#Kekar
Explore tagged Tumblr posts
Text
KEPUASAN SEKS DARI ADIK IPARKU SAMPAI SAAT INI
Walaupun malam hari tubuhku sudah dibikin puas oleh Andi diatas ranjang dengan jilatan, hisapan,ciuman dan batang penisnya yang mengobok-obok vaginaku, setiap pagi sebelum berangkat kuliah pasti Andi selalu meremas-remas kedua buah dadaku dan mencium bibirku seperti sepasang suami istri yang baru saja menikah.

Sudah seminggu ini Andi menjadi penganti posisi suamiku dirumah dan jujur saja aku sangat menikmati permainan Andi diatas ranjang selama seminggu ini. Andi benar-benar anak muda yang sangat perkasa dan jantan dibandingkan suamiku. Dalam seminggu ini liang vaginaku selalu disirami oleh cairan sperma yang segar. Setiap malam aku selalu dibuat terbang kenikmatan oleh permainanya.
Seperti biasa setiap Malam sekitar jam 9 malam, setelah aku meniduri anaku dikamar, aku pasti langsung berganti pakaian dengan pakaian dinas malam. Andi meminta aku selalu menggenakan pakain daster berkain satin yang sangat licin dan berkilau tanpa memakai Bra dan Cd lagi didalamnya. Setelah selesai memakain pakaian dinas kesukaanya, aku lantas duduk dimeja rias untuk menunggu kehadiranya.
Tak lama kudengar suara ketuakan pintu kamarku, hatiku seperti riang gembira karena sudah tak sabar menanti permainanya diatas ranjang.
“Masuk sayang, nggak dikunci”, panggilku dengan suara yang sangat lembut dan romantic.
Lalu Andi masuk dengan kaos dan celana pendek yang didalamnya sudah tidak memkai Cd dan Begitu melihatku sudah memakai pakaian dinas malam berupa daster berkain satin, Andi pasti selalu memainkan daster licinku dengan cara diremas, dicium dan batang penisnya selalu digesek-gesekan dikain satin dasterku.
“Malam sayangku, sudah siap”, godanya sambil mendekati tubuhku.
“Sudah dong sayang siap kamu puasi tubuhku ini”, jawabanku sambil berdiri.
Dari belakang tubuhku pasti langsung dipeluknya dicium bagian leherku dan kedua tanganya langsung meremas-remas kedua buah dadaku sambil memainkan kedua putting susuku, batang penisnya yang sudah tegang itu pasti diselipan dibagian belahan pantatku dan digesek-geseknya hingga cairan bening yang keluar dari dalam penisnya membasahi kain satin dasterku.
“Enak sayang”, kataku
“Bikin ketagihan terus Tanteku sayang kalau gini terus”
Dengan posisi berdiri Andi memeluku dari belakang menghadap cermin meja rias terlihat Andi sedang menikmati gesekan batang penisnya dikain satin dasterku sambil meremas-remas buah dadaku dan mencium dan menjilat bagian leherku membuat bertambah terangsang olehnya.
“Tan, inilah yang membuat Aku selalu ketagihan dengan permainan Bersama Tante seperti ini”, bisaiknya dibagian telinga kananaku sambil terus meremas buah dadaku.
Lalu setelah puas mengesek-gesek penisnya dikain satin dasterku, perlahan dia memutar tubuhku dan kami berdua sudah saling berhadapan, kemudian tangan Andi menggapai bagian daguku dan segera menepelkan bibirnya ke bibirku dengan penuh kasih dan emosinya. Akupun tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidahnya dengan cara kusedot sangat kuat saat lidahhnya masuk kedalam mulutku dengan penuh getaran birahi. Kulititikan lidahku menyambut lidahnya sambil terus merlumatan. Kemudian dengan tubuhhnya yang sedikit kekar itu, Andi langsung mengangkat tubuhku dan membaringkan aku diatas ranjang kamar.
Untuk lebih membuat Andi lebih panas sebelum menindih tubuhku, aku selalu mengelus-elus buah dadaku yang bagian kiri dan satu tanganku membelai bagian vaginaku yang sudah tidak memakai CD. Dengan cara itu Andi terlihat sangat bertambah bergairah melihatku seperti itu, Lalu Andi menghampiri dan menyambar bibirku dan langsung melumatnya. Tangan kananya juga langsung mendarat dibagian buah dadaku sebelah kiri dan memainkan putting susuku yang menjeplak dikain satin dasterku.
Selepas tautan dengan bibirku, Andi lalu menjilat dagu, leherku dan berhenti dibagian putting susuku dengan cara dijilat dan disedotnya dibagian putting susuku seperti anak bayi dan sedang kehausan.
“Unggghhhh….anghhhh…Andii…sayangggg…sedot yang keras sayang”.
Tampak aku merasakan Andi mengulum puttingku dengan buas tanpa membuka penghalang kain satin dasterku yang menutupi putingku. Jilatanya dan sedotanya sesekali digigit lembut dan ditarik dengan giginya aku hanya bisa mengerang dan melenguh kenikmatan. Dengan giat penuh nafsu Andi terus menyedot putting susuku, tangan kirinya meraba kebagian bawah bagian belahan bibir vaginaku dengan cara digesek-gesekanya bagian ujung atas vaginaku. Rangsangan Andi semakin kuat dan hebat sehingga aku dibuatnya semakin mendesah sangat keras.
“Anghhh…Andiiii….sayangggg…terusss…sayanggg….bikin aku terbang ke dunia kenikmatan sayang”.
Andi segera melepas sedotanya diputing susuku dan segera membuka kedua kakiku melebar lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari bagian kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Mulutnya menekan dengan penuh nafsu lidahnya begerak liar dari atas dan kebawah. Tubuhku dibuat menggelinjang dan aku berteriak tak tahan menahan saat orgasme yang akan semakin dekat menghapiri tubuhku bagaikan gugung Merapi yang siap memuntahkan isinya dari dalam.
Sambil aku terengah-engah saat kurasakan akan orgasme kudorong pantatku naik lalu kedua tanganku langsung memegang kepala Andi dan menekanya ke bagian vaginaku yang terus dijilat oleh lidahnya.
“Andiii…Anghh…ahhhh…ahhhh”, aku sudah tak kuasa menahan lagi datik-detik akan orgasme hingga menjerit kenikmatan saat orgasme dengan tubuhku yang sedikit mengejang-gejang.
Cairan orgasme meluap menyemprot keatas hidung Andi yang mancung itu.
“Andiii….sayang…unghhh….aku keluar…sayang”, vaginaku berdenyut kecang merasakan orgasme disertai tubuhku yang juga ikut mengejang saat itu.
“Andiii…sayang…kamu memang jago sekali memainkan lidahmu didalam vaginaku dan selalu membuat aku cepat orgasme, sayang…cium aku sayang”, Andi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan baru saja orgasme.
Andi mencium bibir dan mulutku dengan kuat dan menyambutnya dengan tautan garang, kusedot lidahnya dalam rongga mulutku. Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Andi pun mencubuku dengan mesra sambil tanganya megelus-elus seluruh tubuhku yang masih memakai daster satin yang terasa licin. Seraya memberi kecupan hangat aku hanya terpejam dan membiarkan aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang baru saja kurasakan.
Setelah merasa aku cukup beristirahan, Andi mulai menyentuh dan membelaiku lagi, aku segera bangkit dan mendorong bagian tubuh Andi yang sudah berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilat pipinya, kemudian menjalar kebagian kupingnya. Kumasukan lidahku kedalam lubang telinganya sehingga Andi meronta menahan gairahnya. Jilataku makin terus kebawah sampai kebagian putting susu kiri Andi. Kubelai dada Andi yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puitng yang sebelah kiri.
Tubuh Andi menggelinjang mendapat sentuhan yang menyengat dititik bagian sensitivnya, Andi mengerang dan mendesah dan aku terus semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidahku sambil tanganku merambat keperut lalu kumainkan lubang pusar Andi, kutekan kebawah dan kesamping terus kulepas dan kubelai bagian perut bawahnya sampai kebagian batang penisnya yang sudah terlihat Panjang dan mengeras keatas.
Kubelai lembut dengan jemari tanganku batang penisnya yang tegak menantang keatas, dan bentuk kepalanya yang besar itu ada benih air birahi terlihat dilubang penisnya. Melihat keadaan yang sudah menggairahkan itu aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibirku kebagian kepala penisnnya. Kusapu kepala penis Andi dan kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Andi mendesah kenikmatan.
“Tanteee…..Unghhhh…Anghhh…nikmatii….bangeettt…Tann…rasanya aku pinggin memiliki Tantee…seutuhnya…Anghhhh”, Andi mengerang.
Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu arah kearah Andi yang sedang kelenjotan. Sukmanya sedang terbang malayang kedunia birahi. Kemudian tangganku mulai mengocok-kocok penisnya dengan pelan dan semakin kencang sementara lidahku tetap menghisap-hisap kepala penisnya. Kepala penisnya Andi termasuk bagian yang paling sensitive jadi kutarik kain satin dasterku yang masih kupakai langsung kukocok-kocok kain satin itu dibagian kepala penisnya.
“Anghhhh….anghhh…Tanteee…..Unghhh…Nikmat….baget ngocok pakai kain satin daster Tanteee…Anghhhh”, melihat keadaan Andi semakin mendekati pucak kenikmatan akupun sendiri juga sudah terangsang berat karena vaginaku sudah dangat denyut-denyur, kulepas kocokan kain satin dasterku dibagian penisnya lalu kuposisikan tubuhku diatas tubuh Andi menghadap ke kakinya.
Perlahan kumasukan batang penisnya yang sudah menegang seperti tiang listrik itu kedalam lubang vaginaku yang sudah becek dan Blesss…..batang penisnya dengan hitungan detik saja sudah masuk kedalam vaginaku, kemudian segera kupompa naik tutun sambil menekan dan memijat dengan otot vaginaku sekuat tenaga. Ritme Gerakan pun kutambah sampai kecepatan maksimal.
“Angghhh…Ahhhh…Ahhhhh….Anghhhh”, Andi berteriak tanpa henti menikmat setiap gesekan-gesekan bagian otot vaginaku.
