#ImunisasiRutin
Explore tagged Tumblr posts
gapaipapua · 1 hour ago
Text
Titipan Tuhan, Tanggung Jawab Kita: Suara Hati Pejuang Imunisasi
Oleh: Windy Sumongga
 
Di balik angka cakupan imunisasi yang terus meningkat di Papua, ada sosok seperti Ibu Supingatin. Perempuan nan ramah, khas dengan senyuman hangat yang kini  berusia 62 tahun mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk memastikan anak-anak di Papua mendapatkan perlindungan terbaik melalui imunisasi. Meski sudah pensiun, semangatnya tak pernah redup. Ia terus bergerak bersama Tim Imunisasi Papua Juara, sebuah inisiatif yang didukung UNICEF dan berbagai mitra untuk mengatasi tantangan imunisasi di wilayah ini.
 
Awal Mula Pengabdian
Lahir dari keinginan kuat untuk melayani, Ibu Supingatin memulai perjalanan sebagai lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) tahun 1986. Kala itu, ia ditugaskan di Puskesmas Arso, Keerom. Wilayah kerjanya luas, tenaga kesehatan terbatas, dan fasilitas minim. Tetapi, itu tidak menjadi halangan. Ia merangkap berbagai peran: dari imunisasi, pelayanan ibu dan anak (KIA), program keluarga berencana (KB), hingga gizi.
"Saya cinta imunisasi. Dulu, meski latar belakang saya sebagai perawat, saya belajar banyak hal lain demi melayani masyarakat," kenangnya. Cintanya pada pekerjaan ini membuatnya tidak pernah menolak ketika diminta membantu di tempat-tempat baru, bahkan ke daerah terpencil seperti Pegunungan Bintang dan Puncak Jaya.
 
Tantangan dan Pengalaman Tak Terlupakan
Perjalanan panjangnya tentu tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah kurangnya tindak lanjut dari tenaga kesehatan yang didampingi. “Kadang mereka bergerak hanya kalau ada supervisi, tapi setelah itu kendor lagi,” ujarnya. Namun, ia tidak pernah menyerah. Dengan sabar, ia terus memberikan pendampingan dan memastikan program berjalan meski harus dilakukan berulang kali.
Momen yang paling berkesan baginya adalah saat ia berhasil membantu sebuah kabupaten yang hampir satu tahun tidak mengirimkan laporan imunisasi. Ia dan tim bekerja hingga dini hari untuk menyelesaikan data yang tertunda. “Malam itu, kami berdiskusi, merangkul petugas, dan akhirnya data yang selama ini tertunda bisa selesai,” tuturnya dengan bangga.
 
Peran dalam Tim Imunisasi Papua Juara
Sebagai anggota Tim Imunisasi Papua Juara, Ibu Supingatin tidak hanya bertugas mendampingi dinas kesehatan kabupaten, tetapi juga menjadi penghubung lintas sektor dan program. Bersama mitra seperti UNICEF dan Gapai Papua, ia melakukan pelatihan, On-the-Job Training (OJT), hingga supervisi suportif. Ia bahkan terlibat dalam program-program inovatif seperti pembentukan kelas ayah dan ibu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
 
Tumblr media
Gambar 1. Ibu Atin melakukan OJT bersama dengan staf program imunisasi Dinas Kesehatan di salah satu Kabupaten
Menurutnya, dukungan dari UNICEF sangat membantu. “Mereka membekali kami dengan ilmu, terutama di bidang komunikasi. Saya belajar cara melibatkan tokoh kunci, menyampaikan pesan yang efektif, hingga menggunakan media seperti poster PD3I,” jelasnya.
 
Dampak Nyata dan Harapan ke Depan
Pendampingan yang dilakukan Ibu Supingatin bersama tim telah membawa perubahan signifikan. Di wilayah yang didampingi, tenaga kesehatan lebih mampu menyusun microplanning, mengelola logistik vaksin, hingga melaksanakan monitoring dan evaluasi. “Cakupan imunisasi mulai meningkat, dan program menjadi lebih terstruktur,” ujarnya.
Namun, ia menyadari perjuangan ini belum selesai. Masih banyak masyarakat di Papua, terutama di pedalaman dan wilayah pesisir, yang belum mendapatkan layanan imunisasi optimal. Hal ini diperparah dengan maraknya hoaks yang membuat sebagian orang tua ragu. Untuk mengatasi ini, Ibu Supingatin dan tim terus melibatkan tokoh masyarakat yang dihormati untuk menyampaikan edukasi dengan cara yang mudah dipahami.
 
Inspirasi dari Keluarga
Bagi Ibu Supingatin, pengabdian ini bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan hidup. Bahkan, keluarganya menjadi inspirasi. “Saya imunisasi adik saya saat masih kecil, kemudian anak-anak saya, dan sekarang cucu saya,” ujarnya dengan senyum. Ia menceritakan bagaimana ia memastikan ketiga cucunya mendapatkan vaksin lengkap, bahkan harus membawa vaksin sendiri dari Keerom ke Jayapura.
 
Pesan untuk Masyarakat dan Rekan Seperjuangan
Mengakhiri kisahnya, Ibu Supingatin memiliki pesan sederhana namun mendalam. Kepada masyarakat, ia mengingatkan bahwa imunisasi adalah perlindungan terbaik bagi anak-anak. “Sebelum penyakit berbahaya datang, lindungi anak-anak kita dengan imunisasi lengkap. Ini bentuk tanggung jawab kita sebagai orang tua,” pesannya.
Untuk rekan-rekan pejuang imunisasi, ia berpesan untuk terus bekerja dengan tulus. “Pekerjaan ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita melakukannya dengan ikhlas, akan terasa indah. Tuhan yang akan membalas, dan upahnya ada di surga,” katanya dengan penuh keyakinan.
 
Tumblr media
Gambar 2. Ibu Atin melakukan pemeriksaan pada alat pendukung pelayanan imunisasi yang dikenal sebagai Vaccine Container
Semangat yang Tak Pernah Padam
Meski usianya tak lagi muda, semangat Ibu Supingatin tetap menyala. Dengan segala pengalaman dan dedikasinya, ia menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi kesehatan masyarakat. Bagi Papua, ia adalah simbol harapan, bahwa melalui imunisasi, masa depan anak-anak dapat dilindungi.
 
*PD3I: Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
0 notes
kantorberita · 2 months ago
Text
Evaluasi Imunisasi Kota Singkawang 2024: Upaya Tingkatkan Capaian yang Masih Rendah
Evaluasi Imunisasi Kota Singkawang 2024: Upaya Tingkatkan Capaian yang Masih Rendah KBRN1 NASIONAL, SINGKAWANG|| Pemerintah Kota Singkawang melalui Dinas Kesehatan dan KB menggelar Evaluasi Pelaksanaan Imunisasi Rutin Tahun 2024, Acara ini berlangsung di Ruang Bumi Bertuah, Kantor Wali Kota, pada Jumat (6/12/2024), Evaluasi tersebut dilakukan untuk menyikapi tren penurunan capaian imunisasi yang…
0 notes
gapaipapua · 2 years ago
Link
0 notes