#Ferdinand Hutahaean
Explore tagged Tumblr posts
bentengsumbar · 1 year ago
Text
Tak Ada Effendi-Budiman di Daftar Caleg PDIP, Muncul Nama Ferdinand Hutahaean dan Guntur Romli | BentengSumbar.com
0 notes
ibnuamirworld · 3 years ago
Text
Mencari "Tauladan" dari (Kasus) Sosok Ferdinand Hutahean
Tumblr media
Belum lama ini kembali terjadi kasus yang menyita seluruh perhatian netizen dan segenap penduduk Indonesia. Kasus yang kesekian kalinya terjadi di negeri ini. Kasus berawal dari seorang mantan kader sebuah partai yang mencuitkan sesuatu di akun twitternya. Tidak disangka tulisan tersebut menjadi masalah yang akhirnya menjadikan beliau bermasalah. Bahkan sampai menjadi tranding topic dan melahirkan sebuah tagar yang mengisyaratkan agar menangkap beliau tersebut.
Mantan kader partai tersebut tidak lain adalah Ferdinand Hutahean. Mantan fungsionaris sebuah partai politik yang sempat digadaya namun sekarang tampak nelangsa. Sebenarnya bagaimana asal muasal kasus tersebut. Singkat cerita Ferdinand Hutahean mengetweet atau menulis pesan di twitternya yang berbunyi:
"Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela."
Tweet diatas saya dapatkan dari portal berita Liputan 6. Akibat cuitan tersebut Ferdinand Hutahean menjadi sorotan. Sebenarnya cuitan tersebut sudah sempat dihapus oleh Ferdinand. Namun sayangnya sudah di copy oleh seseorang yang kemudian disebarkan lagi bahkan dijadikan barang bukti untuk melaporkannya. Karena cuitan tersebut jagat twitter heboh. Bahkan pada tanggal 5 Januari tagar #TangkapFerdinand menggema di jagat twitter. Akibatnya bisa ditebak, sebuah organisasi pun langsung melaporkan Ferdinand ke polisi dengan dugaan pemberitaan bohong bernada penodaan agama.
Sang pelapor menjadikan tangkapan layar cuitan Ferdinand di twitter sebagai barang bukti. Namun tentu Ferdinand tidak bisa langsung ditangkap begitu saja. Karena hukum mempunyai proses dan mekanisme sendiri. Kemudian polisi sebagai pihak yang menerima laporan juga tidak terburu-buru langsung mengambil tindakan tegas. Namun tentu harus dicermati terlebih dahulu. Lebih-lebih kasus ini adalah kasus yang terjadi di media sosial. Barang buktinya juga berupa tangkapan layar dari twitter. Jadi barang buktinya adalah sebuah gambar dari tulisan.
Untuk memecahkan kasus yang rumit ini polisi juga mengadakan gelar perkara. Setelah gelar perkara polisi memutuskan menaikkan kasus Ferdinand dari penyelidikan menjadi penyidikan. Untuk membantu mengurai benang kusut dalam kasus ini polisi memeriksa 10 saksi dimana terdiri dari lima saksi dan lima saksi lainnya adalah saksi ahli. Dimana saksi ahli yang dihadirkan pun tidak main-main karena berasal dari ahli bahasa, sosiologi, agama, pidana, dan ITE. Akhirnya pada tanggal 10 Januri 2022 setelah pemeriksaan Ferdinand Hutahean ditetapkan menjadi tersangka dan terancam hukuman 10 tahun penjara. Ferdinand dijerat dengan salah satu pasal terkait kebohongan yang membuat keonaran.