Sementara aku tetap focus menikmati setiap gesekan-gesekan batang penisnya yang menggesek dinding vaginaku dan menyentuh bagian klistoriku hingga menimbulkan efek kenikmatan yang sudah tidak bisa diunggkapkan dengan kata-kata lagi. Tampak kedua tanggan Andi mulai meremas-remas pantatku yang bulat dan besar sambil dielus-elusnya bagian lubang anusku dan terus menikmati goyangan gesekan pada batang penisnya dan akhirnya kami bedua berteriak kenikmatan saat merasakan akan orgasme.
“Tanteee…..Anghhhh….Ahhhh….Unghhhh….Akuuu….sudah gak kuat lagi Tan….akuu…mau….keluarr….anghhhh”, biar sama-sama menikmati sensansi orgasme Andi meminta aku memuatarkan badanku dan menjatukan tubuhku terlentang diatas ranjang.
Sekarang posisiku sudah dibawah dengan menidih tubuhku dan melebaran kedua kakiku dan penisnya Kembali dimasukan kedalam vaginaku yang sudah becek itu lalu Andi mengayunkan dan mempompa penisnya dengan sangat cepat dan kuat. Kedua kakiku aku silangkan dibagian tubuhnya agar sensai orgasme biar sama-sama kunikmati. Sambil terus menggenjot penisnya kedalam vaginaku kami bisa saling melihat bagaimana wajah Andi yang sudah tidak tahan lagi akan mengeluarkan cairan spermanya dan juga kurasakan dentuyan penisnya diujungnya semakin terasa didalam dinding otot vaginaku.
“Tan…aku Mauuu….keluarrrr…..”, Andi mendesah saat detik-detik cairan spemanya akan keluar.
“Tunggu, Andii…sayang….aku juga terasa akan keluar seperti kamu sayang….anghhhh”
Akhirnya Crottt….crottt…crettt…crettt…kurasakan cairan sperma Andi keluar sangat banyak membasahi lubang vaginaku dan tubuhnya juga mengejang-ngejang sangat hebat disertai cairanya yang keluar dari dalam penisnya. Tak lama berselang akupun juga merasakan hal yang sama seperti Andi dan secara bersamaan akupun mendesah dan berteriak kenimatan merasakan orgasme yang kedua kalinya. Segera kusambar bibir Andi yang mendesah itu, kukulum dan kusodorkan lidahku kedalam rongga mulutku.
Kudepan tubuhnya Andi dengan jepitan kedua kakiku yang menyilang agar tidak terlapas saat-saat orgasme dan kita sama-sama mengejang merasakan pucak orgsame, tubuh kami sama-sama basah dengan peluh menyatu menjadi satu. Lalu Andi terkulai lemas diatas tubuhku sambil menikmati denyut vaginaku yang masih menyambut sisa-sisa orgasme yang baru aku rasakan.
Lalu Andi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup kening dan bibirku dan memandang kedua mataku.
“Andii…sayang…makasih ya kamu bikin aku benar-benar puas dan selama kamu disini berikan kenikmatan seperti ini saja hanya untuku jangan kasih yang lain ya sayang”, kubisikan ditelingaku.
“Ya Tanteku sayang…Andi bakal beri terbaik buat Tante dan akan membuat Tante puas setiap malam selama Andi disini”, kemudian kami saling berciuman dan berlumatan kecil.
Sejak Adik iparku menjadi temanku dirumah saat suamiku sering pergi keluar kota dan daerah, Adik iparku inilah setiap malam yang menggantikan posisi suamiku disaat aku kesepian dirumah. Kami sudah seperti layaknya sepasang suami istri bila suamiku tidak dirumah. Hampir setiap malam aku selalu dipuasi dengan adik iparku ini yang bernama Andi hingga saat ini. Berbagai gaya dan model bercinta kami sudah lakukan diatas ranjang dari lubang vaginaku sampai lubang anusku juga sudah kurasakan oleh kejantantanannya.
TAMAT
157 notes
·
View notes
Text
Seorang Pria di Telaga Kautsar (1)
"Apabila beliau gembira" kata Ka'ab bin Malik, "wajahnya bercahaya sehingga terlihat seperti potongan bulan"
Jabir bin Samurah menambahkan "Kedua betisnya indah serasi, dan beliau tidak pernah tertawa kecuali tersenyum, apabila aku melihatnya aku akan berkata "Matanya bercelak, padahal beliau tidak memakai celak"
Selanjutnya mari kita simak lebih khusyuk lagi pengakuan dari menantunya, Khalifah Keempat, Ali bin Abi Thalib "Perawakan beliau sedang, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu pendek, berbadan lebar, rambutnya ikal, tidak keriting, tidak juga lurus, badanya tidak kurus juga tidak gemuk, wajahnya bulat, kulitnya putih bersih"
Suami dari Sayyidah Fatimah Az Zahra ini menambahkan "Kedua matanya lebar, tajam, dan hitam, bulu matanya lentik, tulang persendiannya besar, punggungnya kekar, bulu dadanya lembut dan halus dan telapak kakinya keras"
Iya betul sekali, pria itu adalah teladan bagi kita semua sampai kapanpun, Rasulullah Muhammad Shallahu 'Alaihi Wa salam. Tapi, sebentar, sedang apa beliau di samping telaga itu? Bukankah itu Telaga Kautsar -- atau dalam riwayat lain disebutkan sebuah sungai. Telaga yang dijelaskan memiliki luas bagai antara Eliya (Baitul Maqdis) dan Ka‘bah. Atau perawi mengatakan: antara Eliya dan Shana‘a (Yaman). Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Di sana banyak wadah sebanyak bintang di langit. Membentang kepadanya dua aliran dari surga. Yang satu aliran dari perak. Yang satu dari emas. Siapa pun yang meminum airnya tidak akan haus lagi selamanya
Rupanya beliau sedang bersedih, sebab ada seorang hamba yang ditarik untuk tidak mendekatinya, bahkan beliau sendiri sudah berkata "Ya Rabbi sesungguhnya ia termasuk umatku", tapi Allah berfirman "Engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu"
Ya, kelak ada sebagian orang yang diizinkan Allah untuk meminumnya, namun sebagian lagi bahkan tidak diizinkan untuk mendekatinya. Orang-orang yang tidak diizinkan mendekatinya sudah disebutkan salah satunya yang membuat bidah yang tidak diridhoi Allah, kemudian disebutkan lagi karena dia keluar dari agama Islam, juga yang tersesat dalam aqidahnya (seperti Syiah dan Muktazilah)
Adapaun Rasulullah sangat bahagia ketika, umatnya bisa mendapatkan air dari Telaga Kautsar ini, air yang disebutkan jika diminum tidak akan pernah haus selamanya; lalu siapa yang akan dijanjikan untuk dapat menikmati air dari Telaga Kautsar tersebut, 1) orang-orang fakir dari kalangan umat Nabi Muhammad, 2) gemar memberi makan sampai kenyang kepada orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, dan 3) yang mampu menjaga lisannya; dan semoga kita termasuk dari orang-orang yang diizinkan untuk meminum air dari Telaga Kautsar tersebut.
bersambung...
57 notes
·
View notes
Text

*Bini orang nikmat bila air Mani laki lain memenuhi lubang bontotnya.Pada mula saja rasa sakit Dan nikmat bila air Mani mula memenuhi lubang buntotnya Dan ingin lagi merasa lebih Dari seorg laki yg ingin menikmati lubang bontotnya sehingga mereka puas dia rela asalkan sedap*
Boleh tahan jugak mamat ni. Mesti pengaruh cerita lucah ni. Kemudian dia mula mengunjurkan kepala balaknya ke lubang bontot ku. Aku yang sebelum ini memang sudah biasa di setubuhi melalui bontot mudah menerima tusukan balak Zamroni. Lebih-lebih lagi balaknya sudah licin diselaputi lendir dari cipap ku. Dengan beberapa kali tusukan sahaja, separuh balaknya sudah terbenam ke dalam lubang bontot ku.
“Ohh.. Zamronin.. Tekan lagi sayangg… ” pinta ku agar Zamroni menjolok bontot ku lebih dalam.
Zamroni menekan lebih dalam hingga akhirnya, keseluruhan balaknya terbenam di lubang bontot ku yang sudah lama tidak merasa dijolok balak lelaki. Belum sempat Zamroni memulakan hayunan keluar masuk lubang bontot ku, aku sudah terlebih dahulu memulakan permainan.
Dengan pinggang yang semakin ku lentikkan dan bontot yang semakin menonggek, aku gerakkan tubuh gempal ku ke depan dan ke belakang membuatkan balak lelaki pujaan ku itu keluar masuk lubang bontot ku perlahan-lahan.
Buat pertama kalinya aku mendengar keluh kesah Zamroni yang agak kuat menahan gelora kenikmatan sejak dari saat pertama kami bersetubuh tadi. Zamroni memang betul-betul tak tahan diperlakukan begitu.
Aku juga tidak tahu kenapa aku begitu berani berkelakuan sebegitu. Mungkin akibat desakan nafsu ku yang semakin membara kerana rasa cinta yang semakin sukar untuk dibendung, dan mungkin juga kerana lubang bontot ku dah rindu sangat hendak menikmati diliwat balak lelaki yang keras menujah lubang bontot ku.
Sambil memegang pinggang ku yang masih terikat kemas lilitan kain batik lusuh yang ku pakai, Zamroni mula menompa bontot ku semahu hatinya. Makin lama makin laju balaknya keluar masuk lubang bontot ku. Kepedihan sedikit demi sedikit semakin terasa, mungkin sebab dah lama tak kena jolok. Namun, kenikmatan yang aku nikmati benar-benar membuatkan aku lupa akan kepedihan yang aku alami.
“Oooohhhh Kakkkkk…. Sedapnya bontot akakkk…. ” Zamroni seperti separuh menjerit sambil menjolok bontot ku
“Sedap sayanggg…. Sedapkan bontot akakkk… ” aku menggodanya dengan kata-kata lucah agar dia semakin terangsang
“Ohhh… sedapnyaaa…. Kakkk… pleaseee kakkk…. Kawin dengan saya kakkk….” Zamroni merintih kesedapan sambil memujuk ku agar menjadi permaisuri hidupnya.
