#BelajarBarengMantan
Explore tagged Tumblr posts
Text
BBM (Belajar Bareng Mantan)
Edisi : Senin, 19 September 2017
Materi : Dasar Penulisan Bahasa Indonesia Pemateri : Mbak Desi Moderator : @Mbak Uty Notulen : Iim
Yang pertama, bahas tanda baca ya..
Terkesan simple, gak pengaruh amat, tapi kalau dalam ragam bahasa tulisan, hal-hal kecil ini pengaruhnya besar.
1. Titik (.) a. Digunakan untuk mengakhiri satu kalimat yang bukan merupakan kalimat tanya atau seru. b. Digunakan pada akhir singkatan, gelar, jabatan, pangkat. Contoh: Ir. Joko Widodo, dll.
2. Koma (,) a. Digunakan untuk memisahkan unsur-unsur ketika akan memerinci atau menjabarkan sesuatu. Contoh: Buah khas tropis antara lain nanas, semangka, dan kelapa. b. Digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimat. Induk kalimat adalah klausa yg maknanya sudah lengkap tanpa perlu klausa lain. Anak kalimat= memiliki kata hubung, harus terikat dengan induk kalimat. Contoh: Semenjak ayahnya sakit (anak kalimat), Wawan terlihat tidak bersemangat (induk kalimat).
Hati-hati penggunaan koma ya. Dua kalimat ini beda makna. 1. Dia suka jambu monyet. 2. Dia suka jambu, monyet!
3. Tanda seru (!) a. Digunakan dalam kaimat seru. Biasanya berupa kalimat perintah atau emosi. Contoh: Jangan kembali lagi kalau hanya ingin membuat luka!
4. Tanda titik koma (;) a. Digunakan untuk memisahkan kalimat sejenis atau setara. contoh: Dia makan nasi; aku juga. b. Sebagai pengganti kata hubung. Dia pergi jalan-jalan, sementara aku diam di rumah.
Kata 'sementara' bisa diganti dengan titik koma (;) Pada dasarnya, titik koma mirip-mirip sama koma.
5. Tanda titik dua (:) a. Diikuti pada kalimat pernyataan bila diikuti oleh pemerincian atau unsur-unsur yg perlu dijabarkan. Contoh: Pada ajang Sea Games lalu, Malaysia berhasil mengalahkan lawan-lawannya: Singapore, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
6. Tanda hubung (-) a. Digunakan pada kata ulang. Contoh: hal-hal, unsur-unsur b. Untuk merangkai unsur bahasa asing dgn bahasa Indonesia. Contoh: Di-share, di-download, mem-posting.
***** SESI TANYA JAWAB PERTAMA *****
ASK (Mbak Uty) : mbadess mau nanyaa. perihal pemisahan anak kalimat dan induk kalimat. Kalau induk kalimatnya yang di depan, perlu dibubuhin tanda koma gak ? ANS : Gak perlu, karena ada konjungsi (kata hubung) di situ. Koma hanya dipakai bila anak kalimat ada di depan induk kalimat. Karena dia berperan sebagai pengganti konjungsi. Mereka menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat. Klo kata hubung disimpen di depan, mereka lalu menghubungkan apa? Tapi memang beberapa ada yang membolehkan. Seperti kata hubung semenjak itu tadi. Bahasa Indonesia sendiri salah satu sifatnya dinamis, konvensional. Pada akhirnya, kesepakatan bersama yang dipakai. Misal, dalam satu ruang lingkup tertentu bisa berbeda dengan ruang lingkup yang lain. Kalau dalam dunia editor dikenal istilah aturan selingkung. Setiap editor pada satu media berita misalnya, bisa punya aturan EYD yang berbeda-beda.
