#Kerukunan Antar Umat Beragama
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kunjungan FKUB Kabupaten Agam ke Bengkulu: Perkuat Kerukunan dan Kolaborasi Antar Daerah
Kunjungan FKUB Kabupaten Agam ke Bengkulu: Perkuat Kerukunan dan Kolaborasi Antar Daerah KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Penjabat Walikota Bengkulu Arif Gunadi bersama Penjabat Sekda Kota Bengkulu Eko Agusriyanto, Asisten II Sehmi, dan Kepala Badan Kesbangpol Sofyan Tosoni, menyambut kunjungan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Pertemuan yang…
#FKUB Kabupaten Agam#FKUB Sumatera Barat#Kolaborasi antar daerah#Peningkatan kerjasama#Kerukunan Umat Beragama#Kota Bengkulu
0 notes
Text
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP TOLERANSI DAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Toleransi dan kerukunan antar umat beragama merupakan fondasi utama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman, pendidikan agama, terutama pendidikan agama Islam, memiliki peranan yang sangat penting. Pendidikan agama Islam tidak hanya berfungsi untuk memperdalam pengertian tentang ajaran Islam, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun sikap toleran dan menghargai perbedaan.
Dalam esai ini, kita akan membahas pengaruh pendidikan agama Islam terhadap toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Kita akan melihat bagaimana pendidikan agama dapat membentuk sikap saling menghormati dan memahami antar pemeluk agama yang berbeda, serta bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan agama Islam dapat didefinisikan sebagai proses pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam, baik dari segi teori maupun praktik. Pendidikan ini mencakup ajaran Al-Qur'an, hadis, akhlak, serta tata cara beribadah. Salah satu tujuan utama dari pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi individu yang bertakwa, bertanggung jawab, dan mampu berinteraksi dengan baik dalam masyarakat yang beragam.
Menurut Syamsuddin (2012), pendidikan agama Islam diharapkan dapat menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara umat beragama. Sikap ini sangat penting agar tercipta kerukunan dalam kehidupan sosial.
Toleransi dalam konteks agama adalah sikap terbuka dan menghormati perbedaan yang ada di antara pemeluk agama yang berbeda. Dalam Islam, toleransi merupakan nilai yang sangat ditekankan. Al-Qur'an, dalam Surah Al-Kafirun (109:6), mengajarkan bahwa setiap individu bebas untuk memeluk agama yang diyakininya. Toleransi ini harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan agama.
Pendidikan agama Islam, dengan pendekatan yang komprehensif, dapat menjadi wadah untuk mendidik generasi muda tentang makna toleransi. Dalam pembelajaran, siswa diajarkan tentang ajaran Islam yang mengajak untuk hidup rukun dan damai dengan orang lain, terlepas dari perbedaan agama.
Implementasi pendidikan agama Islam dalam membangun toleransi bisa dilakukan melalui berbagai cara, antara lain: Pendidikan agama Islam harus mencakup pengajaran nilai-nilai universal yang berlaku untuk semua umat manusia, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Nilai-nilai ini tidak hanya berlaku untuk sesama umat Islam, tetapi juga untuk hubungan dengan pemeluk agama lain. Menurut Musthafa (2018), pengajaran nilai-nilai ini dapat membantu siswa memahami pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Dan kegiatan dialog antar agama merupakan metode efektif dalam meningkatkan toleransi. Dalam pendidikan agama Islam, siswa dapat diperkenalkan dengan praktik dialog antar agama, di mana mereka belajar untuk mendengarkan dan memahami pandangan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan baik di masyarakat yang beragam.
Mempelajari sejarah hubungan antar umat beragama di Indonesia juga penting. Siswa diajarkan tentang bagaimana Islam dan agama lain telah berinteraksi sepanjang sejarah, serta peristiwa-peristiwa yang menunjukkan toleransi dan kerukunan. Fakta sejarah ini dapat memberikan perspektif positif tentang kerukunan yang dapat dijadikan teladan.
Pendidikan agama Islam yang baik dapat membangun sikap toleran di kalangan siswa. Dengan memahami ajaran Islam tentang menghargai orang lain dan perbedaan, siswa menjadi lebih terbuka terhadap pemeluk agama lain. Sebuah penelitian oleh Indrawati (2020) menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan pendidikan agama Islam yang baik menunjukkan sikap lebih toleran terhadap teman mereka yang berbeda agama.