Era digital dan sosial media seperti saat ini memang menjadikan banyak orang dapat sesuka hati menuangkan ide serta gagasan mereka. Tidak ada lagi sekat-sekat yang membatasi seseorang untuk merespon sesuatu, meluapkan uneg-unegnya hingga melayangkan kritik terbuka. Tentu berbeda dengan puluhan tahun lalu dimana uneg-uneg hanya sebatas tulisan diatas kertas putih sederhana. Yang bisa membacanya hanya orang yang menulisnya. Karena memang sifatnya rahasia. Berbeda dengan saat ini ketika seseorang lebih memilih untuk meluangkan pendapat mereka di sosial media yang tentunya dapat dilihat banyak orang. Tidak ada lagi rahasia dan sekat pembatas. Semua hal menjadi konsumsi publik.
Ketika dimintai keterangan Ferdinand mengatakan bahwasanya cuitan yang heboh tersebut adalah manifestasi dialog imajiner antara hati dan pikirannya. Saat itu sedang terjadi perdebatan dalam dirinya. Pikiranya mengatakan kalau dia akan segera mati. Namun hatinya tidak sependapat. Maka lahirlah cuitan “Allahmu lemah”. Ferdinand mengatakan hal itu terjadi karena dirinya sedang mengalami gangguan syaraf selama dua tahun terakhir. Dia menegaskan bahwa cuitan tersebut tidak ada maksud untuk menyindir pihak lain. Namun ditujukan untuk dirinya sendiri.
Fakta-fakta yang ada menjadikan kasus ini rumit dan pelik. Tulisan dalam sosial media yang awalnya biasa akhirnya menjadi sebuah derita. Padahal susah untuk dibuktikan. Karena barang bukti hanya sebuah tangkapan layar. Karena cuitan “Allahmu lemah “ tersebut Ferdinand Hutahean dikenai pasal kebohongan yang memicu keonaran. Padahal untuk membuktikan kalau cuitan itu bohong adalah suatu hal tersendiri. Bagaimana membuktikan kalau kata-kata “Allahmu lemah” itu adalah sebuah kebohongan? Karena tuhan adalah entitas tertinggi yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Bagaimana bisa membuktikkan bohong atau tidak, untuk menjangkaunya saja susah.
Kemudian diduga pula cuitan Ferdinand dikhawatikan menimbulkan keonaran di masyarakat. Hal ini juga adalah hal yang sukar dibuktikkan secara konkret. Diksi yang digunakan adalah memicu keonaran. Sehingga secara eksplisit keonaran bisa jadi belum terjadi. Selain itu yang ramai barulah di sosial media. Terutama twitter yang pada akhirnya melahirkan tagar untuk menangkap Ferdinand Hutahean. Fenomena yang terjadi di Sosial media terutama twitter tentu belum bisa dijadikan tolok ukur hal yang terjadi di dunia nyata. Walaupun sudah menjadi trending tentu tidak bisa menjadi cerminan apa yang terjadi di masyarakat. Keonaran mungkin terjadi di twitter namun belum tentu terjadi juga di dunia nyata. Apalagi tidak semua orang menggunakan twitter. Lebih-lebih masyarakat menengah ke bawah dan di daerah pinggiran.
Roland Barthes pernah berkata, ketika teks lahir maka pengarang telah tiada. Dia digantikan pembaca yang bebas menafsirkan teksnya. Pendapat Roland tersebut mungkin senada dengan apa yang dialami Ferdinand Hutahena sekarang. Cuitannya di twitter menjadi ramai karena sudah menjadi konsumsi publik secara luas. Teks tersebut seolah sudah terlepas dari sang pembuatnya sendiri yaitu ferdinand. Ferdinand boleh saja mengklaim bahwa apa yang diasumsikan oleh publik tidaklah seperti yang dia maksud ketika mengetik cuitan tersebut. Namun karena sudah kadung viral dan menjadi konsumsi publik, maka publik bebas menafsirkannya dengan pikiran masing-masing. Karena ketika teks lahir maka pengarang sudah tiada. Teks dalam hal ini adalah cuitan Ferdinand tersebut.
