#Ayah bunuh anak
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ilmu Kebatinan Jadi Motif Ayah di Ciomas Serang Gorok Anak
SERANG – Motif Seorang ayah bernama Agus (30) asal Kampung Cibarugbug, Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang membunuh anaknya yang berusia 3 tahun 2 bulan pada Selasa (18/6/2024) kemarin, akhirnya terkuak. Ia membunuh anaknya karena ingin cepat menjadi kaya. Hal tersebut disampaikan Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Sofwan Hermanto dalam konferensi pers di Polresta Serang Kota pada…
View On WordPress
#Ayah bunuh anak#Ayah bunuh anak di Serang#Ilmu hitam#Kapolresta Serang Kota#Kasus pembunuhan#Kombes Pol Sofwan Hermanto#motif ayah bunuh anak
0 notes
Text
Sadis,Ayah Kandung Bunuh Anaknya di Kebun
Sadis,Ayah Kandung Bunuh Anaknya di Kebun Pasaman,Sumbarlivetv.com – Sangat sadis dan menggenaskan, tiga warga Jorong Kampuang Padang, Nagari Aia Manggih Barat, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, ditemukan warga dalam kondisi memprihatinkan dan bersimbah darah Senin (16/01/2023) sekitar pukul 22.30 WIB di kebun korban yang terletak di Jorong Tonang, Nagari Sundata, Lubuk Sikaping. Hal…
View On WordPress
0 notes
Text
Yang Lebih Melelahkan Dari Yang Kita Kira
Tiap kepala pasti riuh. mereka memiliki bisingnya masing-masing. Besar dan kecil riuh isi kepala emang beda-beda. Kita enggak perlu menyamakan apalagi membandingkan siapa yang paling lelah dan riuh.
Seperti isi kepala seorang ayah yang mungkin saja riuh karena resah memikirkan bagaimana upaya ia tetap memiliki penghasilan nafkah harta untuk keluarga cukup, atau bisingnya isi kepala ibu yang memikirkan urusan domestik, anak, dan bagaimana mengelola nafkah harta yang ayah beri dapat cukup, Sedangkan harga pangan terus melonjak. Generasi sandwich yang kewalahan menanggung kebutuhan keluarga, diri yang babak belur, namun usahanya minim apresiasi bahkan nggak dihargai. Sedangkan keadaan memaksanya harus tetap kuat.
Bagi anak-anak, mungkin lelah selalu dikekang dan diatur. ingin sekali segera dewasa agar leluasa terlepas dari kungkungan orangtua. Bagi remaja mungkin masalah insecure, prestasi sekolah, adalah hal yang paling melelahkan untuk dihadapi. Atau bagi mahasiswa, tekanan skripsi, nilai ipk, cinta, menjadi batu batu besar untuk ia lewati. Rasanya sulit dan melelahkan.
Selama memiliki kepala, sepertinya selama itu pula kita akan berteman dengan lelah dan riuh. Upaya yang nggak dihargai, ketakutan yang menghantui, diremehkan, merasa tak punya pencapaian, merasa nggak berguna, nggak didengar, putus asa, semua hal itu menambah kebisingan isi kepala. bingung bagaimana melerainya.
Beberapa memilih bertahan, mengurainya dengan ilmu atau hiburan, beberapa memutuskan untuk menyelesaikannya dengan mengakhiri hidup, memutus perkara-perkara yang membuat ia lelah dan bising dengan cara bunuh diri.
Ah, ternyata dunia ini memang diatur untuk menjadi tempat ujian yang melelahkan. Riuh dan bisingnya isi kepala memang sengaja di desain supaya kita mampu menguraikan dan memecahkannya.
Atas apa-apa yang kita rasakan, Semoga kita selalu bisa memenuhi tangki-tangki sabar dari jalan manapun, dari hal apapun yang bisa menjadi pelajaran. sebab sudah menjadi janjiNya, bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Qs. Al-insyirah: 5-6
Atas segala kelelahan yang menimpa dan membuat putus asa, semoga kita nggak pernah menjadikan bunuh diri sebagai solusi. Sebab bagaimana kalo rupanya lelahnya setelah bunuh diri itu lebih melelahkan dari yang kita kira. Bagaimana kalo ternyata bunuh diri menjadi awal perjalanan paling panjang dan melelahkan yang tak ada ujungnya? Ah, bagaimana?