“Zamroni nak ke kawin dengan akak? Akak gemuk, bontot lebar…” aku cuba melayan karenahnya.
“Kakk…. Tak gemukk.. ohhh… kakk… saya suka bontot akakkk.. saya cintakan akakk…” rintih Zamroni semakin bernafsu dan semakin laju menjolok bontot ku.
“Ohh.. Zamronin… Suka bontot akak yee…” aku bertanya lagi dalam kenikmatan yang semakin aku sendiri tak tahan.
“Suka kakk…. Bontot akak tonggek kakkk… tetek besarrr.. kakkk… saya tak tahan kakkk….” Zamroni semakin kuat mengerang penuh nafsu, hayunannya juga semakin kuat.“Jolok bontot akak Zamroninnn…. Ahhhh… Zamroninn… Lepaskan dalam bontot akak sayangggg…. “Aku merengek semakin kesedapan sambil menikmati balak Zamroni yang semakin kekar berkembang memenuhi lubang bontot ku.
“Kakkkk…. Saya cinta akakkk… Sumpahhhh!!!! AHHHHH!!!!!”
Serentak itu, Zamroni menghenyak balaknya sedalam-dalamnya dan memancutkan air maninya memenuhi lubang bontot ku. Lubang bontot ku dapat merasakan disembur air mani Zamroni yang hangat yang memancut-mancut keluar dari balaknya yang tak henti berdenyut-denyut di dalam bontot ku.
Aku menggelek-gelekkan punggung ku seperti penari dangdut membuatkan Zamroni menggigil. Tangannya meramas pinggulku sementara yang sebelah lagi menarik kain batik yang masih terikat dipinggang ku yang menonggeng di atas katil.
Aku akhirnya tertiarap di atas katil dengan balak Zamroni masih terendam di lubang bontot ku. Sebaik dia mencabut balaknya keluar, meleleh air maninya keluar dari lubang bontot ku bersama-sama bunyi yang benar-benar lucah. Kami ketawa seketika.
Sejak dari hari tu, hubungan sulit antara aku dan Zamroni semakin membara. Boleh di katakan setiap petang selepas dia pulang dari kerja, pasti kami akan bersetubuh bersama-sama tanpa sebarang halangan.
Lantaran keadaan diri ku yang sudah tidak mampu lagi untuk mengandung (menurut kata doktor), maka setiap benihnya yang kadang kala dilepaskan di dalam rahim ku memang tidak menjadi. Jika ketika aku sedang datang haid, hisapan dan kuluman menjadi pengganti.
Pertama kali aku menerima pancutan air maninya di dalam mulut, aku tersedak-sedak hingga hampir termuntah kerana air maninya terlalu banyak hingga sukar untuk ku telan kesemuanya. Namun setelah aku biasa, lama-kelamaan tiada masalah lagi bagi tekak ku untuk meneguk setiap pancutan yang dilepaskannya.
Puncak kepada perhubungan kami bermula semakin serius dan teruk selepas aku diceraikan suami ku. Suami ku yang tidak disangka-sangka pulang awal terkejut melihat aku yang sedang berdiri di sinki dapur, menonggeng dengan kain batik ku yang terselak ke pinggang menerima tusukan padu dan penuh berahi dari Zamroni. Baju dan coli yang bersepah di atas lantai menandakan bahawa sudah lama perbuatan kami itu berlaku
Seingat ku, itu adalah round kedua pada petang yang sama. Yang pertama kami lakukannya di ruang tamu dalam keadaan bertelanjang bulat dengan di akhiri pancutan air mani Zamroni yang memenuhi lubang cipap ku. Namun belum sempat kami ingin menikmati puncak kepada persetubuhan yang kedua itu, kami tertangkap oleh suami ku
Lebam-lebam Zamroni di belasah suami ku, nasib baik tak mati. Aku hanya mampu menangis melihat kekasih ku itu di belasah dengan teruk di hadapan mata ku. Aku tak mampu berbuat apa-apa kerana aku juga takut di apa-apakan oleh suami ku. Dan pada petang itu jugalah jatuhnya talak tiga ke atas diri ku.Beberapa bulan selepas itu, aku dan Zamroni selamat diijab kabulkan. Tiada bunga manggar, tiada majlis kenduri besar-besaran, hanya majlis pernikahan sahaja menjadi memori hidup antara aku dan Zamroni.
Aku tahu, walau pun keluarga Zamroni tidak menyukai aku, tetapi aku tetap sayang Zamroni kerana dia adalah suami ku yang terlalu ku cintai. Pernah juga aku mengujinya dengan memintanya untuk berkahwin seorang lagi, namun jawapannya adalah, “Langkah mayat awak dulu sayanggg…”
Kini, sudah 11 tahun perkahwinan antara aku dan Zamroni. Umur ku kini yang sudah menjangkau 53 tahun masih tetap memuaskan batin lelaki yang ku cintai itu. Umur Zamroni yang kini 39 tahun masih tetap berahi kepada ku.
Aku tahu, cintanya kepada ku bukan main-main. Bak kata pepatah ‘hilang sedara, hilang kawan, kerana kekasih aku turutkan’ memang sesuai dengan dirinya. Meskipun umur ku semakin meningkat, namun demi kasihnya, Zamroni banyak berhabis wang ringgit demi mengekalkan kecantikan diri ku
Walau pun sudah 11 tahun menjadi isteri Zamroni, namun tidak banyak pebezaan dari susuk tubuh ku. Hanya perut ku sahaja yang sedikit berbeza, semakin bertambah ‘tayar spare’ namun masih ada bentuk yang menggiurkan suami kesayangan ku itu. Punggung masih lagi kekal menyelerakan nafsunya, masih besar dan tonggek, malah semakin lebar.
Tak hairanlah sejak dua tahun kebelakangan ni, lubang cipap ku di penuhi air maninya boleh dikira dengan jari kekerapannya. Selebihnya, lubang bontot ku lah yang menjadi tempat yang setia dipenuhi air maninya. Mungkin agak melampau apa yang ku ceritakan ini, tetapi itulah hakikatnya
Tetek ku yang besar dan kadang kala menjadi tempat pencutan air maninya ini masih lagi besar dan mengghairahkan walau pun sudah sedikit melayut. Kadang kala Zamroni meminta ku agar tidak memaki coli ketika keluar rumah bersamanya, aku yang hanya menurut sahaja pada mulanya tidak memahami apakah niat sebenarnya.
Namun setelah beberapa tahun barulah aku tahu. Rupa-rupanya dia suka melihat lelaki-lelaki di luar sana tu menelan air liur melihat tetek aku yang memang akan membuai-buai di dalam baju yang ku pakai. Malahan, putingnya yang tersembul di permukaan baju yang ku pakai seringkali menambah keberahian lelaki-lelaki yang melihatnya
Kebiasaannya apabila aku menyedari tetek ku menjadi perhatian, aku akan mula memeluk lengan Zamroni dan meletakkan tetek ku di lengannya untuk melindungi dari di tatap oleh lelaki lain. Secara tak langsung, dapat juga aku berjalan bersama Zamroni dengan keadaan yang amat romantik.
Jika Zamroni terlalu jauh dari ku, barulah aku akan menurunkan tudung ku menutupi dada ku agar dapat ku sembunyikan tetek ku yang memang masih mampu membuatkan lelaki-lelaki hilang kewarasan demi kerananya.Zamroni yang masih lagi seorang mekanik kini sudah tidak lagi bekerja di bawah orang. Dia sudah mempunyai bengkelnya sendiri dan perniagaannya semakin berkembang maju. Aku kagum dengan usaha gigihnya. Kami juga sudah tinggal di rumah yang kami beli sendiri.
Hingga kini, tiada apa yang dapat memisahkan antara aku dan suami ku, Zamroni. Walau pun jarak umur kami 14 tahun jaraknya, namun itu sama sekali menjejaskan cinta kami yang masih kekal utuh seperti dahulu. Aku tetap cintakannya, sebagaimana dia mencintai aku sepenuh hatinya. Aku cintakan suami k
2 notes
·
View notes
Text
Huwai Tas Ransel Mountaineering 60L
https://tokopedia.link/G7i3tky7QDb - https://shope.ee/A9pqzFCvRc
====================================================Spesifikasi: Merek: Huwai Material: Nylon Dimensi: Sekitar 61 x 37 x 21 cm Kapasitas: 60 L Gender: Unisex
Informasi Tas ini memiliki kualitas yang melebihi ekspektasi dari harganya itu sendiri, Anda akan mendapatkan tas ransel terjangkau yang dibekali fitur tahan air dan material yang kuat. Fisiknya yang begitu kekar dan kuat, sangat erat dengan desainnya yang bergaya militer.
Fitur Waterproof Anda tak perlu direpotkan dengan raincover bag, saat hujan tiba. Tas menggunakan bahan nylon yang yang dilengkapi fitur tahan air atau waterproof, sehingga melindungi bagian dalam dalam tas Anda, terutama saat Anda menyimpan barang-barang gadget seperti laptop, kamera, dan smartphone.
High Material Dengan menggunakan bahan nylon dan juga untuk bagian lining-nya menggunakan polyester, tas punggung sangat cocok bagi Anda tengah mencari tas yang kuat, awet, dan tahan lama. Bahkan, tas laptop ini tak mudah diseset oleh pisau dan benda tajam lainnya.
Many Slot Selain memiliki kompartemen utama yang cukup besar, tas ransel ini dilengkapi dengan banyak slot yang bisa Anda gunakan untuk menyimpan barang-barang kecil seperti peralatan tulis, botol air minum, maupun gadget smartphone dan tablet.
Comportable and Ergonomics Jangan dilihat dari fisiknya yang begitu kekar dan kuat, Tas ransel ini juga sisi kelembutan dan kenyamanan saat Anda pakai sebagai tas backpack. Sirkulasi udara yang mengalir di sela-sela bodi tas, juga akan mengurangi hawa panas dan gerah di punggung Anda saat mengenakan tas ini.
