#Kuingin Kau Untukku
Explore tagged Tumblr posts
Text
Yang Telah diciptakan untukmu adalah yang terbaik bagimu. Sungguh ku ingin mensyukuri nikmat ini. Adalah Ia yang hadir yang mau menerima kekurangan diri. Padanya yang berubah menuju kebaikan bersama. Darinya yang mampu menahan amarah. Meski dalam hatinya terbakar. Untukku yang jauh dari sempurna untuk membimbingnya.
Diamnya adalah upaya sangat keras menahan yang menurutnya jika dikeluarkan hanya menimbulkan mudharat. Sedang bagiku, kata begitu mudah keluar tanpa ku tahu apakah ia melukai hati atau tidak. Kuingin menyalahkan diri yang tidak sekuat menahan. Aku dengan banyak keliru yang kubawa, kau mau menghadapinya.
Semoga selanjutnya kehidupan semakin membaik. Segera Allah berikan apa yang sangat kita inginkan. Rumah kita segera dihiasi tangis dan tawa. InsyaaAllah kita telah menyiapkan diri. Terimakasih telah bersabar dan bertahan sejauh ini.
4 notes
·
View notes
Text
TERUNTUK D
Malam ini nampaknya harus kubuka kembali apa yang sebenarnya ingin kututupi.
Bukan apa-apa sih cuma takutnya jika kau masuk atau mampir kemari kau akan mengira bahwa diriku ini enggan menanggalkan masa laluku.
Jadi...jika kau mampir nanti, please ya aku bukan tidak bisa melupakan yang lalu hanya saja tempat ini sudah kusiapkan untuk menyimpan baik dan buruk setiap persinggahan, jadi tolong dipahami ya dinda! (kalau gak kuat jangan scroll kebawah) hehehe...
Semua berawal dari... entahlah aku bingung harus memulai dari mana, karena sebenarnya sudah sejak lama aku mengenalnya, i mean... pertama kali say hi sudah beberapa tahun yang lalu.
Waktu berjalan sangat cepat rupanya hingga entah bagaimana dan apa maksudnya sampailah di salah satu situasi dan kondisi aku bertemu denganmu.
Hanya menyapa sekali lalu bertemu dengan tidak menjabat tanganku... kesan awal yang entah bagaimana membuatku sedikit kagum karena hanya dirimu yang enggan menerima tanganku ketika bertemu, mungkin malu kataku dalam hati sambil memandang kearahnya.
Situasi saat itu berjalan sebagaimana adanya namun tanpa kusadari mataku selalu tergugah untuk mencuri sedikit-demi sedikit kearahmu yang pada saat itu benar-benar tidak menggubris keadanku (nampaknya) namun setelah di konfirmasi ternyata dia cukup mendengar.. sok humble katanya hahaha...
Sampailah diakhir waktu yang begitu singkat tanpa sadar kau sudah harus beranjak... padahal sebenarnya sungguh kuingin waktu berjalan sedikit lebih lambat jika bisa.. masih ingin mentapmu dari sembunyiku..
Aku akui setelah itu kuharus menyelesaikan apa yang seharusnya usai karena bukan aku jika maju meninggalkan masalah yang belum usai. jd setelah pertemuan itu aku kembali fokus pada apa yang sedang kujalani memastikan semuanya selesai atau sebaliknya.
Sampai pada akhirnya semua terjawab dan jawabanna adalah harus usai.
Seketika ku kembali teringat akan dirimu yang harus kuakui sempat mondar-mandir di benakku.
Ketahuilah dinda sebelum ku berani menyapamu lagi banyak sekali yang berputar di kepala..
apakah dia akan merespon, apakah dia akan menerima, apakah dia sendiri, apakah... apakah.. dan apakah yang terlalu banyak.
Namun rasa penasaranku lebih besar dan mengalahkan apakah-apakah yang ada di kepala sehingga dengan berani dan yakin kuputuskan untuk memulai.
Assalamualaikum D apa kabar ? ya se formal dan sebasi itulah kumulai mencari dirimu.
Semenjak hari itu kukeluarkan semua basa-basi lelaki untuk mencoba mendekat denganmu.. namun apa ?? hampir satu minggu akau membuatku layaknya seorang wartawan yang hanya bertanya lalu dijawab, tanpa ada pertanyaan balik.. bahasa jamanku kuliah komunikasi dulu ialah komunikasi satu arah hahaha...
sehari,dua hari, tiga hari mungkin aku masih cukup sabar untuk meladeni pertahananmu yang cukup kokoh. Ayolah dinda aku bukan lelaki bodoh yang tidak membaca semua caramu membentengi diri kataku dalam hati.
Namun maaf seorang Aries ini nampaknya sedikit lebih tidak sabar untuk mendapat atensi darimu, wanita yang sudah seminggu membentengi dirinya dan mohon maaf juga lelaki aries ini tak akan pantang pulang sebelum menaklukan lawannya.
"D boleh nanya ga?" kataku diambang batas sabar.. "iya nanya apa kak?" katamu..
"itu tombol tanda ? di hp nya rusak kah ? dan tidak katamu sembari bertanya kenapa..
Dan dengan sisa sabarku aku berkata "iya soalnya selama seminggu ini kayanya g pernah ada pertanyaan balik deh"...
"ohhh jadi mau ditanya balik ?" katamu... Allahuakbar kataku dalam hati ini anak beneran gatau apa pura-pura bego sih ya ALLAH... ya iyalahhhhhhhhhh menurutmu seminggu ini aku ngapain ??
Namun kembali aku percaya bahwa ditengah kepasrahan dan kelapangan hati kita untuk bersabar disitulah terbuka jalan, siapa sangka kalimat terakhir yang ku ucapkan itulah yang menjadi kunci untuk membuka dirinya dan memberi sedikit ruang untukku masuk.
Dari malam itu aku berhasil berkomunikasi selayaknya lawan bicara tidak seperti wartawan lagi hahaha...
Beberapa hari kulalui dengan bertukar kabar, mencoba mengenalmu lebih dekat dan ternyata tidak butuh waktu lama untukku menaruh hati kepadamu.
