#Jadwal Merak Bakauheni
Explore tagged Tumblr posts
bantennews · 10 months ago
Text
Calo yang Viral di Pelabuhan Merak Diamankan Polisi
CILEGON – Seorang calo berinisial MN (23) yang mengintimidasi dan memaksa calon penumpang bus yang akan menyeberang ke Lampung diamankan polisi. Terduga pelaku diamankan usai video yang memperlihatkan dirinya dan satu rekannya memaksa calon penumpang viral di media sosial, Senin (25/3/2024) kemarin. Diketahui, MN bersama satu temannya itu memaksa calon penumpang bus yang hendak menuju Padang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mediaban · 6 days ago
Link
0 notes
turisiancom · 2 years ago
Text
TURISIAN.com - Pemudik menggunakan kapal penyeberangan kini harus mengikuti aturan baru yang dikeluarkan pihak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Dimana, mewajibkan seluruh pemudik pengguna jasa penyeberangan perusahaan itu membeli tiket secara dalam jaringan (daring). Hal ini guna menghindari antrean pada periode libur Lebaran 2023, khususnya di lintasan Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk. Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam keterangannya Jumat 3 Maret 2023 mengatakan manajemen akan terus mengingatkan para pengguna jasa kapal laut. BACA JUGA: Tren Liburan Lebaran 2023 Lebih ‘Meledak’ Dibanding Tahun Sebelumnya Khususnya, yang akan melakukan penyeberangan dengan kapal ferry tahun ini agar membeli tiket daring. Sehingga dharapkan perjalanan lancar, aman, nyaman, tertib dan selamat. "Kami proaktif untuk terus melakukan sosialisasi kepada calon pemudik agar mulai mempersiapkan perjalanan dengan kapal ferry untuk menghindari antrean," katanya. Ia mengatakan pemudik harus sudah mulai merencanakan jadwal berangkat minimal H-1 atau sudah memiliki tiket. Saat ini sudah tidak ada penjualan tiket di pelabuhan. Pengguna jasa dapat membeli tiket via website atau aplikasi Ferizy. BACA JUGA: Ada Wisata Bahari Baru di Labuhan Merak, Seperti Ini Suasananya Selanjutnya, demi kenyamanan para pemudik menggunakan kapal dimohon tidak membeli tiket di calo. Dan pemudik dapat membeli tiket di gerai retail seperti Alfamart, Indomaret, Agen BRILink dan lainnya. Mereka para pemudik diharapkan mengisi data diri untuk manifest dengan lengkap dan benar, jangan gunakan data orang lain. "Kami minta pastikan data penumpang dan kendaraan tercatat, supaya terlindungi asuransi penyeberangan," ujar Shelvy. Penjualan Tiket Ferry ASDP telah membuka penjualan tiket ferry periode Angkutan Lebaran 2023 sejak 60 hari sebelumnya mengingat waktu perjalanan libur yang semakin mendekat. BACA JUGA: Bali Bentuk Satgas untuk Tangani Turis Ilegal, Ini Tim Gabungannya Pengguna jasa khususnya di lintas Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, dapat memesan tiket ferry untuk mudik Lebaran 2023 mulai dari sekarang. "Karena itu, pastikan beli tiket online secara mandiri hanya di Website Ferizy, Aplikasi Ferizy,” katanya. Atau di mitra resmi ASDP seperti Indomaret, Alfamart, Agen BRILink, dan Agen Finpay (Delima Point). BACA JUGA: Berwisata ke Ponorogo, Berikut Destinasi dan Hotel yang Bisa Jadi Pilihan “Dengan cara ini, pemudik bisa memastikan ketersediaan tiket dan memperlancar pelayanan di pelabuhan," katanya. Pengguna jasa yang telah membeli tiket untuk mengatur waktu di hari H agar tidak terlambat dan melakukan check in 2 jam sebelumnya. Tiket akan kedaluwarsa jika melewati waktu jadwal masuk pelabuhan. Apabila tiba di pelabuhan belum memiliki tiket maka kendaraan akan diputar balik keluar pelabuhan. ***
0 notes
properparadox · 5 years ago
Text
Lampung, 10-11 Januari
Oke, gue mulai dulu dengan pertanyaan yang selalu gue denger dari setiap orang yang gue temui di Lampung: Ngapain?
Sebelumnya emang nggak ada sama sekali ide buat nyeberang ke Lampung sampai gue tiba-tiba naik kereta ke Merak beberapa bulan lalu. Turun dari kereta, gue nggak nyangka kalo buat nyebrang ke Sumatra ternyata cukup dengan naik ke jembatan dari peron Stasiun Merak, lalu bayar 15 ribu, gue bisa langsung nyeberang ke pulau sebelah. Waktu itu emang gue nggak lanjut nyeberang, karena ide awalnya cuma pingin liat laut aja.
Lalu gue inget, kalo selama 26 tahun hidup gue, gue cuma pernah sekali keluar dari pulau Jawa, waktu SMA, study tour ke Bali. Udah itu aja. Gue belum pernah pergi ke luar negeri, bahkan ke pulau-pulau lain di Jawa Tengah tempat gue lahir dan besar aja gue belum pernah. Makanya, waktu liat laut setelah naik jembatan dari Stasiun Merak, yang ada di pikiran gue cuma satu: di ujung sana ada pulau Sumatra, kayaknya nggak jauh-jauh banget kan buat nyeberang ke sana? I mean, it couldn't be that far, right?