Jadilah cuitan tersebut ramai dan heboh dikalangan masyarakat twitter. Tentu hal tersebut tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Karena ketika sudah ada di media sosial, maka seluruh orang yang melihat tulisan tersebut berhak mengklaim pendapatnya masing-masing. Lebih-lebih sudah ada yang berhasil mengcopy cuitan tersebut untuk kemudian dijadikan barang bukti. Memang setelah itu Ferdinand sempat mengahapus cuitan yang telah menimbulkan kegaduhan di dunia maya. Sekali lagi di dunia maya. Barulah dari kegaduhan di dunia maya kemudian menimbulkan efek domino hingga dunia nyata yang berbuntut adanya laporan kepada Ferdinand Hutahean.
Kemudian yang menjadi pertanyaan mengapa hanya dari sekedar cuitan di media sosial yang awalnya hanya sebatas uneg-uneg pribadi namun kemudian menjadi bola salju yang terus menggelinding hingga menjadi besar? Tentu ada beberapa hal yang menjadikan masalah sepele tersebut menjadi masalah besar. Pertama tentu karena orang yang mengelurkan cuitan tersebut bukan orang sembarangan. Tentu sangat berbeda apabila yang membutan cuitan tersebut seorang pemuda desa yang tidak begitu terkenal. Tentu tidak akan menjadi heboh.
Namun karena yang empunya cuitan tersebut adalah seorang Ferdinand Hutahean maka ceritanya akan berbeda. Bagi sebagian orang yang melek politik dan hobi nongkrong di depan Tv sambil mantengin acara politik pastilah tidak asing dengan nama Ferdinand Hutahean. Ferdinand Hutahean adalah eks fungsionaris Partai Demokrat. Dalam partai besutan SBY tersebut Ferdinand pernah menduduki jabatan strategis dari tahun 2015-2020 namun akhirnya keluar dari partai yang membesarkan namanya tersebut.
Mempunyai latar belakang mantan anggora partai politik tentu menjadikan apa yang dilakukannya selalu menjadi sorotan. Baik positif atau negatif. Lebih-lebih ketika hal yang bernuansa negatif. Tentu akan menjadi santapan awak media atau bahkan hal yang sangat ditunggu segenap lawan politiknya. Maklum dunia politik adalah dunia yang hobinya goreng menggoreng. Hal yang kecil bisa dijadikan gorengan untuk menyerang bahkan menjatuhkan pihak yang dianggap berseberangan. Tentu segenap Buzzer-buzzer berpengalaman siap menggorengnya hingga makin renyah dan kriuk-kriuk.
Sehingga kasus Ferdinand Hutahean setidaknya “menguntungkan” beberapa pihak. Pihak pertama tentu kalangan media yang menjadi pemburu berita. Kapan lagi mendapat berita terkait tokoh politik yang tidak sengaja tersandung cuitan di twitter. Selanjutnya adalah segenap lawan politik Ferdinand. Sebagai tokoh politik Ferdinand dikenal vokal dalam bermedia sosial. Bahkan sekarang lebih dikenal sebagai pegiat media sosial. Ferdinand tanpa teding aling-aling terkadang mengkritik dengan bahasa yang keras di twitter. Tentu hal tersebut menjadikan beberapa pihak geram. Maka ketika dia tersandung kasus cuitannya tersebut tentu menjadi angin segar bagi segenap lawan politiknya. Lumayan buat bahan gorengan.
Dalam media dikenal istilah The Good News is The Bad News. Maksudnya kurang lebih bahwa berita yang bagus adalah berita yang jelek. Ketika ada seseorang digigit anjing maka hal tersebut mungkin bisa jadi berita namun berita yang biasa saja. Karena kenyataannya anjing menggigit manusia adalah hal yang biasa. Namun bila dibalik, yakni manusia yang menggigit anjing maka hal itu akan menjadi berita yang sangat bagus. Tentu berita yang bagus adalah berita yang dapat menyedot banyak attensi masyarakat secara umum. Karena media dapat bertahan ketika mampu menarik perhantian masyarakat banyak.
