau berhenti atau mau terus? mau menyerah atau mau berjuang? mau terus ketakutan atau mau berani?
Dan sekarang, seneng banget karena punya keberanian memilih untuk maju aja terus.
Dulu, dari kecil, aku seorang pemimpi. Kadang terlalu idealis dan perfeksionis sampai lupa realistis. Jadi, kalau nggak kesampaian dan gagal sedikit aja jadinya down dan kecewa parah sama diri sendiri.
Sampai ngerasa banget banyak perubahan yang kontras antara aku yang dulu dan sekarang. Dulu berani banget coba ini itu, ikut ini itu, pokoknya seneng banget sama tantangan. Kalau sekarang, mana ada wkwk, jadi penakut banget. Jadi merasa rendah diri gitu, loh.
Cuma, ya, kembali lagi ke pilihan. Aku milih buat maju terus. Kalau kata seorang penulis, Syahid Muhammad, gapapa, maju aja terus walaupun sebenarnya kita sedang ketakutan. Soalnya, hasilnya akan berbeda. Kalau ketakutan tapi milih buat diam di tempat, ya, kita nggak akan beranjak kemana-mana. Nggak akan dapat makna apa-apa. Tapi, kalau dalam ketakutan kita milih buat beranjak, ya kita bisa bertumbuh, kita bisa dapat makna dari ketakutan yang kita jalani.
Kalau dulu ngerasa insecure karena punya temen-temen yang keren, sekarang jadi bersyukur. Malah jadi ke-trigger buat terus bertumbuh.
Oh iya, belajar dari kegagalan-kegagalan selama ini, aku juga jadi sadar kalau kita nggak boleh merasa tinggi. Dulu, aku inget banget karena aku pernah terlalu sombong sama orang. Ya karena, aku bisa melakukan dan mendapatkan apa yang dia ngga bisa lakukan dan nggak bisa dia dapatkan. Ya, mungkin ini balasannya, sekaligus hadiahnya. Aku anggap aja ini hadiah pembelajaran dari Allah buat aku.
Ada satu lagi bagian cerita yang nggak bisa aku lewatkan. Soal pekerjaan. Jadi, waktu aku kuliah semester 2, aku mulai kerja freelance. Kerjanya berhubungan dengan dunia PAUD, dengan layanan daycare. Aku banyak belajar soal parenting di sini. Terlebih, aku mengajar juga. Istimewanya adalah pembelajaran Montessori, karena ada pelatihan khusus. Tapi, yang namanya orang, ada aja yang kata-katanya nggak enak didengar. Pernah ada yang bilang kayak pembantu lah, atau "Oh, ngasuh anak, ya?" Aku nggak peduli mereka mau ngomong apa, karena pembelajaran yang aku dapat nggak sedangkal apa yang mereka bicarakan.
Tapi, it's okay. Mereka bebas mau ngomong apa. Omongan mereka, nggak akan membuat aku berhenti untuk bertumbuh. Toh, setiap orang punya caranya masing-masing. Nggak perlu lah, merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Dulu, suka malu kalau ditanya, "kerja dimana?" "Kerjanya ngapain?" Tapi sekarang nggak lagi. Toh, mereka juga nggak ngasih aku uang. Toh, aku juga alhamdulillah udah nggak minta uang lagi sama orangtua. Aku bisa beli apa yang aku mau pakai uang dari hasil kerja kerasku sendiri.
Lagi pula, setiap manusia juga sifatnya dinamis. Peran yang aku dapat atau aku pilih saat ini, ya, aku jalani aja. Bukan berarti aku nggak bertumbuh di bidang lain. Cuma, beberapa hal dalam hidup emang perlu dijalani tanpa orang tau aja. Ya, karena, ada aja orang yang cemooh kalau semisal kita belum berhasil, wkwkwk.
Kalau kata Oprah Winfrey, "do what you have to do until you can do what you want to do"
Pokoknya jangan merasa rendah diri hanya karena omongan orang lain. Nilai diri kita nggak ditentukan oleh sedangkal apa yang mereka definisikan. Kita nggak harus membuktikan hasilnya ke mereka, dan kita juga nggak perlu pengakuan dari orang lain. Justru, nantinya kita bisa menilai, siapa aja orang yang benar-benar tulus sama kita.
Dan sekarang ini aku mulai ngerasa kalau rentetan skenario yang Allah tetapkan buat aku itu emang yang terbaik buat aku.