Dan kebetulan ada @sendingfailed juga yang emang orang Lampung. Jadi apa lagi yang ditunggu? Awalnya gue mau ke sana pas libur Natal, cuma ga jadi karena satu dan lain hal (dan setelah ngecek berita, ternyata emang rame parah waktu libur Natal & Tahun Baru, jadi syukurlah nggak kesana pas rame). Awal bulan ini emang kerjaan lagi agak selow, jadi ya udah, ambil satu cuti ganti hari, siap-siap, lalu berangkat.
Meskipun ternyata segalanya tak semudah yang diduga.
Gue berangkat dari St. Pondok Ranji ke St. Rangkasbitung pakai kereta jam 6:46, yang lebih awal dari kesempatan pertama gue. Sampai St. Rangkasbitung jam setengah 9, dan rencana gue selanjutnya sama dengan kesempatan sebelumnya, yaitu naik KA Lokal Merak jam 9. Waktu keluar dari area KRL, lalu masuk lagi lewat loket KA biasa, gue udah mulai ngerasa aneh: pintu loketnya ditutup. Ternyata oh ternyata, KA Lokal Merak jam 9 dihapus dari jadwal, dan kereta berikutnya adalah jam 12:55. Gue mulai panik, karena rencana seharusnya adalah sampai di Merak jam 11, Jum'atan dulu di sana, lalu naik kapal jam 2. Sempet mikir buat naik bus Jakarta-Merak, tapi itu berarti gue harus balik ke arah Jakarta, dan setelah diitung-itung, selisihnya cuma setengah jam lebih cepet daripada nunggu kereta, tapi dengan pengeluaran ekstra karena harus naik KRL, ojek, dan bus ke Kampung Rambutan, tambah lagi biaya bus Kp. Rambutan-Merak. Akhirnya, setelah sempet duduk di KRL ke arah St. Tanah Abang, gue putusin keluar dan nunggu kereta aja di St. Rangkasbitung. Lumayan lah, sambil nunggu, dapet seratusan halaman baca Catch-22. Sholat Jum'at di sana pun agak waswas karena takut keretanya udah berangkat dan Sholat Jum'at-nya belum kelar. Tapi ternyata masih ada jeda 10 menit antara selesai Jum'atan dan jam berangkat kereta.
Tumblr media
Sampai di Stasiun Merak jam 3, langsung naik jembatan, dan beli tiket reguler seharga 15 ribu (kayaknya nggak ada tiket eksekutif kalo dari stasiun, tapi gue nggak nanya juga sih). Sama petugas disuruh ke dermaga 3, gue manut aja. Ternyata kapalnya belum ada, Nunggu 10 menit, kapal dateng, nurunin penumpang dan kendaraan, lalu orang-orang yang udah nungguin di dermaga disuruh masuk. Di kapal, emang udah ada tempat duduk penumpang, tapi karena panas dan pengap banget, gue nggak duduk disitu, malah naik ke atap kapal. And it was there, that I saw such stunning views.
Tumblr media
Pulau-pulau kecil yang hijau, dikelilingi oleh lautan. Rumah-rumah di sekitar pelabuhan, yang dikerubungi oleh bukit-bukit dan pepohonan. Hiruk-pikuk kendaraan yang lalu-lalang di pelabuhan. Bocah-bocah yang lompat dari kapal ke air di bawah sana buat nangkap uang yang dilempar penumpang.
Waktu itu di Merak cuaca masih cerah, panas. Tapi Indira udah bilang kalo di sana lagi ujan, dan emang, di kejauhan keliatan suatu pulau yang ditutupi awan gelap. Kapal berangkat jam setengah 5 dengan cuaca yang mulai mendung, dan bener aja, nggak lama mulai ujan gerimis. Di area penumpang lagi ada dangdutan, jadi gue tetep di sisi kapal, biar keujanan tapi sejuk, karena anginnya kenceng luar biasa di sana.
Tumblr media
Dua jam lebih, dan pulau Sumatra mulai kelihatan. And the first word that comes to mind is: daunting. Entah, mungkin karena ini pertama kalinya gue ke sana, atau karena stereotip orang Sumatra yang katanya lebih keras, tapi ya, itulah yang gue rasain. Dan nggak lama, ketakutan gue bener-bener terealisasi. Keluar pelabuhan, menuju ke "Terminal Bus", gue udah ngira kalo isinya kenek-kenek bus yang manggilin orang yang baru turun dari kapal, nawarin bus, travel, atau ojek. Tapi gue ga ngira kalo bakal sampe diikutin dan bahkan ditarik-tarikin, bahkan setelah gue coba melipir dari rombongan kenek-kenek itu. Sambil tetep nggak jawab tawaran-tawaran itu, gue naik ke bus pertama yang gue liat tulisannya 'Rajabasa - Bakauheni', Rajabasa itu adalah terminal di Bandar Lampung, yang udah dikasih tau Indira sebelumnya. Busnya, ya emang seadanya sih, 11-12 sama bus Cikarang-Poris yang ex-Jepang.
Setelah bayar 30 ribu ke kenek, gue berusaha buat nggak ketiduran. Masuk jalan tol, bener-bener gelap total di luar sana, bahkan mata kucing yang biasa dipasang di separator pun nggak ada. Lalu masuk ke Jalan Lintas Sumatera, dan gue bersyukur nggak naik motor ke sini (karena awalnya sempet kepikiran buat naik motor). Jalannya kecil dan malam-malam gitu, bener-bener sepi.
