#Contoh Nama Muhammad Di Tengah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Recap: Sehari di Kediaman Rasulullah ﷺ - Part 2/4
Ditulis oleh Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim, diterjemahkan oleh Abu Ihsan, dan dimuraja'ah oleh Tim Darul Haq, Jakarta
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Catatan
Di zaman jahiliyyah, kelahiran anak perempuan merupakan aib bagi keluarga dan kabilahnya. Hal ini mendorong masyarakat jahiliyyah untuk mengubur hidup-hidup anak perempuan itu, bahkan dengan cara yang sadis tanpa ada belas kasih.
Rasulullah ﷺ muncul di tengah masyarakat itu dan membawa agama yang menghormati hak-hak perempuan, baik sebagai ibu, istri, anak, kakak, atau bibi.
Putra-putri Rasulullah ﷺ mendapatkan kasih sayang dan cintanya beliau. Seperti saat kedatangan Fathimah, beliau segera menyambutnya, menuntunnya, menciumnya, dan mendudukkan Fathimah di tempat duduknya. Beliau pun mengunjungi putra-putrinya, menanyakan kabar dan masalah yang mereka hadapi.
Seluruh putra-putri beliau meninggal sebelum beliau wafat (kecuali Fathimah), namun beliau tidak menampar-nampapr wajah, merobek pakaian, ataupun melakukan kenduri kematian dalam mengungkapkan kesedihannya. Beliau tetap bersabar, mengharap pahala dari Allah Ta'ala, dan ridha atas ketentuan-Nya.
Istri adalah pahlawan di balik layar keharmonisan keluarga, pembawa ketenangan dan kesejukan. Beliau ﷺ memanggil Aisyah dengan nama kesayangan, berlaku baik kepada istrinya, menghormatinya, menunjukkan sikap kerendahan hati, serta mengetahui keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau ﷺ pun seringkali menjelaskan tingginya kedudukan dan derajat wanita.
Diceritakan oleh Aisyah, beliau ﷺ pernah meminum dari sisi gelas yang sebelumnya digunakan Aisyah dan pernah memakan daging dari bagian yang sebelumnya Aisyah gigit. Beliau dan Aisyah pernah mandi berdua bersama. Rasulullah ﷺ mempersilakan Shafiyah untuk bertumpu pada lutut beliau untuk menaiki unta.
Mencintai istri bukanlah hal yang tabu bagi pria normal dan beliau ﷺ tidak melewatkan kesempatan kecuali untuk membahagiakan dan menyenangkan istri melalui hal-hal yang dibolehkan. Bersikap tawadhu kepada istri, membantu dan menyenangkan istri tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau ﷺ.
Rasulullah ﷺ menikahi sembilan wanita yang kemudian dikenal sebagai Ummahatul Mu'minin. Beliau adalah contoh terbaik dalam hal berlaku adil kepada istrinya. Suasana rumah Rasulullah ﷺ yang harmonnis ini hanya dapat terwujud dengan bimbingan taufik dan hidayah dari Allah Ta'ala.
Beliau ﷺ senantiasa bersyukur kepada Allah, senantiasa menganjurkan istri-istri beliau untuk giat bribadah, dan membantu mereka dalam melaksanakan ibadah. Rasulullah ﷺ menganjurkan suami-istri untuk saling membantu dalam mengerjakan shalat malam, dan hal ini boleh dilakukan dengan memercikan air ke wajah pasangannya.
Perhatian seorang Muslim terhadap penampilan luar sebagai pelengkap bagi kemurnian dan kesucian batinnya termasuk kesempurnaan pribadi dan ketaatan dalam beragama. Beliau ﷺ menyenangi wangi-wangian dan siwak.
Canda
Rasulullah ﷺ adalah seorang pemimpin yang memiliki beragam hal yang harus diurusinya. Tapi beliau tetap memberikan tempat untuk anak-anak kecil di hatinya. Beliau sering bersenda gurau, mengambil hati, dan menyenangkan mereka. Candaan pun beliau tampakkan kepada yang lainnya, dan seluruh candaan itu tidak pernah terungkap kecuali itu adalah kebenaran.
Meski beliau luwes terhadap kaumnya, beliau tidak pernah tertawa terbahak-bahak dan hanya tersenyum. Saat ada peraturan Allah yang dilanggar, wajahnya memerah karena marah.
Tidur
Beliau berwudhu sebelum mendatangi tempat tidurnya.
Saat mendatangi tempat tidur, hendaknya mengibaskan ujung kain sembari membaca Asma Allah untuk membersihkan kasurnya.
Beliau berbaring menghadap ke kanan dan berdoa sebelum tidur.
Tempat ridur Rasulullah hanya terbuat dari kulit binatang yang telah disamak yang diisi dengan sabut kurma. Tidak ada tikar yang mengalasinya sehingga berbekas saat Rasulullah tidur di atasnya.
Beliau tidur di awal malam, kemudian bangun di tengah malam untuk melakukan shalat malam. Beliau biasa shalat malam hingga bengkak kakinya.
Fajar
Saat adzan Shubuh berkumandang, beliau segera mandi junub atau berwudhu lantas pergi ke masjid.
Setelah menunaikan shalat Shubuh, beliau tidak beranjak untuk berdzikir hingga matahari terbit. Kemudian beliau melaksanakan shalat dua raka'at. Amalan ini mendapatkan pahala seperti pahala orang yang menunaikan haji dan umrah dengan sempurna.
Saat matahari telah meninggi, di waktu untuk bekerja dan menunaikan kebutuhan, beliau selalu menyempatkan untuk shalat Dhuha, biasanya empat raka'at atau lebih.
Rumah idaman adalah rumah yang tegak di atas pilar-pilar keimanan, penuh dengan ibadah dan dzikir. Rasulullah memerintahkan kita untuk melaksanakan sebagian shalat-shalat sunnah di rumah.
Tangis
Beliau sering menangis sebagaimana tangisan ahli ibadah. Beliau menangis dalam shalatnya saat bermunajat kepada Rabb subhanahu wa ta'ala, saat mendengarkan tilawah al-Qur'an. Tangisan dari kelembutan hati dan ketulusan nurani serta dari ma'rifat keagungan Allah.
Rasulullah dibuat beruban oleh surat Hud, surat al-Waqi'ah, surat al-Mursalat, surat 'Amma Yatasa 'Alun (an-Naba), dan surat Idza asy-Syamsu Kuwwirat (at-Takwir).
Source: Buku Sehari di Kediaman Rasulullah ﷺ terbitan Darul Haq Berilmu Sebelum Berbuat dan Berucap
0 notes
Text
165 Nama Bayi Laki Laki Awalan Muhammad, Bermakna Terpuji dan Mulia Sebagai Teladan
165 Nama Bayi Laki Laki Awalan Muhammad, Bermakna Terpuji dan Mulia Sebagai Teladan
Nama Bayi Laki Laki Awalan Muhammad – tanyanama.com. Setiap orang tua muslim pastinya mengharpkan anak laki-laki soleh yang bisa meneladani sifat-sifat layaknya Nabi muhammad SAW. Karena itu banyak pasangan yang menggunakan rangkaian nama Muhammad untuk menamai putranya. Muhammad juga merupakan salah satu nama terpopuler di dunia lho! Menurut situs forebears.io, dan situs berita bbc, nama…
View On WordPress
#Awalan Nama Muhammad#Cari Nama Bayi Awalan Muhammad#Contoh Nama Muhammad Di Tengah#Nama Bayi Awalan Muhammad Dan Artinya#Nama Bayi Laki Laki Awalan Muhammad#Nama Muhammad Artinya
0 notes
Text
Kemuliaan Fatimah dan keluarganya.
Fatimah ialah seorang anak, istri, ibu, dan muslimah yang taat pada Allah dan Rasul-Nya. Fatimah merupakan putri bungsu dari Rasulullah dan ibunda Khadijah. Fatimah tumbuh dalam keluarga yang penuh teladan dan kemuliaan.
Ayahnya adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibunya bernama Khadijah binti Khuwailid, salah satu dari empat wanita pemuka surga dan Fatimah juga termasuk salah satunya. Suaminya adalah Ali bin Abi Thalib ra., salah satu dari sepuluh orang Amirul Mukminin yang dijanjikan masuk surga.
Sedangkan dua putranya adalah pemuda surga, yaitu Hasan ra. dan Husain ra. Pamannya ialah pemuka para syuhada bergelar singa Allah dan Rasul-Nya, Hamzah bin Abdul Muthalib ra. Kunyahnya (nama julukan yang menggunakan Ummu dan Abu) adalah Ummu Abiha karena baktinya pada sang ayah.
Digelari Az-Zahra.
Fatimah bergelar Az-Zahra sebab wajahnya senantiasa cerah bak sekuntum bunga. Berbagai ujian hidup dan kehidupan telah dialaminya dengan wajah cerah ceria. Tegar dan bersahaja membuat demikian perangainya.
Pemberani.
Saat masih kecil, Fatimah telah menjadi saksi pembangkangan kafir Quraisy terhadap apa yang dibawa oleh ayahnya. Ialah yang membersihkan pakaian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat kotoran ditimpakan padanya. Ia pula yang dengan lantang berorasi di depan kaum kafir yang menyakiti baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh wanita yang sangat pemberani. Fatimah menjadi contoh bagaimana muslimah tidak gentar menyuarakan kebenaran dan keberanian.
Sederhana dan Bersahaja.
Fatimah tumbuh menjadi gadis yang baik perangainya, shalihah, dan mampu menjaga dirinya. Hingga akhirnya Ali bin Abi Thalib yang mampu memenangkan hatinya, dan begitu pula Ali yang mampu menyimpan rapat perasaannya bahwa ia jatuh hati kepada Fatimah. Keduanya menjaga rapat perasaan itu hingga satu sama lain mengetahui bahwa saling jatuh hati setelah keduanya menikah.
Kehidupan Fatimah setelah menikah begitu sederhana. Karena Ali bin Abi Thalib bukan berasal dari keluarga kaya yang memiliki banyak harta. Saat Ali melamar Fatimah pun ia sempat bingung karena merasa tidak memiliki mahar yang cukup. Rasulullah pun tak mempersulit dan mengizinkan baju besi yang pernah diberikan kepada Ali untuk menjadi mahar pernikahannya dengan Fatimah.
Kehidupan mereka setelah menikah sangatlah sederhana, gigih, dan tidak mengenal lelah. Ali bekerja keras mendapatkan nafkah, sedangkan istrinya bersikap rajin, hemat, dan berbakti pada suaminya.
Nilai Pendidikan dari Keluarga Fatimah.
Saat Fatimah tengah mengandung, Fatimah merasa sangat kelelahan dengan pekerjaan rumah tangga yang ia lakukan sehari-hari. Fatimah harus menumbuk gandum dengan tangannya, sehingga tangannya kasar dan merasa kewalahan.
Kemudian Fatimah berbicara kepada ayahnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan meminta untuk diberikan pembantu di rumahnya. Mendengar hal itu, beliau mendatangi putrinya, dan berkata dengan perasaan haru, “Maukah kalian kuberitahu sesuatu yang lebih baik dari yang kamu minta? Bila hendak naik pembaringan, maka bertakbirlah 33 kali, bertasbihlah 33 kali, dan bertahmidlah 33 kali. Semuanya itu lebih baik daripada seorang pembantu.”
Sejak saat itu, Ali dan Fatimah mengamalkan dzikir tersebut hingga akhir hayat. Tak pernah lagi Fatimah meminta pembantu. Tak lagi mengeluh atas keletihan yang menderanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa meski Fatimah adalah putri kesayangan seorang Nabi, namun tak serta merta harus dipenuhi semua keinginannya. Rasul mendidik anaknya untuk bersikap sederhana, dan begitu pula Fatimah serta Ali mengajarkan kesederhanaan pada anak-anaknya.
Menjadi 1 dari 4 Wanita Ahli Surga.
Fatimah terus menjaga ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya hingga ajal menjemputnya. Tidak lama setelah ayahnya wafat, Fatimah meninggal dunia, beberapa bulan setelah Nabi wafat. Usianya tidak mencapai 30 tahun.
Fatimah mewarisi kepribadian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersahaja. Dengan keteladanannya, Fatimah menjadi salah satu dari empat wanita ahli surga, bersama dengan ibundanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pemuka perempuan ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Aisyah.” HR. Muslim.
Fatimah memberikan keteladanan pada kita, bahwa muslimah sejati tidak hanya cantik kepribadiannya, tapi juga taat kepada Allah dan Rasul-Nya diatas segalanya. Semoga Allah merahmati Fatimah radhiyallahu ‘anha dan keluarganya.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
22 notes
·
View notes
Text
Islam dan Adaptasi
KONTENISLAM.COM - Oleh: Ahmad Sarwat, Lc, MA Dalam beberapa hal, Sunnah Nabi itu bisa dimaknai sebagai inisiasi atau kepeloporan. Atau gampangnya sebut saja penemuan. Jadi pengertiannya segala hal yang diinisiasi, dipelopori dan ditemukan pertama kali oleh Nabi SAW, dimana belum pernah ada orang yang melakukan hal itu sebelumnya. Dalam hal hukum syariah yang ditetapkan Allah lewat wahyu samawi, semua detail hukum syariah Islam masuk hitungan ini. Kalau pun para nabi terdahulu juga pernah diperintahkan untuk mengerjakaan hal yang sama, tetap saja tidak identik. Puasa Daud misalnya, meski berlaku pada kita, namun hukumnya tidak sama. Bagi Nabi Daud dan umatnya, puasamacam itu hukumnya fardhu, tapi bagi kita hukukmnya Sunnah. Sedangkan di luar urusan peribadatan, hampir seluruh yang dikerjakan Nabi SAW sifatnya tidak ada yang kepeloporan, inisiasi atau pun penemuan. Naik kuda, memanah atau berenang, meski dikerjakan oleh Baginda Nabi SAW, namun sejak ribuan tahun sebelumnya manusia di dunia ini sudah melakukannya. Peranan Nabi SAW hanya mengenalkan kembali apa yang sudah dipakai generasi sebelumnya, bukan sebagai orang yang pertama kali jadi penemunya. Berobat pakai madu, jintan hitam, kay, dan sekian banyak jenis pengobatan herbal lainnya, juga sudah digunakan umat manusia di berbagai belahan bumi jauh berabad-abad sebelumnya. Peranan Nabi SAW hanya mengenalkan kembali apa yang sudah dipakai generasi sebelumnya, bukan sebagai orang yang pertama kali jadi penemunya. Namun dengan segala keterus-terangan ini bukan berarti kita jadi kurang hormat kepada Baginda Nabi SAW. Apalagi mendegradasi posisi kemuliaan Beliau SAW. Sama sekali tidak. Justru kita malah menjaga kesucian Nabi SAW dari hal-hal yang hanya akan mengotori fakta hakikat diri Beliau. Tidak perlu kita membuat kamuflase-kamuflase yang penuh rekayasa atas sosoknya. Jangan dibiasakan kita bertindak kurang jujur dengan menambah-nambahi apa yang sebenarnya bukan jati diri Beliau. Jangan Sematkan Pada Nabi Jangan katakan Beliau SAW ahli astronomi dan peta bintang. Sebab Beliau sendiri pun menyewa ahli penunjuk jalan