Tumgik
#Jalan longsor
bantennewscoid-blog · 4 months
Text
Jalan Menuju Wisata Negeri di Atas Awan Lebak Longsor
LEBAK – Jalan Raya Cipanas – Warungbanten, tepatnya di Kampung Parakan Santri, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, longsor. Jalut itu menghubungkan akses menuju lokasi wisata Negeri Di Atas Awan. Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, jika amblasnya jalan tersebut awalnya terjadi pada tanggal 18 Mei 2024. “Awalnya sih longsornya jalan tersebut…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kantorberita · 2 months
Text
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Rencanakan Penanganan Permanen Jalan Lintas Curup - Lebong
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Rencanakan Penanganan Permanen Jalan Lintas Curup – Lebong KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, merencanakan penanganan permanen untuk jalan lintas Curup – Lebong, Hal ini disampaikannya saat mengunjungi lokasi longsor pada Hari sabtu, tanggal (26/7/24). Penanganan ini bertujuan mencegah longsor susulan dan mengurangi dampak di…
0 notes
bidiktangsel · 2 years
Text
Pemprov Banten Kerahkan Tim dan Alat Berat Untuk Penanganan Tanah Longsor Ruas Jalan Picung-Munjul
Pemprov Banten Kerahkan Tim dan Alat Berat Untuk Penanganan Tanah Longsor Ruas Jalan Picung-Munjul
Serang, bidiktangsel.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten telah mengerahkan tim cepat tanggap dan sejumlah alat berat untuk menangani bencana alam tanah longsor pada ruas Jalan Picung-Munjul, Kabupaten Pandeglang. Setidaknya terdapat empat titik lokasi tanah yg longsor yang mengakibatkan akses jalan terputus, bahkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bogorone · 2 years
Text
Waspada! Jalan Raya Bocimi Mengancam Keselamatan Warga 
BogorOne.co.id | Kecamatan Ciawi – Bagi masyarakat yang melintas di Jalan Raya Bogor Ciawi Sukabumi atau Jalan Bocimi harus lebih berhati-hati. Saat ini kondisi jalan tersebut retak dan mengantung akibat longsor. Pantauan BogorOne, Jalan Bocimi yang retak, amblas dan mengantung itu berada di Kampung Cikereteg, Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, hingga Desa Bitungsari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 2 years
Text
Jalan Alternatif Banyumas-Brebes Putus Akibat Longsor, Ganjar Upayakan Jembatan Sementara
Jalan Alternatif Banyumas-Brebes Putus Akibat Longsor, Ganjar Upayakan Jembatan Sementara
BNews—JATENG— Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau langsung jalan alternatif Banyumas-Brebes di Desa Samudra Kulon, Kecamatan Gumelar, Rabu (23/11). Jalan itu putus akibat longsor pada Jumat (18/11) lalu. Saat Ganjar tiba, sudah dipasang garis pembatas di sekitar area jalan yang longsor. Panjang badan jalan yang longsor mencapai sekitar 25 meter. Adapun kedalaman tebing dan sungai lebih…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kakganta · 8 months
Text
SEMUA DEMI WADAS
Tumblr media
Dahsyat gemuruh hujan menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada 24 Juni 1988 malam. Hamim kecil tengah bersiap tidur di sebelah adiknya yang sudah terlelap. 
Mereka tengah menginap di rumah neneknya yang menggelar selamatan. Tak jauh dari situ, paman Hamim juga sedang mengadakan acara tahlilan. Setidaknya ada 20 orang yang hadir di kedua acara. Waktu menunjukkan penghujung jam delapan malam, ketika suara tahlil masih terdengar bersahutan dengan deru hujan. Hamim tak bisa menahan kantuk.
“Waktu itu saya tidur,” tutur Hamim yang kini berusia 42 tahun. Tatkala Hamim saya temui di musala Wadas, 17 Desember 2021. Dia tak menyangka, Subuh itu menjadi pengalaman traumatis yang kelak dibawanya hingga dewasa.
Duaaarrr!!!
