#Bagi bagi takjil
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pemuda Pancasila Curugkembar Tebar Kebaikan Ramadan dengan 1000 Takjil Gratis
JENTERANEWS.com – Suasana Ramadan 1446 H di Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, terasa lebih hangat dengan aksi sosial yang dilakukan oleh Pengurus Anak Cabang Pemuda Pancasila (PAC-PP) Curugkembar. Pada Minggu, 23 Maret 2025, mereka membagikan 1000 dus takjil gratis kepada warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas di depan Puskesmas Curugkembar, Jalan Raya Cikadu KM 05. Kegiatan ini…
#Bagi Takjil#Buka Puasa Bersama#Curugkembar#kegiatan sosial#Ormas#Pemuda Pancasila#Polsek Curugkembar#Puskesmas Curugkembar#Ramadhan 1446 H#Sukabumi
0 notes
Text
Walikota, Dandim 0410, dan Kapolresta Bandar Lampung Kompak Bagi-bagi Takjil
Bandarlampug, Mediapromoter.id – Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana bersama Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay dan Dandim 0410 Kolonel Arh Tan Kurniawan kompak bagikan takjil untuk warga Bandar Lampung. Pembagian takjil ini di lakukan di Bundaran Tugu Adipura dan juga Bundaran Lungsir Bandar Lampung, Minggu (16/3/2025). Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana mengatakan,…
0 notes
Text
AWAS Tebar Kebaikan di Bulan Ramadhan, Santuni Anak Yatim dan Berbagi Takjil di Sampang
SAMPANG, MaduraPost – Bulan Suci Ramadhan menjadi momentum berbagi bagi Aliansi Wartawan Sampang (AWAS) di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Dengan penuh kepedulian, mereka menyalurkan santunan kepada anak yatim serta membagikan ratusan takjil kepada tukang becak dan pengendara di sekitar Terminal Sampang. Ketua AWAS, Achmad Juma’adi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa…
0 notes
Text
Bulan Ramadan, Kapolres Muba Bagikan Takjil Gratis
MUBA.TOPIKBERITA.CO – Kapolres Musi Banyuasin Akbp Listiyono Dwi Nugroho, Sik, Msi bersama Kasat Lantas Akp Pandri Sik Msi dan Personil Lantas membagikan takjil kepada masyarakat di sekitaran kota sekayu kab muba, Sabtu (08/03/25). Sebanyak 100 paket takjil dibagikan kepada pengguna jalan dan warga yang melintas menjelang waktu berbuka puasa. Kasat lantas menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan…
0 notes
Text
Jum’at Berkah, Satresnarkoba Polres Bojonegoro Bagi-bagi Takjil
Bojonegoro – Satuan Reserse Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya (Satresnarkoba) Polres Bojonegoro telah membagikan puluhan bungkus takjil kepada masyarakat untuk berbuka puasa. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kasat Resnarkoba, AKP Eko Suwanto SH.M.H.,M.AP. di dampingi KBO, Kanit, dan anggota Satresnarkoba. Takjil ini dibagikan jelang buka puasa kepada warga yang membutuhkan di…
0 notes
Text
Relawan Indramayu Akhiri Kegiatan Ramadan dengan Bagi-Bagi Takjil
JAKARTA | KBA – Tanpa terasa akhir bulan suci Ramadan tahun ini sudah mendekat. Untuk itu, simpul relawan DPD Payung Anies Indramayu, Jawa Barat mengakhiri kegiatan syiar Ramadan 1444 H mereka dengan membagi-bagikan takjil di Dapil 6 Kabupaten Indramayu Barat, tepatnya di Kecamatan Haurgeulis, Sabtu, 15 April 2023. “Sore hari Sabtu, tim Relawan Payung Anies setelah menunaikan Salat…

View On WordPress
0 notes
Text
Aneka Ragam Ngabuburit
Berkesempatan bertemu dengan ramadhan kembali adalah hal yang patut disyukuri, dan pastikan bisa memaksimalkan ramadhan dengan sebaik-baiknya, berbagai tradisi iconic di bulan ramadhan pun bisa dirasakan dan dilakukan bersama.
Aktivitas yang dilakukan menjelang berbuka puasa yakni "Ngabuburit", ialah salah satu icon dari bulan Ramadhan juga.
As we know banyak macam kegiatan yang bisa dilakukan ketika menjelang berbuka alias ngabuburit. Mulai dari yang bermanfaat hingga yang tidak bermanfaat. Mulai dari hal biasa-biasa aja hingga yang ekstrim. Semua bebas memilih sesuai dengan kebiasaan, kegemaran atau bahkan tuntutan masing-masing individu.