Sampai di Terminal Rajabasa sekitar jam setengah 9, dan setelah menyingkir dari kerumunan tukang ojek, gue sedikit heran, where's the other bus? Meskipun namanya terminal, tapi selain bus yang barusan gue naikin, gue nggak ngeliat ada bus lain di situ. Loket sih banyak, tapi busnya nggak ada. BTW, rencana gue buat pulang adalah naik bus Damri langsung dari Bandar Lampung ke Jakarta, nggak pake ngeteng kayak pas berangkat, karena gue nggak mau terlantar di Merak tengah malam. Jadi setelah sampai terminal, gue mau cari pool Damri buat beli tiket pulang, karena takut kehabisan, kata Indira.
Cuma...ternyata pool Damri jaraknya 800 meter dari terminal, dan jam segitu, kondisi jalan udah bener-bener sepi. Setelah bolak balik nggak jelas karena agak nggak yakin dengan peta di Maps, akhirnya sampai juga di pool Damri jam 9:15, dan ternyata loket udah tutup. Tanpa kejelasan bakal naik apa pulangnya, tiba-tiba Indira bilang kalo mau jemput gue di pool Damri dan nganter ke guest house tempat gue nginep. Tapi, dia perginya sama orang tuanya. Dan gue cuma... HAH?! Mau nolak juga ga tau apa alasannya, lagipula Indira bilang udah deket, ga sampe 5 menit kemudian gue udah semobil sama Indira beserta bapak ibunya. Long story short, gue diajak makan bareng dan bener dianterin ke guest house. Sampe di guest house udah jam setengah 11, untung check in ga ada batas waktunya.
Bahkan sampe gue udah rebahan di kamar, sebenernya gue ga ngerti hari Sabtu mau ke mana. Indira sempet mau ngajakin ke pantai, tapi malem itu dia bilang ga dibolehin ke pantai kalo cuma berdua. Setelah bingung mau kemana selama sejam, akhirnya diputuskan Sabtu siang buat ke Horti Park, yang bahkan Indira juga baru tau ada tempat dengan nama itu di Bandar Lampung, sedangkan paginya gue sendiri mau ke Bukit Teropong Kota, yang nggak jauh dari tempat gue nginep.
Tumblr media
Bukit Teropong Kota ternyata adalah suatu tempat dengan banyak kafe yang letaknya, well... di atas bukit. Tapi menariknya, dari bukit ini bisa ngeliat skyline city view dari Bandar Lampung, sampai dengan bukit-bukit yang ada di sisi Bandar Lampung (jauh di sana ada Bukit Barisan, mungkin?). Pasti kalau malam bakal lebih cantik pemandangannya.
Siangnya, dijemput Indira, dan kami pergi cari oleh-oleh dan makan siang di toko pempek langganan dia. Sebelum ke Horti Park, kami jemput temen Indira dulu. Namanya Ara, dan ternyata dia dan Indira adalah temen satu geng waktu SMA (bahkan konon sempat punya gebetan yang sama!). Anyway, Horti Park ternyata gak jauh dari rumah Ara. Lokasinya lumayan nyempil sih, malah harus lewat jalan tanah dan berbatu buat masuk ke lokasinya. Begitu sampai, agak bingung juga harus kemana. Tapi begitu masuk, this place did have a lot of plants.
Tumblr media
Salah satu yang paling banyak (dan yang gue paling tau namanya) adalah bunga matahari, yang mengingatkan kami akan mbak gladiol (btw, ternyata  gladiol bukan nama ilmiah dari bunga matahari ya ._. ) Dan di sini juga banyak banget kupu-kupu yang warnanya cantik-cantik. Meskipun kami ke sana berpanas-panasan, tapi menurut gue, ngeliat taman dengan banyak tanaman yang indah dan terawat gini, sampai-sampai banyak kupu-kupu dan lebah, itu refreshing banget rasanya.
Udah ga kuat panas-panasan, kami bertiga pergi nongkrong ke kafe yang kata Indira masih baru di sana. Tempatnya asik buat ngobrol, kopi rum yang gue pesen juga enak, cuma marie regal-nya aja yang ngeganggu -_- Disitu kami ngobrol-ngobrol aja. Seperti biasa, gue nggak banyak ngomong, but these two were great people to talk to, and you could even tell that they're really close.
Anyway, Ara sempet nanya, gimana Lampung, setelah muter-muter seharian? Well, Indira selalu bilang jangan berharap banyak sih, jadi secara otomatis gue juga nggak begitu berharap banyak hahaha. Of course, it's no Jakarta, tapi kalo dibandingin sama Semarang, menurut gue nggak beda jauh kok. Dari jalan-jalan yang gue lewatin, malah ada beberapa tempat yang ngingetin gue ke Semarang. Dan kalau di Semarang, gue juga bakal agak kesusahan kalo ditanya tempat wisata di sana kok, haha. So, it's not that bad, really. Meskipun kalau ada kesempatan ke sana lagi, gue harus liat pantainya...
