#Jepitan rambut tutorial buat
Explore tagged Tumblr posts
Text
tutorial buat jepitan rambut
Tutorial Cara Buat Jepitan Rambut dari Kain
Apakah Anda ingin menambah koleksi aksesori rambut dengan sentuhan pribadi? Jepitan rambut dari kain adalah solusi yang kreatif dan menyenangkan. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat jepitan rambut dari kain yang unik dan cantik.
Bahan-Bahan yang Dibutuhkan:
Kain perca (bisa menggunakan kain katun, satin, atau kain lain yang Anda suka)
Jepitan rambut dasar (bisa ditemukan di toko aksesori atau toko kerajinan)
Gunting kain
Lem tembak atau lem kain
Jarum dan benang (opsional)
Hiasan tambahan seperti manik-manik, renda, atau pita (opsional)
Langkah-Langkah:
Persiapan Kain:
Pilih kain dengan motif dan warna yang Anda sukai. Potong kain menjadi bentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 10 cm x 20 cm. Anda bisa menyesuaikan ukuran sesuai selera dan ukuran jepitan rambut yang Anda gunakan.
Membuat Lipatan Kain:
Lipat kain secara horizontal sehingga membentuk lipatan selebar 5 cm. Pastikan sisi motif berada di luar.
Membentuk Jepitan:
Ambil lipatan kain dan lipat lagi secara vertikal menjadi dua bagian, sehingga panjangnya menjadi 10 cm. Jahit atau rekatkan tepi kain yang terbuka dengan lem tembak atau lem kain.
Menempelkan Kain ke Jepitan:
Tempelkan kain yang telah dilipat dan dijahit ke jepitan rambut dasar menggunakan lem tembak atau lem kain. Pastikan kain menempel dengan kuat dan rapi.
Menambahkan Hiasan:
Anda bisa menambahkan hiasan tambahan seperti manik-manik, renda, atau pita untuk memberikan sentuhan ekstra pada jepitan rambut Anda. Tempelkan hiasan menggunakan lem tembak atau lem kain.
Finishing:
Periksa kembali jepitan rambut Anda dan pastikan semua bagian sudah menempel dengan kuat dan rapi. Biarkan lem kering sepenuhnya sebelum digunakan.
Tips Tambahan:
Anda bisa mencoba berbagai jenis kain dan motif untuk menciptakan variasi jepitan rambut yang berbeda.
Jepitan rambut ini juga bisa dijadikan hadiah yang unik dan personal untuk teman atau keluarga.
0 notes
Text
Tutorial Cara Membuat dan Memakai Boneka Promosi
Buat dan Pajang Boneka Jemuran
Boneka jemuran cocok untuk kustomisasi. Boneka-boneka ini telah diberi pakaian kontemporer atau nasional untuk perayaan Hari Ibu. Boneka Promosi berbentuk Peg dengan kepala manik-manik terbuat dari kayu mudah disesuaikan dan diberi pakaian.
Tutorial berikut akan menunjukkan langkah-langkah dasar untuk membuat boneka, bersama dengan berbagai cara mudah untuk membuat fitur wajah dan gaya rambut untuk boneka Anda. Boneka yang ditampilkan di sini telah dibuat sebagai dekorasi untuk Hari Ibu, dan menampilkan berbagai kelompok etnis dan kostum untuk mewakili ibu dari seluruh dunia.
Boneka Nigeria dengan Hiasan Kepala Geleng
Ada juga instruksi untuk membuat jemuran pengantin pria dan pengantin jemuran. Gunakan tautan ini untuk melihat daftar lengkap proyek boneka jepitan.
Boneka-boneka yang ditampilkan di sini semuanya menampilkan kostum yang terbuat dari terpaku pada pita dan potongan-potongan kain. Petunjuk ini menunjukkan metode untuk membuat boneka yang mudah untuk anak-anak atau orang dewasa. Boneka-boneka itu membuat figur atau figur bermain yang bagus untuk kotak dan adegan diorama sekolah juga.
Cara Mempersiapkan Bagian untuk Boneka Jemuran
Souvenir Boneka promosi dengan pakaian sederhana yang diperlihatkan dalam tutorial ini menggunakan pakaian dasar kayu, peg body dan cincin kayu, bersama dengan kepala manik kayu. Suku cadang tersedia secara online atau dari banyak toko peralatan kerajinan. Untuk boneka yang ditampilkan di sini, kami menggunakan manik-manik kayu berdiameter 1 1/4 inci (3,3 cm) kadang-kadang disebut 'topi dowel' karena mereka memiliki lubang tunggal yang cukup besar di dasar manik-manik, dan 3 3/4 inci panjang ( 9,5 cm) jemuran. Cincin ini memiliki lebar 1 1/8 inci (3 cm). Secara online Anda dapat membeli pin boneka dan berdiri dari Dick Blick.