Yang terpenting yakni ;
"Ngabuburit bukan sekadar menunggu maghrib, tapi juga menanti berkah dan ampunan Allah"
Maka, mari memanfaatkannya dengan ide ide yang menambah keberkahan didalamnya
Berikut ada beberapa ide ngabuburit yang dirasa sangat pas dan bermanfaat yang bisa dilakukan nih :
• Ngabuburead ; Membaca, ketika menjelang berbuka jika dimanfaatkan dengan membaca adalah hal yang positif, apakah membaca buku, membaca al-quran (tilawah), membaca keadaan, membaca alam, membaca tulisan di blog, membaca berita. Semua hal terkait membaca yang dapat menambah informasi serta kosakata baru dalam diri seseorang.
• Ngabubuwrite ; Menulis, bagi orang orang yang hobi menulis mungkin ketika menjelang berbuka adalah waktu yang cukup tepat untuk menulis, apakah menulis projek-projek, atau sekedar menulis diary, atau juga menulis targetan amalan yang telah tercapai, atau seperti yang kulakukan saat ini menulis untuk challange tautan narablog8, as always ketika menjelang berbuka uhuy
• Ngabuburide ; Bersepeda/Bermotor Ria, sore sore menjelang berbuka tentunya sangat cocok untuk bersepeda keliling kampung, melihat alam, melihat sosial, menjelajah sekitar, kali kali nemu yang bagi bagi takjil alhamdulillah, sambil menyelam minum air
• Ngabubucook ; Memasak, ciwi-ciwo sudah pasti nih kalau di jam jam bernuka sibuk didapur, memasak menyiapkan buka, semoga pahala selalu mengalir padanya, aamiin
• Ngabubulan ; Jalan, istilah sekarang tuh JJS yakni jalan jalan sore. Apalagi mumpung nunggu magrib, bisa nih olahraga sikit jalan-jalan regangin otot kaki kedepan gang sekedar melihat keramaian dan antusias, atau disuruh emak beli sayur jalan kaki tapi agak jauh, bagus juga tuh
• Ngabubutub ; Nonton Yt, sore sore sambil nunggu muka, enak banget kalo lagi senggang kita tonton yt, podcast agama kah, kajian kah, atau hal hal lucu biar menghibur juga jadi salah satu yang bisa banget kita lakukan.
• Ngabubusale ; Jualan, tidak lain dan tidak bukan, jualan takjil musiman bulan ramadhan ga heran pastinya, ya selagi yang dijual cocok dan halal gas terus, semoga menjadi ladang rezeki, amal dan berkah aamiin
Dan masih banyak lagi "ngabubu-ngabubu" lainnya yang bisa dilakukan diwaktu menjelang berbuka. Aku pribadi ngabubusale dan ngabubuwrite nih kalo lagi mau buka, seru pokoknya, dan semoga barokah, aamiin
~Faa
6 notes
·
View notes
Text
Ramadhan ke 27th
Apa makna ramadhan kali ini bagi kalian?
Setelah melewati 27 kali ramadhan yang Allah izinkan, euforianya perlahan semakin memudar namun ada ketenangan dan perasaan baru selama menjalaninya. Apakah ini aneh?
Saat masih usia anak-anak, Ramadhan menjadi momentum untuk berburu tanda tangan ustadz dan berlomba memenuhi buku ramadhan dari sekolah. Sesekali berlarian berebut antre takjil yang disediakan masjid. Memori yang sungguh menyenangkan bukan? banyak tawa polosnya yang akan selalu teringat.
Memasuki usia belasan Ramadhan menjadi momentum berkumpul dengan teman-teman sekolah dan organisasi untuk berbuka bersama. Rasanya terasa menyenangkan jika bisa berbuka puasa di luar rumah bersama teman-teman, bahkan ibu sampai lelah menanyakan acara buka puasa mana lagi yang harus kudatangi :D. Anehnya ketika teringat dan melihat kumpulan anak usia belasan sedang berbuka puasa bersama isi pikiranku riuh bersahutan
"Dulu kenapa ya aku semangat banget buat buka puasa di luar? Padahal sekarang sebaliknya" .
Tapi rasanya menjadi sedikit berbeda setelah memasuki usia 25-an. Ramadhan di usia-usia ini rasanya jadi berkebalikan. Lebih nyaman jika bisa segera pulang dan berbuka bersama keluarga di rumah, melepas penat dan sesekali menceritakan keseharian. Bahkan kalau bisa memilih jika ada tawaran berbuka puasa diluar rumah, lebih memilih untuk berbuka dengan orang rumah bukan?
Bagi para perantau beda kota, beda pulau, atau bahkan beda negara momentum Ramadhan bisa berada di rumah menjadi sesuatu yang amat sangat mewah dan dirindukan. Ramadhan kali ini pun demikian, aku lebih banyak belajar untuk menahan diri untuk tidak sibuk berkegiatan di luar, menyempatkan mendengar cerita orang tua yang terkadang ya hanya itu-itu saja. Tapi anehnya cerita yang itu-itu saja akan terasa berbeda tergantung suasana hatiku saat mendengarkan.