Maghrib tiba, dan kami nganter Ara pulang ke rumahnya. Lalu gue dianter Indira ke salah satu mall terdekat, untuk kemudian naik ojek ke pool travel (akhirnya gue mutusin naik travel aja, karena Damri penuh). Pool travelnya nggak searah dengan rumah Indira, dan lokasinya lumayan jauh juga. Akhirnya gue sampe di pool travel jam 8, dan berangkat ke arah Jakarta jam setengah 10 malam. It was an uneventful ride home, cuma ada dua hal yang gue sadari waktu naik kapal ferry.
Satu, meskipun belum jauh dari Pelabuhan Bakauheni, gue udah bisa ngeliat terangnya lampu-lampu yang ada di Pelabuhan Merak. I'd like to think that this proved my point, that between these two points, it's not that far, really.
Hal kedua gue sadari waktu ngeliat ke atas. Bulan purnama yang gue liat di atas laut yang gelap, malam itu, sepertinya adalah bulan paling terang yang pernah gue liat. Lalu di sepetak langit yang nggak ketutup awan, awalnya gue bisa ngeliat dua titik terang, tapi setelah diamati, ternyata ada 3, 4, 5, bahkan 6 titik bintang yang keliatan di atas sana. Upon seeing these things, I felt that I might understand what mbak Amy felt when she started falling in love with the sky. It was, I thought, a majestic sight of a magnificent universe.
...
In retrospect, it was a great trip, and one that I couldn't do without really helpful people. For that, thank you very much to Indira, bapak-ibuknya Indira, and Ara as well.
By the way, kalo ada yang di sekitar Jakarta dan pingin nyoba ke Lampung, cara ngeteng yang gue pake pas berangkat cuma membutuhkan sekitar 50 ribu buat sampai ke Bandar Lampung. So, if you're looking for something new, why not go there and share your stories?
17 notes · View notes
aiaenii · 3 years ago
Text
Menuju Lampung
“Dan semoga kesejahteraan bagi diriku, pada hari lahirku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”
Dua puluh delapan tahun yang mengesankan. Tak kusangka, ternyata tanggal lahirku bertepatan dengan hari pernikahan sahabatku, Atun. Sahabatku yang satu itu amat sangat baik, sabar, cekatan, dan juga pemurah. Maka aku memuji siapapun yang menjadi pendamping hidupnya, betapa beruntungnya ia, karena ia tidak hanya akan menikmati apa yang dilihatnya, tapi juga merasakan kebaikan dan keindahan (akhlak) yang ada di dalamnya. Aku rasa aku tidak berlebihan, karena memang demikianlah sahabatku seperti yang ku kenal sejauh ini, sholihah.
Awalnya aku ragu, saat tanggal pasti itu ia kabarkan. Apakah aku bisa izin meninggalkan sejenak rutinitasku disini, yang rasanya sulit untuk dipindah tangankan. Bukan, bukan karena aku orang penting, melainkan karena hampir semua orang disini sudah cukup padat dengan jadwal amanahnya masing-masing. Rasanya gak enak kalau harus meminta tolong pada orang yang jelas-jelas hampir tidak punya waktu luang. Tapi demi kawan, akhirnya aku coba memberanikan diri, meminta izin ke kepsek bersama dengan tiga kawanku lainnya, yang juga merasa amat sangat harus diusahakan hadir dalam acara sakral sahabatku, sahabat kami. 
Qodarullah wa maasyaa Allah, kepsek mengizinkan kami berempat menghadiri acara pernikahan yang diadakan di Lampung itu. Bahagia tentu saja meliputi hatiku, karena selain nantinya bisa menyaksikan momen akad, juga alasan tak kalah pentingnya adalah karena aku bisa jalan-jalan, menginjakkan kaki di tanah selain Pulau Jawa ini. haha. Meski itu hanya sekejap. Ya, sekejap tanpa kiasan. Karena kami hanya diizinkan pergi di hari Kamis pagi, dan harus berada di tengah-tengah para santri di hari Sabtu pagi. Tak apa, itu sudah lebih dari cukup. Aku tau, tidak ada sesuatu yang mudah dijalani jika kita tidak bersungguh-sungguh, memperjuangkan apa yang menjadi keinginan dan niat awal kita. Ya, aku rasa momen ini harus aku perjuangkan, meski lelah dan payahnya sudah terbayang semenjak awal. 
Aku bersama tiga kawanku, berangkat bermodalkan niat, informasi dari teman, dan keyakinan. Yap, kami perlu info banyak karena kami berangkat menggunakan kendaraan umum, dari grab, disambung KRL jurusan Rangkasbitung, sambung lagi kereta lokal jurusan Merak, barulah kami naik kapal Ferry. Bagi kami yang terbilang baru, ternyata melintas pulau menggunakan kapal itu tak semenakutkan itu. Ya, dulu di bayanganku, naik kapal laut sama dengan cari masalah. Karena begitu sampai di tengah laut, kita hanya bisa pasrah dan terombang ambing ombak yang ganas. Kalau dipikir-pikir, betapa lebaynya aku dulu. Padahal melihat lautan luas itu sebuah karunia yang tak ternilai harganya. 