yang bisa membaca peta bintang di malam hari untuk hijrah ke Madinah. Jangan katakan Beliau ahli strategi perang, sebab posisi pasukan yang Beliau SAW tetapkan di Perang Badar masih perlu dikoreksi ulang oleh para shahabat. Jangan katakan Beliau ahli pertanian, sebab analisa Beliau tentang urusan penyerbukan bunga kurma rada meleset dan akibatnya hasil panen berkurang. Saat itu Beliau SAW sendiri secara profesional mengakui : antum a'lamu diumuri dunya-kum. Kalian lebih paham urusan dunia kalian. Jangan katakan Beliau fisikawan, kimiawan, matematikawan dan lainnya. Sebab faktanya kita tidak menemukan penemuan ilmiyah di bidang-bidang itu dalam Sirah Nabawiyah. Nabi Sosok Yang Terbuka Namun tidak mengapa kalau kita katakan bahwa sosok Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang terbuka dengan segala teknologi yang ada di masanya. Bahkan wawasan beliau lebih mendunia. Perang Ahzab tahun kelima itu sukses karena beliau mengadaptasi gaya pasukan Persia, yang menggali parit sebagai benteng. Teknik itu pertama kali digunakan di tanah Arab. Koin emas Dinar yang beredar di Syam dan Romawi tidak beliau tolak, bahkan jadi alat tukar yang sah dan diakui di Mekkah Madinah. Demikian juga dengan koin perak (Dirham) yang digunakan bangsa Persia, tetap Beliau SAW gunakan di negeri Arab. Beliau SAW tidak merasa harus bikin koin sendiri sebagai alat tukar. Dinar dan Dirham itu alat tukar milik orang kafir, bahkan gambarnya pun gambar raja-raja kafir. Dinar dan Dirham bukan mata uang ciptaan Rasulullah SAW, karena sejak ribuan tahun sebelumnya digunakan bangsa-bangsa di dunia. Islam Adaptif Dengan sebegitu terbukanya Nabi SAW terhadap perkembangan sains dan teknologi umat manusia di zamannya, maka begitulah yang juga diteruskan oleh para shahabat penerusnya. Mereka begitu adaptatif terhadap semua teknologi yang digunakan bangsa manapun, sehingga terserap ke dalam peradaban Islam lewat seleksi yang terstruktur. Di bidang arsitektur, umat Islam di masa berikutnya banyak mengadaptasi gaya Eropa. Padahal Eropa saat itu identik dengan pusat Kristen. Sultan Muhammad Al-Fatih di tahun 1453 M menaklukkan ibukota Romawi Timur, Konstantinopel, umat Islam pun merengsek ke jantung Eropa. Dan terjadilah akulturasi yang indah. Sejak itulah masjid di seluruh dunia mengikuti gaya arsitektur Eropa Timur yang bercirikan kubah. Tapi coba perhatikan ciri arsitektur masjid Demak dan Kudus di masanya, nyaris tidak ada kubahnya. Bentuknya sangat berbeda, karena pengaruh arsitektur Turki belum sampai sini kala itu. Seni kaligrafi Arab juga ikut berkembang menyesuaikan diri dengan negeri yang dulunya masih belum terislamkan. Kita mengenal ada banyak gaya khat kaligrafi indah yang justru asalnya bukan dari Mekkah atau Madinah. Ada khat Naskhi, Farisi, Diwani, Riq'ah, Tsuluts, Kufi dan lainnya. Padahal itu bukan asli Mekkah Madinah. Seni baca Al-Quran atau yang dikenal dengan Ilmu Nagham dan Maqamat juga berkembang mengadaptasi langgam-langgam yang jauh diuar batas negeri Arab aslinya Mekkah dan Madinah. Ada Bayati, Nahawand, Jiharka, Rass, dan seterusnya. Peradaban Islam Menyerap Kita tidak perlu malu untuk mengakui bahwa di masa keemasan umat Islam dulu, kita memang banyak menyerap ilmu tersebut dari ilmuan Barat. Ada begitu banyak manuskrip dari Eropa yang kita bawa pulang ke negeri Islam untuk dipelajari, diteliti bahkan tidak sedikit yang diadaptasi ke dalam bahasa Arab. Toh semua itu bukan hal yang najis. Sebab para cendekiawan muslim sudah punya bekal aqidah yang kuat, tidak mudah goyah begitu saja. Apalagi metode ilmiyah yang mereka pakai bisa memilah mana unsur yang baik dan bisa dikembangkan, dan mana unsur tidak baik lalu dibuang. Adaptasi di Indonesia Tapi itu semua terjadi di tengah dunia Islam sana. Lalu bagaimana dengan kita bangsa Indonesia? Mampukah kita menyerap unsur asing tapi kemudian memilah dan mengolahnya menjadi sejalan dengan agama kita? Untuk beberapa hal, menurut hemat saya mampu. Contoh sederhananya adalah dalam seni makanan dan bidang kuliner. Begitu banyak menu makanan kita sehari-hari yang kalau dilacak asal-muasalnya dari negeri non Islam, khususnya Negeri China. Mereka aslinya memasak dengan bahan-bahan yang tidak halal. Namun masuk ke negeri kita, semua diadaptasi ulang disesuaikan dengan ketentuan syariah kita. Jadilah mie ayam, padahal aslinya mie babi. Jadilah bakso sapi padahal aslinya di Tiongkok sana bakso babi. Jadilah bakmi, bakpao, bakwan, bakpia, dan bak bak lainnya. Bahkan orang Sunda bisa merekayasa sesuatu yang di negeri asalnya tidak ada yaitu batagor alias bakso tahu goreng. Siomay pastinya asli China, tapi kita lebih akrab dengan istilah Siomay Bandung. Sebagian lagi ada yang masih lekat dengan nama kecina-cinaan, tapi sudah jadi muallaf semua. Ada Wonton, Fuyunghay, Kwe-ti-Yauw, Nih mi ap, Kaoya, Jiaozi, Nian Gao, dan nama-nama lainnya. Semua berhasil diadaptasi disini sehingga statusnya jadi halal. No pork, no lard, no angchiu, no yang haram-haram lah pokoknya. Tidak berhenti hanya sampai makanan, tapi dalam busana dan pakaian pun kita banyak melakukan adaptasi. Baju pak ustadz rata-rata baju orang China. Bahkan nama bajunya pun masih asli China yaitu baju Koko. Koko itu panggilan Kakak laki-laki. Dan yang paling khas adalah sarung. Banyak pengamat mengatakan bahwa sarung itu bukan pakaian asli Indonesia. Padahal sarung identik dengan pakaian khas para santri. Konon sarung dibawa oleh para pedagang dari Gujarat India sana di abad 14 Masehi ke Nusantara. Dan jadi pakaian masyarakat di pesisir pantai. Kalau kita ke Saudi atau Mesir, lalu lihat ada orang pakai sarung, pastilah dia orang Indonesia, Malaysia, Brunei. Sebagian orang Bangladesh dan Tailand ada juga yang sarungan. Yang jelas kalau orang Arab asli malah tidak ada yang sarungan. Ada sebagian teman cerita, entah benar entah becanda, katanya orang Mesir itu kalau lagi mau jima' dengan istrinya, mereka pada pakai sarung. Jadi kalau kita bertamu ke rumah orang Mesir di malam hari, kok tuan rumahnya sudah pakai sarung, segera pamit saja. Soalnya takut mengganggu urusan rumah tangga. Tinggal nanti orang Mesir bingung lihat orang Indonesia, shalat ke masjid lima waktu kok pada pakai sarung semua? Emangnya habis shalat pada mau ngapain? Lebih kaget lagi lihat anak-anak santri. Mereka mikir, kok kecil-kecil sudah pada pakai sarung ya? Emangnya . . . ah sudah lah. Dasar orang Mesir, mikirnya pakai ukuran mereka saja. (fb)
from Konten Islam https://ift.tt/3lW3G7w via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/08/islam-dan-adaptasi.html
2 notes
·
View notes
Text
Kisah Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW dari Lahir Sampai Wafat
Kisah singkat nabi Muhammad SAW– sejarah nabi Muhammad SAW tak akan habis tertuang dalam jutaan hingga miliaran untuk mengingat dan juga menguaraikannya dari awal sampai akhir hayatnya. Namun, pada kesempatan kali ini akan diuraikan sedikit saja tentang kisah singkat nabi Muhammad SAW.
Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah ke dunia ini supaya membawa manusia menuju ke jalan yang terang benderang. Beliau di lahirkan dari rahim seorang ibu yang bernama Siti Aminah dan bapaknya yang bernama Abdullah.
Beliau tepat lahir pada tahun gajah yakni pada hari senin, 12 rabiaul awal ( 22 april 571 M ) di kota makkah. Lalu beliau wafat pada usia 63 tahun di kota makkah tepatnya tanggal 8 juni 632 M.
Suatu saat nabi bernama lengkap Muhammad bin Abdullah yang terlahir sebagai seorang nabi di tengah keluarga bani quraisy tersebut akan mensyiarkan ajaran benar yakni agama islam. Adapun nama Muhammad ini diberikan oleh kakeknya tersayangnya yang namanya abdul muthalib. Muhammd mempunyai arti yakni orang yang terpuji.
Masa Kelahiran Nabi Muhammad
Sebelum nabi Muhammad datang di dunia ini, ada banyak hal di rasa sangat berbeda dibandingkan dari sebelum lahirnya beliau dan ada sebuah sinyal maupun peristiwa yang nampak sangat luar biasa di masa tersebut.
Masa Jahiliyah
Pada jaman jahiliyah adalah zaman kebodohan, saat sebelum nabi Muhammad datang. Dimana waktu itu umat nabi Muhammad sudah mempunyai kebiasaan beribadah di beberapa patung berhala. Mereka pun mempunyai budaya main judi, mabuk-mabukan, maksiat, dan merendahkan derajat dari kaum wanita. Hidupnya berganti tempat dan dibagi menjadi beberapa suku dengan nama kabilah.
Pada masa itu sangat berantakan, yakni hidupnya benar-benar bebas dan tidak ada sebuah pedoman maupun aturan dalam bermasyarakat.
Peristiwa Tahun Gajah
Peristiwa ( tahun gajah ) merupakan peristiwa dimana terdapat penyerangan ke kota makkah yang melakukannya adalah para pasukan abrahah, pada saat kelahiran nabi Muhammad. Tahun gajah tersebut merupakan tahun adanya peristiwa dari penyerbuan ka’bah oleh sejumlah tentara/ pasukan gubernur habsyi ( raja abrahah dari yaman ).
Komando dari sekelompok pasukan gajah ini merencanakan penghancuran ka’bah karena akan membuat bangsa quraisy ini menjadi semakin terhormat serta pada tiap tahunnya umat manusia akan berkunjung ramai-ramai disana guna mnyelenggarakan haji. Hal inilah yang mengakibatkan abrahah akan membelokkan umat manusia agar jangan lagi berkunjung di makkah. Lalu abrahah akan membangun sebuah gereja terbesar di shan’a bernama Al-qulles.
Namun, upaya ini tidak sukses sebab tidak ada satupun yang mengunjungi di gereja al-qulles itu. Sehingga abrahah menjadi marah dan menggerakan seluruh tentaranya merobohkan ka’bah.
Saat itu pasukan gajah didekat ka’bah mengambil secraa paksa benda penduduk dan 100 ekor unta dari abdul muthalib kakek dari nabi Muhammad. Ketika ka’bah akan dirobohkan, lalu Allah SWT mengirim burung ababil untuk membawa kerikil sijil menggunakan paruhnya. Lalu menjatuhkannya di kepala setiap pasukan gajah hingga tewas ( dalam al-qur’an surat Al-fiil pada ayat 1-5 ).
Kehancuran pasukan gajah inilah nabi Muhammad lahir dan peristiwa tersebut adalah tanda tahun kelahiran dari nabi Muhammad sehingga bernama tahun gajah.
Masa Kecil Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad sudah sejak dalam kandungan ayahnya meninggal, sehingga kondisinya beliau lahir sebagai anak yatim. Lalu ketika usia 6 tahun di susul ibunya juga meninggal. Selanjutnya di usia 8 tahun, kakek nabi Muhammad bernama abdul muthalib pun meninggal. Seluruh jalan kehidupan beliau ini dapat dijadikan contoh seluruh umat manusia.
Semasa kecilnya nabi Muhammad memperoleh ibu susuan dari tsuaibah ± 3 hari, lalu abdul-muthalib menunjukkan halimah as-sa’diyah menyusuinya yang juga diasuh selama 6 tahun. Saat usia 5 bln beliau sudah dapat berjalan dan 9 bulan sudah mampu berbicara. Ketika kecilpun beliau sudah dapat menggembalakan domba.
Saat kakeknya beliau meninggal, lanjut diserahkan pamannya abu thalib. Saat usia 12 tahun beliau diajak pamannya berdagang di negeri syam. Abi thali merawat sendiri nabi sampai ± selama 40 tahun.
Dibelahnya Dada Nabi Muhammad SAW
Pada saat usia beliau 4 tahun, ditelantangkan malaikat jibril dan membelah dadanya serta mengambil hati maupun segumpal darah nabi Muhammad dan malaikat jibril membersihkannya serta menempatkannya lagi ke asalnya namun nabi tetap dalam kondisi sehat bugar.
Nabi muhammd memperoleh wahyu supaya mensyiarkan dan berda’wah mengenai agama islam serta mengajak umat islam untuk menyembah kepada Allah. Cara awal belai dengan bersembunyi-sembunyi.
Sejumlah orang yang berhasil masuk agama islam pertama kali assabiqunal awwalun yaitu keluarga dan para sahabatnya misalnya istri beliau siti Khadijah, dan beberapa sahabat beliau (1. ali bin abi thalib 2. Abu bakar assidiq) lalu anak angkatnya bernama zaid bin haritsah, lalu ustman bin affan, dan masih banyak lainnya.
Lalu nabi Muhammad memberanikan diri mensiarkan secara terang-terangan. Adapun reaksi kaum quraisy saat itu marah dan mengancam nabi. Namun belau tetap tabah dan tangguh dari ancaman tersebut serta menghadapi hambatan-hambatan secara sabar walaupun telah diejek, diolok-olo, dicaci maki dan menolak seluruh risalah beliau.
Itulah kisah singkat nabi Muhammad SAW yang sangat miris. Dari kisah beliau inilah kita dapat mengambil hikmah dan menjadikan suri tauladan bagi kita semua bahwa betapa sabar dan kuatnya nabi Muhammad dalam menghadapi cobaan. Semoga bermanfaat dan kita semua termasuk dalam golongan orang-orang seperti nabi Muhammad!
kadang kita sebagai umat islam, lebih banyak mengetahui biografi atau kisah kisah mereka para artis yg padahal sama sekali tidak pernah memikirkan kita sedikitpun, bagaimana dengan rasulullah yg ketika wafat hanya umatnya yg diingat, dan kita sebagai umat enggan mengingatnya? enggan mencari tau biografi nya? enggan buat deket dengan rasulullah?
umat dari mana nya kita?
tangerang,
@ovrthngkerisme
10 notes
·
View notes
Text
Mekkah, SENIN/al-Itsnain, 20 APRIL/NISSAN 571 M (12 Rabī‘ul Awwal 571 M "TAHUN GAJAH/FILL")
Madinah, SENIN/al-Itsnain, 8 JUNI/HUJAIRAN 632 M (12 Rabī‘ul Awwal 632 M/11 H), Makam: Al-Masjid an-Nabawi, Madinah Caliphate/Kekhalifahan Nabi Muhammad SAW: 622–632 M.