Suara ledakan–bunyi tanah ambruk karena longsor–terdengar dari jauh. Warga yang khidmat melantunkan ayat-ayat suci dibuat terkejut. Ngatirin bersama warga yang berada di lokasi hanya bertanya-tanya, tetapi tak bergegas meninggalkan rumah tersebut. Jarak jauh dan hujan yang menggila menjadi alasannya.
Tiba-tiba, rumah yang diduduki Ngatirin kejatuhan tetesan air bocor. Sebuah tetesan yang tidak biasa. Sekelebat selanjutnya, rumah itu ambruk diserbu lumpur dari tanah longsor yang menuju ke hilir sungai.
Warga tak sempat bereaksi barang sepatah kata pun. Material rumah berhamburan bersama seisi rumah. Ngatirin hanyut sejauh 50 meter. Dia mencoba menyelamatkan diri lewat sawah. Sayang, hempasan banjir bandang bercampur lumpur alias aliran debris itu kembali mendorongnya tak tentu arah. Gumpalan-gumpalan lumpur ikut tertelan. Hingga akhirnya Ngatirin berhasil menjamah pelepah daun kelapa dan bergelantungan dua jam lamanya.
“Saya sampai luka-luka,” ucap Ngatirin (52) seraya menunjukkan letak luka pada tangan serta antara hidung dan bibirnya yang bekasnya sudah hilang.
Tumblr media
Sekitar pukul 24.00, laju lumpur mereda. Ngatirin dijemput kakak kandungnya untuk pulang ke rumah. Setelah memakan banyak tanah, perut Ngatirin tidak sanggup menelan makanan hingga dua hari kemudian.
Luapan air bah bercampur lumpur itu juga disaksikan Marsono, 63 tahun. Sebelumnya, ayahnya gusar melihat lebatnya hujan di malam tragedi. Hujan tersebut sudah berlangsung sejak sore dan kian lebat kala menginjak jam delapan malam.
“Udaranya kok amis-amis. Hujannya beda,” kata ayahnya malam itu sebagaimana ditirukan Marsono.
Marsono yang mengantuk tak terlalu menanggapi ucapan ayahnya. Tiba-tiba seorang kerabat mendatangi rumahnya dan mengajak pergi. Bersama dua orang lainnya, Marsono bergegas menuju ke arah Sungai Wadas ditemani penerangan seadanya. Arus listrik yang belum masuk ke Wadas ditambah hujan lebat membuat suasana serasa angker.
Dalam perjalanan, mereka bertiga ditahan aliran air riam dari sungai yang sampai ke daratan. Bersamaan dengan itu terlihat bongkahan tanah yang amat besar turut memblokade jalan mereka. Tak hanya mengisolasi jalan, tanah itu juga menahan aliran sungai sehingga berbelok mencapai daratan. Mereka terpaksa mencari jalan lain. Rasa takut dan udara dingin mengusap dada.
Demikianlah bencana berawal dari lonjakan hujan yang disertai angin kencang. Air hujan yang deras menyebabkan kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Terjadi gangguan keseimbangan pada lereng dataran tinggi yang berakibat tanah longsor. 
Bongkahan tanah dari lereng-lereng terjal menyerbu dan menyumbat aliran sungai di bawahnya. Arus sungai membuncah setelah kejatuhan bongkahan tanah. Tumpah ruah bersama lumpur membanjiri daratan. Menyapu tiga rumah, pohon, dan apapun yang dilintasinya. Begitulah kiranya kesaksian sejumlah warga.
Tumblr media
Malam berganti Subuh, ketika Hamim membuka sepasang matanya. Sontak ia terkejut tatkala mendapati dirinya terbangun di bawah atap langit. Hamim baru menyadari ia terbangun di area lahan sawah.
Tubuhnya sedikit lecet dengan pakaian yang basah diguyur air. Hujan belum berhenti, meski tidak sederas semalam. Dari jauh terdengar suara teriakan meminta tolong bergantian dengan seruan “Allahu Akbar”. Hamim mencari asal suara. Ia pun melihat potongan-potongan kaca tajam dari rumah-rumah yang hancur. Tak jauh dari situ terlihat aliran lumpur yang bercampur darah.