Bagian-bagian ini menghasilkan boneka yang sedikit lebih kecil dari skala rumah boneka standar (1:12), tetapi dapat digunakan dengan banyak aksesori dan pakaian rumah boneka standar. Senjata untuk boneka dapat dibuat dari pembersih pipa chenille, atau dari kertas pengukur 18/20 atau kawat yang dibungkus kain, ditutupi dengan benang bordir untuk disesuaikan dengan warna kulit boneka atau kostum.
Untuk menyiapkan tubuh boneka untuk memasukkan lengan, lubang yang sedikit lebih besar dari kawat atau pembersih pipa yang digunakan untuk senjata dibor hanya dari 'bahu' peniti pakaian. Anda dapat menggunakan bor listrik atau pin wakil untuk mengebor lubang lengan jika Anda memiliki ukuran bor yang benar. Pastikan Anda berbaris di lubang lengan sehingga melewati tubuh pada sudut kanan ke kaki!
0 notes
Text
Ingin Dicemburui Bidadari Syurga
Assalamualaykum…
Hari ini mau membahas tentang hijab. Hal yang akhirnya membawa aku ke dunia baru yang asing, yang anehnya lagi; mempertemukan aku dengan rasa nyaman.
Ngomong-ngomong soal berhijab, keinginan untuk berhijab sebenarnya sudah muncul sejak kelas 7 SMP. Which is, nine years ago! Eh, ten years ago? (Jadi berasa tua, kan hmmm). Tapi itu cuma niat sekilas karena hanya sepersekian detik terus hilang. Excuse-nya, selalu “Nanti aja, jadiin nadzar aja. Kalo lulus UN dan masuk SMA favorit, mau berhijab!” Gitu.
Terus? UN nya Alhamdulillah lolos. Masuk SMA yang difavoritkan juga. Tapi…. Berhijab? Tidak! Masih pilih kemeja pendek, batik sekolah pun yang pendek. Alhamdulillah roknya panjang, karena memang harus seperti itu.
Nadzarnya? Diganti dong pake nadzar puasa hahahaha! Setelah dipikir-pikir, emangnya barang apa bisa diganti? Ck ah!
Di SMA, punya sahabat kan, semuanya berhijab, sedangkan yang ada di atas rambutku saat itu hanya jepitan rambut yang unyu-unyu ataupun bando. Dan karena rambutku cukup panjang, sampe dijadiin ‘bahan percobaan’ buat tutorial ‘mengepang rambut’. Ditambah, tren poni belah dua yang saat itu lagi ngetren, BBB; BB, belah dua, dan balance power. Niatku untuk berhijab semakin jauh. Dan lagi-lagi, “Nunggu lulus aja. Ntar aja pas kuliah..”.
Tapi herannya, pikiran itu terus membayang-bayangiku. Akhirnya, kelas 12 aku memilih untuk berhijab. Tapi gayanya masih kaya puasa Daud, hari ini pake, besok lepas, besoknya lagi pake, besoknya lagi lepas. Iya, gak baik memang. Udah kayak pintu aja dibuka terus ditutup. Tapi, ternyata kebiasaan itu membawa perubahan yang cukup mengherankan. Aneh banget, setiap jadwalku memakai hijab, sikapku menjadi lebih pendiam. Aku merasa harus menjaga sikapku. Sampai pada akhirnya aku menemukan rasa nyaman memakai hijab, tapi, karena tren hijabers saat itu, aku urungkan niatku. Aku tidak ingin dicap memakai hijab hanya karena mengikuti tren semata. Entah benar atau tidak, tapi mungkin aku tidak harus memikirkan apa yang akan orang lain katakan padaku. But anyway, lagi, aku gagal berhijab!
Setelah kuliah, keinginan untuk berhijab secara benar hadir kembali. Akhirnya dengan bermodalkan dua pashmina berwarna hitam bercorak owl dan berwarna biru yang rame banget, aku pun belajar. Asli, cuma dua pashmina! Sisanya adalah kerudung paris segiempat yang aku sama sekali tidak bisa memakainya. Aku tidak ahli menutup rambutku dengan kerudung paris itu. Just for additional information, pakai kerudung paris itu bisa satu jam, baru beranjak dari cermin. Jadi, ya biarinlah, cuma modal dua pashmina aja. Dan berhubung semua bajuku berlengan pendek, I need some outers untuk menutupi lenganku. Aku ingat sekali, hanya blazer hitam dan beige, lalu cardigan pink keunguan kesukaanku yang selalu aku pakai bergilir. Namanya belajar, bukan? Biarin deh orang lain mau ngomong apa.