KELAHIRAN Terlahir sebagai anak Yatim dari kalangan bangsawan Bani Quraisyh dari pasangan ibu bernama SITI AMINAH dan ayahnya bernama ABDULLLAH dimana saat itu meninggal saat bayi masih dalam kandungan. Diberikan nama "Muhammad" oleh kakek dari ayahnya yang bernama ABDUL MUTTALIB. Menjadi anak Yatim Piatu pada usia 6 tahun setelah ditinggalkan ibunya yang wafat karena sakit saat perjalanan pulang setelah berziarah ke Makam ayahnya dan pamannya Abul Thalib di Yatrib, dan ditinggal wafat oleh kakek dari ayahnya pada usia 8 tahun. Terlahir pada Masa Jahiliyah (Kebodohan), masa dimana umat Nabi saat itu terbiasa menyembah patung-patung berhala, mabuk-mabukkan, bermain judi, melakukan maksiat dan merendahkan derajat wanita, lahir ditengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran. Terlahir di Tahun Gajah, tahun dimana pada masa itu terjadinya peristiwa penyerbuan kota Mekkah untuk menghancurkan Ka'bah oleh tentara ber-Gajah dan pasukan Raja Abrahah (Gubernur Habsyi di Yaman dari kalangan Kristen, pendiri Gereja besar pertama di Sha'na bernama Gereja Al-Qulles, namun tidak ada seorangpun yang datang ke Gereja itu), untuk menyerang Ka'bah. Ketika Ka’bah hendak dihancurkan, Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya dan menjatuhkan kerikil tersebut tepat mengenai kepala pada pasukan bergajah, tembus ke dalam badan hingga mati. Sehingga peristiwa itu tertulis dalam QS. Al-Fill: 1 - 5. PERAWATAN Selain ibunya, Muhammad disusui oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Kemudian ibunya mencarikan wanita pedesaan untuk menyusuinya, maka terpilihlan wanita bernama Halimah binti Abi Dzu’aib dari suku Sa’ad bin bakar, yang kemudian lebih dikenal dengan panggilan Halimah as-Sa’diyah dan berada dalam asuhannya kurang lebih selama 6 tahun. 9 bulan sudah lancar untuk berbicara. Semasa Kecilnya telah terbiasa menggembalakan kambing. Abu Thalib (paman Muhammad) mengajaknya berdagang ketika usianya 12 tahun ke negeri Syam. Beliau merawat, mengasuh, menjaga, melindungi dan membela Muhammad sejak ditinggal wafat oleh kakek dari ayahnya berlangsung selama 40 tahun. PERISTIWA SYAQQUS SHADR Dimasa perawatan Halimah as-sa’diyah, di perkampungan Bani Sa’ad terjadilah peristiwa besar yang menjadi penunjuk tanda-tanda kenabian kelak, yaitu pembelahan dada (Syaqqus Shadr) Muhammad pada usia 5 tahun. Peristiwa yang terjadi saat Muhammad sedang bermain bersama teman-temanya, dimana tiba-tiba datang malaikat Jibril menghampiri dan menyergap Muhammad. Beliau lalu dibaringkan, kemudian dada nya dibelah, lalu diambilnya hati Muhammad, selanjutnya dikeluarkan segumpal darah dari nya, kemudian malaikat Jibril berkata ” inilah bagian setan yang ada padamu”. Lalu hati tersebut dicuci dalam bejana emas dengan air zam-zam, dan dikembalikan ketempat semula. Sementara itu, teman-teman Muhammad melaporkan peristiwa tersebut kepada Halimah seraya berkata ” Muhammad dibunuh, Muhammad dibunuh” , Maka mereka bergegas menghampiri tempat tersebut dan mendapati Muhammad dalam keadaan pucat pasi. Karena kejadian tersebutlah Halimah sangat khawatir dengan keselamatan Muhammad, yang akhirnya tak lama kemudian dia memutuskan untuk memulangkan nabi kepada ibunya dikota Mekkah. PERNIKAHAN Pada usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya yang berusia 40 tahun. Lamaran yang diawali dan menarik hati seorang Siti Khadijah karena memperhatikan prilaku akhlaknya dan mendengar kelebihan-kelebihannya. Saat itu Muhammad mendapat dan disandangkan gelar Al-Amin oleh penduduk Mekkah karena dikenal sebagai seorang laki-laki yang penuh amanah, jujur dan dapat dipercaya. Setelah istri pertama wafat, Muhammad telah menikah dengan beberapa wanita pilihan yang dilatar belakangi karena hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam, yaitu: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah. (10 dalam keadaan Janda, kecuali Aisyah) KETURUNAN Memiliki 5 anak keturunan dari istri pertama-nya "Khadijah" yaitu Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah, dan Ibrahim dari "Maria Al-Qibtiah". Semua putra nabi wafat ketika masih pada usia belia, sedangkan putri nabi yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah. TURUNNYA WAHYU PERTAMA Hari Senin pada Malam hari, bulan Ramadhan, di Gua Hira' (Sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah yang dikenal saat ini sebagai Jabal An Nur, tempat dimana mejelang usia 40 tahun, Muhammad terbiasa berhari-hari bertafakur (merenung), dan mencari ketenangan, dan pada akhirnya tepat di usia 40 tahun, 6 bulan, 8 hari, menjadi peristiwa penting dan awal Kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu pada tanggal 17 Ramadhan/6 Agustus 611 M turun wahyu Al-Quran pertama "QS. Al-A’laq: 1-5" yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama saat itu. Jibril menyampaikan: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَم�� يَعْلَمْ Nabi Muhammad SAW, setelah itu menerima wahyu ayat-ayat Al-Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat-ayat Al-Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat), dan praktek langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat. TAHUN DUKA CITA Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW tahun ke-10 yaitu tahun duka cita/kesedihan (Amul Huzni), tahun dimana nabi kehilangan Pamannya Abu Thalib dan Istrinya Siti Khajidah yang wafat serta umat islam dalam keadaan sengsara. Ditengah periwtisa duka cita saat itu, Nabi Muhammad SAW diajak oleh malaikat jibril untuk Isra Mi’raj yaitu melakukan perjalanan dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram sampai ke Sidratul Munthaha untuk menghadap Allah SWT untuk menerima perintah shalat lima waktu. PENYEBARAN AJARAN AGAMA ISLAM Setelah turunnya wahyu pertama, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dan mengajarkan ajaran islam dan mengajak umat manusia untuk menyembah Allah SWT. Penyebaran (dakwah) Islam dilakukan secara diam-diam/sembunyi-sembunyi dari satu rumah kerumah lainnya selama 3 tahun setelah diterima wahyu pertama, dan pada tahun 613 M dilakukan dan menyiarkan dakwah Islam secara terbuka, terang-terangan kepada masyarakat Mekkah, setelah diturunkan wahyu Allah yaitu QS. Al-Hijr: 94 yaitu ”Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik". Orang-orang yang pertama masuk Agama Islam, disebut Assabiqunal Awwwalun adalah dari kalangan keluarga dan para sahabatnya, yaitu: istri pertamanya (Siti Khadijah), sahabatnya (Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq), anak angkatnya (Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair) dan masih banyak lagi keluarga dan para sahabat Rasul yang lainnya. Kaum Muslim yang berada di Mekkah, melakukan perjalanan untuk Hijrah ke Yastrib, menghindari peperangan yang berkelanjutan selama 2 bulan, dan menghindar dari perilaku tidak baik masyarkat Jahiliyah di Mekkah saat itu. Kemudian setelah kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 M, Yastrib dikenal dengan nama Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi). Di Madinah, pemerintahan kekhalifahan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Umat Islam bebas beribadah (shalat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Tahun 629 M, tahun ke-8 H, Nabi Muhammad SAW berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Kaum Muslimin sebanyak 10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota Mekkah dan Madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya. Nabi Muhammad SAW menyetujuinya, setelah satu tahun berlangsung di tahun 630 M, beliau bersama 10,000 pasukannya kembali dan menguasai dan melakukan pembebasan Mekkah secara keseluruhan tanpa ada pertempuran, perlawanan, dan pertumpahan darah. Pada akhirnya berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi saat itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh kawasan Jazirah Arab. Nabi Muhammad SAW memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah. PERTEMPURAN KAUM MUSLIMIN DAN KAUM KAFIR Berjalannya waktu, Kaum Muslimin mulai diperangi oleh Kafilah Kafir Quraisy, sehingga terjadinya Pertempuran Badar (Gazwah Badr) pada tanggal 17 Ramdhan 2 H (13 Maret 624 M), yaitu pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Pasukan Kaum Muslim (313 orang) melakukan pencegatan dan bertempur menghadapi Pasukan Kafir Quraisy (1,000 orang) yang baru saja pulang dari Syam secara habis-habisan sekitar dua jam, dan akhirnya pasukan Kaum Muslim berhasil menghancurkan barisan pertahanan pasukan Kafir Quraisy, sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, salah satunya adalah Abu Jahal (Amr bin Hisyam). Selanjutnya Pertempuran Uhud* pada tanggal 7 Syawal 3 H (22 Maret 625 M), yaitu pertempuran yang terjadi kembali antara pasukan Kaum Muslimin (700 orang) yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dan Kaum Kafir Quraisy (3,000 orang) yang dipimpin oleh Abu Sufyan, namun pertempuran itu mengalami kekalahan bagi pasukan Kaum Muslim. *) Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi, Madinah, dan mempunyai ketinggian 1,000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil. Kisah atas kekalahan pasukan Kaum Muslim dari Pertempuran Uhud ini ditulis pada QS. Ali 'Imran: 140 - 179, dan menjelaskan kekalahannya pada QS. Ali 'Imran: 141, 166-167). 625 M - Pertempuran Zaturriqa' (Zatu al-Riqa'/Bani Anmar/al-Ajib) 627 M - Pertempuran Khandak (al-Ahzab/Konfederasi) 628 M - Pertempuran Khaybar 629 M - Pertempuran Mu'tah 630 M - Pertempuran Hunaian, Petempuran Autas 632 M - Pertempuran Tabuk HAJI WADA' DAN WAFAT Tahun 632 M, tahun ke-11 H, Nabi Muhammad SAW melakukan haji wada’ atau haji terakhir. Sekitar 100,000 Jamaah turut serta dalam ibadah haji bersama beliau. Dalam wukufnya di Arafah, beliau menyampaikan khutbahnya yang berisi kan tentang larangan melakukan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar, larangan mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar, larangan memakan harta riba, hamba sahaya harus diperlakukan dengan cara yang baik, dan agar umatnya selalu berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Dalam QS. Al-Maidah: 3 dijelaskan yang artinya “Bahwa hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu”. Dengan turunnya ayat ini menjelaskan bahwa dakwah Nabi Muhammad SAW telah sempurna. Setelah berdakwah selama 23 tahun, sejak 29 Shafar 11 H pada saat menjalankan shalat berjamah, beliau mengalami sakit kepala, demam dan suhu badan meninggi, badan beliau semakin lemah, lalu beliau menunjuk Abu Bakar sebagai imam pengganti beliau dalam shalat berjamaah. Kondisi itu terjadi dan dialami selama 13 hari, hingga hari ke-14, dan di rumah Istrimya "Maimunah" dan terakhir dirumah Istrinya "Aisyah". Selama tinggal di rumah Aisyah, itulah minggu terakhir dalam hidup beliau, istrinya itu membacakan surat al-Mu’awwizzat (surat-surat yang berisi mohon perlindungan; al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas) serta doa-doa yang ia dapatkan dari suaminya "Nabi Muhammad SAW". Kemudian ia tiup dan usapkan ke tubuh Nabi dengan tangannya. Saat detik-detik sakratulmaut datang, Nabi Muhammad SAW berada di pangkuan Aisyah. Abdurahman bin Abu Bakar datang membawa siwak, dan Nabi memandang ke arahnya. Kemudian mengusapkan ke wajahnya Aisyah seraya berkata, “Laa ilaaha illallah, sesungguhnya setiap kematian ada sekaratnya.” Kemudian Nabi mengangkat tangannya dan memandang ke atas, bibirnya bergerak-gerak dan berucap, “Bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah maha mengetahui.” Beliau melanjutkannya dengan berkata, “Ya Allah, ampuni dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan teman-teman yang tinggi (kedudukannya), ya Allah pertemukan aku dengan teman-teman (yang tinggi kedudukannya).” Nabi Muhammad SAW mengulangi kalimat tersebut sebanyak tiga kali, kemudian tangannya lemas dan akhirnya nyawa terpisah dari raga "Innaa Lillaah wa Innaa Ilaihi Raaji’un.". Nabi wafat sambil bersandar antara dada dan leher, merebah dipelukan Istri tercintanya "Aisyah". Kemudian Aisyah meletakkan kepala Nabi Muhammad SAW di atas bantal. Beliau wafat pada waktu Dhuha, hari Senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijrah atau 8 Juni 632 M. Sebelum ruh-nya dicabut, beliau membaca : "مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ, اللهُـمّ اغفِـر لى وارحمنى وألحقنى بالرفيق الأعلى, اللهم الرفيق الأعلى." Berkata Aisyah r.a: Akhir kalimat yang diucapkan oleh Nabi s.a.w ialah “Allahumma Rafiqul A’laa” (HR.Bukhari & Muslim) NAMA, PANGGILAN DAN GELAR BAGI NABI MUHAMMAD SAW Berdasarkan HR. Bukhari dan Muslim, antara lain: Ahmad, artinya yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah SWT. Al-Mahi, artinya pengikis/penghapus, karena Allah SWT mengikis kekufuran dengan mengutusnya. Al-Hasyir, artinya penghimpun, sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, dan berkumpul dibawah perintah beliau. Al-'Aqib, artinya penutup, karena beliaulah Nabi dan Rasul penutup. Muqaffi, artinya yang mengikuti, maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi. Nabiyyuttaubah, artinya nabi taubat, meski beliau sudah ma'shum dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dimana dalam satu riwayat menceritakan bahwa beliau bertaubat hingga 70 - 100 kali sehari. Nabiyyurrahmah, artinya nabi rahmat, beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam. Selain nama-nama yang telah disebutkan, adapula sejumlah nama yang digali dari Nash seperti: Rohmat Muhdah/ الرَّحْمَةُ الْمُهْدَاةُ (rahmat yang dihadiahkan) Ro-uf Rohim/ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ (yang penyayang dan pengasih) Shodiq/ الصَّادِقُ(yang Jujur) Amin/ الأَمِيْنُ (yang terpercaya) Mudzakkir/ الْمُذَكِّرُ (pemberi peringatan) Rasulullah/ رَسُوْلُ الله (utusan Allah) Khotamun Nabiyyin/ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ (penutup para nabi) Abdullah/ عَبْدُ الله (hamba Allah) Syahid/ الشَّاهِدُ (saksi) Mubassyir/ الْمُبَشِّرُ (pemberi kabar gembira) Nadzir/ النَّذِيْرُ (pemberi peringatan) Da’i/ الدَّاعِيْ penyeru) Siroj Munir/ السِّرَاجُ الْمُنِيْرُ (lentera yang bercahaya) Nabi Mushthofa/ النَّبِيُّ الْمُصْطَفَى (nabi yang terpilih) Ar–Rosul/ الرَّسُوْلُ (utusan) An–Naby Ummy/ النَّبِيُّ اْلأُمِّيُّ (nabi yang tidak membaca dan menulis) Ma’shum/ الْمَعْصُوْمُ (yang terjaga) Muballigh/ الْمُبَلِّغُ (penyampai) Qosim/ القَاسِمُ (pembagi), dll. Namun semua nama ini tidak dinyatakan secara sharih (lugas) dalam Nash-Nash tersebut sebagai nama sehingga memungkinkan ditafsiri sebagai sifat, Kunyah (Surname) atau Laqob (gelar/nickname) bukan nama. MAULID NABI Maulid Nabi diselenggarakan pertama kali oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1174 M (570 H) dan disetujui oleh para Khalifah di Baghdad, Irak. Kemudian, dimasa haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 M), Salahuddin mengeluarkan instruksi kepada seluruh jamaah haji untuk mensosialisasikan kepada masyarakat Islam dimana saja berada bahwa mulai 580 H, tanggal 12 Rabiul Awwal untuk dirayakan sebagai Hari Maulid Nabi, dalam rangka untuk membangkitkan semangat umat Islam dan menyemarakkan syiar agama dan bukan perayaan yang bersifat ritual. Sehingga dengan adanya Maulid Nabi, akhirnya umat Islam bersemangat menghadapi Perang Salib, merebut kekuasaan Yerusalem dari bangsa eropa, dan menyelematkan Masjidil Aqsa menjadi mesjid kembali hingga saat ini. Di Indonesia, pertamak kali perayaan Maulid Nabi dimanfaatkan oleh para WALISONGO untuk sarana dakwah dengab berbagai kegiatan positif, salahsatunya untuk menarik masyarakat mengucapakan Syahadatain, yang saat itu disebut juga Perayaan Syahadatain atau orang Jawa bilang diucapkan Sekaten. Perayaan Maulid Nabi ini sekali lagi bukan acara ritual dan termasuk Bid'ah Hasanah (Bid'ah yang baik), yang diperbolehkan dalam Islam, selam tidak mengarah ke Musyrik. Wallahu a'lam bish-shawabi. Read the full article
27 notes
·
View notes
Quote
Hafal Ribuan HaditsDi Kota Bunga, Malang, Jawa Timur, ada seorang auliya’ yang terkenal karena ketinggian ilmunya. Ia juga hafal ribuan hadits bersama dengan sanad-sanadnya. Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih Al-Alawy Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut, pada hari Selasa 15 Safar tahun 1316 H/1896 M. Saat bersamaan menjelang kelahirannya, salah seorang ulama besar, Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf, bermimpi bertemu Sulthanul Auliya’ Syekh Abdul Qadir Jailani. Dalam mimpi itu Syekh Abdul Qadir Jailani menitipkan kitab suci Al-Quranul Karim kepada Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf agar diberikan kepada Habib Ahmad bin Muhammad Bilfagih.Pagi harinya Habib Syaikhan menceritakan mimpinya kepada Habib Ahmad. Habib Ahmad mendengarkan cerita dari Habib Syaikhan, kemudian berkata, ”Alhamdulillah, tadi malam aku dianugerahi Allah SWT seorang putra. Dan itulah isyarat takwil mimpimu bertemu Syekh Abdul Qadir Jailani yang menitipkan Al-Quranul Karim agar disampaikan kepadaku. Oleh karena itu, putraku ini kuberi nama Abdul Qadir, dengan harapan, Allah SWT memberikan nama maqam dan kewalian-Nya sebagaimana Syekh Abdul Qadir Jailani.”Demikianlah, kemudian Habib Ahmad memberi nama Abdul Qadir karena mengharap berkah (tafa’ul) agar ilmu dan maqam Abdul Qadir seperti Syekh Abdul Qadir Jaelani.Sejak kecil, ia sangat rajin dan tekun dalam mencari ilmu. Sebagai murid, ia dikenal sangat cerdas dan tangkas dalam menerima pelajaran. Pada masa mudanya, ia dikenal sebagai orang yang mempunyai perhatian besar terhadap ilmu dan menaruh penghormatan yang tinggi kepada guru-gurunya. Tidaklah dinamakan mengagungkan ilmu bila tidak memuliakan ahli ilmu, demikian filosofi yang terpatri dalam kalbu Habib Abdul Qadir.Pernah suatu ketika di saat menuntut ilmu pada seorang mahaguru, ia ditegur dan diperingatkan, padahal Habib Abdul Qadir waktu itu pada pihak yang benar. Setelah memahami dan mengerti bahwa sang murid berada di pihak yang benar, sang guru minta maaf. Namun, Habib Abdul Qadir berkata, ”Meskipun saya benar, andaikan Paduka memukul muka hamba dengan tangan Paduka, tak ada rasa tidak menerima sedikit pun dalam diri hamba ini.” Itulah salah satu contoh keteladanan yang tinggi bagaimana seorang murid harus bersopan-santun pada gurunya.Guru-guru Habib Abdul Qadir, antara lain, Habib Abdullah bin Umar Asy-Syatiry, Habib Alwy bin Abdurrahman Al-Masyhur, Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor, Syekh Segaf bin Hasan Alaydrus, Syekh Imam Muhammad bin Abdul Qadir Al-Kattany, Syekh Umar bin Harridan Al-Magroby, Habib Ali bin Zain Al-Hadi, Habib Ahmad bin Hasan Alatas, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy, Syekh Abubakar bin Ahmad Al-Khatib, Syekh Abdurrahman Bahurmuz.Dalam usia yang masih anak-anak, ia telah hafal Al-Quran. Tahun 1331 H/1912 M, ia telah mendapat ijazah dan berhak memberikan fatwa agama, antara lain di bidang hukum, dakwah, pendidikan, dan sosial. Ini merupakan anugerah Allah SWT yang telah diberikan kepada hamba pilihan-Nya.Maka tidak berlebihan bila salah seorang gurunya, Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab, menyatakan, ”Ilmu fiqih Marga Bilfagih setara dengan ilmu fiqih Imam Adzro’iy, sedangkan dalam bidang tasawuf serta kesusastraan bagai lautan tak bertepi.”Sebelum meninggalkan kota Tarim untuk berdakwah, di tanah kelahirannya ia sempat mendirikan organisasi pendidikan sosial Jami’yyatul Ukhuwwah wal Mu’awanah dan Jami’yyah An-Nasr Wal Fudho’il tahun 1919 M.Sebelum berhijrah ke Indonesia, Habib Abdul Qadir menyempatkan diri beribadah haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan dan singgah di beberapa kota dan negara, seperti Aden, Pakistan, India, Malaysia, dan Singapura. Di setiap kota yang disinggahi, ia selalu membina umat, baik secara umum maupun khusus, dalam lembaga pendidikan dan majelis taklim.Tiba di Indonesia tepatnya di kota Surabaya tahun 1919 M/1338 H dan langsung diangkat sebagai direktur Madrasah Al-Khairiyah. Selanjutnya, ia mendirikan Lembaga Pendidikan Madrasah Ar-Rabithah di kota Solo tahun 1351 H/1931 M.Selepas bermukim dan menunaikan ibadah haji di Makkah, sekembalinya ke Indonesia tanggal 12 Februari 1945 ia mendirikan Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah dan Perguruan Islam Tinggi di kota Malang. Ia pernah diangkat sebagai dosen mata kuliah tafsir pada IAIN Malang pada 1330 H/1960 M.Keistimewaan Habib Abdul Qadir adalah, ia ahli ilmu alat, nahwu, sharaf, manthiq, ilmu kalam, serta ma’any, bayan, dan badi (tiga yang terakhir merupakan bagian ilmu sastra). Dalam bidang hadits, penguasaannya adalah bidang riwayat maupun dirayah, dan hafal ribuan hadits. Di samping itu, ia banyak mendapat hadits Al-Musalsal, yakni riwayat hadits yang tersambung langsung kepada Rasulullah SAW. Ini diperolehnya melalui saling tukar isnad (saling menukar periwayatan hadits) dengan Sayid Alwy bin Abas Al-Maliky saat berkunjung ke Makkah.Sebagai seorang ulama yang menaruh perhatian besar dalam dunia pendidikan, ia juga giat mendirikan taklim di beberapa daerah, seperti Lembaga Pendidikan Guru Agama di Sawangan, Bogor, dan Madrasah Darussalam Tegal, Jawa Tengah.Banyak santrinya yang di kemudian hari juga meneruskan jejaknya sebagai muballigh dan ulama, seperti Habib Ahmad Al-Habsy (Ponpes Ar-Riyadh Palembang), Habib Muhammad Ba’abud (Ponpes Darul Nasyi’in Malang), Habib Syekh bin Ali Al Jufri (Ponpes Al-Khairat Jakarta Timur), K.H. Alawy Muhammad (Ponpes At-Taroqy Sampang, Madura). Perlu disebutkan, Prof. Dr. Quraisy Shihab dan Prof. Dr. Alwi Shihab pun alumnus pesantren ini.Habib Abdul Qadir wafat pada 21 Jumadil Akhir 1382 H/19 November 1962 dalam usia 62 tahun. Kala saat-saat terakhirnya, ia berkata kepada putra tunggalnya, Habib Abdullah, ”… Lihatlah, wahai anakku. Ini kakekmu, Muhammad SAW, datang. Dan ini ibumu, Sayyidatunal Fatimah, datang….” Ribuan umat berdatangan untuk meyampaikan penghormatan terakhir kepada sang permata ilmu yang mumpuni itu. Setelah disemayamkan di Masjid Jami’ Malang, ia dimakamkan di kompleks makam Kasin, Malang, Jawa Timur.diringkas dari manakib tulisan Habib Soleh bin Ahmad Alaydrus, pengajar Ponpes Darul Hadits Malang, Jawa Timur Di posting ulang dari halaman facebook : SEJARAH ULAMA DAN KARAMAHNYA Di dalam halaman tersebut tulisan ini di publikasikan oleh : Firman Syarief Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua, Amin..
