Tumgik
#Korban gempa palu
ellsii-2105 · 2 years
Text
Tentang Gempa Bumi
Gempa bumi termasuk bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini. Indonesia sudah beberapa kali terkena bencana alam gempa bumi di beberapa daerah. Gempa bumi diakibatkan karena adanya pergeseran lempeng bumi. Lalu, apakah kamu tahu bagaimana proses terjadinya gempa bumi?
Gempa bumi terjadi karena pergeseran lempeng bumi yang biasanya disebut gempa tektonik, ketika lempeng mengalami pergeseran akan menyebabkan getaran pada permukaan bumi. Selain itu, gempa bumi juga di sebabkan karena adanya gunung meletus atau vulkanik dan menyebabkan getaran pada permukaan bumi.
Ada beberapa wilayah yang pernah terjadi gempa bumi seperti Aceh, Banten, Palu dan yang lainnya. Dampak negatif jika terjadinya gempa bumi yaitu, memakan banytak korban jiwa rusaknya gedung, rumah dan terkikisnya tanah.
3 notes · View notes
nur-rahma · 2 years
Text
6 Bencana Alam
1. Letusan Gunung Merapi (1930 dan 2010)
Dikutip dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tercatat sejak tahun 1600-an, Gunung Merapi telah meletus lebih dari 80 kali, dengan interval letusan 4 tahun sekali.
Erupsi terbesarnya terjadi pada tahun 1930. Awan panas menuruni lereng 20 kilometer ke arah barat, memporak-porandakan 23 desa dan menewaskan 1.369 penduduk.
Erupsi lainnya kembali terjadi 80 tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010. Debu vulkaniknya tidak hanya menutupi wilayah Yogyakarta, tapi juga sampai ke sejumlah wilayah di Jawa Barat.
BNPB menyatakan bahwa jumlah korban tewas Merapi mencapai 275 orang, termasuk sang juru kunci, Mbah Maridjan alias Ki Surakso Hargo yang ditemukan tewas akibat terjangan awan panas di rumahnya. Peristiwa meletusnya gunung merapi sontak menjadi sorotan media internasional, di antaranya Inggris, Jerman, Prancis, dan Singapura.
Tumblr media
2. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)
Pada 28 September 2018, warga di wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan Kota Palu dikejutkan dengan guncangan gempa. Guncangan di Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km, sementara posisinya berada 27 meter arah timur laut Donggala.
Lalu, lima menit kemudian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tsunami. Namun, gelombang tsunami setinggi enam meter telanjur menyapu Kota Palu sebelum warga sempat melarikan diri ke daratan tinggi.
Selain tsunami dan gempa, bencana likuifasi juga terjadi, membuat tanah melarut dan membawa apa pun yang berada di atasnya untuk mengalir. BBC menyebut bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang. Sejumlah negara pun mengulurkan bantuan kepada Indonesia, di antaranya Inggris, Amerika, Australia, dan Selandia Baru memberikan total bantuan USD20,8 juta dalam bentuk uang maupun barang.
Tumblr media
3. Gempa Sumatera Barat (2009)
Pada 30 September 2009, terjadi sebuah peristiwa memilukan di Sumatera Barat. Gempa bumi berkekuatan 7,6 SR terjadi di lepas pantai 17:16:10 WIB dengan kedalaman 87 km, di sekitar 50 km barat laut kota Padang.
Kerusakan terjadi di banyak wilayah, seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Kekuatan gempa bahkan terasa sampai luar Indonesia, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Berdasarkan data pemerintah daerah Sumatera Barat, korban jiwa yang ditimbulkan sekitar 1.115 orang tewas, 2.32 terluka, dan 279.000 bangunan mengalami kerusakan. Banyak negara yang membantu Indonesia atas peristiwa tersebut seperti Australia, China, Uni Eropa, Hongkong, Jepang Malaysia, Korea Selatan, Qatar, Thailand, Taiwan, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Tumblr media
4. Letusan Gunung Toba 74.000 Tahun Lalu
Seperti yang diketahui, Danau Toba adalah ikon dari Sumatera Utara dan didapuk menjadi danau terbesar di Indonesia dengan luas 1.130 kilometer persegi.
