#Erudioindonesia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Perjalanan Menuju Gereja Ayam🐔🍗
Perjalanan di mulai dari turun dari bus di jam 4 pagi lanjut dengan pick up car untuk menuju Bukit Rhema, sesampainya di Bukit Rhema geng SMP harus menaiki tangga yang lumayan banyak. Setelah di atas mahkota gereja ayam kita mengsempatkan untuk ber foto - foto dengan latar belakang sunrise🌄☀️
Sesudah berfoto-foto siswa siswi SMP Erudio turun dari mahkota ayam dan menuju ke restaurant yang berada di belakang gereja ayam. Disana sudah tersajikan nasi goreng dan teh hangat, kita makan ditemani pemandangan yang indah sembari mengobrol dengan teman-teman. Jam 7 pagi, kita menyudahi makan pagi nya Dan mengakhirinya dengan foto bersama👥️📸
0 notes
Text
'Kegilaan' Mika and The Monkeys Nyanyi di Heha Sky View
Erudio Trip berlangsung selama 5 hari. Banyak lokasi yang didatangi siswa-siswa SMP dan SMA Erudio selama di Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah. Salah satunya, kita mendatangi tempat wisata di Patuk, Yogyakarta yaitu Heha Sky View.
Kita tiba di Heha Sky View sekitar pukul 17.00 WIB. Kebetulan saya membawa siswa di Bus 1 setelah dari pabrik pembuatan keju di Mazaarat, Kaliurang. Setelah masuk, kita sempat berfoto di tempat gantungan kunci cinta (Love Lock) dan di depan balon udara yang bertuliskan Heha.
Para siswa kemudian mencari tempat duduk yang memperlihatkan view Kota Jogja dari ketinggian dan mengambil makan malam. Sekelompok siswa yang menamakan dirinya dengan Mika and The Monkeys berinisiatif untuk bermain petak umpat. Siswa yang ditemukan lebih dulu akan dikenakan hukuman.
Siswa pertama yang kena hukuman yaitu Bhara. Hukumannya bernyanyi lagu Jablai sambil joget. Hukuman ini juga harus di tengah-tengah Heha. Bhara pun bernyanyi sambil melihat lirik lagu di gadgetnya dan tak lupa berjoget mengikuti irama lagu dangdut itu. Semua orang tertawa dan puas dengan penampilan Bhara.
Permainan pun dilanjutkan. Kali ini Andrew yang kena hukuman. Andrew dipaksa untuk bernyanyi lagu Bye Bye Bye dari NSYNC yang sedang hits dengan dancenya. Penuh percaya diri, Andrew pun mampu melunasi hukumannya dengan nyanyi serta gerakan dancenya yang menghibur.
Babak akhir permainan berlanjut. Kali ini siswa yang kena hukuman Bagas dan Mika. Kepala SMA Erudio Indonesia, Bu Dinda pun menantang siswa-siswa pria dari Mika and The Ganks buat nyanyi dan joget. Maka turunlah juga Dru, Andrew dan Bhara. Kelima siswa pria ini pun menyanyi lagu Jablai dan berjoget juga. Bu Dinda dan guru-guru serta siswa kelas 1 yang ikut menyaksikan pun tertawa dan bertepuk tangan.
Bu Dinda juga memberikan apresiasi berupa uang Rp 100 ribu kepada masing-masing siswa. Bu Nanda sebagai koordinator Erudio Trip juga sudah sempat menyiapkan uang untuk Mika and The Ganks, namun tidak ada yang mengambilnya. Salah satu siswa kelas 2, Kelvin memberikan uang Rp 100 ribu untuk siswa-siswa yang bernyanyi dan joget di tengah-tengah Heha.
Usai pertunjukan tersebut, para siswa dan guru pun kembali ke parkiran untuk naik bus ke penginapan. Para siswa begitu terhibur hingga menjadi obrolan di dalam bus.
0 notes
Text
Menjadi Raja Bajak Laut
Oleh: Gian Giffar (Fasilitator Erudio Indonesia)
Apa artinya menjadi manusia yang merdeka? Apakah dengan leluasa berbahasa Indonesia dan tidak dipaksa bekerja oleh Belanda dan Jepang sudah cukup untuk kemerdekaan kita? Di zaman yang membuat orang-orang kelas bawah hanya berpikir untuk mencari cara menebus utang dan mencari makan untuk hari ini, zaman yang membuat kelas menengah berjibaku dengan bangun-berangkat kerja-pulang kerja-tidur setiap harinya, dan zaman yang membuat kelas atas hanya sibuk mempersiapkan anaknya untuk tetap kaya, rasanya masih jauh dari kata merdeka.
Kekhawatiran dan rasa rendah diri orang dewasa lintas kelas inilah yang tercermin di generasi selanjutnya. Generasi yang sering kali disalahkan karena sibuk dengan kehidupan daringnya, keengganannya untuk bertanya, serta ketidakmampuannya untuk memperhatikan sekitar.