Akhir-akhir ini disaat media sosial sangat berpengaruh tidak selamanya berita bagus harus sesuatu yang aneh, tidak wajar atau lucu. Namun segala hal yang menyangkut publik figur, orang terkenal, tokoh politik, pejabat negara walaupun hal sepele bisa menjadi sesuatu yang sangat bagus dan besar bagi media untuk dijadikan berita yang menyita attensi publik. Lebih-lebih ketika ada tokoh politik yang tidak sengaja membuat cuitan kontroversi. Sudah barang tentu tidak butuh waktu lama untuk menjadi komoditas berita yang menggiurkan bagi pelaku media.
Kedua, cuitan Ferdinand Hutahean adalah hal yang riskan memicu berbagai ragam reaksi di negeri ini yakni isu agama. Bahkan menyangkut masalah ketuhahan. Negeri ini adalah negara dengan berbagai macam agama yang dianut oleh segenap penduduknya. Sehingga masalah agama dan ketuhanan menjadi hal yang sangat pribadi dan dijaga. Setiap pemeluk agama siap untuk mempertahankan keyakinannya dan berlomba-lomba untuk menjadi penganut agama yang taat.
Tentu sudah dapat diterka apa yang terjadi apabila ada isu tentang agama bahkan ketuhanan diusik. Cuitan ferdinand memang tidak spesifik menyasar salah satu agama. Namun dengan diksi “Allahmu terlalu Lemah” sudah barang tentu banyak orang yang akan merasa tersinggung. Walaupun memang tidak secara langsung menunjukkan sikap tegas mereka atau bahkan membuat laporan ke kepolisian. Namun yang pasti ada yang merasa marah. Setidaknya mengecam tindakan Ferdinand.
Indonesia memang diakui sebagai negara yang berhasil mewujudkan toleransi antar umat beragama bahkan dijadikan contoh dari beberapa negara untuk bagaimana mengelola perbedaan. Namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa gesekan-gesekan kecil masih rentan terjadi di negeri ini. Terutama kaitannya isu agama. Peristiwa dimana Ahok dianggap menistakan al-qur’an tentu masih sangat segar di ingatan. Bahkan kala itu Jakarta seolah terbelah. Suasana kurang kondusif. Pemilihan gubernur yang harusnya menjadi moment untuk suka cita segenap warga Jakarta karena akan memilih pemimpin yang baru justru menjadi sarana terjadinya polarisasi antar umat. Khususnya umat Islam. Suasana juga makin tidak menentu ketika ada sekelompok orang yang menginisiasi adanya demo berjilid-jilid.
Ahok menimbulkan polemik karena ujarannya dalam sebuah video yang berbunyi “ jangan mau dibohongi dengan al-Qur’an”. Sudah barang tentu apa yang dimaksud Ahok bukanlah ingin menistakan kitab suci al-Qur’an. Bahkan Ahok juga sudah berulang kali menjelaskannya. Namun apa mau dikata. Pernyataan Ahok tentang al-Qur’an tersebut sudah kadung ditelan dan ditafsirkan segenap masyarakat sehingga Ahok dilabeli penista kitab suci al-Qur’an. Kemudian ada pula kasus Ahmad Dhani yang juga tersandung kasus ujaran kebencian. Hal tersebut terjadi ketika pentolan Dewa 19 itu menulis di twitternya “ setiap penista agama adalah orang yang wajib diludahi wajahnya”. Gara-gara tweet itu Ahmad Dhani berurusan dengan polisi. Sebagaimana diketahui bersama baik Ahok maupun Ahmad Dhani sama-sama merasakan dinginnya jeruji besi.