Namun, dikutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang sudah tidak aktif (Tipe B).
Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba mampu meluluhlantahkan sebagian besar umat manusia. Letusannya menjadi yang paling dahsyat yang pernah ada di muka bumi. Hanya 5.000-10.000 orang saja yang mampu bertahan.
Bahkan perubahan iklim global sempat terjadi. Gunung tersebut memuntahkan 2.800 kilometer kubik abu dan menutup atmosfer bumi hingga 6 tahun lamanya, menurunkan suhu udara.
Tumblr media
5. Gempa Yogyakarta (2006)
Pada 27 Mei 2006, tepat di pagi hari pukul 05.53, terjadi gempa bumi berkekuatan 5,9 SR yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Orang-orang banyak yang masih dalam kondisi terlelap, sehingga mereka terjebak di dalam rumah yang roboh.
Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Bangunan dan infrastruktur hancur. Bahkan Candi Prambanan ikut menjadi korban.
Diyakini gempa Yogyakarta menjadi gempa terbesar kedua di Indonesia setelah peristiwa yang menimpa aceh di tahun 2004. Akibat dari peristiwa gempa 2006, Yogyakarta mulai meningkatkan migasi bencana.
Menteri-menteri penanggulangan bencana se-Asia Pasifik mengadakan pertemuan pada tahun 2012 di Yogyakarta untuk memaparkan pelajaran yang bisa diambil dari gempa 2006, dan Deklarasi Yogya ditetapkan sebagai Dokumen PBB.
Tumblr media
6. Tsunami Flores (1992)
Pada 12 Desember 1992, gempa berkekuatan 6,8 skala liter mengguncang Laut Flores. Pusat gempa terletak di kedalaman laut, 35 km arah barat Kota Maumere, tepatnya pukul 13.29 WITA.
Tidak hanya itu, tsunami setinggi 30 meter juga menerjang selama 15 menit, meluluhlantahkan rumah yang hancur karena gempa. Wilayah yang terkena dampak tsunami berada di Kabupaten Sikka, Ende, Ngada, dan Flores Timur.
Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 3.000 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 warga terpaksa mengungsi. Tercatat pula 18.000 rumah, 113 sekolah, dan 90 tempat ibadah hancur. Karena saat itu Indonesia belum memiliki ahli tsunami, maka riset mengenai peristiwa tsunami Flores banyak dilakukan oleh peneliti asal Jepang.
Tumblr media
0 notes
far2008 · 2 years
Text
Hunian Sementara di Mana Aslima Masih Bertahan
Hunian Sementara di Mana Aslima Masih Bertahan
Hari ini, 28 September, empat tahun lalu, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7.4 mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah. Gempa itu diikuti dengan tsunami dan likuefaksi. Sebanyak 4.500 jiwa menjadi korban tiga rangkaian bencana geologis yang terjadi bersamaan itu. Hari ini pula, setelah empat tahun, ratusan penyintas masih bertahan di hunian sementara. Para alumni gempa bumi magnitudo 7.4 itu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
naylaaviza-blog · 6 years
Text
908 Hunian Sementara Korban Gempa dan Likuefaksi Petobo Palu Dibangun
908 Hunian Sementara Korban Gempa dan Likuefaksi Petobo Palu Dibangun
(more…)
View On WordPress
5 notes · View notes
wedangrondehangat · 4 years
Text
Bencana
Tadi aku habis lihat video amatir banjir bandang yang menerjang Luwu Utara, durasinya 9 menit. Itu lama banget untuk durasi banjir. Videonya diambil dari orang yg naik ke semacam bukit.
Di situ kelihatan gimana banyak orang yang lari menyelamatkan diri karena dikejar banjir, jadi kayak semacam tsunami kecil. Gimana di situ rumah-rumah dan segala macam barang hanyut seolah nggak ada harganya.