Paket Termasuk 1 x Huwai Tas Ransel Mountaineering 60L ==================================================== https://shope.ee/A9lt8Dkz3M https://tokopedia.link/vfg3UqLVZzb
#kantong belanja#tas belanja#shopee#toko online#tokopedia#anggaran belanja#ecommerce#keranjang belanja#shoppers#shopping#online shops offer#belanja online#online shopping#online store#tas#ransel#60l#backpack
18 notes
·
View notes
Text
Bocah dengan napas tersengal akibat tarikan udara yang begitu menyakitkan melintasi hidung hingga rasanya ada hujan paku di paru-parunya, kini telah berusia cukup untuk kekar menyembunyikan sesak-sesak yang lain.
Selamat bertambah rasa cukup untuk pemilik jari-jari yang pandai berdansa dalam meromantitasi semua luka beserta tawa-tawa kecilnya. Betapa doa-doa 'menyederhanakan' usia hanya sampai sembilan belas tidak memiliki aamiin yang menembus langit. Entah bertebaran dan bertengger di mana sehingga kesederhanaan itu justru menjadi jalan atas kehidupan sampai (±) 3 tahun setelahnya (hari ini).
10 notes
·
View notes
Text
Bab 7: Beraksi
Pram berhasil melacak keberadaan Satya. Ia mampu menyusup email Satya yang susah payah didapatkannya dari LinkedIn. Lokasi Satya sekarang ada di kota tempat tinggalnya. Itu artinya mereka harus menempuh perjalanan jauh ke sana.
Chia akhirnya menemukan fakta mencengangkan soal Arga, teman dekat Satya yang tidak bisa dihubungi. Ia mendapatkan informasi dari rekan kerja Satya yang berbaik hati menceritakan semuanya.
Untuk menyelamatkan Satya, mereka mengajak Iko. Diketahui Iko jago beladiri silat dan tapak suci. Selain Iko, perlengkapan tempur juga telah siap. Ada tongkat pemukul kasti, tali tambang, petasan, borgol, racikan obat tidur. Menurut Pram semuanya diperlukan sebagai tindakan antisipasi.
Mereka berangkat dari desa setelah azan isya di hari yang sama saat menemukan petunjuk. Chia tidak mau mengulur waktu lagi. Lebih cepat lebih baik.
Mobil yang dikemudikan Pram membawa mereka ke tempat tujuan dengan selamat dan cepat. Hanya tiga setengah jam. Tepat pukul 23.00 mereka sampai di lokasi. Gudang itu terletak di kompleks perumahan yang sepi.
Pram memutar otak menyusun rencana agar tidak mencurigakan. Mobil ia parkir di dalam gang yang masih bisa menjangkau pengintaian lokasi terakhir Satya.
"Iko, jalankan plan A!" perintah Pram memecah kesunyian. Iko mengangguk. Ia dengan cekatan mengenakan seragam kurir makanan. Di tangannya ada dua plastik berisi makanan siap saji.
"Jangan lupa semprotan darurat," ucap Pram saat Iko akan keluar dari mobil.
"Iko hati-hati!" kata Chia.
"Siap! Aman!" katanya dengan yakin. Iko keluar dari mobil. Ia terlebih dahulu menurunkan sepeda listrik dari bak belakang. Penyamaran yang totalitas dan detail dirancang oleh Pram. Di depan gudang ada dua orang yang berjaga. Iko segera menjalankan aksinya sebagai kurir makanan.
Dua orang berbadan kekar menatap penuh selidik ke arah Iko. Mereka meragukan ada kurir makanan malam-malam. Iko tidak hanya jago beladiri silat, tapi juga jago bersilat lidah. Setelah bujukan yang meyakinkan dua orang itu menerima makanan dari Iko dengan girang.
"Hampir mereka nggak percaya," ungkap Iko dengan nafas lega begitu menutup pintu mobil. Pram dan Chia ikut lega. Mereka menunggu di dalam mobil untuk aksi berikutnya.
"Setengah jam lagi," kata Pram. Makanan tadi sudah diberi racikan obat tidur dengan kadar tinggi. Akibatnya orang yang memakannya akan diserang kantuk dan cepat terlelap.
Rasanya tiga puluh menit berjalan begitu lambat. Mereka resah dan gelisah membayangkan makanan tadi sudah dihabiskan atau dibiarkan saja.
"Gimana kalau salah satu dari kita turun?" usul Chia. Ia paling resah di antara mereka.
"Dari sini kelihatan mereka masuk gudang. Tunggu lima menit lagi," ucap Pram.
Setelah genap tiga puluh menit, Pram memberi aba-aba untuk bersiap. Chia dan Iko lekas turun dan membuka bak belakang. Masing-masing membawa alat tempur. Pram dengan ringkas menjelaskan rencana mereka.
Pram mengamati sudut tembok rumah di sekitar dan tiang listrik barangkali ada kamera pengawas. Setelah aman mereka bertiga berjalan mengendap–endap ke arah gudang. Dua penjaga kekar sudah tidak ada di depan pintu. Mereka bersiap masuk ke dalam. Nampak pintu sedikit terbuka.
Dengan pelan-pelan Pram membuka pintu meminimalkan suara derit pintu. Begitu masuk ke dalam, aroma pengap segera menyeruak. Tidak terdengar suara manusia. Hening yang mendebarkan.
Gudang itu benar-benar berantakan. Sampah botol minuman, bungkus kemasan makanan berserakan di lantai, meja dan kursi. Mereka sesekali berjingkat agar tidak menimbulkan suara gesekan dengan lantai. Pram yang berjalan paling depan memberi aba-aba berhenti. Ia mendengar suara orang mendengkur dari ruangan terbuka di kirinya. Begitu berjalan lebih dekat, ia bisa melihat tiga orang tertidur dengan posisi duduk di lantai—sumber dengkuran—dan seseorang yang terikat di kursi. Tidak lain adalah Satya.
"Aman," bisik Pram ke arah Chia dan Iko. Mereka segera bersiap-siap.
Pram melangkah lebih dulu menuju orang yang terikat di kursi. Dengan jantung berdebar, ia lekas membuka ikatan di tangan dan kaki orang itu. Belum selesai melepaskan ikatan, sebuah tangan memegang pundaknya.
"Siapa kau?" tanya suara berat menghentikan gerak tangan Pram. Suara itu juga membuat Chia dan Iko melangkah mundur.
Pram mendongak melihat wajah pemilik suara. Ada bekas codet di pipi kanannya, matanya garang, dan tubuhnya kekar. Orang itu menarik kerah Pram membuatnya tubuhnya terangkat.
"Kau yang buat anak buahku pingsan, heh?!" dengus nafas si suara berat terasa di wajah Pram. Di sisi lain Iko bersiap dengan tongkat pemukulnya. BUK! Tongkat pemukul melayang mengenai kepala si suara berat. Tubuhnya terhuyung kehilangan keseimbangan. Pram terlepas dari cengkeramannya. Iko melayangkan kembali tongkat pemukul kali ini mengenai punggung si suara berat. Chia tidak ketinggalan segera mengikat tiga orang yang duduk tidak sadarkan diri, menyumpal mulutnya dengan kain dan memborgol tangan mereka.
Si suara berat tidak kunjung tumbang. Iko berhadapan dengannya tidak gentar. Sebuah pukulan mendarat di wajah Iko. Membuatnya meringis kesakitan. Dua pukulan berikutnya berhasil ditangkis Iko dibalas tendangan ke arah perut si suara berat. Pram melepaskan ikatan di tangan dan kaki Satya. Tubuh Satya lemas, Pram membopongnya keluar. Melihat Iko masih susah payah menaklukan si suara berat, Chia mengeluarkan botol cairan pamungkas. Begitu melihat si suara berat terjatuh, Chia berlari mendekat lalu menyemprotkan cairan itu tepat di mata garangnya. Si suara berat berteriak kesakitan. Iko segera melepaskan pukulan terakhir paling ampuh tepat di tengkuk. Si suara berat pun terkapar tidak sadarkan diri. Tangannya diborgol, kakinya diikat, dan mulutnya disumpal dengan kain.
Di luar Pram segera menelepon polisi dan ambulans. Satya sudah tidak sadarkan diri. Chia panik melihat wajah Satya yang banyak lebam. Tak lama kemudian, ambulans datang, Satya dibawa menuju rumah sakit terdekat ditemani Chia. Pram dan Iko tetap tinggal, menunggu polisi datang.
7 notes
·
View notes
Text
"Esensi"
Aku terpesona dengan keindahan hikmah yang Allah hadiahkan untukku di liburan semester 4 ini. Dia mengajariku esensi taat, esensi taqwa, esensi kebaikan; bahwasanya bisa jadi mutiara indah yang berharga di sisi Allah ada dalam jiwa manusia yang penampilannya membuat orang melihat dia bagai manusia biasa yang tak paham agama, yang tangannya kekar dan kasar di tempa hadiah bernama ujian, yang mulutnya sering mengisap puntung rokok.
Menariknya adalah semua yang dia lakukan sebenarnya bukanlah perkara haram, dia hanya berjalan bak manusia tak tau apa-apa padahal isi kepalanya alangkah berlian. Dia persolek seolah manusia yang jauh dari Tuhan padahal hatinya dipenuhi tawadhu dan tunduk hormat. Tingkah yang tampak semaunya padahal pada kaum wanita alangkah ia jaga dan hormati, ibu dan saudarinya ia perlakukan romantis, dan pada manusia ia mampu memanusiakan.
Raut dan tubuhnya penuh luka bagai manusia yang kasar budi pekerti padahal dia justru yang paling berani mengatakan yang bathil itu bathil, tak kan kau lihat sedikitpun gentar dan takut di wajahnya ketika ia berhadapan melawan keburukan. Sesuatu yang kadang kala orang berpakaian agama takuti; mengatakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil.
Manusia dengan hati sebaik itu merasanya ia tak lebih baik dari orang lain, hina ia dihadapan Tuhannya, jauh ia dari kesombongan sebab merasa tak ada yg bisa ia banggakan. Curiga aku, ia mungkin tak sadar ia secemerlang itu. Curiga aku, ia mungkin masuk bagian orang-orang yang punya tempat di sisi Tuhan.
Aku terpesona dengan manusia-manusia yang tak bersungut-sungut mendapat pujian seluruh penghuni bumi, ia berjalan menikmati hidupnya dengan penghayatan yang menawan. Orang-orang seperti ini banyak sekali menyimpan ketulusan disamping banyak juga memendam deraian luka. Istimewa sekali.