Saat ini aku sedang PPL di salah satu SMA Negeri di Bandung. Nggak pernah kebayang sih kalau akan ngajar anak SMA dari kelas 10-12, IPA dan IPS. Tapi, apa yang nggak pernah kita bayangkan sebelumnya, justru yang malah kejadian. Suka ngerasa gitu, nggak, sih?
Agak ngerasa deg-deg-an harus ngajar anak SMA yang bisa aja pemikirannya lebih kritis dari aku. Walaupun dulu aku pernah ada di fase itu, tapi kan pasti beda, ya. Tapi alhamdulillah karena dulu pernah ikut organisasi yang membina remaja, ada sedikit gambaran buat aku tentang karakteristik mereka yang berbeda-beda. Jadi nggak akan membuat aku terlalu kaget, karena dulu sering berinteraksi secara langsung sama remaja.
Aku nggak akan mungkin tergabung di organisasi itu, kalau seadainya aku memilih buat gapyear dan nggak ngedengerin orangtua aku yang minta aku buat tetap kuliah.
Aku juga nggak akan bisa kerja freelance karena aku tau pekerjaan itu dari salah satu teman kuliahku. Dan mungkin, sampai saat ini aku masih bergantung sama uang orangtuaku. Mungkin juga aku nggak akan bisa punya modal sendiri buat bisnis kayak sekarang kalau aku nggak kerja. Terlebih, aku mungkin nggak akan belajar gimana rasanya jadi seorang "ibu", nggak paham banyak soal parenting, dan pembelajaran yang berkonsep Montessori.
Dan terlebih, kalau nggak ada kegagalan-kegagalan, kalau nggak ada kesalahan-kesalahan itu, sampai sekarang mungkin aku nggak akan pernah belajar apa pun tentang hidup.
Tulisan ini mungkin jadi tulisan terpanjang dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang lainnya. Hahaha. agak random, sih.
Sebenarnya ada hal yang harus dikerjakan, dan itu cukup bikin aku penat. Jadi aku refreshing dulu mampir nulis di tumblr. Menulis adalah salah satu cara buat meringankan beban, wkwkwk.
Ya, intinya, setiap orang punya skenario terbaiknya masing-masing. Mungkin nggak sekeren atau seenak orang lain. Tapi, kan, apa yang kita lihat di hidup orang lain, belum tentu itu cocok untuk hidup kita. Belum tentu itu yang terbaik buat kita. Karena Allah yang menciptakan kita, nggak perlu diragukan lagi kalau Allah yang paling tau apa yang terbaik untuk kita.
Yuk, semangat, ya! Terima kasih untuk yang sudah baca cerita ini sampai akhir. :)
Bandung, 28 Agustus 2021
31 notes
·
View notes
Text
✧Rate 5 Korean dramas from 1-10✧
1. Weightlifting fairy Kim bok Joo
Sutradara: Oh Hyun-Jong , Nam Sung-Woo
Penulis: Yang Hee-Seung , Kim Soo-Jin
Jaringan: MBC
Episode: 16
Pameran: Lee Sung-kyung, Nam Joo-hyuk, Lee Jae-yoon, Kyung soo-jin
Rate: 9.5/10
Menceritakan tentang kisah dua atlet dari bidang yang berbeda, mereka kembali bertemu dan menemukan bahwa keduanya merupakan sahabat masa kecil. Perjalanan keduanya untuk bisa masuk ke universitas terbaik impian menjadi salah satu pemersatu keduanya menjadi lebih dekat.
Cerita yang dibawa sangat ringan, diisi dengan komedi di setiap episodenya yang bikin kita semua ga akan bosen. Untuk kalian yang ingin memulai menonton drama Korea ini bakal jadi rekomendasi nomor 1.
2. Reply 1988
Sutradara: Shin da hye
Penulis: Lee Woo-Jung
Jaringan: tvN
Episode: 20
Pemeran: Lee Hyeri; Park Bo-gum; Ryu Jun-yeol; Go Kyung-pyo; Lee Dong-hwi
Rate: 10/10
Reply 1988 menceritakan tentang kehidupan persahabatan empat remaja berbeda kepribadian pada era 1988 yang hidup bertetangga di Ssangmun-dong, distrik Dobong, Seoul bagian Utara. Walaupun bergenre komedi, drama ini banyak menyisipkan moral tentang kehidupan yang mungkin akan sangat relate dengan kehidupan kita.