Tiba-tiba ibuku ngomong,
"Kalau udah dalam keadaan begitu untuk tolong menolong pun susah. Lihat tuh, mobil-mobil yang dibangga-banggakan semudah itu hanyut. Sekarang mumpung kita dalam kondisi yang baik-baik aja, rumah aman, ayo banyakin baca Qur'annya, kurangi main hp-nya. Kalau udah dalam keadaan bencana seperti itu, mau beramal juga sulit kondisinya."
YaaAllah. Tertampar.
Kata-kata ibuku selalu bikin merinding. Tiap beliau lihat bencana alam, rasa traumanya muncul kembali. Iya, ibuku adalah salah satu korban gempa Palu. Nggak banyak orang tahu bahwa tragedi Palu itu aaaaah bikin merinding banget. Kapan-kapan aku ceritain, ya. :')
Bdg, 21 Juli 2020 | 19.58 | @wedangrondehangat
8 notes · View notes
iinainarlawide · 4 years
Photo
Tumblr media
@dokumen.tari Slide 1 Karya Tari "WHISPER ; Sepertiga Malam" Sebuah karya Monolog Tari yang membuat saya benar-benar merenung untuk membuat keputusan-keputusan penting yang akhirnya mengubah hidup dan cara pandang, karya ini dipentaskan usai Shalat Tarawih tahun 2015 Dok. @bmzimages Slide 2 BUNDARAN, ISRA DAN KENANGAN Panggung berbentuk bundar dalam foto diatas terletak di Taman Budaya Sulteng tempat para pelaku seni menghabiskan banyak moment dan proses. Isra, nama penari yang berada dalam foto tersebut adalah korban gempa Palu 28 Sept 2018. Kenangan, bundaran itu telah tersapu tsunami pada 28 Sept 2018 menghilangkan banyak semangat dari segala proses yang telah terbangun Slide 3 MENGUATKAN Delapan bulan pasca gempa Palu, saya dan @komunitaslobo menggagas sebuah event Palu Menari untuk membuka ruang bagi penari-koreografer Palu-Sigi-Donggala untuk kembali semangat berproses dan ruang kecil kami inil bisa digunakan bersama setelah tak ada lagi Taman Budaya. Ini pertemuan pertama kami pasca bencana. Peluk untuk sama-sama menguatkan . #dokumenTARI #gerakdalamcerita #dancetagram #danceforall (di Rumah Seni Sjahrir Lawide) https://www.instagram.com/p/CFdzBEDn4lB/?igshid=1a4dfa0wjehrq
1 note · View note
sucimuqo · 5 years
Text
Mengenang Garis Hidup Setahun Lalu
Kenekatan yang Sangat Kusyukuri Hingga Sekarang
 Perjalanan Solo-Rembang, 29 September 2018
 Pagi itu aku memutuskan pulang. Mruput nunggu bis di perempatan lampu merah UMS biar sampe rumah ga kesorean. Soalnya Solo ke rumah bisa menghabiskan waktu sampai 7 jam. Kalau berangkatnya kesiangan, keburu lemes dijalan.
Perjalanan pertama adalah Solo-Semarang yang membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam menggunakan bis langganan, Safari atau Taruna yang adem, empuk, harga standar. Gada kegiatan lain selama perjalanan selain ngeliatin jalanan lewat jendela, buka tutup sosial media, atau dengerin lagu. Berhubung Ibu pertiwi baru saja di uji dengan bencana di salah satu sisi, maka buka tutup sosial media lebih menarik.
Belum jauh meninggalkan Solo, masuk pesan whatsapp dari salah satu teman SMA ku.
“Ci, masih di Solo?”
‘Enggak Nji, ini otw pulang ke rumah. Kenapa ?’
“Oh yaudah gapapa. Gimana rencanamu setelah ini Ci?”, tanya nya tanpa basa-basi.
‘nnnggg, gatau. Mungkin aku akan coba home visit, atau cari-cari kenalan orang Puskesmas, yagitu-gitulah. Gatau. Yang penting pulang dulu”, jawab ku begitu saja.
Mungkin sepanjang perjalanan ini akan habis dengan pikiran-pikiran “ngapain ya aku setelah ini?” sambil buka tutup instagram, twitter, atau sesekali melamun menatap keluar jendela biar kayak di film-film.