Tasikmalaya, awal Agustus 2023;
-k
3 notes
·
View notes
Text






Kalian lagi.
Mungkin di perjalanan liburan kali ini ada sesuatu yang kita bawa buat ditinggal disana, di kota yang jauh dari tempat yang kita tinggali. Mungkin yang dibawa itu hal-hal yang sebenernya masing-masing dari kita ga saling tau. Bisa jadi rasa penat, sedih, kesel atau sebundel masalah yang disimpen untuk diri sendiri.
Hal-hal itu sedikit-sedikit lepas lewat seneng yang muncul waktu liat megahnya candi prambanan, atau waktu kita terpana liat pentas wayang orang yang kebetulan ada waktu kita dateng ke kraton. Bisa juga hal-hal itu kebuang bareng ketawa kita waktu foto-foto gaya jamet sesuai sama contoh yang udah dikumpulin jauh hari sebelum berangkat. Sebagian hal lainnya lepas waktu makan makanan enak yang murah, meski waktu pesen makanan menu yang kita mau udah pada habis soalnya datengnya kemaleman tapi tetep aja seneng dan dimakan sampe habis. Atau yang paling mungkin hal-hal itu menguap kena panas, karna sumpah panas edan sampe jadi semangat mandi.
Seenggaknya sebentar kita lepas hal-hal menganggu itu. Gak tau juga mereka ikut lagi di jalan pulang atau engga, gak saling tau pokonya, yang saling tau itu bawa coet di dalem tas biar punggung dan tangan kita kuat dan kekar sehabis liburan. Semoga kita diberkahi sebanyak-banyaknya.
3 notes
·
View notes
Text
CERITA SEKS KEPUASAN DARI ASSISTEN PRIBADIKU (Part-1)

Latar belakang keluargaku adalah dari keluarga yang dibilang sangat sukses. Suamiku bekerja salah satu keduta besar Australia dijakarta pusat. Setelah aku menyelesaikan studinya S2 ku di UGM, aku mengusulkan untuk mengajukan pindah ke kota Surabaya agar dapat berkumpul lagi dengan keluarga. Setelah mengurus melalui birokrasi yang cukup ribet, akhirnya aku bisa pindah dari kantor yang ada diJakarta Pindah kesurabaya.
Sebagai orang baru, aku tentu saja harus bekerja keras untuk menunjukkan kemampuanku. Apalagi tugas baruku di kantor ini adalah sebagai kepala kantor dan aku harus mampu menunjukkan kepada anak buahku bahwa aku memang layak menempati posisi ini. Sebagai konsekwensinya aku harus rela bekerja hingga larut malam menyelesaikan tugas-tugas yang sangat berbeda saat aku bertugas dahulu.
Hal ini membuatku harus selalu pulang larut malam karena jarak rumah kami dengan kantor yang cukup jauh yang harus kutempuh selama kurang lebih tiga puluh menit dengan mobilku. Semenjak aku pidah kesurabaya aku menjadi jarang bercengkerama dengan suamiku karena jarak antara kami sudah beda antara Jakarta dan Surabaya apalagi kita sama-sama semakin sibuk sejak karirnya meningkat. Praktis kami hanya bertemu seminggu sekali saja.
Atas kebijakan pimpinan, aku selalu dikawal oleh assisten kantorku jika hendak pulang. Sebut saja namanya Mas Tomi. Dia sering mengawalku dengan sepeda motor untuk mengiringi mobilku dari belakang hingga ke depan halaman rumahku untuk memastikan kalua aku aman sampai ke rumah. Dengan demikian aku selalu merasa aman untuk bekerja hingga selarut apapun karena pulangnya selalu diantar oleh Mas Tomi.
Tak jarang aku memintanya mampir untuk sekedar memberinya secangkir kopi. Mas Tomi seorang anak Muda yang sudah yang usianya sudah 30 tahunan dan sudah berkeluarga. Tubuhnya cukup kekar dengan kulit putih khas orang bandung. Ia memang asli dari bandung dan dia juga mantan atlit angkat besi. Semenjak menjadi assistenku dikantor, akupun sudah dikenalkan dengan istrinya ya bernama Lilis.
Suatu hari, saat aku selesai lembur. Aku kaget hari itu Mas Tomi tidak masuk kerja.
"Lho Mas Tomi di mana pak?" tanyaku pada Security yang mengantarku.
"Katanya Bu, Pak Tomi hari ini minta ijin tidak masuk katanya istrinya melahirkan" katanya dengan sopan.
Akhirnya aku tahu kalau yang mengantarku adalah Pak Didik, Security yang biasanya masuk pagi.
"Kapan istrinya melahirkan?" tanyaku lagi.
"Katanya sih hari ini atau mungkin besok Bu" jawabnya.
Awal Perselingkuhan, dengan Assisten kantorku saat aku bersama suamiku memutuskan untuk menjenguk istri Mas Tomi di Rumah Sakit Umum. Akhirnya aku mengetahui kalau Lilis mengalami pendarahan yang cukup parah. Dengan kondisinya itu ia terpaksa menginap di Rumah Sakit untuk waktu yang agak lumayan lama.
Atas saran suamiku aku ikut membantu biaya perawatan istri Mas Tomi dengan pertimbangan selama ini Mas Tomi telah setia mengawalku setiap pulang kerja maupun dikantor. Sejak saat itu hubungan keluargaku dengan keluarga Mas Tomi seperti layaknya saudara saja. Kadangkala Lilis istri Mas Tomi mengirimkan sebuah buah pisang hasil panen dari kebunnya ke rumahku. Walaupun harganya tidak seberapa, tetapi aku merasa ada nilai lebih dari sekedar harga pisang itu. Ya, rasa persaudaraan! Itulah yang lebih berharga dibanding materi sebanyak apapun. Kadang akupun juga sering mengirimi beberapa makanan ringan dan sembako ke rumahnya yang sangat sederhana. Karena seringnya aku berkunjung ke rumahnya maka tetangga aku sudah menganggapku sebagai bagian dari keluarga Mas Tomi.
Suatu hari, saat aku pulang lembur, seperti biasa aku diantar Mas Tomi. Begitu sampai ke depan rumah tiba-tiba hujan mengguyur dengan derasnya hingga kusuruh Mas Tomi untuk menunggu dirumahku sampai hujan reda. Aku suruh pembantuku yang sudah tua untuk membuatkan kopi untuk Mas Tomi.
Sementara Mas Tomi menikmati kopinya aku pun masuk ke kamar mandi untuk mandi. Ini memang merupakan kebiasaanku untuk mandi sebelum tidur. Hujan tidak kunjung reda hingga aku selesai mandi, kulihat Mas Tomi masih duduk menikmati kopinya sambil menghisap rokok kesukaannya di teras sambil menerawang memandangi hujan.
Malam itu aku hanya mengenakan baju tidur satin model daster tanpa memakai Bra dan ikut duduk di teras untuk sekedar menemaninya ngobrol. Kebetulan lampu terasku memang lampunya agak remang-remang yang sengaja kuatur demikian dengan suamiku agar enak menikmati suasana.
"Gimana sekarang punya anak Mas? Bahagia kan?" tanyaku membuka percakapan.
"Ya..Bahagia sekali Bu..! Habis dulu istri saya pernah keguguran saat kehamilan pertama, jadi ini benar-benar anugrah yang tak terindah buat saya Bu..".
"Memang Mas.. Aku sendiri sebenarnya sudah ingin punya anak, tetapi.." Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku karena malu juga membicarakan kehidupan seksualku di depan orang lain.
"Tetapi kenapa Bu.. Ibu kan sudah punya segalanya, Mobil ada, Rumah juga sudah ada.. Apa lagi" Timpalnya seolah-olah ikut prihatin.
"Ya..Itu lah Mas.. Dari materi memang kami tidak kekurangan, tetapi dalam hal yang lain mungkin kehidupan Mbak Lilis istri Mas lebih bahagia"
"Mmnn…maksud ibu.." tanyanya terheran-heran.
"Itu lho Mas.. Mas Tomi kan tahu kalau saya selalu kerja sampai malam sedangkan suami ketemu hanya seminggu sekali jadi kami jarang bisa berkumpul setiap hari "
"Ya..Memang itulah rahasia kehidupan Bu.. Kami yang orang sederhana sedangkan keluarga ibu yang tidak kekurangan materi malah bingung tidak dapat kumpul".
Matanya sempat melirikku yang saat itu mengenakan daster satin yang kupakai, apalagi kedua putting susuku tidak dapat menutupi dengan kain satin dasterku . Kulihat penisnya mulai naik turun melihat kemolekan tubuhku. Mungkin karena hujan yang semakin deras dan aku yang jarang dijamah oleh suamiku membuat gairah nakalku juga bangkit.
Aku sengaja mengubah posisi dudukku sehingga pahaku yang mulus sedikit kelihatan. Hal ini membuat duduknya semakin gelisah, matanya berkali-kali mencuri pandang ke arah pahaku yang memang sengaja kubuka sedikit.
"Sebentar Mas aku ambil minuman dulu" kataku sambil bangkit dan berjalan masuk.
Aku sadar bahwa pakaian yang kukenakan saat itu agak memperlihatkan tubuhku sehingga bila aku berjalan ke tempat terang tubuhku akan membayang di balik gaun satinku yang licin itu.
"Oh ya Mas Tomi kita masuk saja ke dalam soalnya hujan kan di luar dingin.."
"Baik Bu.." jawab Mas Tomi agak tergagap karena melihat penampilanku ini.
Aku mengerti apa yang dirasakanya karena Mas Tomi sudah lama tidak menyentuh istrinya sejak melahirkan bulan kemarin, karena usia kelahiran bayinya belum genap 40 hari. Suasana sepi di rumahku ditambah dengan dinginnya malam membuat gairahku bergejolak dengan kehadiran Mas Tomi dirumahku.
Mas Tomi terlihat sangat terangsang melihat penampilanku yang sangat segar habis mandi tadi. Akhirnya mungkin karena tidak tahan atau karena udara dingin ia minta ijin untuk ke kamar kecil.