Kerukunan sosial yang terjalin di masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama. Ketika generasi muda diajarkan untuk saling menghormati dan bekerja sama, hal ini dapat mencegah terjadinya konflik yang berbasis agama. Menurut Wahid (2019), pendidikan agama Islam berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang aman dan damai, di mana setiap orang merasa dihargai.
Meskipun manfaat pendidikan agama Islam terhadap toleransi dan kerukunan sangat signifikan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain: Salah satu tantangan terbesar adalah maraknya paham ekstremisme yang mengatasnamakan agama. Hal ini mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap agama, termasuk Islam itu sendiri. Pendidikan agama Islam harus mampu melawan paham tersebut dengan menanamkan narasi yang benar tentang ajaran Islam yang damai. Dan kurikulum pendidikan agama yang tidak relevan dengan kondisi sosial saat ini dapat menghambat upaya membangun toleransi. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam yang menekankan nilai-nilai toleransi dan kerukunan.
Berdasarkan yang sudah dipaparkan diatas bahwa pendidikan agama islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Melalui pengajaran nilai-nilai universal, dialog antar agama, dan pembelajaran sejarah, pendidikan agama Islam dapat membentuk sikap toleran di kalangan generasi muda. Namun, tantangan seperti ekstremisme dan kurikulum yang kurang relevan perlu diatasi agar pendidikan agama Islam dapat berfungsi secara optimal dalam membangun kerukunan sosial. Dengan demikian, pendidikan agama Islam tidak hanya bertujuan untuk memperdalam iman seseorang, tetapi juga sebagai sarana untuk menciptakan masyarakat yang damai, harmonis, dan saling menghargai.
Sumber refrensi
Indrawati, R. (2020). "Dampak Pendidikan Agama Terhadap Sikap Toleransi Siswa." Jurnal Pendidikan Islam, 12(2), 95-108.
Musthafa, A. (2018). "Peran Pendidikan Agama dalam Membangun Toleransi." Jurnal Dakwah, 10(1), 45-58.
Syamsuddin, M. (2012). "Pendidikan Agama Islam dan Toleransi Beragama di Indonesia." Jurnal Sosial dan Humaniora, 4(3), 23-34.
Wahid, A. (2019). "Pendidikan Agama Islam untuk Membangun Kerukunan Sosial." Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15(4), 67-78.
Yulianto, R. (2021). "Kurikulum Pendidikan Agama Islam: Tantangan dan Peluang." Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(1), 12-25.
2 notes
·
View notes
Text
Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Generasi Muda yang Moderat
Saya Muhammad Naufal mahasiswa UIN RADEN FATAH PALEMBANG memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dosen pengampuh ibu Istiqomah M.Pd
Di era kuatnya arus globalisasi, informasi, dan teknologi sangat mudah bagi kita untuk mendapatkan informasi-informasi baru yang akurat, ter-update dan juga akurat. Akan tetapi, dibalik kemudahan dalam memperoleh informasi tersebut terdapat bahaya negatif yang dapat menerpa generasi muda Islam yaitu maraknya penyebaran budaya-budaya asing yang dapat merusak pemikiran umat Islam khususnya di kalangan anak muda. Budaya asing memang tak selamanya buruk, namun dari budaya asinglah banyak masuk pemikiran-pemikiran ekstrim yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam, seperti Radikalisme, Ateisme, dan Ekstremisme.
Disinilah Pendidikan Agama Islam berperan dalam mendidik generasi muda agar tetap menjadi insan yang berjiwa moderat ditengah-tengah perang ideologi yang terjadi saat ini, terutama dalam membentuk sikap moderat yang dapat membawa kedamaian, toleransi, dan dapat merangkul keberagaman dalam budaya dan kehidupan sosial. Sebagaimana yang kita ketahui Indonesia adalah negara multikultural, pendidikan agama Islam yang moderat dapat menjadi solusi dan kunci untuk menumbuhkan sikap saling menghargai dan hidup berdampingan dalam keberagaman baik itu dalam budaya, bahasa, ras, suku dan juga agama.