Lini masa sosial media masih dipenuhi berita bencana yang terjadi kemarin. Tidak sedikit teman-teman di sosial media yang menyebarkan berita terkini pasca gempa-tsunami-likuifaksi itu terjadi, juga informasi mengenai lembaga-lembaga untuk berdonasi baik melalui status whatsapp maupun instagram story. Salah satunya adalah teman SMA ku yang sebelumnya sudah berkontribusi dalam penanganan gempa Lombok. Ashifa namanya, Cina panggilannya. Dia mengunggah tangkapan layar salah satu pesan whatsapp dari sebuah grup miliknya ke kanal instagram story. Isi pesan itu kurang lebih adalah himbauan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah (kalau ga salah) kepada pimpinan-pimpinan dibawahnya untuk segera mengirimkan relawan ke Palu. Dan Kalimantan Timur diminta mengirimkan personil dalam jumlah yang cukup banyak mengingat jaraknya yang tidak terlalu jauh dari kota tersebut.
Aku terdiam sejenak melihat story itu. Kutahan agak lama layar handphone ku sambil berpikir jadi relawan ?
Bergertar merinding melihat berita yang tersebar, korban berjatuhan, infrastruktur rusak, rumah roboh bahkan ditelan tanah, dan seruan untuk menolong muncul dimana-mana. Saat itu aku berfikir apa yang bisa kulakukan sebagai seorang sarjana untuk membantu mereka ? materi ? tentu aku belum bisa. Terbesit lah keinginan untuk jadi relawan. Tidak bisa membantu dengan harta mungkin bisa dengan tenaga.
Segera kubalas igs (instagram story) Cina 
Sepanjang perjalanan yang kupikirkan menjadi bagaimana kalau jadi relawan, apa yang bisa kuberikan untuk mereka, bisakah jadi terapis sedangkan minim pengalaman, dan mau tidak ya mereka memberangkatkan aku? Bukan lagi memikirkan ngapain ya aku setelah ini?
Setelah setahun berlalu, rencana Allah memang lebih indah. Disaat diri sudah pasrah akan apa yang akan terjadi, Allah berikan jalan yang selama ini tidak pernah diduga apalagi dibayangkan, menjadi relawan. 
Menjadi hamba yang pasrah itu tidak mudah. Kepasrahan setahun yang lalu tidak lain karena memang sudah tidak ada pilihan dan ketidakmampuan diri dalam menentukan langkah kaki. Bukankah hidup ini memang bukan kita yang punya ? kita hanya aktor, dan Allah lah penyusun segala skenarionya. Tapi bukan berati tidak berusaha, karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mengubah nasibnya, kan ?
pasrah setelah berusaha, mungkin begitu isitilahnya.
written on 29 September 2019 in Yogyakarta
Tumblr media
8 notes · View notes
altostratussky · 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Terimakasih Kepada AnakUntad.com yang telah menerbitkan tulisan kami dan memilih judul saya sebagai judul buku Utama..
Di persembahkan kepada semua warga kota Palu terutama korban Bencana Gempa,Tsunami dan Liquifaksi..
kepada kita semua yang boleh bangkit dan kembali pulih..
Kiranya Buku ini boleh jadi Antologi kenangan dan obat rindu tentang kisah perjuangan panjang ,tentang air mata dan kehilangan serta ketabahan hati dan keikhlasan💙💙
Terimakasih jg ,sy telah di buatkan Biografi indah ,dimana tak lupa di dalamnya di selipkan nama GMKI, SANDIKALA, HIMAGI dan HMJ P.IPS sebagai tempat saya di tempah hinggah bisa jadi seperti skrg ini. Terimakasih😊
Semua keuntungan dari penjualan buku ini akan di sumbangkan kepada Korban Bencana gempa pasigala 😊
3 notes · View notes
wahdahjakarta · 6 years
Text
Ustadz Zaitun  ke Korban Gempa Palu: Tetap Sabar dan Bersyukur
Ustadz Zaitun  ke Korban Gempa Palu: Tetap Sabar dan Bersyukur #ustadzZaitun #Wahdahislamiyah #gempapalu #korbangempapalu
Ustadz Muhammad Zaitun rasmin sedang menyampaikan taushiyah kepada para pengungsi korban gempa palu dan sekitarnya, Kamis (01/11/2018) (Palu) wahdahjakarta.com – Ketua Umum  Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin bertolak dari Jakarta menuju kota Palu Sulawesi Tengah untuk mengunjungi korban gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah.
