#Indo-Aus interfaith dialogue
Explore tagged Tumblr posts
afifanaila · 6 years ago
Text
Escape to Bandung.
H-2 aku dapat kabar harus bawa ini itu yang aku ga punya, atau tepatnya ada di rumah. Sampai ngerepotin kakakku ngirim barang lewat travel dan aku jauh-jauh ambil di tempat travel, tapi ujung-ujungnya ternyata barang yang dikirim salah, konyol banget emang rasanya. Intinya H-2 sampai H-1 aku berangkat rasanya ribet banget ngurusin hal-hal kecil yang tiba-tiba sok urgent. Cape duluan sebelum berangkat rasanya. Aku berangkat cuma pakai ransel besar, satu tas jinjing dan satu tas slempang. Tapi aku juga bawa tas jinjing yang lebih besar dan ransel kecil buat perjalanan selama di Bandung dan jaga-jaga misal bawa oleh-oleh. Tapi tetep pada prinsip, bawa apa yang bisa kamu bawa, apalagi ini aku pergi sendirian.
Tumblr media
Aku berangkat dari Jogja sekitar jam 8 pagi. Baru kali ini aku naik kereta jarak jauh yang beneran pergi jauh, bukan cuma numpang karena kehabisan prameks. Seneng banget rasanya bisa di kereta nggak cuma sejam kaya Solo-Jogja. Baru kali itu aku cetak tiket sebelum berangkat, udah parno karena belum pernah sebelumnya, liatin orang-orang sebelumnya dan mudah ternyata, hahaha. Ada seorang teman di perjalanan berangkat, namanya Zul anak HI UII 2018.
Tumblr media
Keretanya cukup nyaman memadai juga kalau yang pingin laptopan karena tersedia stop kontak listrik dan meja di setiap bangku. Seneng juga karena dapat tempat duduk di dekat jendela, jadi bisa lihat suasana di luar. Aku sebenernya udah bawa roti buat makan di kereta, karena aku yaqin makanan di kereta itu mahal, mengingat duit limit. Tapi karena si Zul belum sarapan dan nggak bawa makanan sama sekali, jadilah aku nemenin Zul beli makan. Dan tau apa jackpotnya? Lagi ada barista di kereta! Hanya dua hari dan itu hari terakhir. Ada kopi geratis buat penumpang KAI, aku ambil 1 cup, Zul juga. Tapi dia ga doyan kopi ternyata. Karena kopinya kopi hitam murni yang digiling, bukan kopi instan yang digunting, gitu kata seorang teman penggemar kopi. Pahitnya kopi yang kadang sampai asam, aromanya yang khas, memberi ketenangan tersendiri.
Tumblr media
Aku juga sengaja bawa satu buku buat dibaca di kereta. Duduk di kereta yang nyaman, tenang di sebelah jendela, sambil membaca buku dan mendengar album terbaru Adhitia Sofyan, masyaAllah, nikmat banget awal perjalanan ini. Ngomong-ngomong tentang album terbaru Adhitia Sofyan, baru kali ini aku dengerin, karena emang baru sehari sebelumnya aku download buat didengerin di kereta. Aku download versi lengkap dengan audio story-nya. Ceritanya cukup menarik karena mungkin ini cerita nyata. Awal aku tau salah satu judul lagunya 9 tahun, aku penasaran banget. Karena ini pasti lanjutan dari judul 8 tahun. Awalnya agak kecewa karena nada di lagunya nggak se-easy listening dari 8 tahun. Tapi ternyata ketika dengernya diawali prolog cerita sebenarnya, lagunya lebih ngena, dan melodi lagunya emang pas dinyanyiin sedikit gloomy kaya gitu, nice! Lagu-lagu setelahnya juga jadi serangkaian cerita. Tapi karena aku sambal baca buku, ada beberapa bagian yang miss, dan aku juga sempat ketiduran di tengah jalan. Sayang sekali aku di lajur kursi D, jadi nggak begitu bisa lihat pemandangan pegunungan. Saranku, kalau berangkat dari timur ke barat, ambil kursi A. Kalau dari barat ke Timur, ambil kursi D. Misal pingin viewnya bagus, ehehehe. Sampai di Bandung aku sama Zul disambut temen-temen lain yang udah sampai duluan. Halo hari-hari bertemu orang-orang yang cukup menguras energi!
Tumblr media
Aku sekamar sama Jeje, anak jurusan tata busana UNJ 2015. Karena peserta perempuan dari perwakilan youth cuma aku sama dia, jadilah berbagi keribetan cewek dari a sampai z sama Jeje. Baik banget anaknya, easy going, cerdas, kristis, dan fleksibel.
