#DimjengJogja
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dedicated post to myself ๐งโโ๏ธ
Throwback, beberapa bulan kemarin. Maret 2021.
Perkenalkan kembali, aku adalah seseorang yang berambisi cukup tinggi jika menginginkan sesuatu. Ditambah lagi di sisa-sisa tahun terakhirku berada di kota 5-6 tahun terakhir, Yogyakarta. Dan juga di sisa batas akhir usiaku yang tak lagi muda untuk ikut suatu ajang pemilihan, sebut saja sejenis Duta Wisata. Tahun ini, pemilihan Dimas Diajeng Kota Jogja dibuka. Sudah cukup lama menantikan pembukaan pendaftarannya, karena pemilihan Dimjeng tsb berlangsung tiap 2 tahun sekali dan berselingan dengan pemilihan Kab. Sleman. Faktanya, tahun lalu dan 2 tahun lalu aku juga sudah mencoba ikut pemilihan Dimas Diajeng tsb untuk Kab. Sleman. Dan tahun ini adalah kali pertamanya aku mengikuti seleksi untuk Kota Yogyakarta.
Rekam jejak ningrum finally bisa in frame dan masuk ke IG nya pas lagi tes tertulis Dimjeng Sleman Februari, 2020 lalu. Bersama teman kenalan pas tes, Dimas Fadli yang ternyata doi juga anak kesehatan, anestesi kalo gasalah. Dan doi lolos sampe final dong warbiasa kenalanku pada lolos kabeh. Seneng akutu.
instagram
Berawal dari ketertarikanku untuk mencoba segala hal baru, menambah pengalaman, relasi, dan keinginan sedari kecil untuk mengikuti pemilihan sejenis. Dari SD juga udah suka ikut Bujang Dara untuk di Riau namanya, tapi baru sekali masuk Finalis dan karena masih tingkat SD jadi untuk sesi tanya jawab gitu gapake. Yakali, anak SD ditanyain kontribusi untuk daerah kamu gimana dalam memajukan budaya dan pariwisata? Targetku sedari dulu, tidak harus jadi pemenang karena ya tidak semudah itu. Kutanamkan bahwa suatu kemenangan adalah bonus, dan merupakan hasil yang sebanding dengan usaha, serta jalan hidup yang sudah ditakdirkan untuk jadi pemenang. Karena yang terpenting dari mengikuti suatu kompetisi adalah proses atau pengalamannya. Keinginanku kala itu, di tahun terakhir percobaan ini setidaknya pengen sampai ditahap wawancara atau tanya jawab dengan juri. Karena disana aku ingin berlatih bagaimana caranya menghadapi pertanyaan & berusaha menjawab dengan cepat tepat. Pengen tau rasa degdegannya yang pastinya ga main-main.
Sepik sedikit tentang timeline pemilihan Dimas Diajeng Kota Jogja kemarin ๐
instagram
Emang kebiasaan juga, tipekal anak deadliners. Jadi, dia sambil main yes or no challenging diri gitu. Kalo semisal ini pendaftarannya diperpanjang, berarti emang jalannya dikasih kesempatan untuk ikut. Kalo engga yaudah berarti emang disuruh istirahat. Jeng jeng, dapet lah timeline barunya itu. Karena proses daftarnya emang lumayan effort ga effort HEHEHE apalagi dikerjain semuanya sendiri. Wadaw, rasanya mantab bosss.