Peran Pendidikan Agama Islam bukan hanya untuk sekedar ibadat dan muamalat, akan tetapi Islam itu dapat dilihat dari cara kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha yang maksimal dalam pendidikan generasi muda agar menjadi seorang muslim yang moderat, berpikiran maju dan tidak terpaku dengan pemikiran barat, dan juga seimbang antara dunia dan akhiratnya. Sebagaimana yang tercantum dalam surah Al-Baqarah (2) ayat ke 143 yang artinya “Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “umat pertengahan” agar kamu bisa menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (Q.S. Al-Baqarah;143).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata Moderat berasal dari kata “Moderasi” yang berarti penghindaran kekerasan atau penghindaran keekstreman atau dapat juga diartikan selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, dan cenderung ke arah jalan tengah. Kata ini diambil dari bahasa latin Moderatio yang berarti kesedangan, atau penguasaan diri. Dalam Islam sendiri, Moderat diartikan sebagai titik tengah yang berada dalam rentangan sisi ekstrem kiri dan kanan. Sisi kiri memahami Islam secara ekstrem dan kanan memahami Islam dalam konteks yang sangat lentur, berfokus pada sikap toleransi, keterbukaan, serta pemahaman yang seimbang terhadap ajaran Islam, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip dasar agama. Islam Moderat mengutamakan pemahaman yang kontekstual, menghargai perbedaan, dan menekankan pentingnya perdamaian serta kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan Agama Islam mengajarkan pemahaman Islam yang holistik, bukan hanya sebatas ritual atau hukum agama. Generasi muda perlu diajarkan tentang pesan universal Islam yang mendorong perdamaian, keadilan, dan toleransi antar umat beragama. seperti, dalam mengajarkan prinsip rahmatan lil-‘alamin (rahmat bagi seluruh alam), PAI dapat memperkenalkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya kasih sayang, menghormati sesama, dan berbuat baik terhadap lingkungan. Moderasi beragama dalam konteks Islam mengacu pada sikap pertengahan antara ekstremisme dan kemunduran dalam beragama. PAI dapat menanamkan konsep wasathiyah (keseimbangan) yang mengajarkan umat Islam untuk tidak bersikap ghuluw dalam menjalankan agama, namun juga tidak meremehkan ajaran agama (tajfif). Dalam hal ini, PAI bisa menekankan pentingnya bersikap adil, tidak fanatik, dan menghindari radikalisasi.
Pendidikan Agama Islam yang moderat mengajarkan untuk menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, budaya, maupun pandangan. PAI dapat mengajarkan kisah-kisah nabi yang menunjukkan sikap toleransi terhadap kelompok lain, seperti bagaimana nabi Muhammad SAW menjalin hubungan baik dengan orang-orang non-muslim di Madinah, termasuk dalam hal berbagai ruang publik dan menjaga perdamaian antar kelompok. Untuk mengedepankan generasi muda yang moderat, PAI juga harus mengedepankan pentingnya dialog antar agama. Melalui dialog ini, generasi muda diajarkan untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya dan agama. Pendidikan Agama yang mengedepankan dialog bisa menciptakan sikap saling menghormati dan mengurangi potensi konflik yang berasal dari kesalahpahaman antar umat beragama. PAI harus mendorong agar generasi muda berpikir kritis dan tidak menerima begitu saja ajaran yang bisa menyesatkan. Dengan memberikan pengetahuan yang mendalam tentang tafsir dan fiqh yang sahih serta sejarah Islam yang penuh keberagaman, anak muda diajak untuk tidak mudah terpengaruh oleh ideologi ekstrem. PAI perlu membimbing generasi muda untuk memahami konteks ajaran Islam yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang moderat. Di era digital ini, pemanfaatan teknologi dapat memperkaya pembelajaran PAI. PAI bisa menggunakan media sosial, website, dan platform pembelajaran online untuk menyebarkan informasi yang benar tentang moderasi beragama, menghindari informasi yang bias atau ekstrem, dan memfasilitasi diskusi yang konstruktif di kalangan pelajar. Teknologi juga bisa menjadi alat untuk memperkenalkan konsep toleransi dan kesatuan dalam keberagaman melalui video, podcast, atau diskusi daring dengan narasumber yang berkompeten. PAI tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengalami langsung ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, melalui kegiatan sosial, seperti membantu sesama tanpa memandang agama atau etnis, atau menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan niat yang baik. Pengalaman-pengalaman ini dapat membentuk generasi muda yang lebih empatik, inklusif, dan moderat.
