#CeritaNgentotTerbaru
Explore tagged Tumblr posts
majalahforbes-blog · 5 years ago
Text
Nafsu Gila Abg Sekarang
Cerita Sex ini berudul ” Nafsu Gila Abg Sekarang ” Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019. Nafsu seks memang bisa membutakan seseorang. Contohnya aku yang terlena oleh permainan nafsu dua gadis sma yang mupeng di dalam hutan. Namaku Son, mahasiswa semester 3, tinggi 168 cm dan berat 58 kg.Kejadian ini terjadi pada waktu aku melakukan pendakian gunung Lawu bersama teman-temanku. Lokasiku saat itu berada dekat base camp pertama kearah pendakian gunung Lawu. Aku sedang beristirahat sendirian disini. Tadi malam aku bersama teman-temanku lima orang sudah melakukan pendakian menuju puncak Lawu dan telah berhasil mencapai puncak Lawu jam 6 pagi tadi. Sekarang dalam perjalanan pulang, sementara teman-temanku sudah pada turun gunung semua. Kuputuskan untuk beristirahat sebentar di base camp pertama ini sambil mendirikan tenda, biar nanti agak sorean aku turun sendiri menuju pos kami yang dekat dengan rumah penduduk sekitar gunung Lawu ini. Sore itu pukul 15.10 WIB, aku baru saja selesai menyeduh kopi instanku, ketika tiba-tiba dari arah semak belukar arah barat muncul 2 orang cewek dengan baju dan kondisi acak-acakan. ”Halo Mas?” sapa salah satu cewek itu padaku. Cewek yang kutaksir umurnya 18 tahun kelihatannya anak SMA, rambutnya pendek seperti aktris Agnes Monica. Sedangkan temannya yang satu berambut panjang sebahu mirip-mirip bintang sinetron Bunga lestari. ”Halo juga” jawabku menyembunyikan kekagetanku karena munculnya yang tiba-tiba, sempat terpikir ada setan atau penunggu gunung ini yang mau menggodaku. ”Loh, dari mana, kok berduaan aja?” tanyaku coba berbasa-basi. ”Iya, kita tadi misah dari rombongan, terus nyasar..” jawab cewek itu sambil duduk di depanku. ”Boleh minta minum gak? Kita haus sekali, sudah 5 jam kita jalan muter-muter gak ketemu jalan sama orang” lanjutnya kemudian. Aneh juga pikirku, padahal perasaanku dari tadi pagi, sering sekali aku berpapasan dengan orang-orang atau rombongan pecinta alam. ”Ada juga air putih, tuh di botol atau mau kopi, sekalian aku buatin?” jawabku. Cewek yang berbicara denganku tadi ini tidak menjawab pertanyaanku, tapi langsung menghampiri botol minum yang kutunjukan dan segera meminumnya dengan terburu-buru, sedangkan temannya yang satu lagi hanya memperhatikan dan kemudian meminta botol minumku dengan santun. Kuperhatikan saja tingkah mereka, cewek-cewek muda ini cakep juga khas ABG kota, tapi saat itu mukanya kotor oleh debu dan keringat, kaosnya cuma ditutupi jaket kain, celana jeans dan sepatu olah raga warna hitam, ini sih mau piknik bukan mau naik gunung, abis gak bawa bekal atau peralatan sama sekali. Mereka minum terus sampai puas kemudian tiduran disamping kompor parafin yang sedang kugunakan untuk memasak air. ”Mas namanya siapa?” tanya cewek yang berambut pendek. ”Namaku Adek sedangkan ini temenku Lina” katanya lagi. ”Namaku Son” jawabku pendek sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. ”Ada makanan gak, Mas? Adek laper banget nih..” tanya Adek tanpa basa basi kepadaku yang sedang memperhatikannya. ”Ada juga mie kalo mau, sekalian aja masak mumpung airnya mendidih” jawabku. Ternyata Adek tidak mau masak sendiri, dia terus berbaring dan minta tolong padaku untuk dimasakin mie. ”Wah kamu ini manja banget ya? Kenal aja barusan tapi udah nyuruh-nyuruh?” godaku pada Adek. ”Tolong deh Mas.. Adek capek banget” “Nanti gantian deh..” rayu Adek padaku. ”Gantian apa ya? Emang nanti kamu mau masak mie lagi? Bayarnya pake pijet aja ya?” godaku lebih lanjut. ”Maunya tuh.. tapi bereslah..” jawab Adek cuek sambil memejamkan matanya. Kuperhatikan Lina, tapi dia ternyata diam saja, dan hanya mengangguk kecil ketika kutawarkan mie. Sementara aku masak mie instan, Adek kemudian bercerita kisahnya sampai dia dan Lina tersesat berduaan di tengah gunung Lawu ini. Adek berangkat bersama serombongan pecinta alam SMAnya jam 10 siang tadi. Rencananya malam nanti Adek dan rombongan akan mendaki gunung Lawu, tapi waktu menuju base camp kedua, perut Lina sakit, sehingga Adek menemani Lina mencari tempat untuk buang hajat, tetapi setelah selesai ternyata mereka tertinggal dan terpisah dari rombongan. Setelah mienya siap segera saja pancinya kuberikan pada mereka untuk segera disantap. mMsih saja Adek protes kok tidak ada piringnya. ”Emangnya ini di warung” kataku cuek sambil tersenyum kearah Lina. Lina hanya tersenyum tipis dengan bibir gemetar. ”kamu sakit ya Lin?” tanyaku. ”Nggak Mas hanya kedinginan” katanya pelan. ”Butuh kehangatan tuh Mas Son” potong Adek sekenanya. Wah kaget juga aku mendengar celoteh Adek yang terkesan berani. Kuperhatikan keadaan sekitar yang sudah mulai berkabut dan langit gelap sekali. Waduh jangan-jangan sudah mau hujan. Segera saja kubereskan peralatanku. ”Masih pada kuat jalan nggak?” tanyaku pada 2 orang cewek ini. ”Nanti kalau disini hujan, bisa basah semua.. Mending kalo masih bisa jalan kita cepat turun agar nggak kehujanan” lanjutku. Baru saja selesai aku bicara, tiba-tiba ada kilatan petir disusul dengan suaranya yang keras. ”Duer!!” Disusul dengan tiupan angin yang kencang membawa rintik-rintik air hujan. ”Nah lo.. benerkan, telat deh kalo kita mau nekat turun sekarang” kataku sambil mematikan kompor parafinku. ”Ya udah, cepet masuk tenda sana, cuaca lagi nggak bersahabat nih, bakal hujan deres disini!” perintahku sambil membereskan peralatanku yang lain karena hujan sudah mulai turun. Aku, Adek, dan Lina segera berdesak-desakan di dalam tenda kecil parasut, sementara hujan semakin deras disertai bunyi angin yang keras, segera aku memasang lampu kemah kecil yang biasa kubawa kalau aku naik gunung. Lumayanlah cahayanya cukup untuk menerangi di dalam tenda ini. Sementara kurasa hari menjelang maghrib, dan hujan masih saja turun walau tidak deras. Adek dan Lina duduk meringkuk berdampingan dihadapanku sambil tangannya mendekap kaki. ”Kamu masuk aja ke sleeping bag itu, kelihatannya kok kamu kedinginan sekali” saranku pada Lina yang mulai menggigil kedinginan. ”Tapi copot sepatunya” lanjutku kemudian. Lina diam saja, tapi menuruti saranku. Akhirnya Adek dan Lina tiduran berhimpitan di dalam sleeping bag sambil berpelukan. Kuperhatikan saja tingkah mereka berdua, ”Hei kalian pada ngomong dong, jangan diem aja. Jadi serem nih suasananya” ucapku pada Adek dan Lina. ”Mas Son gak kedinginan..” tanya Lina tiba-tiba. ”Ya dingin to, siapa juga yang nggak kedinginan di cuaca seperti ini?” jawabku apa adanya. ”Kalian enak berduan bisa berpelukan gitu.. gak adil” kataku mencoba bercanda. ”Ya Mas Son sini to, kita berpelukan bertiga” kata Adek pendek, tak ada nada bercanda dalam nada omongannya. ”Waduh, gak salah denger