#F.S. Mei
Explore tagged Tumblr posts
jovialbasementbouquetblr · 2 years ago
Text
2022: Taiwan Chief of Staff's "How Taiwan Can Win"
Visiting my wife’s family in Nantou County, Taiwan, I’ve noticed much favorable discussion of Admiral Lee Hsi-ming’s book 《臺灣的勝算》 “How Taiwan Can Win”. Apparently an English translation is in the works. Some links added (Google Translates of original Chinese language links and English language versions of two official Taiwan defense reports) as with as an interlude with additional information…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
keynewssuriname · 6 months ago
Text
Twee arrestanten ontvlucht uit cellenhuis Groningen
Tumblr media
De twee arrestanten F.S. (51) en C.T. (23) zijn in de nacht van dinsdag 14 op woensdag 15 mei 2024 ontvlucht uit het cellenhuis. F.S. was in verzekering gesteld in verband met diefstal en medeplichtigheid aan diefstal door middel van braak en C.T. ter zake poging zware mishandeling, mishandeling, bedreiging en wederspannigheid. Aan de aanhouding van deze ontvluchte arrestanten wordt gewerkt. Read the full article
0 notes
cancersfakianakis1 · 6 years ago
Text
Economic evaluation of an expert examiner and different ultrasound models in the diagnosis of ovarian cancer
Tumblr media
Publication date: September 2018 Source:European Journal of Cancer, Volume 100 Author(s): Evelyne M.J. Meys, Lara S. Jeelof, Bram L.T. Ramaekers, Carmen D. Dirksen, Loes F.S. Kooreman, Brigitte F.M. Slangen, Roy F.P.M. Kruitwagen, Toon Van Gorp The Risk of Malignancy Index (RMI) is commonly used to diagnose adnexal masses. The aim of the present study was to determine the cost-effectiveness of the RMI compared with subjective assessment (SA) by an expert and the following novel ultrasound models:- Simple rules (SR) added by SA (SR + SA);- SR with inconclusive results diagnosed as malignant (SR + Mal);- Logistic Regression model 2 (LR2); and- Assessment of Different NEoplasias in the adneXa (ADNEX) model.Cost-effectiveness and budget impact analyses were performed from a societal perspective. A decision tree was constructed, and short-term costs and effects were examined in women with adnexal masses. Sensitivity, specificity and the costs of diagnostic strategies were incorporated. Incremental cost-effectiveness ratios were expressed as costs/additional percentage of correctly diagnosed patients. Probabilistic and deterministic sensitivity analyses were performed.Effectiveness was highest for SA (90.7% [95% confidence interval = 77.3–100]), with a cost saving of 5.0% (−€398 per patient [−€1403 to 549]) compared with the RMI. The costs of SR + SA were the lowest (€7180 [6072–8436]), resulting in a cost saving of 9.0% (−€709 per patient [−€1628 to 236]) compared with the RMI, with an effectiveness of 89.6% (75.8–100). SR + SA showed the highest probability of being the most cost-effective when willingness-to-pay was <€350 per additional percentage of correctly diagnosed patients. The RMI had low cost-effectiveness probabilities (<3%) and was inferior to SA, SR + SA and LR2. Budget impact in the Netherlands compared with that of the RMI varied between a cost saving of €4.67 million for SR + SA and additional costs of €3.83 million when implementing ADNEX (cut-off: 10%). The results were robust when tested in sensitivity analyses.Although SA is the best strategy in terms of diagnostic accuracy, SR + SA might be preferred from a cost-effectiveness perspective. https://ift.tt/2KqPyO7
0 notes
sahamdotnews-blog · 6 years ago
Text
Saham ASRM – Asuransi Ramayana Tbk – Berita Rekomendasi Grafik Sejarah
PT Asuransi Ramayana Tbk. adalah perusahaan asuransi kerugian yang memiliki cabang asuransi dengan prinsip Syariah.PT Asuransi Ramayana Tbk. didirikan tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 September 1956 No. J.A.5/67/16 dengan nama PT Maskapai Asuransi Ramayana. 
Tujuan didirikannya perseroan asuransi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan proteksi atas barang barang impor dan ekspor NV. Agung yang saat itu dipimpin oleh F.S. Harjadi dan R.G. Doeriat.Perseroan memperoleh ijin sebagai perusahaan asuransi kerugian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia cq Direktorat Jenderal Keuangan dengan surat No. Kep-311/DDK/V/11/71 tanggal 4 November 1971. 