Pendidikan Agama Islam juga harus seiring dengan penguatan pendidikan karakter yang menekankan pada akhlak mulia, seperti kejujuran, kerja sama, menghargai perbedaan, dan berempati. Generasi muda yang dibentuk dengan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama akan lebih mudah menerima perbedaan dan menjalani kehidupan dengan sikap yang moderat dan penuh toleransi. Dalam hal ini PAI juga berperan penting dalam memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisasi yang bisa merusak tatanan sosial. Melalui kajian-kajian tentang agama yang sesat dan ekstrem, generasi muda diingatkan tentang pentingnya menjaga keberagaman dan tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang mengarah pada kekerasan dan intoleransi. Pendidikan Agama Islam dalam konteks kebangsaan juga penting untuk menciptakan generasi yang menghargai ideologi negara, seperti Pancasila di Indonesia. Dalam hal ini, PAI dapat mengajarkan bahwa Islam mengajarkan untuk mencintai tanah air, menghormati konstitusi, dan menjaga persatuan di tengah keberagaman, sehingga generasi muda dapat berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara moderat.
Konsep Islam wasathiyyah sangat penting untuk masuk dan menjadi bagian dari mata pelajaran keislaman di lingkungan satuan pendidikan Islam. Sebagaimana hasil studi dari Masnur Alam, bahwa melalui penerapan konsep pendidikan Islam wasathiyyah masyarakat Muslim dapat meningkatkan wawasan dan kesadaran tentang pentingnya nilai-nilai Islam yang humanis. Misalnya, bagaimana memaknai konsep jihad sebagai kerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan, menerima pluralisme, inklusivitas, toleransi dan tindakan yang rasional. Jihad bukan lagi dipandang seabgai “perang”, tetapi lebih sebuah upaya sungguh-sungguh atau bekerja keras dalam menghidupi keluarga, dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk memperbaiki masyarakat. Menjadikan diri inklusif, menerima agama lain, tidak merendahkan kelompok lain, transformasi, kepercayaan, rasa hormat, cinta, serta penerimaan dan penghargaan terhadap pluralisme.
Agar konsep Islam wasathiyyah/moderat ini tidak berhenti pada level wacana, maka menurut Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani, diperlukan upaya pembudayaan dengan menginternalisasikan nilai-nilai Islam moderat di lingkungan pendidikan. Prinsip-prinsip hidup toleran, adil, anti kekerasan,, inklusif, egaliter, mengedepankan proses dialog dalam menyikapi setiap permasalahan menjadi sangat penting untuk ditanamkan kepada peserta didik. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pembiasaan. Mengingat peserta praktikum pembelajaran di dalam kelas tidak selamanya mampu memberikan pengalaman multikulturalisme yang komprehensif kepada peserta didik.
Jadi kesimpulannya Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi generasi muda Islam, karna dengan Pendidikan Agama Islam akan menjadi landasan atau pondasi bagi keimanan generasi muda agar dapat membentengi diri dari paham-paham yang menyimpang dan juga sikap-sikap yang tidak terpuji seperti intoleran, radikalisme dan ekstremesme, mengingat negara Indonesia adalah negara yang multikultural, kita menjunjung tinggi sikap toleran, respek terhadap golongan lain. Dan juga agar generasi penerus di Indonesia menjadi muslim yang moderat.
Referensi
Al-Qur’an, surah Al-Baqarah (2:143)
Huda, M. (2021). Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter Moderat pada Generasi Muda. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 6(1), 78-92.
Nugroho, Y. (2019). Implementasi Moderasi Beragama dalam Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah. Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme, 7(3), 210-225.
Rahman, M. (2023). Integrasi Moderasi Beragama dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Journal of Islamic Studies and Education, 8(4), 301-315.
Suryani, D. (2022). Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Pembentukan Sikap Moderat di Kalangan Remaja. Jurnal Penelitian Pendidikan Agama, 14(2), 145-160.
Azzam, A. (2020). Moderasi Beragama dalam Pendidikan Agama Islam: Strategi dan Implementasi di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, 9(2), 123-145.
Masnur Alam. “A Collaborative Action in the Implementation of Moderate Islamic Education to Counter Radicalism,” international Journal of innovation, Creativity and Change 11, no. 7 (2020): 497-516.
Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani,”Culture of Religious Moderation Through the Actualization of Islamic Education Wasathiyyah to Improve Religious Reconnection and Tolerance in Indonesia” in international Seminar on Health, Social and Humanities (Atlantis Press, 2020), 528-536.