3. Start-up
Sutradara: Oh Choong-Hwan
Penulis: Park Hye-Ryun
Jaringan: tvN
Episode: 16
Pemeran: Bae Suzy; Nam Joo-hyuk; Kim Seon-ho; Kang Han-na
Rate: 9/10
Drama ini menceritakan kehidupan pemuda yang sedang berusaha memulai bisnis usaha rintisan atau start up. Drama ini memperlihatkan usaha mereka yang tidak mengkhianati, diisi dengan kisah cinta dan kesalahpahaman membuat drama ini semakin menarik. Drama ini bisa menjadi motivasi untuk kalian yang ingin memiliki semangat dalam memulai bisnis usaha rintisan.
4. True beauty
Sutradara: Kim Sang-Hyub
Penulis: Yaongyi (webcomic), Lee Si-Eun
Jaringan: tvN
Episode: 16
Pemeran:Moon Ga-young, Cha Eun-woo, Hwang In-yeop, Park Yoo-na
Rate: 8/10
Drama ini mengisahkan tentang kehidupan remaja perempuan yang selalu di-bully karena penampilannya, hingga akhirnya ia pindah sekolah dan memulai kehidupan baru dengan pribadi baru.
Drama ini menurut saya sangat ringan dan jelas alurnya, dan pasti bisa ditebak. drama ini memberikan kita rasa percaya diri dan juga belajar tentang self love.
5. Hospital playlist
Sutradara: Shin Won-Ho
Penulis: Lee Woo-Jung
Jaringan: tvN
Episode: 12
Pemeran: Jo Jung-suk; Yoo Yeon-seok; Jung Kyung-ho; Kim Dae-myung; Jeon Mi-do
Rate: 10/10
Menceritakan tentang kehidupan 5 orang dokter spesialis yang bersahabat sejak masa kuliah, dan memulai band mereka bersama-sama.
Cerita yang disajikan selalu membuat tertawa, dan kedekatan para pemeran dalam cerita terlihat sangat natural dan seru.
#Dramakorea #koreandrama #hospitalplaylist #weightliftingfairykimbokjoo #truebeauty #startup #reply1988 #rating
13 notes
·
View notes
Text
Menginjak anniversary Axiora yang ke-8, aku tersadarkan tentang nikmatnya suatu ukhuwah. Kami dulu super kinyis-kinyis, jaman-jaman Pekan Ta'aruf Siswa yang kami tahu adalah kami semua bisa menjadi teman yang baik satu sama lain. Menjajaki semester ke semester, kami mulai terbagi-bagi dan itu sungguh tidak apa-apa. Setiap orang menjadikan beberapa orang terdekatnya sebagai zona nyaman. Tapi kalau sudah berkumpul sebagai suatu angkatan, rasanya kayak kumpul keluarga besar.
Kami mendewasa dalam waktu yang singkat, ditekan dengan berbagai tantangan apalagi dengan tuntutan akademik yang gak ada ampunnya. Tapi dari situlah kami belajar makna bersungguh-sungguh, tidak apa tidak tidur asal bisa menjawab soal-soal mematikan selevel olimpiade.
Ternyata kami tidak meninggalkan satu sama lain, meskipun datang dari circle yang berbeda, kami bisa bertukar cara cepat mengerjakan rumus fungsi dan menghafal nama-nama pahlawan revolusi. Kami punya basecamp di setiap sudut asrama maupun kampus, beberapa dari kami nyaman menggelar tikar di living room asrama, membuat lingkaran di dalam kamar ditemani dengan music box demi menghindari kantuk, atau di pinggir lapangan bola bersama sejuknya angin di bawah pohon.
Ratusan kepala dengan isi yang tidak jauh beda, bukan karena kepintarannya, tapi karena cara pikir yang mengandalkan logika. Sungguh, kami semua keras kepala dengan gigih mempertahankan narasi yang kita baca, kita dengar, dan kita cerna. Ala-ala siswa SMA yang idealis, "aku punya caraku sendiri dan biarkan aku bergerak dengan caraku!"
Saling paham, kami bersepakat untuk tidak sepakat. Toh, setiap orang punya jalannya masing-masing meskipun akhirnya akan tiba di tujuan yang sama.
Aku menikmati setiap detiknya. Dinamika di kelas, di asrama, di dalam kamar, aku merindukan semuanya. Guru-guru yang tidak cukup sekadar mengajar di kelas, tapi jadi guru kehidupan. Bukan hal yang mengherankan kalau sampai saat ini masih ada rasa kemelekatan yang kuat. Karena dulu, di kala rindu orangtua di perantauan, beliau-beliau itulah yang siap merengkuh.