Perseroan beroperasi secara komersial sejak tahun 1956.Nama PT Asuransi Ramayana mulai digunakan setelah diadakan perubahan nama dengan Akta Notaris Muhani Salim, S.H. No. 95 dan disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C.2.5040-HT01.04.TH 86 tanggal 19 Juli 1986.Pada tanggal 30 September 1989, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa memutuskan untuk meningkatkan Modal Dasar perseroan dari Rp 5.000 juta menjadi Rp 15.000 juta. Perubahan tersebut dinyatakan dalam Akta Notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H, LLM., No. 19 tanggal 8 Nopember 1989, dan addendum tanggal 4 Desember 1989.Pada tahun 1990, perseroan mendapatkan persetujuan untuk menawarkan 2 (dua) juta lembar saham kepada masyarakat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal yang dinya takan dalam surat No. SI-078/SHM/ MK.01/1990 tanggal 30 Januari 1990 tentang ”Emisi Saham”Pada tahun yang sama, perseroan mendapatkan persetujuan untuk mencatatkan sahamnya secara parsial pada Bursa Efek Jakarta sebanyak 1 (satu) juta lembar saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 1.000,- per saham dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal yang di nyatakan dalam surat No. 1638/PM/1990 tanggal 19 September 1990.Rapat Umum Luar biasa Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 30 Mei 1996 memutuskan untuk meningkatkan modal dasar perseroan dari Rp 15.000 juta menjadi Rp 40.000 juta yang dinyatakan dalam Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 73, tanggal 21 Juni 1996, dan mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman melalui Keputusan Menteri Kehakiman No. C2-391 HT.01.04. Th.98.Pada tahun 1998, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 31 Maret 1998 memutuskan untuk melakukan stock split dengan mengubah nilai saham dari Rp 1.000 ,- per saham menjadi Rp 500,- per saham, dan membagikan saham bonus dengan komposisi satu lembar saham lama mendapatkan satu lembar saham bonus.Pada tanggal 8 Desember 2000, perseroan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sesuai dengan ketentuan dari Badan Pengawas Pasar Modal.Perseroan telah melaksanakan konversi saham warkat menjadi saham non-warkat, dengan menandatangani Perjanjian tentang Pendaftaran Efek bersifat Ekuitas di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) No. SP-108/PE/ KSEI/2001 tanggal 10 Desember 2001.Dengan demikian, terhitung pada tanggal 20 Februari 2002, perdagangan saham perseroan di bursa efek diselesaikan dengan menggunakan C-BEST (The Central Depository and Book Entry Settlement System).
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 3 Mei 2002 memutuskan untuk :
meningkatkan Modal Dasar dari sebesar Rp 40 milyarmenjadi Rp 110 milyar.
meningkatkan Modal Ditempatkan dan Disetor dengan membagikan dividen saham sebanyak 16.999.982 saham, nilai nominal Rp 500,- per saham
Keputusan tersebut dinyatakan dalam Akta Notaris Imas Fatimah SH No. 46, tanggal 18 September 2002. Keputusan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang dinyatakan dalam surat keputusan No. C-22606 HT.01.04.TH.2002, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 50 Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 4997, tanggal 24 Juni 2003.Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 5 Oktober 2005 memutuskan untuk memiliki cabang dengan prinsip Syariah.Keputusan tersebut dinyatakan dalam Akta Notaris Lindasari Bachroem S.H. No. 4 tanggal 5 Oktober 2005. Keputusan tersebut telah mendapat persetujuan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-31681HT.01. 04.TH.2005, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 64, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 8529 tanggal 11 Agustus 2006.Pembukaan cabang Syariah ini juga telah mendapat ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam surat keputusan No. KEP-012/ KM.5/2006 tanggal 18 Januari 2006.Pada tanggal 15 Januari 2007, Menteri Keuangan Republik Indonesia memberikan ijin untuk pembukaan Cabang Serpong dalam surat keputusan No. Kep-003/ KM.10/ 2007.Pada tanggal 26 Agustus 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa memutuskan:
membagikan saham bonus yang berasal dari agio saham sebesar Rp 11.474.987.850,- atau 22.949.975 lembar saham.
menetapkan komposisi pembagian saham bonus adalah 5 (lima) saham lama dengan nilai nominal Rp 500,- memperoleh 2 (dua) saham bonus dengan nilai nominal Rp 500,-
Pada tanggal 22 Juli 2010 Menteri Keuangan Republik Indonesia memberikan ijin pembukaan Cabang Banjarmasin yang dinyatakan dalam surat keputusan KEP-365/KM.1/2010; pembukaan Cabang Bekasi yang dinyatakan dalam surat keputusan KEP- 366/KM.10/2010; dan pembukaan Cabang Bogor yang dinyatakan dalam surat keputusan KEP-367/ KM.10/2010.Pada tanggal 4 Agustus 2010, Rapat Umum Pemegang Saham LuarBiasa memutuskan untuk:
membagikan dividen saham yang berasal dari kapitalisasi cadangan sebesar Rp 37.971.575.113,- atau 26.599.933 lembar saham.
menetapkan komposisi pembagian saham bonus – dividen saham adalah 3 (tiga) saham lama dengan nilai nominal Rp 500,- memperoleh satu saham bonus – dividen saham dengan nilai nominal Rp 500,-.
