Tumgik
#Hasil Rakornas ke-I
bidiktangsel · 2 years
Text
Kembali Menggeliat Film Nasional Indonesia, Hasil Rakornas ke-I Terbentuk Tim Ad Hoc KFT
Kembali Menggeliat Film Nasional Indonesia, Hasil Rakornas ke-I Terbentuk Tim Ad Hoc KFT
Jakarta – Bidiktangsel.com | Kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pertama, sejak berdiri tahun 1964 Karyawan Film dan Televisi (KFT) Indonesia, selama 3 hari di wilayah Kota Bogor, ini untuk memberikan pemahaman dan informasi yang sehat juga adalah fondasi untuk menstimulasi kinerja agar dapat meraih perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan. Selain itu juga, dapat memberikan stimulus…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
baliportalnews · 10 months
Text
Sekda Suyasa Harapkan DWP Miliki Empati Terhadap Lingkungan Sekitar
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Buleleng memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24. Berbagai kegiatan dilakukan termasuk bakti sosial. Kali ini ada tiga panti sosial yang disasar. Kunjungan rombongan DWP dipimpin langsung Ketua DWP Buleleng, Ny. Dewi Suyasa serta ketua DWP masing-masing perangkat daerah. Turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, Kepala Dinas Sosial, Putu Kariaman Putra, dan Kepala Dinas P2KBP3A, I Nyoman Riang Pustaka. Kepada anak-anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Udyana Wiguna dan LKSA Anak Domba Bali, DWP berbagi sembako dan pakaian layak pakai. Sementara para penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati diberikan bantuan susu, makanan, selimut, dan sembako. Usai penyerahan bantuan di Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Kaliasem, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa mengapresiasi berbagai kegiatan DWP yang bersifat berbagi pada sesama. "Ya tentu Dharma Wanita Persatuan memang harus juga membangun rasa empati, rasa sosial pada lingkungan untuk nanti bisa digetuktularkan ke organisasi itu sendiri, masyarakat dan keluarga. Itu poinnya di setiap kali DWP ada kegiatan," jelasnya. Sementara itu Ketua DWP Buleleng, Ny. Dewi Suyasa menyampaikan bakti sosial merupakan salah satu program kerja dari DWP Buleleng. Apa yang telah diberikan melalui program ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penghuni panti. "Kita merupakan organisasi Dhama Wanita yang tentu sangat peduli dengan keberadaan anak-anak. Leading sektor DWP ada di dinas PPKBPPPA jadi apapun segala bentuk perlindungan anak kita lakukan untuk ekstistensi anak tersebut," ungkapnya. Dijelaskan serangkaian hari ualng tahun, DWP menyelenggarakan berbagai kegiatan berpijak pada hasil rakornas. Dimana kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat luas serta dilakukan dengan sederhana. Selain bakti sosial, pada 30 November dilakukan penyerahan bantuan alat tulis dan buku cerita untuk salah satu PAUD di Buleleng. Olahraga bersama dan lomba gembira antara anggota DWP pada 1 Desember. Dan acara puncak HUT DWP pada 15 Desember 2023.(adv/bpn) Read the full article
0 notes
salmanania · 7 years
Text
Gelar Rakornas, PKB targetkan posisi dua dan tiga di Pemilu 2019
Salma Nania Gelar Rakornas, PKB targetkan posisi dua dan tiga di Pemilu 2019 Artikel Baru Nih Artikel Tentang Gelar Rakornas, PKB targetkan posisi dua dan tiga di Pemilu 2019 Pencarian Artikel Tentang Berita Gelar Rakornas, PKB targetkan posisi dua dan tiga di Pemilu 2019 Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Gelar Rakornas, PKB targetkan posisi dua dan tiga di Pemilu 2019
Tumblr media
Lembaga Pemenangan Pemilu DPP PKB (LPP DPP PKB) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Graha Gus Dur, Jalan Raden Saleh I, Senen, Jakarta Pusat. Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengharapkan agar Rakornas yang digelar sungguh membawa hasil positif bagi perkembangan partai ke depannya. http://www.unikbaca.com
0 notes
ghostzali2011 · 6 years
Link
JAKARTA – Setiap perubahan, selalu menyisakan pro dan kontra. Jangan ragu akan perubahan. Kita mungkin kehilangan sesuatu yang baik, namun kita akan peroleh sesuatu yang lebih baik lagi. Karena itulah, selama 4 tahun ini, Menpar Arief Yahya tidak melakukan revolusi besar-besaran di Kemenpar. “Saya memilih evolusi dipercepat, dalam bertransformasi menuju Digital Tourism 4.0,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. 