Salah satu korban yang terhempas longsor adalah Jalal. Laki-laki berpostur tinggi besar ini dikenal sebagai orang yang kuat seantero Wadas. Para saksi melihat ia tengah berkeliling mencari anak dan istrinya. Langkahnya terseok-seok karena kaki kirinya hancur dihempas aliran debris. Dia terus berteriak memanggil istri dan anaknya tanpa peduli darah terus mengucur dari kakinya.
“Anak, bojoku, di mana?” teriak Jalal sebagaimana didengar saksi malam itu.
Dia tak kunjung menemukan tanda-tanda keberadaan anak dan istri yang tengah mengandung delapan bulan. Ketika tim evakuasi tiba, mereka menemukan Jalal tergolek lemas karena kehilangan banyak darah. Jalal menghembuskan nafas terakhir di atas tandu menuju tempat perawatan. Demikianlah diketahui istri dan anaknya juga ditemukan tewas.
Proses evakuasi dilakukan warga dibantu warga desa lain. Korban yang masih hidup segera ditandu dengan berjalan kaki menuju puskesmas terdekat. Beberapa yang tidak beruntung, menghembuskan nafas dalam perjalanan. Kala itu aksesibilitas transportasi dan jalan di Wadas tidak sebaik sekarang. Perjalanan memakan waktu lama. Belum lagi gelap malam dan derasnya hujan turut menghambat evakuasi.
“Kesana kemari bawa orang,” kisah Marsono yang menyaksikan lalu lalang tandu, sepanjang malam itu.
Longsor dan banjir bandang memakan korban tujuh jiwa dan tiga rumah. Selama seminggu sungai Wadas menjadi keruh akibat banjir lumpur.
Kini, rumah yang dahulu disapu aliran debris telah disulap menjadi hamparan sawah. Serumpun pohon bambu yang masih bertahan dari longsor, kini tumbuh kian subur dan menjadi saksi bisu tragedi malam itu.
Tumblr media
Dulu Jagung, Kini Tambang
Kaca mata saya terlepas jatuh hingga tiga kali. Sandal saya copot ketika menyusuri lereng yang ambles dalam tragedi longsor 1988. Medan kawasan itu lebih curam dibanding dataran tinggi lain di Wadas. Patahan bekas longsor masih terlihat, meski sudah samar dimakan waktu.
Jauh sebelum bencana terjadi, nenek moyang warga Wadas dikenal pembudidaya aren. Dalam perkembangannya, jagung kemudian dinilai menjadi komoditas yang lebih menguntungkan. Bahkan nasi jagung menjadi makanan sehari-hari warga Wadas masa itu. Pembukaan lahan untuk perkebunan jagung pun berlangsung. Warga rela menebas pohon-pohon aren yang banyak bertumbuh di dataran tinggi untuk dijadikan lahan jagung. Selain jagung, ada pula tanaman seperti ketela pohon dan kacang-kacangan.
Tak heran, kawasan dataran tinggi Wadas waktu itu cenderung memiliki tutupan yang lebih jarang. Marsono menyebut dengan istilah gundul karena pohon-pohon perindang tak banyak tumbuh. Padahal vegetasi menjadi faktor pengontrol yang penting bagi tanah. Jika daerah tutupan suatu kawasan baik, maka lereng tersebut juga stabil dari bencana.
Dari sinilah timbul masalah baru. Dengan terjadinya alih fungsi dari lahan aren menjadi lahan perkebunan jagung, kawasan tersebut harus menata ulang aliran air. Apabila tidak ditata, maka akan mengganggu stabilitas lereng akibat tanah yang jenuh. Bahkan satu-satunya keluarga yang mendiami dataran tinggi itu memilih pindah rumah setelah melihat ada retakkan tanah di pekarangannya.
Tak ada yang menyangka, 24 tahun kemudian tanah di kawasan itu mengalami longsor hingga menyumbat aliran sungai. Tak ada yang menduga bencana itu menghilangkan nyawa tujuh orang warga. Pemerintah daerah setempat menduga longsor terjadi karena lahan bagian atas yang gundul.