nih?” pikirku. Tak akan ada kesempatan kedua kalau hal ini kutanyakan lagi. ”Ya udah, kalian geser dong. aku mau di tengah biar hangat” kataku cuek sambil membuka resleting sleeping bagku. Tidak sempat kuperhatikan ekspresi Lina atau Adek karena keadaannya yang remang-remang. Aku merebahkan diri diantara dua cewek yang baru kukenal ini, tak ada kata-kata atau komentar apapun, kulingkarkan kedua tanganku kepada Adek di sebelah kiri dan Lina disebelah kanan. Walau awalnya aku merasa canggung tapi setelah kunikmati dan merasakan dua tubuh hangat mendekapku dan akupun merasa nyaman sekali. Kepala Adek dan Lina bersamaan rebah di dadaku. Kurasakan deru nafas yang memburu dari keduanya dan dariku juga. ”Badan Mas Son hangat ya Lin?” kata Adek pelan seraya tangannya melingkar kebawah dadaku dan kakinya naik menimpa kakiku, barangkali Adek lagi membayangkan aku seperti gulingnya kalau dia pas lagi mau tidur. ”Iya tadi Lin takut sekali, sekarang dipeluk sama Mas Son, Lin jadi nggak takut lagi” jawab Lina pelan sambil mengusap kepalanya di dadaku. Samar-samar tercium bau wangi dari rambutnya. Kemudian darahku terasa terkesiap saat lutut Adek entah disengaja atau tidak menyenggol burungku. ”Ehm..” aku hanya bisa berdehem kecil ketika kurasa hal itu ternyata mendorong birahiku naik. Waduh, pikiranku langsung ngeres, rugi juga ya kalau kesempatan selangka seperti ini kusia-siakan, minimal harus ngelaba sesuatu nih.. Iseng-iseng tangan kiriku yang masih leluasa kuberanikan memeluk tubuh Adek mulai meraba-raba kebagian daerah buah dada Adek. ”Ehm..” Adek ternyata hanya berdehem pelan. Akupun mulai berani meningkatkan aksiku lebih lanjut, aku mencoba meremas lembut susunya. Ternyata Adek hanya diam, dia hanya mendongakkan mukanya menatapku, sambil tangannya juga meraba-raba dan mengelus-elus dadaku. Kucoba mencium rambutnya lalu kukecup kening Adek, sementara tanganku terus meremas-remas susunya dengan tempo agak cepat. ”Aah.. Mas Son” suara Adek terdengar lirih. ”Ada apa Dek?” tanyaku pelan melihat Lina sudah mulai curiga dengan aktivitas yang kulakukan. ”Kamu masih kedinginan ya?” kataku lagi sambil menggeser tubuhnya agar lebih naik lagi. Sementara tanganku jadi lebih leluasa menelusup ke dalam balik jaketnya dan membuka pengait BHnya yang masih tertutup dengan kaos luarnya. Adek hanya diam saja saat kulakukan hal itu, bahkan saat tanganku sudah sempurna merengkuh susunya dibalik BHnya. Dia menggigit kecil dadaku. ”Ah.. Mas Son..” katanya parau dengan tidak memperdulikan ekspresi Lina yang kebingungan. Saat kupermainkan puting susunya, tiba-tiba Adek bangkit. ”Mas Son, Adek ma.. masih kedinginan” kata Adek dengan bergetar sambil menghadapkan mukanya ke wajahku sehingga jarak muka kami begitu dekat. Kurasakan nafasnya memburu mengenai wajahku. Aku hanya bisa diam tercekat ketika Adek mulai menciumi mukaku dengan tidak beraturan, mungkin karena gelap hampir semuanya kena diciumnya. Kurasakan lagi kaki Adek sudah melakukan gerakan yang teratur menggesek-gesek ******ku naik dan turun. Tanpa sadar akupun membalas ciuman Adek, hingga akhirnya bibir kami bertaut. Dengan penuh nafsu Adek mengulum bibirku sambil lidahnya terjulur keluar mencari lidahku. Setelah didapatnya lidahku, dihisapnya dengan kuat sehingga aku sulit bernafas. ”Gila nih, cewek ABG sudah pintar french kiss” ucapku dalam hati. Tanpa sadar tangan kananku mencengkram pundak Lina. ”Mas sakit Mas pundak Lina” kata Lina tiba-tiba yang menghentikan aktivitasku dengan Adek. ”Oh maaf Lin” jawabku dengan terkejut. Kuperhatikan ekspresi Lina yang bengong melihatku dengan Adek. Tapi rasa tidak enakku segera hilang karena ternyata Adek tidak menghentikan aktivitasnya, dia tampaknya cuek aja dengan Lina, seakan menganggap Lina tidak ada. Adek terus menciumi telinga dan leherku. ”Mas Son, Adek jadi pengen.. Adek jadi BT, birahi tinggi” kata Adek lirih di telingaku sambil tangannya sudah bergerilya mengusap-usap ******ku yang masih tertutup rapat oleh celana jeansku. ”Waduh.. bagaimana ini” pikirku dalam hati. Pikiranku serasa buntu. Kupandangi wajah Lina yang kaku melihat polah tingkah Adek yang terus mencumbuku. Lina pun bangkit dari rebahannya sambil beringsut menjauh dari badanku. Tak sempat ku berkata lagi, Adek yang sudah birahi tinggi tanpa ampun menyerangku dengan ganasnya, dicumbunya seluruh wajah dan leherku, malah kini posisinya menaiki tubuhku dan berusaha membuka bajuku. Aku yakin walau suasananya remang-remang, Lina pasti melihat jelas semua aktivitas kami, bahkan dengan kaos dan BH Adek yang sudah tersingkap keatas dan tanganku yang sedang meremas-remas susu Adek, sekarang jelas terpampang di depan mata Lina. Kepalang tanggung, segera saja kurengkuh tubuh kecil Adek dan kuhisap puting payudaranya yang kecil dan berwarna merah kecoklatan itu secara bergantian dengan posisi adek diatas tubuhku. Pentil itu tampak sudah tegak mengacung karena pemiliknya sudah dilanda nafsu birahi yang sangat tinggi. ”Ah.. ah.. Mas Son..” gumam Adek lirih. ”Enak Mas, terus.. jangan dijilat terus, tapi disedot.. aah..” lanjutnya. Aktivitas ini kuteruskan dengan mengelus dan meraba pantat Adek yang sejajar dengan ******ku. Kuremas pantat Adek sambil menggesek-gesekan ******ku pada daerah kemaluan Adek yang masih terbungkus dengan celana jeans yang dikenakannya. Kujilati semua yang ada di dada Adek, bahkan kugigit kecil puting mancung itu yang membuat Adek melenguh panjang. ”Aaahh.. sshh..” Aksiku ternyata membuat Adek blingsatan, dikulumnya bibirku dan diteruskan ke leherku sambil berusaha membuka semua bajuku, nampaknya Adek mau balas dendam melancarkan aksi yang sama dengan yang kulakukan tadi. Benar saja, begitu bajuku terbuka semua, Adek segera menghisap putingku dan menggigit-gigit putingku dengan ganas. Kurasakan sensasi yang luar biasa yang membuat ******ku semakin tersiksa karena tidak bisa bangun terhalang oleh celana jeansku. Saat itu bisa kuperhatikan Lina di samping kiriku yang sedang menatap nanar aktivitas kami, kulihat tangan kanannya dijepitkan pada dua belah pahanya, entah sedang terangsang atau sedang kedinginan. Tanpa kata, kuberanikan tangan kananku mengelus paha Lina sambil berusaha meraih tangan Lina. Lina hanya diam saja, bahkan semakin terpaku saat melihat aksi Adek yang terus mencumbu bagian bawah pusarku. Aku yang merasa sangat geli hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan. ”Aah.. Dek, jangan dijilat di daerah situ terus.. ge..li se..ka..li..” ujarku dengan nafas tersengal. Tanpa sadar aku sudah meremas tangan Lina dan Linapun kurasa juga membalas remasan tanganku. Tapi kejadian demi kejadian berlangsung begitu cepat, Adek seolah sudah tidak peduli lagi, dia langsung membuka ikat pinggangku diteruskan dengan membuka resleting celana