Sampai di Bakauheni, kami melanjutkan perjalanan menuju Pringsewu menggunakan travel, Purnagama namanya. Tak sempat terlintas di fikiranku saat itu soal isu begal yang identik dengan orang Lampung, yang aku harap hanya satu, segera sampai di rumah yang kami tuju. Tapi itu ternyata tidak mudah, ongkos yang kami keluarkan untuk menaiki travel, ternyata lima kali lipat lebih besar ketimbang naik kapal Ferry. Itu artinya, ongkos yang dikeluarkan berbanding lurus dengan jarak yang bakal ditempuh. Alhamdulillah.. perjalanannya cukup jauh, memakan waktu hampir 4 jam. Belum lagi supir yang tidak menepati janji soal lokasi kami diturunkan. Walhasil, kami harus menunggu lagi jemputan karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Ditambah sedikit drama sinyal yang kadang timbul, kadang tenggelam, membuat aku, khususnya, lebih memilih diam daripada mengoceh tapi tanpa kemajuan. Satu jam kemudian, mereka yang diutus untuk menjemput kami akhirnya sampai. Aku dan tiga kawanku sampai di tempat tujuan sekitar jam setengah 2 malam.
Allah... terimakasih atas pengalaman yang Engkau izinkan untuk ada di rangkaian perjalanan hidupku. Tentu saja, banyak hal yang tidak bisa aku tuliskan satu demi satu atas pelajaran yang bisa ku ambil selama perjalanan menuju rumah sahabtku di Lampung. Dan perjalanan pulang, ternyata lebih memberi banyak pelajaran dan pembelajaran. Nanti kapan-kapan, semoga Allah izinkan aku untuk menceritakannya juga disini. Tentang pelajaran pasca perjalanan. InsyaaAllah. 
1 note · View note
ongah234-blog · 5 years ago
Photo
Tumblr media
》PAKET WISATA PULAU PAHAWANG LAMPUNG 3H – ANDREAS COTTAGE《 Day 1 21.00 : Berkumpul di meeting poitn sesuai permintaan 21.30 : Berangkat menuju Lampung (dibagikan snack box) Day 2 03.00 : Tiba di Pelabuhan Ferry Bakauheni Lampung 07.30 : Tiba di Dermaga Ketapang, Sarapan (Makan ke-1) 09.00 : Persiapan Menuju Pulau Kelagian Kecil 10.00 : Tiba di Pulau Kelagian Kecil, Jelajah Pulau 10.30 : Menuju Spot Snorkeling Taman Nemo 12.00 : Menuju Pulau Pahawang Besar, Makan Siang (Makan ke-2 13.30 : Menuju Spot Snorkeling Gosong Bekri 15.00 : Menuju Pulau Pahawang Kecil, Jelajah Pulau 14.00 : Menuju Villa, Ceck In, Hunting Sunset 18.00 : Bersih – Bersih 19.00 : Makan Malam dan BBQ (Makan ke-3) 21.00 : Acara Bebas Day 3 05.00 : Hunting Sunrise 07.00 : Sarapan (Makan ke-4) 08.00 : Persiapan Check Out 08.30 : Menuju Spot Snorkling Cukuh Bedil, Snorkeling Time 10.00 : Menuju Pulau Kelagian Besar, main pantai 11.00 : Menuju Ketapang, Bersih – Bersih 13.00 : Makan siang (Makan ke-5) 22.00 : Tiba kembali di Jakarta, acara tour selesai Biaya /pax = Rp. 2.200.000 all-in Minimal peserta 20 pax SUDAH TERMASUK : 1.Bus Pariwisata AC Medium 2.Kapal eksplore pulau 3.Villa AC di Andreas Resort Pahawang, sharing room 4.Tiket masuk pulau/spot snorkling 5.Air Mineral Selama Wisata 6.Makan 5x sesuai acara tour 7.Life Jacket 8.Dokumentasi Underwater 9.Snack box 1x 10.Tour Leader 11.Ferry Merak-Bakauheni pp 12.Tol dan parkir TIDAK TERMASUK : Sewa alat snorkeling (Rp. 65.000/set) Pengeluaran pribadi Makan Diluar Jadwal Tips Untuk Tour Guide (Sukarela) Water Sport di Pahawang (Banana Boat / Sofa Boat) 30.000-35.000/Orang . For more info, just call : 081266118338 (Oky Resanto Susetyo) https://www.instagram.com/p/B0WhI-fgatS/?igshid=rhf1pkl7qf1w
0 notes
enykureny21 · 6 years ago
Photo
Tumblr media
#daysix⁣ #201801⁣ ⁣ Libur dan Liburan⁣ ⁣ Selama beberapa hari kedepan mungkin bakal mengangkat tema tentang flasback beberapa momen disetiap bulan di 2018, yang memang belum sempat kubagi. Sebenarnya, hasrat membagi moment difeed sosial media sudah tidak se-menggebu beberapa tahun sebelumnya, palingan spam story (beberapa ada yang DM protes, jangan sampe jadi daftar pustaka, Ada juga yang bilang mau saingan dengan sosial medianya selegram y, lucu sih dengernya), alasan lain juga karena sempet ada beberapa yang bilang "jalan-jalan mulu", "banyak duit ya.." (aamiin), duh aku iri jadi pengen jalan-jalan juga (ini yang serem, sampe bikin iri, padahal gak ada niatan buat bikin orang lain iri, maafkan), Dan lain sebagainya.⁣ ⁣ Biasanya, kalau ada beberapa kawan dari luar daerah main ke anyer atau Cilegon, pasti @dimas.ny selalu bilang "mbak, si anu mau main ke anyer yuk ajakin main", nah, kalau aku pasti kasih opsi, mau main di anyer (pantai, air terjun atau Cari gunung di pandeglang) atau main ke Lampung (pakai alasan menjejakkan kaki ke Lampung atau nggak, padahal paling banter cuma Naik kapal, ke menara siger, balik lagi Naik kapal, pulang deh).