Kemudian bagaimana dengan Ferdinand? Ketika tulisan ini saya tulis kasus Ferdinand sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat. Selanjutnya Kejaksaan akan membuat surat dakwaan untuk mengadili Ferdinad. Sebelum itu Ferdinand juga sudah merasakan dinginya hotel prodeo. Bahkan masa penahanan Ferdinand kembali diperpanjang yakni dari tanggal 24 Januari-12 Februari 2022 di Rutan Rorenmin Mabes Polri. Ketika berada di dalam Rutan Ferdinand sempat membuat surat berisi permintaan maaf kepada segenap masyarakat. Dalam surat tersebut Ferdinand menjelaskan bahwasanya dia tidak ada maksud sedikitpun untuk menyinggung siapapun. Ferdinand juga meminta agar selalu dibimbing agar menjadi pribadi yang lebih baik dalam beragama dan bertutur kata.
Melalui kasus yang dialami Ferdinand Hutahean banyak hal yang dapat dijadikan tauladan. Ketika era sosial media semakin bebas dan menghilangkan sekat-sekat jarak, manusia dituntut untuk selalu bijak dan arif dalam menggunakannya. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube bahkan Tiktok ibarat sebuah pisau. Tergantung bijaknya empunya dalam menggunakannya. Media sosial dapat dijadikan alat untuk menebar manfaat, namun ada kalanya berubah menjadi laknat ketika tidak bijak mengelolanya.
Ferdinand Hutahean contohnya. Apakah Ferdinand Hutahean kurang bijak dalam menggunakan sosial? Mungkin belum begitu bijak. Membuat cuitan yang kaitannya dengan masalah agama tentu bukan hal yang selayaknya dilakukan oleh orang yang notabene terpelajar dan pernah menjadi anggota partai penguasa. Kehati-hatian dalam menulis sesuatu dalam media sosial harus selalu menjadi patokan. Apa yang ditulis kemudian diposting di media sosial tentu akan dilihat banyak orang. Ketika sudah menjadi santapan publik, tentu publik bebas untuk menafsirkannya. Walaupun terkadang sangat jauh berbeda dengan apa yang dikehendaki oleh sang penulisnya. Menghindari isu agama dan SARA adalah hal yang harus dilakukan.
Bukankah kasus Ferdinand Hutahean menjadi heboh karena dia adalah seorang pegiat media sosial yang dulunya fungsionaris partai politik? Sama seperti Ahmad Dhani dan Ahok? Kasus yang menimpa Ferdinand Hutahean bisa terjadi pada siapa saja. Tidak perduli tokoh terkenal atau orang biasa. Alangkah lebih baiknya berhati-hati dan bijak dalam bermedia sosial. Karena belum tentu orang yang biasa tidak punya musuh. belum tentu juga tidak ada yang membencinya. Karena sudah barang tentu sangat mudah mencari kesalahan orang lain walaupun hanya masalah sepele. Untuk kemudian digoreng dan dibesar-besarkan sehingga menjadi modal ampuh untuk menjatuhkan harga diri, martabat, bahkan hingga menyeret orang tersebut masuk jeruji besi.
BIJAKLAH BERMEDIA SOSIAL, KALAU BELUM BIJAK JANGAN BERMEDIA SOSIAL !!!
JAGAT TWITTER KERAS LUURRR !!!
0 notes
jbmnews · 3 years ago
Text
Ferdinand Ditahan, Ketum KNPI Haris Pertama Langsung Gaungkan Tagar #TidakPercumaLaporPolisi#
JBM.co.id, Jakarta – Bareskrim Polri resmi menetapkan Ferdinand Hutahaean sebagai tersangka dan langsung dilakukan penahanan dalam kasus dugaan ujaran kebencian bermuatan SARA dalam cuitan “Allahmu Lemah”. Ketua Umum KNPI, Haris Pertama yang melaporkan Ferdinand ke Bareskrim Polri menggaungkan tagar #TidakPercumaLaporPolisi#. “Mari gaungkan #TidakPercumaLaporPolisi,” kata Haris dalam unggahannya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
beritaislam · 3 years ago
Text
HEBOH! Ferdinand Hutahaean Pura-pura Pingsan saat Hendak Ditahan, Polisi Tak Terkecoh
HEBOH! Ferdinand Hutahaean Pura-pura Pingsan saat Hendak Ditahan, Polisi Tak Terkecoh
Bareskrim Polri telah menetapkan politikus Ferdinand Hutahaean sebagai tersangka dalam kasus cuitan Allahmu Lemah. Dia juga telah dikenakan penahanan dalam kasus tersebut. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, penyidik mempunyai pertimbangan tersendiri dalam memutuskan menahan Ferdinand. Alasan pertama terkait dengan subjektifitas. ”Alasan subjektif, dikhawatirkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dulurganjar · 3 years ago
Text
Pengamat Sosial Politik, Ferdinand Hutahaean menanggapi soal tidak diundangnya Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat Ketua DPP PDIP Puan Maharani memberikan arahan kepada kader. Padahal acara tersebut dihadiri kepala daerah se-Jateng dari PDIP.