Gak apa-apa kan kalau ramadhan kemarin aku tidak mengikuti trend dan lebih memilih untuk menahan diri?
5 notes
·
View notes
Text

Kelaparan abis shalat tarawih tapi karena selama Ramadhan ini stop beli kue (makan kue biasanya dikasih temen kantor yang bagi-bagi takjil, atau pas bukber) akhirnya nekad lari ke toko buah. Harusnya si alpukat diperem lebih lama, 2 harian lagi deh karena turned out masih mengkal. Buah naga sih ga pernah failed ya. Paling parah ga manis aja.
4 notes
·
View notes
Text
Ngabuburit Dalam Sunyi
Ngabuburit katanya waktu terbaik untuk berburu takjil, jalan-jalan sore, atau duduk di taman menunggu senja berakhir. Tapi ada ngabuburit yang tak kasat mata—tak ramai, tak bising, tapi tetap terasa.
Bagi yang terjebak di kantor, ngabuburit mungkin hanya sekelebat pandangan ke luar jendela, melihat langit yang mulai merona. Bagi yang sibuk di jalan, ia hadir dalam hembusan angin yang menyelinap di sela kemacetan. Bagi yang di rumah, ngabuburit bisa sesederhana lembaran mushaf yang perlahan dibuka, atau obrolan ringan dengan keluarga yang jarang bersua.
Nggak perlu langkah jauh atau hiruk-pikuk pasar Ramadan. Kadang, yang paling terasa justru yang paling sederhana. Seperti sabda Rasulullah ﷺ,
"Bagi orang yang berpuasa, ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya." (HR. Bukhari & Muslim).
Sebab yang dinanti bukan sekadar waktu berbuka, tapi juga jeda yang mengisinya. Momen kecil yang sering luput, tapi justru paling dekat—langit yang berubah warna, angin yang terasa lebih pelan, atau detik-detik sebelum tegukan pertama membasahi tenggorokan. Mungkin ngabuburit bukan hanya tentang menunggu maghrib, tapi juga tentang menikmati perjalanan menuju ke sana. 🌙
:: 13 Ramadan 1446H
3 notes
·
View notes
Text
Tips War Takjil Untuk Kaum Mageran

Kita gak bicara si paling introvert, si paling ekstrovert di sini. Kita bicara orang yang ga bisa desak-antri-liat keramaian. Meski konotasinya sama, biarlah, daripada aku disebut-sebut orang yang paling merasa introvert. Apa bagusnya diganti jadi mageran aja ya? Bisa-bisa.
Berburu takjil; war takjil, gak berlaku untuk orang mageran. Tapi ga relate dengan orang yang nafsu makannya besar. Di Medan bertahun-tahun, aku bahkan gak pernah datang ke event ramadan, cuma untuk ikut vibes war takjil, aku juga gak suka sengaja berkeliling suatu tempat cuma untuk wae takjil. Apalagi kalau kalau tempat yang jualan takjil ramai, sumpah, aku angkat tangan! Meski aku kadang suka buka gratisan di masjid, itu juga karena aku sudah sering ke masjidnya, jadi ketika sudah dapat takjil, aku tau dimana titik masjid yang sepi dan aman haha.
Tapi, bagi orang yang suka dengan makanan, gak mungkin ga ikut merasakan takjil yang sengaja diciptakan di dunia kan? Baiklah, aku ada sedikit tipsnya. Walau ini jatuhnya bukan war, tapi setidaknya kamu ngerasain takjilnya🙏
1. Gofood
Gampang, tinggal buka aplikasi, cari menunya, order. Pandai-pandai cari promo ongkir, pandai-pandai cari lokasi, takjil datang tanpa harus keluar.
2. Titip Teman
Berlaku juga untuk anak kos, makanya kalau ngekos jangan sok sok mau hidup sendiri, kalau mereka keluar, mau beli takjil, bisa nitip. Berbaik-baik hatilah. Kita tetap butuh mereka.
3. Nyuruh Adek
Anak bungsu diciptakan di dunia sebagian tugasnya adalah untuk disuruh-suruh oleh kakaknya. Ajak dia keluar, suruh dia turun dari motor. Tunggu sebentar, dia sudah pandai membayar dan mengantri. Takjil siap disantap.
4. Pura-pura Sakit
Di rumah atau di kos, sepertinya sama. Pura-pura sakit sambil bilang 'aku pengen kali bubur', bisa jadi solusi. Entah orangtua yang akan peka, entah teman baik yang akan membantu, intinya cara laknat ini juga bisa jadi solusi, yang bisa jadi mengurangi pahala puasa.
5. Diem! Matikan Sosmed
Makan yang ada, gak usah buka sosmed, gak usah banyak keinginan. Sebenarnya kita berpuasa padahal cuma butuh makan nasi, udah kenyang. Tapi lapar mata yang kadang bikin kita khilaf banyak.