Pada tanggal 25 Mei 2011, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa memutuskan untuk:
Membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasiagio saham sebesar Rp 19.599.977.000,- atau 39.199.954 lembar saham dengan komposisi 19 (sembilan belas) saham lama dengan nilai nominal Rp 500,- memperoleh 7 (tujuh) saham bonus dengan nilai nominal Rp 500,-.
Membagikan saham bonus – dividen saham yang berasal dari kapitalisasi saldo laba sebesar Rp 19.455.035.784,- atau 21.279.975 lembar saham dengan dengan komposisi pembagian 5 (lima) saham lama dengan nilai nominal Rp 500,- memperoleh satu saham bonus – dividen saham dengan nilai nominal Rp 500,-.
Keputusan tersebut dinyatakan dalam Akta Notaris Arry Supratno, S.H. No. 250 tanggal 25 Mei 2011.Pada tanggal 24 Mei 2012, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa memutuskan:
Membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasiagio saham sebesar Rp 23.839.949.500,- atau 47.679.899 lembar saham dengan komposisi pembagian 7 (tujuh) saham lama dengan nilai nominal Rp 500,- memperoleh 2 (dua) saham bonus dengan nilai nominal Rp 500,-.
Keputusan di atas dituangkan dalam Akta Notaris Arry Supratno, S.H. No. 200, tanggal 24 Mei 2012.Pada tahun 2017, perseroan membuka perwakilan baru di dua kota, yaitu Kudus dan Banyuwangi, sehingga total cabang/unit yang dimiliki adalah 29 (dua puluh sembilan) dan 16 (enam belas) perwakilan.
https://saham.news/data/asrmhttps://saham.news/data/asrmhttps://saham.news/data/asrmhttps://saham.news/data/asrm
0 notes
cancersfakianakis1 · 6 years ago
Text
Economic evaluation of an expert examiner and different ultrasound models in the diagnosis of ovarian cancer
Publication date: September 2018
Source: European Journal of Cancer, Volume 100
Author(s): Evelyne M.J. Meys, Lara S. Jeelof, Bram L.T. Ramaekers, Carmen D. Dirksen, Loes F.S. Kooreman, Brigitte F.M. Slangen, Roy F.P.M. Kruitwagen, Toon Van Gorp
Abstract
The Risk of Malignancy Index (RMI) is commonly used to diagnose adnexal masses. The aim of the present study was to determine the cost-effectiveness of the RMI compared with subjective assessment (SA) by an expert and the following novel ultrasound models:
-
Simple rules (SR) added by SA (SR + SA);
-
SR with inconclusive results diagnosed as malignant (SR + Mal);
-
Logistic Regression model 2 (LR2); and
-
Assessment of Different NEoplasias in the adneXa (ADNEX) model.
Cost-effectiveness and budget impact analyses were performed from a societal perspective. A decision tree was constructed, and short-term costs and effects were examined in women with adnexal masses. Sensitivity, specificity and the costs of diagnostic strategies were incorporated. Incremental cost-effectiveness ratios were expressed as costs/additional percentage of correctly diagnosed patients. Probabilistic and deterministic sensitivity analyses were performed.
Effectiveness was highest for SA (90.7% [95% confidence interval = 77.3–100]), with a cost saving of 5.0% (−€398 per patient [−€1403 to 549]) compared with the RMI. The costs of SR + SA were the lowest (€7180 [6072–8436]), resulting in a cost saving of 9.0% (−€709 per patient [−€1628 to 236]) compared with the RMI, with an effectiveness of 89.6% (75.8–100). SR + SA showed the highest probability of being the most cost-effective when willingness-to-pay was <€350 per additional percentage of correctly diagnosed patients. The RMI had low cost-effectiveness probabilities (<3%) and was inferior to SA, SR + SA and LR2. Budget impact in the Netherlands compared with that of the RMI varied between a cost saving of €4.67 million for SR + SA and additional costs of €3.83 million when implementing ADNEX (cut-off: 10%). The results were robust when tested in sensitivity analyses.
Although SA is the best strategy in terms of diagnostic accuracy, SR + SA might be preferred from a cost-effectiveness perspective.
https://ift.tt/2NnjInn
0 notes