⁣ ⁣ Singkat kata @elsakartss bilang ingin main ke anyer. Dengan jadwal yang padat tapi mau ke pantai + Lampung, akhirnya sore hari datang ke Mercusuar dan esok harinya menara Siger, Lampung. Ternyata saat itu bang @rlystwn juga pengen ikut plus ehmnya Elsa @rizxyhc . ⁣ ⁣ Sebelum ke Lampung, kami sarapan dulu di CFD nya Cilegon, Lalu sekitar hampir tengah hari kami mulai menaiki kapal. Dengan biaya Rp. 15.000/orang. Sampai di Pelabuhan Bakauheni Lampung, kami memilih berjalan kaki ke Menara Siger. Berhenti sejenak untuk makan siang dan ibadah dekat Menara. Dengan biaya Rp. 5.000/orang, kamipun memasuki area Menara dan mulai mengambil beberapa foto. Setelah berfoto ria, sore harinya kamipun kembali ke Merak Cilegon. kapal jalan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni Lampung Dan sebaliknya, membutuhkan waktu sekitar 2.5 - 3jam. Terima kasih teman-teman, jangan kapok main ke Banten yaaa ^.^⁣ ⁣ 🔲 : @elsakartss 📸 : @rizxyhc ⁣ @30haribercerita #30haribercerita #30hbc201906 #lampung #menarasiger #friends #travelling⁣ ⁣ ⁣ ⁣ (at Menara Siger Lampung Selatan, Lampung) https://www.instagram.com/p/BsS-nD8nnLA/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1mn8fws8ily88
0 notes
secangkirasa · 8 years ago
Text
Petualangan Memikat menuju Krakatau part 1
Jakarta, 17 Maret 2017 - Jakarta 
Berawal dari keingintahuan gue sama yang namanya Anak Gunung Krakatau jadilah memutuskan untuk ikut dalam Trip Krakatau yang ke-5 dari Komunitas Backpacker Jakarta. Perjalanan dimulai dari kami yang berdomisili sekitaran Jakarta Timur memutuskan untuk bersama-sama naik bus menuju Meeting Point yaitu di Pelabuhan Merak pukul 23.00 wib. Maka kami naik bus dari Kampung Rambutan pukul 18.30 wib untuk menghindari macetnya ibukota. Selama perjalanan ada cerita baru yang gue dapetin, yaitu orang-orang bisa turun di pinggir tol bahkan di bawah jembatan yang biasa diliat dari tol dan juga dapet pengalaman seru dari supir bus yang sedikit tidak mainstream cara mengendarai busnya :)) 
Tumblr media
sampai di Pelabuhan Merak tepat pukul 22.45 wib. Kami sampai terus beli nasi uduk untuk bekal makan malam yang sangat-sangat terlambat. Pas semua anggota yang ikut trip telah ngumpul. kakak cepeh kami segera mengumpulkan kartu identitas dari masing-masing orang untuk di belikan tiket penyebrangan menuju ke Pelabuhan Bakauheni - Lampung. Perjalanan membutuhkan sekitar 2 jam untuk sampai di Pelabuhan Bakauheni. Satu hal buat yang mau melakukan penyebrangan. Di dalam kapal memang di sediakan tempat lesehan untuk istirahat para penumpang di beberapa deck tapi itu akan di kenakan biaya tambahan tergantung di ruangan apa kalian beristirahat dan akan sangat ramai. Bisa aja yang gratis hanya jika kalian kuat di deck atas dengan tidur duduk di kursi. akan ada biaya tambahan juga bagi mereka yang menggunakan bantal atau kasur (jangan membayangkan kasur yang empuk seperti dirumah). Selama perjalanan kami semua memutuskan untuk tidur agar paginya kami tidak akan kelelahan. S
Sabtu, 18 Maret 2017 - Lampung Selatan 
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sesampainya di Pelabuhan Bakauheni rombongan kami langsung naik angkot kuning yang udah di sewa selama kami di Lampung. Total ada 4 angkot yang saling berpacu di jalan. Saling berkejaran dengan matahari pagi, karena kami di harapkan dapat sampai di Pelabuhan Canti (tempat kami akan menyebrang menuju tempat selanjutnya) sebelum pukul 06.00 wib. Dikarenakan Tujuan kami yang masih sangat panjang. Tepat pukul 07.00 wib kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Sebuku Kecil, disini kami di jadwal kan untuk snorkling jadi bagi mereka yang ingin snorkling sangat di persilakan. Dikarenakan gue sibuk renang jadi lupa ambil foto hahahha jadi maaf ya ga ada foto yang disisipkan.
Tumblr media Tumblr media
Bening kan tuh aernya di Pulau Sebuku Kecil. Jadi emank pulau ini tidak bisa buat duduk duduk manja. Kalau yang pernah ke Pulau Pahawang Kecil akan tau bahwa pulau ini emank cuma untuk sekedar snorkling aja. Untuk dikatakan snorkling, gue saranin jangn disini karena cuma berisikan pasir aja sama batuan. Tapi kalau kalian mau berenang sik juga ga masalah. Ini cuma masalah <i>kok udah sampe kenapa ga sekalian aja turun</i> karena seharian ini dalam jadwal yang dikasih akan snorkling sana sini. 