Ferdinand berpandangan, saat ini ada konkurensi atau persaingan faksi-faksi di internal PDIP, terkait tiket menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024.
Saya tidak melihat ke arah sana, tetapi saya melihat ini adalah strategi marketing politik yang cukup lihai, cerdik, dan cerdas dari PDIP untuk menguji dukungan publik, dukungan grassroot antara Puan dan Ganjar.
0 notes
Text
Kritik Pihak yang Tolak Investasi Miras, Ferdinand: Negara Hancur Bukan karena Mabuk Alkohol Tapi Mabuk Agama
Kritik Pihak yang Tolak Investasi Miras, Ferdinand: Negara Hancur Bukan karena Mabuk Alkohol Tapi Mabuk Agama
IDTTODAY POLITIK – Mantan Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengkritik pihak-pihak yang menolak adanya kebijakan investasi miras (minuman keras) yang tertuang dalam Perpres Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal. Ferdinand Hutahaean mengungkapkan bahwa di kampungnya dulu, orang-orang selalu meminum tuak sebagai sebuah tradisi untuk menghangatkan badan. “Dari dulu di…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
faseberita · 4 years ago
Text
Jakarta Banjir, Ferdinand Bilang: "Malu Dong jadi Pemimpin Tak Jujur"
FaseBerita.ID – Ferdinand Hutahaean yang juga mantan politikus Partai Demokrat melontarkan kritik terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang beberapa waktu lalu mengeklaim kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur telah bebas dari banjir. Namun pada hari ini, Sabtu (20/2), banjir merendam sejumlah wilayah di DKI Jakarta, termasuk Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Petugas SAR…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bentengsumbar · 1 year ago
Text
Ferdinand Hutahaean Nyaleg dari PDIP Gantikan Effendi Simbolon | BentengSumbar.com
0 notes
trenmyid · 4 years ago
Text
Tren Terbaru Raline Shah: Hubungan dengan Ayahnya Sangat Rumit
Tren Terbaru Raline Shah: Hubungan dengan Ayahnya Sangat Rumit
Raline Shah Sebut Hubungan dengan Ayahnya Sangat Rumit
Tumblr media
hot.detik.com
Raline Shah – Tak hanya itu, dia juga mengaku punya hubungan yang rumit dengan keluarganya, termasuk sang ayah.Soal perasaan kesepiannya, seperti dikisahkan Raline Shah saat berbincang dengan Daniel Mananta, teramat dirasakan ketika belum lama ini dia memilih untuk pindah ke Los Angeles. Semua dia lakukan sendiri dengan budget…
View On WordPress
0 notes
bogorone · 3 years ago
Text
Cuitannya Bikin Geram, SI Kota Bogor Kecam Ferdinand Hutahaean
Cuitannya Bikin Geram, SI Kota Bogor Kecam Ferdinand Hutahaean
BogorOne.co.id | Kota Bogor – Cuitan Ferdinan Hutahaean membuat heboh jagat maya, lantaran pernyataannya itu menimbulkan amarah kelompok tertentu. Menyikapi hal itu Ketua Pimpinan Cabang Syarikat Islam Kota Bogor, Subhan Murtadla buka suara. Dia mengaku, merasa gerah dengan perilaku Ferdinand Hutahaean, sehingga menurutnya sangat wajar jika banyak masyarakat yang melaporkannya ke pihak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
beritaislam · 3 years ago
Text
