#Geret
Explore tagged Tumblr posts
Text
A Quiet Place in the Country (1968)
#a quiet place in the country#elio petri#franco nero#vanessa redgrave#gabriella grimaldi#georges geret#talks
18 notes
·
View notes
Text
have a shot of Charles Geret as Vautrin Carlos Herrera, leaning deviously on his fireplace while scheming and waiting for the boyfriend to get back home
#this series is as awful and wonderful as the book itself#i also love how geret played vautrin and valjean 👌✨
4 notes
·
View notes
Text
nose not workh
mout unreliabl.
theoat... grerter like ches gereter
why lik thss
13 notes
·
View notes
Note
@chiaki-nanami314
Another one…?
Hello.
geretings miss nanami, shall i itnrodcue myself? or do i alraedy have the nesercary fame? fuhahaha!
2 notes
·
View notes
Text
PSV EINDHOVEN
1987-1988
R. Koeman, Nielsen, Lerby, Gilhaus, Kieft and Van Breukelen.
Linskens, Heintze, Vanenburg, Van Aerle és Gerets.
7 notes
·
View notes
Text
It is what it is
Sedang di United Club lounge gara-gara flight terusanku dari Chicago ke Aspen di cancel. Kalo dipikir-pikir lumayan banyak drama yang mengikuti trip yang bahkan baru dimulai ini. Aku ke Aspen, Colorado ini dalam rangka konferens tentang debu, topik PhD yang udah 3 tahun terakhir ini ga aku kerjain lagi (masih sih, tapi sebagai project students S1 tahun lalu sama high schoolers tahun ini, intinya itu model sejak terakhir dipublish di 2020-2022 udah gaada update lagilah). Tapi berhubung debu adalah salah satu cinta pertama w di astronomi, ini topik akan selalu deket di hati dan penasaran aja orang-orang ngerjain udah sampe mana. Dan kangen juga ngobrolin debu sama orang yang beneran excited tentang debu. Long story short aku kirim abstrak terus keterima yay!
Konferensnya tanggal 3 Maret nih mulainya, talknya mulai senin pagi terus minggu malem ada reception. Jadi aku booking pesawat Minggu pagi banget dari Boston, layover 45 menit di Chicago, terus harusnya langsung terbang Chicago - Aspen nyampe sekitar jam makan siang. Jadi kupikir bisa lunch dan boci dulu di hotel sebelum siap-siap reception.
Nah, kebetulan paspor Adit tuh abis tengah Februari, jadi kita trip ke DC buat perpanjang paspor. Pasporku abisnya masih Juli tapi yaudah sekalian aja mumpung udah di DC aku perpanjang. Waktu itu kita appointment paspornya masih H-3minggu dari trip ke Aspen ini jadi kupikir masih amanlah ya paspor seminggu juga jadi, terus kirim pake pos ekspres paling 2-3 hari nyampe. Ternyata mepet dong setres kirain gaakan berangkat. Sampe hari Senin di 2 minggu setelah appointment belum dikirim juga sama KBRI, udah aku telponin hampir tiap hari dari Selasa seminggu setelah appointment padahal. Terus baru dikirim hari Selasa degdegann secara teori harusnya nyampe Kamis-Jumat tapi kalo ada apa-apa udah aja aku hari Minggu ga berangkat huhu. Panik tiap detik ngupdatein status pengiriman di website USPS. Alhamdulillah Kamis beneran nyampe ya Allah.
Akhirnya aku Jumat baru bikin slides buat talknya. EH aku lupa dong bentuk abstrak yang kukirim 5 bulan lalu kayak gimana WKWK badut. Biasanya bakal di post di konferens program apa websitenya tapi ini tuh konferens kecil yang ga seterbuka itu gitu loh huhu. Akhirnya email ke komite konferensnya minta copy abstrak sendiri WKWK BADUT semoga ane ga dijudge.
Lanjut terbang tadi pagi jam 6am banget dari Boston, bangun jam 3.45 tapi tidurnya yang ga nyenyak gituloh kalo flight pagi. Udah khawatir banget harus lari-lari di Chicago geret koper (karena ane team Carry On all the way). Eh alhamdulillah nyampe Chicago setengah jam lebih cepet. Dengan chill melenggang keluar pesawat dan ngaktifin mobile service cuma untuk mendapat SMS bahwa flight dari Chicago ke Aspennya DICANCEL??? Yang bener aja dong u united yaAllahhh. Mana dapet rebookingnya buat besok pagi (?) terus pilihan lainnya masa flight via LA (?) sore ini. Yakaleee ane ke west coast dulu udh nyampe Chicago yg tinggal sekali flight ke Aspen.
Terus ke customer servicenya United dan GAADA ORANG gile, akhirnya scan QR code buat nelepon service agentnya terus dibookingin flight yg ke Aspen jam 3pm dan standby di flight yang jam 1pm. Mind you ini tuh masih jam 8am waktu setempat ya. Buset lama bgt ane ngetem di Chicago kan. Mau keluar airport males, tapi airportnya juga bukan yang fancy gimana gitu. Akhirnya setelah berpikir panjangg, kita beli day pass ke lounge aja mayan mam AYCE dan bisa ngetem dingin ga berisik. Asalnya mau ngetem di restoran beli sarapan tapi diitung-itung abisnya ga jauh lebih dikit dan kayanya lebih nyaman lounge.