http://www.masdull.com/2020/01/al-habib-abdul-qadir-bin-ahmad-bilfagih.html
4 notes
·
View notes
Text
AYO, TERUS MENJAGANYA...
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS 3;104)
Surat Ali Imran : 104, memang mempunyai power besar terhadap ia yang menekatkan diri untuk berjuang atas nama Allah, menyuarakan kebaikan, mencegah keburukan; Aktivis Dakwah. Surat ini pertama kali saya jumpai ketika di SMP. Pada saat itu ada di mata pelajaran KeMuhammadiyahan. Makna suratnya masih bersinggungan dengan perjuangan K.H Ahmad Dahlan (sang pendiri Muhammadiyah, pada 1912 silam).
Surat itu kembali saya termukan, tatkala mengikuti kegiatan bernama Dauroh (semacam agenda pelatihan dan penambah wawasan). saat itu juga Allah pertemukan saya dengan puluhan kawan yang shalih (in Syaa Allah) dan memiliki macam-macam potensi yang keren-keren.
Sejak masuk kampus, pada agenda LFK Show (dimana saat itu seluruh lembaga formal kampus ditunjukan pada ribun mahasiswa baru) yang bertujuan untuk mempromosikan UKM dan lain sebagainya. Mata saya sudah terfokus pada Lembaga Dakwah Kampusnya. Dengan menampilkan orasi islami dan nasyid membuat saya tergugah. Dalam hati, “wah semenark itu kah?”. Maka, tanpa ragu saya ambil flyernya. Juga beberapa flyer lainya, seperti PEC (English), GEMA (Jurnalistik), ASTADECA (Mapala), dan Poros (Radio Kampus).
Dari semua itu, saya terfokus pada LDKnya saja. Singkat cerita saya tergabung dalam keanggotaannya. Pada divisi Syiar. Wah, Maa Syaa Allah, kenapa saya ditempatkan pada divisi seberat ini? Kenapa gak di divisi yang berhubungan dengan media? Yang pada saat itu menjadi salah satu passion saya. Tapi, namanya mau menambah wawasan, saya ikuti alurnya.
Kurang lebih satu periode kepengurusan, saya mendapat banyak pelajaran. Salah satu program kerja divisi syiar adalah mensyiarkan islam yang dikemas melalui kajian-kajian rutin pekanan juga event keislaman lainnya. Di situ para anggota dituntut untuk kreatif dalam mensyiarkan islam pada civitas akademik atau bahkan khalayak umum. Bisa bayangkan? Pada era saat ini kegiatan keagamaan memang menjadi salah satu hal yang paling membosankan.
Tapi, saya dikelilingi oleh kawan-kawan yang seakan tak kenal lelah asal lillah. Membuat saya tergakum oleh mereka. Yang rela habis waktunya untuk berkumpul membahas kegiatan apa saja yang bisa dilakukan? Mereka tidak memilih diam. Tidak memilih untuk sekadar menjadi penonton. Keringat mereka bercucuran untuk agamanya. Tapi alangkah indahnya ada di sekeliling mereka. Senyum manisnya selalu membuat lupa masalah. Di setiap perbincangan selalu ada do’a yang tersemat antar satu dengan yang lain. Di saat sedang lemah dan susah selalu saja ada tepukan dan uluran tangan sebagai penguat. Mereka begitu memperhatikan makna ‘satu tubuh’ dalam islam, yang juga tertuang dalam sebuah hadits;
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]
Beradanya saya di tengah-tengah mereka membuat saya merasa memiliki keluarga yang utuh. Memang benar, antar sesama itu bisa lebih erat ikatan melalui segelas air dari pada ikatan satu darah (anonim). Keseharian mereka juga membuat saya terbius oleh aroma positifnya. Maka saya mulai memutuskan untuk bisa memperbaiki kembali apa-apa yang bisa saya perbaiki pada diri saya.
Kala itu, saya melihat senior-senior saya tak saling bersentuhan antar laki-laki dan perempuan. Maka setelah saya berdiskusi dengan salah satu abang kelas saya yang teduh rupanya. Ia menuturkan sebuah hadits, yang isinya, “Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni). Merinding seketika saya. Bahwa dahsytnya ancaman Allah bagi para pelakunya. Hal itu sungguh sulit saya terapkan (awalnya). Hingga di awal semester tiga, Alhamdulillah Allah yakinkan hati saya. Hingga sejak semester 3 di perkuliahan saya belajar untuk tidak menyentuh wanita yang bukan mahrom (semoga Allah istiqomahkan di sepanjang hidup saya, aamiin).
Ya, selama satu periode saya bersama LDK membuat saya merubah banyak gaya hidup. Dari mulai cara berpakaian hingga berinteraksi dengan lawan jenis. Itu saya dapatkan tak lain dari apa yang selalu saya saksikan dari kawan-kawan di sekitar saya. Mereka menyajikan contoh dari perilakunya. Mereka menerapkan yang diajarkan Al-Qur’an dan Sunnah dengan akhlaknya. Sehingga, tersentuhlah hati saya. Saya cari dan yakinkan kembali pada diri saya, bahwa berbuat baik yang bermuara pada Allah itu memang tidaklah mudah. Banyak tantangan dan godaannya.
Terlebih, saat usai menjadi anggota LDK di satu kepengurusan LDK, saya menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan. Yang mana HIMA ini tentu tak sama dengan LDK dari segi pelaksanaan kegiatan sampai interaksi antar anggotanya (Yaa Allah ini ujian banget, disaat lagi belajar buat jadi lebih baik harus dihadapi hal seperti ini).
Masa-masa kampanye yang begitu mlelahkan. Saat tak ingin bersentuhan dengan lawan jenis menjadi bahan lawakan, saat ditantang memakai celana bolong menjadi bullyan, dan hal lainnya. Tapi, saya ingat. Semua harus memiliki strategi. Dari situ saya memilih tim sukses dari teman-teman dari kalangan anak-anak nongkrong. Sehingga, Alhamdulillah dihari-hari berikutnya, tim saya yang berasal dari anak tongkrongan itu bisa mengkomunikasikan pada sekalangannya dengan bahasa mereka alasan saya yang tak bersentuhan dan lainya. Lagi-lagi jika kita hanya diam dan pasrah dengan keadaan maka pasti kita yang malah akan terbawa, bukan malah membawa. Kita harus selalu punya strategi khusus untuk mempertahankan hal-hal terkait habluminallah tanpa membuat rishi habluminanas.
Maka, setelah saya terpilih menjadi Ketua Himpunan Jurusan. Saya merasa harus tetap membawa prinsip pada background awal terbentuknya saya. Iya! Saya dari divisi Syiar LDK. Maka, minimal saya harus bisa menjaga akhlak saya dimanapun saya bergerak. Jangan jadikan syiar selama satu periode sekadar hanya pengalaman. Maka, mensyiarkan kebaikan itu adalah sebuah keharusan. Entah, dikemas dalam bentuk apapun itu.
Dewasa ini saya melihat kondisi para pejuang-pejuang kampus memang seakan tenggelam. Meski, ditiap zaman pasti ada beda. Beda alur beda tantangan. Bahkan disuatu hari saya sempat berdiskusi dengan kawan saya, katanya “mungkin itu disebabkan mereka bukan atau ga memiliki background rohis atau contohnya kaya ente pernah di KPMD bang. Jadi ga terlalu kuat pegangannya.” Hmm, mendengar pernyataan ‘mungkin itu’ membuat saya tidak menyetujuiinya. Karena, bukankah masa lalu itu tidak selalu berkaitan erat dengan masa kini atau masa depan.
Ada juga yang neyeletuk,"Namanya orang itu kan beda-beda." Aduh, kalimat ini seakan menjadi senjata pembela (terkuat) bagi siapapun ia. Benar sekali orang itu berbeda-beda, tapi bukankah perubahan itu bisa dibuat. tak peduli seberbeda apapun ia, jika mau berubah, maka in Syaa Allah bisa. Bahkan, banyak yang justru baru mendapat hidayah ketika di kampus dia malah lebih semangat dan taat dari pada yang selama bertahun-tahun memiliki pengalaman rohis di sekolahnya. Bukankah, pernah dikisahkan dimasukannya ke Surga, seorang preman yang telah membunuh hampir seratus org karena taubatnya, dan dimasukan ke neraka seorang alim yang tak bisa menahan godaan syaitan di akhir hayatnya?
Jadi, benteng terkuat pada diri kita ya memang diri kita sendiri. Sejauh mana pertahanan yang sanggup kita jaga? Sekencang apa tekad kita untuk menjadi lebih baik lagi? Kita pertanyakan kembali itu hanya sebuah keinginan atau tekad sungguhan?
Bukankah Allah dalam firman-Nya menegaskan,
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad ; 7)
Maka, masihkah kita terus mencari celah. “Aduh sekarang tuh begini, kalau dulu enak begitu”. Kawan, sejatinya perjuangan selalu pahit dari para pejuang-pejuang terdahulu. menemui pedang yang bisa menghunusnya, menemukan cacian yang pedih, menemukan ancaman yang nyawa taruhannya. Gak ada perjuangan yang enteng. Ga ada perjuangan yang enak. Surga harganya mahal, gabisa diraih dengan ‘halu’.
Bahkan sahabat Rasul-pun mersakan lelah. “Yaa Rasulullah, kapankah kita beristirahat dari ini semua.” Tanya para sahabat, dan Rasu-lpun menjawab, “ketika kelak kaki kita telah menapak di surga-Nya”
Pernah dengar atau baca pujian Allah untuk orang-orang yang lebih lelah untuk-Nya?
“Tidaklah sama orang-orang yang duduk dari kaum mukminin dan tidak menanggung risiko bahaya apapun dibandingkan dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka. Allah mengutamakan kedudukan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka ketibang orang-orang yang duduk (tidak melakukan apa-apa). Dan setiap mereka dijanjikan kebaikan oleh Allah.’’ (QS An-Nisa ; 95)
Ya, perjuangan selalu memiliki risiko, kawan. Tinggal bagaimana kita minta dikuatkan dalam menanggungnya. Bagaimana keyakinan kita akan Allah selalu menyertai kepedihan dan kelelahan. Bagaimana siapnya kita dalam menanggung itu. MAU dan TIDAK MAU itu yang memutuskan kita. Maka, mau-kah kita menjadi orang yang sedikit yang dipilih Allah itu?
Dalam bukunya bang Edgar Hamas menuturkan sebuah renungan yang begitu menohok (bagi saya pribadi), “Renungan Bagi kita, generasi yang lahir di persimpangan sejarah; dunia sedang tidak baik-baik saja, dan kita anggap segalanya berjalan biasa, tentu ini sebuah kesalahan fatal. Maka, pastikan segala pekerjaan dan talenta yang kita punya menjadi bahan bakar untuk terus berjalananya kereta dakwah agar makin cepat lajunya.Jika kita tak memberikan yang terbaik yang kita punya, mudah bagi Allah untuk menggeser peran kita dan menggantikannya dengan kaum yang lain. Dan sejarah berjalan tanpa sedetikpun berhenti, mengabarkan lirih pada kita bahwa telah banyak umat dihempas karena meremehkan amanah penciptanya."
Ayo kita selalu menjadi perenung dan pembelajar dari –pedihnya sejarah terdahulu. Seperti keruntuhan yang dialami Granada, Yang kepedihannya sampai mengilangkan cahaya islam di tanah Spanyol. Semoga kita bisa menjadi sang pengembali cahaya islam, bukan malah menjadi penyebab redupnya. Semoga kita bisa menjadi muslim yang menggambarkan islam sebagai rahmatan lil alamin.
Sungguh kawan, tulisan ini saya buat semata-mata untuk pengingat saya pribadi. Apapun yang dirasa kurang baik, itu semata-mata karena belum baiknya diri saya. Dan, jika ada kebaikan sedikitnya, semoga bermanfaat.
“Allah takan melupakan kebaikan yang kau beri, kesusahan orang lain yang kau atasi, dan mata yang hamper saja menangis lalu kau buat bahagia. Hiduplah di atas prinsip –Jadilah orang baik, meskipun kau tak diperlakukan baik oleh orang lain-“, Aan Chandra.
Mari, lanjutkan perjalanan.
Sampai bertemu di tulisan berikutnya.
3 notes
·
View notes
Text
Artikel Genre Musik Reggae Tugas Seni Musik
Kelompok : 3
1. Eka Aditiya
2. Ellank Barreta
3. Lisa syelfiana
4. Lu’lu’il Maknun
5. Noviyani
SMK MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2017/2018
1. Pengertian Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an. Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
2. Sejarah Reggae
"Musik Jamaica Pendahulu" Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut "Burru" yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut "talking drums" (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. "Jonkanoo" adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat "bop". Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian "skankin" pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai pencipta "ska". Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan "Rock Steady" yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
"Reggae N Rasta" Bob Marley tentunya adalah bintang musik "dunia ketiga" pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya "The Harder they Come" pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini. "Apa sih Reggae" Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang 'berkotbah' dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya. "Reg-ay" bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang 'dibalik' dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika - Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi 'lubang - lubang' iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi. "Ngga asli Jamaika lho!" Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan. "It's Influences" Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya 'Dancehall' Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.
3. Reggae di Indonesia
Beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik Reggae dan sub-ragamnya Indonesia antara lain Imanez, Tony Q Rastafara, Gangstarasta, Steven & Coconut Treez, Souljah, Ras Muhammad, Joni Agung (Bali), Marapu (Yogyakarta), dan Cozy Republic (Jakarta). Sekitar tahun 1986 musik Reggae mulai dikumandangkan di Indonesia, band tersebut adalah Black Brothers Papua, Black Company sebuah band dengan genre Reggae, pada tahun 1988 sekelompok anak papua yang bermarkas di jalan Cilaki 59 yang sedang study di bandung, mendirikan sebuah group band reggae (Emergency Reggae Band : Eddie Mangun Lead Voc, Ian Linderth Rumaropen (Bass),Onggo (Rythem Guitar) Max Karubaba ( Keyboard) & Marthin Kondologit (Drums)) dan beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya, kemudian ada Asian Force dan Abresso, Jamming lalu Tony Q Rastafara. Pada tahun 2001, muncul band Gangstarasta sekelompok anak muda yang memainkan musik reggae, lalu tahun 2006 Steven & Coconut Treez dengan hits "Welcome To My Paradise.ditambah dengan album orang.
4. Alat-alat Musik Reggae
Kami akan sedikit mejelaskan tentang alat-alat musik reggae, berikut adalah alat-alat musik reggae :
Drum Set.
Semua orang pasti tau dan mengerti dengan alat musik ini, karena semua musik pasti tak lengkap dengan tidak adanya alat ini. Dan musik Reggae pun juga begitu. Walaupun ketukkannya berbeda dengan musik lain, ini menjadi ciri khas sendiri Musik Reggae yang sudah di arasemenkan dalam suara khas Indonesia.
Keyboard- Piano.