Kepadamu wanita yang pernah ku chat sekali, bertemu sekali dan kembali ku jatuh dalam lingkaran hubungan yang terpisah oleh jarak. entahlah sudah berapa kali aku bertarung dengan jarak mungkin jika kasus ini ada dalam pemerintahan aku akan menjadi menterinya karena sudah terlalu sering menjalani.
Namun entah mengapa aku selalu menerimanya.. menerima bertarung dengan waktu dan jarak, mungkin lagi-lagi alasannya karena wanita ini pantas untuk diperjuangkan jadi urusan jarak bisa kutangani sendiri.
setelah beberapa waktu ku menjalani denganmu aku mengerti akan beberapa hal, tentang bagaimana mencoba lebih menghargai lagi satu sama lain, mencoba hal yang sudah menjadi kebiasaan, lebih memegang apa yang sudah diucap.
Dinda... kau harus tau bahwa denganmu aku percaya bahwa aku bisa melakukan apapun yang kumau, denganmu aku bisa menjadi diriku yang sebenarnya.
Ada beberapa hal yang mungkin belum ku ungkap padamu tentang kagumku akan caramu memandang dan menilai suatu hal, hal-hal yang belum terfikir olehku namun kau sudah jauh memikirkannya dan itu membuatku senang.
Dinda.. maaf jika aku mungkin belum menjadi lelaki yang baik untukmu, asih tinggi egoku, masih sering cuekku namun aku masih selalu berusaha dijalanku untuk nanti bisa lebih baik bersamamu.
Aku sadar mungkin hubungan ini bukanlah hubungan yang selalu diwarnai dengan roman picisan disetiap harinya, sedikit kesal sebenarnya dengan hubungan yang sedikit kaku ini menurutku namun percayalah aku sedang berusaha menikmatinya asal itu masih denganmu.
Sebenarnya masih banyak yang ingin aku tulis disini mungkin lain kali akan kutulis jika sudah waktunya.
-Selalu senang bisa menjaga dan berada disampingmu dari jauh
Pacar Pertamamu,
Rufalzyh
0 notes
Video
youtube
PUTAR MUSIK - ALBUM KENANGAN NOLA TILAAR
Nola Tilaar (27 September 1959 – 11 April 1990) adalah penyanyi dari Indonesia yang melambung namanya lewat lagu Dansa Reggae ciptaan almarhum Melky Goeslaw pada era 1983.
Nola Tilaar, Euis Darliah, dan Masnait Vocal Grup pernah bernyanyi bersama di Festival Lagu ASEAN dan mendapat penghargaan sebagai penampilan yang terbaik dalam lagu Borobudur.
Nola Tilaar meninggal dunia setelah melahirkan anaknya.
Daftar Lagu:
(00:00:00) 1. Acuh Tapi Butuh (00:04:45) 2. Aku Dan dia (00:08:24) 3. Aku Jatuh Cinta (00:12:12) 4. Arti Kehidupan (00:16:02) 5. Bawalah Aku Serta (00:19:55) 6. Bercinta (00:24:16) 7. Berikan Damai Mu (00:29:13) 8. Bukan Tak Cinta (00:33:25) 9. Bunga Mimpi (00:38:37) 10. Dansa Regge (00:43:31) 11. Dirimu Hanya Untukku (00:49:37) 12. Esok Kau Dustai Lagi (00:52:59) 13. Goyang Regge (00:56:18) 14. Hanya Dia (01:00:43) 15. Jangan Pergi Kasih (01:04:58) 16. Jejaka (01:08:30) 17. Karena Dirimu (01:13:09) 18. Kau Dan Aku (01:17:30) 19. Kau Hanya Untukku (01:22:16) 20. Kau Yang Pertama (01:27:03) 21. Kesetiaanku (01:31:09) 22. Kini Terulang Lagi (01:34:35) 23. Kuingin Kau Kembali (01:37:14) 24. Malu (01:41:06) 25. Mari Ber I Love You (01:46:52) 26. Mengapa Harus Terjadi (01:51:00) 27. Mengapa Membisu (01:56:57) 28. Regge Pong (02:01:37) 29. Rindu Tapi Mau (02:05:07) 30. Sakitnya Hatiku (02:10:00) 31. Sampai Kapan (02:14:40) 32. Sepasang Merpati (02:18:30) 33. Si Roy (02:22:32) 34. Sudahlah (02:26:51) 35. Tak Mau Bersedih (02:31:26) 36. Tak Mungkin Lagi (02:35:37) 37. Tak Terbalut Lagi (02:39:32) 38. Tiada Lagi Arti
#nolatilaar #lagujadul #lagukenangan #tanpaiklan #lagunostalgia #lagunostalgiapopuler #lagunostalgiaindonesia #andipratamastudio #putarmusik #putarmusiklirik #putarmusiklyrik #lagulawas #tembangkenangan #fullalbumtanpaiklan #laguindonesia #laguindonesiahits #laguterbaru #laguspotify #lagutiktok #laguterpopuler #lagukenangantanpaiklan #lagunostalgiatanpaiklan #lagulawastanpaiklan #acuhtapibutuh #akudandia #akujatuhcinta #artikehidupan #bawalahakuserta #bercinta #berikandamaimu #bukantakcinta #bungamimpi #dansaregge #dirimuhanyauntukku #esokkaudustailagi #goyangregge #hanyadia #janganpergikasih #jejaka #karenadirimu #kaudanaku #kauhanyauntukku #kauyangpertama #kesetiaanku #kiniterulanglagi #kuinginkaukembali #malu #mariberiloveyou #mengapaharusterjadi #mengapamembisu #reggepong #rindutapimau #sakitnyahatiku #sampaikapan #sepasangmerpati #siroy #sudahlah #takmaubersedih #takmungkinlagi #takterbalutlagi #tiadalagiarti
0 notes
Text
Mousou Kanshou Daishou Renmei
– Blok Dendam Korban Delusi –
Original : Deco*27 ft Hatsune Miku
Translation : Nansheka1
.