Terus ya pas aku buka appnya ada pilihan buat pindah flight dengan pasti ke yang jam 1pm terus pas aku pencet keluar nomor kursi dan boarding passnya! (gaada tulisan standby lagi) TAPI ini boarding pass gabisa kesimpen di apple wallet ahahahah jujur takut baru pertama kali standby flight begini. Doakan aku yah geng semoga bener ini dapet flightnya bismillahh.
2 notes
·
View notes
Text
Its been a week since the fnaf movie came out and I'm here to give my thoughts and talk about why I personally have almost no gripes about it. Aswell as address the complaints I've heard, and why I disagree.
Tho, I still warn spoilers if you have not had the time to see it. Continue if you dare.
Ok. So. Fnaf movie. I loved it! It did an amazing job. Yes, some point felt a bit hokey and off, but overall it was very good.
The story was understandible. The characters likable (or they made you hate them in all the right ways), and the visuals were awsome.
I personally am glad Mike wasn't William's son. That was too predictable. It also gave reason for why Vanessa was there. The addition of Abby and the Aunt was great too, it gave Mike motivation and a reason to be at freddies. The introduction of Geret gave William motive to give the job to Mike, making it easy to kill him if he found out.
The animatronics? SUCH BABIES! Love them! The movie brought back a lot of the spookieness they had, aswell as reminding the audience that they're still just kids. Yeah the fort part was a bit jarring and hokey, but again, they're still just kids. Kids who have probably been waiting for a new friend for years.
Now. To address the complaints I've seen and give my reason for why I disagree.
"Not enough gore"
So? The most gore you got in the fnaf series was Springtrap and the pixelated scene of William dying. Other than that it wasn't a lot. Also you gotta remember, there are young fans out there who genuinly do like the older games, but unfortunately cannot handle the more violent aspects. Also it was PG13, you should have gone in knowing there won't be a lot of gore.
"It's nothing like the games."
Yeah, thats cuz it's probably based around the books. Adapting the games would be really hard. The lore is everywhere and has been switched up many times, there isn't enough information about any of the characters to build up enough to make them an actual person, also the gameplay in the older games is so minimal that its just better not to use that as your basis for a movie.
In my personal opinion, it's best Michael Afton wasn't the main character. Now don't get me wrong, Michael Afton is my favorite fnaf character, but he is not a good character to be a movie protagonist. All his character development happened before the games, in the games his personality, goals, and motivations are already there you just follow him through him putting his plans in motion. It would be hard for the audience to sympathize with such a gruff and obsessed character who's only goal is to undo what his father did. Mike Schmit is a good protagonist. He has realistic goals, you watch him grow and improve, and he has better motive than just "my dad was a shit bag." Mike Schmit is realistic and that is very important for a movie protagonist.
"The animatronics were too childish"
They're kids. They're kids who had their lives ended too early. Also the movie made a point that the games also made, they like kids but they don't like adults. They were peacful with Abby because she is a new friend, probably the only child they have seen in years. The thing about them communicating through drawings was a book thing I'm pretty sure. Every scene where they interacted with Abby before William began influencing them again was a soft reminder that they're still kids. Them being childish is completely understandible.
"The springlock scene wasn't good"
I kinda agree. It could have been better. But heres how I view it. William could have been, on some level, in shock. Everything he built and worked his ass off to keep stable was litteraly falling apart around him, his past came back to bit him in the ass in the form of Mike Schmit, his daughter, the only person he even remotely trusted, just betrayed him, and now he is dying. All because, years ago, he decided to kidnap one random little boy. He was in shock, processing all of this, and realising there was no way out of this. In true psychopath fashion, he smiles, gives his last words, both a reminder and threat, "I always come back!" Then he accepts his fate. In all honesty, its poetic. Karma came for him and it hit him hard. The beginning of his murderous career, was also the end.
Bur yeah. Thats my personal opinions and view of the movie. I liked it a lot and I'm very excited for the sequal.
#fnaf#fnaf movie#five nights at freddys#five nights at freddy's#movie review#review#opinions#movie opinions#my opinions#funtime speaketh#text post
6 notes
·
View notes
Text
Terbang
Saya baru pulang dari Thailand tiga hari lalu. Di tahun 2016, saya pernah tinggal di Thailand selama 1,5 bulan untuk mengajar sekolah dasar lewat program dari kampus. Waktu itu saya tinggal di daerah kecil, namanya Dan Khun Tot, sekitar 4 – 5 jam dari Bangkok. Karena memang kegiatan utamanya mengajar, jadi waktu itu ya saya jarang jalan-jalan, oh paling juga mengunjungi kuil-kuil dan pasar-pasar terkenal di sana. Waktu itu juga hp saya belum canggih dan gak punya kesadaran untuk merekam peristiwa-peristiwa penting jadinya momen-momen saya hidup 1,5 bulan di Thailand itu gak terdokumentasikan dengan baik. Saya cuma mengandalkan ingatan aja.
Kali ini, niat saya ke Thailand sebenernya cuma satu; mau terbang. Iya, terbang, alias Skydiving. Tadinya sempet kepikiran mau sendirian aja, cuma skydiving abis itu strolling around Bangkok, tapi ternyata ada temen saya mau ikutan juga ke Thailand buat ke Pameran Ghibli. Akhirnya kami memutuskanlah ke Thailand berduaan dengan niat utama temen saya ke Ghibli, sementara niat utama saya Skydiving. Gak ada tuh niat-niat lain kaya kulineran, atau open jastip, atau jalan-jalan ke kota lain selain Bangkok.