Sesekali, aku sebenarnya juga ingin war takjil, sengaja keluar untuk cari takjil. Tapi aku cuma suka mendatangi stan yang sepi, meski keseringan zonk, setidaknya itu gak bikin kaum mageran kaya gini ngeluh 'rame kali'. Rupanya 'gak enak' merasakan bubur lebih baik daripada ungkapan rame kali. HAHA
Kepada seorang teman, keluarga, yang sering direpotkan, terima kasih.
Semangat puasa, semangat war takjil, aku titip🙏
#tautannarablog8 #day7 #edisiramadan
2 notes
·
View notes
Text
Wujud Kepedulian, Polres Sukabumi Bagikan Ratusan Takjil untuk Pengguna Jalan
JENTERANEWS.com – Semarak Ramadan terasa kental di depan Markas Komando (Mako) Polres Sukabumi pada Senin (03/03) sore. Ratusan paket takjil gratis ludes dibagikan kepada para pengguna jalan yang melintas. Aksi sosial ini digagas oleh Polres Sukabumi sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat yang menjalankan ibadah puasa. Personel Polres Sukabumi membagikan takjil gratis kepada pengguna jalan…
#Aksi Sosial#Bagi Takjil Gratis#Bulan Suci Ramadan#kepolisian#Mako Polres Sukabumi#Pengguna Jalan#Polres Sukabumi#Ramadan#Sukabumi#Takjil
0 notes
Text
Menjelang Buka Puasa, Yayasan Nurus Solihin Kaduara Barat Pamekasan Berbagi Takjil
PAMEKASAN, MaduraPost – Suasana penuh berkah mewarnai Jalan Raya Pamekasan-Sumenep sore hari. Menjelang waktu berbuka puasa, para santri Yayasan Nurus Solihin Desa Kaduara Barat Kecamatan Larangan yang terdiri tingkat pendidikan mulai dari Raudhatul Afhfal, Madrasah Diniyah dan TPA serta santri Lembaga Tahfidzul Qura’an Nurus Solihin turun ke jalan untuk membagikan takjil kepada para pengguna…
#bagi-bagi takjil#berbagi takjil#Berita madurapost#Berita Pamekasan#Madurapost Pamekasan#Ramadan berbagi#Ramadan karim#Yayasan nurus solihin
0 notes
Text
Sweet tooth treats!

Owalaaaaaah ada yg so soan ngasih surprise buat anak istrinya~ ngga ketauan lsg masukin ke kulkas gt aja. Sumpah gatau hahaha.
Karena udah bau bau liburan lebaran, anak2 sekolah jg udah libur wlpn kerjaan pak suami ttp banyak katanya, tp plg bisa lebih cefaaat yaazzzz. Ashar udah di rumah, ternyata lsg ke blkg tuh naro cupcakes pompidou wkwk. Aku sm nemo ngga ada yg ngeuh pula..
Sambil istirahat, suami blg "kamu ngga puasa jd gausah beli takjil yah? Akumah takjilnya kurma ajalah". Aku jawab "oke ntar aku bikinin slice beef kimchi salad lg kek maksi aku"..
Hanya selang sekian detik..
Pak suami, "eh buka diluar yuk". Aku, "laaahhhh"
Hadeh si labil, dadakan gini bingung pst rudet ih kudu booking lalalala. Apalagi kalo tmpt makannya fav org2. Tadinya pgn ke Sai ramen tp kudu booking dulu, yaudah ganti kita ke Fat pho, biasanya sepi disana. Setengah males tp mau jg makan diluar, kejebak ujan lah jd agak telat ke Fat pho nya. Jadi udah penuh.. Sudah kudugong~
Mampir indomaret dulu buat beli minum batalin puasa, sambil mikir mau buka dmn, kepikiran baso gandapura pasti selalu sepi. Dahlah kesana aja udah lama ngga ngebaso wkwk. Pas nyampe bener cuma kita bertiga cust yg dtg, selang 10 menitan ada pasutri dtg jg. Mayan ada 2 meja terisi. Masih suka heran knp baso best in town ngga penuh gt, duh sayang! Aku sampe blg ke keluarga aku bapak, ibu, adik semuanya sukaaaa. Apalagi bapak pecinta iga, beuhhh kmrn puasa2 jg bahas baso gandapura mulu wkwkwk. Ngga salah kan aku rekomenin!
1 porsi ku di bagi utk nemo aja msh kenyang bgt haaa mana enak pula. Pak suami saking menikmati basonya, sampe lupa minum dulu sungguh makannya tumaninah bgt yunow wkwkwk. Mengalami foodgasm cenah~ alhamdulillah yah!