Kec’plosan
���Kumasih ingin bersamamu s’bentar saja”
“Tidak, tidak, pasti dengan jengkelnya kita putus
Maafkanku, kembalilah”
Kamu hanyalah karbondioksida untukku
.
Kubilang ku tak ingin jatuh dalam delusi
Walau kau bilang egois aku tidak peduli
Ku tak cemas, futur semu*
Biarkanlah kulahir dengan ekspresi begitu*
Ah~
.
Kau tahu
Khianati hal-hal yang paling dirimu dengki
Bilang di sana tak ada orang yang kau sukai
Kabulkanlah, perasaanku
Putaran harapan membuat ciut hatiku
.
Kuingin ubah tambun hatimu menjadi tipis
Seperti saat pertama kali kita berjumpa
Lukis rasa, idealis
Keyakinan diriku buat hatiku lega
.
Tetapi, cinta kita takkan elok jika t’rus dilanjutkan
.
Karna ku blok dendam korban delusi
Leburkan cinta, tangisi kafi
‘tuk orang bebal kuberikan melodi
Awal tantangan teleportasi
T’rus menumpuk rasa lagi
Tanpa final sinkron cinta bernaluri, yeah…
Oh, tidak, tidak, Oh, tidak, tidak
Ku tak mau
Oh, tidak, tidak, Oh, tidak, tidak
Kubenci cinta
.
Berjuang
‘tuk ubah ego kita yang sama-sama bebal*
Dan akhirnya cinta kita musnah dengan dilema
“Kamu marah?” “Ku tak marah”
Kita tak bisa bersama karna amat sama
.
Jika saja kisah kita dibuat sebuah drama
Hingga selesai tayangan daftar staff pembuatnya
Ku tak ingin, menontonnya
Menyakitkan di awal hingga akhir cerita
.
Tetapi, kita tetaplah percaya kita bisa lanjutkan
.
Karenanya, pajak cinta yang tak lunas
Makin pahit, makin di dekap
Segala hal memburuk telah dimulai*
Hasil rusak apapun caranya
Kita saling sakiti saja
Filosofi cinta kita yang ternoda
Oh~
.
Tapi ku ingat kebohongan bahwa kita bisa lanjutkan
.
Karna ku
Karna ku blok dendam korban delusi
Leburkan cinta, tangisi kafi
‘tuk orang bebal kuberikan melodi
Awal tantangan teleportasi
T’rus menumpuk rasa lagi
Tanpa final sinkron cinta bernaluri *
.
Nah pajak cinta yang tak lunas*
Makin pahit, makin di dekap
Segala hal memburuk telah dimulai *
Hasil cacat apapun caranya
Kita saling sakiti saja
Filosofi cinta kita yang ternoda, yeah…
Oh, tidak, tidak, Oh, tidak, tidak
Ku tak mau
Oh, tidak, tidak, Oh, tidak, tidak
Kubenci cinta
1 note
·
View note
Text
Kau Hanya Hidup Sekali
Setelah sekian lama aku tak menulis entry panjang di blog wadidaw ini, kuputuskan hari ini untuk menulis lagi :D
Jadi, kembali lagi bersamaku dalam sesi menanggapi kehidupan yang penuh lika-liku ini. Pada kesempatan sekarang, aku akan menulis beberapa update dalam kehidupanku serta gambaran ke depannya pula.
(Tadinya aku ingin menulisnya secara langsung di jurnal pribadiku, tapi mood lagi pengen ngetik. Lagi pula, aku juga mau mengetes keyboard baruku hhhh)
Pertama yang ingin kubicarakan adalah … wow, waktu berjalan sangat cepat.
Iya, iya, aku tahu aku sering membahas perihal kecepatan bergulirnya waktu (kalau kau kiyeng membaca entry-entry-ku yang lainnya), tapi menurutku ini adalah kesadaran yang patut kita pikirkan secara berkala.
Bumi terus berputar tanpa henti, matahari dan bulan juga terus bergantian menjaga langit tanpa kenal lelah, dan kita manusia tumbuh semakin tua setiap harinya tanpa bisa kita halangi.
Aku sendiri tak masalah menjadi tua atau tergila-gila untuk hidup muda selamanya. Makhluk hidup mutlak menjadi tua nanti. Dan tua adalah penyakit yang tak punya obat untuk menyembuhkannya.
Oleh karena itu, sejak liburan kelulusan yang di mulai dari awal tahun (kurasa pada bulan Maret, sehabis US selesai, dan sampai sekarang hingga bulan Agustus) aku mencoba untuk healing setelah sekian lama mengikuti wajib belajar selama 12 tahun yang sukses membuatku tertarik dengan kematian.
Dan menurutku program healing ini berjalan dengan baik, begitulah yang kurasakan selama menjalani hari-hari idle-ku. Peer pressure sudah tidak membuntutiku lagi dan tugas-tugas sudah tidak mengintaiku lagi. Aku bebas.
Perlahan aku mencoba untuk reboot hidupku dan mulai memerhatikan hal-hal yang sebelumnya tak pernah aku ambil minat. Seperti rasa kenyamanan dan ketenangan saat bangun pagi-pagi tanpa dikejar waktu untuk berangkat sekolah, melakukan apa yang kuingin lakukan hari itu juga tanpa memikirkan ‘apa aku punya waktu untuk ini?’, keliling naik motor sambil menikmati angin jalanan, mengorganisir barang-barangku dengan telaten, membeli boba di hari yang terik, menulis cerita-ceritaku, dan menikmati hidup pelan-pelan.
Ada perbedaan besar saat aku masih menjadi siswa aktif dibandingkan setelah aku lulus. Rasanya sebuah beban berat telah disingkirkan dari punggungku setelah aku resmi menyelesaikan jenjang SMA. Rasanya aku baru saja selesai menonton season terburukku dalam hidup 😂. Terlepas dari ini, tentu masa pre-teen dan teen-ku tidak selalu dipenuhi oleh sengsara dan nestapa, masih ada hal-hal lain yang mampu membuat hidupku sedikit lebih berwarna.