Kita ke Thailand selama 6 hari dan baru mikirin mau kemana aja tuh seminggu sebelumnya. Yaudah akhirnya bikin list dengan modal lihat dari Tiktok dan memutuskan mau coba untuk island hopping ke Phuket. Sempat ada ketololan dalam pemesanan pesawat JKT – Bangkok dan JKT – Phuket tapi akhirnya gak kita pusingkan.
Kita berangkat siang menggunakan pesawat yang transit di Singapore dengan estimasi sampai di Bangkok jam 8 malam. Waktu transit di Spore gak bisa kemana-mana karena cuma transit 3 jam jadinya cuma makan di sekitar gate kita aja yang mana makanannya super duper mahal. Terus ternyata pesawat kita kena delay 2 jam yang menyebabkan kita sampai Bangkok jam 10 malam. Niat mau cari makanan enak sampai Bangkok jadi kita urungkan karena lebih baik kita langsung istirahat aja di hotel. Dari bandara, kita naik kereta bandara kemudian lanjut dengan BTS habis itu jalan kaki dari stasiun terdekat menuju hotel. Lumayan PR juga jalan kaki sambil geret-geret koper, mana sempat ada jalanan yang super gelap dan saya lupa bawa pisau lipat jadinya super degdegan. Untungnya gak terjadi apa-apa. Akhirnya kita beli makan malam di Sevel terdekat dan hotelnya cukup nyaman untuk harga yang sangat murah.
Keesokan harinya kita memutuskan untuk ke Ghibli Exhibition. Jujur ikutan ke Ghibli buat nemenin temen saya aja karena film Ghibli yang saya tonton bener-bener cuma seuprit dan yang terkenal doang. Temen saya baru sampai depannya aja udah mau nangis, terharu banget dia dan jadinya saya ikutan seneng juga. Without any expectation ternyata pamerannya bagussss banget! Suasananya benar-benar menyenangkan dan banyak instalasi yang bikin saya kagum. Di dalam pameran, kegiatan saya selain berwoah-woah adalah foto-fotoin teman saya. Kita selesai mengitari pameran setelah 1 jam dan habis itu kita makan lalu sedikit memutari Central World dan ditutup dengan ujung dress saya tersangkut di eskalator sampai harus dirobek kainnya. Setelah itu kita pulang untuk siap-siap karena kita akan ke Phuket jam 8 malam dengan pesawat.
Setelah sampai di bandara, ternyata pesawat kita kena delay lagi 3,5 jam huehehehehe padahal kita udah tercepot-cepot buat sampai di bandara tapi gapapa yah akhirnya kita memutuskan untuk makan di kantin karyawan dan merokok saja. Cukup bangga dan senang karena makanannya murah banget dan lumayan enak! Oh dan di Thailand, kita harus merokok di smoking area. Gak ada tuh kaya di Konoha, ada outdoor dikit orang-orang bisa merokok dimanapun. Jadinya kalau mau merokok, kita harus tanya dulu di mana smoking area nya. Cukup capek menunggu 3,5 jam, akhirnya pesawat kita berangkat juga. Kita sampai di Phuket jam setengah 1 malam dan segera menuju hotel pakai minibus yang kita temui di pintu keluar bandara.
Sesampainya di hotel, ternyata ada drama yang gak kalah seru. Pihak hotel bilang kamarnya sudah penuh padahal kita sudah dari jauh hari memesan kamar. Setelah perdebatan panjang, akhirnya kita dapat kamar juga dan baru bisa tidur jam 2 malam. Besok paginya, jam 07.30 kita dijemput oleh pihak tour untuk ke pelabuhan karena kita ikutan open trip untuk island hopping. Sesampainya di pelabuhan, kita daftar ulang, diberikan briefing dan sarapan, lalu kita ke Khai Island. Di sini gak ada yang spesial, mirip banget kayak Pulau Seribu jadinya kita cuma foto-foto aja sambil ngaso. Terus kita ke Bamboo Island untuk makan siang di pinggir pantai, surprisingly makanannya enak banget. Terus kita lanjut lihat Viking Cave dan Monkey Beach yang tentu aja banyak monyetnya dong ya. Nah, highlightnya adalah kita ke Phi Phi Island yang bikin saya “WAH GILA. GILA. GILA” pulau terbagus yang pernah saya liat!!!!!! Pemandangannya menakjubkan, airnya jernih banget. Di spot foto mainstream itu, airnya tenang dan jernih jadi saya bisa nyemplung tanpa pelampung. Saya berenang lumayan lama sampe keriput wkwkwkwk terus kita dibawa ke spot snorklingnya yang juga bikin saya menganga.
Kata orang, underwater Phi Phi Island itu paling bagus se-Thailand. Awalnya saya sangsi, tapi waktu diajak sama guidenya untuk lihat underwaternya, saya gak bisa bilang apa-apa lagi sih selain woah. Ikan-ikannya beragam banget, bahkan saya beberapa kali liat baby shark dududu, karang-karangnya, bahkan ada pearl segala. Saya udah beberapa kali snorkling dan biasanya saya gak pernah lebih dari 15 menit. Kemarin, saya Snorkling sampe 1 jam, sampe pala saya pusing. Itu juga saya yakin belum semuanya saya lihat. Snorkling di Phi Phi adalah pengalaman snorkling terbaik dan terindah selama saya hidup. Tuhan maha dahsyat betul.