ASK (Bang Budi) : Kalau sesudah titik kata pertamanya dan, lalu, kemudian boleh ga? ANS : Kaidahnya, gak boleh. Karena dan, lalu, kemudian adalah kata hubung intrakalimat (dalam kalimat), dan dia gak bisa disimpan di awal kalimat. ASK (Bang Riedou) : "ketika" termasuk ? atau kata hubung apa aja diantaranya? ANS : ketika termasuk kata hubung. Kata hubung di antaranya: dan, lalu, kemudian, sehingga, dan beberapa lainnya.
ASK (Bang Dicho) : kalo penggunaan — kayak gimana mbak? ANS : Yang ituu, biasanya digunakan bisa sebagai pengganti tanda kurung. Itu lebih ke ragam sih, dichoo. Gaya kepenulisan bisa. Kalo sesuai kaidah, tanda (-) hanya dipakai untuk dua fungsi di atas itu. ASK (Iim) : jadi perlu dua atau satu aja cukup mba? misal : "ーaku" atau "ーkamuー" ANS : Satu atau dua boleh. Karena bahasa sifatnya manasuka juga. Asal disepakati.
"Sebelumnya utk informasi ya, teman-teman, di kalangan ahli bahasa sendiri, ada kaidah-kaidah yang gak seragam disepakati. Mereka punya pembenaran sendiri-sendiri. Pada akhirnya, selama lingkungannya seragam, gpp. Selama konsisten, gpp. Daripada masing-masing merasa benar dengan pemahamannya sendiri, jadi jalan tengahnya adalah yang penting disepakati oleh lingkungan terdekatnya."
Hukum KPTS
Dalam bahasa Indonesia, kata yang dimulai dengan huruf K, P, T, S aturannya harus luluh ketika bertemu dengan awalan me-, mem-
Contoh: Meng + konsumsi = Mengonsumsi Mem + pelihara = memelihara.
Tapi, bila dua huruf awalnya berupa konsonan, seperti program, proses, syukur, kritik, hukum kpts tidak berlaku. Jadi tetap memproses, mengkritik, memprogram.
Hukum KPTS ini hanya berlaku untuk kata dasar. Kalau sudah ada proses penambahan awalan, awalan dan akhiran, seperti lihat menjadi perlihatkan, hukum KTPS juga tdk berlaku. Hasilnya ttp mem+perlihatkan = memperlihatkan.
***** SESI TANYA JAWAB KE DUA *****
ASK (Bang Dicho) : - pemrograman - pemprograman - memrogramkan - memprogramkan yang bener yang mana mbak? ANS : "pemprograman" dan "Memprogramkan" Gak enak ya, pemprograman. Tp kalo berdasar kaidah, mmg itu yg benar. Mempromosikan. Tidak memromosikan. Mengkriteriakan. Bukan mengriteriakan.
1. Penulisan kau-, -ku, ku-, -mu.
Penulisan -ku, ku-, -mu harus disatukan/dirangkai dengan kata dasar yang mengikutinya atau mendahuluinya. Hanya kata dasar.
Contoh: kuambil, bukuku, bukumu. kau-. Kauambil, kaudengar.
Disatukan karena mereka adalah bentuk-bentuk tidak utuh dari kamu, aku dan engkau.
2. partikel pun Sederhananya, partikel -pun ditulis terpisah, kalau ia bisa digantikan dengan 'saja'. Kalau tidak, maka harus disatukan.
contoh : Apa pun -> apa saja Kapan pun -> kapan saja
Intinya, bila -pun bisa diganti pakai 'saja' itu tadi, kemudian bisa diganti pakai 'juga', -pun ditulis terpisah.
3. Penggunaan di- dan Ke- Saya pilih materi di- ini karena masih sering lihat salah penggunaan antara di- yang disambung dan di- yang dipisah. Intinya, di- yang menunjukkan tempat, penulisannya dipisah, sementara di- yang berfungsi sebagai awalan, tidak.
"di antara" atau "diantaranya"? Yang benar di antara. Di antaranya juga bener. Karena di- di situ, menunjukkan sesuatu.