Orang nomor satu di Kemenpar itu menyebut proses transformasi birokrasi menuju ke professional itu ada konsep 3B. To build, to borrow dan to buy. Semua punya plus minus, semua memiliki dampak pro dan kontra. To Build itu membangun dari nol, mendidik dari yang ada, menuju ke professional. Risikonya, membutuhkan waktu panjang, kesabaran tinggi, dan 5 tahun tidak cukup.
To Buy, atau mengganti semua pejabat dengan orang baru, yang lebih fresh, lebih akomodatif dengan perubahan. Ini yang disebut revolusi dan akan membawa kontraksi yang besar di pegawai. Ini juga bukan pilihan Menpar Arief Yahya dalam bertransformasi, untuk melambungkan pariwisata Indonesia.
Mantan Dirut PT Telkom ini memilih To Borrow, atau menggunakan shadow management. Meminta tenaga professional yang ahli di bidangnya, punya reputasi, untuk mendampingi pegawainya dalam bertransformasi. “Ini cara yang paling smooth, tidak gaduh, tidak menimbulkan kontraksi yang berlebihan, tetap bisa bekerja dengan sentuhan korporasi dan menuju professional,” ungkap Menpar Arief sejak tahun 2015.
Apakah perubahan yang dilakukan di lingkungan Kemenpar itu tidak menyisakan “residu”? Pasti ada, dan pasti terjadi. Bahkan dalam menyongsong era digital pun, tetap ada 30% yang belum juga beranjak, belum move on. Sementara customers atau travelers sudah 70% go digital. “Jadi memang yang masih ada 30% yang konvensional dan lebih nyaman dengan cara orang lama.”
Roadmap menuju Go Digital di Kemenpar, bukan terjadi kemarin, minggu ini atau tahun ini. Tetapi sudah diawali sejak 2015, lalu diperkuat di Rakornas Go Digital Be The Best, September 2016. Maka kalau muncul kritik belakangan ini, sebenarnya juga sudah tidak aktual lagi. Bisa juga, karena imbas “musim politik” yang sedang nge-hits belakangan ini.
Presiden Jokowi juga selalu menyampaikan tantangan ke depan, untuk memenangkan persaingan di level dunia, harus lebih cepat (speed). Kecepatan menjadi kunci. Yang cepat akan mengalahkan yang lambat, bukan yang kecil mengalahkan yang besar. Lalu solid, dari atas sampai ke bawah, harus punya tone yang sama. Inline dengan semacam “corporate culture” yang sudah dibangun Menpar Arief Yahya di lingkungan Kemenpar dengan 3S, Solid, Speed, Smart.
Budaya kerja itu selanjutnya diimplementasikan oleh Menpar Arief Yahya dengan istilah: WinWay. Bisa diterjemahkan sebagai Wonderful Indonesia Way, atau The Way to Win! “Budaya kerja untuk memenangkan persaingan global. Maka seluruh unsur pariwisata dikelola dengan spirit WinWay,” ungkap pria yang lahir di Banyuwangi Jawa Timur ini.
Cara Smart yang dimaksud Menpar Arief Yahya itu, seperti apa? Singkat cerita adalah Go Digital. Lantas muncul magic words 3 kalimat yang selalu dipopularkan di setiap momen sejak 2015. The more digital, the more personal. The more digital the more global. The more digital the more professional. Implementasinya di dalam seluruh aktivitas Kemenpar, menuju ke Digital Tourism 4.0 yang dijadikan tema besar Rakornas I Tahun 2019. “Transforming Tourism Human Resources, Winning The Global Competition in 4.0 Era.”
Catatan #CEOMessage ke-61 yang juga sempat masuk ke daftar trending topic di Twitter sudah dijelaskan apa itu Tourism 4.0. “Tourism 4.0 lahir seiring dengan mulai tersedianya big data perilaku travelers yang mampu dikumpulkan via apps dan sensor yang kemudian diolah dan menciptakan seamless dan personalized travelling experience,” sebut Menteri Arief Yahya.
Seamless dan personalized experience itu, lanjut dia, bisa diwujudkan karena adanya peran teknologi-teknologi Revolusi Industri Keempat (4.0). Yaitu: artificial intelligence, internet of things (IoT), big data analytics, robotics, augmented reality, cloud computing, blockchain, dan sebagainya. “Inilah berbagai teknologi yang kini sering disebut sebagai Teknologi 4.0,” kata Arief Yahya yang juga sering disampaikan Presiden Jokowi ke anak-anak millennials.