Habis selesai takjub dengan underwater Phi Phi, kita semua mampir sebentar ke Maya Bay untuk foto-foto lalu kembali ke pelabuhan. Bersih-bersih, lalu saya dan teman saya langsung diantar ke bandara karena pesawat kita ke Bangkok akan berangkat jam 11 malam. Kita sampai Bangkok jam 1 pagi, ke hotel, dan langsung tidur nyenyak karena hari itu super duper melelahkan.
Besok paginya, jam 07.00 kita dijemput lagi oleh supir untuk ke Pattaya. Iya, hari itu bergantian teman saya yang menemani saya untuk terbang. Karena perjalanannya cukup panjang, yaitu 2,5 – 3 jam sampai ke dropzone, kita memutuskan untuk tidur saja. Pagi itu saya bangun sudah excited dan degdegan sekali. Sesampainya di tempat, saya tegang bukan main. Dalam hati saya bertanya-tanya, ini saya beneran kan ya mau skydiving? Lalu saya diminta mengisi formulir, menimbang berat badan (ternyata berat saya naik 5 kilo tapi saya gak sedih), menandatangani surat-surat, dan diminta menunggu giliran.
Saat menunggu itu, saya ngobrol banyak dengan manajernya yang ternyata adalah orang Iran. Di tempat itu, manusia sungguh beragam. Dari perawakannya aja saya bisa lihat kalau mereka punya banyak skydiver dari seluruh dunia. Lucunya, Reza (nama manajernya) menawarkan saya untuk ngeganja dulu sebelum terbang. Dia bilang, supaya lebih enak nanti terjunnya. “Kalau mau, ini saya ambilkan”. Saya cuma ketawa aja sambil bilang engga dengan mantap karena saya mau pengalaman pertama saya ini saya rasakan tanpa efek apapun. Lalu saya merokok sebentar ke luar sambil melihat orang-orang yang habis terjun. Di situ saya tegang bukan main, tangan saya berkeringat, lemas, dan rasanya pingin pipis terus.
Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, nama saya dipanggil. Saya dikenalkan oleh tandeman saya, Leo, yang berasal dari Brazil. Kami mengobrol banyak karena Leo pernah tinggal di Ubud selama satu tahun. Lalu saya dipasangkan alat-alat, dijelaskan tata cara saat mau terjun, ketika sedang terbang, dan saat mendarat. Dan, off to go! Kata dia, jangan tegang, this is gonna be fun! Dalam hati saya, iyeee fun tapi gue udah mo mati ni wkwkwkwk. Lalu kami naik pesawat kecil dengan beberapa skydiver yang mau mendapatkan lisensi. FYI, mereka yang mau mendapatkan lisensi harus terjun minimal 100 kali, yang mau menjadi cameramen minimal 1000 kali, dan yang bisa menjadi tandem minimal 3000 kali. Gila, ya?
Di ketinggian 12.000 dan di tengah gumpalan awan, beberapa skydiver loncat duluan. Saya dan Leo masih naik lagi sampai di ketinggian 20.000. Saat itu, di atas sebelum lompat, saya menangis sedikit. Bukan karena takut, tapi karena senang dan terharu. Di situ saya menangis sambil bilang alhamdulillah berkali-kali. Allah baik banget masih ngasih saya kesempatan untuk mencoret wishlist utama saya. Teman-teman dekat saya pasti tahu, Skydiving adalah keinginan saya dari dulu yang pingin banget saya coba sebelum saya mati. Dan hari itu, keinginan saya terpenuhi. Huhuhuhu.
Saat sudah di ketinggian 20.000, Leo narik saya, kata terakhir yang saya dengar dari Leo cuma “Ready?” lalu saya ngangguk, dan tiba-tiba saya udah terbang. Saya teriak kenceng banget. Saya merasakan angin menerobos seluruh tubuh saya. Saya merasa dunia ada di sekeliling saya. Saya melintasi awan. Saya melihat laut. Rumah. Sawah. Gedung. Semuanya. Saya lihat semuanya. Saya merasakan saya sedang terbang di udara. Di saat itu Leo nanya, “how do u feel?” saya jawab teriak “THIS IS THE BEST EXPERIENCE IVE EVER HAD IN MY LIFE” terus dia jawab lagi “thank you for doing this” disitu saya terharu dan mau nangis lagi.
Kita terbang di udara selama kurang lebih 8 menit dan habis itu saya mendarat dengan posisi yang aneh sampai lutut saya luka wkwkwk tapi tentu saja gak kerasa karena saya senang. Saat mendarat saya peluk Leo, saya bilang terima kasih banyak karena sudah menjadi tandeman yang super oke yang bikin saya menikmati kegiatan ini. Satu yang saya ingat dari Leo, dia bilang “I started skydiving 15 years ago. Since then, I know I will never stop doing this til I die”. Iya Leo, kalau saya banyak uang, saya akan coba skydiving lagi!!!!!!!
Kegiatan terbang itu selesai jam 3 sore dan kami diantar ke mall terbesar di Pattaya. Di sana kami hanya makan dan harus balik ke Bangkok karena takut ketinggalan bis. Kita sampai Bangkok jam 9 malam dan makan Padthai sebentar di bawah perempatan lampu merah yang ternyata enak banget juga rasanya. Habis itu kita sampai hotel dan saya tidur dengan perasaan yang sangat menyenangkan. Hari itu saya cuma bisa bersyukur aja sama Tuhan.