Pokoknya, kalau menunjukkan sesuatu, ditulis terpisah.
Di atas, di tumpukkan, di kelompok, di hati, di kepala.
Tapi ada juga yg bergantung konteks kalimat. Misal : 1. Bajunya tergantung di balik pintu. 2. Lembar buku itu dibalik berkali-kali olehnya.
Ke- juga, kalau menunjuk arah, ditulis terpisah. Ke selatan, ke rumahmu, ke hatinya, ke mana kamu pergi.
Ke luar dan keluar, juga penulisanya berbeda.
contoh: masuk itu ke dalam Keluar itu ke luar
Ke luar, jelas menunjukkan tempat. Kalau keluar, menunjukan kata kerja. Dia keluar rumah membeli capcay goreng dan es krim vanila.
Dia ke luar mengambil sapu.
Keluar, kelas katanya sama dengan masuk, naik, turun, mandi, makan, minum. Sama-sama kata kerja.
***** SESI TANYA JAWAB KE TIGA *****
ASK (Bang Dicho) : "kutak" apa "ku tak" mbak? ANS : Tak- juga sebenarnya bentukan gak utuh dari tidak, kak. Jadi ditulis serangkaii dengan kata yang mengikutinya.
ASK (Bang Dicho) : "kutakbisa" gitu? ANS : Nyari aman, mending misah misah aja udaaaahhh. Kalian tau kan, kadang berpisah itu jalan terbaik?! Klo saranku, mending "aku takbisa" aja. Wess.
ASK (Mbak Uty) : Mbaa Deesss "takbisa" atau "tak bisa"? digabung? ans : Digabung, neng. Karena tak- bentuk tidak utuh dari tidak. Sama dengan -ku, -mu, kau Tapi, hanya digabung dengan kata dasar ya. Klo diikuti dgn kata berimbuhan, dipisah. Tak menginginkan
ASK (Bang Riedou) : klo "tak" ketemu "usah"? ANS : Takusah. Takusah kau pedulikan aku. ~
ASK (Mbak Uty) : oohh kalau ketemu ku jadi kutak bisa ? ku takbisa ? kutaktau ku taktau. ini aku kurang aeeer mbades jdi banyak tanyaa ehehe ANS : Menurutku, -ku, dan tak- tetap gak bisa satu. -ku menempel pada kata sebelumnya dan tak- menempel pada kata dasar sesudahnya. Jadi lebih baik aku takbisa
ASK (Iim) : "es krim coklat aja Kak Des, yang vanila kurang suka hehe" ini komanya bener kalo ditaruh sebelum yang? ANS : Bener. :)) Yang itu masuk ke konjungsi juga.
ASK (Bang Riedou) : penggunaan tanda tanya "?" pake spasi atau langsung "xxx?" atau "xxx ?" ANS : Langsunggg. :))
ASK (Iim) : "semangka, anggur, dan jeruk" itu emang sebelum dan harus pake koma yaa? ANS : Iya, neng. Sebelum dan diberi koma.
ASK (Bang Riedou) : tanda " (petik dua) yang bner yang mana? ?". ." atau gimana penggunaan ketiga tanda tersebut? ANS : ." Kalau sudah pakai tanda tanya di akhir, ndak perlu pakai titik setelah tanda kutip. ?" cukup.
ASK (Bang Riedou) : klo dgn tanda koma? ada ga sih kasusnya? koma sama petik? ,?" ANS : Ah iya.. Ketinggalan. Koma juga berfungsi utk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yg ada di dalam kalimat. Misal: "Aku melihatmu kemarin," ujar Risna kepada Joko
ASK (Bang Riedou) : berarti koma dulu baru petiknya yah? ANS : Iya. Koma dulu, baru ditutup petik.