Dari Jundub bin Abdullah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, Dahulu ada seorang laki-laki sebelum kamu yang mengalami luka, lalu dia berkeluh kesah, kemudian dia mengambil pisau, lalu dia memotong tangannya. Kemudian darah tidak berhenti mengalir sampai dia mati. Allâh Azza wa Jalla berfirman, "Hamba-Ku mendahului-Ku terhadap dirinya, Aku haramkan surga baginya." (HR Al-Bukhari).
Semoga selalu ada alasan untuk bertahan. bahwa, diciptakannya kita di bumi memang untuk ibadah kepada Allah. Ad-dzariyat:59. Ujian-ujian yang Allah beri untuk kita hadapi supaya kita menjadi menjadi muslim dengan next level yang lebih baik.
Sekali lagi selalu ada alasan untuk bertahan
15 notes
·
View notes
Note
Bang gw benci bgd ama bapak gw. Kerjaannya drama mulu bikin gw mau bunuh diri. Kerjaannya caper tiap hari. Dy emg makin menua tapi nenek gw lebih sehat bugar. & yg paling gw kesel, dy itu caper ...mau makan aja harus di temanin . Ngobrol jg mau di temenin. Suka pura2 jatuh di kasur malam hari, suka pura2 sakit. Sok asik sok lucu ama hal hal corny cheesy. Menurut gw bapak gw bner2 egois dengan nyiksa keluarga nya untuk fokus tentang dy sdgkan gw bertiga ama sodara gw lagi strugle untuk karir & jodoh di usia kami yg sdh kepala tiga. Makanya gw selalu marah2 & emosian bang. Gw durhaka sampe minta dy mati aja. Tapi di sholat meski penuh amarah aku masih doain dy bang. Bang balas ya bang please
Sebentar, jika hanya "caper" seperti yang kamu sebutkan; minta ditemenin saat makan; minta ditemenin untuk ngobrol; pura-pura sakit, apa tidak terlalu berlebihan sampai membuatmu ingin bunuh diri?
Kamu pernah lihat tidak iklan seorang ayah yang tinggal seorang diri merasa kesepian saat liburan Natal? Anak-anak mereka yang sudah punya keluarga sibuk semua sehingga tidak bisa menemuinya. Hingga akhirnya ia memalsukan kematian agar anak-anak mereka bisa datang menjenguk. Iklannya bisa lihat di sini: klik.
Apa pernah kamu berpikir bahwa sebenarnya dia merasa kesepian? Dan merasa hidupnya tidak lama lagi, hingga mau menghabiskan waktu-waktu bersama anak-anaknya? Saya tahu situasimu, memang agak dilematis. Tapi, kasih sayang siapa lagi yang perlu kamu cari sementara ayah yang telah memastikanmu bisa sampai sekarang sepenuh hati tidak mendapatkan juga perhatian dari anaknya? Saya pun yakin soal orang tua itu ada karmanya. Sikap kita terhadap orang tua akan menjadi bumerang yang akan kembali ke kita kelak saat telah menjadi orang tua. Apakah kamu mau jika anak-anakmu bersikap seperti dirimu saat ini? Padahal kamu hanya ingin bersama dengan mereka.
Coba pikirkan baik-baik ya, bisa jadi sikap kita yang memang salah. Sebelum segalanya terlambat, lakukan yang terbaik yang kamu bisa.
youtube
17 notes
·
View notes
Text
Kamu merasa hampa? Merasa kehilangan makna hidup dan kebahagiaan? Jangan-jangan kamu belum mengenal betul definisi Fitrah dalam dirimu.
Karena sesungguhnya makna diri, kebahagiaan, dan tugas langit atau misi hidup kita telah Allah karuniakan dalam Fitrah yang dibawah sejak lahir.