"Maaf Bu.. Boleh minta ijin ke kamar kecil"
"Silahkan Mas.. Pakai yang di dalam saja"
"Ah.. Enggak Bu saya enggak berani"
"Enggak apa-apa.. Itu Mas Tomi masuk aja nanti dekat ruang tengah itu"
"Baik Bu.."
Sambil berdiri Mas Tomi membetulkan mentuk celana panjangnya. Aku melihat ada tonjolan besar yang mengganjal di sela-sela pahanya. Aku membayangkan mungkin isinya sebesar sayur terong Atau bahkan mungkin lebih besar lagi.
Agak ragu-ragu ia melangkah masuk hingga aku berjalan di depannya sebagai pemandu jalan. Akhirnya kutunjukkan kamar kecil yang biasa aku pakai. Begitu ia masuk aku pun pergi ke dapur untuk mencari makanan kecil, sementara di luar hujan semakin deras.
Aku terkejut saat aku keluar dari dapur tiba-tiba ada tangan kekar yang memelukku dari belakang. Tiba-tiba piring yang berisi pisang goreng hampir saja terlepas dari tanganku karena kaget. Rupanya aku salah menduga. Mas Tomi yang kukira tidak mempunyai keberanian ternyata tanpa kumulai sudah mendahului dengan cara mendekapku. Napasnya yang keras menyapu-nyapu bulu kudukku hingga membuatku merinding.
"Maaf Bu Ratna, aku sudah tidak tahan..melihat ibu seperti ini", desisnya diiringi dengus napasnya yang menderu.
Lidahnya mulai menjilat-jilat bagian tengkukku hingga aku menggeliat sementara tangannya yang kokoh itu secara menyilang mendekap kedua Payudara ku. Untuk menjaga wibawaku aku pura-pura sedikit marah.
"Mas.. Apa-apaan ini.." suaraku agak kukeraskan sementara tanganku mencoba menahan laju tanganganya yang semakin liar meremas kedua payudaraku dari luar gaunku.
"Maaf Bu..sekali Maaf, Tomi. Sudah tidak tahan lagi.." diulanginya terus ucapanya itu.
Kedua tangannya semakin liar bergerak meremas-remas dan kedua ujung ibu jarinya memutar-mutar kedua puting susuku dari luar gaun satinku.
Karena desahan nafsuku juga sangat membutuhkan tubuhnya yang mendekapku dari belakang, aku biarkan dia memeluku. Apalagi tonjolan batang penisnya yang sudah dikeluarkan dari celah reslting celananya yang keras menekan kuat di belahan kedua belah buah pantatku. Terus digesek-gesekanya hingga kain satin dasterku juga ikut terselip dipantatku dan Hal ini semakin membuat nafsuku terbangkit ditambah dinginnya malam dan derasnya hujan di luar sana.
Suasana sangat mendukung bagi godaan setan untuk menggoda dan menggelitik nafsuku malam itu. Tubuhku semakin merinding dan kurasakan seluruh bulu romaku berdiri saat jilatan lidah Mas Tomi semakin ganas menerpa tulang belakangku. Tubuhku didorong Mas Tomi hingga tengkurap di atas meja makan dekat dapur yang sangat kuat karena memang terbuat dari kayu jati pilihan. Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan Mas Tomi beralih menyingkap gaunku keatas dan meremas-remas kedua buah pantatku. Aku semakin terangsang hebat saat tangan Mas Tomi yang kasar menyusup celana dalam nylonku dan meremas pantatku dengan gemas.
Begitu celana dalam nylonku terlepas dari tubuhku. Jari-jarinya mulai menyentuh lubang anusku. Gila..!! Mas Tomi, dia Benar-benar lelaki yang bertubuh kekar dan permainan seksnya sangat kasar dan liar. Tapi aku sengat suka atas permainan seksnya seperti orang kehausan dipadang pasir . beda dengan suamiku permainan ranjangnya memperlakukan aku seperti tuan putri dengan lembut.
Tapi kali ini sensasi sangat beda dari pada yang lain, Kasar dan liar. Apa lagi samar-samar kucium aroma keringat Mas Tomi yang berbau khas lelaki! Tanpa parfum.. Gila aku jadi terobsesi dengan bau khas seperti ini.
"Akhh..Masssss..jangaaannn……dongggg…..Anhh" desahku antara pura-pura menolak dan meminta.
Ya harus kuakui kalau aku benar-benar rindu pada jamahan lelaki kasar macam Mas Tomi ini yang memiliki tubuh kekar dan sudah sangat bernafsu dan akupun sudah tidak mempedulikan apa-apa lagi. Dengan beringas dan kasar dijilatnya punggungku diluar gaun satinku dan menjilat kesana-sini sehingga membuat gaun satinku basah oleh air liur bekas jilatanya, membuat tubuhku menggeliat dan menggelepar seperti ikan kekurangan air. Apalagi saat bibirnya mulai menjilat-jilat bagian pantatku.
"Ahh…anghh..Masss.. Akhh.. Jangan..Akhh" kepura-puraanku akhirnya hilang saat dengan agak kasar mulut Mas Tomi dengan rakusnya menijilati kedua belah pantatku.
Luar biasa sensasi yang kurasakan saat itu. Pantatku bergoyang-goyang ke kanan dan kiri menahan geli saat jilatan lidahnya masuk kedalam lubang Anusku.
"Unggg.. Pantat ibu indah.." kudengar Mas Tomi menggumam mengagumi keindahan pantatku.
Tanpa merasa jijik sedikitpun lidahnya terus menyelusup ke dalam lubang anusku dan jilat sana jilat sini. "Ouunggg..uuuhhh..Masss…. Ampunnhh" aku mendesis karena tidak tahan dengan rangsangan yang diberikan lelaki muda yang masih bertenaga itu apalagi dia assistenku yang seharusnya dia menghormati bila di kantor.
Malam itu aku benar-benar pasrah total begitu Liang vaginaku sudah berkedut-kedut seolah tak sabar menanti disodok-sodok oleh batang penisnya itu. Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala Mas Toni menyeruak di sela-sela pahaku dan mulutnya yang rakus mencium dan menyedot-nyedot lubang vaginaku ku dari arah belakang. Secara otomatis kakiku melebar untuk memberikan ruang bagi kepalanya agar lebih leluasa menyeruak masuk. Aku sepertinya semakin gila. Karena baru kali ini aku bermain gila di rumahku sendiri. Tapi aku sudah tak peduli yang penting gejolak nafsuku malam ini bisa terlampiaskan.
"Ouunggg.. uuhhhh..Terushh.. Ohh Masssss”, dari menolak aku menjadi meminta! Benar-benar gila ini.
Pantatku semakin liar bergoyang saat lidah Mas Tomi menyelusup ke dalam alur sempit di selangkanganku yang sudah sangat basah dan menjilat-jilat kelentitku yang sudah sangat mengembang karena birahi. Aku merasakan ada suatu desakan maha dahsyat yang menggelora, tubuhku seolah mengawang dan ringan sekali seperti terbang ke langit kenikmatan.
Tubuhku mengejang-ngejang menahan terpaan gelora kenikmatan. Mas Tomi semakin liar menjilat dan sesekali menyedot kelentitku dengan bibirnya hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan Birahiku.
"Akhh..Massss….akhh.." aku mendesis melepas orgasmeku yang pertama sejak seminggu kepergian suamiku ini.
Nikmat sekali rasanya. Tubuhku bergerak liar untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam karena lemas. Napasku masih memburu saat Mas Tomi melepaskan bibirnya dari gundukan bukit di selangkanganku. Lalu masih dengan posisi tengkurap di atas meja makan dengan setengah menungging tubuhku kembali ditindih Mas Tomi. Kali ini ia rupanya sudah menurunkan celana panjangnya setengah kaki dan benda hangat dan keras yang menempel ketat di belahan pantatku. Gila panas sekali benda itu! Aku terlalu lemas untuk bereaksi.
Beberapa saat kemudian aku merasakan benda itu mengesek-gesek belahan vaginaku yang sudah basah dan licin. Sedikit demi sedikit benda keras itu menerobos masuk kedalam lubang vaginaku. Sesak sekali rasanya. Mungkin apa yang kubayangkan tadi benar, Karena selama ini aku belum pernah melihat ukuran, bentuk maupun warnanya.
Aku kembali terangsang saat benda hangat itu menyeruak masuk dalam kehangatan bibir vaginaku.
Blesss…."Uunghhh..uuuhhhh..Bu..Ratna punya ibu benar-benar nikmat sekali.." Gumam Mas Tomi disaat batang penisnya masuk kedalam vaginaku.
Didesakkannya masuk lebih dalam lagi batang penisnya ke dalam lubang vaginaku.
“Oungggghh”. lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku.
Di kedinginan malam dan terpaan deru hujan kami berdua justru berkeringat.. Gila.. Mas Tomi menyetubuhiku di ruang makan di mana aku biasanya sarapan pagi bersama suamiku! Gaun satinku tidak dilepasnya dan masih melekat ditubuhku, hanya disingkap bagian bawahnya sedangkan celana dalam nylonku sudah terbang entah kemana dilempar Mas Tomi.
"Ouhh Mas….tomiiii.. Ahh", aku hanya mampu merintih dan menahan kenikmat yang amat sangat saat Mas Tomi mulai memompaku dari belakang lubang vaginaku dengan batang penisnya.
Dengan posisi setengah menungging dan bertumpu pada meja makan, tubuhku disodok-sodok Mas Tomi dengan gairah yang meluap-luap. Tubuhku tersentak ke depan saat Mas Tomi dengan semangat menghunjamkan batang penisnya keluar masuk ke lubang vaginaku, Lalu dengan agak kasar ditekannya punggungku hingga Payudara ku agak sesak menekan permukaan meja, Tangan kirinya menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah pantatku dengan gemasnya. Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang seolah-olah menyambut dorongan batang penisnya.
Pantatku bergoyang memutar mengimbangi tusukan-tusukan batang penisnya yang menghunjam dalam-dalam. Suara benturan pantatku dengan tulang kemaluan Mas Tomi yang terdengar di sela-sela suara gemuruh hujan menambah gairahku kian berkobar. Apalagi bau keringatnya semakin tajam tercium dilubang hidungku.
“Oh.. Inikah dunia..kenikmatan”, Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar.