Tak ingin terus dirundung trauma, warga Wadas berinisiatif mengganti pola vegetasi. Perkebunan jagung mulai ditinggalkan. Tanaman seperti bambu ampel, pohon mlanding, jati lanang dan lain-lain, dipilih menjadi penguat lereng. Pohon-pohon bertumbuh menutupi hampir seluruh areal di atas kaki bukit. Warga memilih pola pertanian multikultural yang sesuai dengan struktur morfologi tanahnya. Usai 1988, longsor besar tak pernah lagi terjadi di Wadas.
“Orang yang baik adalah orang yang belajar dari pengalaman,” kata pakar Manajemen Bencana Geologi Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, Nandra Nugroho kala dihubungi via telepon 6 Desember 2021.
Menurut Nandra pemahaman dan kesadaran warga Wadas terhadap persoalan lingkungan sudah amat baik. Warga menanam jenis tanaman endemik Wadas yang relatif cocok dengan morfologi di sana.
“Kejadian itu (longsor) menjadi pembelajaran. Dengan local wisdom-nya, mereka beradaptasi dengan alam. Saya percaya itu,” tutur Nandra.
Pasca-kejadian longsor, warga kembali mencangkul, menanam, dan memanen. Namun rencana penambangan kuari batuan andesit di Wadas untuk membangun Bendungan Bener di Desa Guntur, Kecamatan Bener mengancam aktivitas bertani mereka. Bendungan yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Wadas diperkirakan membutuhkan material kuari dari 114 hektare lahan Wadas. Proyek bendungan itu di bawah prakarsa Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan merupakan proyek strategis nasional (PSN).
Muncul penolakan tambang dari warga Wadas. Memori masa lalu akan tragedi longsor menjadi salah satu alasan penolakan.
“Misal tebingnya ditambang 75 meter, lebih bahaya lagi. Kanan kiri desa bisa hancur. Bahaya sekali. Ini persoalan keselamatan warga juga,” kata Marsono mewanti-wanti.
Saksi mata longsor 1988 ini takut aliran air akan rusak dan menyebabkan bencana yang lebih besar dan mencekam dari sebelumnya.
“Alam itu kalau diganggu manusia akan membalas juga,” ucap Marsono dengan mata bak bara yang berpijar, seraya mengapit rokok di jari-jarinya.
Kawasan Rawan Longsor
Tumblr media
Bukit Menoreh yang didiami Wadas merupakan bekas pegunungan api yang sudah tua. Bukit ini dikontrol struktur geologi yang jauh lebih kompleks. Wajar apabila wilayah sekitar Menoreh memiliki tingkat rawan longsor yang tinggi.
“Pasti semua tahu pegunungan Menoreh rawan longsor,” tutur Nandra tanpa keraguan.
Local wisdom atau kearifan lokal yang dimiliki warga Wadas sudah menata jalan mitigasi untuk menangani longsor. Namun, yang terjadi selanjutnya akan berbeda apabila terjadi alih fungsi lahan untuk pertambangan. Mengingat kawasan tersebut memiliki morfologi yang tidak boleh diubah, apa lagi ditambang. Pembersihan lahan akibat konsekuensi logis pembangunan tambang akan memicu potensi bencana yang lebih buruk. 
“Tidak ada pemicu atau alih fungsi lahan pun sudah rawan longsor. Apa lagi kalo ditambang, pasti akan terjadi longsor,” tegas Nandra.
Sebagai kawasan hulu, Wadas memiliki peran penting untuk menjadi zona resapan. Jika zona tersebut diganggu penambangan, maka bencana ekologi lain akan terjadi. Seperti hilangnya fungsi ruang tangkapan air yang menyebabkan matinya sumber-sumber air. Pada akhirnya debit air akan berkurang dan Purworejo akan menjadi kawasan paling terdampak krisis pasokan air bersih.
Persoalan lainnya, jika drainase Purworejo tidak siap menampung, maka akan terjadi bencana banjir tatkala hujan. Begitu pula kekeringan akan menghantui ketika musim kemarau. Dengan demikian, menurut Nandra, Wadas memiliki posisi penting dalam menata kestabilan ekologi di sekitarnya. Dia menganggap serangkaian penolakan atas proyek tambang oleh warga Wadas sangat beralasan.