View On WordPress
0 notes
gosulsel · 6 years
Text
Serahkan School Kid, Deng Ical Semangati Anak-Anak Korban Gempa Palu - Gosulsel
Palu, GoSulsel.com -- Ketua PMI Kota Makassar, Dr Syamsu Rizal MI, menyerahkan secara langsung bantuan school kid dan juga tenda yang akan difungsikan sebagai sekolah sementara bagi anak-anak korban gemba dan tsunami di kota Palu, Selasa (30/10). Pemberian dan penyaluran bantuan dilakulan...
https://gosulsel.com/2018/10/30/serahkan-school-kid-deng-ical-semangati-anak-anak-korban-gempa-palu/
#KorbanGempaPalu #PemkotMakassar #PMIKotaMakassar
0 notes
malangtoday-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
PWI Malang Raya Galang Dana untuk Korban Palu dan Donggala
MALANGTODAY.NET - Organisasi profesi wartawan Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI Malang Raya melakukan penggalangan dana bagi korban bencana alam di Palu, Sigi dan Donggala, Minggu (21/10). Aksi sosial penggalangan dana oleh PWI Malang Raya tersebut dilakukan di dua tempat berbeda yakni Universitas Brawijaya dan Pasar Pagi Minggu Velodrome, Sawojajar. Baca Juga: Tak Hanya Sebagai Identitas, 5 Bendera Negara Ini Punya Desain yang Unik Selama dua jam kotak penggalangan dana diedarkan di dua tempat tersebut sudah didapatkan bantuan uang hingga Rp.3.448.500,-. "Hasil dari penggalangan dana hari ini di UB terkumpul Rp.1.798.500,- dan di Velodrome terkumpul Rp.1.650.000,-," kata Ketua PWI Malang Raya, M. Ariful Huda, S.Pd., M.Pd saat ditemui dalam gelaran jalan sehat menyambut Hari Santri Nasional di Universitas Brawijaya Malang, Minggu (21/10) Disampaikan Ariful Huda, aksi penggalangan dana yang dilakukan tersebut merupakan wujud kepedulian dari wartawan yang tergabung dalam lembaga profesi PWI Malang Raya terhadap para korban bencana yang terjadi beberapa waktu lalu. Hasil dari bantuan yang terkumpul tersebut lanjutnya, akan disalurkan ke lembaga penyalur bencana. "Hasil bantuan ini akan segera diserahkan ke PMI Kota Malang paling lama akhir bulan ini," kata pria yang akrab disapa King ini. Tak hanya itu, Ariful Huda juga menyampaikan apresiasinya kepada BEM IKIP Budi Utomo (IBU) Malang yang telah membantu PWI dalam penggalangan dana kali ini. Baca Juga: Disuruh Susi Belajar, Sandi: Woles Ajalah, Jangan Marah-marah! Ucapan terimakasihnya juga ditujukan kepada para santri, civitas akademika UB dan seluruh masyarakat Kota Malang yang telah membantu menyukseskan penggalangan dana yang dilakukan PWI. Ariful Huda juga menghimbau kepada masyarakat yang ingin menyumbang barang ataupun uang, dapat menyalurkannya melalui PWI. Untuk barang dapat dikirimkan langsung ke posko bantuan bencana PWI di jalan Bunga Camelia nomor 2-4 kota Malang, sementara donasi berupa uang dapat dikirimkan ke rekening Bank Jatim nomor 0047150132 atas nama PWI Malang. [contentcards url="https://malangtoday.net/malang-raya/karang-taruna-pakis-gelar-donasi-peduli-lombok/" target="_blank"]
Reporter : Jazilatul Humda Editor : Kistin Septiyani
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/pwi-malang-raya-galang-dana-untuk-korban-palu-dan-donggala/
MalangTODAY
0 notes
merahnews · 6 years
Photo
Tumblr media
Sejumlah Sekolah di Pinrang Tampung Korban Gempa Sulawesi Tengah MERAHNEWS|PINRANG -Sejumlah sekolah di Kabupaten Pinrang menampung belajar murid dan siswa di berbagai jenjang pendidikan korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, yang mengungsi ke Kabupaten Pinrang.