Pulang2 suami spill2 katanya punya dessert, nemo yg blg. Hah dessert apaan? Palingan kalo ngga es campur, es doger, es buah lah yaa. Trus blio jawab bukaaaan nnt liat aja sendiri! Lah sebel bgt so so rahasiaan wkwk.
Pas di rumah ngecek kulkas hahahaha ada cupcakes pompidou waaaaa pas diliat toppingnya udah amburadul wkwkwk haduuhh dasar lakik ya gabisa bawa rapih gt huft. Gpp lah yg penting rasanya ttp enak~ terlebih lg apresiasi bapak suami yg udah beliin kita wuihihiii makasih yaaang.. Mumpung lg ngga puasa bisa bgt pagi2 siripin cupcakes yeaaayyy.. Karena kalo puasa suka bingung kpn wktnya, wareg wae gaksiiii.. Tinggal beli eskopi nihhhh enaknya siang2 tp suka pgn ngopi bareng suamiku hahaha. Sama jg kalo puasa bingung ngopinya kpn, kalo lg kenyang ngga nikmat ahh..
4 notes
·
View notes
Text

Kebersamaan
Pair : Solar x Reader (f)
Genre : kinda angsty, marriage life au
Summary : Solar sadar bahwa ia telah mengabaikanmu akhir-akhir ini. Ia tidak begitu memperhatikan bahwa kamu protes soal kebersamaan kalian yang hilang. Jadi Solar terus menganggap kamu baik-baik saja sampai suatu malam, ada sesuatu yang ganjil dari perilakumu.
Solar berprofesi sebagai chemical engineer, yang tahun ini sedang merancang salah satu proyek besar; memproduksi biodegradable—dalam rangka mengkampanyekan program GO GREEN untuk meningkatkan dampak yang lebih positif bagi lingkungan.
Tanggung jawabnya sebagai kepala proyek membuatnya harus mengeluarkan tenaga dan pikirannya secara ekstra. Ia jadi sering berangkat pagi dan pulang malam. Menghabiskan waktu seharian berada di tempat kerja.
Solar memeriksa sebuah pesan teks online yang masuk melalui ponselnya.
Solar, pulang jam berapa?
Itu kamu, si pengirim pesan sekaligus perempuan yang sudah berstatus sah sebagai istrinya. Kamu selalu mengabarinya seperti ini akhir-akhir ini. Padahal menurutnya itu adalah hal yang tidak perlu. Karena kamu secara teknis sudah mengetahui jam pulang kerja Solar, jadi untuk apa bertanya lagi? Tapi Solar tetap membalasnya seperti biasa.
Balasan lainnya muncul.
Hari ini aku masak rendang kesukaanmu.
Solar tidak mengerti apa urgensimu untuk repot-repot memasak makanan yang tidak bisa ia makan untuk malam ini. Solar selalu pulang larut malam, tak bisa menemanimu. Tapi ia mengerti, kamu menyayanginya. Ia harus menghargai usahamu itu.
Terimakasih, aku akan memakannya saat sahur nanti.
Solar meletakkan ponselnya ke dalam sakunya setelah berbalas pesan denganmu.
Kini ia sedang mengantri makanan prasmanan yang disediakan secara gratis untuk makan malam di tempat kerjanya. Terkhusus pada bulan Ramadan, ada tambahan takjil gratis bagi yang berpuasa. Hal inilah yang membuatnya tak ingin pulang dan berbuka puasa di rumah.
Solar tak ingin menyia-nyiakan jatah makannya. Menurutnya adalah hal yang mubadzir makanan mewah mewah ini dianggurin. Ini kan makanan jatahnya—yang dipotong dari uang gajinya.
Namun, ada satu hal lain yang tidak kamu ketahui. Solar selalu terlambat pulang larut malam bukan karena kerja, tapi karena mengikuti pesta kecil-kecilan yang diadakan selepas tarawih. Acara itu semacam perkumpulan pergaulan kelas atas yang dimana para hadirin hanya berhaha-hihi sambil menikmati kudapan mewah untuk melepas penat.
Itu adalah kegiatan yang Solar senangi. Ia cukup menyukai acara sosialita kelas atas. Acara-acara semacam itu mampu membuat harga dirinya melonjak naik. Dan ia sering mengikutinya tanpa memberitahukannya kepadamu.
"Mau kemana Pak? Buru-buru amat." Solar menegur seseorang yang akrab dengannya—manajer HRD perusahaan, Taufan.
"Oh itu, hari ini saya ingin buka puasa rumah." Taufan tersenyum lebar. "Saya kangen istri.. Istri juga sudah masak banyak katanya. Hehe, saya jadi nggak sabar mau pulang."
Solar bergumam sebagai tanggapan sambil berjalan maju. Ia mengambil piring dan sendok, kemudian mengambil lauk-pauk yang tampak menggugah selera.