jeansku. Aku hanya bisa pasrah menerima nasibku saat itu, keperhatikan tingkah Adek sambil tanganku tetap memegang tangan Lina. Saat resleting celanaku sudah terbuka, Adek meraih ******ku yang masih terbungkus celana dalamku, lalu dielusnya sebentar kemudian ditariknya sampai selutut celana jeansku berikut celana dalamku juga. Tanpa banyak kata, Adek hanya memperhatikan sebentar ******ku kemudian mencium dan menjilat permukaan ******ku. ”Aah..” aku hanya bisa mengeluarkan kata itu saat Adek mulai mengulum ******ku dan mengisapnya. ”Aargh .. Dek, enak sekali Dek” erangku. ”Gila nih anak, baru SMA sudah selihai ini, aku tak habis pikir” gumamku dalam hati. Saat Adek masih asik berkaraoke dengan ******ku, kulihat sekilas ke Lina, ternyata dia sedang memperhatikanku dengan pandangan yang tidak kumengerti artinya. Kemudian seperti ada dorongan lain kutarik tangan Lina sehingga tubuhnya rebahan lagi disampingku. ”Lin, aku ingin cium bibir kamu” bisikku perlahan di telinga Lina. Saat itu Lina diam saja sambil tetap menatapku. Kutarik wajahnya mendekat dengan wajahku dan segera kulumat bibir Lina yang mungil itu. ”Eemh ..” suara yang terdengar dari mulut Lina. Tak ada perlawanan yang berarti dari Lina, Lina diam saja tak membalas ciumanku, entah karena pasrah atau tidak tahu caranya berciuman. Kurasakan getaran birahi yang luar biasa saat ******ku terus dipermainkan oleh Adek sementara konsentrasiku terarah pada Lina yang pasrah. Segera saja aku menciumi dada Lina yang masih terbungkus oleh bajunya sementara tanganku yang satu mengelus-elus selangkangan Lina. ”Aah.. ah..” Lina mulai bereaksi panas saat kusibak bajunya sehingga aku bisa menjilati permukaan susu yang masih tertutup oleh BHnya yang berwarna pink. ”Ya diajari tuh Lina, Mas Son.. sudah gede tapi belum bisa bercinta” kata Adek tiba-tiba. Kaget juga aku mendengar teguran itu, kuperhatikan Adek tenyata dia sudah tidak menghisap ******ku lagi, tapi sedang membuka celana jeans lalu celana dalamnya sendiri. ”Adek masukkin ya Mas” kata Adek pelan tanpa menunggu persetujuanku sambil mengarahkan ******ku ke lubang kawinnya yang tampak olehku disuburi bebuluan jembut keriting. Pelan tapi pasti Adek membimbing ******ku untuk masuk penuh ke dalam tempiknya. Kurasakan rasa hangat menjalar dari ******ku ke seluruh tubuhku. Tempik Adek yang sudah basah oleh lendir pelumasnya memudahkan ******ku masuk ke dalamnya. ”Ah.. burung Mas Son gede.. terasa penuh di tempik Adek” katanya mendesis sambil menggoyangkan pantatnya dan memompanya naik turun. ”Ah.. ash.. ah.. enak sekali Mas Son” kata Adek parau sambil mencumbu dadaku lagi. Aku yang menerima perlakuan demikian tentu saja tidak terima, kuangkat badan Adek dan mendekatkan teteknya ke mulutku sambil terus memompa dari bawah mengimbangi goyangan Adek. ”Huuf.. uh..uh.. aah.. terus Mas” erang Adek memelas. Kujilati terus dan mengisap puting Adek bergantian kiri dan kanan, sementara Adek menerima perlakuanku seperti kesetanan. ”Ayo Mas.. Son.. terus.. ayo .. teruuss.. Adek mau dapet ni..” katanya bernafsu. Tak beberapa lama kemudian, dengan kasar Adek mencium dan mengulum bibirku. ”Eeemhp.. aaah..” Dan kemudian Adek terkulai lemas di dadaku, sementara aku yang masih memompa dari bawah hanya didiamkan Adek tanpa perlawanan lagi. ”Aaa.. berhenti dulu Mas Son, istirahat sebentar, Adek sudah dapat Mas Son” kata Adek lirih mendekapku dengan posisinya masih di atasku dan ******ku masih di dalam liang senggamanyanya. Kurasakan detak jantung Adek yang bergemuruh di dadaku dan nafasnya yang ngos-ngosan mengenai leherku. ”Makasih ya Mas Son, enak sekali rasanya” kata Adek pelan. Aku yang belum mendapatkan orgasme, hanya bisa melirik ke arah Lina yang saat itu ada di sampingku, ternyata tangannya sedang meremas-remas teteknya sendiri dibalik BH berendanya yang sudah terbuka. Segera saja kutarik Lina mendekatiku dan menyuruhnya agar ia berposisi push up mendekatkan teteknya kemulutku. ”Aah .. Mas Son..” kata Lina pelan saat tetek kanannya kuhisap. Saat itu Adek bangkit dari posisi semula dan mencabut tempiknya dari ******ku, kemudian berbaring di sisi kiriku sambil merapikan kaosnya. Aku yang kini leluasa berusaha bangkit sambil mencopot celana jeansku yang masih menempel di lututku. Kuterus meremas-remas tetek Lina sambil mengulum bibir Lina yang kini posisinya berbaring di bawahku. Berbeda dengan yang tadi, kini Lina mulai agresif membalas kulumanku bahkan bibirnya menjulur-julur minta diisap. Kubimbing tangan Lina untuk memegang ******ku yang masih tegang dan basah karena cairan kawin dari tempik Adek. Semula seakan ragu, tapi kini Lina mengenggam erat ******ku dan seperti sudah alami Lina mengocok ******ku waktu lidahku bermain di bawah telinganya dan lehernya. ”Aah .. Mas Son.. geli ..” hanya itu komentar dari bibir Lina yang seksi itu. Perlahan lidahku mulai bermain di seluruh dada Lina, dari leher sampai gundukan teteknya kujilati semua, dan kugigit kecil pentil susu Lina yang berwarna kemerahan dan sudah tampak tegang itu. ”Aargh.. aah ..” Lina mulai menggelinjang. Lina diam saja waktu kubuka ikat pinggangnya dan kubuka kancing celana jeansnya. Kuperhatikan Lina masih memejamkan matanya dan melenguh terus saat kucumbu bagian pentilnya, sementara tangan kanannya tetap menggenggam erat ******ku, dan tangan kirinya menekan-nekan kepalaku, sesekali menjambak rambutku. Kemudian tanganku menelusup ke dalam balik celana dalam Lina waktu kancing celana jeans Lina sudah terbuka, kurasakan sambutan hangat bulu-bulu jembut yang masih jarang diatas tempiknya. Kuelus-elus sebentar permukaan liang kawinnya, lalu jari-jariku tak ketinggalan bermain menekan-nekan tempiknya yang sudah basah oleh lendir kawinnya. ”Ah.. Mas.. Son .. aah” suara Lina semakin terdengar parau. Aku segera mengalihkan cumbuan ke daerah perut Lina dan menurun menuju tempiknya. Kubuka celana dalam berenda yang juga berwarna pink itu tanpa melihat reaksi Lina dan segera menciumi permukaan tempik Lina yang masih ditumbuhi bulu-bulu jembut halus yang jarang-jarang. ”Ah.. jangan Mas Son .. ah..” kata Lina mendesis. Tentu saja kubiarkan sikap yang menolak tapi mau itu. Lidahku sudah mencapai permukaan tempiknya lalu kujilati yang segera membuatnya menggelinjang dan dengan mudah aku menurunkan celana jeansnya sampai sebatas pahanya. Kujilati terus tempik Lina sampai kedalam-dalam sehingga pertahanan Lina akhirnya jebol juga, pahanya semula yang mengapit kepalaku mulai mengendur dan mulai terbuka mengangkang, sehingga akupun leluasa mencopot seluruh celana jeans dan celana dalamnya. ”Aah .. argh ..” desis Lina pelan. Posisiku saat itu dengan Lina seperti posisi 69, walau Lina tidak mengoral ******ku aku tidak peduli tetap menjilati tempiknya dengan ganas dan tanpa