0 notes
jombangtv · 6 years
Text
Satu Keluarga Asal Jombang Jadi Korban Gempa Palu, Dua Meninggal
Satu Keluarga Asal Jombang Jadi Korban Gempa Palu, Dua Meninggal
JOMBANG.TV, Perak – Satu keluarga asal Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, menjadi korban gempa bumi di Palu. Satu keluarga tersebut yakni Sumadi (Bapak,red) dan kedua anaknya, Ahmad Wahyu Mustofa serta Novi Febri Wahyudi. Diketahui, yang meninggal dunia adalah Sumadi dan Ahmad Wahyu Mustofa.
Informasi satu keluarga yang menjadi korban bencana gempa bumi di Palu tersebut,…
View On WordPress
0 notes
idberita24 · 6 years
Text
Korban Gempa Palu Dirawat di Makassar
Korban Gempa Palu Dirawat di Makassar
Berita24-Ratusan korban gempa dan tsunami, Palu, Sulawesi Tengah mengungsi ke Makassar, Sulawesi Selatan. Para korban berdatangan ke makassar menggunakan jalur udara dengan menumpangi pesawat hercules TNI AU.
Para korban langsung masuk ke ruangan perawatan untuk dirawat secara intensir di Rumah Sakit Sayang Rakyat. Asrama haji juga merawat korban gempa dan Tsunami dari Palu. Sebagian diantarany…
View On WordPress
0 notes
liensu · 5 years
Text
Lagu Pengingat Tragedi Bencana Pasigala
Genap satu tahun lalu bencana gempa tsunami dan likuifaksi menimpa Kota Palu, Kabupaten donggala dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Sangking banyaknya daerah yang terdampak bencana, sampai-sampai muncul dikalangan orang banyak sebuah akronim Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala) untuk menyingkat daerah yang dilada bencana 28 September 2018 silam
Masih kental sekali ingatan mengenai kelamnya tentang bencana yang menimpa Pasigala, hingga masih banyak orang yang trauma salah satunya adalah Sukmayanti, warga Kel. Silae, Kec. Ulujadi Kota Palu. Melalui pesan pada aplikasi whatsapp, sampai hari ini pun dia belum berani mengendarai motor karena takut tiba-tiba akan terjadi gempa saat dia mengendarainya. Pasalnya disaat gempa, tsunami dan likuifaksi terjadi, dia sedang berada di Desa Toro Kec. Kulawi Kab. Sigi Sulteng yang tepat setahun yang lalu sedang mejadi relawan untuk mengajar di desa ini.
Kala itu gempa dirasakannya sangat kencang disambung dengan padamnya listrik dan putusnya jaringan komunikasi. Kabar burung menganai terjadinya tsunami di Kota Palu pun mulai didengarnya dari orang-orang yang mulai memasuki Desa Toro membuat dia merasa amat sangat khawatir tentang kabar dan keselamatan keluarganya di Palu. Wanita bertubuh kecil yang kerap disapa Sukma bersama teman-teman lainnya memberanikan diri pergi menuju Kota Palu. Padahal warga sudah memberitahukan bahwa akses jalan terputus akibat longsor yang dipicu oleh gempa tepatnya di daerah Gunung Potong, merupakan sebuah jalan penghubung Kecamatan Kulawi dan Kota Palu. Berbekal kekhawatirannya yang begitu besar hingga sanggup melawan rasa ketakutannya dalam menghalau longsor. Jalan tak berupa seperti jalan lagi saat dia melewati daerah Gunung Potong. Bongkahan batu-batu dari atas bukit yang longsor tak henti hentinya berjatuhan menyertai langkah Sukma dan kawan kawannya. Tanah yang dipijaki sangat sempit diapit oleh jurang di sebalah kiri dan bukit longsor di sebalah kanan. Sekali dipijaki, tanah akan berubah posisi bahkan memicu longsoran kembali. Sangat sulit sekali melalui jalan ini, nyawa sudah menjadi taruhannya. Sesampainya di Kota Palu, semua tabir kabar-kabar burung yang beredar mulai terbuka. Sisa sia bangunan dan jalan yang mengalami tsunami dan likuifaksi pun dilihat oleh Sukma. Beruntung dia tidak mengalami kesulitan saat mencari keluarganya di Silae.