ASK (Iim) : "hanya memilih tanpa dipilih dan tak bisa memiliki" atau "hanya memilih, tanpa dipilih dan tak bisa memiliki" pake koma apa enggak? ANS : Aturannya enggak. Kata tanpa bukan termasuk konjungsi. Cuma kalau mau kasih jeda di situ, monggo aja. Aku bebaskan dirimu. ~
KESIMPULAN :
Imbuhan, partikel, dan rumusan lain dalam Bahasa Indonesia, kerasanya gak perlu. Selama masih bisa dimengerti maksudnya, ngapain ngurusin rumus bahasa. Begitu. Tapi gak ada salahnya kalau mau nyari tahu soal rumus-rumus bahasa Indonesia. Kalau suka dengan dunia penulisan, ragam bahasa tulis otomatis harus dipelajari juga. Yang saya share malam ini gak ada apaapanya. Kacau juga penyampaiannya. Maafkeunnn. Tp semoga bisa jadi trigger temen-temen buat nyari tau soal Bahasa Indonesia.
cc : @tumbloggerkita @kitajabodetabek @kitajateng @kitasumatera @kitajatim @kitasulawesi
151 notes
·
View notes
Text
BBM (Belajar Bareng Mantan)
Selasa, 15 Agustus 2017 Materi : Kata, Frasa, Klausa Narasumber : Mas Agung Moderator : Mba Yash
--------------------------------------------------------------
Bismillah. Sebelumnya terima kasih sudah dipercaya untuk mengisi program dari kitakalimantan. Mungkin sedikit beberapa yang nanti bisa aku sampaikan untuk materi kata, frase, dan klausa. barangkali pasti udah ada yang paham. nanti ditambahkan. Hehehe.
Yuk kita mulai
Jadi, kita hidup di alam yang menuntut banyak komunikasi. Alat komunikasi ada banyak kan. Salah satunya lewat bahasa tulisan. Misalnya dari buku atau artikel. Untuk bisa menghasilkan suatu tulisan, penulis tentu sudah harus memahami apa yang hendak ditulis. Apa yang ingin disampaikan dalam tulisan itu. Atau pesan-pesan yang ingin disampaikan. Seperti saat kita menulis di tumblr. Misalnya kita menulis catatan harian di situ. Pasti kita mengetik banyak kata, frase, dan klausa, yang menghasilkan kalimat-kalimat, sampai paragraf-paragraf.
Semua pasti sudah mengerti tentang arti kata. kata itu ya ini --> kata. :D Kumpulan huruf yang membentuk sebuah makna.
Masuk materi tentang KATA.
Kata itu kan sebuah bahasa yang punya makna tertentu. Nah dalam kata itu sebagian besar punya banyak makna. Tergantung konteks. Yang suka baca dan nulis puisi pasti paham tentang ini. Karena sebuah kata punya banyak makna itulah yang kadang-kadang membuat misscommunication. Kadang-kadang bisa bikin berantem sesama teman, bisa bikin putus sama pacar, atau bisa salah paham waktu kita smsan sama dosen. Hehehe
Beruntunglah kita yang senang membaca. Kita bisa memahami penggunaan kata sesuai konteks.
Contoh: kata KEPALA. 1. KEPALA adik luka kena pecahan kaca. 2. Alamatnya ada pada KEPALA surat itu. 3. Ayahku menjadi KEPALA cabang di sebuah Bank.
Jadi itu, satu kata punya banyak makna tergantung konteks. Jadi nanti kalo kita mau nulis sesuatu. Harus disesuaikan kata itu dengan kata-kata lain yang mengikuti. Atau berguna juga buat kita biar nggak asal menjustifikasi sebuah kalimat yang ada sebuah kata ambigu di dalamnya.
Nah, kenapa bisa ada kata ambigu. Itu sebenarnya karena pembuat kalimat kurang memasukkan kata pendukung, sehingga pembaca menjadi sulit menarik kesimpulan. Jadi buat kita biar nggak dibilang ambigu, gunakan kata-kata yang jelas dan tegas. Tapi ambigu bagus juga buat kode-kodean sama gebetan. :D
KATA dibedakan menjadi dua: kata penuh (full word), dan kata fungsi (function word)
Kata penuh itu kata yang memiliki makna.Contoh: KITA dan KALIMANTAN.