2 notes
·
View notes
Text
Emang boleh adanya perayaan malam tahun baru di Aceh?
Di kota kecil ini, setiap tahun selalu ada perayaan malam tahun baru. Dan ga tau kenapa momen natal dan tahun baru di sini punya warna khasnya tersendiri—selain bagi mereka yang memang merayakannya. Kota kecil ini terasa ramai tidak hanya dari ornamen-ornamen natal semisal pohon natal dan acara gereja, tapi juga dari berdatangannya sanak saudara mereka.
Penutupan segala ritual keagamaannya dirayakan di malam tahun baru.
Ada banyak hal yang tidak bisa diceritakan, semisal ada meugang menyambut tahun baru, dan berbagai perayaan khas daerah lainnya—apapun itu, adalah yang menjadikan momennya bisa dirasakan dengan kesederhanaan khas kota kecil, yang menjadikan kota ini punya nilai istimewanya tersendiri.
Tentu, ini bukan soal kembang api di malam tahun baru. Kembang api kecil ini tidak ada apa-apanya di banding kembang api di kota lainnya. Tapi, ini adalah perihal kerukunan antar umat beragama. Ini adalah wujud dari kerukunan antar umar bergama di Aceh. Pun sejauh ini belum pernah terjadi konflik antar agama. Semoga kota kecil ini selalu damai dan terhindar dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
6 notes
·
View notes
Text
Kapolres Seram Bagian Barat Terima Penghargaan dari Kemenag: "Semua Ini Untuk SBB"
Maluku – Upaya keras untuk menjaga keamanan dan kerukunan antar umat beragama terus dilakukan oleh Kapolres Seram Bagian Barat (SBB), AKBP Dennie Andreas Dharmawan, SIK, beserta jajaran. Komitmen ini akhirnya membuahkan hasil, dengan Kapolres SBB menerima penghargaan sebagai Tokoh Kerukunan Antar Umat Beragama di Kabupaten Seram Bagian Barat dari Kementerian Agama setempat. Penghargaan tersebut…
0 notes
Text
Kapolres Seram Bagian Barat Terima Penghargaan dari Kemenag: "Semua Ini Untuk SBB"
Maluku – Upaya keras untuk menjaga keamanan dan kerukunan antar umat beragama terus dilakukan oleh Kapolres Seram Bagian Barat (SBB), AKBP Dennie Andreas Dharmawan, SIK, beserta jajaran. Komitmen ini akhirnya membuahkan hasil, dengan Kapolres SBB menerima penghargaan sebagai Tokoh Kerukunan Antar Umat Beragama di Kabupaten Seram Bagian Barat dari Kementerian Agama setempat. Penghargaan tersebut…
0 notes
Text
KARANGANYAR — Senin, 30 Desember 2024 Serka Agus Sutopo Babinsa desa Kemuning melaksanakan komsos dengan saudara Sugiono remaja masjid (Risma) di masjid Al Huda dusun Sumber Sari desa kemuning.
Agus mengajak remaja masjid untuk senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama, jalin komunikasi yang baik, saling menghormati dan tidak mudah terpengaruh dengan hal yang belum jelas kebenarannya.
Karena hal itu bisa merugikan diri sendiri keluarga serta orang lain,"terang Babinsa Kemuning.(Pen27)
0 notes
Text
Personel Polsek Binjai Hulu Beri Pengamanan Gereja
Binjai Hulu – Bhabinkamtibmas Polsek Binjai Hulu oleh anggota piket melaksanakan PAM ibadah di Gereja GMII Bukit Karmel Desa Binjai Hulu Kecamatan Binjai Hulu. Minggu,(15/12/24). pagi Pada kesempatan itu Bhabinkamtibmas menyampaikan pesan kamtibmas kepada jemaat gereja agar selalu menjaga kerukunan antar umat beragama yang selama ini terjalin dengan baik serta waspada terhadap kelompok radikal…
0 notes
Text
KARANGANYAR — Rabu 09 Oktober 2024 Kapten Inf Suwarno Danramil 02/Tasikmadu bersama Forkopimca Tasikmadu menghadiri "Sinergitas Penguatan Kerukunan Umat Beragama" dalam rangka menjaga, memelihara dan mengembangkan kerukunan antar umat beragama di aula kecamatan Tasikmadu, kabupaten Karanganyar.