Melihat tanah kelahirannya porak-porandak dengan peristiwa gampa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi, tak menghentikan langkahnya untuk membantu berbagai daerah yang masih minim bantuan. Bergabung bersama relawan KMPLHK Ranita UIN Jakarta, pada tanggal 13 Oktober 2018 kami kembali ke Kecamatan Kulawi karena daerah ini aksesnya terputus kembali saat hujan deras terjadi pada beberapa hari sebelum keberangkatan kami kesana.
Tak bisa dipungkiri, raut wajah was-was terpancar dari setiap relawan yang melewati jalan di daerah Gunung Potong. Rasa ini terbayar dengan pancaran kegembiraan warga yang tersenyum saat diberikan bantuan. Berbincang bersama ditemani segelas air putih dan lampu temaram alakadarnya membuat kami berangsur-angsur mulai dekat dengan warga desa Namo Kec. Kulawi Kab. Sigi
Pagi dengan udara segar selalu dirasakan di Desa Namo, anak-anak mulai bermain disebuah lapangan yang disulap menjadi tempat pengungsian. Di tempat ini kami mulai akrab dengan anak-anak Desa Namo. Lama tak belajar karena takut akan gedung sekolah yang akan hancur bila terjadi gempa membuat kami berinisiasi membuat sekolah darurat. Berinteraksi dengan anak-anak Desa Namo, membuat kami sering kali mendengar sebuah lagu yang sangat khas dan sering sekali dinyanyikan dengan amat sangat serius dan khitmat oleh anak-anak Desa Namo.
Bila didengarkan dengan cermat dan menghayati setiap liriknya, membuat anak- anak seolah merekam kembali ingatan kejadian Pasigala 28 Sepember silam. Sampai-sampai kami pun ikut terbawa suasana khitmatnya dari nyanyian mereka. Lirik yang dinyanyikan benar-benar menggambarkan kejadian gempa, tsunami dan llikuifaski di Pasigala secara detail dan dapat menjadi media untuk merawat ingatan. Berikut merupakan liriknya:
Sore itu surya hampir tenggelam
di pantai talise donggala
28 september 2018
di Sulawesi tengah
Tiba-tiba terasa bumi berguncang
meluluh lantakkan tanah kaili
Hiruk pikuk manusia berlari tanpa arah
tak tahu harus kemana
Tanah terbelah rumah rata dengan tanah
air laut meluap seakan marah
Jembatan kuning terpisah dua
masjid agung hampir tenggelam
akibat dahsyatnya bumi meronta
Lebih seribu jiwa jadi korban bencana
banyak yang kehilangan saudara
Pengungsi dimana mana
mengharapkan bantuan kita
Semoga semua ini jadi pelajaran
untuk kita manusia
Setahun sudah berlalu, dan kami kembali mengingat lagu yang dilantunkan oleh anak-anak desa Namo yang bercerita tentang bencana yang menimpa Pasigala. Setelah ditelusuri tidak pula menemukan siapa yang menciptakan lagu ini, namun kami menemukan sebuah kanal youtube bernama Oby Cs yang mengunggah lagu ini pada 2 Oktober 2018 silam.