"Ouhmm terushh.. Terushh.. Yang keras..Mas…tekan lebih dalam", Aku menceracau dan menggoyang pantatku kian liar saat aku merasakan detik-detik menuju puncak.
"Putar Bu.. Putarrhh" kudengar pula Mas Tomi menggeram sambil meremas pantatku kian keras.
Batang penisnya semakin keras menyodok lubang vaginaku yang sudah semakin licin. Aku merasakan batang penisnya mulai berdenyut-denyut dalam jepitan dinding vaginaku. Aku sendiri merasa semakin dekat untuk mencapai orgasmeku yang kedua. Tubuhku serasa melayang. Mataku merem melek menahan nikmat yang amat sangat. Tubuh kami terus bergoyang dan beradu untuk mencapai titik kenikmatan, sementara gaun satinku sudah basah oleh keringatku sendiri.
Mas Tomi semakin keras dan liar menghunjamkan penisnya yang menusku keluar masuk lubang vaginaku dari belakang. Lalu tiba-tiba tubuhnya kulihat mengejang-ngejang dan mulutnya menggeram keras.
"Annghh..ahhh…terushh buu.. Goyangg.. Anggghh..Tomii….mau keluar….anghhh", Batang penisnya yang terjepit erat dalam vaginaku terasa berdenyut kencang dan akhirnya aku merasakan adanya semprotan hangat yang menyirami isi rahimku.
Crott….crottt…crottt...Beberapa kali air cairan sperma Mas Tomi menyirami rahimku seolah menjadi pengobat dahaga malam ini yang sudah lama tidak disalurkan oleh Mas Tomi ke istrinya.
Tubuhnya senakin kian mengejang-ngejang liar dan tangannya semakin keras mencengkeram pantatku hingga aku merasa agak sakit dibuatnya. Tapi aku tak peduli Karena tubuhku juga seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku bergerak liar menyongsong hunjaman batang penisnya yang masih menyemprotkan sisa-sisa cairan spemanya didalam vaginaku.
"Ouunggghhh..Terus..Mas tomiiii…buang yang banyak spermau didalam vaginaku..anghhh", tanpa malu atau sungkan aku sudah meminta Mas Tomi untuk lebih kuat menggoyang pantatnya untuk menuntaskan dahagaku.
Akhirnya aku benar-benar terkapar diatas meja makan. Tulang-belulangku serasa seperti mau lepas semua. Benar-benar lemas aku dibuat oleh Mas Tomi. Kami terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami peroleh. Batang penis Mas Tomi kurasakan mulai mengkerut dan mengecil dalam jepitan lubang vaginaku. Perlahan namun pasti akhirnya batang penisnya itu terdorong keluar dan terkulai menempel di depan bibir vaginaku yang basah oleh cairan kami berdua.
Gila banyak sekali Mas Tomi mengeluarkan cairan spermanya, aku tahu itu karena banyaknya tumpahan sisa-sisa cairan spermanya meleleh keluar dari lubang vaginanku yang menetes ke lantai ruang makan.
"Ibu benar-benar hebat.. Tomi jadi sayang sama ibu.." bisik Mas Tomi di telingaku.
Aku hanya diam antara menyesal telah melakukan kesalahan terhadap suamiku dan terpuaskan hasrat liar Mas Tomi.
"Sudah Mas…Nanti Mbok Sarmi bangun", kulepas tangan Mas Tomi yang masih memelukku.
Aku berusaha melepaskan diri dari jepitan tubuh Mas Tomi yang kekar dari belakang tubuhku. Lalu aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Sekali lagi aku mandi di malam yang dingin itu.
Begitu selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dan baru sadar betapa kacaunya ruang makanku ini karena di Meja makanku sudah bergeser tak karuan sementara kulihat celana dalam nylonku terlempar ke sudut meja makanku. Mas Tomi masih membetulkan celananya.
"Maaf Bu saya.. Boleh numpang mandi Bu.."
"Silahkan Mas.. Handuknya ada di dalam".
Setelah mengambil celana dalamku yang ada dimeja makan, aku segera masuk kedalam kamar dan mengambil baju tidur yang ada didalam lemari. Kupilih baju tidur satin model daster seperti tadi saat aku bermain seks dengan Mas Tomi. Tapi kali ini hanya beda warna tapi modelnya sama. Tanpa memakai Bra dan Celana dalam lagi langsung kupakai baju tidur itu dan setelah itu aku langsung keluar dari dalam kamar untuk mengambil kain pel dan membersihkan cairan sisa-sisa persenggamaanku dengan Mas Tomi yang berceceran di lantai. Sementara itu Mas Tomi masih mandi di kamar mandi yang baru saja kupakai.
Bersambung
139 notes
·
View notes
Text
Nazuna fs2 Story - Pump it up!/Bagian 1
Nazuna: "Solo konser mini untuk idola ES, "feature live", ya ...."

Nazuna: "Tunggu sebentar, aku akan memeriksa data yang dikirim Anzu di "Holdhands"."
Nazuna: ""feature live", adalah mini konser dimana idola tampil sebagai solo, bukan sebagai unit. Akan ada kostum yang dibuat khusus bagi idola yang akan tampil, benar begitu?"
Nazuna: "Aku mengerti. Kamu datang untuk memintaku tampil, 'kan, Anzu? Tanggapannya? Sudah pasti aku mau, proyek yang kamu buat sudah pasti bagus."
Nazuna: "Ahaha ... maaf, maaf, harusnya aku mengatakan 'aku akan tampil' dengan benar, 'kan? Yah, itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan, lagipula, aku memang sedang luang."
Nazuna: "Sejak comeback, aku sudah beberapa kali tampil sebagai Ra*bits, mereka semua tumbuh dengan luar biasa, aku merasa ditarik oleh energi mereka."
Nazuna: "Aku tidak bisa menunjukkan penampilan yang setengah-setengah di hadapan Tomo-chin, Mitsuru-chin, dan Hajime-chin, jadi aku selalu melakukan yang terbaik. Bersama mereka, aku merasa bisa mencapai tingkat pro idol."
Nazuna: "Tapi proyek kali ini konser solo, ya .... kita akan berdiri di panggung sendirian, dari awal hingga akhir. Aku jadi memikirkan banyak hal, seperti "Aku tidak boleh menunjukkan performa yang membosankan.", atau "Haruskah aku melatih fisik untuk proyek ini?"."
Kuro: "Kalau mau melatih fisik, mau kutemani latihan?"
Nazuna: "Kuro-chin."
Kuro: "Maaf, aku mendengar pembicaraan kalian."
Kuro: "Aku suka nyanyianmu, jadi aku akan pergi menonton konsernya, Nito."
Nazuna: "Duh, Kuro-chin, kalau kamu bilang mau datang, itu malah memberi tekanan padaku, lho."
Kuro: "Meski begitu, jika kau benar-benar ingin melatih fisik, akan kutemani. Mengapa tidak datang ke circle-ku saja?"
Nazuna: "Bicara soal circle untuk melatih fisik, yang kamu maksud itu Shin, ya? Tapi rasanya terlalu berlebihan kalau aku berlatih bersama para ahli bela diri."
Kuro: "Kegiatan kami bukan cuma bertarung sepanjang waktu, lho? Kami juga berlatih untuk membentuk tubuh. Kami juga melakukan pertandingan dan adu gulat ... tidak, sepertinya belakangan ini lebih banyak adu gulat?
Nazuna: "Tuh, 'kan, aku akan senang mendengar saran mengenai latihan fisik, tapi tubuhku, 'kan, tidak kekar seperti kalian ... hmm? Kamu memikirkan sesuatu, Anzu?"
Nazuna: "Sebagai bagian dari persiapan konser, kamu mau mengambil fotoku saat sedang latihan otot?"
Kuro: "Foto?"
Nazuna: "Iya, foto untuk dipasang di pamflet "feature live". Kamu betulan mau pakai foto begitu, Anzu?"
Kuro: "Hee ... pamflet, ya ... foto untuk keperluan konser, bukankah biasanya menggunakan tata rias? Tapi foto yang menunjukkan bagaimana persiapan kita menghadapi konser itu juga bagus."
Nazuna: "Memang bagus. Tapi ... sebenarnya aku hanya ingin menunjukkan image sebagai seorang idola di atas panggung. Tampil sempurna, bernyanyi dengan bebas, menari dengan ringan, aku ingin menunjukkan diriku yang bersinar."
Nazuna: "Uugh ... bukannya aku tidak suka, rasanya memalukan kalau fans melihatku waktu bekerja keras di belakang panggung. Lagipula, seandainya kamu memotret waktu aku sedang latihan otot, tubuhku tidak akan terlihat bagus."
Kuro: "Latihan otot sudah jadi hal biasa, kok. Misalnya, memamerkan satu tinju atau tendangan mungkin bisa jadi foto yang bagus?"
Kuro: "Baru-baru ini, kickboxing menjadi cara populer untuk melatih otot. Selain itu, ada banyak cara lain juga ...."
Nazuna: "Boxing, ya ... sebenarnya aku tidak keberatan pada foto yang menunjukkan banyak gerakan tubuh."
Kuro: "Kickboxing hanya contoh, tapi kupikir akan menarik jika kau menunjukkan sesuatu yang berbeda dari dirimu yang biasanya."
Nazuna: "Ahaha ... makasih, Kuro-chin, saran darimu akan kujadikan referensi."
Kuro: "Ou, sekali lagi maaf sudah menyela pembicaraanmu, Nona Anzu. Aku juga akan mendukung pembuatan pamflet dan "feature live" ini, Nito."
Beberapa saat kemudian ....

Nazuna: (Hari ini makan siang di dekat jendela, ah. Enaknya duduk di sebelah mana, ya.)
???: "Oooi ... Abang!"
Nazuna: "Yang melambai dari meja di sana itu ...."
Tomoya: "Sini, sini."
Nazuna: "Tomo-chin! Aku akan kesana setelah mengambil air dingin, tunggu, ya!"
Nazuna: "Maaf sudah menunggu, kamu makan siang sendiri?"
Tomoya: "Iya, aku ke agensi untuk mengambil naskah. Karena sudah di sini, sekalian saja makan siang di kantin karyawan. Tadi Abang bersama Mbak Anzu dan Kak Kiryuu, 'kan?"