Untuk pertama kalinya, aku ucapkan selamat untuk diriku yang telah berhasil melalui masa-masa kelam tersebut dengan segala kekurangan yang kupunya. Jujur, ada banyak hal yang sebenarnya bisa menyudutkanku hingga ke titik akhir, yang sebenarnya bisa menjadi dorongan terakhir untukku lompat ke jurang putus asa yang gelap. Namun, ajaibnya, aku masih saja bisa berharap ada sesuatu yang baik terjadi keesokan harinya. Karena harapan kecil itu, aku masih bisa menceritakan pengalamanku di sini sekarang.
Aku masih di sini. Aku masih berdiri. Aku masih hidup.
Tak ada yang bisa membuat diriku hidup selain aku sendiri.
Kini aku mencoba untuk tidak berpikir terlalu banyak dan rumit, sebab aktivitas itu justru membuatku lebih sedih dari biasanya. Aku pun menjadikan carpe diem sebagai motto. Sebuah pepatah yang artinya ‘merebut hari’—dalam konteks ini menjelaskan kita untuk hidup seutuhnya di masa sekarang dan jangan terlalu khawatir dengan masa depan.
Aku juga merasa mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi adalah perbuatan konyol. Nama lainnya adalah overthinking 🤌
It kills your happiness.
Hidup walaupun penuh rintangan juga penuh kejutan. Contohnya adalah tidak lama lagi aku akan pindah ke rumah baru 😳
Untuk rencana kehidupan satu ini aku sendiri bahkan tak pernah membayangkannya. Sama sekali. Kupikir aku akan tinggal di perumahan sunyi ini untuk sisa hidupku, tapi Allah dengan segala kekuasaan-Nya justru punya rencana lain untuk keluargaku.
Benar-benar luar biasa.
Lebih detailnya, sebenarnya rumah ini bukan murni dari keluarga intiku, melainkan dari uwaku (kakak kandung ibuku). Beliau memang baik sekali kepada keluarga besar dan sudah banyak membantu pula kepada yang lainnya. Aku sangat berterima kasih sekali dan bersyukur memiliki saudara yang punya hati besar.
Perihal pindah rumah juga supaya keluargaku bolak-baliknya tidak terlalu jauh. Jarak antara perumahan di sini dengan kota sebenarnya lumayan memakan waktu, kira-kira di antara 15-30 menit. Terus kalau di kota letaknya cukup strategis, jadi ke mana-mana dekat.
Belakangan ini aku lagi mencicil packing barang dan sesekali membawa sesuatu ke rumah baru biar pas pindahan tidak terlalu banyak bawaan. Semoga pindahannya lancar ( •̀ ω •́ )✧
Kemudian soal kuliah. Sekarang aku masih belum masuk dan menunggu info (sudah terdaftar baiknya), tapi ada kemungkinan nanti masuknya bulan depan. Gugup? Pastinya. Namun, aku akan berusaha dengan baik! Syukurnya aku bisa masuk ke jurusan yang kuminati yaitu Sastra Inggris (soalnya ada banyak temanku yang … err gimana, ya? Masuk ke prodi yang jauh dari jurusan di SMA [linjur]. Bukannya aku masalah, itu pilihan mereka, tapi setiap aku dengar cerita mereka rasanya mereka seperti kurang puas dengan pilihannya).
Jujur, aku tidak tahu hidup akan membawaku ke mana. Aku harap semuanya berjalan lancar, tanpa rasa sakit, derita, dan tetesan air mata. Dan semoga masih ada atap di atas kepalaku dan makanan di meja setiap harinya.
Aku tahu aku tidak sempurna. Dan aku bukan orang yang bisa dicap ‘baik’ secara bulat, tapi aku masih punya hati. Hatiku sangat rapuh dan sensitif, karena itu aku selalu menjaga jarak dengan sekitarku.
Aku bukan orang yang bisa pura-pura ‘peduli’ ketika situasi menuntut. Juga bukan orang yang bisa pura-pura ‘bahagia’ ketika di dalam diriku ini serasa ditusuk.
Aku ingin hidup di masa di mana menunjukkan perasaan bukanlah sesuatu hal yang perlu dikecam, bukanlah sesuatu hal yang memalukan. Rasanya orang-orang hanya fokus pada perasaan positif dan mengesampingkan yang negatif. Maksudku, bukankah emosi ada agar kita dapat merasakan banyak hal?
Aku mengerti kita mengasosiasikan perasaan-perasaan ’negatif’ sebagai sumber penderitaan. Wajar orang-orang menjauhi hal-hal yang membuat mereka tersakiti. Namun, menimbun ataupun menolak perasaan itu ada di diri kita akan menimbulkan sebuah masalah baru lagi yang tak kalah mengerikan untuk mental health kita.
Jadi, kupikir untuk hidup dengan sederhana dan tidak menjadikan segala-galanya sebagai malapetaka. Untuk sekarang, aku akan hidup sewajarnya.
Kau hanya hidup sekali, sebab itu aku ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan untuk diriku sendiri sebanyak mungkin sebelum aku berhenti bernapas.
0 notes
Text
Kuingin Tapi
Kuingin kau kusimpan untukku sendiri, tapi sekaligus menceritakan senyummu pada dunia.
Kuingin melindungi dan merawatmu sampai kau tua, tapi kau lebih pandai membuatku merasa aman.
Kuingin menguntai kata-kata indah tentangmu, tapi kamusku pudar tiap aku memikirkanmu.
Kuingin kau membaca tulisan ini, sekaligus tak ingin, karena kata-kata ini sama sekali tidak menggambarkan kecerahan yang kau timbulkan.
Kutahu aku terdengar tidak konsisten, tapi aku ingin konsisten mencintaimu.
Pict: Pinterest @9jedit
1 note
·
View note
Text
Sampai sekarang aku masih membenci diriku sendiri. Tuhan berikan kepercayaan untukku dapat menjaga diri, tapi nyatanya aku khianati.
Mudahnya aku mempercayaimu, orang yang ternyata tidak benar-benar mencintaiku.
Selama ini aku hanya kau jadikan pelampiasan nafsumu yang menyala-nyala; aku hanya kau jadikan pelarian saat hatimu sedang sakit-sakitnya.