“Kita semua tahu, target besar Presiden Jokowi adalah 20 juta wisman tahun 2019. Itu artinya double, dari start awal 9,3 juta di 2014. Dan untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, hanya bisa ditempuh dengan cara yang tidak biasa! Cara yang tidak biasa itu adalah: Go Digital,” ungkap Arief Yahya.
Apakah “go Digital” yang selama 4 tahun disosialisasikan Menpar Arief ini 100% diterima public? Minimal di lingkungan Kemenpar sendiri? Tentu, jawabannya, tidak semua. Masih ada 30% yang masih menggunakan cara berpikir lama, konvensional, meskipun customers-nya, atau travelersnya sudah menuju ke digital. Karena itu, tidak heran, jika masih ada yang menggunakan pisau analisa “orang lama” untuk menjawab tantangan kekinian dan masa depan yang semakin millennials, yang sudah digital, mobile dan interaktif.
Lalu apa yang akan dilakukan untuk menyamakan frekuensi cara berpikir “baru” itu? “Ya, harus sabar, terus mendidik, dan menularkan pemahaman kepada SDM kita, yang sesuai dengan arah pergerakan customersnya. Era digital, creative industry atau cultural industry ini berjalan sangat cepat. Kita berpacu melawan kreativitas dan era millennials yang makin cepat,” ungkap Arief Yahya.(*)
via SPORTOURISM.ID
0 notes
baliportalnews · 10 months
Text
Bali Raih Penghargaan Sebagai Provinsi Dengan Pendataan KUMKM Terbaik Tahun 2022
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG - Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Koperasi Dan UKM Provinsi Bali meraih penghargaan sebagai salah satu Provinsi dengan Pendataan KUMKM Terbaik Tahun 2022, penghargaan tersebut secara langsung diberikan oleh Menteri Koperasi UKM RI, Teten Masduki yang diterima oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, I Wayan Ekadina pada acara Pembukaan Rakornas Pemanfaatan Hasil Pendataan Lengkap KUMKM 2023 di Nusa Dua, pada Selasa (21/11/2023). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koperasi UKM RI, Teten Masduki mengatakan, bahwa pihaknya mendorong pemanfaatan hasil pendataan lengkap koperasi dan UMKM tahun 2022 untuk membuat kebijakan yang solutif dan tepat sasaran. Tercatat, pendataan lengkap KUMKM 2022 menghasilkan sebanyak 9,11 juta usaha di Indonesia, dengan kriteria usaha non pertanian dan menetap terdiri dari 9,09 juta UMKM dan 20.000 koperasi. “Saat saya pertama menjadi menteri, saya tanya data dan ternyata belum ada. Maka kita harus mulai siapkan program berbasis data. Kalau tidak, akan ngawur dan program tidak akan tepat sasaran. Dari data ini kita akan mudah menyusun program pemberdayaan UMKM dan mengembangkan SDM baik pemerintah darrah maupun pelaku UMKM,” kata Menteri Teten. Lebih lanjut, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menjelaskan, data UMKM menurut wilayah sebaran banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa yang mencapai 5,4 juta atau sebesar 59,19 persen. “UMKM yang terkonsentrasi di Sumatra sebanyak 2,2 juta atau sebesar 24,10 persen dan UMKM yang terkonsentrasi di kawasan timur Indonesia yaitu di Pulau Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua sebanyak 1,5 juta atau sebesar 16,71 persen,” kata MenKopUKM. Menteri Teten menegaskan, data ini tidak bersifat final. Maka dari itu, dia meminta Dinas Koperasi dan UKM di daerah untuk terus mengembangkan dan memutakhirkan hasil pendataan ini. Data ini juga diharapkan mampu menjadi modal awal untuk mengembangkan UMKM baik secara jumlah dan perubahan data, terutama bagi Dinas Koperasi dan UKM di daerah yang sangat dekat dengan pelaku UMKM. “Jadi penyusunan data tunggal dan input data dilakukan di daerah. Ini baru non pertanian dan yang menetap. Padahal UMKM terbanyak bergerak di sektor pertanian dan aquaculture. Ini keunggulan komparatif kita dibandingkan negara di dunia,” tuturnya. Menteri Teten menekankan, bahwa data ini harus dipilah dengan baik. Dari data yang ada, harus dipilah mana UMKM