Ah ya, kami juga punya bapak ibu karyawan yang ramah luar biasa. Apa kabar ibu perawat yang suka kerok aku di klinik ya? Apa kabar mas koperasi yang suka guyon?
Tidak jarang kami seangkatan acuh tak acuh, tapi ketika berkumpul untuk mempersembahkan yang terbaik untuk guru dan untuk almamater, kami menyatu layaknya awan-awan bergerumul. Kamilah angkatan yang paling bandel, tapi menunjukkan prestasi tidak disangka-sangka saat kelulusan kami. Hehe #bangga
Mengetik tulisan ini sambil... menitik. Rasanya bertumbuh menjadi lebih ringan jika dijalani bersama dan saling membersamai. Untuk hati-hati yang terus terkoneksi, tetaplah terjaga sampaaaaiii tua.
Satu persatu menjalani jenjang kehidupan yang baru, yang menikah, yang bekerja, yang lanjut kuliah, yang kelola bisnis, dannn masih banyak lagi~ Senang, kehidupan remaja tidak terbuang sia-sia. Semogaa kita bisa terus saling sapa.
Ditulis setelah pertemuan pertama Membara (Menangkan Ramadhan bersama Axiora) 1433 H, terharu banget masih ngariung :')
6 notes
·
View notes
Text
Silau
Pas kecil tuh aku sekolah di SD sebelah rumah banget, sekolah negeri dan bukan termasuk yang bagus apa yang unggulan gitu, bisa dibilang SD kampunglah. Fasilitas juga seadanya banget dan suka merasa inferior kalo ketemu anak dari SD unggulan. Kebetulan pas SD ku suka baca buku cerita dan sama guru pernah ditunjuk buat lomba sinopsis. Pas lomba kerasa banget tuh dominasi SD-SD unggulan terus ada kakel dari SD lain yang udah biasa banget menang lomba ginian, yasudah aku jiper. Eh tapi aku menang deng juara 1 wkwkw. Ini kayanya pertama kalinya aku menang lomba seumur hidup dan berharga banget karena jadi bikin mikir "oh ternyata sekolah lain juga anak-anaknya sama aja kok kemampuannya". Pas itu juga aku kenalan sama anak-anak dari SD lain yang kupikir shining banget, tapi ternyata humble2 aja kok.
Abis lomba itu aku beberapa kali juga ikut lomba pas SD, ada yang baca puisilah, olim matemlah apalah, cuma kayanya ga pernah juara 1 lagi HAHAH dan emang enaknya sekolah kampung tuh kayanya ikutan lomba sekedar formalitas aja gitu ga dituntut menang. EHH sebelum yang sinopsis aku pernah deng juara 3 lomba nulis aksara sasak (iya hanacaraka gt) pas kelas 1 SD. Cuma karena waktu itu terlalu bocah kali ya jadi ga berasa jiper. Sama gurunya juga (almh. Bu Aisyah baik bgttt) cuma dijadiin anak bawang gitu jadi ga berasa ada pressure.
Pas SMP aku masuk sekolah negeri yang unggulan gitu (SMPN 1 lah, biasa di daerah kan yang bagus SMP 1 wkwk). Nah ini culture shock ketemu anak dari SD macem-macem. Waktu itu dari SDku cuma berenam wkwk super asing sama lingkungan. Aku inget berasa wow banget liat kakel-kakel ngehits, mulailah pengen ikutan ngehits kan aduh remaja. Bagusnya waktu itu aku ga memelihara rasa jiper dan inferiorku. Beneran ikutin keinginan hati aja. Pede nyalon jadi ketua osis (dan menang wk), ikut lomba apa aja udah weh daftar. Akhirnya kayaknya hasrat hati aku buat selalu ada di spotlight terpenuhi pas SMP.
Pas masuk SMA aku jadi di posisi anak yang dari SMP unggulan yang bikin anak SMP lain jiper. Jadi waktu itu udah ga ada hasrat pembuktian diri lagi. Ga begitu silau liat orang-orang, ya b aja. SMA ikutan kegiatan yang bener-bener suka aja ga kebawa karena ingin ngehits.