Gampang-gampang susah memainkan alat musik ini. Piano merupakan alat musik yang bisa dikategorikan bagian dari furniture mewah dan indah,yang bisa dijadikan sebagai pajangan rumah.Perbedaanya furniture yang satu ini dilengkapi dengan musik modern yang berfungsi untuk memainkan musik sebagai hiburan. Karenannya alat musik ini haru membutuhkan perawatan yang baik dari si pemiliknya.Piano adalah alat musik yang sangat kompleks dan terdiri dari material-material yang mahal. Ada lebih dari 9.000 bagian pada kunci ditambah dengan bagian kombinasi lainnya. Jika dianalisa material dari piano, maka akan terlihat kayu dengan kualitas tinggi, besi,baja,tembaga,plastik,kuningan,kapas,bahan perekat dan sebagainya. Maka bisa dibayangkan seberapa sulitnya membersihkan bagian-bagian yang tidak mudah dijangkau didalam piano.
Gitar.
Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat. Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik. Gitar akustik, dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja, dan gitar archtop. Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif. Gitar elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi bunyi gitar. Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid body) dirasa lebih sesuai.
Gitar Bass Elektik.
Gitar bass elektrik (biasa disebut Bass elektrik atau bass saja) adalah alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih besar, leher yang lebih panjang, dan biasanya memiliki empat senar (dibandingkan dengan gitar yang memiliki enam senar). Bobot dari bass sendiri idealnya lebih berat daripada gitar listrik biasa, karena senarnya yang lebih tebal (untuk menjaga kerendahan nada/bunyi) sehingga menyebabkan harus memilih kayu yang lebih padat dan keras untuk menyeimbangi tekanan pada neck (leher gitar). Selain itu ukuran fret (kolom pada gitar) yang lebih besar yang disesuaikan dengan panjang senar (scale). Ada banyak jenis bass yang dipakai sampai dengan saat ini. Yang paling banyak dipakai berupa contra bass dan cello bass (yang biasa digunakan untuk pertunjukan opera), bass listrik (biasa digunakan untuk semua jenis pertunjukan terutama band) serta bass fretless yang sama dengan bass listrik tapi tidak ada fret (kolom/pembatas pada papan tekan/neck) pada bass tersebut. Prinsip kerja bass fretless mirip dengan contra/cello bass hanya saja berbentuk gitar listrik.
Saxophone.
Saxophone adalah alat musik yang masuk dalam kategori aerophone, single-reed woodwind instrument. Saat ini saxophone sangat popular digunakan dalam musik Reggae, dan memiliki berbagai jenis dengan range yang berbeda-beda.
Saxophone berasal dari Belgia, dibuat oleh seorang pemain clarinet dan pembuat alat musik bernama Adolphe Sax pada awal tahun 1840. Tentang bagaimana munculnya ide pembuatan Saxophone sendiri tidak jelas, dan para ahli menyimpulkan bahwa salah satu kemungkinan adalah Saxophone lahir dari hasil eksperimen Sax dengan berbagai Clarinet, Adolphe Sax juga terkenal dengan desain ulang Bass Clarinet, dengan dua register instrument yang terpisah satu oktaf.
Djembe.
Djembe merupakan jenis alat musik perkusi. Sebagaimana kita ketahui alat musik ini berasal dari negara Afrika. Saat ini alat musik perkusi ini banyak digemamri di Indonesia. Menurut sejarah dari afrika alat musik ini digunakan untuk perlawanan melawan penjajah. Alat musik ini sangat penting bagi sejarah bangsa Afrika. Karena sangat populer alat musik djembe ini, banyak beberapa negara mempunyai komunitas bahkan penggemar alat musik jenis ini. Mulai dari belanda, kanada, belgia, bahkan korea. mereka sangat konsen dengan alat musik ini dan mengembangkan tehnik-tehnik baru untuk memperkaya seni dan kesenian djembe ini. mungkin anda juga tertarik untuk mengembangkannya. di indonesia juga sudah mulai banyak, terutama penggemar musik regge dan banyak juga kita jumpai di berbagai propinsi di Indonenesia.
1 note
·
View note
Text
Panggilan untuk Terus Berpuisi
[Jurnal Ilmyah: Hari #330]
Menulis puisi itu mudah. Anak SD juga sangat bisa melakukannya saat ditugaskan guru bahasa Indonesia waktu jam pelajaran berlangsung. Mudah dengan catatan kita mengabaikan kualitas dari puisi yang dihasilkan. Menulis puisi sama dengan nonton televisi, makan pagi, membaca novel, mengerjakan tugas kuliah, mendengarkan podcast, dan pekerjaan sehari-hari lainnya. Hal yang penting untuk dipunya hanyalah kemauan. Mau atau tidak untuk bergerak melakukannya.
Tapi kan persoalannya bukan itu. Menghasilkan puisi baguslah yang tidak mudah. Nah, standar bagus kemudian jadi pertanyaan berikutnya. Siapa yang berhak mengatakan puisi ini bagus dan tidak bagus? Para kritikus yang secara khusus mengkritisi puisi itu ada, tapi medium publikasi puisi pada saat ini pun tidak cuma dalam bentuk buku dan koran saja, ada banyak platform lain yang bisa jadi panggung bagi para penikmat puisi untuk menyajikan puisinya. Celakanya, tidak ada proses kurasi yang ketat di sini. Para aktivis platform tersebutlah yang jadi kritikusnya. Sebut saja misalnya di media sosial Instagram.
Bagi saya sendiri, akhir-akhir ini menulis puisi menjadi satu aktivitas yang amat menyenangkan. Saya tidak menargetkan menulis sekian puisi dalam satu minggunya. Namun, dikarenakan begitu sering saya membaca puisi-puisi bagus (versi saya), akhirnya keinginan untuk juga menulis puisi buatan sendiri cukup tinggi. Dorongan buat dari hari ke hari meningkatkan tingkat kebagusan puisi menjadi lahir dengan sendirinya. Perihal dimuat dan tidak dimuat di koran, itu jadi pertimbangan ke sekian. Perihal diterbitkan dan tidak diterbitkan dalam bentuk buku pun, tidak terlalu jadi soal.
Meskipun sebenarnya belakangan saya cukup sering mengecek di grup facebook Sastra Minggu dan Sastra Koran Majalah berkaitan dengan puisi yang saya kirimkan di minggu tertentu. Dan saya juga sedang mempersiapkan buku kumpulan puisi untuk coba ditawarkan ke penerbit. Jadi yang mana yang benar? Mengabaikan dimuat dan diterbitkan untuk terus berkarya saja atau bagaimana? Dua-duanya penting juga sih. He.
Di kalangan anak-anak muda (katakan dari mulai jenjang SMP) saya melihat kecenderungan mereka menyenangi puisi. Entahlah, bagaimana anak SMP dan seterusnya memaknai puisi. Saya sendiri saat MTs. lalu, di mana pada masa-masa tersebutlah saya mulai masuk ke rimba puisi yang amat luas ini, hanya menikmati puisi dari lapisan terluarnya saja. Bagi saya waktu itu, puisi itu sebuah karya sastra yang keren. Dan ternyata pemaknaan tersebut masih berlaku buat saya sekarang.
Saya menikmati puisi belum sampai pada tahap mencoba membongkar apa gagasan yang ingin disampaikan si penyair. Saya pun belum punya kemampuan untuk mengkritisinya dengan analisis-analisis yang berdasarkan teori sastra yang ada. Wong saya juga belum punya alat-alat itu. Saya mulai intens berpuisi mungkin sejak sekitaran 2 tahun lalu, di mana saya mulai terjebak dalam kejenuhan mengerjakan skripsi. Sementara itu, meskipun pada faktanya menulis puisi bagus tadi itu sulit, dan membaca puisi juga dengan karakteristik puisi yang agak gelap juga sulit ditembus tersebut, tetap saya lebih enjoy mengakrabi puisi ketimbang skripsi.
Melihat durasi persinggungan saya dengan puisi yang lumayan sudah panjang (kalau dihitung sejak saya MTs.) seharusnya saya sudah bisa sampai di tahap menikmati puisi sampai ke dasar lapisannya. Semestinya saya sudah piawai untuk membuat esai-esai kritik sastra (puisi dalam hal ini) dan mampu berdialog lebih dalam bersama para penikmat puisi (garis keras) lainnya. Tapi da sulit. Sulit atau malas? Kalau kamu mau mencoba, pastinya bakal bisa juga. Menyikapi kenyataan seperti ini, jujur, saya malu dengan diri saya sendiri. Mengapa begitu lambatnya saya menguasai dan memahami sesuatu. Yang dalam hal ini, tentu menguliti puisi sampai ke hal paling intinya.
Selasa (19/11/18) lalu saya berkesempatan menimba ilmu puisi dari dua orang keren di UPI. Keduanya bisa dibilang orang-orang penting di ASAS UPI. Sebut saja kang Zulfa yang belakangan lebih dikenal sebagai kritikus sastra di Bandung. Mungkin juga di luar Bandung. Doi cukup sering menjadi kurator di event-event seni maupun sastra. Salah satunya acara Seni Bandung #2 beberapa saat lalu. Ternyata tempat tinggalnya dekat kosan saya banget. Berjarak sekitar 30 meter lah. Sebelum kosan saya ada sebuah gang kecil (gang Abah Jangkung namanya), dan kosan kang Zulfa tepat di samping mulut gang itu. Saya meminta kang Zulfa untuk mengomentari draft kumpulan puisi saya.
Di waktu bersamaan ternyata sedang ada kang Willy di sana. Kang Willy ini penyair asal Ciamis. Selain menulis puisi, dia juga mahir membacakannya. Pada Lomba Baca Puisi Piala Rendra tahun ini saja, kang Willy keluar sebagai juaranya. Mantap enggak tuh bro? Lalu saya datang ke sana dan berkesempatan diajari sama dua orang ini. Saya bilang ke teh Nurul dan Kang Taufiq, kalau saya serasa dimentori mereka. Alhamdulillah, sebuah nikmat yang sungguh tak terkira. Puisi menjadi jalan saya bisa bertemu dengan orang-orang keren. Puisi seakan menunjukkan sendiri jalan mana yang harus saya tempuh untuk menemukannya.
Di kamar kosan yang tidak terlalu luas itu saya mendapat banyak pencerahan seputar puisi, plus seputar hal-hal yang mesti diketahui terkait kiat menerbitkan buku puisi. Lumayan men, sekitar 2 jam saya berbincang keduanya. Ada banyak hal yang saya dapat dari obrolan santai itu. Kang Zulfa bilang bahwa hal penting saat hendak menerbitkan buku puisi adalah posisi puisi paling awal. Puisi itu harus yang paling dijagokan. Kurang lebih begitu. Sementara di draft puisi yang kemarin saya bawa, itu posisi puisinya masih random. Puisi yang disimpan paling pertama adalah puisi paling baru. Oke, saya catat hal itu. Selanjutnya soal konsistensi dalam menuliskan judul. Kalau mau hurufnya kecil, ya kecil semua di judul-judul lainnya. Atau kalau mau campuran, hendaknya itu diberlakukan pula pada yang lain. Katanya, hal-hal teknis ini pun jadi pertimbangan redaktur saat menyeleksi naskah puisi.
Ilmu yang juga tak kalah penting yaitu soal “pisau” yang saya gunakan dalam menulis puisi. Atau secara sederhana adalah sudut pandang apa yang saya gunakan untuk melihat realitas di dunia ini kaitannya dalam berpuisi. Kang Zulfa melanjutkan dengan memberi contoh mengenai hal ini. Katanya Pramoedya misalnya menggunakan teori sosialisme dalam menulis banyak karyanya. Nah, kamu pakai pisau mana? Kurang lebih itu pertanyaan yang diajukan kang Zulfa pada saya. Kang Zulfa pun mengapresiasi beberapa puisi saya. Beberapa di antaranya yang berjudul masa depan ingatan, Negla, dan berfoto bersama. Tentu saya senang mendengar pujian itu dan jadi makin semangat terus berpuisi.
Sementara itu, kang Willy berpesan untuk membaca banyak puisi dari penyair-penyair yang secara karya sesuai dengan gaya yang saya minati. Ia menyebut beberapa nama seperti Sitor Situmorang, Chairil Anwar, dan beberapa yang lain, saya agak lupa.
Intinya sih dari keduanya saya mendapatkan poin penting bahwa berpuisi itu harus serius. Dalam pemilihan kata misalnya, sebisa mungkin harus selektif dan dari satu kata ke kata lain itu mesti punya fungsi. Bagus kalau kata yang dipilih punya emosi tertentu. Dan memang idealnya harus seperti itu. Itu tentu bukan pekerjaan yang ringan Ferguso. Ada banyak hal lain yang ditekankan kang Zulfa dan kang Willy pada percakapan Selasa siang menuju sore itu. Saya merekamnya untuk kemudian didengarkan kembali.
Saya merasa pintu kepenyairan saya kian terbuka lebar. Tinggal saya konsisten atau tidak menelusuri apa-apa yang tersaji di dalam semesta kata-kata itu. Dengan berbekal gigih menulis puisi dan SKSD dengan beberapa penyair (baik muda maupun tua) sebenarnya saya bisa mengakselerasi kemampuan dalam berpuisi. Saya membuktikan ini secara langsung.
Beberapa hari belakangan, saya menginformasikan pemuatan puisi kang Rendy Jean Satria di beberapa koran lewat DM Instagram. Kang Rendy tentu senang dengan kabar baik yang saya sampaikan. Dan mulai terbangunlah saling respect. Menyadari hal tersebut, saya pun masuk untuk bisa berguru sama doi. Saya minta kesediaan kang Rendy untuk mengomentari puisi-puisi saya. Kang Rendy bilang bersedia mengomentari puisi-puisi saya setelah sebelumnya bilang kalau puisi saya menarik bagi dia. Ini pun terang membikin saya kian gandrung terhadap puisi. Terlebih lagi, kang Rendy berpesan agar saya terus menulis puisi secara ikhlas. So romantic.
Lalu tak ketinggalan, saya pun meminta salah satu penyair Jawa Tengah yang telah menghasilkan banyak buku puisi untuk membaca draft puisi saya: mas Dimas Indiana Senja. Saya kenal beliau karena kami sama-sama alumnus Kampus Fiksi Non Fiksi #2 di tahun 2015 lalu. Kenapa saya tidak memanfaatkan relasi berharga ini? Mas Dimas pun bersedia. Saya mengirimkan draft puisinya kemarin.
Bila saja keberanian dan percobaan sok kenal sok dekat ini diterapkan pada penyair-penyair lain, bisa saja peluang saya kian mendapat banyak ilmu perihal puisi, akan saya peroleh. Misalnya ke pak Acep Zamzam Noor, bung Aan Mansyur, Opa Sapardi dan penyair-penyair keren lain. Namun, saya merasa perlu meniti tangga secara bertahap. Kalau misalnya, buku puisi saya sudah terbit, bolehlah saya mencoba menawarkan diri untuk bisa dibantai karyanya sama mereka itu. Sekarang, konkretkan dulu saja keinginan untuk menerbitkan buku puisi itu dan jangan lupa menggarapnya secara sungguh-sungguh.
Banyak orang-orang yang sebelumnya intens berpuisi dan dengan beragam faktor, kini mereka tidak lagi melakukannya. Ini soal prioritas dan keterpanggilan sebenarnya. Sementara itu, saya sedang ada di fase keterpanggilan itu. Mungkin keterpanggilan yang pertama. Sebab, saya pikir kelak akan ada panggilan-panggilan berikutnya. Bisa jadi saat dipanggil puisi pada masa x, lantaran sedang fokus dengan yang lain, seseorang bisa mengabaikan panggilan tersebut. Saya tidak ingin seperti itu. Kalau bisa, saya ingin terus berpuisi, sampai tua nanti (jika berkesempatan), sampai mati.
Muhammad Irfan Ilmy | Negla, 24 November 2018
sumber gambar: Coachmargetty.com
3 notes
·
View notes
Text
YUK GOTONG ROYONG BANTU YANG KEKURANGAN.? https://www.sedekahamanah.com/p/bantuan-untuk-yang-terdampak-covid-19.html..Di tengah wabah yang melanda | yuk gotong royong untuk membantu mereka yang kekurangan..Di tengah maraknya wabah covid-19 yang sedang melanda, dan anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar rumah, hal itu membuat banyak sekali kepala keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga..Sedekah Amanah berinisiatif untuk mengadakan program pembagian sembako kepada warga masyarakat yang tentunya sangat memerlukan bantuan tersebut..Program pembagian sembako ini insya Allah akan kami lakukan setiap sepekan sekali di area dusun Tanjung dan sekitarnya yang berada di desa Gasang kecamatan Tulakan kabupaten Pacitan. Semoga Allah ta’ala berikan kemudahan..Adapun jumlah paket yang dibutuhkan estimasi 50 paket dengan harga paket ± @70.000 *total kebutuhan Rp. 3.500.000* dengan paket yang berisi :.• Beras• Mie Instan• Telur • Minyak Goreng..Bagi muhsinin yang ingin berpartisipasi dalam program ini silahkan mengirim ke rekening berikut: .• BSM : 7107559161 atas nama Mahfut Efendi (Kode Bank : 451)..Jika tidak konfirmasi, tambahkan kode unik 19 pada nominal (contoh: 1.000.019)..Untuk konfirmasi kirim ke WA. 0838-4504-4435.Dengan format sebagai berikut:Paket Sembako 19 # Nama # Kota # Jumlah Transfer.Contoh:Paket Sembako 19 # Abdullah # Pontianak # 1.000.000..** Kalau bisa sertakan bukti transfer===================..Dengan berdonasi 70ribu saja Anda akan mendapatkan keutamaan berikut..Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:.“Allah ta’ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong sesamanya.” Beliau juga bersabda: “Barang siapa menolong saudaranya yang membutuhkan maka Allah ta’ala akan menolongnya.”(HR. Muslim)..Semoga Allah balas kebaikannya dengan pahala yang melimpah dan diberikan keberkahan rezeki..Jazaakumullahu khairan wabarakallahufiikum…...#stayhome #stayathome #dirumahaja #karantinawilayah #sedekah #sedekahamanahofficial #keutamaansedekah Sumber : Instagram / salafittiba Alhamdulillah Allohumma Sholli 'Ala Nabiyina Muhammad Wa Ahlihi Wa Ashhabihi Wa Ummatihi. Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimatihi. Jazakumullah sudah ikut men-share (membagikan) konten ini, insya Alloh jadi amal jariyah untuk kebaikan dunia akhirat kita. Aamiin
#Instagram2020All#karantinawilayah#keutamaansedekah#Sedekah#sedekahamanahofficial#stayathome#stayhome
0 notes
Video
youtube
TAFSIR SURAT AN-NABA 1 – 20 (Ustadz Abu Humairoh – Surabaya Mengaji)
Resume kajian untuk kamu yang lebih senang membaca daripada mendengarkan. Mohon dibetulkan jika dalam penulisan resume terdapat kesalahan, ya. Terima kasih dan selamat membaca! :)
Surat An-Naba dalam tartib Al-Qur’an merupakan surat ke-78. Surat ini terdiri dari 40 ayat, 174 kalimat, dan 766 huruf. Keseluruhan ayat dalam surat turun di Makkah atau disebut Surat Makkiyyah. Disebut Surat Makkiyah bukan tersebab surat tersebut turun di Makkah, atau disebut Surat Madaniyah karena surat turun di Madinah. Sebuah surat disebut Makkiyah karena surat tersebut turun sebelum Rasulullah saw. hijrah. Sedangkan Surat Madaniyah turun setelah Rasulullah saw. hijrah, meskipun tetap turun di Makkah. Contoh: Surat An-Nashr (Surat setelah Al-Lahab) turun di Makkah, tetapi surat ini masuk ke dalam Surat Madaniyah, karena turun setelah Rasulullah saw. hijrah.