yang sifatnya ekonomi subsisten atau hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan UMKM yang dapat ditumbuhkembangkan. “Ada juga yang bisa dikembangkan sehingga skala usahanya bisa diperbesar agar kita bisa ekspansi secara nasional atau bahkan go global. Kalau skala usahanya besar itu akan membuka lapangan kerja. Nanti mikro berkurang karena lapangan kerjanya terbuka,” ujar Menteri Teten. Menurut Menteri Teten, terciptanya usaha mikro disebabkan karena tidak terbukanya lapangan kerja formal. Hal ini yang harus dikurangi dengan menciptakan lapangan kerja dari UMKM. Hal ini juga dikatakan sangat erat kaitannya dengan Indonesia menuju negara maju di 2045. “Tantangannya 97 persen masyarakat Indonesia bekerja di level mikro. Menjadi negara maju itu diukur dari pendapatan per kapita. Saat ini kita sudah masuk negara dengan pendapatan menengah ke atas atau 4.500 dolar AS per kapita. Pada 2045 kita mungkin harus menaikkan ini agar melampaui batas minimum menjadi negara maju,” kata Menteri Teten. Menurutnya, jika tidak segera mengubah kualitas lapangan kerja, maka akan sulit bagi Indonesia untuk menjadi negara maju. Oleh karena itu, Pemerintah terus berupaya menyiapkan lapangan kerja berkualitas melalui industrialisasi yang berbasis bahan baku lokal dan industrialisasi yang melibatkan koperasi dan UMKM. Di tempat yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan, Siti Azizah mengatakan, acara ini merupakan tonggak penting yang menandai upaya kolaboratif dalam memahami, menganalisis, dan menerjemahkan data menjadi langkah nyata menuju pertumbuhan yang berkelanjutan bagi sektor koperasi dan UMKM. “Pendataan lengkap koperasi dan UMKM menjadi salah satu fondasi yang kokoh untuk menyusun strategi bisnis dan pengambilan keputusan atau kebijakan bagi UMKM,” ucap Siti Azizah. Melalui penyelenggaraan Rakornas ini, Siti Azizah berharap perangkat daerah dalam melakukan pemberdayaan terhadap koperasi dan UMKM, sekaligus berperan aktif dalam memperbaharui atau update data secara berkelanjutan melalui Sistem Informasi Data Tunggal Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (SIDT_KUMKM). Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari seluruh dinas yang membidangi koperasi dan UKM di 34 provinsi di Indonesia dan 240 Kabupaten atau Kota Terpilih Cakupan Pendataan Lengkap KUMKM 2022. Dalam acara ini, sebanyak 7 provinsi mendapatkan penghargaan pendataan KUMKM terbaik yaitu DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Utara, Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Bali. Sementara itu, kabupaten atau kota terbaik pendataan KUMKM adalah Jakarta Barat, Bone, Asahan, Padang, Banda Aceh, dan Pandeglang.(bpn) Read the full article
0 notes
ghostzali2011 · 7 years
Link
SPORTOURISM - Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I Kementerian Pariwisata berakhir, Jumat (23/3) sore. Rapat di Nusa Dua Convention Center, Bali, menghasilkan sejumlah rumusan. Dan ini akan menjadi landasan dalam menentukan program utama Kemenpar tahun 2018. 
Staf Khusus Bidang Komunikasi Kemenpar, Don Kardono, mengatakan destinasi digital dan nomadic tourism merupakan sebuah terobosan. Sebuah langkah nyata untuk mengembangkan pariwisata Indonesia. Keduanya sangat tepat diaplikasikan untuk menjawab tantangan saat ini.
"Tidak bisa dipungkiri, industri digital telah mengubah dunia dengan generasi milenia-nya. Dari tiada menjadi ada. Mengubah seluruh tatanan. Baik itu pekerjaan, pola hidup, maupun prilaku berwisata. Destinasi digital dan nomadic tourism adalah formula tepat untuk menjawab tantangan tersebut," kata Don Kardono.
Mengenai destinasi digital Don Kardono mengatakan, gaya hidup wisatawan milenia adalah serba digital. Generasi yang disebut generasi zaman now, mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk melalui digital. Untuk itu, destinasi pun berubah ke arah destinasi digital. 