Oke, jadi awalnya aku hanya belajar menutupi rambutku. Aku masih pakai jeans ketat. Aku masih pakai flatshoes tanpa kaos kaki. Langkah selanjutnya, aku mulai menyukai memakai rok. Kemajuannya hanya pada rok.
Lalu, aku mulai menjulurkan hijabku.
Besoknya, aku sampirkan lagi hijabku.
Besoknya lagi, aku kembali pada celana jeans.
Hijabku naik turun.
Celana dan rok pun bergantian aku pakai.
Dan suatu hari, saat aku menjulurkan hijabku dan memakai rok, aku menemukan ada yang aneh, tapi tenang, tapi buat aku nyaman.. Entahlah.
Oh iya. Soal kaos kaki, aku baru tau, kalau kaki itu adalah aurat perempuan. Sudah tau sih kalau aurat perempuan itu seluruh badan kecuali telapak tangan dan wajah, yang artinya, kaki itu juga aurat! Tapi, aku (lagi-lagi) mengabaikannya. Hal yang paling aku ingat mengenai kaos kaki adalah pada saat aku di Malaysia, saat itu aku sedang mengikuti program Student Exchange. Aku yang tinggal di asrama putri, berniat membeli beberapa makanan kecil untuk camilan. Aku, memakai sandal. Kaos kakiku, aku tinggalkan. Dan tahu apa yang terjadi selanjutnya? Pandangan sinis dari atas sampai bawah dilemparkan orang-orang di kantin kepadaku. Rasanya? Seperti berdosa. Seperti aku sudah melakukan sesuatu yang luar biasa. Dan akhirnya aku sadar, aku (hanya) tidak memakai kaos kakiku. Malu. Sedih. Marah juga. Hiks.
Dari situ, apakah aku lalu memakai kaos kaki setiap hari? Jawabannya bisa ditebak dengan mudah; tidak. Untuk apa? Toh, aku memakai rok. Aku memakai flatshoes, kakiku akan tertutup, kan? Dan lagipula aku heran, apakah benar, kaki itu aurat? Kenapa kaki itu bagian dari aurat? Ah, lagi-lagi aku lupa. Aurat wanita itu kan telapak tangan dan wajah.
Perjalananku ini, bisa dibilang cukup panjang.
Aku jadi teringat salah satu hadits yang menyebutkan : “Seluruh umat Rasulullah akan masuk ke dalam Syurga, kecuali mereka yang menolaknya.”. Deg! Aku terdiam. Aku mencoba untuk melupakan apa yang baru saja aku baca. Tidak, aku tidak ingin jadi umat yang menolak Syurga. Tidak, itu tidak benar! Aku pun ingin Syurga! Aku tidak ingin neraka! Aku terdiam lagi. Mencoba mengambil udara di tengah-tengah hatiku yang tiba-tiba sesak.
Bismillahirrahmanirrahiim. Aku ingin belajar menjadi akhwat. Aku ingin belajar menjadi kaum wanita yang namanya abadi dalam Surat An-Nisa. Aku ingin belajar seperti Ibunda Aisyah. Perlahan. Terus dilakukan. Jangan ditinggalkan. Terus berjalan. Melangkah lagi. Terus�� Sampai pada akhirnya, kita pantas dicemburui oleh bidadari Syurga.
Di hari aku memakai pakaian yang menjulur hingga tanah. Kaki yang tertutup kaos kaki. Dan hijab yang juga menjulur, aku seperti… Seperti menemukan diriku yang baru. Aneh. Asing. Pikiranku selalu berkata, kalau aku mengenakan ini, bagaimana ya tanggapan keluarga, saudara, dan teman-temanku? Pasti aku dicap dan dibilang sok alim. Tapi tunggu, kenapa aku merasa; nyaman? Darimana kenyamanan itu? Aku malu dengan pandangan manusia, tapi aku tahu, aku akan lebih malu jika Allah yang memandang sinis ke arahku itu.
Ukht, jangan menunggu hidayah datang. Tapi cari hidayah itu. Paksa hidayah itu datang. Karena dari situlah, kita “kembali”. Hal yang sama denganku, aku hanya duduk terdiam menunggu hidayah, hidayah itu gak pernah datang. Dateng sih, tapi besoknya pergi lagi. Beda kalau kita yang mencari. Kita jadi tau susahnya mencari hidayah, sehingga saat kita dan hidayah bertemu, rasanya kita ingin terus bertanya padanya.
Aku, tidak lebih baik darimu. Tapi, maukah kamu bersama-sama denganku? Menuju kebaikan yang diridhaiNya. Agar kita, bisa sama-sama saling mengingatkan. Agar kita bisa sama-sama saling menyemangati. Agar selalu ada nasihat-nasihat indah yang kita tukarkan. Bismillahirrahmannirrahiim, Ya Allah, tetapkanlah hatiku di atas agamaKu.
Wassalamualaykum..
0 notes