ampun. ”Aah.. Mas .. truss.. ahhh .. enaak.. Mas .. aah ..” teriak Lina tidak jelas, sampai akhirnya pahanya menjepit erat kepalaku dan ******ku terasa sakit digenggam erat oleh Lina. ”Aaah.. Mas ..” teriakan terakhir Lina bersamaan dengan sedikit cairan birahi yang menyemprot dari dalam tempiknya kedalam mulutku. Rupanya Lina sudah mendapat orgasme pertamanya walau dengan lidahku. ”Aah.. enak sekali.. Mas Son .. sudah ya Mas Son..” kata Lina pelan sambil tergolek lemah dan pasrah. Akupun menghentikan aktivitasku dan mengambil nafas dulu karena mulutku jadi pegal-pegal kelamaan asyik mengoral tempiknya. Aku berbaring di tengah dua cewek ini dengan posisi yang terbalik dengan mereka, kepalaku berada diantara kaki-kaki mereka. Baru sebentar aku mengambil nafas, kurasakan ******ku sudah ada yang memegang lagi. ”Mas main sama Adek lagi ya? Adek jadi nafsu ngeliat Mas Son main sama Lina” kata Adek tiba-tiba yang sudah bangkit dan kini tangannya sedang memegang ******ku. Aku tak sempat menjawab karena Adek sudah mengulum ******ku lagi, bahkan kini pantatnya beralih ke wajahku, menyorongkan tempiknya kemulutku untuk minta dioral juga seperti tadi aku dengan Lina. Posisiku dengan Adek kini 69 betulan tapi dengan posisiku yang di bawah. Kujilati tempik Adek dengan lidah yang menusuk-nusuk kedalamnya. ”Eeemph .. emmph ..” Adek tak bisa mendesah bebas karena mulutnya penuh dengan ******ku. Lama kami bermain dengan posisi itu, sampai akhirnya kuhentikan karena aku tidak tahan dengan isapan Adek yang luar biasa itu dan kalau dibiarkan terus akibatnya ******ku bisa muntah-muntah di dalam mulut Adek. Aku bimbing agar Adek berbaring di samping Lina sedangkan aku di atasnya mulai mencumbu lagi dari teteknya dengan menggesek-gesekan ******ku ke permukaan tempiknya yang dipenuhi oleh bulu-bulu jembut yang berwarna hitam pekat itu. Adek seperti mengerti, kemudian membimbing ******ku untuk masuk ke dalam lubang kawinnya. Akupun bangkit sambil mengarahkan ******ku siap untuk menghujam lubang senggama Adek. Pelan tapi pasti kumasukan ******ku mulai dari kepala hingga semuanya masuk ke dalam tempiknya. ”Aaah .. Mas Son ..” desis Adek sambil menggoyang pantatnya. Kurasakan seret sekali tempiknya, beda sekali dengan yang tadi gesekan itu terasa nikmat menjalar di setiap centi dari ******ku dengan sesekali terasa denyutan pelan dari liang kemaluannya. ”Mas yang keras dong goyangnya.. terasa sekali mentok” kata Adek sambil melingkarkan tangannya ke leherku. Akupun jadi semangat memompa tubuh ranum yang mungil ini. Di udara dingin seperti ini terasa hangat tapi tidak berkeringat. ”Aah.. ah.. terus Mas .. terusss.. ah.. ah ..” lanjutnya keenakan. Mungkin sekitar 5 menit aku menggoyang Adek, sampai kemudian aku tidak tahan melihat teteknya yang bergoyang indah dengan puting kecil menantang. Akupun mengulum puting Adek sambil meremas-remasnya dengan gemas, sementara pompaan ******ku telah diimbangi goyangan Adek yang bisa kupastikan goyangan ngebor ala Inul tidak ada apa-apanya. ”Ma.. Mas .. Adek mau dapet laggii.. bareeng yaa.. ah.. ah..” desis Adek histeris. Aku jadi terangsang sekali mendengar lenguhan Adek yang merangsang itu, kuteruskan aksiku dengan menjilat dan mencium dada, ketiak, leher, telinga dan pipi Adek. ”Aaarg ..” erangnya keras. Adek mengulum bibirku sambil memejamkan matanya. Nampaknya Adek telah mendapat orgasmenya yang kedua, sementara tubuhnya menegang sebentar dan kemudian melemas walau aku masih memompanya. Aku segera mencabut ******ku dan mengocoknya sebentar untuk menumpahkan pejuku ke perut Adek. ”Crut.. crut..” Pejuku keluar banyak membasahi perut Adek dan mengenai teteknya. ”Aaah..” akupun melenguh puas saat hasratku telah tersalurkan. Adek mengusap-usap pejuku di perutnya kemudian membersihkan dengan tisu yang diambil dari celananya, sedangkan Lina mendekat dan melihat aksi Adek, kemudian membantu membersihkan pejuku. ”Baunya seperti santan ya?” komentar Lina sambil mencium tisunya yang penuh dengan pejuku. ”Ya udah. Semua dibereskan dulu” kataku memberi perintah kepada dua cewek yang baru saja bermain cinta denganku ini. ”Kita istirahat dulu ya sambil tiduran, nanti kalo sudah nggak hujan kita putuskan mau turun ke bawah atau bermalam disini ya” lanjutku kemudian. Akhirnya akupun tertidur kelelahan dengan dua cewek yang mendekapku. Entah mimpi apa aku semalam bisa terjebak dalam situasi seperti ini. Tak kurasa kami bertiga telah bermalam dan sadar pada keesokan harinya, dan berjanji akan melakukannya lagi nanti sesampainya dibawah dan menginap di hotel terdekat. Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Pasutri,Cersex,Cerita Sex 2017,Cerita Ngentot Terbaru,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Panas,Cerita Bokep Seks,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Kisah Seks,Cerita Panas,Cerita Mesum, Read the full article
0 notes
majalahforbes-blog · 5 years ago
Text
Cerita Sex Birahi Seks Terpendam Teh Tita
Cerita Sex ini berudul ” Cerita Sex Birahi Seks Terpendam Teh Tita ” Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019. Di kamar kostnya Abi berbaring sambil ngelamun. Di luar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, di kota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Abi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Tita, ibu kostnya. Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda. Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam dan panjang panjang.Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah. Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna dengan BHnya, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari striptease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu-bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat. ”Blarrrrrrrrr!” suara guntur membuyarkan lamunannya. Abi bangkit berdiri sambil menggaruk batang ****** di selangkangannya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kos. Baru sekitar 1 bulan ia kos di rumah keluarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Pak Hamdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun. Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Tita sudah tidur bersama anaknya karena Pak Hamdan sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Abi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Abi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya. Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Abi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.agen poker Tiba2 Abi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Tita. Abi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba. Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya? tanya Abi tergagap Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental. Yang membuat Abi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Tita, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Tita. Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alis matanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi. Entah mengapa Abi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Tita tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Tita yang masih dibawah tiga puluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun di samping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Hamdan. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Tita dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi. Tapi malam ini Tita berpenampilan lain, tanpa kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Tita memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Abi, Tita seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur. “Gambar tivinya jelek ya?” tanya Tita mengagetkan Abi. “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Abi sambil menunduk. Abi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Abi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Abi menelan ludah. Semuanya jelek,  kata Tita Nonton VCD saja ya? Terserah Teteh kata Abi masih berdebar menghadapi situasi itu. Tapi adanya film unyil, nggak apa? kata Tita sambil tersenyum menggoda. Abi faham maksud Tita tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno. Ya terserah Teteh saja jawab Abi. Tita kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Abi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Tita keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam. Mau nonton yang mana? tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Abi. Abi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno. Eh, ah yang mana sajalah kata Abi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu. Yang ini saja, ada ceritanya kata Tita mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Abi mencoba menenangkan diri. “Memang Teteh suka nonton ya? tanya Abi memancing “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk jawab Tita sambil tertawa kecil “Bapak juga? tanya Abi lagi “Nggalah, marah dia kalau tau kata Tita kembali duduk setelah memencet tombol player. Memang selama ini Tita menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral. Bapak kan orangnya kolot lanjut Tita dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen! Abi tertegun mendengar pengakuan Tita tentang hal yang sangat rahasia itu. Abi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya di tempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya. Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Abi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan di sebelahnya.Tita duduk sambil mengangkat satu kakinya ke atas kursi dengan tangannya ditumpangkan di lututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Abi sudah tidak ragu lagi. Teteh kesepian ya? tanya Abi sambil menatap perempuan itu Tita balik menatap Abi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan. Kamu mau tolong saya? tanya Tita sambil memegang tangan Abi. Bagaimana dengan Bapak ? tanya Abi ragu-ragu tapi tau maksud perempuan ini. Jangan sampai Bapak tahu kata Tita Itu bisa diatur lanjut Tita sambil mulai merapatkan tubuhnya. Abi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora di mata Tita. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk dikecup. Tanpa menunggu lagi bibir Abi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Abi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Tita. Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Tita memegang belakang kepala Abi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Abi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Tita. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya. Tita bergetar ketika jemari Abi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Abi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Tita telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Tita telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Abi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu. Segera saja tangan Abi merambahi kembali lembah hangat milik Tita yang telah terbuka itu. Dirasakannya bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Abi membelai bulu-bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah. Tita makin mendesah ketika jemari Abi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Tita rasakan pada daerah kemaluannya. Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang ******nya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Tita. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Tita. Selama hampir delapan tahun menikah, Tita belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Hamdan suaminya yang berusia hampir empat puluh lima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya. Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan air mani di dalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak. Sehingga selama bertahun-tahun, Tita tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang air mani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Tita sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi. Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Tita bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Tita mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian. Tetapi sebagai perempuan normal Tita tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu di tubuh Tita. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar. Ah… terus Bi…desahnya membara. Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Abi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Tita mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Tita dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal. Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Abi kost dirumahnya, Tita telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya. Malam ini Tita tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan. Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Abi mulai menyusuri leher jenjang Tita yang selama ini tertutup rapat. Mulut Abi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus ke bawah sepertinya hendak ke daerah belahan dada Tita, tapi tiba-tiba Abi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Tita yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu. Rupanya Abi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Tita juga faham maksud Abi. Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Abi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Tita menunduk memperhatikan kepala Abi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hot. Dihadapan Abi terlihat selangkangan perempuan dewasa yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu-bulu jembut yang menghitam agak keriting dengan sangat lebatnya menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus. Abi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. Labia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu-bulu jembut menghitam di tepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu. Kedua tangan Abi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya Ahhh…! Tita mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya. Desahannya semakin menjadi ketika lidah Abi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Tita blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dikhayalkan. Abi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah ke atas meremasi susu yang montok padat. Rupanya Tita sudah merasa semakin panas meskipun di luar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat di sofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya. Mata Tita merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Abi. Hasrat yang telah lama dikhayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak khayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno. Demikian juga dengan Abi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Abi rupanya telah menaikkan nafsu Tita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Tita yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas ditariknyanya kepala Abi agar makin rapat ke selangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Abi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu. Ahhh… duh Gusti…! Ahhh! Enaknya !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga. Abi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat ke selangkangan itu ditambah Tita merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Tita menyenderkan kepalanya di sandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Abi kembali membuka sehingga Abi dapat melepaskan diri. Muka Abi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan birahi yang keluar dari lubang kenikmatan Tita. Abi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh. Hatur nuhun ya Bi kata Tita berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya. Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Abi telah berdiri telanjang bulat dengan batang ****** mengacung keras. Batang ****** yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Abi mendekat dan meraih tangan Tita, dan menariknya berdiri. Kemudian Abi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama. Kenapa sih? tanya Tita sambil senyum-senyum. Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup jawab Abi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya. Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Tita, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Tita memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi dilengkapi dengan putingnya yang berwarna merah kecoklatan dan tampak sudah tegak mengacung ke atas, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona. Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang ****** Abi. Dan Tita yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Tita kembali duduk sambil tetap menggengam batang ****** itu. Abi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang ****** yang tegang dihadapannya. ****** yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Tita ingin merasakan mengulum ****** lelaki seperti yang dilihatnya di film porno. Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala ****** yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang ****** yang telah basah itu dan dikulumnya. Abi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Tita mulai melumati batang ****** di dalam mulutnya dengan semakin bernafsu. Tita mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya di film. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang ****** itu dengan giginya, membuat Abi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Tita adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Abi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya Tita yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film. Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya. Abi yang batang ******nya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Tita meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya. Ah Teh, sudah mau keluar nih” desisnya mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya. Tapi Tita yang memang mau merasakan semburan mani di mulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang ****** itu menumpahkan cairan kenikmatan di dalam mulut Tita. Abi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Tita… Dirasakannya cairan hangat menyemprot di dalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Tita semakin keras mengocok batang ****** itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang ****** Abi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang ****** itu. Tanpa rasa jijik atau mual. “Bagai mana rasanya Teh?” tanya Abi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias. Enak, gurih” kata Tita tanpa ragu Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Tita bangkit. Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil ke dapur dengan hanya mengenakan kimono. Abi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang ******nya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Tita di dapur membuatkan minuman. Abi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Tita menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Abi. Perlahan dirasakan batang ****** Abi mulai bangkit lagi mengganjal di pantatnya. Tita semakin mengelinjang ketika tangan Abi yang satunya mulai merambahi selangkangannya. Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus. Dikamar saja ya” ajak Tita ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk. Tita mendorong tubuh Abi keranjang dan jatuh celentang. Tita juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Abi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Tita mendorong kepala Abi kebawah. Ia ingin Abi mengerjai susunya. Abi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Tita mendesah sambil mengerumus rambut Abi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil susunya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Abi dengan lembut. Abi merasakan buah dada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras karena sudah sangat terangsangnya wanita itu. Oh… Bi…! Gelii… terus akh…! Tangan Abi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu. Tita menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya. Ahh… terus sayang! desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya. Jemari Abi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana di dalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. Tita semakin menggelinjang ketika ujung jari Abi menyentuh itilnya. Kini mulut dan tangan Abi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Tita juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu. Beberapa lama kemudian Abi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak ke bawah menyusuri perut mulus Tita dan berhenti di pusarnya. Tita menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Tita rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Abi ke arah kepalanya. Abi faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Tita diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang ****** yang menegang keras diatas muka Tita. Yang segera disambut kuluman Tita dengan sangat bernafsu. Abi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Tita yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut sangat lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing. Tita istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak habis-habis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Abi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya. Oh…! Bi, lakukanlah desah Tita mulai tak tahan menahan hasratnya. Abi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Tita telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang ****** Abi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut. Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuh belas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang ****** Hamdan merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan. Tita tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Abi ketika perlahan batang ****** yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya. Akh…! Enak Bi! desisnya. Tangannya menekan pinggul Abi agar batang ****** pemuda itu masuk seluruhnya. Abi juga merasakan nikmat. Memek Tita masih terasa sempit dan seret. Abi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Tita. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat. Ayo Bi geyol terusss! desis Tita makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Abi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang ******nya tuntas masuk seluruhnya ke dalam memek Tita. Oh… Bi ! jerit Tita nikmat setiap kali Abi melakukannya. Terasa batang ****** itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam. Semakin sering Abi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Tita sehingga pada hentakan yang sekian Tita merasakan otot di seluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Abi agar hujaman bantang ****** itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut di dalam lubang memeknya. Ahk…! Ah… duh akhh! teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki. Sangat nikmat dirasakan Tita. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Abi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Tita kembali berusaha mengimbangi. Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman ****** Abi semakin dalam. Abi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Tita seperti itu. Demikian juga dengan Tita, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi. Tita mengangkat dan menumpangkan kakinya di pundak Abi, sehingga selangkangannya lebih terangkat. Abi memeluk kedua kaki Tita, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Tita lebih terasa sehingga gesekan batang ******nya menjadi semakin nikmat. Abi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan. Ahhh… Abi mendesah nikmat ketika dari batang ******nya menyembur cairan kenikmatannya. Dikocoknya terus batang ****** itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Tita rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya. Akhh…!! jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut. Tubuh Abi ambruk diatas tubuh Tita. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu. Hatur nuhun ya Bi, hatur nuhun” kata Tita terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam. Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Abi, batang ******nya yang telah lepas dari lubang memek Tita mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Tita. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Abi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Tita sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Abi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya. Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi. Abi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring di ranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Tita. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Tita yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat. Abi ingat setiap dua atau tiga ronde, Tita selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali. Abi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam. Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Tita dengan pakaian lengkapnya membawa nampan berisi roti dan minuman. Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak” katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang. Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi” katanya sambil senyum menggoda. Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Tita ramuan rahasia menambah gairah lelaki. Kemudian Tita memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Abi dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar. Teteh mau kemana sih kok rapi” tanya Abi Baru nganter anak saya ke rumah Teh Siti. Biar kita bebas” kata Tita kembali tersenyum nakal. Abi merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Tita berpakaian lengkap. Teh mau ngga memenuhi permintaan saya” kata Abi Apa sih?” tanya Tita agak heran Maaf nih Teh“kata Abi Teteh mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju Teteh di depan saya” lanjutnya. Tita tersenyum manis sambil bangkit. Kenapa tidak kata jawab Tita mulai bergaya seperti penari salsa. Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar dilepaskan kerudungnya. Abi memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Tita.Dengan rambut terurai, Tita mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Tita hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna pink. Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Tita semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi susunya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Abi benar-benar terpesona dan perlahan batang ******nya mulai ngaceng. Tita naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Abi sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu-bulu jembutnya. Abi menanggapi dengan meraba paha Tita dan membelainya. Kini selangkanngan Tita tepat dimuka Abi. Dengan tangannya ditariknya ke bawah celana dalam Tita dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Tita mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok. Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Abi pada selangkangannya. Abi menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Tita dengan rakus. Tita mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi susunya yang telah terbuka. Dengan ujung lidahnya Abi menjilati lubang memek Tita yang sudah dikuakkan jari tangannya. Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Tita merintih nikmat ketika satu jari tengah Abi dimasukkan ke dalam lubang memeknya yang semakin basah oleh lendir birahi. Abi menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan itu, menyebabkan Tita semakin mengelinjang liar. Tita semakin keras meremasi susunya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang memeknya. Kaki Tita terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Abi masih terhujam di lubang memeknya. Tita membaringkan tubuhnya ke belakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Abi dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas. Entah kenapa, Abi sangat suka menjilati seputar memek Tita, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Tita juga sangat menyukai perlakuan Abi itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun. Setelah beberapa lama, rupanya Tita ingin segera disodok lubang memeknya dengan batang ****** pemuda itu yang telah keras mengaceng. Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya ke batang ****** Abi yang telah mengaceng ke atas. Abi membantu mengarahkan batang ******nya ke lubang yang telah basah merekah itu. Tita mendesah ketika kepala ****** Abi perlahan menyusup ke dalam lubang memeknya yang sempit. Lubang memek Tita meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga memeknya berbau harum. Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Abi, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Abi setelah minum ramuan buatan Tita. Tubuhnya kembali segar dan batang ******nya selalu siap tempur. Secara normal Abi memang lelaki yang kuat berhubungan sex, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian. Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya. Abi sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Tita pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternyata suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka. Tita mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Abi yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya bisa sedikit mengimbangi gerakan Tita yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan itu mengikuti gerakan turun naiknya. Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Abi. Sesekali Tita menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang ****** Abi menghujam seluruhnya di dalam lubang memeknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Tita ketika kepala ****** Abi menghujam lubang rahimnya yang terdalam yang paling sensitif. Tita terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasakan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya. Achhh…!! jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan. Tubuhnya mendekap Abi dengan ketat. Abi yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Tita kebelakang hingga telentang dengan tubuh Abi berada diatasnya. Batang ******nya masih bertaut dalam di lubang memek Tita. Segera Abi mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Tita. Gerakan Abi langsung cepat karena ia juga ingin membuat Tita orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Tita klimaks tiga kali berturut-turut. Abi merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang ******nya masih belum terasa sensitif. Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Tita yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Tita mencoba mengimbangi goyangan Abi, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya. Duh Gusti…! Ackhh… oh! jeritnya nikmat. Ia merasa puas dengan kemampuan Abi, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya. Abi terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan ini. Kembali Abi berusaha memacu kembali hasrat Tita yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Tita diguncang getaran yang paling nikmat. Ahh…!” desahnya kembali. Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang ke langit kenikmatan ketujuh. Abi yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang ******nya. Tita yang telah KO tiga kali hanya bisa telentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati air mani Abi muncul. Bi, saya mau kulum punya kamu” pintanya kembali bersemangat. Abi menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Tita sudah haus ingin minum. Minum air maninya. Abi juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya di dalam mulut perempuan itu. Maka dicabutnya batang ****** dari lubang kenikmatan itu. Tita mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Abi segera berlutut mengangkangi badan Tita dengan batang ******nya mengacung tepat di muka Tita yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan sangat rakusnya. Abi merem-melek menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan itu memperlakukan ******nya dengan mulutnya. Tita dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Abi semakin tinggi. Jarang ada perempuan yang dikencaninya mau mengulum batang ******nya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan bayaran. Tapi kini perempuan baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Abi merasa beruntung bertemu dengan Tita. Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Hamdan bila tahu perbuatan mereka. Abi merasa batang ******nya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Tita yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Tita. Batang ****** itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk ke dalam mulutnya sehingga air mani yang tercurah langsung masuk ke tenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Tita. Demikian juga dengan Abi, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Tita bahkan juga menjilati cairan yang meleleh di batang ****** hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama di pagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore. Hingga anaknya Tita datang. Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Pasutri,Cersex,Cerita Sex 2017,Cerita Ngentot Terbaru,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Panas,Cerita Bokep Seks,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Kisah Seks,Cerita Panas,Cerita Mesum, Read the full article
1 note · View note