Nama lain dari Surat An-Naba, yaitu: Surat ‘Amma, Surat ‘Amma yatasā`alụn, Surat At-Tasaul, dan Surat Al-Mu’tsirat. Ulama berpendapat ketika sebuah surat memiliki banyak nama, itu berarti surat tersebut sangat agung dan memiliki kandungan yang luar biasa.
Keutamaan atau fadhilah surat ini disebutkan dalam hadits (meski secara riwayat hampir secara keseluruhan hadist tentang fadhilah membaca Surat An-Naba semuanya lemah atau dhaif). Akan tetapi, ada satu hadits yang masyhur dicatat oleh Ulama Ahli Tafsir tentang keutamaan membaca Surat An-Naba, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abdullah bin Abbas ra. di mana dia mengatakan, “Ketika berbicara tentang Abu Bakar Ash-Shidiq ra. yang datang dan bertanya ke Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, kenapa rambutmu beruban?” Kemudian Rasulullah saw. menjawab, “Hal yang membuat rambutku beruban adalah Surat Hud, Surat Al-Waqiah, Surat Al-Mursalat, Surat ‘Amma yatasā`alụn, dan Surat Idzassamsu Kuwirat.””
Kenapa Nabi saw. bersabda seperti itu? Karena keseluruhan surat-surat tersebut berbicara tentang kiamat. Bicara kiamat sama artinya dengan berbicara tentang sesuatu yang sangat menakutkan dan menyeramkan. Menurut Ahli Kesehatan, orang yang mengalami ketakutan berlebih terhadap sesuatu dapat tua sebelum waktunya.
Ustadz Abu Humairoh teringat cerita Gurunya (saat ia bersekolah di Yaman) yang bernama Syaikh Abdul Aziz. Syaikh Abdul Aziz bercerita tentang seorang Guru Madrasah yang menghukum muridnya, seorang putri kelas 3 SD dengan cara menguncinya di dalam kamar mandi. Ia berjanji akan membukakan pintu setelah mengajar, tapi qadarullah ia lupa dan setelah mengajar langsung pulang ke rumahnya. Baru setelah tengah malam, Sang Guru tersadar. Akhirnya ia ke sekolah dan membuka pintu kamar mandi. Setelah dibuka, anak yang terkunci di dalam kamar mandi sudah beruban. Karena apa? Karena kamar mandi adalah (kita tahu) tempat syietan. Anak tersebut ketakutan kemudian menjadi beruban. Beruban sebelum waktunya.
Sebab turun Surat An-Naba
Sebetulnya orang-orang Musyrik Arab (orang Quraisy) sudah diupayakan untuk diarahkan ke tauhid. Karena bagaimanapun, orang Quraisy secara umum sudah mengenal Allah tersebab Ka’bah yang ditinggalkan Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. Orang Quraisy seluruhnya adalah keturunan Nabi Ismail as. dan mereka sangat mengagungkan Ka’bah. Orang Quraisy juga sangat mengenal Allah SWT. Bahkan ketika mereka ditanya perihal siapa yang menciptakan langit dan bumi, pasti jawaban mereka adalah Allah. Mereka tidak memperdebatkan soal Allah. Kemudian apa yang diperdebatkan oleh orang Quraisy? Yang diperdebatkan yaitu ketika Nabi saw. berbicara tentang 3 pokok Pondasi Islam, diantaranya: 1) Al-Qur’an, 2) Kenabian, 3) Hari Akhir/ Hari Kebangkitan.
“Apakah betul Al-Qur’an itu firman Allah?”
“Apakah betul Muhammad saw. seorang Nabi utusan Allah?”
“Apakah betul setelah kematian itu ada Hari Kebangkitan? Ada Hisab, ada Jaza’, ada Ma’syar, ada Surga, dan ada Neraka?”
Orang Qurasiy berdebat di antara sesama mereka yang kemudian terpecah menjadi 2 kubu. Ada kubu yang membenarkan dan lebih banyak kubu yang mendustakan.
Oleh sebab itulah Allah bertanya, “‘Amma yatasā`alụn?” (Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?). Karena orang Yahudi dan orang Nasrani tidak mengingkari Hari Akhir. Bahkan mereka mengklaim merekalah yang akan masuk surga. Mereka juga mengatakan, “Tidak akan masuk surga kecuali Yahudi dan Nasrani.” Berbeda dengan orang Musyrik yang mengingkari Hari Akhir dan bertanya-tanya tentang itu.
Pertanyaan Allah tertuang dalam Surat An-Naba:
1. ‘Amma yatasā`alụn. Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
‘Amma terdiri dari “an” dan “ma” tentang apa. Tentang apakah, “yatasā`alụn” Mereka orang-orang musyrik jahiliyah bertanya-tanya.
2. Anin-naba`il-‘adẓīm. Tentang berita yang sangat besar.
Ahli tafsir memberi catata terhadap “naba`il-‘adẓīm” atau “berita yang sangat besar.”
Pertama “naba`il-‘adẓīm” yang memiliki tafsir At-Tauhid.
Ketika Rasul saw. datang kepada orang musyrik Quraisy dan mengatakan, “Katakan oleh kalian tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, maka kalian akan selamat.” Respon orang musyrik Quraisy, “Apalah kau ini? Mendakwahkan satu Tuhan dan kami harus meninggalkan Tuhan yang banyak? Ini ajaib. Dakwah engkau ini, dakwah yang aneh! Masa kemudian banyaknya pinta kami, diserahkan hanya ke satu Tuhan saja?”
Ketika Nabi saw. datang meminta membuang Tuhan-tuhan yang banyak dan memerintahkan orang musyrik Quraisy untuk beriman kepada satu Tuhan yaitu Allah. Orang musyrik Quraisy mengatakan, “Syai’un ujaj,” yang berarti agama aneh. Agama yang tidak pernah dikenal Bapak Moyang orang Quraisy sebelumnya.
Tafsir kedua adalah Al-Qur’an.
Benar Al-Qur’an firman Allah atau bukan? Benar Al-Qur’an itu dari Allah atau buatan manusia?
Zaman Jahiliyah dulu, ada seorang laki-laki bernama Al-Walid bin Mughirah. Seorang kaya raya sekaligus penyair yang banyak hafal tak hanya syair manusia tapi juga syair jin. Kebun dan kebun kurmanya terbentang dari Makkah – Thaif. Al-Walid sering pula disebut Al-Wahid, karena menjadi satu-satunya orang di Makkah yang mampu mengkiswahkan (mengganti baju) Ka’bah tiap dua tahun sekali dengan uangnya sendiri. Tiap tahun, kiswah Ka’bah diganti. Pada tahun pertama, uang untuk penggantian kiswah diambil dari dana yang dikumpulkan orang-orang Quraisy. Selanjutnya pada tahun kedua, kiswah dilakukan oleh Al-Walid bin Mughirah. Al-Walid sebetulnya adalah orang baik, baiknya lagi ia juga tidak meminum khamr seperti masyarakat jahiliyah umumnya.
Suatu ketika Al-Walid datang kepada Abu Bakar ra. Ia ingin mendengar apa yang dituturkan Rasul saw. dari Al-Qur’an. Karena merasa tertarik (setelah datang dari Abu Bakar ra.) dia datang ke Rasul saw. Ia kemudian mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan oleh Rasulullah saw.
Tiba-tiba ia mengatakan di hadapan orang-orang Quraisy, “Demi Allah, tidak ada di antara kalian yang lebih paham daripada diriku tentang syair-syair Arab, rijis, qasidah, syair jin, dan lainnya. Demi Allah, apa yang dikatakan Muhammad saw. berbeda daripada syair yang kita lantunkan. Sungguh dalam bacaan Quran itu ada kelezatan dan kenikmatan. Dia bagaikan pohon yang berbuah atasnya dan akarnya sangat kuat. Dan sesungguhnya dia maha tinggi dan tidak lebih tinggi dari dia, dan sesungguhnya Al-Qur’an dapat menghantam apapun yang ada di bawahnya.”
Pada awalnya Al-Walid memuji dengan mengatakan demikian, tapi dia takut akan kedudukannya. Akhirnya ia mengingkarai pujian yang telah ia berikan kepada Al-Qur’an sebelumnya, “Al-Qur’an adalah sihir impor. Muhammad punya guru dari luar. Qur’an adalah sihir yang diimpor. Quran tidak lain adalah ucapan manusia.”
Ucapan Al-Walid bin Mughirah menanggapi Al-Qur’an di awal dan akhir berbeda, dan begitulah kebanyakan orang-orang musyrik. Ada yang memang total mendustakan Al-Qur’an dari awal sampai akhir, ada yang awalnya memuji Al-Qur’an kemudian mengingkari seperti Al-Walid, ada yang membenarkan dan akhirnya masuk Islam. Karena sebetulnya Al-Qur’an memang memiliki daya tarik. Contoh: ada beberapa Tokoh Quraisy saat malam hari mereka mendengarkan bacaan Qur’an Rasulullah saw. ketika sholat malam. Saat malam mereka cinta mendengarkan Al-Qur’an, jika siang berubah menjadi memusuhi. Mereka diantarnya: Abu Jahal, Amru Muhisyam, Umayah bin Khalaf, dan Al-Walid bin Mughirah. Mereka terkagum-kagum jika malam, karena Qur’an memang mempunyai daya tarik sehingga diperdebatkan.
Penafsiran ketiga berbicara tentang kenabian (kerasulan).
Apakah Nabi saw. betul seorang Rasul atau hanya orang biasa yang mengaku menjadi Nabi? Sampai-sampai sebagian orang Quraisy mencoba datang ke Madinah dan menjumpai pendeta-pendeta Yahudi di sana. Sesampai di sana berceritalah mereka ke pendeta Yahudi. Salah seorang Tokoh Yahudi mengatakan, “Tanya beberapa perkara kepada ‘orang yang mengaku nabi’ itu, kalau ‘orang yang mengaku nabi’ tersebut bisa menjawab, maka betul dia seorang Nabi. Sebaliknya kalau dia tidak bisa menjawab, dia hanyalah Nabi Palsu atau Nabi Kaleng-kaleng,”
Tanya ke ‘orang yang mengaku nabi’ tersebut perkara: pertama perkara ruh, kedua kisah 3 pemuda yang terjerembab ke dalam gua bagaimana kabarnya, dan ketiga sosok pemuda yang bertawaf mendakwahkan tauhid ke seluruh dunia.
Sekembali dari Madinah, orang Quraisy menanyakan 3 persoalan di atas untuk ditanyakan. Jika Rasul saw. dapat menjawab maka mereka akan mengakui bahwa Rasulullah betul seorang Nabi dan akan beriman kepada beliau. Rasul saw. begitu senang, sehingga langsung menjawab akan menjawabnya sehingga lupa mengatakan, “Insyaa Allah.” Padahal “Insyaa Allah” merupakan perkara yang sangat penting.
Rasul saw. tidak mungkin menjawab dengan hawa nafsunya. Rasul saw. kemudian menunggu Jibril. 1 hari, 2 hari, 3 hari, 1 pekan hingga selanjutnya berlau, tapi Jibril tak kunjung datang. Orang Quraisy mulai ramai mengatakan macam-macam tentang Rasul saw. Sesak dada Rasul saw. kala itu. Akhirnya Jibril baru datang setelah 1 bulan, dan memberikan jawaban:
1. Ruh adalah urusan Allah SWT;
2. Adapun anak-anak muda yang ditidurkan di gua adalah Ashabul Kahfi, yang selanjutnya Allah turun dan ceritakan dalam Surat Al-Kahfi;
3. Anak muda yang mendakwahkan tauhid ke seluruh dunia adalah Zulkarnain.
Ketiga perkara tersebut sudah dijawab oleh Rasul saw., tetapi orang Quraisy tetap tidak mau beriman. Allah SWT berfirman, “Ada orang-orang yang diberikan peringatan atau tidak mereka tetap tidak beriman,” seperti halnya watak orang Quraisy.
Al Walid bin Mughirah bertanya ke Rasul saw., “Kenapa yang menjadi Rasul engkau, Muhammad? Kenapa bukan saya atau orang mulia lain yang lebih banyak darimu?”
“Dan Allah SWT yang telah menciptakan makhluk-Nya. Dan dari makhluk itu, Allah yang memilih mana yang lebih unggul itu kehendak Allah. Kenabian dan kerasulan itu kehendak Allah. Bukan karena Nabi saw. ingin.”
Contoh lain ketika Allah menciptakan malaikat, Allah menjadikan Jibril sayyidul malaikat. Ketika Allah mencipta hari, Allah jadikan Jumat adalah sayyidul ayam. Ketika Allah mencipta bulan, Allah jadikan Ramadan sebagai bulan paling mulia, dan ketika Allah menciptakan Nabi dan Rasul, Allah jadikan Rasululah saw. sayyidul anbiya wal mursalin.
Kenabian dan kerasulan itu kehendak Allah. Bukan karena Nabi saw. ingin atau mengaku-ngaku Nabi seperti yang dilakukan Musalimah Al-Kadzab.
Tafsir keempat atau yang terakhir adalah tentang Hari Akhir (tafsir paling kuat).
Hari akhir atau hari kebangkitan, kehidupan setelah kematian, alam barzah, sangkakala, hari kiamat, saat manusia dikumpulkan di Padang Ma’syar, dihisab, ada surga, dan neraka.
Dakwah Nabi saw. di Makkah berfokus pada tauhid (kepercayaan terhadap Allah SWT), termasuk soal keyakinan kehidupan setelah kematian. Sedangkan dakwah Nabi saw. Madinah adalah tentang hukum atau syariat.
Inilah perkara besar yang kemudian ditanyakan oleh orang-orang Quraisy. Dari petingginya sampai orang Quraisy di pasar, semua membicarakan tentang Hari Akhir. “Apa iya ada kehidupan setelah kematian? Apa mungkin ada hari berbangkit? Apa betul tulang belulang yang sudah berpisah akan dikembalikan dagingnya dan dirangkai kembali?” Kebanyakan dari mereka tidak percaya dengan hari akhir, tersebab orang Quraisy tidak mau tau, tidak mau capek. Jika mereka percaya Rasul saw. mungkin syahwat mereka akan berontak.
Zaman Rasul saw. ada seorang kakek yang sudah hidup hampir 100 tahun. Dia ingin hijrah dan masuk islam. Namun, saat di jalan ia dihadang oleh orang Quraisy, “Kek, mau kemana engkau?” “Mau ke Madinah, masuk ke agama Muhammad. Menyusul Kawan-kawan lain yang sudah masuk Islam lebih dulu,” “Kek, jangan kau sibukkan kami dan membuat bingung kami. Kek, di agama Muhammad tidak boleh minum khamr dan berzina,” “Aku sudah tua, tidak ada khamr, syahwat juga tak ada.” Orang Quraisy pintar, selanjutnya Kakek tersebut ditawari 100 ekor unta dan amat disayangkan Si Kakek mau. Dia terima 100 ekor unta itu dan berniat kembali ke kabilahnya. Namun, saat perjalanan pulang Allah takdirkan Si Kakek terperosok ke dalam lubang dan meninggallah ia. Akhirnya Si Kakek mendapat kesesatan. Rugi dunia dan akhirat.
Begitulah orang Quraisy, mereka menebarkan syahwat. Mereka tidak peduli dengan kebikan dan kejahatan. Sebab mereka tidak percaya hidup setelah kematian. Selanjutnya, Allah menjelaskan pada ayat ke-4 dan ke-5.
3. Allażī hum fīhi mukhtalifụn 3. Yang mereka perselisihkan tentang ini.
Ayat tiga terlewati atau tidak dijelaskan, langsung masuk ke ayat empat.
4. Kalla saya’lamun. Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui.
5. Tsumma kalla saya’lamun. Kemudian sekali-kali tidak. kelak mereka mengetahui.
Maksud dari dua ayat di atas yaitu, di dunia orang boleh ingkar dan tidak percaya ada kehidupan setelah kematian. Orang boleh tidak mengakui hari kebangkitan. Namun, setelah orang mati ia pasti akan mengalami kehidupan setelah kematian, ia pasti akan tahu suatu saat nanti.