Meski pola kehidupan warga Wadas membantu kestabilan ekologi dari bencana alam. Namun, menurut Nandra, upaya tersebut bukan hanya tugas warga Wadas semata.
“Negara juga harus mengambil peran, bukan malah memperburuk keadaan. Proyek pertambangan ini mimpi buruk,” kata Nandra.
Begitu pun yang dirasakan warga Wadas. Sejumlah saksi mata dan penyintas bencana longsor 1988 berulang kali menyebut istilah medeni yang berarti menakutkan. Sebagai satu kata yang menggambarkan kengerian tragedi masa itu. 
Tak terkecuali Ngatirin yang tampak lebih emosional ketika mengisahkan ulang trauma masa lalunya. Amarahnya makin menjadi-jadi kala disinggung ihwal rencana tambang kuari di desanya.
“Saya siap mati untuk melawan (tambang), karena alam lebih serem kalo diganggu. Saya takut sama longsor, (tapi) kalau sama polisi gak takut. Karena saya membela kebenaran,” ucap Ngatirin tegas. 
Rachmad Ganta Semendawai
Tulisan ini pernah terbit di Philosofisonline.id dengan judul: Tambang Datang, Longsor di Wadas Terancam Berulang." Naskah ini saya terbitkan di sini dengan sedikit tambahan dan perubahan narasi
5 notes · View notes
bersabarlah · 2 years
Text
Banjir
Dalam beberapa hari ini daerah Aceh Utara bagian selatan dilanda banjir. Ada rumah yang roboh. Ada tebing sungai yang longsor. Ada orang yang tidak bisa berbelanja karena putusnya akses jalan menuju pasar. Sedih menyedihkan, apa mau dikata, yang namanya banjir ya semua susah.
8 notes · View notes
sabaryangindah · 2 years
Text
Mengapa Bencana Terus Melanda?
Bencana demi bencana menimpa negeri ini secara bertubi-tubi; tanah longsor, tsunami, kebakaran, gunung meletus, dan yang sedang marak sekarang ini adalah bencana banjir.
Tentu saja, sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa di balik bencana tersebut terkandung hikmah bagi kita semuanya, di antaranya agar kita semua berintrospeksi dan berbenah diri, bertaubat dan bersimpuh di hadapan Allaah.
Sungguh, termasuk kesalahan yang amat fatal jika kita hanya meyakini seperti kebanyakan orang bahwa bencana banjir dan sejenisnya adalah sekadar bencana alam murni tanpa ada sebab dan hikmah di dalamnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam khutbahnya yang berjudul Atsaril Ma’ashi:
“Sesungguhnya kebanyakan manusia sekarang menganggap bahwa musibah yang menimpa mereka baik dalam bidang perekonomian, keamanan, atau politik disebabkan karena faktor-faktor dunia semata.
Tidak ragu lagi bahwa semua ini merupakan kedangkalan pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka serta kelalaian mereka dari merenungi al-Qur‘an dan sunnah Nabi.
Sesungguhnya di balik musibah ini terdapat faktor penyebab syar’i yang lebih besar dari faktor-faktor duniawi. Allah berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS ar-Rum [30]: 41)”.
Semoga Allaah merahmati para ulama salaf yang selalu melakukan introspeksi atas segala musibah yang menimpa mereka, lalu segera sadar dan memperbaiki diri.
Ibnu Sirin berkata, “Saya tahu dosa apa yang menyebabkan aku sekarang ini memikul hutang, karena dahulu empat puluh tahun silam saya pernah mengatakan kepada seorang: ‘Wahai muflis (orang yang bangkrut)’”.