Bodoh! Sekarang hidupku tak lagi berguna. Pernah kuingin menyerah dan mati saja. Tapi aku tak ingin ada yang tersakiti nantinya.
Sekarang yang bisa kuharapkan hanya aku dapat merubah hidupku. Aku tidak berharap ada seseorang yang tulus menerimaku. Aku masih memiliki akal sehat aja, aku sudah bersyukur yang sebanyak-banyaknya.
Semoga saja hidupmu selalu damai, ya? Meskipun aku di sini seperti mayat hidup yang merasa hidupnya hanya sia-sia.
-sepatahaksara-
32 notes
·
View notes
Text
Ada di Sana*
Kutergetar saat menatap kedua matamu, melahirkan seutas keinginan tuk memilikimu
Kurasa itulah kalimat yang cukup utuh untuk mewakili perasaanku ketika pertama kalinya bola mata kita saling bertemu. Saat itu, bola matamu seakan ingin melonjat keluar dari tempatnya yang lumayan kecil dan wajahmu begitu kaku. Aku suka melihat ekspresimu yang begitu.
Lalu, tiba-tiba saja suhu di tempat kita berada meningkat. Aku mulai merasa panas, dibarengi dengan detak jantungku yang kian lama semakin kencang sehingga aku rasa kau pasti dapat mendengarnya. Aku pergi meninggalkanmu dengan tanda yang mungkin membuatmu terkekeh.
Semenjak pertemuan pertama kita di lorong itu. Tak sedikitpun bayanganmu meninggalkan pikiranku. Kian lama, kian bertahan, memendam raut wajahmu. Hasrat ingin berjumpa kembali begitu menggebu di dadaku.
Aku kembali ke lorong yang menciptakan pertemuan itu. Berharap lorong itu kembali membawa takdir perjumpaan kita yang kedua. Aku menemukan setitik cahaya kecil di ujung lorong yang panjang, gelap, dan penuh misteri. Kuikuti cahaya itu degan segenap keyakinan.
Kamu menoleh ke arahku. Rambutmu yang ikal dan berantakan berkibar seolah diterpa angin. Sial! Dari mana angin yang tiba-tiba datang itu. Aku terpaku melihatmu yang sedang manis-manisnya. Begitu berkilauan di mataku.
Keeseokan harinya aku tak sengaja melihatmu di perpustakaan. Bersandar pada dinding yang sudah retak dan catnya memudar. Aku heran, mengapa kamu lebih memilih berdiri ketimbang duduk, padahal kursi-kursi masih sendirian, menunggu seseorang yang datang.
Matamu terus memelototi lembar-lembar buku. Aku bahkan tak yakin kalau kamu berkedip. Jika aku menjadi buku itu, aku pasti langsung tersipu ditatap lama-lama begitu.
Hari demi hari kuciptakan pertemuan yang sengaja direncanakan. Aku senang melihatmu berlama-lama diam di perpustakaan. Namun, pada hari itu aku tidak menemukanmu bersandar pada tembok favoritmu. Aku mulai gusar, mataku sibuk mencari keberadaanmu.
Tak kusangka, aku menemukanmu duduk di hadapanku. Jantungku kembali berdebar seperti saat pertama kali kita bertemu. Tapi, tunggu, kurasa debaran kali ini jauh lebih hebat dari waktu itu.
Aku hanya bengong, setengah tak sadar kalau kamu ada begitu dekat denganku. Kamu tak sedikitpun memalingkan pandangan dari buku yang sedang dibaca. Aku mulai kehilangan harapan untuk berbicara denganmu.
“Rasanya kita cukup sering bertemu, ya?”
Tiba-tiba saja aku mendengar suara yang begitu berat dan menyejukkan. Aku menoleh ke arahmu.
“Kamu berbicara kepadaku?” tanyaku. Ah, sial! Jantungku sangat berdebar.
“Menurutmu?”
Aku melongo mendengarmu bicara, wajahmu tak sedikitpun menatapku. Sampai akhirnya kamu membalik lembar kertas terakhir pada buku yang kamu pegang dan menutupnya. Kemudian berkata…
“Mau kah kamu menemaniku ke festival buku?” Sambil menatapku.
Aku semakin melongo. Hari itu kamu benar-benar membuat kejutan yang banyak untukku
Di jumat malam aku dan kamu pergi ke luar kota dengan bus untuk menghadiri acara festival buku. Perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu berjam-jam. Sehingga kita harus bermalam di bus itu. kemungkinan paling cepat adalah esok pagi kita baru sampai di kota tujuan.
Sepanjang perjalanan kamu berbicara betapa kamu menyukai penulis Z. Katamu si Z ini adalah penulis yang pertama kali membuatmu jatuh cinta pada bau kertas. Aku tidak pernah menyangka kamu begitu banyak bicara soal si Z.
Aku hanya mengenalnya lewat karyanya yang pertama dengan judul We are Nothing but Trouble. Aku begitu suka suaramu yang berat dan mendayu. Kutatap bola matamu yang berbinar ketika mulutmu mengatakan Z.
Di mata itu kulihat sebuah jalan yang langsung menuju batinmu. Aku berbisik tanpa terdengar “sudikah kiranya kau mengizinkan diriku untuk sejenak berkunjung ke dalam hatimu, pastikan kuada di sana.”
Di malam menjelang subuh, aku tak sengaja terperonyok dan menjatuhkan segala mimpi di bahumu. Mimpi-mimpi yang kalang kabut, berlarian dan tak bisa kutangkap, akhirnya berserakan di bahumu yang belum kokoh. Perjalanan malam yang panjang, sepanjang kisah-kisah telenovela.
Aku mendapati rambutmu menyentuh pelipisku. Tentu saja aku tahu itu, karena di mimpi yang kalang kabut dan berserakan itu, aku menemukan dirimu yang diam-diam sengaja menarikku hingga terperonyok ke arahmu. Aku yakin mimpi itu yang nantinya membuatku ketagihan untuk kembali terperonyok dan menjatuhkan mimpi itu di bahumu lagi.
