Tumgik
#Konsil LSM Indonesia
datiak · 2 years
Text
Program ECHO Green, Buat Petani di 6 Nagari Ini tak Pusing Lagi Pupuk Langka
Program ECHO Green, Buat Petani di 6 Nagari Ini tak Pusing Lagi Pupuk Langka
Padang Pariaman | Datiak.com – Kabupaten Padang Pariaman masuk dalam program ECHO Green (Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in the Sustainable Agriculture Sectors in Indonesia). Program di bawah koordinasi Penabulu ini, dilaksanakan bersama ICCO Cooperation, Konsil LSM Indonesia dan KpSHK. Fokus dalam program ini yaitu kalangan perempuan yang tergabung dalam Kelompok…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
devjobs · 3 years
Text
Konsil LSM Indonesia Membutuhkan Tenaga Teknis Lokal Pertanian di Kabupaten Padang Pariaman
Konsil LSM Indonesia Membutuhkan Tenaga Teknis Lokal Pertanian di Kabupaten Padang Pariaman
KONSIL LSM INDONESIA JOB VACANCIES 2021 Konsil LSM Indonesia merupakan organisasi yang beranggotakan 110 LSM yang tersebar di 19 provinsi di Indonesia dengan visi ‘Terwujudnya kehidupan LSM yang sehat dan kuat, yakni LSM yang hidup di dalam lingkungan politik dan hukum yang bebas dan demokratis berdasarkan hukum dan mampu mempraktikkan prinsip-prinsip dan mekanisme akuntabilitas demi meningkatkan…
View On WordPress
0 notes
Link
Lowongan kerja Independent Auditor 
0 notes
Text
Pernyataan Sikap Keadilan untuk Korban Kekerasan Seksual
 PERNYATAAN SIKAP
SOLIDARITAS KEADILAN UNTUK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL
Hampir 4 tahun berjalan sejak laporan korban berinisial RW dilayangkan ke Kepolisian RI terkait tindak Kekerasan Seksual yang dilakukan oleh Sitok Srengenge. Status Sitok Srengenge telah menjadi tersangka, tetapi perjuangan menuju pengadilan masih demikian berat. Masih jauh dari capaian untuk memproses pelaku kekerasan seksual Sitok Srengenge ke pengadilan, kami dikejutkan dengan berita bahwa Sitok Srengenge akan menggelar pameran lukisan di Galeri Sekolah Menengah Seni Rupa Bantul, Yogyakarta dan Langit Art Space, Bantul, Yogyakarta yang rangkaiannya dimulai pada tanggal 18 Mei 2017. Pameran itu bertajuk, “Srengenge, Solo Art Exhibition by Sitok Srengenge” yang dikurasi oleh Ong Hari Wahyu dan dibuka oleh Goenawan Mohamad. Kami mengecam penyelenggaraan pameran lukisan ini, atas alasan keadilan bagi korban yang sampai saat ini hidup di dalam trauma dan penderitaan! Kami juga mengecam pembelaan yang dilakukan atas nama kebebasan seni oleh komunitas seni atau galeri, juga para penulis yang mendukungnya, seolah-olah seni--dalam hal ini seni rupa, hanya berurusan dengan ekspresi semata dan memamerkan yang estetis saja. Sejatinya seni memiliki fungsi-fungsi untuk mengabarkan dan memperjuangkan keadilan. Apakah pantas ada perhelatan seni merayakan Sitok Srengenge; seorang yang sedang menyandang status tersangka kekerasan seksual? Mereka yang berargumentasi dan bersembunyi di balik retorika kebebasan berekspresi seniman, sesungguhnya menyalahgunakan pengertian karya seni; seolah-olah seni dapat dilepaskan dari konsekuensi etisnya, dan karya seni dapat begitu saja dimaknai terlepas dari sikap senimannya. Pandangan-pandangan ini menyesatkan, dan mengkerdilkan seni demi kepentingan hiburan kosong saja. Hal yang lebih penting lagi, mereka, yang berteriak atas nama kebebasan berekspresi seorang Sitok Srengenge, pernahkah memikirkan di mana kebebasan korban dari penderitaan yang ditanggungnya? Melalui surat petisi ini, kami yang bertanda tangan, menuntut beberapa hal ini: 1.  Pembatalan acara, atas dasar tersakitinya keadilan bagi para korban kekerasan seksual yang masih berjuang melawan pemerkosaan dan kekerasan seksual di seluruh penjuru Indonesia. 2.     Kami juga menuntut galeri seni untuk melakukan proses kurasi sesuai dengan seni sebagai bagian dari edukasi publik yang memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan terutama bagi para korban. 3.     Kami menuntut sikap Kepolisian RI untuk segera memproses sesuai dengan kaidah hukum pelaporan yang telah dilakukan oleh korban!