Sebenarnya ga ribet-ribet juga, apalagi daftarnya gratis kan. Cuma modal foto sesuai ketentuan, dicetak ukuran sesuai syarat, upload video perkenalan di youtube, dan ada surat keterangan domisili nih. Alhamdulillah untuk perfotoan minta bantuan sama kak sintia makasi banyak kak, udah mau jadi fotografer super dadakan di kosan aja dengan properti alakadarnya (background kain putih sama ring light). Kemudian untuk take video youtube kebetulan record sendiri, mulai dari bikin naskah isi video perkenalannya gimana sama pendapat tentang pariwisata era pandemi dan unjuk bakat. Ngakak kikuk sih bagian unjuk bakat ini. Beneran sampe sekarang gatau dia bakatnya apa. Tapi, yasudahlah tampilkan saja apa yang dipunya yakan. Setelah itu, dengan bermodalkan keahlian editing foto dan video abal-abal mandirinya juga dia selesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Flashback video profil calon peserta Dimjeng kala itu di youtube ๐
youtube
Kayanya, waktu itu dalam sehari dia berhasil nyetak foto dan udah prepare berkas lain cv, printout pendaftaran dari gform, dan dimasukin ke map merah muda atau merah gitu untuk diajeng. Lalu, dianter ke dinas pariwisata kota Jogja. Tanyain lah, sama siapa dia ngerjain itu semua? Siapa lagi, kalo bukan dirinya sendiri. Alhamdulillah, dituntut mandiri dan setrong sekali bund. Untungnya, dinas pariwisata Kota Jogja ternyata deket sama circle main seputar kampusnya, di area Kotabaru deketnya Gramedia & Toga Mas juga.
Oh iya, satu lagi. Ada cerita tak terlupakan tentang prasyarat yang super effort untuk dilampirkan satu ini, yaitu surat domisili Jogja. Jujur, kalo gaada syarat begini gabakal tau dan peduli sama ketua RT tempat ngekos dimana. Trus, pas cari tau lokasi ketua RT untuk minta surat domisili ke mba kos, pak satpam, dan alhasil ketemu deh rumahnya. Terimakasih nida yg berhasil diculik saat itu untuk nemenin mintain surat ke pak RT. Kemudian disambut bu RT yang kaget karena suratnya dimintain jadi kalo bisa hari itu juga. Karena deadlinenya besok HEHE monmaap buk pak. Alhasil dengan lobi yahud, ibunya pun menyetujui untuk jadi sore hari sepulang beliau arisan. Alhamdulillah, baik ibu. Sore harinya, aku ambil surat tsb sendiri karena ga mikir macem-macem, toh tinggal ngambil doang kan. Yaudah gapapa sendiri aja. Eh taunya, pas dikasih surat lampiran dari Pak RT melalui Bu RT, beliau suruh aku untuk ditebus minta ttd ke RW lalu baru ke kelurahan gitu. MasyaAllah kan saya kaget, kok jadi panjang jalurnya. Ah udah ah cerita surat domisili skip di sini aja kali ya. Hehehe.
Singkat cerita dengan polosnya, sembari mengumpat & melempar tanya dalam hati, kok jadi ribet gini ya? Emang gini po alurnya? Trus dia carilah rumah Pak RW, berkali-kali bolak-balik muter sana sini, ketemu pak satpam ga ketemu-ketemu. Karena ancer-ancernya kureng jelas gitu dan gaada aba-aba atau plang Ketua RW dsb atau emang saat itu mata saya tidak jelas karena emang ga pake kacamata. Udah itu, dah mau magrib trus mulai sendu merah jambu gitu. YaAllah sedih, dia kebingungan sendiri, mondar-mandir kaya orang linglung. Baterai hape sekarat. Trus akhirnya menyerah dengan nelfon ortu (langsung bapak) tanya tentang emang gini prosedurnya. Entah darimana dapat wangsit, kenapa ga coba tanya panitia kalo surat domisilinya begini aja apakah bisa? Dan ternyata bisa bosss!! Sujud syukur kenapa otaknya ga mikir nanya panitia langsung sedari awal. Tapi, alhamdulillah semua ada hikmahnya.
"Ibu, bapak mohon maaf saya warga yang tidak melanjutkan prosedurnya sampe ke RW, lurah, dst. Mohon dimaklumi."