Tumblr media
Malamnya kami di briefing tentang apa yang harus kita lakuin, tentang arah pembicaraan yang harus disampaikan ke Dubes Australia untuk Indonesia, tentang ajakan kerjasama mengadakan interfaith youth camp. Kami juga sempat naik ke rooftop sky lounge dan pemandangan Bandung di malam cantik sekali. Mungkin mirip bukit bintang di Jogja, walaupun aku belum pernah ke sana. Lampu kota mirip bintang yang berhamburan di bawah langit malam yang malah seolah kosong. Aku masih punya mimpi, semoga suatu saat nanti ada kesempatan menikmati bintang yang di langit, bukan yang di bukit haha.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hari pertama jalan sesuai rencana, kami datang ke pertemuan dan aku berkesempatan menyampaikan satu pertanyaan dengan segala usaha. Jujur aja, aku bukan tipe yang suka unjuk diri. Malah bisa dibilang nggak suka tampil di depan umum. Tapi aku juga punya keinginan untuk mengatasi rasa takut dan keenggananku. Mau nggak mau, kita hidup di tengah masyarakat yang lebih megakui dan percaya kepada orang yang mampu melakukan public speaking. Tak apalah aku gemetaran menyampaikan maksudku dengan segala error grammar yang aku sendiri udah nggak bisa ngontrol, karena saking nervousnya bicara di depan orang-orang hebat. Pun sampai aku duduk kembali di tempatku, aku masih tremor. Separah itu aku nggak pernah berlatih public speaking.
Sesi diskusi dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, mengenai demokrasi, pluralisme, dan toleransi. Sesi kedua mengenai penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan perdamaian. Sesi ketiga cenderung pada kebijakan yang mengatur terjaminnya kebebasan berpendapat dan beragama. Udah berasa kuliah kewarganegaraan pokonya. Senengnya bisa ketemu orang-orang baru (meski tetap kuakui ini melelahkan) dari berbagai latar belakang yang beda, banyak banget orang-orang hebat yang nggak bisa disebutin semuanya satu per satu. Ada hawa semangat dan mimpi-mimpi baru yang mulai bergejolak lagi kalau lagi sama orang-orang hebat gini. Diajakin si Jeje buat lanjut studi di Australia. Ku aminin aja karena nggak ada jeleknya juga. Di sana juga suasananya cukup kondusif dan deket dengan Indonesia.
Tumblr media
Di sela-sela istirahat makan siang dialog, kami berkesempatan berdiskusi dan makan siang bersama Dubes Australia untuk Indonesia Ambassador Gary Quinlan. Beliau seperti kakek yang sangat ramah, terbuka dan antusias dengan gagasan mengenai Interfaith Youth Camp. Pertama kali ini saya melakukan perbincangan dengan Dubes dengan waktu yang cukup lama, rasanya deg-degan, takut salah ngomong, takut nggak jelas ngomongnya, dan lain sebagainya. But we made it!
Tumblr media
Selain seminar dan dialog di ruangan, ada juga public lecture di Universitas Maranatha oleh Dr. Zuleyha Keskin tentang penggunaan media sosial untuk menyebarkan perdamaian, tapi kali ini lebih mengarah pada kalangan pemuda.
Tumblr media
Ada juga screening film Da’wah yang disutradarai Italo Spinelli, sebagai salah satu media untuk menghapus Islamophobia di Eropa, di mana film ini ditayangkan dalam festival film di Roma. Mungkin di bagian lain nanti aku cerita lebih banyak tentang film ini dan bagaimana tanggapan dari Dr. Keskin.
Tumblr media
Hal seru lainnya adalah kita berkunjung ke Masjid Lautze, masjid muslim cina di Bandung. Masjid dengan gaya khas Tionghoa, memadukan suasana klenteng dan Masjid. Sambutannya ramah sekali, kita bercerita tentang keharmonisan yang terjalin antara suku maupun agama dalam pengembangan masjid ini. Kita juga berkunjung ke kampung toleransi, namanya Gang Ruhana. Gang ini kecil, tapi yang unik adalah di sini tempat ibadah masjid, gereja, dan vihara berdampingan, masyarakat di sana juga menyambut kami dengan antusias. Mereka mengaku semua keharmonisan dan toleransi berjalan secara natural, bukan untuk membangun image.
Tumblr media Tumblr media
Pengalaman menjalani hari-hari Bersama delegasi Australia cukup berhasil membangun semangat, terutama Dr. Zuleyha Keskin. Ada terbesit ingin menjadi seperti beliau yang bergerak di bidang akademisi dan fokus pada studi Islam. Beliau juga sebelumnya merupakan mahasiswa farmasi katanya, tapi lebih memilih mejadi dosen studi Islam. Mungkin aku juga bisa kaya gitu? Hahaha, aminin aja dulu. Aamiin!
10 notes · View notes