Penulis: Ustaz Abu Ubaidah As Sidawi
9 notes · View notes
bantennewscoid-blog · 5 months
Text
Jalan Raya Rangkasbitung Cipanas Amblas
LEBAK – Usai diguyur hujan semalaman, jalan Raya Rangkasbitung – Bogor tepatnya di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, longsor, Kamis (2/5/2024). Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan tinggi longsoran diperkirakan mencapai 8 meter dengan panjang 15 meter. Ruas jalan itu merupakan kewenangan pemerintah pusat atau ruas jalan nasional. “Sekarang kondisi ruas jalan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
caturprasetyanews · 1 year
Text
KAPOLRES ACEH TIMUR PERINTAH TINGKATKAN PELAYANAN KEPOLISIAN MENUJU POLRES ACEH TIMUR YANG PRESISI
Tumblr media
Patroli Satsamapta Polres Aceh Timur Berikan Rasa Aman dan Nyaman Kepada Warga Yang Berlibur
Idi Rayeuk | Catur Prasetya News - Dalam melaksanakan tugas Kepolisian sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, Satuan Samapta Polres Aceh Timur secara rutin dan terjadwal melaksanakan patroli, baik pada siang maupun malam hari dengan sasaran patroli obyek vital, tempat keramaian, fasilitas umum/sosial serta lokasi yang rawan terjadi tindak kriminal.
Tumblr media
Seperti yang dilakukan sejumlah anggota Satuan Samapta Polres Aceh Timur pada Sabtu, (03/06/2023) siang yang melakukan patroli di Pantai Pelangi, Gampong Matang Rayeuk PP, Kecamatan Idi Timur.
Dalam kesempatan ini anggota Satuan Samapta Polres Aceh Timur tidak bosan-bosannya memberikan pesan-pesan dan himbauan kamtibmas kepada pengunjung pantai, agar selalu waspada dan berhati-hati khususnya kepada orang tua dalam mengawasi putra-putrinya yang sedang bermain di pantai.
"Kegiatan patroli ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga masyarakat yang sedang berekreasi," jelas Kasat Samapta Polres Aceh Timur AKP Irwansyah Nasution.
Menurutnya, selain untuk memantau warga, dalam kegiatan patroli dilaksanakan juga diimbangi dengan penyampaian himbauan kamtibmas kepada masyarakat agar tercipta situasi kamtibmas yang aman dan nyaman.
Peran serta masyarakat sangat diharapkan dalam upaya pemeliharaan kamtibmas, sehingga tempat obyek wisata yang ada di wilayah hukum Polres Aceh Timur terus terjaga aman, nyaman dan kondusif.” Terang Kasat Samapta Polres Aceh Timur AKP Irwansyah Nasution.
*Respon Cepat Kapolsek Serbajadi Polres Aceh Timur Datangi Lokasi Tanah Longsor*
Tumblr media
Kapolsek Serbajadi AKP Sudirman, S.E. bersama sejumlah personelnya mendatangi lokasi tanah longsor di jalan lintas Peunaron-Lokop, tepatnya di Dusun Ketibung, Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabpuaten Aceh Timur, yang terjadi pada hari Jum’at, (02/06/2023) sekira pukul 19.30 WIB.
Menurut informasi yang di terima, longsor diduga karena curah hujan yang cukup deras mengguyur wilayah Kecamatan Serbajadi dan sekitaranya pada Jum’at sore hingga malam hari, mengakibatkan terjadinya tanah longsor sehingga akses ke Serbajadi menuju Peunaron maupun sebaliknya lumpuh total akibat tertimbun tanah longsor.
“Longsor yang terjadi di daerah itu mengakibatkan lalu lintas dua arah terhambat.” Ujar Kapolsek. Adapun upaya yang dilakukan oleh Kapolsek Serbajadi yaitu berkoordinasi dengan perusahaan Kelapa Sawit PT. Agra Bumi Niaga untuk membantu menurunkan alat berat guna membersihkan badan jalan yang tertimbun longsor.
Dengan mengerahkan alat berat jenis Wheel Loader, material timbunan tanah longsor berhasil disingkirkan meski belum selesai secara keseluruhan karena tebalnya timbunan tanah longsor di jalan.
Namun untuk kendaraan roda dua sudah bisa melintas dan pembersihan akan dilanjutkan esok hari. “Kami menghimbau kepada masyarakat yang melintas, ataupun yang bermukim di sekitaran lokasi bencana alam untuk selalu berhati hati dan tetap waspada serta selalu mengutamakan keselamatan.” Terang Kapolsek Serbajadi AKP Sudirman, S.E.
