#JessicaVeranda

[official-jkt48-blog]

Halo, jangan pada cemberut gitu dong. Yuk, terus lah tersenyum dengan manis meskipun kamu lagi banyak masalah. Veranda saja tersenyum ceria, masa kamu enggak?

[jrorenji-blog]

God, you're so beautiful😍

[noviarifin]

Badai [VE]randa #ve #jessicaveranda @jkt48ve #vectorart #vector #vector_id #ilustration #badaiveranda

[madamwijaya]

Selamat di tengah malam semuanya... Terima kasih yang sudah #NontonMononoke di Bioskop CGV Britz Pasific Place kemarin malam... #jkt48 #jessicaveranda #cgvbritz #pasificplacemall http://ift.tt/2vdkMDm

[jrorenji-blog]

Part 2 of this lovely human being😍

[madamwijaya]

#info #televisi Jangan lewatkan Veranda di The East Sore ini jam 18.00 di NET TV #vejkt48 #jkt48 #JessicaVeranda #exjkt48 #theeastnet #nettv http://ift.tt/2qm9jR6

[tmaditya-blog]

Seni ga ada batasnya ... NgeIdol pun ga ada batasnya ... #doodle4haiday #JessicaVeranda

[madamwijaya]

Inilah Detik-detik Ve JKT48 mencabut Bingkai foto di JKT48 Theater Dan sekaligus Terima kasih buat Ve JKT48 (2) ... #vejkt48 #JessicaVeranda #jkt48 #memberjkt48 #exjkt48 #jkt48theater #JKT48MI2017 #jkt48memberindo #adamwijaya48 #adamwijayafansjkt48 http://ift.tt/2rUOedy

[tmaditya-blog]

Seni ga ada batasnya ... Ng-idol pun ga ada batasnya ... #doodle4haiday #JessicaVeranda

[forzamelody]

Angin, Hujan dan Petir

Keempat sahabat itu keluar dari kelas pertama hari itu, kelas filosofi pak aryo, dosen dengan perawakan tukang pukul dengan aura khas guru killer dengan buku filosofi yang lebih mirip kitab suci daripada buku materi kuliah mungkin ia lebih cocok jadi dosen mekanika fluida atau perlakuan panas untuk mahasiswa teknik, bukan sastra.

Berjalan  menuju kantin untuk menikmati surga dunia pagi hari, empat mangkuk bubur ayam, dengan pemandangan adik tingkat yang masih terlihat cerah, tidak seperti mereka berempat yang mulai termakan jaman. keempatnya Malik Raine dan Gio adalah mahasiswa sastra dan windi adalah mahasiswi transfer dari jurusan sospol yang berkhianat jadi sastrawati karena ia menyukai fiksi. Entah bagaimana mereka bisa akrab seperti itu, mungkin kesamaan visi dan misi bangku kuliah yang menyatukan mereka. Mereka berempat memiliki jiwa sastra yang agak berlebihan untuk kelompok kecil mahasiswa, mereka bisa membuat semangkuk bubur ayam itu menjadi kumpulan puisi yang jika ditulis bisa berlembar lembar.

Hari ini mereka belum menemukan objek untuk dijadikan ajang berfilosofi, kecuali Gio. Ia dan sorot matanya sudah terkunci di satu sosok adik tingkat yang hampir setiap pagi. Windi melihat gio yang terpaku memulai pembukaan untuk dunia filosofi mereka, pertanyaan pertama untuk Gio, “Hey Gio. siapa nama gadis itu?” sambil menepuk punggung sahabatnya itu, Gio tidak bergeming ia hanya tersenyum melihat adik tingkatnya bercengkrama dengan teman sebayanya.

Windi memutuskan untuk menyamarkan subjek, ia bergumam pada Gio, “hey Gio sadarkah kamu, gadis itu seperti angin buatmu ia hanya akan sekedar lewat seperti pagi ini. Sebentar lagi ia akan pergi dan tidak akan terlihat lagi. Tapi harus kau tahu, dia tetap angin mungkin pagi ini ia ceria, siapa sangka siang nanti ia berubah jadi topan yang menyeramkan. Dia kadang datar kadang sangat ekspresif, nikmatilah anginmu Gio tapi ingat dia angin yang tidak bisa ditebak.

 Raine memulai teknik olah kata miliknya, tadi dia tidak sepaham dengan windi, menurutnya gadis itu seperti hujan, ”menyejukkan, senyumnya laksana tetesan hujan di tengan gersangnya gurun. hujan itu memang terlihat dingin, seperti hujan malam hari atau bahkan seperti salju tapi ia juga pernah terlihat sangat hangat seperti hujan di awal musim semi, hangat. Ia juga menyapa hujan lain dengan lembut. dia hujan yang tidak ada duanya.

Malik berdiri dari kursinya, meninggalkan sisa bubur ayam di mejanya dan bercerita “ aku pernah melihatnya meledak, seperti kilatan petir di siang bolong. Menyeramkan, mengeluarkan semua potensinya ledakannya , berteriak di tengah gemuruh hujan dan angin. melukis semua guratan listrik di kanvas langit, mungkin cuma dia petir yang mampu bersinar di bawah matahari”.

hey bagaimana pendapatmu tentang gadis itu Gio ? rai bertanya pada gio yang masih menatap gadis yang mereka bicarakan

Gio berdiri, semua yang kalian bicarakan itu masih belum menafsirkan sosok itu, gadis itu bernama Jessica Veranda, ia tidak cocok dengan filosofi kalian. Angin hujan dan petir itu terlalu simple untuknya

"jika maksudmu begitu, apa kau punya filosofi yang lebih cocok untuknya ? malik mendesak

Gio masih menatap veranda  sambil meracau.

"angin akan menyejukkan saat bersama hujan, hujan akan menyeramkan saat bertemu petir, dan petir tanpa angin laksana hujan tanpa air”

"tentu saja, aku menyebutnya badai veranda"

[madamwijaya]

Inilah Detik-detik Ve JKT48 mencabut Bingkai foto di JKT48 Theater Dan sekaligus Terima kasih buat Ve JKT48 (1) ... #vejkt48 #JessicaVeranda #jkt48 #memberjkt48 #exjkt48 #jkt48theater #JKT48MI2017 #jkt48memberindo #adamwijaya48 #adamwijayafansjkt48 http://ift.tt/2qk8ELR