Pas masuk kuliah, aku beneran sendirian dari SMAku yang di ITB wkw. Kisah masuk SMP terulang lagi mayan. Anak kampung masuk kota besar, maruk ingin ikut segala dan membuktikan diri "gue juga bisa shining" gitu. Tapi ga berlangsung lama kayanya karena dihantam kenyataan WKWK tugas bejibun ya wasalam. Akhirnya malah kek jaman SMA, aku ikut kegiatan yang suka aja.
Awal-awal kuliah tuh aku suka silau sama orang-orang yang kuanggap hebat. Aktivis-aktivis organisasi, mapres, orang-orang yang ikut exchange dan lomba kesana-sini, hebat-hebat banget buset. Tapi makin ke belakang jadi ngeh kalo sebenarnya ya sama aja kok mereka, semua orang punya porsinya masing-masing. Akhirnya ya itu aku fokus aja di tempat yang aku suka. Akademik mayan karena suka baca paper dan textbook, biasa-biasa aja di organisasi, kehidupan sosial juga biasa aja, belajar bisnis dan cari duit.
Kayaknya di semua fase hidup, selalu ada orang-orang yang menyilaukan. Yang kita pengen jadi kayak dia. Yang bikin kita berasa jadi kayak remah rengginang wkwk, apalagi sekarang ada linkedin yekan buset ini berasa baca tokoh di novelnya Ika Natassa. Tapi aku mau ngingetin diri sendiri kalo akutuh udah melewati fase merasa inferior ini dari SD loh wkwk dan toh hasilnya baik-baik saja. Gausahlah silau, tiap orang kan ada rejeki dan pilihannya masing-masing. Fokus aja energi ke hal yang genuinely bikin tertarik.
Oh iya, dan gapapa kok kalo masih mau tetep ambis. Selama itu bisa bikin semangat dan bukan dipake buat ngejudge pilihan hidup orang lain atau merugikan orang. Balance antara ambisi untuk terus tumbuh tapi tetap menjejakkan kaki ke tanah.
13 notes
·
View notes
Text
𝐇𝐞𝐫.
Putri bungsu dari pilar pertama Iskandar hadir ke dunia pada hari yang kerap dijuluki monster day oleh kebanyakan orang. Hari pertama di minggu baru. Senin, 14 Februari 1994, lebih tepatnya.
Tidak hanya itu, 14 Februari yang selalu diperingati dan dirayakan sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang. Tak pelak, bungsu Iskandar ini pun mendapat julukan Valentine’s girl sejak dilahirkan.
Memiliki kakak kembar yang usia tak jauh berbeda darinya membuat mereka begitu akrab; apalagi dengan kakak perempuannya; Nathania Arin.
Beranjak remaja, Ersa, begitu ia disapa, menyadari jika minatnya pada olahraga di atas arena es atau yang disebut ice skating tidak hanya sekedar hobi atau iseng semata. Meski awalnya ditentang oleh kedua orang tuanya, namun ia berhasil membuktikan menjadi juara 2 pada lomba pertamanya saat kelas 1 SMP.
Hanya selang beberapa tahun, memasuki kelas akhir SMA, sang gadis pemilik nama lengkap Revaneta Ersa Winona Iskandar itu memilih untuk menggantung sepatu atau berhenti menjadi atlet ice skating dikarenakan ingin fokus pada pendidikan serta cedera yang tak kunjung sembuh.
Cedera yang didapatkan saat latihan dulu; yang membuat ibunya semakin protektif pada dirinya.
Mengambil ilmu komunikasi sebagai jurusan kuliah dan menjadi sekretaris semasa sekolah hingga kuliah, membuatnya mudah diterima bekerja di salah satu toko parfum sebagai sekretaris dan public relation.
Namun dibalik kegemarannya yang berolahraga, ada satu yang tidak banyak orang tau yaitu menggambar. Saat waktu luang atau inspirasi datang, sebuah pensil selalu menari di atas sketch book yang menghasilkan beberapa karya baju. Kadang, jika ada acara penting, ia lebih memilih menggunakan rancangannya sendiri.
2019 merupakan tahun terberat baginya juga keluarga Iskandar dan Widjaya. Donna Widjaya; sang ibu menghembuskan napas terakhir akibat kecelakaan tunggal yang dialami. Seharusnya, akhir tahun ditutup dengan kegiatan liburan, namun, rencana hanyalah rencana, sebab Tuhan yang berkehendak.
Sejak akhir Juli 2021, Ersa memutuskan untuk berhenti dan membangun bisnis sendiri yaitu sebuah kafe dan bakery bernama Nayanieka. Nayanieka sendiri berarti mata yang indah dan mamancarkan daya tarik; berharap agar bisnis pertama miliknya ini dapat memancarkan daya tarik agar berkunjung dan menjadikan kafenya menjadi tempat kesukaan semua orang.