0 notes
Text
Samu goes to Surabaya with Cece.
Samu tak henti mengedarkan kameranya pada tiap sudut pemandangan sesampainya di Surabaya. Mencari apapun yang bisa ia masukkan kedalam VLOGnya nanti.
"Halo, rek! Selamat datang di VLOG hari ini. Aku saiki ana ing Surabaya bareng Cece, sing bakal dadi tour guide kita! Ayo, kita miwiti petualangan iki!" Samu membalikkan kameranya guna merekam dirinya sendiri, tak lupa mengarahkannya kepada Cece yang ikut melambai ke kamera.
"Wes. Kita dimana ini, Ce?" Samu bertanya sambil mengarahkan kameranya pada arsitektur megah dari Kelenteng Sanggar Agung.
"Iki Kelenteng Sanggar Agung, salah siji papan ibadah sing apik banget lan penuh makna."
"Wow, delok rinciane! Iso crita sithik soal sejarahé, Cece?"
"Tentu! Kelenteng iki dibangun taun 1999 lan dadi simbol kerukunan antar umat beragama ing Surabaya." Samu tersenyum puas dengan penjelasan Cece. Ia pun semakin bersemangat untuk merekam dan berkeliling mengambil gambar patung dan ornamen yang menarik itu.
"Fotokan aku dhisik, wes kene kanggo kenang-kenangan sakdurunge kita menyang lokasi sabanjure."
──────────────────────────────
Tempat selanjutnya, Cece membawa Samu ke lokasi bersejarah lainnya di Surabaya. Yaitu, Tugu Pahlawan. Kamera miliknya langsung siaga merekam suasana di sekitar tugu.
"Kita wis tekan Tugu Pahlawan! Iki monumen kanggo ngurmati pahlawan sing berjuang ing Perang Arek-Arek Suroboyo."
"Ya bener! Tugu iki ora mung simbol perjuangan, nanging uga panggonan sing penuh sejarah."
Samu kembali mengambil beberapa foto dirinya didepan tugu. Serta mengobrol sedikit dengan orang-orang disana.
──────────────────────────────
Setelah selesai menikmati pemandangan di Tugu Pahlawan, Cece kembali membawa Samu ketempat lain dimana menjadi khas bagi kota Surabaya.
"Sekarang, kita menyang Patung Suro lan Boyo! Papan iki terinspirasi saka legenda Surabaya." Samu yang lumayan paham mulai memperkenalkan yang disetujui oleh Cece.
"Betul! Konon, patung iki melambangkan perseteruan antara ikan Suro lan buaya Boyo."
Samu kembali mengambil video sembari mendengarkan cece menjelaskan cerita rakyat dalam monumen tersebut.
──────────────────────────────
Lokasi lainnya yang mereka datangi itu taman Ekowisata Mangrove. Samu dapat merasakan hawa segar disana nan memanjakan mata.
"Iki dia, Ekowisata Mangrove! Papan sing cocok kanggo nikmati alam lan sinau pentingé mangrove."
"Ing kene, kita iso ndelok macem-macem flora lan fauna sing dilindungi. Ayo, kita jelajahi!" Ajak Cece yang langsung disetujui Samu dengan semangat. Banyak yang mereka lakukan disana sambil mengabadikan seluruh pemandangan di hutan tersebut. Tak lupa mereka memotret diri selama berada disana.
──────────────────────────────
Setelah menjelajahi semua tempat, Samu dan cece duduk santai untuk merefleksikan pengalaman.
"Wah, dina iki seru banget! Papan-papan sing kita kunjungi luar biasa. Apa momen favoritmu, Cece?" Tanya samu sambil mengarahkan kamera pada gadis itu.
"Semua seru, tapi aku paling seneng pas ing Kelenteng Sanggar Agung. Suasanane tenang lan indah." Jawab Cece sambil tersenyum.
"Setuju! Matur nuwun banget, Cece, kanggo tour sing luar biasa iki. Rek, ojo lali like, share, lan subscribe. Ketemu maneh ing petualangan sabanjure!" Tutup Samu sambil mematikan rekaman kameranya.
"Wes rampung, Ce. Saiki kamu bakal nggawa aku menyang endi maneh?"
ーSelesai.