Besoknya, kita ke luar hotel jam 10 untuk belanja. Hari itu kita cuma ke Chatuchak, Krungthong, Platinum, dan Big C buat belanja oleh-oleh, kosmetik, dan baju. Gak ada yang berkesan kecuali Bangkok yang panasnya kaya dajal dan kita jalan 25.000 langkah. Malamnya, kita makan di restoran Michelin bernama Polo Fried Chicken yang di dalamnya banyak banget orang Indonesia. Enak, tapi biasa aja. Terus kita balik hotel dan harus packing buat besoknya karena kita akan pulang ke tanah air.
Besok paginya, karena terlalu lelah, kita ke bandara naik Grabcar dan Bangkok macetnya bukan main sampe kita harus terburu-buru untuk masuk ke Gate pesawat kita. Tapi akhirnya kita pulang lagi dengan aman.
Di trip kali ini, sialnya emang banyak banget kalau mau diingat-ingat sampe kayanya saya sama temen saya banyak banget berantemnya kwkwkwkwk masi untung kita gak musuhan setelah trip ini selesai. Tapi bahkan saya lupa sama hal-hal buruknya karena hal baiknya yang gak kalah banyak. Rasanya saya mau bersyukur terus sama Tuhan karena masih dikasih kesempatan untuk melakukan hal yang saya sukai dan menjelajahi keindahan bumi. Kalau kata Hindia,
Lakukan apa yang kau mau sekarang
Saat hatimu bergerak jangan kau larang
Hidup ini tak ada artinya maka
Kau bebas mengarang maknanya, seorang!
Saya berdoa semoga teman-teman juga bisa menghidupi hidup dan saya bisa segera ke Swiss! Amin!
4 notes
·
View notes
Text
Transportasi publik in Malaysia (part 1)
Aku pernah ke LN 2x, pertama ke Laos 2017 nemenin bos kerja, kedua ke Malaysia September kemarin ini, ya kerja juga.
Di Malaysia semingu, lima harinya kerja, dan pertama kali sendirian perjalanan ke LN (yang ke Laos itu sama bos PP). Awalnya feeling anxious, tapi pas hari-H yaudah biasa aja, I prepared all the things, ya booking airBnB, sewa wifi, dan 1 totebag karna males geret koper.
Perjalanan berangkat yang menarik, penanda di KLIA jelas harus kemana, dan again, ada aja nyasar nya. Harusnya nunggu di level 1 buat grabcar, aku malah nunggu di level 4. So stupid. Ke kawasan Sunway Petaling Jaya tempat kerja ku selama 5 hari.
Long story short, aku sampai di kamar, kolega ku bilang aku bisa naik BRT (elevated bus, jadi jalurnya diatas sendiri) buat ke kantor. Besoknya aku kesiangan, pesen grabcar (ga ada grab bike btw), udah nunggu lama, eh di-cancel, kezel, ya emang rush hour. Akhirnya aku nekat jalan kaki, ngikutin elevated road dan Gmaps tentunya, nyari halte terdekat, yap ketemu! mudah, bisa beli cash kaya mesin tiket KRL di Jakarta, bedanya BRT ini pakai koin biru.
BRT ini menarik, karna dia se-cepet itu sih, 1 jalur cuma buat dia doang, ukuran bis nya 3/4 Transjakarta, di rush hour tentu padat. Aku cukup lewatin 2 halte, tinggal turun, nyampe deh ke kantor. Untuk lewat 2 halte, butuh 2.2 RM (ya sekitar 8k IDR lah), kalo kamu pake kartu touch n go (sejenis e-money), bisa lebih murah lagi.
Auto berimajinasi, andai saja, di Jakarta, TJ ini dibuat elevated juga, wah... orang-orang bakal lebih milih pake TJ sih, asli. TAPIIII, tentunya dengan halte yang ter-integrasi sama tempat/fasilitas publik, misal Mall, Uni, RS, Pasar, atau kantor besar. Ini penting, biar pergerakan orang-orang itu smooth, juga gak perlu keluar uang lagi buat order ojek online yang sekarang semakin kapitalis mahalnya minta ampun.
4 Oktober 2023
4 notes
·
View notes
Text
These are @parleboo 's half of the Natural Kings Stories characters! Ask about any of them, request doodles, we want to build more interaction here!
Abberworthe, Ace, Agatha, Alexander, Archaea, Arsa, Artemis, Benvolio, Beo, Callian, Carter, Cartheon, Chester, Christa, Cimoa, Cinna, Damien, Dean, Donovan, Draenda, Erik, Folian, Gahera, Gaia, Geret, Henrii, Honeybee, Iris, Januarius, Jason, Jericho, Julia, Kaami, Kamari, Kelliana, Lohan, Lupa, Maple, Marcus, Mogi, Neelix, Norris, Olliver, Opo, Piper, Quinn, Raiden, Ro, Saiiu, Shinki, Shua, Simon, Sira, Sone, Svennik, Timothy, Todden, Vaanu, Veran, Willen, Yian
6 notes
·
View notes
Text
HARRY STYLES LOVE ON TOUR SINGAPORE 2023
First of all, gue mau ceritain how my feels, hearts and situation on singpore 17 March 2023 (still remember the hype!)