"Oh, Bapak juga mau pulang toh? Saya juga. Anak-istri sampai ngambek karena sering saya tinggal. Saya sampai diancam tidur luar hohoho... Tapi saya bersyukur karena punya keluarga. Rumah jadi terasa lengkap." Bapak tim marketing yang lagi mengantri ikut nimbrung.
"Bapak beruntung. Putriku satu-satunya adalah harta saya yang paling berharga. Ramadan tahun lalu, kami masih berpuasa bersama, tapi sekarang kami hanya bisa berkomunikasi lewat video call karena dia sedang kuliah di luar negeri. Saya kangen.." Ibu-ibu bergincu tebal—tim produksi—di belakang Solar menyahut.
Solar mendadak gugup ketika mereka membahas keluarga. Ia jadi teringat padamu yang akhir-akhir ia abaikan. Sementara itu, Taufan sudah pergi sedari tadi setelah berhasil membungkus pulang jatah makannya.
Si Bapak bertanya ke Solar. "Bagaimana dengan Bapak? Bapak tidak ingin buka puasa di rumah juga?"
Solar tersentak, gelagapan. "A-itu besok saja—"
"Oh begitu.. Apa tidak apa-apa meninggalkan istri sendirian di rumah?"
Solar keringat dingin. "Itu.."
Ia menghela nafas lega saat antrian berakhir yang berarti percakapannya pun akan terhenti juga. "Tidak apa-apa. Saya permisi duluan, Pak." Solar lekas kabur dari pembicaraan yang membuatnya canggung itu.
Solar mengambil meja dekat dinding, membaur dengan orang-orang perusahaan lainnya. Ia melakoni dirinya sebagaimana biasanya ia membangun citra dirinya di hadapan orang-orang. Di tengah-tengah cengkrama sebelum buka puasa, mendadak ia kepikiran kamu.
Percakapan mengenai keluarga tadi sukses mempengaruhi pikirannya. Ia akhir-akhir ini sadar bahwa ia cukup mengabaikanmu. Ia terlalu dibuai oleh kesenangan disini. Kamu sekarang sedang buka puasa sendirian, tapi tidak apa-apa kan? Kamu tidak pernah protes soal ini.
Sementara itu, waktu buka puasa telah tiba.
Setelah kepikiran kamu, tiba-tiba Solar ingin cepat pulang ke rumah. Ia ingin tahu keadaanmu. Ia tidak bisa mengingat—percakapan apa yang ia lakukan denganmu terakhir kali saat tatap muka? Atau kapan terakhir ia mengusap kepalamu sebelum tidur? Ia bahkan tidak ingat bagaimana kondisi kamu terakhir kali sebelum berangkat kerja.
Padahal tinggal serumah, tapi bagaimana bisa ia tidak tahu kabarmu akhir-akhir ini?
Solar cepat-cepat menghabiskan makanannya. Setelah kepikiran kamu, ia jadi tak berminat untuk mengikuti acara haha-hihi yang sebenarnya hanya membuang-buang waktu.
Solar mendecak kesal ketika mobilnya terjebak macet panjang yang ternyata disebabkan oleh kecelakaan motor terlindas truk. Sebenarnya itu berita besar, namun Solar akan mencari tahu detail beritanya nanti.
Sampai rumah ternyata lebih lambat dari yang diharapkan. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas. Kamu pasti sudah tidur.
Solar membuka pintu sambil mengucap salam. Ia menemukanmu sedang terbaring di sofa tengah. Kenapa kamu tidur disini? Solar mendekatimu untuk memeriksa dan kemudian mengangkat tubuhmu untuk dipindahkan ke kasur. Kamu harus tidur dengan nyaman.
"Hngg.. Solar?" Kamu terbangun, membuka mata sedikit untuk mengintip.
"Pindah ke kamar. Jangan tidur disini." katanya sambil berjalan membawa tubuhmu. Kamu mengalungkan tanganmu di leher Solar sambil memejamkan mata.
Sesampainya di kamar, Solar membaringkanmu dengan hati-hati. Ia hendak bangkit, tapi tanganmu masih mengunci lehernya. Solar reflek menahan tubuhnya dengan topangan tangan di kasur untuk mencegah badannya jatuh menimpamu.
"(Nama)..." Solar melepaskan tanganmu. Ia harus ganti baju sebelum tidur. Tanganmu berhasil lepas, namun sedetik kemudian kembali melingkari lehernya lagi.
"Kamu mau pergi lagi..?" Kamu berdengung. Matamu masih terpejam.
Solar memproses sebentar. Kamu mengigau?
"Sebentar (Nama)." Solar kembali melepaskan tanganmu, namun ia kaget saat kamu tiba-tiba merengek.
"Mau kemana lagi..?"
Solar menggenggam kedua pergelangan tanganmu. "Aku mau ganti baju dulu."
"Gak usah. Kamu pasti bakal lama lagi datangnya..."