Aku terbenam saat kau jatuh dalam pelukku, menatap sebuah perasaan saat kau ada denganku. Setelah itu, sesuatu yang hangat mulai menyebar di seluruh lerung, menyentuh dinding-dinding dadaku. Aku kembali berbisik tanpa terdengar “sudikah kiranya kau mengizinkan diriku untuk sejenak berkunjung ke dalam hatimu? pastikan kuada di sana.” Kuingin waktu biarlah berhenti di sini, agar senantiasa tak kunjung engkau pergi. Seperti malam menanti esok pagi.
*Danilla - Ada di Sana
1 note
·
View note
Text
Lagu Rohani Terbaru 2019 - Suara Hati Seorang Ciptaan - Menyembah dan Memuji Tuhan Yang Mahakuasa
youtube
Video Lagu Rohani Terbaru 2019 - Suara Hati Seorang Ciptaan - Menyembah dan Memuji Tuhan Yang Mahakuasa
Sering kuingin berteriak, tiada tempat yang tepat. Sering kuingin bernyanyi keras, tiada nada kutemukan. Sering kuingin ungkapkan cinta seorang ciptaan. T'lah kucari kemana pun, tapi semua kata kecewakanku. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Manusia dari debu, tanpa kehidupan. Kau ciptakan manusia, Kau b'rikan napas hidup. Tapi Iblis t'lah merusak kami, hilang akal dan nurani. Generasi demi generasi, umat manusia, jatuh sejak saat itu. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Hatiku bergembira, puji kedatangan-Mu. Kau selamatkanku yang rusak. Kulihat wajah mulia-Mu, puaskan kehendak-Mu, patuhi rencana-Mu, tak pilih diri sendiri. Berkat besar untukku, 'tuk mengasihi-Mu. Bagaimana ku tak sujud dan sembah-Mu?
Kau ciptakan, kasihi manusia, jadi daging lagi, s'lamatkan kami. Kau tanggung segala penghinaan. Kau tanggung penganiayaan, rasakan manis pahit kehidupan, agar manusia memperoleh tujuannya. Kami tak berhenti mensyukuri keselamatan besar. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Ku dis'lamatkan, kejar kehidupan kar'na Kau angkatku dan b'ri rahmat. Kuterima firman dan penghakiman-Mu, mengenal kekudusan dan kebenaran-Mu tanggung aniaya, rasa sakit, sadar Kau yang terindah. Kar'na kualami karya-Mu, ku ditahirkan, hidup dalam terang. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Tugas manusia, menyembah-Mu Tuhan. Tugas manusia, hanya menyembah-Mu Tuhan. Iblis, kubenci segenap hati. Dia pakai semua cara 'tuk pikatku. Lebih baik kucinta Kau dalam penghakiman, Lebih baik kucinta semua hajaran-Mu Tuhan, tak lagi puaskan kedagingan. tak lagi dikuasai Iblis. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
2 notes
·
View notes
Text
Lagu Rohani Terbaru 2019 - Suara Hati Seorang Ciptaan - Menyembah dan Memuji Tuhan Yang Mahakuasa
youtube
Video Lagu Rohani Terbaru 2019 - Suara Hati Seorang Ciptaan - Menyembah dan Memuji Tuhan Yang Mahakuasa
Sering kuingin berteriak, tiada tempat yang tepat. Sering kuingin bernyanyi keras, tiada nada kutemukan. Sering kuingin ungkapkan cinta seorang ciptaan. T'lah kucari kemana pun, tapi semua kata kecewakanku. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Manusia dari debu, tanpa kehidupan. Kau ciptakan manusia, Kau b'rikan napas hidup. Tapi Iblis t'lah merusak kami, hilang akal dan nurani. Generasi demi generasi, umat manusia, jatuh sejak saat itu. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Hatiku bergembira, puji kedatangan-Mu. Kau selamatkanku yang rusak. Kulihat wajah mulia-Mu, puaskan kehendak-Mu, patuhi rencana-Mu, tak pilih diri sendiri. Berkat besar untukku, 'tuk mengasihi-Mu. Bagaimana ku tak sujud dan sembah-Mu?
Kau ciptakan, kasihi manusia, jadi daging lagi, s'lamatkan kami. Kau tanggung segala penghinaan. Kau tanggung penganiayaan, rasakan manis pahit kehidupan, agar manusia memperoleh tujuannya. Kami tak berhenti mensyukuri keselamatan besar. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Ku dis'lamatkan, kejar kehidupan kar'na Kau angkatku dan b'ri rahmat. Kuterima firman dan penghakiman-Mu, mengenal kekudusan dan kebenaran-Mu tanggung aniaya, rasa sakit, sadar Kau yang terindah. Kar'na kualami karya-Mu, ku ditahirkan, hidup dalam terang. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
Tugas manusia, menyembah-Mu Tuhan. Tugas manusia, hanya menyembah-Mu Tuhan. Iblis, kubenci segenap hati. Dia pakai semua cara 'tuk pikatku. Lebih baik kucinta Kau dalam penghakiman, Lebih baik kucinta semua hajaran-Mu Tuhan, tak lagi puaskan kedagingan. tak lagi dikuasai Iblis. Tuhan Mahakuasa, Kau kekasihku. Suara hati seorang ciptaan.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
Rekomendasi: Lagu Pujian Firman Tuhan
#Gereja Tuhan Yang Mahakuasa#lagu pujian rohani#Lagu Rohani Terbaru#Paduan Suara Gereja#lagu kristen tentang kasih
1 note
·
View note
Text
Hari-hari yang berjalan seperti biasa saja. Tidak kah kau curiga ada sesuatu yang salah. Inginku adalah menjadi pribadi yang produktif. Hidup yang tak terasa seperti berjalan begitu saja. Apakah keberkahan itu hilang? Kuingin menginsafi mungkin ada sesuatu yang salah. Entah aku yang memang terlalu pemalas. Tapi jika aku ingin menuntut keadaanlah yang membuatku dalam lingkup hidup yang monoton dan membosankan ini. Sedang dalam diriku gelora itu masih ada. Aku ingin bekerja dengan sepenuh tenaga dan hati. Menghabiskan energi-energi yang aku miliki setiap hari dengan manfaat. Membuat hidup ini menjadi lebih bermakna.