Report by Chandra Editor Redaksi Korespondensi Bidpenmas Polda Aceh, 3/6/23
1 note · View note
kantorberita · 3 months
Text
Tanah Longsor, Jalan Poros Penghubung Desa Nanga Nyuruh Melawi Putus
Tanah Longsor, Jalan Poros Penghubung Desa Nanga Nyuruh Melawi Putus KANTOR-BERITA.COM, MELAWI – KALIMANTAN BARAT|| Tanah longsor di jalan poros Desa Nanga Nyuruh, Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, mengakibatkan akses menuju beberapa desa di sekitarnya terputus. Kejadian ini tidak hanya memengaruhi Nanga Nyuruh, tetapi juga empat desa lainnya seperti Nanga Kempangai,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
chiaraa-nasyachi02 · 2 years
Text
Tanah Longsor
Tanah Longsor termasuk bencana alam yang cukup sering terjadi di beberapa wilayah di indonesia. Tanah Longsor biasanya terjadi di dataran tinggi, Namun tahukah kalian bagaimana fenomena Tanah Longsor dapat terjadi?
Tanah Longsor terjadi akibat kurangnya Pepohonan di dataran tinggi, dan curah hujan yang terus menerus terjadi. Hal itu menyebabkan tanah turun ke permukaan yang lebih rendah. Itulah Proses yang dinamakan Tanah Longsor.
Dampak negatif dari Tanah Longsor adalah dapat merusak permukiman warga dan tanah menghalangi jalan raya bahkan sampai ada Korban Jiwa.
2 notes · View notes
rakha-athallah · 2 years
Text
Tanah Longsor
PU : Proses terjadinya longsor. Longsor adalah runtuhnya tanah, Longsor terjadi karena pohon yang ditebangi oleh manusia sehingga tanahnya menjadi tidak kokoh dan menjadi runtuh akibat tidak ada akar yang menjadi perekat bagi tanah. Dampak dari longsor ini sangat berbahaya dan fatal, bisa menimbulkan korban, merusak fasilitas umum dan pemukiman warga. Longsor biasanya terjadi di Lereng bukit atau kaki gunung.
DP: Longsor terjadi akibat penebangan pohon oleh manusia dan konstruksi PT besar. Salah satu tanda utama longsor adalah bergeraknya tanah ke bawah secara perlahan dan lama lama semakin cepat. Tanah longsor biasanya terjadi setelah hujan.
Interpretasi : Longsor memang jarang terjadi, tapi jika longsor terjadi menyebabkan dampak yang sangat besar dan fatal. Salah satunya rusaknya fasilitas umum,korban jiwa,dan rusaknyamaterial rumah dan jalan.
2 notes · View notes
baabul088 · 2 years
Text
Proses Terjadi Longsor
Longsor adalah suatu fenomena yang bisa terjadi. Longsor terjadi diakibatkan banyaknya Penggundulan pohon massal yang mengakibatkan tanah tidak kokoh dan akhirnya terjadinya longsor.
proses terjadinya longsor ialah terjadinya erosi atau terkikisnys air yang ada didalam tanah. Hal itu mengakibatkan longsor itu terjadi, dan mengakibatkan tertutupnya jalan raya, dan dapat mengahancurkan pemukiman warga.
Demikianlah proses terjadinya longsor. Ada beberapa dampak yang ditimbulkan akibat longsor, antara lain menghancurkan pemukiman warga dan jalan raya.
3 notes · View notes
bogorone · 2 years
Text
Pemkot Alokasikan BTT Rp4,6 Miliar, Untuk Perbaikan Longsor Tebing Jalan KH TB. M Falak
Pemkot Alokasikan BTT Rp4,6 Miliar, Untuk Perbaikan Longsor Tebing Jalan KH TB. M Falak
BogorOne.co.id | Kota Bogor – Pemerintah Kota Bogor alokasikan Rp4,6 Miliar untuk membangun tebing pada sayap jembatan yang longsor dan menggerus sebagian badan jalan di Jalan KH Tb. M. Falak yang berlokasi di Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat. Saat meninjau lokasi longsor tersebut Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, untuk pembangunan tersebut akan dialokasikan anggaran dari Biaya Tak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Video
youtube
KIRMIR LONGSOR di Jalan Babakan Siliwangi Bandung saat Long Weekend #shorts
0 notes