Bicara hari berbangkit adalah perkara yang sudah jelas dengan berbagai argumen. Allah SWT takdirkan ada kehidupan, berarti Allah mampu untuk mengulangi kehidupan itu. Lebih mudah bagi Allah untuk mengulangi ciptaan-Nya. Allah mampu ciptakan langit dan bumi, kenapa tak mampu untuk menciptakan manusia kembali?
Adanya kehidupan dari satu keadaan ke keeadaan yang lain dapat dicontohkan dari proses pertumbuhan manusia dari kecil hingga dewasa. Siapa lagi kalau bukan Allah yang memampukan pertumbuhan manusia?
Kisah Nabi Uzair ketika melewati sebuah kota di Palestina yang habis dan hancur oleh seorang Raja yang dzalim yaitu Buhtunnashr. Uzair berhenti berjalan kemudian termenung, “Dulu kota ini indah dan ramai, sekarang seperti kota mati.” Katakanlah keadaan kota yang dilewati Uzair seperti kota Alepo (Suriyah) hari ini. Suriyah dulu adalah kota yang indah dan megah yang melahirkan banyak ulama hebat. Namun, sekarang hancur setelah perang saudara yang terjadi.
“Bagaimana mungkin Allah dapat menghidupkan kota yang sudah mati ini?” kata Uzair selanjutnya (bukan karena Uzair tidak yakin dengan kemampuan Allah, hanya saja seperti kita sekarang, “Nih, Suriyah yang hancur seperti ini, kapan lagi seperti dulu?”) Akhirnya Allah tidurkan Uzair selama 100 tahun. Ketik Uzair bangun, Palestina sudah menjadi kota indah dan ramai kembali seperti saat sebelum dihancurkan Buhtunnashr. Siapa lagi yang mengembalikan keindahan Palestina kecuali Allah?
Selanjutnya kisah Ibrahim as. yang menyembelih burung, kemudian semua anggota badannya dicacah dan di tempatkan di gunung yang berbeda.
Kemudian Allah mengatakan kepada Ibrahim as, “Sekarang kau panggil burung itu!” Kemudian Ibrahim as. memanggil burung itu, tiba-tiba burung itu menyatu dan terbang ke arahnya, “Demi Allah, pastilah Allah yang menyatukan burung itu.”
Selanjutya adalah kisah Musa as. ke Gunung Tursina dengan beberapa orang pilihan Musa. Orang-orang pilihan Musa ini meminta untuk ditampakkan Allah secara Dzat di hadapan mereka. Karena mereka terlalu lancang, maka Allah kirimkan petir, matilah semua mereka. Lalu kemudian setelah mati, Allah hiudupkan mereka kembali. Siapa lagi kalau bukan Allah yang menghidupkan mereka?
Adanya hari berbangkit dan hisab sebetulnya untuk menunjukkan keadilannya Allah karena Allah itu Maha Adil. Jika orang yang berbuat baik dan orang yang tidak berbuat baik sama hukumannya, orang yang membunuh dan orang yang tidak membunuh hukumannya sama juga? Tentu ini tidak adil. Hari kebangkitan merupakan bentuk keadilan Allah.
Seluruh Nabi dan Rasul sepakat bahwa ada Hari Kebangkitan
Lalu apa yang diingkari? Yang masih ingkar, kelak mereka akan tahu. Setelah meninggal baru akan yakin.
6. A lam naj’alil-arḍa mihādā. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?
Allah ingin menjelaskan tentang kebesaran-Nya. Allah mampu atas segala sesuatu, baik yang besar atau yang kecil. Di sekeliling kita adalah tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah.
A lam naj’alil-arḍa mihādā. Ada yang mengatakan mihādā itu mahda yang artinya kasur empuk. Ketika bayi diletakkan di situ, tentu bayi tidak bisa berjalan apalagi menyediakan kasur itu sendiri. Orang tualah yang menyediakan kasur dan semuanya. Begitu pula bumi. Bumi itu disiapkan oleh Allah untuk kita manusia. Maka dikenal tiga istilah, yaitu: Ijat, I’dat, dan Ibdat. Ketiganya adalah nikmat dari Allah.
Ijat berarti Allah membentuk bumi. Bumi ada untuk manusia, kemudian Adam as. diturunkan.
I’dat atau persiapan. Dibuat gunung, sungai, lautan dengan ikan-ikannya (ikan sungai dan ikan laut tidak bercampur), tumbuh-tumbuhan, biji-bijian.
Terakhir yaitu ibdat (setelah fasilitas sudah ada) Allah memilih mana yang bisa dimakan dan tidak, ini yang mengenyangkan dan ini tidak, ini yang bisa mengobati dan ini tidak. Semua sudah Allah siapkan, semua Allah mudahkan untuk kita, tinggal menempati. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, ada orang yang berpikir pendek bahwa rezeki Allah itu sulit. Kata siapa? Jangan pusingkan, rezeki Allah ada di mana-mana. Anda bisa ke sungai untuk mencari ikan, jika tidak ada Anda bisa mencarinya ke laut. Allah siapkan semuanya.
7. Wal-jibāla autādā. Dan kami jadikan gunung-gunung itu sebagai pasak. Supaya kehidupan kita istiqrar (sempurna). Supaya dalam kehidupan kita tidak goyang kanan dan kiri. Tenang dan seimbang, karena ada gunung sebagai pasak. Faedah adanya gunung yaitu sebagai pasak. Siapa yang meletakkan pasak? Allah.
8. Wa khalaqnākum azwājā. Dan kami jadikan kalian berpasang-pasangan. Ketika ada pasangan, hidup menjadi tenang. Orang yang sudah menikah dan belum akan berbeda. Ketenangan datang dari Allah.
9. Wa ja’alnā naumakum subātā. Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat.
10. Wa ja’alnal-laila libāsā. Dan kami jadikan malammu sebagai pakaian.
Bagaimana pendapatmu jika malam tidak berhenti sampai kiamat? Anggap saja malam terus-menerus. PLN mendanai listrik sampai kiamat, apakah mampu? PLN mana yang bisa mendanai penerangannya?
Oleh karena itu, Allah memberi cahaya. Satu sumber saja yaitu dari matahari dan sudah bisa menerangi bumi. Matahari nikmat dari Allah. Sebuah bentuk kuasa Allah. Malam untuk istirahat, siang untuk bekerja.
11. Wa ja’alnan-nahāra ma’āsyā. Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.
12. Wa banainā fauqakum sab’an syidādā. Dan kami bangun di atas kamu, tujuh langit yang kokoh. Atas kuasa Allah-lah ada langit tidak roboh meski tanpa tiang. Langit itu bentuk bangunan, tapi tidak roboh
13. Wa ja’alnā sirājaw wahhājā. Dan kami jadikan pelita yang sangat terang (matahari).
Matahari itu manfaatnya luar biasa, diantaranya: kesehatan ada, dapat menjemur pakaian, tidak selalu butuh listrik, dan membuat kita dapat terus beraktifitas. Matahari diletakkan Allah sesuai porosnya. Kalau matahari mendekat sedikit lebih ke bumi, bumi akan terbakar. Kalau matahari menjauh sedikit dari bumi, kita akan beku. Pas dalam menempatkan matahari adalah bentuk kuasa Allah. Wajib mensyukuri nikmat terhadap Allah.
14. Wa anzalnā minal-mu’ṣirāti mā`an ṡajjājā. Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah.
15. Linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā. Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan.
16. Wa jannātin alfāfā. Dan kebun-kebun yang lebat.
Orang-orang yang mengingkari hari berbangkit itu cobalah ambil biji. Lempar biji itu ke tanah, berikan air, kemudian biji tersebut akan tumbuh. Setiap hari semakin tinggi. Siapa yang menumbuhkan kalau bukan Allah?
Debat Abu Hanifah dengan seorang Atheis, awalnya hanya debat biasa tapi kemudian sampai pada perkara ketuhanan, Abu Hanifah mengatakan, “Jika debat kita dilanjutkan rasanya percuma. Bagaimana jika kita datang ke hakim dan biarkan ia yang menilai? Hakim yang akan memutus perdebatan ini.” Akhirnya sepakat debat akan dilaksankan dengan mengundang hakim, kemudian ditentukan hari debat. Ketika hari debat datang, Abu Hanifah berangkat, tetapi berakhir dengan datang terlambat. Ketika akhirnya Abu Hanifah datang, Sang Atheis marah dan bertanya, “Anda imam? Harusnya Anda datang tepat waktu. Kenapa janji datang jam 7, tetapi datang sehabis Ashar?” Abu Hanifah menjawab, “Tidak demikian. Aku baru saja mengalami sebuah peristiwa hebat. Kalua kalian ingin ku ceitakan, akan ku ceritakan. Itu yang menghalangiku sampai di sini.” Sang Atheis mempersilahkan. “Ketika aku berjalan dari rumahku, di tengah jalan aku dikejutkan dengan perkara yang sangat ajaib. Ada satu pohon besar tumbang sendiri, kemudian terpotong sendiri, terikat sendiri, masuk perahu sendiri, perahu berjalan sendiri, tiba di tepian sendiri, masuk pasar sendiri, dan terjual sendiri.”
“Dusta kau Abu Hanifah! Tidak mungkinlah semua itu. Mana mungkin ada pohon besar tumbang sendiri, kemudian terpotong sendiri, terikat sendiri, masuk perahu sendiri, perahu jalan sendiri, tiba di tepian sendiri, masuk pasar sendiri, dan terjual sendiri. Kau berdusta, Abu Hanifah!”
Dari cerita Abu Hanifah, secara tidak langsung orang Atheis tersebut sebenarnya sudah kalah. Jika perkara pohon yang remeh saja tidak mungkin dilakukan sendiri, apalagi perkara alam semesta ini? Allah tentu yang menjadikan alam semesta ada. Tidak mungkin alam semesta tercipata sendiri begitu saja.
Orang musyrikin Quraisy mengingkari hari berbangkit. Mereka tidak sadar di sekeliling mereka ada dalil dan dalih bahwa hari berbangkit itu keniscayaan dan kepastian yang pasti berlaku.
17. Inna yaumal-faṣli kāna mīqātā. Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan.
Dari ayat 1 – 16 dalam Surat An-Naba atau, “Apa itu ‘Amma yatasā`alụn?” jawabannya ada di ayat 17: Sesungguhnya Hari Keputusan Allah saat berbangkit itu adalah suatu waktu yang telah ditetapkan. Al-Fasl memiliki arti terpisah. Bicara tentang berpisah, berpisah ada 4 macam: berpisah dengan perut Ibu, ruh dengan jasad (kematian), bumi dengan alam kubur, dan alam kubur ke padang ma’syar. Inilah yang kemudian diingkari orang musyrik, mereka tidak percaya dan terus bertanya-tanya tentang berita besar itu.
18. Yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa ta`tụna afwājā. Hari yang pada waktu itu ditiupkan sangkakala dan kami datangkan kelompok-kelompok.
Ada beberapa pendapat dari ulama tentang kiamat. Pertama, kiamat datang dengan 2 tiupan sangkakala (ini yang paling kuat), dan yang kedua mengatakan dengan 3 tiupan sangkakala. Isrofil adalah malaikat yang bertugas meniup sangkakala.
2 tiupan sangkakala meliputi: 1) Tiupan kejutan dan tiupan kematian, 2) Tiupan kebangkitan (Ibnul Qayyim dan mayoritas ulama meyakini pendapat ini).
3 tiupan sangkakala, meliputi: 1) Tiupan kejutan, 2) Tiupan kematian, 3) Tiupan kebangkitan.
Allah turunkan 10 tanda sebelum terjadinya kiamat sebagai bentuk keadilan Allah: 1) Munculnya Dajjal, 2) Turunnya Isa bin Maryam untuk membunuh Dajjal, 3) Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj (yang kemudian Allah musnahakan padahal jumlahnya sangat banyak), 4) Gempa dari arah timur 5) Gempa dari arah barat, 6) Gempa dari Jazirah Arab, 7) Munculnya Dukhaan (asap), 8) Terbitnya matahari dari arah barat, 9) Muncul “Dabatun minal ‘ard” (binatang yang keluar dari perut bumi, bertugas memberikan stempel kafir dan beriman), 10) Munculnya api dari arah Adn yang bergabung dengan Api Hijaj untuk memberi arahan manusia berkumpul di Ma’syar (dunia dan akhirat).
Ma’syar di dunia yaitu Syam. Syam juga merupakan tempat datangnya api yang menggiring manusia ke sana. Ma’syar yang kedua di Padang Ma’syar. Allah berfirman, “Tidak tegak Hari Kiamat kecuali di atas orang yang paling buruk yang hidup saat itu.”
Kemudian Allah firmankan Isrofil untuk meniup sangkakala yang pertama. Maka Isrofil meniup sangkakala yang pertama.
19. Wa futiḥatis-samā`u fa kānat abwābā. Langit terbelah dan terdapat pintu-pintunya.
20. Wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā. Gunung-gunung hancur dan menjadi fatamorgana.
Pada tiupan pertama, langit digulung, bumi digempakan, matahari didekatkan, planet-planet dijatuhkan, lautan ditumpahkan, gunung dicabut dan dihancurkan di langit seperti kapas berterbangan.
Jarak antara tiupan sangkakala pertama dan kedua adalah 40. Entah 40 hari, 40 minggu, 40 bulan atau 40 tahun. Abu Hurairah mengatakan, “Aku enggan, karena Rasul saw. hanya menyebutkan 40,” tapi yang jelas selang antara kedua tiupan, alam semesta dibuat sehancur-hancurnya atau penghancuran alam semesta. Itulah kiamat. Semua makhluk yang Allah cipta mati (kecuali makhluk yang memang ingin Allah jadikan hidup).
Pada hari itu Allah mengatakan, “Saya Raja, di mana raja-raja dunia. Mana orang-orang yang sombong itu? Mana orang-orang yang congkak itu? Sayalah Raja. Sayalah satu-satunya Dzat yang dapat menghukum siapapun.”
Bersambung pada tafsir ayat 21-40. Semoga Allah beri kemudahan untuk menyelesaikannya. Insyaa Allah.
1 note
·
View note
Text
Munarman Sang Pembela Habib
Oleh: Bambang Tjuk Winarno
Terbentur, terbentur, lalu terbentuk. Itulah sosok Munarman, yang saat ini tengah berjibaku mati-matian menghadapi instrumen hukum pemerintah, demi membela kepentingan yuridis kliennya, Muhammad Habib Rizieq bin Hussein Shihab Lc., MA., DPMSS, yang dikenal dunia dengan nama Habib Rizieq Shihab (HRS).
Sejak persidangan perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (16/3/2021) Munarman langsung tancap gas. Pria tiga anak kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 56 tahun silam ini tak menampakkan model dialog permisif dan kompromistis atas berbagai delik hukum yang dipandang tidak tepat.
Bicaranya lepas dan tak terhalangi. Laksana rajawali yang terbang kesana-kemari memburu mangsa yang sedang lengah hati. Pantang turun, sebelum para musuh terkapar di diantara gurun. Hingga peristiwa heroik Munarwan itu disaksikan di sidang berikutnya, Selasa (23/3/2021). Suasana ruang sidang menjadi crowded. Di ruang serba berjubah hitam itu terjadi insiden panas namun logis.
Dengan air mukanya yang dingin, namun terkombinasi dengan sorot mata yang tajam seperti burung elang, mantan ketua umum YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) ini terpaksa “menggurui” Khadwanto selaku Ketua Majelis Hakim. Ketika Munarman bicara, tampak seperti guru yang menerangkan pelajaran kepada murid. Semua terdiam dan menyimak.
Menjawab Hakim Ketua yang tetap ngotot akan menyidangkan HRS via video streaming dengan dalih sesuai Perma (Peraturan Mahkamah Agung), Munarman nampak tak sabar. Seakan ingin segera “menguliahi” Hakim Ketua. Menurunkan masker penyumpal hidung sebatas dagu. Lalu bicara sambil mendelik tanpa kedip ke arah Hakim Ketua. Bicaranya tegas. Tidak ragu ragu. Pertanda dia menguasai persoalan yang sedang dia kerjakan.
“Nggak bisa, nggak bisa, tidak bisa Undang Undang dirubah rubah dengan peraturan di bawahnya. Kami paham, kami mengerti hukum, kami bukan orang bodoh. Merubah Undang Undang ya harus dengan Undang Undang,” sergap Munarman menggeleng gelengkan kepalanya, seolah menaruh heran atas ketidak pahaman Hakim Ketua. Ini terkesan seperti perhukuman.
Wouw…..advokasi Munarman terasa dingin dingin empuk. Makin ditelan kian terasa mrinding-mrinding sedapppp…. Dan bikin kangennnn…. Malah, secara insinuatif, Munarman seakan menganggap Majelis Hakim bertindak konyol. Misalnya, majelis hakim meminta pengacara untuk melakukan uji materi Perma ke Mahkamah Agung.
“Mana mungkin. Perma itu yang bikin Mahkamah Agung. Kok kita disarankan melakukan uji materi ke MA? Itu kan konyol,” wejangan Munarman, sembari menjatuh jatuhkan penampang lima jari tangan kanannya ke meja tempat duduk, tidak habis pikir.
Untuk itu, berdasar perundang undangan dan contoh contoh persidangan lain (yurisprudensi), Munarman bersikukuh meminta agar persidangan digelar dalam keadaan tatap muka, terutama terhadap HRS selaku terdakwa.
Pada sesi persidangan yang lain, Munarman membentak-bentak dan menunjuk-nunjuk Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang duduk di bangku seberangnya. Hal itu disebabkan jaksa turut menyela-nyela ketika Munarman tengah memberikan penjelasan kepada Hakim Ketua. Hardiknya keras. “Ini giliran saya, ini giliran saya, ini giliran saya. Saudara diam, saudara diam!”.