Solar menatap wajahmu. Alismu mengerut, terlihat gelisah. Perilakumu tampak ganjil. Belum lagi Solar hendak melepaskan diri, kamu menarik tubuh Solar mendekat. Solar panik—tapi ia tak menolak. Kepalanya mendarat di dadamu. Kamu memeluknya erat.
"Aku kesepian.." lirihmu persis di atas kepalanya. "Kita.. udah jarang ngobrol. Kamu bahkan tidak pernah melihatku dengan benar.. Kamu selalu sibuk. Pulang larut, berangkat pagi-pagi sekali. Aku sampai berpikir apakah kamu bosan padaku dan punya cewek baru.."
Suaramu bergetar seperti ingin menangis.
"Aku bingung... Setiap aku tanya, kamu diam. Setiap aku memulai obrolan, kamu jawabnya irit kata kayak lagi hemat tenaga banget. Apakah proyeknya seberat itu sampai-sampai kamu merasa kalau bicara denganku jadi buang-buang waktu dan tenagamu?—Solar.. Aku sudah tak menarik lagi ya? Masakanku kurang enak? Atau aku terlalu menuntut ini itu? Tolong beritahu aku.."
Hati Solar bergetar. Ia tidak tahu kalau kamu sampai sesakit ini. Kamu yang Solar tahu itu—perempuan yang lebih mengedepankan rasionalitas dibandingkan perasaan. Jadi melihat sisi rentanmu seperti ini membuatnya tersadar bahwa perilaku yang ia lakukan sudah keterlaluan.
Ia kira kamu tidak ada masalah karena tidak bertanya, tapi itu ternyata karena dirinya sendiri yang tidak mendengarkanmu. Ia terlalu memikirkan kesenangannya sendiri, sampai lupa kalau ia punya kamu—istrinya—yang juga mempunyai hak untuk dibahagiakan.
Kamu mengeratkan pelukan. "... Solar, aku kangen.."
"Maaf.." Solar berbisik lirih. Ia membenarkan posisi tidurnya di sampingmu, kemudian mengusap-ngusap pipimu dengan penuh penyesalan.
Ia tidak tahu kamu dalam kondisi sadar atau tidak. Tapi bahkan walaupun kamu mengigau, Solar akan menganggapnya serius.
Malam ini ia langsung menemanimu tidur tanpa mengganti baju kerjanya.
-
Solar cepat-cepat pamit setelah pekerjaannya selesai.
Kejadian semalam tentu saja tak mungkin tak menganggu Solar. Sepanjang bekerja, konsentrasinya beberapa kali terpecah karena teringat denganmu.
Sahur tadi, kamu tidak mengatakan apa-apa. Hanya terjadi keheningan seperti biasa. Solar juga tidak mengungkitnya—ia menunggumu mengatakannya. Namun, yang terjadi hanyalah keheningan. Dan keheningan yang sebelumnya terasa biasa saja, kini terasa canggung dan menyesakkan. Kamu sudah tak peduli lagi kah padanya?
Solar telah sampai di parkiran.
Sebelum menghidupkan mesin mobil, sekali lagi ia memeriksa ponselnya. Tidak ada notif darimu yang masuk. Aneh, biasanya kamu selalu menanyakannya, 'pulang jam berapa?' atau memberitahu bahwa kamu memasak makanan kesukaannya. Namun, kali ini sepi.
Apa terjadi sesuatu padamu? Solar segera menancapkan gas mobilnya dengan cepat menuju rumah.
Bertepatan itu, waktu buka puasa telah tiba ketika sampai di rumah. Solar masuk ke dalam rumah dengan agak terburu-buru. Daripada lekas berbuka puasa, hal yang pertama yang ia lakukan adalah menemuimu. Ia langsung mencarimu ke dapur—tempat yang memungkinkan kamu berada ketika buka puasa—namun ternyata kosong.
"(Nama)!" Solar memanggilmu dengan khawatir. Ia mencari ke seluruh ruangan yang ada di lantai satu ini. Ruang tamu, tidak ada. Ruang cuci, kamar mandi, jemuran, tidak ada. Kamu tidak ada dimana pun di lantai satu yang luas ini.
Kekhawatirannya muncul semakin besar. Ia bergegas naik ke lantai dua.
Solar memanggilmu sekali lagi sambil membuka pintu kamarnya.
"Solar?" Matamu terlihat kaget melihat presensi Solar di ujung pintu kamar dengan tampang ngos-ngosan.
Kamu sedang menyantap makanan di depan televisi yang menyiarkan acara hiburan.
"Kamu pulang?!" Kamu memekik tak percaya sambil menghampiri Solar.
Solar mengusap wajahmu sambil mengucapkan syukur berkali-kali dalam hatinya. Ia sempat cemas kamu terjadi sesuatu yang tidak-tidak hari ini. Tapi syukurlah, kamu baik-baik saja.