Nazuna: "Benarkah? Jika Tomo-chin juga berada di agensi pada waktu yang sama, mengapa kamu tidak memanggilku?"
Tomoya: "Aku tidak ingin mengganggu pembicaraan kalian. Jadi, apa yang kalian bicarakan?"
Nazuna: "Hmm ... Anzu memintaku tampil dalam konser solo "feature live". Tadi kami membicarakan rancangan pamflet untuk konsernya."
Tomoya: "Konser solo-nya Abang!?"
Tomoya: "Jadwalnya sudah ditentukan? Bagaimana dengan tiketnya? Kapan merch-nya bakal dijual?"
Nazuna: "Awawa ... walaupun kamu tanyakan, aku juga belum tahu detailnya, lho? Lagipula, Tomo-chin, apa kamu tidak berdiri terlalu dekat?"
Tomoyo: "Apapun yang terjadi, aku pasti bakal menontonnya! Kalau Hajime dan Mitsuru dengar, mereka pasti akan mengatakan hal yang sama. Aku ingin menontonnya!"
Tomoya: Pokoknya, harus beritahu Hajime dan Mitsuru secepatnya! "Feature live" Abang, pasti menyenangkan!"
Nazuna: (Mata Tomo-chin berbinar-binar. Sebagai Abang semua orang, aku tidak boleh mengecewakan ekspektasi mereka. "Feature live", pasti bakal sukses!)
End of Pump it up!/Bagian 1
Next>
3 notes
·
View notes
Text
Kisah Rusa Jantan Bertanduk Kecil Menemukan Pasangan
Saat ini sudah masuk bulan Maret, sebentar lagi musim mencari pasangan tiba bagi kelompok Rusa Timor di daerah Wanawisata Maliran, Blitar, Jawa Timur. Setiap musim mencari pasangan tiba, rusa jantan akan berlomba mengadu tanduk mereka satu sama lain untuk menarik hati rusa betina.
Namun Cakra, salah satu rusa jantan dalam kelompok tersebut, memilih berjalan sendirian memisahkan diri dari kelompoknya. Ia merasa minder karena memiliki fisik yang berbeda dari rusa jantan lainnya. Rusa jantan lain memiliki tanduk panjang, bercabang yang gagah dan kuat. Sedangkan Cakra memiliki yang tanduk kecil dan tak bercabang.
“Dengan tandukku ini, mana mungkin aku bisa menyaingi rusa jantan lain untuk mendapatkan betina” Ujar Cakra.
Di saat Cakra sedang berjalan menuju ke hutan, ia melihat seekor rusa betina yang ia kenal. Rusa betina ini adalah Ayudisa, teman Cakra sejak kecil. Namun ada yang ganjal, Ayudisa sedang digoda oleh rusa jantan lain.
Melihat Ayudisa tampak terpojok tak berdaya, tanpa berpikir panjang Cakra langsung berlari menghampirinya.
Dihadapan Cakra adalah Gatot dan teman-temannya. Gatot adalah rusa jantan dominan yang sombong. Ia memiliki tubuh kekar dan punya tanduk yang tumbuh sempurna.
“Oke kalo gitu, kita bertanding. Mau cari mati nih anak!” — kata Gatot
Cakra menghiraukan rasa minder yang ia khawatirkan sebelumnya. Ia pun memberanikan diri untuk beradu tanduk dengan Gatot.
Di kesempatan pertama, Cakra kalah melawan Gatot. Namun karena kegigihannya dan dorongan untuk melindungi Ayudisa, ia selalu bangkit dan melawan.
Sampai akhirnya ia berhasil membuat Gatot mundur.. Melihat Gatot kalah, teman-teman nya pun ikut pergi.
“Ya ampun Cakra, kamu gapapa?” tanya Ayudisa sambil terisak tangis berjalan menghampiri Cakra.
“Gak usah khawatir, aku gapapa kok.” ujar Cakra sambil terengah kecapekan dengan badan penuh lembam.
“Makasih udah menolong aku dari mereka. Kenapa kamu segitunya? Padahal kamu tahu bahwa kamu tidak sebanding dengannya” kata Ayudisa.
Mereka pun kemudian hidup bahagia sebagai pasangan.
4 notes
·
View notes
Text
Huwai Tas Ransel Mountaineering 60L
https://tokopedia.link/G7i3tky7QDb - https://shope.ee/A9pqzFCvRc
====================================================Spesifikasi: Merek: Huwai Material: Nylon Dimensi: Sekitar 61 x 37 x 21 cm Kapasitas: 60 L Gender: Unisex
Informasi Tas ini memiliki kualitas yang melebihi ekspektasi dari harganya itu sendiri, Anda akan mendapatkan tas ransel terjangkau yang dibekali fitur tahan air dan material yang kuat. Fisiknya yang begitu kekar dan kuat, sangat erat dengan desainnya yang bergaya militer.
Fitur Waterproof Anda tak perlu direpotkan dengan raincover bag, saat hujan tiba. Tas menggunakan bahan nylon yang yang dilengkapi fitur tahan air atau waterproof, sehingga melindungi bagian dalam dalam tas Anda, terutama saat Anda menyimpan barang-barang gadget seperti laptop, kamera, dan smartphone.
High Material Dengan menggunakan bahan nylon dan juga untuk bagian lining-nya menggunakan polyester, tas punggung sangat cocok bagi Anda tengah mencari tas yang kuat, awet, dan tahan lama. Bahkan, tas laptop ini tak mudah diseset oleh pisau dan benda tajam lainnya.
Many Slot Selain memiliki kompartemen utama yang cukup besar, tas ransel ini dilengkapi dengan banyak slot yang bisa Anda gunakan untuk menyimpan barang-barang kecil seperti peralatan tulis, botol air minum, maupun gadget smartphone dan tablet.
Comportable and Ergonomics Jangan dilihat dari fisiknya yang begitu kekar dan kuat, Tas ransel ini juga sisi kelembutan dan kenyamanan saat Anda pakai sebagai tas backpack. Sirkulasi udara yang mengalir di sela-sela bodi tas, juga akan mengurangi hawa panas dan gerah di punggung Anda saat mengenakan tas ini.
Paket Termasuk 1 x Huwai Tas Ransel Mountaineering 60L ==================================================== https://shope.ee/A9lt8Dkz3M https://tokopedia.link/vfg3UqLVZzb
#kantong belanja#shopee#tas belanja#toko online#tokopedia#anggaran belanja#keranjang belanja#ecommerce#shoppers#shopping#online shops offer#belanja online#online shopping#online store#tas#ransel#backpack#60l
16 notes
·
View notes
Text
Penuh Rencana Dan Bayangan Sukrip adalah pemuda tampan perawakan tinggi kekar asal Tulungagung, yang seluruh fase hidupnya berusaha dia rencanakan dengan detail sejak bayi. Mulai sekolah, teman, kerja, jodoh, rumah, dan semuanya dia rencanakan dengan detil sejak bayi. Semua rencana itu dia usahakan tepat sasaran jika pun belum tercapai sukrip akan memperjuangkannya dengan segala cara. Termasuk…

View On WordPress
0 notes
Text
10 Swords
Saya kira sebagian besar dari kita pernah menonton film ikonik garapan sutradara Ridley Scott, Gladiator, yang mengikuti kisah Maximus Decimus Meridius. Peran utama dalam film itu, seperti yang mungkin akan dikatakan oleh sebagian besar wanita, jatuh ke tangan Russell Crowe, dan sementara mereka semua memimpikan seorang pria kekar berseragam tempur yang melawan musuh atas nama cinta dan balas dendam, mereka mungkin terjebak dengan versi Rodney Trotter di rumah. (Jika Anda tahu, Anda tahu). Namun, tentu saja, Roma Kuno adalah tema yang bagus untuk slot online, dan hari ini, kita akan berjalan-jalan melalui Push Gaming celah berjudul 10 Swords. Game 5-reel ini memiliki 20 garis pembayaran tetap, RTP 96.45%, dan kemenangan maksimum taruhan 5,000x.
Lalu, apa yang telah disiapkan Push untuk kami sehubungan dengan rangkaian fiturnya? Nah, tampaknya kait utama adalah fitur koleksi tangga, di mana mendaratkan empat atau lebih simbol pedang secara bersamaan akan memberikan hadiah pengganda yang sesuai dari tangga tersebut. Picu putaran gratis, dan Anda akan mendapatkan lebih banyak peluang untuk mendaratkan pedang, karena Anda dapat mengumpulkan simbol bonus untuk meningkatkan simbol bernilai lebih rendah. Terakhir, kami memiliki opsi mode taruhan yang ditingkatkan yang dapat digunakan, bersama dengan opsi pembelian fitur dengan harga taruhan 50x yang wajar.
0 notes
Text
Ada joki hidup ngga sih? [Cerpen]
"Ya Tuhan... Ada joki hidup ngga sih? Capek banget, pengin istirahat," celetuk wanita bertubuh kekar itu. Kalimatnya sontak membuat gadis kecil yang duduk di sampingnya terbelalak. Meski umurnya lebih muda, ia tahu arti dari nada bicara dan tatapan nanar kakaknya. Wanita yang selalu terlihat kuat itu nampak sedang tidak baik-baik saja. "Kakak kenapa? Ada masalah?" tanya si gadis kecil dengan hati-hati. Wanita yang diajaknya bicara kemudian menoleh, melebarkan bibirnya seolah ingin menunjukkan senyuman, namun tidak dengan matanya. "Ngga kok, ngga kenapa-kenapa, hehee," jawabnya. Suasana taman itu kembali hening. Wanita yang nampak selalu terlihat kuat itu kemudian berbaring di rerumputan, memejamkan matanya. Dalam heningnya sore yang mendung itu, ia kemudian bercakap dengan dirinya sendiri. "Cukup diriku sendiri saja yang tahu apa masalahku," ucapnya dalam hati. Ia kemudian mengingat momen saat menceritakan masalahnya dengan seseorang. Wanita itu kembali menghela napas panjang, "Toh, kalaupun aku cerita, ngga semua orang menganggap ini sebuah masalah. Bisa jadi mereka justru adu nasib, menganggap masalah hidupnya lebih besar dari masalahku," pikirnya. -15 Januari 2023-
0 notes