0 notes
Text
Sosialisasi Kampung Moderasi Beragama di Tangsel, Pilar Saga Ichsan Tekankan Pentinngnya Menjaga Kerukunan di Tengah Keberagaman
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan menyebut bahwa hal yang penting dalam keberagaman adalah soal kerukunan yang harus terus dijaga oleh semua pemuka agama, maupun masyarakat yang ada di Tangerang Selatan. Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sosialisasi kampung moderasi beragama serta pembinaan kerukunan antar suku, intra suku, umat beragama, ras dan golongan yang…
0 notes
Text
Sinergitas TNI – Polri Bersama Forkopimca Kapolsek Salak Laksanakan Pojok Pemilu
SALAK - Sinergitas antara TNI Polri dan Forkopimca yang di bangun di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatra Utara tidak di ragukan lagi, Kapolsek Salak adakan Pojok Pemilu bertempat di Desa Ulu merah Desa Pardomuan Kecamatan STTU – JULU Kamis, 01 Agustus 2024 sekira pukul 13.00 s/d 16.30 wib. Kapolres Pakpak Bharat AKBP Oloan Siahaan, S.I.K., M.H melalui Kapolsek Salak AKP Mulia P Simamora, S.H tujuan dari Pojok Pemilu merupakan cooling System untuk mengantisipasi/mendeteksi kerawanan jelang di laksanakannya Pemilukada 2024 yang serentak di seluruh Indonesia pada 27 November 2024. Di hadapan Forkopimca dan masyarakat di Desa Ulumerah dan Desa Pardomuan Kecamatan STTU – JULU Kapolsek Salak tak bosan-bosannya menghimbau secara Humanis kepada masyarakat untuk dapat mendukung pelaksanaan Pemilukada 2024 di wilayahnya, mulai dari menepis berita hoax, ujaran kebencian yang justru hanya memecah belah kerukunan antar umat beragama suku dan ras di wilayah kita ini, tegas Kapolsek Salak. ”Mari sama – sama kita semua seminimal mungkin untuk dapat menjaga Kamtibmas di wilayah kita agar tetap kondusif, mari kita jaga yang sudah baik agar tetap baik dan terus di tingkatkan. Harap Kapolsek. Pihaknya juga membuka diri jika masyarakat ingin menyampaikan keluh kesah terkait Kamtibmas di wilayahnya silahkan, bisa menghubungi via Hp, melalui bhabinkamtibmas, Babinsa atau aparat desa atau langsung ke kantor, karena kita juga butuh saran masukan dan informasi dari masyarakat untuk sama – sama sinergi menjaga dan membangun wilayah kita agar lebih aman dan maju, pungkas Kapolsek Salak. (Ezri)
Salak – Sinergitas antara TNI Polri dan Forkopimca yang di bangun di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatra Utara tidak di ragukan lagi, Kapolsek Salak adakan Pojok Pemilu bertempat di Desa Ulu merah Desa Pardomuan Kecamatan STTU – JULU Kamis, 01 Agustus 2024 sekira pukul 13.00 s/d 16.30 wib. Kapolres Pakpak Bharat AKBP Oloan Siahaan, S.I.K., M.H melalui Kapolsek Salak AKP Mulia…
0 notes
Text
Bupati Pesawaran Lantik Pj Kepala Desa Pujodadi
Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona melantik Junaidi Samsul sebagai Penjabat Kepala Desa Pujodadi Kecamatan Negeri Katon di Lamban Agung Rumah Dinas Bupati Pesawaran pada, Kamis (25/01/2024). Bupati Dendi mengatakan, Desa Pujodadi merupakan pemekaran dari desa induknya yaitu Desa Poncokresno pada tahun 2016 dan menjadi desa definitif pada tahun 2022 dan merupakan contoh desa kerukunan. "Contoh desa kerukunan di Indonesia, contoh desa kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Pesawaran dan Provinsi Lampung," ucapnya. Junaidi Samsul dilantik sebagai Penjabat Kepala Desa Pujodadi meneruskan perjuangan PJ Kades sebelumnya Almarhum Tri Suwarto yang telah berpulang. Disebutkan bahwa untuk kepala desa definitif nanti akan dipilih pada pilkades serentak yang akan di gelar pada tahun 2025 mendatang. Tentunya sambung Dendi, banyak tantangan dan banyak hal yang harus diselesaikan dengan bekerja lebih keras lagi. "Karena Desa Pujodadi ini sudah menjadi desa definitif dan sudah memiliki dana desa. Dalam dana desa ini tentunya ada penjabaran program kegiatan desa yang