Generasi yang datang ke sekolah hanya untuk bertahan hidup, yang mengincar ijazah agar memiliki kesempatan bekerja lebih tinggi, agar dapat membayar utang dan menyokong ekonomi keluarganya. Tidak sempat untuk memenuhi rasa ingin tahu, untuk berinovasi, untuk melawan sistem yang salah, untuk berambisi menjadi dirinya sendiri. Generasi yang terjajah oleh sistem sosial dan ekspektasi lingkungannya, yang parahnya lagi bahkan tidak sadar akan keadaan terjajah mereka.
Kapal Bajak Laut
One Piece adalah sebuah serial komik yang bercerita tentang Luffy, seorang pemuda yang menolak untuk bergabung ke dalam sistem yang sudah ada dan alih-alih berlayar untuk menjadi raja bajak laut sebagai bentuk nyata impiannya tentang kemerdekaan. Di dalam dunia fantasi itu, pemerintahan dunia menguasai penuh kehidupan warganya, mengatur siapa yang berhak berkuasa, menyensor berita dan buku sejarah, dan memusnahkan pihak-pihak yang dianggap berbahaya karena berusaha mencari tahu tentang kebenarannya.
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan berbagai orang yang memiliki cita-cita yang berbeda, namun harus merelakannya karena tuntutan kondisi yang mereka alami. Seseorang yang bermimpi dapat memetakan seluruh dunia yang terkurung karena hutang keluarganya, seseorang yang ingin melihat dunia namun rasa takut untuk keluar dari kampung halaman, seseorang yang ingin menjadi koki terbaik namun memiliki trauma akan masa lalu yang penuh dengan kekerasan, seorang penyintas genosida karena mencoba mengakses pengetahuan terlarang, dan calon dokter yang terbelenggu duka karena kehilangan.
Walaupun demikian, Luffy membantu orang-orang tersebut untuk memerdekakan diri mereka dari penjajahan itu dan mengajak mereka untuk melanjutkan mimpi mereka dengan turut berlayar bersamanya untuk mencapai impian masing-masing.
Erudio Indonesia menurut saya adalah perwujudan nyata dari kapal bajak laut milik Luffy di cerita tersebut. Sepanjang Erudio Indonesia berdiri, Erudio telah menjadi pelepas belenggu anak-anak yang merasakan penjajahan di dalam kehidupannya, dan moda transportasi untuk anak-anak itu dalam mencapai impian mereka.
Erudio telah membuat “kapal” yang nyaman dan aman untuk anak-anak beraktivitas. Anak yang trauma karena mengalami perundungan di sekolah lamanya dapat kembali ceria dan menjalin pertemanan, anak yang takut salah menjadi lebih percaya diri dalam kesehariannya, dan anak yang punya cita-cita dapat lebih leluasa mencari jalan untuk meraihnya.
Kemerdekaan, bukan Kebebasan
Petualangan mengarungi lautan luas tidak akan terlepas dari hambatan, tantangan dan godaan dari seluruh penjuru mata angin. Akan muncul banyak kesempatan untuk kita mengambil keuntungan atas orang lain dan memberikan kerugian untuk orang tersebut. Lantas, apakah dalam mencapai kemerdekaan kita diperbolehkan untuk bebas menjarah dan melukai orang lain?
Kita perlu mendefinisikan ulang tentang arti kemerdekaan (liberty) dan perbedaannya dengan kebebasan (freedom). Menurut Oxford Dictionary, kebebasan adalah kekuatan untuk berpikir, berkata, dan berbuat sesuai dengan keinginannya, sementara kemerdekaan adalah kondisi ketika terbebas dari segala bentuk opresi terhadap pilihan hidup dan pandangan kita. Berdasarkan definisi itu, dalam kemerdekaan kita harus memperhatikan juga apakah pemikiran, perkataan, dan perbuatan kita menjadi bentuk opresi terhadap hak-hak orang lain atau tidak.
Erudio Indonesia menerapkan lingkungan belajar yang dapat memberdayakan kemerdekaan setiap orang, namun bukan berarti semua orang menjadi bebas untuk berbuat dengan semaunya. Di Erudio, baik anak-anak maupun orang dewasa memiliki kesempatan yang sama untuk mengungkapkan pendapatnya, dan memiliki kewajiban yang sama juga untuk bertanggung jawab atas konsekuensi berdasarkan perkataan dan perbuatannya. Anak kelas satu pun berhak untuk menantang keputusan kepala sekolah yang dirasa tidak masuk akal dan opresif terhadap proses pembelajaran di sekolah.
Keadaan egaliter ini, serta dukungan dari kepala sekolah dan orang dewasa terhadap penegakan konsep tersebut, membuat anak-anak lebih merdeka dalam kehidupannya.
#high school#school system#teacher#kemerdekaan#17 agustus#indonesian independence day#Erudioindonesia
1 note
·
View note