Sedangkan kata fungsi itu nggak memiliki makna, tapi punya fungsi di dalam kalimat.Misalnya: DI, KALAU, ITU. Bisa dikatakan kata fungsi itu juga sebagai penghubung (konjungsi) antar kata.
Terakhir untuk materi tentang KATA: Kita harus bisa membedakan antara KATA dan ISTILAH. Untuk KATA, makna kata tergantung pada konteks kalimatnya. Seperti kata KEPALA yang sudah aku kasih contoh di atas.
Sementara untuk ISTILAH, maknanya sudah tetap, sudah pasti, dan bebas konteks. Misalnya: KAPITALISASI, AKUNTANSI, MANAJEMEN, SOSIALISASI, dll.
Pokoknya ISTILAH itu banyak digunakan pada bahasa ilmiah. Biasanya banyak tu di jurnal ilmiah. Jadi begitulah materi tentang KATA.
Lanjut FRASE.
Menurut ahli bahasa, Frase itu kelompok kata atau rangkaian kata. Intinya lebih dari satu kata. Frase itu beberapa kata yang tidak bisa dipisahkan saat dituliskan pada kalimat. Karena kalau dipisahkan, makna kalimat itu jadi nggak jelas, jadi berantakan.
Contoh frase: ADIK SAYA makan nasi kuning. ADIK SAYA adalah frase yang terdiri dari dua kata. Kalau dipisahkan dari konteks kalimat, jadi aneh kan. Contoh lagi: KITA KALIMANTAN mengadakan acara kopi darat di Singapura. (KOPI DARAT, itu juga frase.)
Tapi frase bukan cuma terdiri dari dua kata. Bisa lebih.
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA akan merayakan hari jadi kemerdekaan pada kamis nanti. (Itu ada empat kata jadi satu frase)
Jadi, intinya bisa lebih dari dua kata, sampai beberapa kata. Nah, frase itu juga bisa dikembangkan dengan memakai konjungsi (kata penghubung) YANG.
Contoh: SEORANG ANGGOTA GRUP KOMUNITAS KITA KALIMANTAN YANG MENYUKAI MAINAN DINOSAURUS ITU sekarang sedang mempersiapkan pernikahan. Kata yang berhuruf besar itu satu frase dengan disambung oleh konjungsi YANG.
Bisa juga memakai dua YANG, contohnya... KAKAK SAYA YANG TINGGAL DI JAKARTA YANG SUDAH MEMPUNYAI SATU ANAK DAN YANG BEKERJA SEBAGAI PRESENTER akan bertugas di Kuala Lumpur.
Demikian materi tentang Frase.
Terakhir, materi tentang KLAUSA.
Ada yang bilang klausa itu sama dengan kalimat. Padahal berbeda. Perbedaannya: Kalau kalimat diakhiri dengan tanda baca, seperti titik, tanda tanya, atau tanda seru. Kalau Klausa, diberi tanda koma, atau titik koma. Pasti kita sering mendengar istilah KALIMAT MAJEMUK. Itu sebenarnya yang majemuk bukan kalimatnya, tapi klausanya.
Contoh klausa: Semut adalah binatang serangga, sedangkan buaya adalah binatang melata. <--- terdiri dari dua klausa. Contoh lagi: Yash bermain gitar, Karina bernyanyi, dan Tara menari-nari. <--- terdiri dari tiga klausa.
Kalau lebih dari dua klausa, klausa terakhir bisa dipisah dengan konjungsi DAN.