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Perjalanan kami lanjutkan lagi ke Pulau Sebuku Besar. Disini juga agendanya adalah snorkling jadi buat mereka yang belum puas dipersilakan untuk kembali bermain aer. Pemandangan di dalam aer Pulau Sebuku Besar lebih menarik dibandingkan Pulau Sebuku Kecil. akh, iya kapal yang digunakan selama pertualangan kami di Lampung ini itu sangat menarik. Selama perjalanan selama kalian tidak kepanasan bisa duduk di atas kapalnya. 
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Selama perjalanan kemaren gue memilih berada di ujung kapal biar bisa duduk manja rebahan sambil menikmatin hembusan angin. Kalau panas ya pake payung, topi atau selayer. Anything possible. Hahaha. 
Perjalanan kami hari pertama berakhir setelah pukul 13.00 wib. Setelahnya kami langsung balik arah menuju ke homestay. Tempat kami akan bermalam berada di Pulau Sebesi. Untuk info tentang Pulau Sebesi silakan kalian cek di gugel karena akan lebih bermanfaat. Di Pulau Sebesi ini listrik hanya akan dinyalakan pada pukul 18.00 wib hingga sekitar pukul 05.00 atau 06.00 wib. Jadi kebayang kan kegiatan apa yang di lakukan warganya kalau tidak ada listrik dan bagaimana anak-anak disana tidak ketergantungan sama gadget. 
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Nah, penampakan homestay yang kami tempatin ya seperti ini. Segede rumah kontrakan dengan kamar mandi di dalam ada terus di lengkapi satu ruangan yang biasa digunakan untuk sholat. Sistem tidurnya itu dalam satu kamar masing-masing ada 10-13 kasur untuk berame-rame. Rombongan kami menyewa sebanyak 4kamar. Selain kamar mandi yang di dalam kamar ada juga banyak kamar mandi di belakang homestay jadi jangan takut akan antri lama untuk sekedar mandi. Kami segera istirahat karena akan kembali melanjutkan perjalanan ke Pulau Umang-umang yang tidak jauh dari Pulau Sebesi. Berhubung saat kami kesana cuacanya tidak mendukung kemudian turun hujan jadinya perburuan sunset di Pulau Umang-umang jadi tidak tercapai. Pulau Umang-umang ini sangat bagus bagi mereka yang suka foto-foto karena memiliki spot yang bagus. Jadi jangan ragu untuk turun dan mengambil foto.
Perjalanan hari pertama ditutup dengan kembalinya kami ke homestay. Kemudian bersiap untuk menikmati makan malam. Duduk pinggir pantai mendengarkan desiran ombak. Menjadi kenikmatan tersendiri untuk hari pertama perjalanan ini. Setelah makan malam kami memutuskan untuk istirahat karena perjalanan akan dilanjutkan lagi pada pukul 03.00 wib menuju Pulau Anak Krakatau. Dengan tidak sabar kami semua beristirahat sambil berharap subuh nanti cuaca akan sangat cerah. 
- to be continue...........-
14 notes · View notes
teraslampung · 6 years ago
Text
Ini Jadwal Lengkap Aturan Ganjil Genap di Pelabuhan Merak dan Bakauheni
http://dlvr.it/R5dQql
0 notes
radarbanten · 7 years ago
Text
Fasilitas yang gratis dan komersial disiapkan oleh perusahaan penyedia jasa, bahkan salah satunya seperti di dalam hotel.
BAYU MULYANA – Merak
Dengan fasilitas superlengkap, KMP Dharma Rucitra I siap mengantar pengguna jasa penyeberangan yang ingin menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni atau sebaliknya.
PT Dharma Lautan Utama (DLU), perusahaan penyeberangan swasta, mendatangkan kapal itu pada 2013 dari Jepang. Salah satu kapal berukuran besar yang beroperasi di Pelabuhan Merak itu didatangkan untuk mewujudkan perjalanan menggunakan kapal yang aman dan nyaman.
Sejumlah fasilitas yang ada di dalam kapal itu, di antaranya eskalator, ruang kelas ekonomi yang dilengkapi oleh air conditioner, ruang tunggu dengan kursi sofa, kursi penumpang tak ubahnya di pesawat, kamar tidur, air hangat, jacuzzi, layanan pengaduan dengan sistem komputer, layanan medis dengan tenaga medis profesional dan obat-obatan yang lengkap, pramugari, kantin, dan sistem pendeteksi suhu tubuh di anjungan kapal.
Sebagian besar fasilitas itu bisa dinikmati secara gratis. Hanya beberapa saja fasilitas yang komersial. Beberapa fasilitas itu di antaranya sejumlah kamar dan ruang VIP. “Tapi, ada kamar yang gratis juga. Kalau kamar yang bayar, itu tarifnya ada yang Rp250 ribu, ada juga yang Rp200 ribu, itu bisa ditempati lima sampai sepuluh orang,” ujar Manajer PT DLU Cabang Merak Sunaryo kepada Radar Banten, Senin (21/5).
Ternyata, kapal itu merupakan kapal produksi tahun 1990. Sejak pertama dibuat, kapal itu merupakan kapal untuk penyeberangan. Karena itu, berbagai macam fasilitas ada dalam kapal itu. Bahkan, saat masih di Jepang, ada fasilitas tempat penyimpanan jenazah untuk mengantisipasi penumpang yang meninggal saat dalam perjalanan.