Gue berangkat dari Jakarta tanggal 17 March jam 08.00 AM (which is the D day concert) rasanya setiap menit tuh laaaaamaaaa banget karena udah gasabar tingkat tinggi untuk one air w harlord HAHA. kenapa nih kok ga masuk-masuk pesawat ya, akhirnya boarding jam 08.15 AM dan take off jam 08.40 AM. dipesawat tidur aja karena harus siapin tenaga ketemu one and only Harry Styles. LANDING juga di Singapore jam 10.30 AM everthing was smooth from take off, landing until immigration veryvery smooth!
Karena gue nunggu temen gue dia dari Surabaya, harusnya sampe Singapore jam 12.00 PM tapi pesawat delay (fuck you B). Yaudah buat killing time gue jalan jalan aja ke Jewel, karena first time singapore juga (turis mode). Geret geret tuh koper kemana aja, liat Waterfall Jewel, muter jewel, masukin store sana sini cuma buat liat aja. Liat jam udah 12.30 PM laper dong karena udah jam makan siang juga sih. Langsung kita ke B2 Terminal 3, banyak bgt pilihan makanan tapi jatuh hati ke Makanan Thailand agak mahal jujur tapi worth it bgt dari porsi dan rasanya! Liat jam udah mau jam 2 ternyata temen gue udah landing yaudah kita habiskan makan dengan cepat, langsung ke atas karena ya kita harus buru buru ke hotel. Ternyata dia di imigrasi lama banget cong😀 setelah keluar kita gunakan cara cepat yaitu grab aja udahlah Bandara - Hotel karena kalo MRT kita abis waktu (karena tau dandan lama).
*Pro tip: ke B2 mall apapun di singapore karena itu surga HAHAHA
Sampe hotel langsung bongkar koper, mandi dan dandan. Jam 4.15PM kita kelar langsung cus cabut ke Stadium. Hotel kita deket sama stadium jadi jalan aja, ternyata banyak rakyat Indo yg nonton jadi jalannya ga sendirian dan menyenangkan lah menuju Stadium.
Sampe stadium beneran terkagum kagum karena everyone very stunning and drees up well (merasa kureng bgt jujur🥲). Langsung mencari where booth merch karena ya takut bgt ga kebagian apa apa sih. pas banget q-ing cepet banget ga ada 5 menit udah dilayanin dan very informative banget Tim Merch nya which I very love!
Kita foto dong ga afdol kalo ga foto hahaha, terus di fotoin sama harries sg kayanya dia arahin kita foto dan BAGUS banget shout out for you sis! udahlah kita cari minum dulu di kallang wave mall, lelah banget karena buru buru untuk sampe Nasional Stadium.
After that, gate open lalu kita security check dan dapet Uncle nya very nice and great humor. Sumpah perasaan saat itu cuma omg this is real? this is what I want to be? sangat campur aduk perasaannya lah. Mencari Gate 9, jalannya santai aja gitu ga buru buru banget, pas udah depan Gate 9 sangat amat shaking... Lalu, Scan tiket terus masuk. langsung di suguhkan Stage yg speckta! Gue bener bener susah memproses itu semua(until now)🥲
Lanjut mencari section lah kita, section 114 Row Q Seat 28-29. Melewati section 112, 113 mulai "omg kita tengah banget!!!!" lalu sampailah di section 114, mencari Row Q DAN ITU BENERAN TENGAH dan deket tangga (this important)!1!1!1!!! gua beneran speechless karena wow this could be realLLLLLL. I never thought that my section is that good, my luck unlock 1 hahaha.
Show mulai jam 08.00 PM, tapi udah hype ABISSS karena ya masa engga? while than that, jajan lah terus jadi social worker karena Fan Project SG ya that fine hahaha😀
Lampu mulai gelap, mulai heboh ternyata ya belum mulai. Band mulai masuk OMG this best feeling ever! Mulai opening music and art, and HARRY STYLES COMING IN!!! AAAAAAAKĶKKKK.
But, you know what I was freezing. Karena masih amazed dan diotak tuh OMG THIS IS FUXKING REAAAAALLLL😭😭 ada kali 3 menit di lagu pertama, nyanyi engga berdiri engga video pun engga. but that was best feeling ever. Finally I meet my idol from 2012😭 baru deh nyanyi teriak everything I want it, gue tumpahkah disana. tapi dilagu ke2 dan ke3 gua masih freezing lagi karena sangat amat amazed COYYYYY.
How could be he really fine, smart, good humor and wise in one time!!!! HOW COULD MR HAZZAAA??? sebelumnya gue ngehype dia biasa aja karena karya dia, sekarang gue obsessed WITH HIM a every single reels on my insta is HIM on HSLOT? PCD IS REAL AND HARD FOR ME, EVEN I DONT WANT TO MOVING ON!!!
And I hate because the show is over. It was insane!!! I really want attend again his show maybe in Wembley? HAHAHA just create another dreams🤣
And I want to shout out the security in this show, veryvery stirct and on point. the show end in 10.02 PM and they only gave us 15 minuets to leaving indoor stadium. on 10.12PM the stage begun to unload and they stared clean up indoor stadium. Wow very appreciated!
Ah, sekian cerita pengalaman gue dan 1 hari yang merubah gue selamanya. I have good core memory for HSLOT, National Stadium, and the Harries.
