#BUNGKARNO PENYAMBUNGLIDAHRAKYAT CINDYADAMS EDISIREVISI
Explore tagged Tumblr posts
Text
JAS MERAH.
Ida Ayu Nyoman Rai memeluk anak laki-lakinya sambil berkata “Anakku, kelak kau akan menjadi orang yang mulia, pemimpin besar rakyatmu, karena Ibu melahirkanmu saat fajar menyingsing. Kita orang Jawa memiliki suatu kepercayaan, bahwa seseorang yang dillahirkan saat matahari terbit, nasibnya telah digariskan sebelumnya. Jangan kau lupakan, bahwa engkau ini putra sang fajar.” (Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, Edisi Revisi, 2018)
Anak laki-laki itu bernama Sukarno. Sejak kecil Ia selalu berbeda dengan teman-temannya, ketika malam menjelang lebaran telah menjadi kebiasaan bagi anak-anak untuk memasang petasan, Sukarno adalah satu-satunya anak yang diam dirumah memandangi mereka dari lubang kecil rumahnya. Ia tidak keluar karena tidak memiliki cukup uang untuk membelinya. Ayahnya seorang guru yang keras. Watak ayahnya membentuk sikap tegas Sukarno , namun juga memiliki Ibu yang sangat lembut dan mencintai Sukarno sehingga membentuk karakter Sukarno yang penuh rasa cinta.
Saat sudah menjadi Presiden RI, Ia pernah dihadiahi seekor burung yang disimpan didalam sangkar oleh seorang tamu negara, setelah tamu itu pergi, Ia memerintahkan ajudannya untuk membebaskan burung itu di Istana. Baginya, kebebasan itu hak seluruh mahluk ciptaan Tuhan termasuk burung, Ia tidak tega merampas kebebasan seekor burung yang dibelenggu didalam sangkar.
Diusia 17 tahun, Sukarno bersekolah tingkat menengah di Surabaya. Tidak lagi tinggal bersama orangtuanya di Blitar, Ia tinggal bersama H.O.S Cokroaminoto, seorang politikus, orang yang mengubah seluruh kehidupannya. Hidupnya masih serba pas-pasan, Ia tidak memiliki banyak waktu luang bersenang-senang dengan teman sebayanya bermain untuk menghabiskan uang. Tetapi keadaan seperti ini bukan berarti Sukarno tidak menikmati masa mudanya, justru pada titik inilah Sukarno membentuk dirinya menjadi orang yang penuh dengan ide dan semangat untuk menjadi orang hebat.
Terkadang Sukarno tidak tidur semalaman karena dunianya sangat menyenangkan saat membaca buku. Ia menghayati buku-bukunya tentang Karl Marx, Jean Jacques Rousseau, Voltaire dan tokoh pemikir lainnya. Ia mempelajari Revolusi Perancis, Yunani Kuno hingga Timur Tengah dimasa mudanya. Sukarno menyelesaikan pendidikannya sampai bangku kuliah.
Tidak hanya pendidikan sekolah, pengalaman hidupnya sebagai rakyat jajahan imperialisme memberinya pelajaran tentang kepedihan dan keinginkan rakyat. Seolah itu adalah sebuah pendidikan yang tidak kalah penting bagi Sukarno. Tidak lama setelah mendapat gelar insinyur, Ia mendapat tawaran menjadi pegawai tetap Departemen Pekerjaan Umum dibawah kekuasaan Hindia Belanda namun dengan cepat Ia menolak. Jabatan dan keinginan untuk mendapat jaminan hidup “enak” sudah jauh lenyap dari jiwanya sejak dulu. Ia ingin membahagiakan rakyat. Kebahagian rakyat adalah tujuan hidupnya.
Mendirikan Partai Negara Indonesia(PNI) adalah gerbang pertama bagi Sukarno untuk merebut kemerdekaan bangsanya, mulai saat itu Ia sering melakukan pidato yang membakar semangat rakyat untuk melepas cengkraman kekuasan kolonial Belanda. Dengan kepribadiannya yang sangat mencolok itu, menjadi hal yang tidak sulit bagi Belanda untuk menyadari bahwa Sukarno sangat berbahaya. Kata-katanya mampu mempengaruhi rakyat. Selama hampir delapan tahun Sukarno tidak henti-hentinya mendapat hukuman dari Belanda yaitu dimulai dari kurungan delapan bulan di tahanan Banceuy, dua tahun di tahanan Sukamiskin hingga yang paling menyiksa ialah masa pembuangan di Flores.