Namun, setelah diboyong ke Indonesia, fasilitas itu dinonaktifkan karena rute kapal tidak jauh seperti di Jepang. “Di sini kan rutenya cuma dua jam-an saja, kalau di Jepang rutenya jauh makanya ada fasilitas itu,” ujar Sunaryo.
Itu mengantisipasi pengguna jasa kapal yang sakit, tenaga medis profesional dengan obat-obatan dari penyakit ringan hingga penyakit parah seperti penyakit jantung disiapkan.
Kapal itu diboyong dari Jepang pada 2013. Saat diboyong, kapal itu masih aktif beroperasi. Mahar yang dikeluarkan PT DLU untuk memboyong kapal berukuran bongsor itu tidak disebutkan oleh Sunaryo. Menurutnya, kantor pusat yang tahu besaran mahar itu.
Diboyong ke Indonesia, Pelabuhan Merak bukan tempat pertama yang disinggahi kapal itu. Perusahaan membawa kapal yang sebelumnya bernama Vega itu ke fasilitas perawatan kapal milik perusahaan di Surabaya.
Itu dilakukan hingga dokumen perizinan operasi hingga balik bendera dari bendera Jepang ke Indonesia selesai. Selain itu ada beberapa perawatan kecil dan penyesuaian yang perlu dilakukan. “Misalnya, ramp door karena dermaga di Jepang dengan di Indonesia berbeda. Selebihnya sama seperti yang saat di Jepang, mesinnya, fasilitasnya karena kan kondisinya ready (siap),” papar Sunaryo.
Di Surabaya, KMP Dharma Rucitra I tidak lama, kurang dari satu bulan. Kapal pun langsung diboyong ke Pelabuhan Merak. Itu dilakukan karena tujuan pembelian kapal itu untuk dioperasikan di Pelabuhan Merak-Bakauheni.
Meski usia kapal sudah mencapai 28 tahun, kapal berkapasitas penumpang sebanyak 673 orang dan kendaraan 90 unit itu masih sangat prima dengan fasilitas yang masih lengkap. “Ada beberapa yang kita nonaktifkan dengan berbagai pertimbangan, misalnya kamar jenazah itu karena masyarakat kita fobia ke ruang jenazah,” ujarnya.
Fasilitas nyaman memang sudah bisa dirasakan sejak dari car deck atau geladak kapal. Pengguna jasa untuk ke dek selanjutnya di atas tidak perlu melalui tangga manual, eskalator tak ubahnya seperti di pusat perbelanjaan sudah menyambut pengguna jasa.
Bagi yang ingin makan atau sekadar jajan di kantin tidak usah takut biaya mahal. Karena jajanan yang dijual di kapal itu tidak berbeda jauh dengan di darat, selisih harga hanya sekitar Rp1.000 saja. Area itu dilengkapi dengan kursi sofa yang bisa memanjakan para penumpang.
Bagi yang ingin isitrahat, kamar tidur gratis pun disiapkan untuk kenyamanan yang lebih, fasilitas komersial dengan harga yang sangat murah. Soal fasilitas kamar, mulai dari TV, hingga kamar mandi ada, persis seperti kamar hotel.
Bagi supir kendaraan, mau kendaraan angkutan penumpang seperti bus atau angkutan barang seperti truk disiapkan welcome drink. Minuman dengan makanan ringan siap disantap para sopir. Tukang pijat gratis pun disiapkan.
Yang ingin bersantai, pengguna jasa bisa mendatangi area hiburan. Panggung live music dengan artis serta jaringan wifi disiapkan perusahaan. “Semuanya gratis, enggak ada biaya tambahan,” katanya.
Disinggung terkait harga tiket untuk naik kapal itu, sama dengan kapal lain yang beroperasi. Tidak ada perbedaan harga tiket meski fasilitas yang disiapkan melebihi dari kapal lain.
Pada arus mudik, menurut Sunaryo, kapal ini pun akan dioperasikan, tapi terkait jadwal dan intensitas penggunaan kapal menyesuaikan jadwal dari BPTD dan PT ASDP.
Ardiansyah, salah seorang penumpang, mengaku puas atas pelayanan di kapal itu. Menurutnya, kapal itu melayani para pengguna jasa dengan sangat layak. “Saya kalau menyeberang pasti pakai kapal ini,” ujarnya.
Perusahaan pun melengkapi layanan dengan layanan telepon sehingga pengguna jasa seperti dirinya bisa mengetahui jadwal kapal sandar hingga keberangkatan. (*)
  Melihat Fasilitas Superlengkap di KMP Dharma Rucitra I Fasilitas yang gratis dan komersial disiapkan oleh perusahaan penyedia jasa, bahkan salah satunya seperti di dalam hotel.
0 notes
cendananews · 7 years ago
Text
HUT TNI, Pelabuhan Bakauheni Operasikan Dua Dermaga
HUT TNI, Pelabuhan Bakauheni Operasikan Dua Dermaga
LAMPUNG – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Pantai Indah Kiat, Cilegon, Provinsi Banten ikut berpengaruh pada pelayanan pelayaran kapal roll on roll off (roro) di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Khususnya bagi kapal-kapal yang beroperasi di dermaga Merak III, IV dan VI sementara dikeluarkan dari jadwal lintasan menyesuaikan dengan jumlah dermaga yang tersedia.
Manager Operasional PT…
View On WordPress
0 notes