Thank you, Harry Styles for lovely show♡
- Nad, Singapore | 17 Mar 2023
5 notes
·
View notes
Text
He anak org, plg jam brp lu tadi?!!
Bisa2nya kukira km mari kls lgsg pulang, ternyata ㅠㅠ
Tugasmu akeh a? ㅠㅠ sakno e
Coba lek km cilik, tak geret tak bawa plg ril
Jok bilang km bawa motor dewe... Gak kan ya....?
Malem2 nyetir motor dewean kan bahaya...
Maringono wong e mbawa mobil dewe hahahah
Kelazzz banget dekkk
Btw hari ini tumben baju e merah wkwkwk baru pertama kali liak maksud e hahahahah
근데 보면 왜 항상 해맑게... 사람 웃게 만들잖아... 하 보면 진짜 너무 반갑다! 갑자기 행복해졌다 ㅎㅎ
해삐 바이러스 뭐야... 존배가 되게 크네... 으이고 정말!
오늘 고생많았다야! 잘자 내 미래의친구(?) 하하핳
0 notes
Text
til: georges geret played both Vautrin AND Valjean
#this is great bc they’re a similar trope -taken towards opposing directions- partially based on the same person-vidocq-#too bad he surely doesn’t play javert in that movie :/#balzac/hugo related
2 notes
·
View notes
Text
AI macska lennék, száz AI-geret fognék ilyen AI pecót akarnék
21K notes
·
View notes
Text
You probably don't understand.
Raden akhirnya putuskan untuk temui Zaken di apartemen miliknya. Melihat bagaimana respon pemuda Juli itu menanggapi pesan terakhirnya; agaknya memang ia sudah keterlaluan. Awalnya ia rasa tak ada yang salah dengan dirinya yang pulang bersama adik tingkat yang dulu miliki hubungan serupa selayaknya hubungan yang tengah ia jalin bersama Zaken sekarang, namun setelah dipikir-pikir lagi, mungkin tindakannya telah lukai perasaan putra sulung Pradipta. Lantas sesampainya di sana, ia masukkan password unit apartemen yang ditinggali oleh Zaken; seolah sudah biasa, seolah sudah lumrah baginya keluar-masuk tempat tinggal pemuda itu.
Saat ia berhasil masuk dan tutup kembali pintu, suara dentuman musik keras dari dalam kamar sambut dirinya, seolah beri isyarat bahwa si tuan kamar tengah sibuk di dalam sana dan tak ingin seseorang pun interupsi kegiatannya. Namun, seorang Raden yang keras kepala dan cenderung tak pedulian itu memilih interupsi yang tengah duduk di depan meja belajar di dalam sana. Masuk ia ke dalam kamar yang pintunya sengaja dibuka renggang, berdiri di belakang kursi gaming yang besar, pantulkan siluetnya pada komputer di atas meja yang tak menyala.
Zaken hela napas berat, matikan musik kerasnya, lantas bergeming di sana, menunggu yang di belakang untuk buka suara lebih dulu, sebab ia ingin tahu apa alasan pemuda itu geret langkah kemari padahal ia sudah beri larangan secara terus-terang.
“Ken,” yang di belakang sana daratkan telapak tangan pada pundak si pemilik kamar, dan ia mati-matian untuk tak menoleh lalu hancurkan pertahanan.
“Mhm?”
“Sorry. Lu masih marah?”
“Menurut lu aja.”
Si anak teknik maju selangkah, berusaha menghadap pemuda cancer yang tetap tenang duduk di kursinya. Ia tak tahu mengapa, dihadapkan dengan Zaken yang seperti ini buat setengah dirinya ketakutan, setengahnya lagi ingin mengamuk dan marah-marah.
“Lu udah baca penjelasan gue belum? Gue bukannya sengaja ngehindarin lu terus pulang bareng Tegar, gue gak tau kalo lu ada di gedung fakultas gue—”
“Kenapa pulangnya harus sama Tegar?” Zaken menyela, buat kalimat Raden berhenti di sana. Diputarnya sedikit kursinya, sejajarkan tubuh pada pemuda kecil di hadapannya. “Gue tau hubungan lu sama Tegar dulu tuh gimana, Den. Lu masih deket sama dia?”
“Engga, biasa aja,”
“Bohong. Gue tau lu masih suka chatingan sama dia, masih suka ketemu di kantin fakultas lu. Lu sesuka itu sama dia, ya? Gue ngerusak hubungan kalian berdua kah, Raden Aryo? Gue jadi penghalang buat kalian berdua, ya?”
Yang berdiri di sana katupkan rahang rapat-rapat. Kiranya hal ini tak akan menjadi masalah besar, sebab selama ini, tiap kali nama Tegar terselip di obrolan mereka, Zaken hanya akan beri guyonan lantas dilupakan begitu saja. Ia tak menyangka pemuda itu akan semarah ini padanya. “I thought we wouldn't have a problem with this?” Katanya, lugas namun pelan.