#LawanKekerasanSeksual #SahkanRUUPenghapusanKekerasanSeksual #KeadilanUntukRW #IndonesiaBebasKekerasanSeksual
9 Mei 2017
Solidaritas untuk Keadilan bagi Korban Kekerasan Seksual
Contact Person:
Olin Monteiro: [email protected] Saras Dewi: [email protected]
Nama:
Agatha Danastri Dian Pertiwi, Pekerja
Alia Swastika, Kurator & Peneliti Seni
Alimah Fauzan, Aktivis Perempuan Yogyakarta dari INFEST.
Ahmad ‘deny’Salman, Editor Foto cum Kurator Independen
Amalia Ahmad
A. Nawawi, Santri Cirebon
Anastasia Kiki, Jaringan Perempuan Yogya
Andy Yentriyani, Aktivis Perempuan
Andreas Iswinarto, Seniman & Aktivis
Anik Wusari, Individu
Anggiasari Puji A.
Annisa Evasari, Alumni UI
Anissa Irianti Ridwan, Aktivis Perempuan
Antonia Timmerman, Jurnalis
Aquino W. Hayunta, Pegiat Sosial
Arya Sukma, Pekerja Seni
Ayun, Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Barly J. Fibriady, Pekerja Film
Baskoro BD, Rembang Heritage Society
Betty Noviana K
BJD Gayatri
Brigitta Isabella, Pekerja Seni & Peneliti
Budhisatwati Kusni
Budhis Utami, Aktivis Perempuan
Bonnie Kertaredja, Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta
Caroline J. Monteiro, Aktivis Perempuan Jakarta
Deasy Ambarsari, Pekerja Industri Kreatif
Dedey Natalia, Idbox Indonesia
Dewi Kharisma Michelia, Penulis
Dewi Nova, Penulis
Dewi Tjakrawinata
Dhamarista Intan, Jurnalis
Dhede, Perempuan Mahardika Yogyakarta
Dhyta Caturani, Aktivis Perempuan
Diana Bonton Wardanita, Dokter
Dian Puspitasari
Ditta Wisnu
Elena Ekarahendy, Desainer Grafis
Ellen Kristi, Ibu dua anak perempuan, di Semarang
Elsa Auliya, Mahasiswa Sanata Dharma
Ernawati
Eivria, Samsara
Evie Permata Sari, Aktivis Perempuan
Ezki Suyanto
Fadel, PLUSH
Fahmia Badib, Individu
Fahrizal Setiadi, Pekerja
Faiza Mardzoeki, Pekerja Seni & Aktivis Perempuan
Fajar Zakhri, Aktivis Keberagaman
Fatimah, Aktivis Perempuan dan Anak, Paralegal
Ferry Edwin Sirait
Fitri Yanti
Gratiagusti Chanaya Rompas, Penyair
Helga Worotitjan, Survivor & Pegiat HAM
Henny Irawati
Herliana, Senior Admin Secretary
Ika Ayu, Jaringan Perempuan Yogya
Ika Ardina
Indri Sri Sembada, KAPAL Perempuan
Ita F. Nadia, Aktivis Perempuan
Ignatia Glory, Jaringan Perempuan Yogyakarta
Isnawati, IDEA
Iva Kasuma, Dosen
Jane Ardaneshwari, Penulis/Editor Independen
Janis, Jaringan Gusdurian
Karina Roosvita, Pekerja Seni & Peneliti
Kencana Indrishwari, Aktivis Sosial Politik Kemanusiaan untuk Perempuan dan Anak
Kelli Swazey
Kris Budiman, Dosen
Laine Berman, Warga Yogyakarta
Linda Christanty, Penulis & Jurnalis
Mandy Marahimin
Maria Magdalena, Motherhood Today
Maulida Raviola, PAMFLET
Medy Loekito, Penyair
Melly Setiawaty
Michelle Dian Lestari
Misiyah, AKtivis Perempuan
Mitha Nashidik, Advokat
Moetiara Poetri, Pekerja di Jakarta
Mumtahanah Muslich, LBH APIK Banten
Naomi Srikandi, Pekerja Seni
Natasha Gabriella Tontey
Nina Musriyanti
Nieke Jahja
Neny M.Rima, Samsara
Nuraini Isabella
Nuraini Juliastuti, Pekerja Seni & Peneliti
Nur Hasyim, ALiansi Laki-Laki Baru . FISIP UIN Walisongo Semarang
Nurul Saadah Andriani, SAPDA
Nursyahbani Katjasungkana, Pendiri LBH APIK Jakarta, aktivis perempuan, advokat
Panca Saktiyani, KIDUNG
Pudji Tursana, Perempuan Berbagi
Putri Laila Tanjung, FIB UIN Jakarta
Poedjiati Tan, Aktivis HAM
Rangga Purbaya, Pekerja Seni
Rani, AKSARA