Bisnis lainnya yang ia bangun adalah toko bayi dan anak; di mana ada menjual pakaian, peralatan, bahkan hampers. Bukan sendiri melainkan bersama kakak perempuan satu-satunya; Nathania Arin Iskandar. Arunika, nama itu dipilih oleh sang kakak yang berarti matahari terbit; di mana bertujuan agar toko milik keduanya mampu terbit dan menjadi kesukaan para pelanggan.
1 note
·
View note
Text
20an(p2)
Perlahan kau belajar makin banyak. Semua rapi tersusun, tidak ada kejutan, tidak ada hal di luar rutinitas. Bangun tidur pergi kerja, ada makanan di gerobak nasi uduk, atap di atas kepala, teman di sekitar, cinta di hati dan ada sesuatu yang mengawasi kelakuan. Hidup aman saja. Katanya, yang baik terbang ke surga dan yang jahat dilempar ke neraka.
Namun benarkah begitu?
Terus bertambah umur kau jadi banyak berfikir. Apakah jalan hidup yang kau pilih sudah benar? Apakah rencanamu akan berujung pelangi? Apa kau akan tetap waras menolak reklamasi atau pelan-pelan percaya teori konspirasi?
Rentang usia 20–25 adalah waktu dimana pilihan menjadi sulur dan belati yang merekat dan menikam. Kesalahan bergerak sedikit saja maka kau akan tertikam, namun tidak bergerak akan kelaparan.
“Hidup menjelang 25” terdengar sangat bisa diromantisasi. Rentang usia ini menjadi penting karena 30 terdengar seperti umur dimana kau telah usai menjalani transformasi menjadi lebih dewasa, stabil secara emosional dan cukup kaya untuk beranak satu kesebelasan bola. Padahal satu-satunya yang berubah adalah tambahan tuntutan hidup.
Bangun tidur dimulai dengan pilihan karir macam apa yang akan kau jalani. Mending bisa hanya sekedar memilih, seringkali karir impian malah menutup pintu menyisakan pilihan yang tidak direncanakan.
Kegagalan mencari kerja biasanya disebabkan masalah klasik. Perusahaan minta kandidat berpengalaman, sementara untuk berpengalaman butuh kerja. Life is impossible.
Sudah sekolah tinggi-tinggipun tidak menjamin. Inginnya sih berkarir dalam koridor yang sudah didesain sejak balita, namun apa daya. Keahlian yang diasah ternyata tidak menghasilkan uang. Mau wiraswastapun cari uang dimana? Mau membuka jasa analisis AMDAL, misalnya, membutuhkan alat yang sudah lebih mahal dari harga diri.
Apalagi kalau keahlianmu terlalu bagus diatas kertas namun tidak ada yang membutuhkan. Mau cari kerja dimana lulusan teknik propulsi roket?
Bekerja di posisi yang didambakan juga tidak menjamin kebahagiaan. Kau bisa saja bangga jadi saintis terisolir di garda terdepan ilmu pengetahuan untuk menemukan vaksin. Sayangnya saat wabah beginipun, masyarakat hanya mengapresiasi dokter. Bukannya itu salah, namun saintis sepertimu juga bertaruh nyawa menemukan obatnya kan? Pamrih sih tidak, hanya siapa yang tahan menjadi transparan dan hidup tanpa merasa berarti.
Belakangan kau banyak membaca tulisan yang mengajak bersyukur akibat keberadaan orang lain yang lebih susah. Bersyukurnya sih tidak masalah, tapi apa harus dengan menempatkan diri “di atas” orang lain?
Orang-orang yang sama kemudian memproklamirkan, “Semua orang punya timingnya masing-masing”
Haha.
Iya.
Hidup selalu berjalan baik untuk orang-orang itu ya, pada akhirnya? Mungkin semua orang punya timing, namun tidak sama baik. Ingat tukang nasi goreng di depan kampus? Kapan timing mereka untuk keluar dari kemiskinan? Saat orang-orang itu sempat berpikir untuk “kuliah ke Amerika”, masih banyak orang yang kapasitas otaknya hanya cukup untuk memproses “besok makan apa”. Bukan karena tidak berusaha mendaftar beasiswa agar bisa kuliah dan dapat pekerjaan layak, namun karena usaha terbaiknya tidak pernah cukup baik.