Konsepnya harus yang Instagramable. Dekorasi harus bagus. Agar terlihat kece buat berselfie. Destinasi digital memiliki positioning, differentiation, dan branding. Positioning-nya, yaitu esteem economy. Differentiation-nya Instagrammable dan digitalable photogenic. Sementara branding-nya, menjadi destinasi zaman now.
"Destinasi digital ala anak-anak GenPI, konsepnya simple. Tetapi, dipikirkan matang. Sangat Instagramable. Kalau di foto, layak posting di medsos, dan banyak likes, comments, banyak repost, share, dan interaksi positif. Saat ini sudah ada 11 pasar digital ala anak GenPI. Tahun ini target Kemenpar membangun 100 destinasi digital baru," ujar Don Kardono.
Don Kardono menambahkan, destinasi digital bikinan GenPI ini memberikan commercial value dan creative value. Anak-anak GenPI bisa menciptakan bisnis bidang 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas) di destinasi wisata.
Dijelaskannya, untuk membuat destinasi digital dibutuhkan peran aktif pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah daerah wajib menyediakan lahan dan infrastruktur dasar. Yaitu terdiri dari Jalan, Air, Listrik (JALIS), juga utilitas dasar berupa telekomunikasi yaitu koneksi WiFi, serta manajemen sampah, toilet.
"Kami akan mendorong peran aktif daerah untuk segera menyiapkan segala kebutuhan dasar. Sehingga percepatan dapat dilakukan," paparnya. Langkah selanjutnya ialah membentuk GenPI. "Karena nantinya destinasi digital ini di gerakkan oleh GenPI. Tanpa GenPI destinasi digital ini tidak akan booming. Karena GenPI lah yang memviralkan distinasi ini di media sosial,"  terangnya.
Kesimpulannya, Kemenpar segera dibentuk Tim Training On Trainer (TOT) untuk membentuk GenPI-GenPI baru di Provinsi yang belum terbentuk, serta mengaktivasi GenPI yang sudah terbentuk. 
"Nantinya secara  pararel Kemenpar membentuk Tim TOT Destinasi Digital, dengan target 100 Destinasi Digital di 34 Provinsi di bulan Oktober 2018," ujarnya.
Percepatan pun dilakukan untuk Nomadic Tourism. Inilah gaya berwisata baru ala milenia. "Ini merupakan solusi pembangunan amenitas yang dibutuhkan Indonesia. Kalau membangun amenitas berupa hotel atau penginapan. Berapa miliar yang kita butuhkan. Solusinya nomadic amenitas. Medianya bisa berupa caravan, glamcamp, atau homepods," terang Don Kardono.
Mengenai aksesibilitas, nomadic tourism menggunakan konsep yang simpel. Artinya para wisatawan bisa lebih cepat bisa sampai ke destinasi. Tawarannya ada di seaplane, helicity, dan live a board.
“Untuk aksesibilitas, dibutuhkan solusi yang sesuai. Aksesibilitas fokus ke kondisi sekarang yang sedang tren. Kebutuhan ini harus dikejar karena pengembara dunia suka akses yang simpel. Ketiga moda itu sangat mengakomodir wisatawan saat ini," katanya.
Untuk itu Rakornas Pariwisata I Tahun 2018 memberikan rekomendasi percepatan Deregulasi terkait operasional Caravan sebagai Nomadic Tourism Amenities, Sea-Plane dan Live a board sebagai Nomadic Tourism Access, berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan.
Selain itu juga merekomendasikan percepatan Deregulasi terkait perizinan pemanfaatan Taman Nasional sebagai Glamping Ground, berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. Kemenpar juga merekomendasi untuk percepatan Deregulasi pajak bea masuk impor yang terkait dengan investasi Nomadic Tourism, berkolaborasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal.
"Semua sudah kita proses. Respon positif juga diberikan oleh lembaga yang membawahinya," kata Don Kardono.
Selain itu Kemenpar juga mendorong Pemerintah Daerah untuk mendata wilayahnya yang berpotensi dibangun Nomadic Tourism Amenities. Sehingga bisa segera berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata.
"Kami harapkan data dimaksud selambat-lambatnya diterima oleh Deputi Pengembangan Destinasi  Pariwisata di tanggal 30 April 2018. Kelengkapan data antara lain Lokasi dengan titik GPS dengan menyebutkan atraksi utama (alam) di daerah tersebut," terang Don Kardono. 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan hasil yang luar biasa dicapai dengan cara yg tidak biasa. Destinasi digital dan nomadic tourism merupakan cara yang tidak biasa. Tetapi menjadi sebuah solusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
"Saya perkirakan kedua-duanya akan meledak. Karena ini merupakan sebuah solusi atas permintaan pasar. Secara geografis pun ini sangat mungkin dilakukan,"
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menjelaskan, Destinasi Digital dan Nomadic Tourism memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Treatmenya juga relatif mudah. Idealnya seluruh stakeholder pariwisata baik itu pemerintah maupun industri segera mengembangkan bisnis ini, sehingga percepatan dapat dilakukan.