Ratu Febriana Irawati, ILUNI FIB UI
Rindang Farihah, Mitra Wacana WRC
Rosna Bernadhetta
Rebekah E. Moore, PhD, co-founder Bersama Project
Renate Arisugawa, PLUSH Y
Reynelda Rastiani, Pekerja Kreatif
Roby Fuzi, Seniman
Ronny Agustinus, Pemimpin Redaksi Penerbitan Marjin Kiri
Rukmi Wisnu, Penyair
Sabrina T, Fitranty (Inna), Aktivis HAM & Perempuan Indonesia untuk Kemanusiaan, Independent Advisor
Sani Dumonde, VIA Indonesia
Saras Dewi, Dosen FIB UI
Saefudin, Alumni FSUI
Salmiah Mallu, Aktivis Perempuan dan Anak
Sekar Pireno Ks, Aktivis Perempuan
Seriyeti Pulu, Konsil LSM
Shadika Mega Puspita Sari, Sastra Jerman, FIB UI, 2008
Shera Rindra, Social Media Strategist
Shantoy Hades, Aktivis
Sheany, Reporter
Shinta Febriany, Sutradara Teater
Silfana Amalia Nasri
Sitti Maryamah
Sonia Fanny Satria Achmad, Mahasiswa FIB UNDIP
Sri Gustini, SH. Lawyer
Suharti
Syafiatudina, Pekerja Seni & Peneliti
Tania Mutiara, Sarjana Kedokteran Hewan IPB
Teraya Paramehta, Dosen FIB UI
Tia Setiyani
Titarubi, Seniman
Thita Moralita Mazya, Aktivis Perempuan dan Anak, Paralegal
Tommy F. Awuy, Dosen UI
Tunggal Pawestri
Utamy Dewi
Upipa Wonosobo
Valentina Sagala, Aktivis Perempuan, Konsultan gender, Advokat, Pendiri Institut Perempuan
Vania Sharleen Setyono, Pascasarjana Teologi UKDW
Veny Oktarani Siregar, Direktur LBH APIK Jakarta
Vitrin Haryanti, Mitra Wacana
Wening Fikriyati
Wiwin Siti Aminah R, Srikandi Lintas Iman
Wisnu Surya Pratama, Pekerja Film
Yerry Wirawan, Dosen
Yosua Lapudooh, Rumah Impian
Yulia Hesti N, Ruang Film Semarang
Yuliana Tri Nirmayanti, Jaringan Perempuan Yogyakarta
Yuni Anggraeni, Freelance Writer
Yuni Sri Rejeki, Aktivis Perempuan dan Anak
Lembaga
Institut Perempuan, Bandung
LBH APIK Jakarta
LKRC KJHAM
Kelompok Studi Gender dan Kesehatan F. Psikologi Ubaya
Peace Women Across the Globe Indonesia
Rifka Annisa
Savy Amira, Sahabat Perempuan WCC
Sahabat Perempuan Magelang
SINDIKASI (Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi)
Yayasan Anissa Swasti
3 notes · View notes
celoteh99 · 7 years
Text
Konsil LSM Indonesia Membuka Lowongan PO Crowdfunding Penempatan di Jakarta
http://dlvr.it/PKRjBn
0 notes
seputarbisnis · 8 years
Text
Berantas LSM Abal-abal yang Kerjanya Memeras
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) sudah sering terdengar dan dikenal banyak orang. Wikipedia mendefinisikannya sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan memeroleh keuntungan dari kegiatannya. Namun perjalanan waktu, pemahaman orang tentang LSM menjadi sangat beragam. Ada yang positif, tak sedikit pula yang negatif. Perannya sangat erat kaitannya dengan masyarakat terutama isu-isu yang beredar. Ini menempatkan LSM menjadi pusat dari perubahan-perubahan, advokasi sampai pergerakan sosial di tengah masyarakat pada umumnya. Ketidakpercayaan kepada pemerintah saat Orde Baru dan awal reformasi, membuat warga berpaling ke LSM untuk menyalurkan aspirasi dan memerjuangkannya. Tingginya ekpestasi terhadap LSM ini belakangan ini, mengundang masuknya orang-orang yang ingin mencari keuntungan bagi diri sendiri. Mereka memanfaatkan aspirasi masyarakat atau masalah tertentu untuk bernegosiasi  untuk mendapatkan sesuatu. Bermodalkan kartu nama dan akte notaris, oknum pengurus LSM sering mendatangi instansi yang dianggap memiliki kesalahan dan bertransaksi. Saat ini di Indonesia terdapat 300 ribu Ormas, termasuk LSM. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 3.000 LSM yang aktif. Akibatnya nama baik LSM makin luntur.  Tingkat kepercayaan publik terhadap LSM menduduki peringkat paling rendah dibandingkan terhadap pemerintah dan bisnis. Sebelumnya, berdasarkan survei Edelman Trust Barometer, pada 2014 kepercayaan publik terhadap LSM sebanyak 73 persen. Namun, setahun kemudian survei yang sama menunjukkan kepercayaan publik terhadap LSM jatuh menjadi 64 persen. Masih di 2015, Edelman Trust Barometer memerlihatkan kepercayaan publik terhadap bisnis mencapai 78 persen. Kepercayaan publik terhadap media berada di angka 68 persen dan terhadap pemerintah bertengger di angka 65 persen. Salah satu penyebab yang membuat kepercayaan publik terhadap LSM turun ialah stigma sebagai antek asing. Misalnya, saat LSM terkait lingkungan menuntut perusahaan sawit untuk bertanggungjawab terhadap kebakaran hutan  tahun 2015, pemerintah malah menuduh LSM sebagai kaki tangan asing yang mau merugikan ekspor Indonesia. Namun, memang ada juga LSM abal-abal yang  kerjanya hanya untuk menampung bantuan sosial. Selain itu, tidak transparannya laporan keuangan LSM terkait sumber dana berikut manajemennya juga turut andil dalam melemahkan kepercayaan publik. LSM juga jarang membuat laporan tahunan untuk dipublikasikan. Kalaupun dipublikasikan kurang menarik sehingga tak ada media yang tertarik untuk meliput. Konsil Civil Society Organisation (CSO) Indonesia berpendapat,  untuk meningkatkan citra positif LSM di mata publik, LSM harus melakukan sejumlah perbaikan. Pengembangan kode etik internal menjadi salah satu aspek pentingnya. Kode etik internal harus dikembangkan agar semua pengurus berperilaku  sesuai aturan yang ada. Pemerintah sebagai regulator dan fasilitator di negeri ini diharapkan membantu memberantas LSM abal-abal yang pekerjaannya memeras pejabat dan menipu rakyat. Jangan layani mereka yang mengaku LSM tapi pekerjaannya menebar proposal dan mencari-cari kesalahan. Tetapi, sokonglah LSM yang memang benar-benar bekerja untuk masyarakat. (**) http://dlvr.it/NnC3Wl
0 notes
acehpungo · 8 years
Text
Lowongan Direktur Eksekutif Konsil LSM Indonesia
Lowongan Direktur Eksekutif Konsil LSM Indonesia
Konsil LSM Indonesia merupakan organisasi yang beranggotakan 102 LSM yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia membuka Lowongan Direktur Eksekutif Konsil LSM Indonesia.
Konsil LSM Indonesia mempunyai misi memperkuat kesadaran dan kapasitas LSM untuk mempraktikkan prinsip tata kelola danmekanisme akuntabilitas yang baik, mendorong terwujudnya lingkungan politik, hukum dan tata kelola pemerintahan…
View On WordPress
0 notes
datiak · 4 years
Photo
Tumblr media
Proyek ECHO Green Lirik Perempuan dan Petani Muda Padangpariaman | Datiak.com – Yayasan Penabulu bersama Konsorsium pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KpSHK), Konsil LSM Indonesia dan ICCO Cooperation, meluncurkan proyek "Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmers in the Sustainable Agriculture Sector in Indonesia (ECHO Green)".
0 notes
celoteh99 · 7 years
Text
Konsil LSM Indonesia Membuka Lowongan PO Crowdfunding - Wadah Donasi Publik Akuntabel
http://dlvr.it/P8KVFN
0 notes