Kamu meneliti tampang Solar dari atas sampai bawah. "Kamu kenapa?" tanyamu dengan tampang heran.
Solar tak bergeming. Ia masih berdiri di depanmu tanpa kata-kata.
"Ah, udah buka puasa belum? Aku bikinin teh dulu ya." Kamu beranjak meninggalkan Solar turun ke dapur.
Tanpa berganti baju dulu, Solar mengikutimu. Di dapur tampak kosong melompong. Kamu sepertinya tak memasak apapun.
"Maaf.. Aku gatau kalo kamu bakal pulang. Kirain buka puasa disana kayak biasanya, jadi aku ga masak apa-apa. Aku cuma goreng telur dadar tadi buat makan malam." katamu sambil menuang air panas ke dalam teko yang berisi teh celup dan gula pasir.
"Nggak apa-apa.." jawab Solar pelan. Ini salahnya. Kamu jadi mulai terbiasa di fase kesendirian, sampai kamu tak mengharapkan kedatangannya lagi. Ia mengambil tempat duduk di meja makan, lalu menenggak air putih untuk membatalkan puasa.
Kamu menaruh teko yang beruap-uap—berisi teh panas yang baru selesai dibuat, kemudian menuangkannya ke cangkir untuk Solar.
"Terimakasih." ucap Solar sambil menerimanya. Kamu duduk di kursi seberang Solar.
"Kenapa tiba-tiba pulang? Apa ada yang tertinggal?" tanyamu.
Solar termenung sejenak sebelum menjawab. "Iya, ada yang tertinggal. Aku meninggalkan kebersamaan kita di suatu tempat dan aku ingin mengambilnya kembali."
Kamu membuat ekspresi tanda tanya.
"—Jadi mulai besok, aku akan buka puasa di rumah."
Kamu menutup mulut dengan tampang tidak percaya. "Solar..." Matamu berbinar-binar, namun sedetik kemudian berkaca-kaca.
Solar bangkit menuju ke arahmu. Ia meraih tubuhmu ke dalam pelukannya.
"Maaf.. karena mengabaikanmu. Selama ini kamu pasti kesepian ya?" ucap Solar sambil mengusap-ngusap punggungmu.
Digituin Solar, dadamu semakin sesak dan air matamu semakin ingin keluar dari tempatnya.
"Jangan begitu lagi.. Aku jadi bingung banget. Kalau tak bisa bicara langsung, bisa lewat tulisan.. Biar akunya juga nggak berspekulasi yang aneh-aneh." balasmu dalam pelukannya.
"Aku mengerti. Aku minta maaf.." Solar memelukmu lebih erat lagi.
Saat ini ia mulai menyadari bahwa ia rindu pelukan hangat dan harum tubuhmu. Seiring dengan pelukan yang semakin erat, hatinya semakin diliputi rasa kangen yang teramat sangat. Ternyata ia sudah jauh denganmu sampai sekangen ini.
Solar melepaskan pelukannya, lalu menatap wajahmu. "Ohiya (Nama), gimana kalau nambah anggota baru di rumah ini? Biar kamu gak kesepian amat pas aku tinggal kerja."
Solar bertanya tanpa maksud jahil sebenarnya, tapi pipimu merona.
"Heh." Kamu meninju lengannya pelan. "Kalau sudah ada anak dan kamu masih mengabaikanku seperti ini pun, aku tetap akan sedih. Bukannya aku tidak mau. Aku juga sudah memikirkan ide itu—tapi untuk sekarang, aku masih pengen puas-puasin pacaran denganmu dulu tanpa ada yang ganggu." Kamu menunduk untuk menyembunyikan senyummu.
Hati Solar meleleh melihat sisi manjamu yang seperti ini. Yaampun, kamu imut banget. Solar ingin menerkammu, tapi ia tahan-tahan sampai akhirnya ia memilih untuk memelukmu ala beruang—super erat sampai kamu protes minta dilepaskan karena sesak nafas.
Solar tertawa kecil, menikmati gerutuan dan wajah merahmu. Pesta memang menyenangkan, namun tidak sehangat kamu. Solar tak akan melepaskanmu lagi kali ini.
Pelan-pelan, ia mengembalikan kebersamaannya denganmu yang sempat hilang.
5 notes
·
View notes
Text
Ketika Kamu Merindukan Segalanya
Ketika kamu merindukan rendang yang dibuatnya setiap Hari Raya Idul Fitri tiba. Ketika kamu merindukan naik delman setiap sore, delman yang hanya ada ketika bulan puasa, hiburan bagi anak-anak di saat para Ibu sibuk menyiapkan makanan untuk berbuka dan para kakak berburu takjil sebelum adzan magrib berkumandang. Ketika kamu merindukan segala menu makanan mulai terhidang satu persatu di atas…

View On WordPress
2 notes
·
View notes