"Destinasi Digital dan Nomadic Tourism merupakan sebuah solusi ideal pariwisata Indonesia. Saya menyebutnya 5S, Solusi Sementara, Sebagai Solusi Selamanya," kata Menpar Arief Yahya. (*)
via SPORTOURISM.ID
0 notes
ghostzali2011 · 7 years
Link
SPORTOURISM – Empat bulan lalu siapa sih yang kenal Pasar Karetan? Destinasinya nggak bisa di-tracking di Google Maps. Sinyal telepon enggan singgah di sana. Letaknya pun ada di tengah hutan karet Dusun Segrumung, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jateng. Boleh dibilang, ini tempat jin buang anak.
Bila ditarik ke bisnis, dijamin tak akan ada investor yang mau meilirik tempat ini. Valuenya kecil. Aksesnya susah. Jalan menuju ke sana hanya tanah. Kalau hujan, dijamin becek. Wilayahnya sepi. Sangat terisolir. Masyarakat sekitarnya pun belum banyak yang sadar wisata.
Nah, cerita di awal November 2017 itu sekarang sudah berubah 180 derajat. Sekarang, Pasar Karetan sudah menjelma menjadi destinasi yang ngehits. Keren. Jumlah wisatawan yang datang setiap evennya selalu massif. Ada wisatawan lokal bahkan dari luar negeri. Pengunjungnya juga selalu massif. Jumlahnya selalu menembus di atas 4000 pengunjung. Saking okenya, industri pun sudah mulai berani melirik Pasar Karetan. Brand NutriSari W'dank sampai berani masuk sponsori Pasar Karetan.
Success Story ini dipaparkan juragan Pasar Karetan Mei Kristanti dengan sangat gamblang. Di hadapan ratusan peserta Rakornaspar I/2018 Bali, Mei memaparkan semuanya dengan detail. Stakeholder pariwisata yang hadir di Nusa Dua Convention Center Bali sampai dibuat tertegun. Semua dibuat senyap. Banyak yang tidak percaya bahwa dalam kurun waktu 4 bulan, barisan anak muda yang tergabung dalam Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jateng bisa membuat destinasi yang begitu paten. “Datanya ada. Foto dan video-videonya juga ada. Ini fakta, bukan rekayasa,” tutur Mei, Jumat (23/3).
Faktanya, nama Pasar Karetan di dunia maya memang melangit. Mau cari dimana? Twitter? Instagram? Facebook? YouTube? Blog? Semuanya ada. Foto-foto dan video yang diunggah ke dunia maya pun banyak mendapat pujian dari netizen. Tak hanya dari Indonesia, tapi juga sejumlah traveller asal Bangladesh, Slovakia, Kroasia, Zimbabwe, Malawi, hingga Belarusia.
Lantas apa yang membuat destinasi wisata Jogjakarat bisa ngetop? Destinasinya banyak dicari orang? Banyak dikomen wisatawan nusantara dan mancanegara?  “Jawabannya hanya satu. Kami di GenPI meng-create destinasi digital. Destinasinya kami buat instagramable. Spot selfienya banyak. Dan kami rajin mempromosikannya ke dunia maya,” akunya.
Seringnya orang bercerita mengenai perjalanan mengeksplore Pasar Karetan melalui blog pribadi dan akun medsos membuat nama Pasar Karetan naik daun. Sebab di media sosial, netizen tidak hanya berbagi melalui kata, tapi juga berbagi melalui foto-foto dan video. Inilah kekuatan sesungguhnya. Karena semua hal positif tadi bisa diakses dimanapun, bahkan bisa disaksikan seluruh dunia.
“Inspirasinya dari berbagai pasar di luar negeri yang unik-unik. Ada mall Marceau Market Perancis, Eat & Eat Gandaria dan lain-lain. Kemudian kami combine dengan budaya lokal khas Jawa Tengah,” ujar Mei. Kuncinya ada di spot foto yang keren-keren. Yang instagramable. Objeknya kalau difoto dari sudut manapun terlihat wow. Atas-bawah, kanan-kiri, depan-belakang- semua terlihat eye catching. "Kalau sudah Instagramable pasti laku dijual. Itu mempengaruhi orang untuk datang lagi. Dekorasinya harus bagus. Agar terlihat kece buat foto-foto," kata Mei.