Semakin tua kau semakin sadar kalau bahan dasar hidup rupanya hoki. Kau merasa selalu ditempatkan pada sisi statistik yang salah. Kalau ada 0.1% kemungkinan berhasil, maka kau adalah 99.9%nya. Begitupun sebaliknya, kalau kemungkinan gagal hanya 1%, maka kaulah 1% itu. Kalau kemungkinan mati terkena corona cuma 2%, maka kaulah yang mati. Kau adalah bayangan yang tenggelam bersama keberuntungan yang selalu berpihak pada orang lain. Yang tidak melakukan apapun bisa mendapat apa yang telah kau kejar selama bertahun-tahun.
Semua makin sulit seiring dewasa. Memotivasi diri saja sulit. Apapun yang orang katakan tentang hidup memantul begitu saja. Padahal dulu mudah sekali memotivasi diri. Mungkin karena masih bodoh saja, masih percaya pada “semesta yang bekerja untukmu”.
Bagaimana mau termotivasi kalau hal terbaik yang kau lakukan tak pernah cukup baik. Semua identitas dan jati diri yang kau tanamkan mendadak buyar. Kau pikir kau bisa menulis? Coba tebak, bahkan pacarmu berpendapat itu jelek! Kau pikir kau pintar menyanyi? Kau pikir kau menang audisi? Oh tidak bisa. Bagaimana kalau skornya ternyata salah hitung!
Kau pikir kau tau dirimu, namun tidak juga. Orang yang kau lihat di cermin menjadi kabur. Siapa dia, apa yang dia lakukan, kenapa? Semua nilai yang diikat pada diri lepas. Bahkan anggapan naif seperti “aku orang baik”-pun luruh, karena merasa berbakti pada orang tuapun tidak.
Hidup itu begitu. Saat kau pikir hidupmu mulai membentuk sesuatu, semua mendadak hancur berantakan. Padahal kau hanya ingin sedikit kontrol atasnya. Paling tidak mendapat apa yang kau pantas dapatkan. Tapi hey siapa tau di tanah merah sana ada manusia tolol yang memakan binatang liar bervirus. Virus yang akhirnya menyebar dan membunuh rencanamu.
“Ini cuma hari yang buruk, bukan hidup yang buruk”, katanya.
Iya, lalu kenapa tiap pagi harus memohon agar hari ini tidak seburuk kemarin?
Pertanyaan yang tak ada ujungnya.
Pertanyaan yang yang tak ada jawabnya.
Pertanyaan yang muncul seiring hidup melaju tanpa bisa kau kendalikan.
Pertanyaan demi pertanyaan memusar dan mengumpul untuk mengerak di batang otak.
Memberat,
Menjadi ketakutan menjelma nadi. Ketakutan perempuan yang tidak bisa mengempu, atau lelaki yang tidak berdiri sama tinggi.
Kita ingin sekali membunuh pikiran. Bising sekali seperti ospek jurusan. Namun tidak bisa, kan? Kalau berhenti bertanya, mungkin hidup akan melaju ke arah yang akan disesali. Apalagi kalau tidak mampu mengambil keputusan akibat tidak yakin antara masih cinta, atau hanya tidak mau menjadi pihak yang meminta putus. Mungkin yang abadi bukanlah perubahan, namun kebingungan.
Biar bagaimanapun, hidup harus terus berjalan. Tidak masalah bagimu jika hanya bisa mengambang dari hari ke hari tanpa tujuan dan mimpi besar. Yang penting tidak mati.
Eits, standar hidup yang rendah bukan berarti kau bisa lepas dari masalah. Masalah apa lagi kalau bukan uang.
Menjelang 25 menjadi waktu dimana semua seharusnya sudah ada di posisinya, karena menjelang 30 nanti kau sudah harus mengumpulkan uang. Bertahan hidup itu mahal, lebih mahal lagi kalau kau punya mimpi besar, mau menyicil rumah, memelihara anjing dan punya gundik. Untuk menabung, kau harus punya banyak duit. Banyak duit berasal dari posisi karir yang sudah cukup atau jadi peliharaan sugar daddy. Mau yang manapun, kau tetap harus sudah menetapkan banyak aspek dalam hidup.
Sepertinya tanda seseorang sudah dewasa adalah saat dia sudah kesal mendengar, “Uang tidak dapat membeli kebahagiaan.”