“You wouldn't, I would. Lu tau kalau gue suka sama lu, 'kan, Raden? Gue cemburu, Den. I'm jealous when I see you with someone else. I know, we don't have any relationship other than this fwb thing, but it's legal for me to be jealous, right?” Jelaga kecoklatan miliknya tatap tepat di netra milik pemuda Aryo dari bawah sana, berusaha hantarkan perasaan yang ia harap bisa dikubur dalam agar tak karam hubungan mereka yang sedari awal tak jelas arahnya. “You probably don't understand what it's like to love someone you can't unlove but can't be with either. You probably don't understand, but can I ask that you at least respect that feeling? I—” kalimatnya terhenti, kepercayaan dirinya tiba-tiba menghilang, sisakan getar pada jemarinya. Ia berusaha kembali lanjutkan sisa kalimat yang belum sempat rampung, namun tetes kristal bening yang jatuh di pipi lebih dulu bungkam ranumnya.
Ia bahkan tak mengerti mengapa ia tiba-tiba menangis.
“Ken,” diraihnya oleh Raden jemari Zaken yang gemetar, berusaha beri tenang namun tak tahu bagaimana cara yang tepat. “I might not really understand, but I'm trying to. Maaf, maaf udah bikin lu cemburu, gue gak ada niat buat bikin lu cemburu sumpah, gue bahkan gak tau kalau lu cemburu sama Tegar. Gue orangnya gak pekaan, tapi gue berusaha buat selalu ngertiin lu, I also try to respect your feelings for me, tapi itu gak mudah buat gue, Ken. Maaf lu harus jatuh cinta sama orang kayak gue..”
Zaken remas jemari milik Raden, “here,” katanya, tuntun yang lebih kecil untuk naik ke atas pangkuannya. Tak ada bantahan, si pemuda sagitarius ikuti alur, duduk di atas pangkuan pemuda cancer di atas kursi gaming-nya.
Dikikisnya jarak diantara mereka berdua, tempelkan hidung masing-masing selagi ibu jari beri usapan lembut pada pipi pemuda November. “I fell in love with you in a simple way, got to know you in a stupid way, then ended up putting myself in a difficult way. I thought loving you would be that simple, but I was wrong.” Tangannya yang menganggur ia gunakan untuk bubuhkan usap pada punggung putra Aryo, beri afeksi ringan sebelum bibirnya curi satu kecupan pada ranum yang di atas pangkuan. “I believe all the effort I put in for you will be worth it.”
“Don't believe— mmph!”
Kecup yang dibubuhkan untuk redam kalimat yang ia tahu isinya tak akan bagus — kini perlahan menjelma menjadi sebuah lumatan, berkali-kali, hingga lidahnya dilesakkan, cicipi manisnya saliva pemuda yang katanya sulit ditaklukkan namun setiap sabtu malam akan datang untuk mencari kepuasan.
Yang di atas pangkuan menggeliat kala usapan di punggung kini berpindah ke depan, menjamah wilayah dada yang menjadi titik sensitifnya. Sedang jemarinya digunakan untuk remas pundak serta rambut belakang milik pemuda tinggi, hantarkan gelenyar aneh pada tiap titik sensitif di tubuhnya.
Ciuman itu diberi jeda, hanya untuk sekedar atur napas agar tak mati mereka karena kegiatan panas di jam tiga sore ini. “Oh, how wonderful it would be to be able to call you sayang and vice versa,” bisiknya tepat di telinga Raden, buat empunya telinga meremang tiba-tiba.
“Gue gak mau!”
“Kenapa? It feels nice to be called sayang, masa gak mau?” Diusapnya lengan itu, pelan sekali, seolah takut telapak tangannya akan gores kulit lengan yang lebih muda. “Gak terbiasa ya, sayang?”
Wajah Raden berubah merah, tangannya mati-matian ditahan agar tak daratkan pukulan pada wajah songong milik Zaken sekarang. “Mending diem sebelum gue berubah pikiran terus nyuruh lu buat beneran jauh-jauh dari hidup gue.”
“Bercanda doang, sayang—”
Lantas ranum tebal itu kembali dilumat, sertakan pula remasan kuat pada pundak yang lebih tinggi, niat awalnya ingin akhiri topik ini, namun ternyata berlanjut hingga ke adegan yang lebih panas.
Bahkan Raden lupa apa alasan sebenarnya ia injakkan kaki kemari.
0 notes
Text
Logika Beberes
Rumah rapi ketika anak tidur rasanya suatu pernyataan yang valid😂. Sore ini baru sempat mengajaknya berlatih membereskan buku-bukunya. Sekarang ini si kecil suka mengeluarkan banyak buku dari rak, padahal tidak semua dia baca. Dia sudah bisa mengerti cerita apa ada di buku yang mana. Saat kesusahan memasukkan buku dia merengek frustasi. PR bagi saya untuk memberikan ruang yang mudahkan dia belajar melakukan "tugasnya".
Di awal saya mengajak membereskan buku tadi, dia sempat tidak tertarik, wkwk. Tapi selesai membereskan buku justru dia malah berinisiatif untuk membereskan beberapa mainannya yang tergeletak di beberapa tempat. Dia kembalikan ke bagian rak mainan. Saya perhatikan dia mulai bisa menggunakan logika berberes yang efektif dengan mengumpulkan barang-barang yang terserak menjadi satu lebih dulu. Seperti mobil-mobil kecil dia letakkan di bak mobil truknya yang besar kemudian truk itu dia geret untuk parkir di depan rak mainannya.
MaasyaaAllah tabarokallah, selesai meletakkan mainan terakhir saya sambut dengan senyuman dan saya apresiasi untuk usahanya ❤️. Allahumma baarik
Rabu, 14 Agustus 2024
1 note
·
View note