Yang lebih penting lagi, semua harus digencarkan ke media sosial. Dan semua harus digas dengan akun real. Followersnya pun harus banyak. Harus asli, bukan hasil dari beli akun media sosial. "Sekarang pengunjung Pasar Karetan bisa mencapai 4 ribu orang. Kalau tidak asli, tidak akan bisa sebanyak itu," ungkapnya.
Next step-nya, melakukan kurasi terhadap lapak-lapak yang akan berjualan di destinasi digital. Lapak harus sesuai dengan konsep pasar yang telah ditentukan. Makanan yang dijual juga harus jarang ditemui di tempat biasa.
"Jadi ada Role and Play. Dandanannya seperti apa sih? Rasa dan harganya? Harus enak harga bersahabat," tutur Mei.
Ditambah dengan aktivitas yang selalu berganti, pengunjung pun jadi nggak gampang bosan untuk datang. Gimmick seperti lapak jualan, bakiak, enggrang, panahan, yang terus berganti setiap minggunya, terbukti mampu membuat pengunjung betah berlama-lama di destinasi baru ini. "Untuk angle foto dan video jadi menarik," paparnya.
Dengan semua trik tadi, omset Pasar Karetan saat ini sudah mencapai Rp30 juta hingga Rp40 juta per even. Kalau ditotal, per tahun omset pasar ini bisa mencapai Rp1,6 miliar-Rp1,9 miliar. "Ini hebatnya destinasi digital. Ada efek ekonomi kerakyatan untuk masyarakat sekitarnya. Selain itu, juga memberikan wadah bagi generasi muda untuk berkreasi," ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang ikut hadir di Rakornaspar I/2018 juga angkat bicara. Arah statemennya sama dengan Mei. "Itulah digital lifestyle anak-anak muda. Selalu memikirkan impression, objek foto Instagrameble, interaktif, viral, trending topic, dan tema-tema khas online sosial media. Di mana ada objek anti mainstream, di situ mereka berkumpul," kata Arief.
Digital lifestyle itu, kata Arief, harus interaktif, berbasis online, bercerita dengan video, gambar, sedikit text, viral alias dari HP ke HP. Bukan lagi dari mulut ke mulut, karena mulut mereka adalah gadget, signal, dan wifi.
via SPORTOURISM.ID
0 notes
ghostzali2011 · 7 years
Link
SPORTOURISM-Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyiapkan 180 event pariwisata mancanegara guna mencapai angka kunjungan 20 juta wisatawan pada 2018 ke Indonesia.
Dalam Rakornas III 2017 hari pertama di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, 26 September 2017, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (Deputi BP3M) Kemenpar, I Gde Pitana memaparkan rangkaian Even Pariwisata sepanjang 2018 guna mendukung pencapaian target tersebut.
"Berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata, kami telah menyiapkan 180 even terbagi untuk kawasan Asia Tenggara (Asteng), Asia Pasifik (Aspas) dan Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika (ETTAA)," kata I Gde Pitana.
I Gde Pitana menjelaskan, 180 even tersebut terdiri dari beberapa kategori seperti Pameran Wisata Umum (38 even), Pameran Wisata Khusus (20 even), Festival Wonderful Indonesia (29 Even) dan Misi Penjualan (93 Even).
"Belum termasuk Bimbingan Teknis (Bimtek) sebanyak 80 even sepanjang 2018 dan Perjalanan Wisata Umum di mana melibatkan 1,055 orang serta Perjalanan Wisata Minat Khusus dan MICE melibatkan sekitar 380 orang," ujar dia.
Lantas, bagaimana mendukung pencapaian target wisman dengan ratusan even tersebut? Pitana dengan gamblang menbeberkan poin-poin penting seputar aktivitas promosi dan optimisme melalui serentetan program pada 2018 nanti.
“Guna mencapai target tersebut stategi pemasaran dan promosi pariwisata terus digencarkan. Untuk marketing strategy menggunakan pendekatan Destination, Original dan Timen (DOT), promotion strategy dengan Branding, Advertising dan Selling (BAS), media strategy dengan pendekatan POSE terutama pada pasar utama di antaranya dengan berpartisipasi pada event pameran pariwisata internasional untuk mempromosikan Wonderful Indonesia,” kata Pitana.