Ia kehilangan mertuanya di penjara terbuka Endes yang sangat jauh dari perkotaan, Sukarno sendiri yang menguburkan jasad mertuanya. Sukarno mengidap penyakit malaria yang hampir membunuhnya. Sukarno mampu terbebas dari hukuman Belanda ketika Jepang memasuki Indonesia. Jepang saat itu mampu menaklukan tentara Belanda dan membuat Belanda lari seperti tikus dari Indonesia. Tidak hanya terbebas, Sukarno diundang secara pribadi oleh Kolonel Fujiyama untuk membahas sebuah pembicaraan yang ada hubungannya dengan semboyan Jepang saat itu “Asia Bebas”. Dalam pertemuan itu Sukarno menerima tawaran Jepang untuk memiliki misi yang sama yaitu untuk menjatuhkan negara Barat dari Asia.
Sejak saat itu kesalahpahaman antara sebagian rakyat dengan Sukarno terjadi hingga “saat ini”. Sukarno dianggap melakukan kerjasama dengan penjajah baru Jepang. Sukarno dalam otobiografinya menuliskan bahwa kerjasama yang Ia lakukan adalah demi mendapat bantuan Jepang untuk merdeka. Keadaan Indonesia saat itu belum memiliki militer yang kuat dibanding dengan Jepang yang sudah hebat mengalahkan Belanda, sehingga apabila Sukarno tidak menerima tawaran Jepang, itu artinya menghapus harapan untuk merdeka jauh lebih dalam lagi. Hal ini terbukti, Jepang berjanji akan memberikan kemerdakaan untuk Indonesia pada September 1945, namun Sukarno tidak patuh dengan itu. Proklamasi berhasil dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Namun perjuangan belum berhenti. Sekutu belum sepenuhnya meninggalkan Indonesia sampai pada Konferensi Meja Bundar pada 28 Desember 1949.
Usianya sudah mencapai 48 tahun saat merebut kemerdekaan de facto dan de jure. Sukarno berhasil menyelesaikan kewajibannya. Dalam masalah pribadi maupun politik Sukarno seringkali menimbulkan teka-teki orang lain. Ini karena sepanjang hidupnya Ia sangat percaya pada diri sendiri dan selalu mengkuti kata hatinya. Sukarno merasa tidak perlu menghabiskan waktunya untuk meyakinkan orang lain bahwa apa yang Sukarno lakukan adalah hal yang paling benar.
Biasanya orang-orang mengikuti Sukarno karena apa yang dilakukan Sukarno sesuai dengan keinginan mereka. Setiap kali terlibat konflik perbedaan pendapat, Sukarno selalu mengakhiri perdebatan dengan kalimat yang lebih logis dari lawan bicaranya. Inilah yang membuat Rakyat jatuh hati pada Sukarno. Sukarno tidak memerdekakan Indonesia, tetapi Sukarno menggerakan hati Rakyat Indonesia untuk memerdekakan diri mereka sendiri. Rakyat berhak mendapat keuntungan dari Negaranya bukan Negara yang mendapat keuntungan dari Rakyat. Keinginan seperti ini sudah disadari Sukarno bukanlah hal yang mudah.
Dalam hidupnya, Ia memilih idealisme sebagai makanannya. Sukarno Muda lebih nyaman hidup dengan buku-buku dibanding bersenang-senang dengan teman-temannya. Pesan Sukarno pada pidato terakhirnya di Hari Ulang Tahun RI 17 Agustus 1966 adalah “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah” yang kemudian disebut menjadi semboyan Jas Merah.
Maka yang mampu penulis simpulkan, memahami sejarah adalah salah satu faktor penting bagi Sukarno untuk menjadi Sukarno yang kita kenal hari ini. Dengan memahami sejarah, niscaya membuat seseorang memiliki wawasan yang luas dan membentuk pemikiran yang kritis. Rakyat perlu menjadi kritis agar tidak mudah dikendalikan oleh kepentingan penguasa yang berlagak seperti penjajah. Hal pertama yang perlu dilakukan untuk memulai memahami sejarah ialah dengan meningkatkan minat membaca sejak usia muda. Sukarno telah membuktikan itu sendiri bagaimana Ia mampu menaklukan para penjajah.
#klubjurucerita beriindonesiaceritabermakna tugasakbar softnewsfeature sukarno jasmerah indonesia#BUNGKARNO PENYAMBUNGLIDAHRAKYAT CINDYADAMS EDISIREVISI
2 notes
·
View notes