Sudah selesai tentang persyaratan administrasinya. Tinggal menunggu hasil apakah lolos ke tahap selanjutnya, wawancara online. Alhamdulillah dikasih kesempatan untuk merasakan wawancara online. Selamat, kamu lolos tahap awal!
20 Maret 2021 (Tes wawancara online)
Ketentuan outiftnya pake baju batik, sopan, dan zoom meeting. Di email sudah sangat jelas ketentuan dan lampiran terkait proses wawancara onlinenya. Hanya saja, apa yang akan ditanyakan atau dibahas dalam rangkaian seleksi tersebut tentu masih menjadi tanda tanya. Kembali lagi, sebelum hari-H mungkin H-1 atau H-2 aku bertanya dan cari tau kira-kira di wawancara online tahap awal gini yang dibahas nanti seputar apa ya. Udah semacam kaya materi tentang wisata budaya dll atau malah diajak bahasa jawa gitu ga ya? Alhasil, dapat insight dari Ratih terimakasih teman pimnasku yang ketemu unpredictable pas pemilihan Dimjeng Sleman lalu. Dan berhasil jadi finalis so proud of you, Diajeng Ratih yg sejak saat itu selalu support info terkini ttg perbeauty-pageant-an.Dah mulai was-was karena belum prepare belajar, soalnya sedang degdegan juga sama ujian koasnya yang saat itu masih ditunggu-tunggu infonya. Dan ternyata, hari itu juga dapat info untuk kelengkapan berkas ujian dan ujian diadakan H+6 & 7 hari dari pengumuman tersebut. Btw ujiannya ada 3 jenis dan dilaksanakan 2 hari.
Sudah selesai wawancara online, isinya seputar :
Menanyakan tentang dirimu, siapa kamu, bagaimana kamu, ngapain aja kamu, dan kenapa kamu mau ikut kompetisi ini.
And it's done. Gaada yang nanyain tentang teori Kota Jogja ada berapa kemantren, walikotanya siapa, dsb.
Lagi-lagi ada yang menarik juga dari proses wawancara ini. Satu pertanyaan yang awalnya juga sudah sempet aku pikirkan sebelumnya. Tentang hijab yang di momen tertentu karena harus berpakaian ala Jawa, apakah berkenan untuk tidak menggunakannya. Dan saat itu juga, dengan mantapnya aku menjawab.
"Iya, Dimas. Tidak apa-apa, saya bersedia."
Pokoknya entah kesambet apa, kala itu proses wawancara onlinenya terjawab dengan santai dan mantap banget nih anak mikirnya. Literally, seperti tidak ada beban. Malah kebanyakan cerita, di sini adalah momen untuk jual diri dalam suatu ajang. Menceritakan segala kesibukan saat ini, mengikuti komunitas apa saja, pernah menjadi apa dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan apa, dsb. Seusai itu, tidak lain dan tidak bukan satu satunya yang ia ceritakan adalah kepada orang rumah. Tentang testimoninya bagaimana proses wawancara online tadi. Dan lagi-lagi terlintas untuk dipertanyakan kepada mereka.
"Tadi ada pertanyaan tentang kalau untuk acara tertentu yang mengharuskan gapake jilbab, gapapa?"
"Loh, kok gitu? Ya ga bolehlah. Harusnya masih bisa pake jilbab, kan sekarang ada banyak caranya. Kayak orang nikahan yang sanggulan gitu kan dia dikasih tutupan kepalanya dulu, ...."
Aku sempat terdiam. Lalu, sudah siap atas tanggapan seperti itu. Untungnya, bukan keduanya yang menyanggah jawaban yang sudah mantap kulontarkan kala wawancara berlangsung. Sekali lagi aku beruntung juga, karena mereka memahami kondisi yang ada. Dan sudah begitu konsekuensinya.
"Tadi kakak jawabnya mantap pula, kakak iyain gapapa. Bersedia".