Bawaannya ingin mendebat, “Uang bukan segalanya kepala buaya? kalau kamu tidak bahagia sini biar aku yang tunjukkan caranya.”
Mau uang banyak? Tentu usaha sampingan jawabannya. Ya itu kecuali kalau kerja menjadi konsultan yang tidur 3 kali seminggu.
Mulailah kau ikut seminar dan training bisnis yes sukses mantap return 5% dari nilai investasi/bulan. Disana kau bertemu banyak manusia super positif. Jenis manusia yang selalu menegasikan kemungkinan gagal, ketakutan dan emosi negatif dibanding mengelolanya secara realistis. Wajah mereka biasanya cerah seolah semua yang dilakukan dalam hidup selalu berhasil hingga punya banyak waktu kosong untuk berbicara di depan hadirin. Padahal kalau benar sukses, harusnya kan rahasianya disimpan sendiri (?) Lihat saja, apa ada yang membuat talk show resep ayam KFC?
Kalau ada pelajaran dari hidup, pasti untuk mencurigai orang-orang yang berpikir hidup itu selalu indah. Semacam orang yang sedang bicara di seminar bisnis ini. Seolah membuat bisnis bermodal dan berpengorbanan sedikit bisa tau-tau JEBRET jadi unicorn.
Untuk bertahan dalam hidup kejam ini, hal paling logis bagi makhluk sosial adalah dengan mencari koalisi. Orang-orang yang mungkin dapat menjadi tempat berbagi kelelahan. Sayangnya, temanmu mulai menghilang satu persatu, sibuk dengan urusannya masing-masing. Kau berusaha menjadi inisiator agar paling tidak dapat kumpul beberapa kali setahun, namun hanya mendapat respon yang dingin. Mereka bahkan tidak mau repot-repot menelefon menanyakan kabarmu. Kau berada dalam permainan gravitasi. Kalau terlalu dekat akan jatuh, kalau terlalu jauh akan kesepian. Persahabatan jadi makin langka dan berharga.
“Mungkin itulah keniscayaannya, teman akan pergi jua. Kita mungkin harus hidup berpasangan demi menghindari mati kesepian.”, pikirmu.
Tapi bukankah menerima cinta hanya karena takut kesepian sebenarnya menyedihkan?
Serba salah juga sebenarnya. Tidak mencintai akan membuatmu membusuk sendiri, sementara bersama hanya saling menyakiti. Kalau tidak ada yang mencintaimu, kau merasa tidak cukup baik untuk siapapun. Sebaliknya kalau menyakiti yang mencintaimu, kau merasa hina. Life is impossible.
Cinta itu sendiri, sebenarnya apa? Apa sebuah tipu daya alam agar sepasang mau mengikat diri satu sama lain dan meneruskan keberlangsungan spesies?
Kalau iya, kasihan anak yang lahir. Hidup ini sulit, mungkin lebih baik tidak usah lahir.
Tapi kalau kuamati, tidak ada anak-anak yang bertanya “kenapa aku dilahirkan?” Ada juga usia remaja dan seterusnya. Kalau begitu orang tua tidak perlu merasa bersalah lagi, karena usia remaja sudah mulai dibutakan mimpi dan cita-cita. Tidak mungkin mereka tiba-tiba bunuh diri.
Jadi, pertanyaan “kenapa mau punya anak?” Tidak harus ada jawabnya. Alasan apapun bisa jadi. Alasan berupa cuma ingin, tes kesuburan, redemption, salvation, investasi, insting ataupun kepo, semua jadi tidak salah maupun benar.
Asal jangan sampai berharap apapun saja pada anak nantinya, ya? Hidup seolah masih belum cukup mengecewakan sehingga masih harus menaruh harapan pada jiwa yang belum terlahir.
Kalau dipikir lagi, sebenarnya “quarter life crisis” ini mungkin adalah “middle life crisis”. Kau mungkin saja mati di umur 40 kan?
Ya, tetap krisis sih, bagaimanapun juga.
Ini adalah usia dimana dekat dengan kematian membuatmu lega. Kalau mati besok akhirnya kau bisa jadi dirimu sendiri. Mengerjakan apa yang kau suka tanpa peduli konsekuensi jangka panjang. Tidak ada tuntutan sosial, finansial, spiritual, emosional, sial.
Tapi ironisnya. Kau tau kalau mati sudah selalu dekat. Dia ada di ujung pisau yang sedang kau genggam. Tapi kau tak mau melakukannya. Kenapa?
41 notes
·
View notes