Hidup hanya mengikuti arus sungguh memabukkan. Aku hanya terlena dengan santai yang tak bertepi. Aku adalah pejuang yang telah melewati begitu banyak aral dengan semua jerih. Kuingin semangat dan kebermanfaatan itu tetap ada. Kuharus bersabar. Mungkin ini adalah epidose ujian kebosanan dan kesabaran. Kuharap suatu hari nanti ada jalan untukku bisa melebarkan sayap kembali. Mencurah-curah keringat yang untuk hari yang aku impikan dengan penuh kebermanfaatan.
5 notes
·
View notes
Text
Waktu yang tepat
Dipopulerkan oleh Anneth & Deven
(Balasan diwaktu yang salah - Fiersa Bestari)
Jangan tanyakan perasaanku
Kutau kau pun telah beralih
Dari masa lalu yang menghantuimu
Kuyakin kau tau rasa ini
Tak bermaksud tuk menyakitimu
Ingin kau tau ku tlah lupakan
Crita panjang yang pernah aku lalui
Tolong yakinkan saja raguku
Jangan pergi jangan lepas dariku
Kan kujaga perasaanku untukmu
Kutlah siap melangkah hatiku tak akan mungkin terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa terindah di waktu yang tepat
Hidup memang sebuah pilihan
Dan kuyakin kutelah memilih
Seutuhnya diriku ini milikmu dan dirimu hanyalah untukku
Jangan pergi jangan lepas dariku
Kan kujaga perasaanku untukmu
Kutlah siap melangkah hatiku tak akan mungkin terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa terindah di waktu yang tepat
Memang ini yang kumau
Kuingin kan engkau datang
Rindu tak bisa diatur
Kau dan aku tak sadari
Kita saling melengkapi
Jangan pergi jangan lepas dariku
Kan kujaga perasaanku untukmu
Kutlah siap melangkah hatiku tak akan mungkin terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirimmu hanya untukku
Kita adalah rasa terindah di waktu yang tepat
Di waktu yang tepat
3 notes
·
View notes
Text
Senja di Barat, Timur Merekah
Di tempat ini, aku ingat benar, bagaimana kalian saling bercerita tentang banyak hal. Aku ingat tentang warna baju yang kalian gunakan serta apa yang kalian saling sembunyikan. Kalian berbicara tentang apa yang barusan terjadi dan bagaimana saat nanti. Aku tahu benar tentang pemikiran-pemikiranmu yang mengajak ragamu seolah-olah tak disitu bersamanya. Tak jarang kalian membicarakan hal-hal yang tak biasanya terjadi. Juga tentang pertanyaan-pertanyaan yang berharap akan ada jawaban. Kalian berdua melihat jatuhnya matahari dan berharap besok kalian dipertemukan lagi. Sebelum undur diri, salah satu dari kalian membalas budi, selagi masih ada kesempatan. Beberapa bulan kemudian, salah satu dari kalian menyakiti diri sendiri perihal menerima kenyataan. Mengetahui kapan—akan—terakhir kali, untuk yang terakhir kalinya, dirinya memberi dirimu. Tentang sesuatu yang takkan pernah sekalipun kautahu betapa penting itu, sejak dahulu.
Jika saja sempat, jujur, kuingin rebah. Pada kedua waktu yang tersedia, kala itu. Pada lagu-lagu yang kalian gunakan untuk menghitung banyaknya waktu yang kalian buang. Pada tiap kesempatan untuk mengabadikan setiap tatapan dan mengabaikan pertanyaan. Terkhusus juga kepada hal-hal yang hampir terjadi—terpikir dua kali—lainnya.
Semoga kau tahu mengapa aku disini dan sangat menghendaki bahwa aku tidak disini. Bukan salahku teramat mencintaimu. Bukan salahmu juga bertepuk sebelah tangan untukku—kau pakai satu tanganmu untukku dan satu tanganmu untuk bertahan dari padaku jika tak mampu. Jika kuberitahu kepadamu, ingatkan aku bahwa aku tak pernah sekalipun menjadi apa-apa atas, bagi, dan untuk dirimu. Saat itu aku lupa bertanya melalui tatap muka perihal akan seperti apa nantinya, kita. Alhasil tak nihil, kumenjadi sudut padang yang serbatahu.
18 Maret 2019
3 notes
·
View notes
Text
KALAMANA
Penghujung pekan, kau terdiam di depanku. Kau memesan secangkir teh yang kini hampir dingin. Raut wajahmu yang tak pernah ku kenali membawa keheningan yang paling sedang langit tabah menunggu,
kau membuka percakapan yang mungkin, esok lusa akan aku sesali.
Mungkin itu perihal aku dan kau yang tak akan menjadi kita.
Sebab kesempatan yang tak pernah diambil tanpa sia-sia. Dan hanya kan menjadi sesal akhirnya.
Pekan itu kau tak mampu menahan rasamu. Hatimu sungguh ingin berucap sebenarnya, namun bibirmu menunggu aba-aba. Aku tahu isyarat rasamu. Namun aku pun tak mampu memulai. Aku suka bersamamu, menjumpaimu di kala susah, senangku, senyaman ini denganmu. Namun tetap saja tak mampu. Sebab ketakutanku tuk melukaimu. Namun aku tak kan mudah melepaskan. Meski ku tahu itu lebih melukaimu.
Apakah kau juga merasakannya? Keraguan yang semakin membuat semuanya menjadi berjarak. Tak ada yang tak mungkin, kau pernah mengatakannya kepadaku pada suatu sore selepas hujan deras dan aku basah kuyup sebab ingin segera menemuimu. Kau teduh; yang tak pernah menyebabkan keluh.
Namun tak dapat ku sangkal bahwa mencintaimu adalah berusaha melepaskanmu dengan semua ketidakrelaanku.
Malam semakin larut dan kau masih saja diam. Hanya suara denting jam juga mereka yang menyanyikan lagu suka cita. Sesekali kau menatap keluar jendela. Entah kau akan tetap diam atau aku akan memelukmu supaya gemuruh di dadamu segera mereda.