Sejurus setelah debat hukum, Munarman dan timnya keluar ruang sidang. Tanda berani membangkang. Menunjukkan idealisme kebenaran yang kuat erat. Munarman tidak berani mengambil resiko dengan terus mengikuti sidang, dalam kondisi prosedur persidangan yang dianggapnya tidak sesuai aturan.
Maka, walk out nya Munarman seperti pilot jet tempur yang melakukan bail out. Terjun dengan kursi pelontar, dalam kondisi yang tidak mungkin lagi melakukan penerbangan. Disini terlihat Munarman seakan-akan melakukan impunity terhadap kesewenang-wenangan hakim dan jaksa. Berdebat di persidangan dan secara logis menang, adalah mahkotanya lawyer.
Diplomasi hukum Munarman memang top, berkelas dan menang. Karena argumentasinya masuk akal. Hal itu ditegaskan Hakim Ketua, Suparman Nyompa, di persidangan sesi berikutnya. Majelis Hakim mengabulkan permohonan HRS untuk bersidang langsung dalam satu ruang sidang.
Meski sebelumnya, dalam keadaan sudah tak direken Munarman dan kawan-kawan, hakim Khadwanto tetap menolak permintaan Munarman. Dia ngotot online, merujuk pada Perma (Peraturan Mahkamah Agung) yang membolehkan sidang secara maya.
Dimengerti atau tidak, sebenarnya Munarman tengah bertarung sendirian di kalangan para musuh. Yah, single fighter dia. Apakah itu jaksa, hakim maupun polisi yang berjaga jaga, hampir semuanya adalah instrumen pemerintah. Representasi dari pemerintah yang dipimpin Jokowi. Sebab, pada dasarnya Jaksa Penuntut Umum tidak lain adalah pengacara pemerintah.
Mengikuti cara dan gaya Munarman bersidang penuh nyali dan kompetensi. Menjadi mirip dengan keberanian tokoh reformasi, Amien Rais, yang berani berteriak dalam iklim politik yang tidak semua orang bisa melakukannya. Siapa yang berani melawan the smiling general Pak Harto?
Sebagaimana Munarman, Amien Rais juga praktis sendirian ketika melawan pemerintah Orde Baru waktu itu. Hingga akhirnya meletus malapetaka reformasi 98. Pak Harto jatuh.
Para pemberani seperti Munarman dan Amin Rais itu bukan tidak sadar akan resiko. Mereka sadar. Namun karena terlanjur tenggelam dalam kebenaran akidah Islam, semua yang dilakoni menjadi tidak menakutkan. Jika semakin terjadi benturan-benturan, mereka kian terbenam di titik nadir prinsip memperjuangkan kebenaran. Hingga akhirnya terbentuk.
Bagi oportunis, menjadi pejuang itu sesuatu yang tidak enak. Sengsara dan tidak banyak kawan.
Namun dalam pandangan pejuang, sendiri sanggup mengangkat langit. Bersama sama bisa menenggelamkan bumi.
Para pejuang seperti Munarman dan Amin Rais ini, umumnya baru diterima publik yang tadinya tidur, manakala hasil perjuangannya ternyata benar. Bermanfaat untuk umum. Seperti tulisan Dahlan Iskan disebuah platform suatu ketika. Kata Dahlan Iskan, orang yang sebelumnya acuh tak acuh baru akan mengelu-elukan seorang pejuang, manakala hasil perjuangannya terbukti benar dan faedah.
Sebab itu, saran Dahlan Iskan, bila meyakini apa yang dilakukan itu adalah sesuatu benar, jangan ragu. Lakukanlah sekalipun orang lain tidak peduli.
Perjalanan Munarman belum berujung. Masih akan ada “perkelahian perkelahian” lanjutan. Tidak ada orang ragu. Karena Munarman seakan ditakdir sebagai “simbol dan lambang kebenaran”.
Berani berkelahi di rumah sendiri, itu anak kecil yang baru mulai belajar merangkak. Tetapi, duel tangan kosong ala cowboy di areal musuh adalah pria mboys. Dia tidak sekedar memiliki nyali. Namun dia juga menguasai ilmu “pencak silat” sekelas Barda Mandrawata alias Si Buta dari Goa Hantu.
Jenis laki-laki macam ini, jika dalam dunia peradu jotosan di atas ring, tidak lain adalah si leher beton berkepala baja, Mike Tyson. Belum pernah tersaksikan dia dihadapkan musuh imbang, apalagi di bawahnya. Semua lawan dengan fitur dan postur tubuh yang lebih tinggi di darinya, selalu diciumkan Tyson ke kanvas di ronde ronde awal.
Cerita ayam jago kesayangan Cidelaras. Meski berpostur tidak begitu besar dan tinggi, namun gaprakannya mengakibatkan sang lawan kejeng-kejeng bak ayam yang baru disembelih. Para begundal pemilik ayam jago seisi hutan pun dibikin keok.
Munarman adalah rajawali yang berani terbang tinggi walaupun sendirian. Jejak hidupnya terkumpul menjadi satu dengan para jurnalis, berupa lembaran berita yang enak ditulis dan dibaca.
*Penulis adalah Wartawan FNN.co.id.
(Sumber: FNN)
source https://www.kontenislam.com/2021/03/munarman-sang-pembela-habib.html source https://www.ayojalanterus.com/2021/03/munarman-sang-pembela-habib.html
0 notes
Link
Bagaimana orang-orang komunis di Indonesia sempat coba mendekatkan diri dengan Islam.
Oleh Hendi Johari
Pada akhir tahun 1991, melalui kolom surat pembaca di Al Muslimun (majalah milik organisasi Persatuan Islam di Bangil), seorang sarjana sejarah bernama Abdul Rojak protes keras kepada Kuntowidjojo. Pasalnya orang yang mengaku sebagai pemerhati sejarah Islam di Indonesia tersebut tidak menerima sang budayawan menyebut “Ikhwanul Muslimin sebagai kepunyaan Partai Komunis Indonesia (PKI)” dalam sebuah bukunya: Paradigma Islam, Intepretasi untuk Aksi.
“Saya kecewa. Apa maksudnya Pak Kunto menyebut organisasi Islam terkemuka di dunia tersebut sebagai kepunyaan PKI?” tulisnya.
Lama sekali surat itu tak berbalas. Entah karena Kuntowidjojo tak membaca Al Muslimun atau karena hal lain (terlebih saat itu dia diberitakan sedang sakit keras), yang jelas klarifikasi darinya tak kunjung tiba.
Sebulan kemudian, penerangan itu pun muncul juga. Namun bukan Kuntowidjojo yang menjawab melainkan budayawan Ajip Rosidi. Ajip membenarkan bahwa pada era kejayaannya sekitar 1960-an, PKI memang pernah memiliki sebuah sayap agama yang bernama Ikhwanul Muslimin.
“Ikhwanul Muslimin di situ memang bukan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan al Banna dkk di Mesir, melainkan nama organisasi yang memang didirikan oleh PKI, di Indonesia…” ujar Ajip yang menuliskan penjelasan itu saat dia tengah berada di Jepang.
Apa yang disampaikan oleh Ajip Rosidi memang benar adanya. Pasca Pemilu 1955, orang-orang komunis memang pernah berusaha mendekatkan diri dengan Islam. Idham Chalid dalam buku biografinya: Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid menyebutkan pada 1960-an, Partai Komunis Indonesia (PKI) memang pernah mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Solo, Jawa Tengah. Ikhwanul Muslimin bikinan PKI itu dipimpin oleh KH. Sirat.
Namun menurut ulama terkemuka NU itu, dirinya sangsi bahwa KH. Sirat mengerti garis-garis perjuangan PKI yang menggunakan paham marxisme dan leninisme. Dia bahkan meyakini KH Sirat hanya melihat perjuangan PKI sebatas sebagai organ yang melawan penjajajah saat masa perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Idham juga menyatakan bahwa lewat salah seorang murid KH. Sirat bernama Ibu Mahmud Damawati dirinya diberitahu bahwa KH. Sirat sesungguhnya tidak pernah menjadi anggota PKI.
“Inilah salah satu pandainya PKI yang berhasil meyakinkan beliau bahwa PKI akan membantu umat Islam…” ungkapnya.
Kendati kerap diidentikan anti agama, namun bila melihat rekam jejak para pemimpin PKI selalu ditemukan hubungan mereka yang cukup dekat dengan agama. Sebagai contoh sosok pimpinan mereka: D.N. Aidit. Alih-alih tumbuh sebagai seorang yang anti agama, era 1930-an, Aidit muda malah dikenal sebagai seorang muadzin (tukang adzan) di lingkungan tempat tinggalnya yang terletak dalam wilayah Jalan Belantu, Belitung.
“Karena suaranya keras, dia kerap diminta mengumandangkan adzan,”ujar Murad Aidit kepada majalah Tempo edisi 1 Oktober 2007. Murad merupakan salah satu adik Aidit. Putera ketiga dari Abdullah Aidit yang merupakan aktivis partai Islam Masjumi di Belitung.
Uniknya, saat Aidit sudah menjadi aktivis PKI pada 1948, dia pun menikahi Soetanti secara Islam. Dan tak tanggung-tanggung, penghulu yang menikahkan mereka adalah KH. Raden Dasuki, sesepuh PKI Solo!
Aidit juga pernah “menyiratkan”bahwa Nabi Muhammad Saw. bukan hanya milik golongan tertentu dan PKI tidak anti agama. Pada 28 April 1954 saat sebagai Sekretaris I PKI ia berpidato di depan kader PKI Malang.
“Nabi Muhammad Saw. bukanlah milik Masjumi sendiri, iman Islamnya jauh lebih baik daripada Masjumi. Memilih Masjumi sama dengan mendoakan agar seluruh dunia masuk neraka. Masuk Masjumi itu haram dan masuk PKI itu halal!”ujarnya seperti dikutip oleh Remy Madinier dalam Partai Masjumi, Antara Godaan Demokrasi dan Islam Integral.
Menurut sejarawan asal Prancis tersebut, kata-kata Aidit sontak mendapat respon keras dari para aktivis Masjumi setempat yang langsung mengepung podium tempat Aidit berpidato. Setelah dipaksa oleh Hasan Aidid (Ketua Masjumi Cabang Surabaya), untuk menarik perkataannya, Aidit pun berujar ke khalayak yang mengepungnya:
“Apabila diantara saudara ada yang tersinggung oleh ucapan-ucapan saya, maka saya meminta maaf. Saya hanya ingin mengatakan bahwa PKI tidak anti agama,” ungkapnya.
0 notes
Link
Bagaimana orang-orang komunis di Indonesia sempat coba mendekatkan diri dengan Islam.
Oleh Hendi Johari
Pada akhir tahun 1991, melalui kolom surat pembaca di Al Muslimun (majalah milik organisasi Persatuan Islam di Bangil), seorang sarjana sejarah bernama Abdul Rojak protes keras kepada Kuntowidjojo. Pasalnya orang yang mengaku sebagai pemerhati sejarah Islam di Indonesia tersebut tidak menerima sang budayawan menyebut “Ikhwanul Muslimin sebagai kepunyaan Partai Komunis Indonesia (PKI)” dalam sebuah bukunya: Paradigma Islam, Intepretasi untuk Aksi.
“Saya kecewa. Apa maksudnya Pak Kunto menyebut organisasi Islam terkemuka di dunia tersebut sebagai kepunyaan PKI?” tulisnya.
Lama sekali surat itu tak berbalas. Entah karena Kuntowidjojo tak membaca Al Muslimun atau karena hal lain (terlebih saat itu dia diberitakan sedang sakit keras), yang jelas klarifikasi darinya tak kunjung tiba.
Sebulan kemudian, penerangan itu pun muncul juga. Namun bukan Kuntowidjojo yang menjawab melainkan budayawan Ajip Rosidi. Ajip membenarkan bahwa pada era kejayaannya sekitar 1960-an, PKI memang pernah memiliki sebuah sayap agama yang bernama Ikhwanul Muslimin.
“Ikhwanul Muslimin di situ memang bukan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan al Banna dkk di Mesir, melainkan nama organisasi yang memang didirikan oleh PKI, di Indonesia…” ujar Ajip yang menuliskan penjelasan itu saat dia tengah berada di Jepang.
Apa yang disampaikan oleh Ajip Rosidi memang benar adanya. Pasca Pemilu 1955, orang-orang komunis memang pernah berusaha mendekatkan diri dengan Islam. Idham Chalid dalam buku biografinya: Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid menyebutkan pada 1960-an, Partai Komunis Indonesia (PKI) memang pernah mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Solo, Jawa Tengah. Ikhwanul Muslimin bikinan PKI itu dipimpin oleh KH. Sirat.
Namun menurut ulama terkemuka NU itu, dirinya sangsi bahwa KH. Sirat mengerti garis-garis perjuangan PKI yang menggunakan paham marxisme dan leninisme. Dia bahkan meyakini KH Sirat hanya melihat perjuangan PKI sebatas sebagai organ yang melawan penjajajah saat masa perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Idham juga menyatakan bahwa lewat salah seorang murid KH. Sirat bernama Ibu Mahmud Damawati dirinya diberitahu bahwa KH. Sirat sesungguhnya tidak pernah menjadi anggota PKI.
“Inilah salah satu pandainya PKI yang berhasil meyakinkan beliau bahwa PKI akan membantu umat Islam…” ungkapnya.
Kendati kerap diidentikan anti agama, namun bila melihat rekam jejak para pemimpin PKI selalu ditemukan hubungan mereka yang cukup dekat dengan agama. Sebagai contoh sosok pimpinan mereka: D.N. Aidit. Alih-alih tumbuh sebagai seorang yang anti agama, era 1930-an, Aidit muda malah dikenal sebagai seorang muadzin (tukang adzan) di lingkungan tempat tinggalnya yang terletak dalam wilayah Jalan Belantu, Belitung.
“Karena suaranya keras, dia kerap diminta mengumandangkan adzan,”ujar Murad Aidit kepada majalah Tempo edisi 1 Oktober 2007. Murad merupakan salah satu adik Aidit. Putera ketiga dari Abdullah Aidit yang merupakan aktivis partai Islam Masjumi di Belitung.
Uniknya, saat Aidit sudah menjadi aktivis PKI pada 1948, dia pun menikahi Soetanti secara Islam. Dan tak tanggung-tanggung, penghulu yang menikahkan mereka adalah KH. Raden Dasuki, sesepuh PKI Solo!
Aidit juga pernah “menyiratkan”bahwa Nabi Muhammad Saw. bukan hanya milik golongan tertentu dan PKI tidak anti agama. Pada 28 April 1954 saat sebagai Sekretaris I PKI ia berpidato di depan kader PKI Malang.
“Nabi Muhammad Saw. bukanlah milik Masjumi sendiri, iman Islamnya jauh lebih baik daripada Masjumi. Memilih Masjumi sama dengan mendoakan agar seluruh dunia masuk neraka. Masuk Masjumi itu haram dan masuk PKI itu halal!”ujarnya seperti dikutip oleh Remy Madinier dalam Partai Masjumi, Antara Godaan Demokrasi dan Islam Integral.
Menurut sejarawan asal Prancis tersebut, kata-kata Aidit sontak mendapat respon keras dari para aktivis Masjumi setempat yang langsung mengepung podium tempat Aidit berpidato. Setelah dipaksa oleh Hasan Aidid (Ketua Masjumi Cabang Surabaya), untuk menarik perkataannya, Aidit pun berujar ke khalayak yang mengepungnya:
“Apabila diantara saudara ada yang tersinggung oleh ucapan-ucapan saya, maka saya meminta maaf. Saya hanya ingin mengatakan bahwa PKI tidak anti agama,” ungkapnya.
0 notes
Text
Replika Pintu Masjid Nabawi Kayu Jati
Replika Pintu Masjid Nabawi Kayu Jati Replika Pintu Masjid Nabawi Kayu Jati dapat menjadi pilihan untuk pintu masjid maupun mushola karena saat ini desain pintu masjid Nabawi menjadi pilihan favorif. Kali ini Arif Jati Furniture kami memproduksi daun pintu masjid tersebut dari bahan dasar kayu jati solid tanpa tambahan bahan lain seperti kuningan sesuai dengan permintaan pembeli. Anda juga dapat memesan pintu masjid Nabawi dengan tambahan bahan kuningan yang akan ditambahkan pada bagian yang berwarna emas untuk kesan mewah dan indah. Selain itu kami juga dapat memproduksi custom design sesuai permintaan dan ketentuan hasil musyawarah para anggota pengurus masjid / DKM masjid. Desain Replika Pintu Masjid Nabawi Kayu Jati Desain Replika Pintu Masjid Nabawi Kayu Jati dibuat sama persis namun juga disesuaikan dengan ukuran kusen yang sudah ada atau juga space yang sudah disisihkan. Ciri khas dari pintu masjid Nabawi yaitu adanya ukiran lafadz Nabi Muhammad di bagian tengah dengan hiasan ukir mirip matahari. Terdapat juga ukir lafadz Allah dengan bentuk lingkaran kecil di bagian atas sisi kana dan kiri. Selain itu juga dihiasi ukiran yang mengelilingi bagian tepi daun pintu. Untuk lebih jelasnya silahkan simak contoh gambar foto pintu masjid Nabawi beserta video singkat di bawah ini : https://www.youtube.com/watch?v=x6uJRwwze5Q replika pintu masjid nabawi kayu jati jual pintu masjid nabawi murah 1. Nama pintu : Replika Pintu Masjid Nabawi Kayu Jati2. Kode pintu : PTU-103. Read the full article
#desainpintumasjidnabawi#hargapintumasjidnabawi#jualpintumasjidnabawi#pintumasjidnabawi#pintumasjidnabawikayujati#pintumasjidnabawimurah#replikapintumasjidnabawi
0 notes