Lebih lanjut, Pitana menjabarkan strategi pemasaran dengan pendekatan DOT itu akan difokuskan pada 10 Bali Baru dengan kesiapan Akses, Amenitas, Akses (3A). Diantaranya Great Jakarta, Great Bali, Great Kepri, Yogyakarta,Solo dan Semarang (Joglosemar), Bunaken–Wakatobi Raja Ampat, Medan, Lombok, Makassar, Bandung dan Banyuwangi.
Dia memasang target wisman dari lima negara besar, Tiongkok, Singapura, Malaysia, Australia dan Jepang bisa menjadi penyumbang wisman terbesar ke Indonesia pada 2018.
"Sesuai rangkaian kegiatan strategis Kementerian Pariwisata tahun 2018, di mana fokus pada Digital Tourism, Homestay dan Air Connectivity. Selain itu tujuh kegiatan strtategis lain seperti Branding, Top 10 originasi, top tiga destinasi utama (15 destinasi branding), pengembangan 10 destinasi prioritas, Sertifikasi Kompetensi SDM dan Gerakan Sadar Wisata, Peningkatan Investasi Pariwisata dan Pengelolaan Crisis Center menjadi penopang ketiga fokus utama tadi,” ujar I Gde Pitana.
"Tentu fokus kita pada kegiatan hard selling, dimana setelah dua tahun terakhir ini kami fokus membangun branding Wonderful Indonesia, pada tahun ini akan lebih fokus pada kegiatan hardselling dan kerjasama dengan airlines dan wholesalers," kata dia.
Sebagai gambaran kongkrit, untuk membidik pasar di kawasan Asia Pasifik (Tiongkok, Australia, Jepang, Korea, India dan pasar lain, Deputi BP3M lebih banyak melakukan kegiatan hardselling berupa pameran dan misi penjualan (sales mission).
"Pasar Tiongkok kami garap melalui even CITM, PWI, Kerjasama dengan Baidu, C-Trip dan Charter Flight," kata dia.
Menggarap pasar Eropa, Kemenpar menggelar even antara lain ITB Berlin, IFTMTop Reza, Vakantiebeurs, WTM London dan PWI. Kemenpar kemudian membidik Australia di PWI Melbourne dan Sydney, Wisman Singapura dari NATAS dan ITB Asia. Sedangkan di Malaysia, kami kembali ikut MATTA dan rangkaian kegiatan PWI.
Sedangkan, untuk pasar India, Indonesia mengikuti even SATTE, OTM dan PWI. Amerika sendiri dibidik melalui IMEX Amerika dan DEMA Show. "Wonderful Indonesia akan goda pasar Korea melalui HANA Tour, MODE Tour dan KOTFA. Jepang dengan dengan mengikuti JATA dan kegiatan PWI, sedangkan Taiwan melalui Taipei International Travel Fair,” ujarnya.
Sementara itu, untuk menggoda pasar Thailand, Wonderful Indonesia siap meramaikan even Thailand International YravelFair, turis Timur tengah digarap melalui even ATM Dubai sedangkan Hongkong melalu DRT Hongkong.
"Itu gambaran even untuk membantu pencapaian target wisman dan kita sudah punya modal besar. Wonderful Indonesia telah mendapatkan 13 penghargaan di enam negara. Terakhir adalah kemenangan Wonderful Indonesia menjadi juara dunia pada 15 September 2017 dalam UNWTO Video Competition Chengdu, China. Ini tentu prestasi membanggakan dan hasil kerja keras semua pihak dan tambahan spirit dan motivasi kami,” ujar I Gde Pitana.
Dengan segudang even mancanegara tentu membuat, Menpar Arief Yahya berpesan agar produk-produk wisata terus diperbaiki. "Saya tekankan, Kemenpar tidak punya kemampuan untuk memperbaiki destinasi. Destinasi atau produk harus diperbaiki, dibenahi. Terpenting, destinasi adalah Pemda, karena mereka nanti menerima turis dengan serangkaian manfaat ekonomis,” ujar Arief.
"Perlu Indonesia Incorporated, kerja bareng, bersama-sama membangun pariwisata sesuai dengan porsi. Ketika ini dilakukan secara simultan, maka potensi untuk sukses tidak akan terbendung," kata Arief Yahya. (*)
via SPORTOURISM.ID
0 notes