“Lebih baik kita berhenti”
Bibir mungilmu akhirnya mengeluarkan suara lirih namun aku mendengarnya cukup jelas. Kau kembali tertunduk; memegang ujung cangkir, mencoba untuk tidak terisak.
Ijinkan aku membuat permohonan, maka aku akan melarikan diri untuk kemudian tak akan kau temukan lagi.
Tetapi kini aku tanpa sepatah katapun; membeku Karenamu.
Ku tahu perasaanmu tak kan selalu bertahan untukku. Meski kau ucap “selalu” dahulu. Apakah bodoh jika mempercayaimu? Sebab tak ada prasangka buruk bagiku. Ingatkah ketika ku berusaha merelakan kau dengan yang lain. Kau begitu yakin akan diriku. Namun kau memilih pergi dan aku siap tabah perihal itu. Ku percayai kau tetap yang terbaik.
Tak kusalahkan waktu, sebab dia selalu tepat. Hanya kita yang lumpuh tuk mendekap.
Ketika kini telah ada yang lain ‘tuk menetap, kau mencoba melupa segala rasa serta kisah, dengan penawar seperti dia.
Aku yang membeku dan sesak diserbu gemuruh pilu.
Mecoba berdamai dengan resah. Tak lama, ku berusaha tabah dan berucap.
“Baiklah, mari kita berhenti menyiksa hati.” Meski nanti hati kan mencoba tuk pulih.
Pada waktu yang tepat, kita akhirnya berhenti. Tak usah lagi kau cemaskan aku, sebab aku terlalu mencintaimu. Sebab ku tahu dia; menantimu. Untuk hari-harimu esok, lusa dan selamanya. Kan kubawa seluruh kenang, juga ingatan tentangmu menuju lengang malam dan kau tak lagi ada di sisiku. Betapapun kita begitu menginginkan menjadi kisah yang berakhir bahagia, pun semuanya hanyalah angan yang tak lagi kau inginkan nyata cukupkan semua ragumu; kita adalah tuju yang beda.
Kau dengannya, sedang aku disini bersama; laraku.
Cukupkan segala kesedihanmu malam ini, akan ku buktikan sebagai seutuhnya seseorang yang pernah ada untukmu. Tak usah meminta maaf; tak usah kau ucap sesal jua.
Setelah ini akan ku bergegas memulihkan perih. Mungkin kini aku hanya butuh penawar. Ku berada dalam pencarian, sebuah rasa dan perhatian sepertimu.
Nyatanya, tak ku temu. Mungkin ini akhir, jika ku dapati dirimu kembali, takkan jadi pemulih. Hanya jadi belati yang tertancap pada relung hati.
Benar, ini sesal. Hanya saja sesal takkan merubah aku dan kamu menjadi kita. Hanya ada lara. Biarkan, aku terpendam dengan penyesalan. Jika nanti kau temui aku pada ruang kenang dahulu. Sapalah, kan ku berikan senyum terbaikku. Meski mungkin rasa kesal hanya akan dikesampingkan.
Sesungguhnya kuingin ucap rindu, namun kini bukan ranahku.
Hari ini rindu hanya berpesan melalui hujan. Kemudian meninggalkan kabut yang kalut menjadi kenangan.
“Selamat tinggal” nyatanya berat tuk diungkapkan.
Tetapi itulah kita sekarang. Jika kau inginkan temu tak apa, kontakku tak pernah berubah. Mari kita berjumpa, hanya saja kamu dengan bahagianmu. Lantas aku bersama sesalku Dan secangkir teh dingin yang tak lagi kau sentuh
Kau pun berlalu
Aku;
terbunuh.
3 notes
·
View notes
Text
Rabb ... sungguh, diri ini lelah dan malu atas setiap dosa yang terus menerus diulangi, lalu setelahnya merengek untuk minta diampuni
Rabb ... sungguh, diri ini ingin benar-benar selalu dekat dengan-Mu, merasakan ketenangan dan kedamaian dalam kasih sayang-Mu
Rabb ... bolehkah aku mendapat petunjuk dan kekuatan agar selalu dapat bertakwa kepadamu ? Kuingin takwa yang utuh, bukan yang cepat runtuh, yang sadar sesekali, kemudian diulangi lagi berkali-kali
Rabb ... jadikanlah tulisan ini sebagai suatu perantara pengingat untukku, saat mulai berbelok dan akan mengulang dosa lagi, yang sebelumnya sudah kusesali
Rabb ... lindungilah aku dari segala dosa yang akan kulakukan, kuatkan hati dan diri ini agar tetap tegak menahan godaan yang silih berganti berdatangan
Rabb ... Kau maha mengetahui isi hati, Kau tau bahwa hatiku sangat ingin dekat dengan-Mu, bertakwa kepada-Mu, dan Kau pun sangat tau bahwa aku hanyalah manusia lemah yang tak berdaya tanpa pertolongan dari-Mu
Rabb ... Lindungilah, kuatkanlah diri ini dalam menghadapi setiap godaan yang datang lagi, kuatkanlah diri ini untuk dapat lulus dari ujian-Mu
Rabb ... kuatkanlah hati ini saat godaan dan ujian itu datang lagi
Rabb ... Ampunilah diri ini. Terima kasih atas semua kenikmatan dan jalan indah yang telah Kau berikan
Rabb ... Semoga cintaku kepada-Mu dapat semurni cinta orang-orang mulia yang mencintai-Mu
9/04/2019, 01.03 WIB
1 note
·
View note
Text
Kamu.
Salahku.
Terlalu meremehkanmu.
Ternyata kau mampu untuk membuatku luluh
Kini aku berharap padamu.
Salahku.
Terlalu menyepelekanmu
Ternyata kau mampu membuatku mau
Belajar mencintai dan menerimamu
Kamu.
Kuharap kau tak akan tau
Begitu lemah aku kini dihadapanmu
Kamu.
Kuharap kau tak akan tau
Bagiku, kuingin kamu yang Tuhan cipta untukku.
Hanya untukku.
2 notes
·
View notes