harus direalisasikan untuk mewujudkan rakyat desa yang makmur," ungkapnya. Dirinya juga mengimbau agar seluruh pihak untuk mensupport Pj Kepala Desa yang baru. "Saya harap seluruh perangkat desa, aparatur desa, serta tokoh masyarakat dan agama untuk memberikan dukungan kepada Pak Junaidi agar membawa Desa Pujodadi lebih baik kedepannya," ujarnya. Bupati juga berharap kepada Pj kades untuk mengguyubkan semua pihak yang ada di desa ini. Turut hadir dalam pelantikan, Para Pejabat Struktural di Lingkungan Pemkab. Pesawaran, Camat beserta jajaran Uspika Kecamatan Negeri Katon, Penjabat Kepala Desa yang baru dilantik, Ketua BPD, Pengurus PKK Desa dan Perangkat Desa Pujodadi. (M9G) Read the full article
0 notes
Text
Sekda Alit Wiradana Hadiri Perayaan Natal di Gereja Yesus Gembala Yang Baik
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mewakili Wali Kota Denpasar menghadiri perayaan Natal di Gereja Yesus Gembala yang baik, Paroki Santo Yoseph Denpasar, Minggu (31/12/2023). Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Komisi III DPRD Denpasar, Eko Supriadi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Gede Darma Putra Atmadja, dan Forkopimda Denpasar. Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana disela-sela kegiatan mengucapkan selamat merayakan Hari Natal dan juga merayakan Tahun Baru 2024. "Bapak Wali Kota dan Bapak Wakil Wali Kota Denpasar beserta seluruh jajaran Pemkot Denpasar mengucapkan selamat Hari Natal dan juga selamat Tahun Baru 2024," kata Sekda Alit Wiradana. Lebih lanjut Alit Wiradana menyampaikan, dalam perayaan Hari Natal tahun ini, seluruh kalangan harus terus memupuk rasa kebersamaan antar warga serta mendorong toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Denpasar. Alit Wiradana juga mengharapkan perayaan Hari Natal melibatkan kedamaian, sukacita, dan persatuan. "Mari kita bersama merayakan momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024 ini dengan penuh kasih sayang, saling menghormati, dalam semangat kebaikan, kepedulian terhadap sesama, dalam keragaman agama di masyarakat," ujarnya. Sementara Pater Yan Madia, SVD menyampaikan, bahwa pihaknya sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran jajaran Pemkot Denpasar, DPRD Denpasar, dan Forkompimda Denpasar dalam perayaan Natal di Gereja Yesus Gembala yang baik, Paroki Santo Yoseph. Kehadiran segenap pihak secara bersama pada perayaan ini tentu membawa kedekatan dan kelekatan emosional antara pemerintah bersama seluruh umat beragama, khususnya umat yang sedang merayakan Natal. Sehingga diharapkan semakin menyejukkan semua insan, dan mengedepankan toleransi umat beragama. “Tema Natal Tahun 2023 yakni Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi diharapkan akan selalu membawa suasana damai bagi kita semua,” ujarnya.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
KARANGANYAR — Senin, 30 Desember 2024 Serka Agus Sutopo Babinsa desa Kemuning melaksanakan komsos dengan saudara Sugiono remaja masjid (Risma) di masjid Al Huda dusun Sumber Sari desa kemuning.
Agus mengajak remaja masjid untuk senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama, jalin komunikasi yang baik, saling menghormati dan tidak mudah terpengaruh dengan hal yang belum jelas kebenarannya.
Karena hal itu bisa merugikan diri sendiri keluarga serta orang lain,"terang Babinsa Kemuning.(Pen27)
0 notes
Text
Personel Polsek Binjai Hulu Lakukan Pengamanan Gereja
Binjai Hulu – Bhabinkamtibmas Polsek Binjai Hulu oleh anggota piket melaksanakan PAM ibadah di Gereja GMII Bukit Karmel Desa Binjai Hulu Kecamatan Binjai Hulu. Minggu,(08/12/24). pagi Pada kesempatan itu Bhabinkamtibmas menyampaikan pesan kamtibmas kepada jemaat gereja agar selalu menjaga kerukunan antar umat beragama yang selama ini terjalin dengan baik serta waspada terhadap kelompok radikal…
0 notes