Sesi Tanya Jawab
ASK (Kak Karin) Karin baru tau kalau kata dan istilah itu beda 😂 ANS Tapi istilah bisa jadi kata umum kalau sudah banyak digunakan. contoh: SALDO. Ada banyak makna saldo: saldo uang di rekening, saldo pulsa, saldo game, dll.
ASK (Kak Karin) Mas agung, Kan klausa itu beda dengan kalimat ya. Nah, tapi klausa itu sudah bisa jadi kalimat belum? Atau harus ada tambahan lain utk bisa dikatakan kalimat?
ANS Langsung. jadi kalimat kalau dikasih tanda baca titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Misalnya: Karina memegang ponsel. Jadi frase kalau: Karina memegang ponsel karena ia takut kehilangan ponselnya. Disambung dengan kata KARENA.
ASK (Bang Rido) bisa dibilang gabungan dua kalimat atau lebih (klausa) ?
ANS lebih tepatnya gabungan beberapa kelompok kata. Kalau gabungan dua kalimat itu disebut paragraf. Menurut ahli bahasa sih gitu.
ASK (Kak Karin) Kelompok kata berarti frasa ya? Eh iya kan? 😂
ANS Iya frasa.
ASK (Bang Rido) Frasa ; kelompok kata klausa ; gabungan frasa
ANS sebenarnya klausa nggak mesti gabungan frasa. Bisa juga satu frasa ditambah predikat. Harusnya kita bahas juga SPOK. :D nanti lah lain waktu kalo diundang
ASK (Kak Karin) Kata yang berhuruf besar itu satu frase dengan disambung oleh konjungsi YANG. Mas, penjelasan yg ini. Itu artinya, kalau ada konjungsinya jadi 1 frasa ya? Contoh: SEORANG ANGGOTA GRUP KOMUNITAS KITA KALIMANTAN YANG MENYUKAI MAINAN DINOSAURUS ITU sekarang sedang mempersiapkan pernikahan. jadi kalimat ini, yang huruf besar itu dihitung 1 frasa? Begitu kah?
ANS Iya karin. jadi satu frasa
SEORANG ANGGOTA GRUP KOMUNITAS KITA KALIMANTAN YANG MENYUKAI MAINAN DINOSAURUS ITU sekarang sedang mempersiapkan pernikahan, sementara SEORANG YANG JAUH DI SANA sedang cemburu.
Itu satu kalimat yang terdiri dua klausa dan dua frasa. Bisa tau yang mana?
Frasanya : Seorang anggota grup komunitas kita kalimantan yang menyukai mainan dinosaurus Seorang yang jauh di sana. kalau klausanya : SEORANG ANGGOTA GRUP KOMUNITAS KITA KALIMANTAN YANG MENYUKAI MAINAN DINOSAURUS ITU sekarang sedang mempersiapkan pernikahan, sementara SEORANG YANG JAUH DI SANA sedang cemburu. dipisahkan oleh konjungsi SEMENTARA. Jadilah satu kalimat.
------------------------------
KESIMPULAN
Kata itu kan sebuah bahasa yang punya makna tertentu. Kata berbeda dengan istilah. karena kata maknanya bisa berubah sesuai dengan konteks kalimatnya sedangkan istilah maknyanya sudah tetap, pasti dan bebas konteks.
Frase itu beberapa kata yang tidak bisa dipisahkan saat dituliskan pada kalimat. Karena kalau dipisahkan, makna kalimat itu jadi nggak jelas, jadi berantakan. Frase bisa terdiri dari dua kata atau lebih.
Klausa bebeda dengan kalimat. kalau kalimat diakhiri dengan tanda baca, seperti titik, tanda tanya, atau tanda seru. Kalau Klausa, diberi tanda koma, atau titik koma. Klausa bisa lebih dari dua dalam satu kalimat, asal klausa terakhir dengan klausa depannya dipisah dengan konjungsi DAN.
cc: @tumbloggerkita @kitajabodetabek @kitajateng @kitajatim @kitasulawesi @kitasumatera
16 notes
·
View notes