Sebuah lagu dapat menjadi sesuatu yang berharga untuk mengingat kembali fenomena yang pernah dialami. Dari lagu kita dapat merawat ingatan dan melawan lupa akan segala yang pernah terjadi. Kenangan pahit yang dituangkan dalam lagu ini semoga dapat menjadi pembelajaran bagi siapapun untuk bisa mengurangi risiko bencana, agar dampak yang dialami bisa dikurangi. Tepat setahun sudah berlalunya bencana yang menimpa Pasigala, teriring doa serta semangat pada seluruh warga Sulawesi Tengah untuk segera bangkit dari segala cobaan yang melanda dan mulai melangkah maju menyongsong masa depan yang gemilang.
Oleh: Lien Sururoh
Tumblr media
Gambar 1. keadaan pasca likuifaksi di daerah Petobo
Tumblr media
Gambar 2. kondisi rumah rusak berat di desa Boladangko Kec. Kulawi Kab. Sigi
Tumblr media
Gambar 3. Anak sekolah mencari buku yang masih bisa digunakan di sisa sisa puing sekolah di desa Bolapapu kec. Kulawi Kab. Sigi
Tumblr media
Gambar 4. Kondisi pembelajaran di sekolah darurat SD Inpres 3 Bolapapu
Tumblr media
Gambar 5. Tim Respon terbaik sepanjang masa (menurut saya)
Tumblr media
Gambar 6. Kondisi jalan poros Palu-Kulawi tepatnya di daerah Gunung Potong
Tumblr media
Gambar 7. Kondisi Kota Palu pasca diterjang Tsunami 
2 notes · View notes
iinainarlawide · 4 years
Text
Sudah pernah mampir ke linknya Koalisi Seni Indonesia (KSI) @koalisiseni belom? Nah, menarik guys, KSI merilis per-tanggal 8 April 2020 itu ada 204 acara seni yang ditunda bahkan ada yg dibatalkan dampak dari Covid-19 ini. Diantaranya tuh : konser/tur/festival musik, proses produksi/rilis/festival film, pameran, sastra, pertunjukan tari-teater-musik, pentas pantomim, gelaran wayang, pertunjukan boneka juga dongeng.
Pandemi ini benar-benar berdampak bagi pekerja seni seperti saya. Secara pribadi penghasilan saya penuh dari berkesenian. Nah, ketika akhirnya semua kegiatan yang mengumpulkan massa harus dihentikan/ditunda/dibatalkan saya kehilangan penghasilan.
Gimana negara memandang profesi kami? KTP saya tertulis pekerjaan SENIMAN, tetapi jika ada sesuatu yg menimpa pasti profesi saya tersebut deretan akhir, untung kalo masih diingat.
Contohnya, pasca bencana gempa 28sept2018 lalu saja, seniman yang berdampak atau menjadi korban/penyintas dapat apa??? Untung pas kejadian itu lagi proses GSMS Program kemdikbud, berani gak ada itu kelar hidup lo.
Apalagi ini yang benar-benar berdampak bagi semua manusia tidak terkecuali kami SENIMAN/PEKERJA SENI/PELAKU SENI/SENIMAN TRADISI.
Ada angin segar kemdikbud tuh buat pendataan seniman yang berdampak covid-19. Tapi belom tahu juga sistemnya akan seperti apa, seniman seperti apa yg akan dibantu nih, kalo isian borangnya kayak kemaren tuh.bisa jadi banyak yang Auto Seniman aliaa mendadak jadi seniman. Terus kalo ini dilimpahkan ke daerah masing-masing heemmmmm, belum tahu juga gimana prosesnya bisa jadi "Seniman" yg dengan status pekerjaan lain juga akan punya kesempatan menerima bantuan.
Apa saya jadi youtubers atau blogger aja kali yahhh biar bisa menyamai penghasilan Ata Halilintar jadi gak perlu pusing lagi mikiran soal beginian hahahhaa auto daftar Adsense aja abis bikin feed ini ahaayy, kalo orang Palu bilang "dia dapa seeehh"
Yah, semoga KSI bisa mendorong kebijakan pemerintah untuk membantu seniman..agar tetap bisa bertahan.
Ohhhhh god give me one project
1 note · View note