Polri Tahan dan Tetapkan Ferdinand Hutahaean Sebagai Tersangka Kasus Dugan Penistaan Agama
Polri Tahan dan Tetapkan Ferdinand Hutahaean Sebagai Tersangka Kasus Dugan Penistaan Agama
Bareskrim Polri telah menetapkan politikus Ferdinand Hutahaean sebagai tersangka dalam kasus cuitan Allahmu Lemah. Dia juga telah dikenakan penahanan dalam kasus tersebut. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, penyidik mempunyai pertimbangan tersendiri dalam memutuskan menahan Ferdinand. Alasan pertama terkait dengan subjektifitas. ”Alasan subjektif, dikhawatirkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
idberita24 · 6 years ago
Text
Tuduhan Ke SBY Sebagai Pendukung Prabowo Bagian dari Operasi Asing
Tuduhan Ke SBY Sebagai Pendukung Prabowo Bagian dari Operasi Asing
Tuduhan Ke SBY Sebagai Pendukung Prabowo Bagian dari Operasi Asing
Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, Membuka suara melalui akan Twitter pribadinya terkait media asing yang menyerang Presiden Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal ini tampak dari laman Twitter Ferdinand, @LawanPoLitikJW, pada Sabtu (15/9/2018).
Ferdinand mengungkapkan tuduhanAsian Sentinel ke SBY…
View On WordPress
0 notes
Text
Menteri Luhut Disebut Pengkhianat, Ferdinand Datang Membela: Dia Sedang Majukan Ekonomi Rakyat
Menteri Luhut Disebut Pengkhianat, Ferdinand Datang Membela: Dia Sedang Majukan Ekonomi Rakyat
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menolak anggapan jika yang dilakukan oleh Menteri Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan mendatangkan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China di Konawe adalah sebuah bentuk pengkhianatan terhadap negara.
Ferdinand beranggapan bahwa yang dilakukan Menteri Luhut adalah sebuah upaya memajukan ekonomi bangsa.
Melalui akun Twitter…
View On WordPress
0 notes
bentengsumbar · 1 year ago
Text
Blak-blakan Sebut Ganjar Nggak Bakal Jadi Presiden Gegara PDIP, Ade Armando Dilabrak Ferdinand Hutahaean: Dasar Caleg Genit! | BentengSumbar.com
0 notes
trenmyid · 4 years ago
Text
Tren Terbaru Ferdinand Hutahaean Mundur: Semoga Sukses di Pengabdian Baru
Tren Terbaru Ferdinand Hutahaean Mundur: Semoga Sukses di Pengabdian Baru
PD Persilakan Ferdinand Hutahaean Mundur: Semoga Sukses di Pengabdian Baru
Tumblr media
news.detik.com
Ferdinand Hutahaean– Partai Demokrat pun menghargai keputusan Ferdinand itu.”Tentunya kami memberikan ruang kebebasan dan mempersilakan yang bersangkutan untuk mundur,” kata Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Ossy Dermawan kepada wartawan, Minggu (11/10/2020).Sementara itu, terkait surat…
View On WordPress
0 notes
tagarnews · 5 years ago
Video
youtube
Ahok adalah tokoh yang mumpuni dan punya kualitas. Jika berkesempatan, Ahok akan sangat bagus dalam mengurus BUMN. Tetapi...Berikut beberapa kutipan perbincangan Ferdinand Hutahaean di studio Tagar TV. Temukan detail kutipan Ferdinand Hutahaean pada video di atas. Baca juga artikel tentang Ferdinand Hutahaean di https://ift.tt/2LQx8d5. #ferdinandhutahaean #politik #ahok
1 note · View note