Krik. Krik. Ya gataulah, terserah aja. Oke, lanjut ...
Selang tiga hari setelahnya, dengan tidak sengaja ngecek email. Duar, terkaget-kaget alhamdulillah ternyata si anak satu ini lolos ke tahap selanjutnya (wawancara on site & tes psikotest). Satu hal yang buat dia tersadar dan semakin dagdigdug adalah waktu tes psikotestnya tabrakan sama salah satu ujian di hari itu. Menangis ga tu ๐ฅฒ yang tadinya habis melayang naik ke langit ke-7 trus tiba-tiba jatoh seketika nginjak bumi.
Dan, betapa pentingnya ujian ini di periodeku merupakan ujian departemen kedua terakhir yang jadi tiket untuk bisa ikut ujian komprehensif atau tidak. Kemudian, kalo udah lulus kompre barulah bisa ikut ke ujian profesi yang gong dari segala gong (UKMP2DG). Jadi dengan kata lain, ibarat kalau gagal di ujian ini aku akan memiliki kesempatan gagal juga untuk bisa ikut ujian kompre. Eitss, tunggu dulu. Alhamdulillah, ternyata ujian ini ada kesempatan remedialnya 1x. Dan emang ada kesempatan juga untuk memilih, apakah kamu ikut yg periode 1 ujian atau periode 2. Which is, kalo kamu ikut periode 1 trus amit-amit nilai kamu jelek/ gagal, ya kamu bisa remedial ikut periode 2. Tapi, kalo akhirnya kamu memutuskan untuk ikut langsung yang ujian ke-2 kamu wajib lulus! Kalo engga, yasudah wassalam ikut ukmp periode selanjutnya. Hmm, ujian terakhir super deg-deganku adalah di bagian yang aku masih kerjain pasien juga.
Selain itu, di situasi genting ini aku juga masih struggle sama ngerjain kasus endo (perawatan saluran akar) di pasien anak. Setiap minggu kerja terus kejar-kejaran waktu, dari daftar pasien online, war booking dental unit, janjian waktu sama orang tua pasien. Belum lagi, drama haru membiru pasiennya yang super sangat kooperatif sekali. Sudah barang tentu, 1 hari kunjungannya bisa saja tidak membuahkan hasil apa-apa. Hehehe. Lobby, rayu, lobby, rayu supaya mau buka mulut. Ingin rasanya membaca shalawat selalu agar hati tenteram & damai saat kerja. Sampai membuatku jadi eneng roti sobek yang dengan keisengan awal kubuat bekal roti sobek+ceres+susu kental manis untuk si pasien anak. Dan ternyata, doi suka dan tiap kunjungan perawatan berikutnya doi request dibawain itu. Kalo engga, gamau dirawat, gamau datang ke RSGM eaaa ๐
Sedikit flashback, aku lupa kalo H-1 wawancara online Dimjeng ternyata aku habis ujian salah satu departemen koasku juga. Pake webex, ujian OSCE era pandemi. Yak, tanggal 19 Maret ternyata aku ujian gais. Sepanjang jalan cerita pendaftaran ini emang lagi diselingi dengan ujian-ujian beberapa departemen koasku demi mengejar pendaftaran UKMP2DG periode terdekat saat itu yang katanya April. Tapi alhamdulillah, ternyata diadakan Juni kemarin. Tetapi, untuk maksimal daftar dan setoran nilai semua sudah harus keluar ya tetep di April atau Mei gitu. MasyaAllah Tabarakallah, maka Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan.
Nothing impossible, when u trust yourself to make it be possible!
Duh masih panjang cerita pas tes psikotest yang bentrok sama ujian golden ticket itu, hmm ceritanya bersambung di Part II aja ga yaa,
Jikalau semangat menulis datang kembali, semoga bisa sharing the pieces of super epic moment in my life ini yaa.
Terimakasih sudah membaca.
1 note
ยท
View note