Tugas kitalah merawat Fitrah itu dengan sebaik-baiknya dan memandunya dengan kitabullah sehingga menjadi kehidupan yang berbahagia dan pada puncaknya menemukan alasan kehadiran kita di dunia yang harus dituntaskan sampai akhir hayat,
sehingga tercapailah maksud Allah menciptakan kita untuk beribadah, dan tercapailah juga peran Khalifah Allah di muka bumi.
Ada ayat yang sangat familiar
...إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ...
Artinya : “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” [Q.S. Ar - Ra'd : 11]
Ternyata asbabun Nuzul ayat tersebut adalah menjelaskan bahwasannya makna perubahan dalam Islam bukanlah menuju yang baru, tetapi menuju kepada fitrahnya.
Sekitar tahun 1990an, Havard University mengadakan riset terhadap 19 lulusan terbaiknya. Riset dilaksanakan selama 15 tahun. Saat dipublish, ternyata mengejutkan. Terdapat 10 orang yang menyebabkan perusahaan bangkrut karena manipulasi keuangan. Dan dari 9 orang itu sebagian merusak alam dengan melakukan eksploitasi besar-besaran, dan sebagiannya lagi melakukan bunuh diri.
Hal itu menandakan bahwa orang-orang yang jenius di kampus tidak menjamin dunia/peradaban lebih baik.
Ketika ditarik garis besarnya, maka bisa dikatakan riset tadi menyimpulkan bahwa dari 19 orang itu terbagi menjadi 3 kluster.
1. Tidak Beradab pada Masyarakat
2. Tidak Beradab pada Alam
3. Tidak Beradab pada Diri
Mengapa hal itu bisa terjadi?Karena sistem pendidikan modern hanya melahirkan "Human Thinking (Cerdas Berpikir)" dan "Human Doing (Terampil). Tapi tidak melahirkan "Human Being (Insan Kamil)".
Apa itu Human Being? Atau dalam Islam kita Sebut Insan Kamil?
Insan Kamil adalah manusia yang tumbuh paripurna sesuai dengan fitrah penciptaannya.
Kita ambil contoh, salah seorang Sahabat Nabi.
Yaitu Usamah bin Zaid RA (615 - 673 M)
• Ditarbiyah sejak lahir oleh Rasul
• Sahabat muda saat Rasulullah sudah tua
• 14 tahun dinikahkan oleh Rasul
• 16 tahun menjadi panglima perang Tabuk
Kenapa yang ditunjuk jadi panglima perang bukan senior-seniornya? Padahal ada Khalid bin Walid juga disitu.
Ternyata hal itu terjadi karena Rasul ingin menunjukkan pada dunia bahwa itulah sebenarnya definisi Pendidikan.
Kalau Kata Ibnu Khaldun, Pendidikan yang benar adalah mengantarkan anak dari Fitrahnya, dipandu dengan Kitabullah, Lalu mencapai yang disebut Peran Peradaban.
Oleh karenanya, bertahun-tahun setelah itu, muncul orang-orang hebat sepanjang sejarah untuk melanjutkan model pendidikan Rasul. Dan terbukti tercetak berbagai Pemuda Islam yang sudah tampil di Kontes Peradaban.
Seperti:
Imam Syafi'i (767 - 820 M)
• 11 Tahun : Jadi Mahasiswa
• 14 Tahun : Kehabisan Dosen
• 16 Tahun : Jadi Mufti (Ahli Fatwa)
Muhammad bin Musa Al Khawarizmi (780 - 850 M)
• 18 Tahun : Penemu Aljabar & Guru Besar MTK
• 10 Tahun : Menciptakan Rumus ABC
Abu Hamid Muhammad Al Ghazali (1058 - 1111 M)
• Belajar Fiqih secara mendalam sejak remaja
• 19 Tahun : Merantau ke berbagai negeri untuk mendalami pengetahuan
• Ada 50 lebih karya masterpiece yang masih dibaca oleh orang sampai saat ini
Muhammad Al Fatih (1432 - 1481 M)
• 21 Tahun : Menaklukkan Konstantinopel
• Usia Belasan : Mulai memimpin pasukan perang (Melanjutkan kepemimpinan ayah dan kakeknya)
Sentot Alibasya (1807 - 1855 M)
• 17 Tahun : Jadi Panglima Perang saat Perang Diponegoro
• Kata Alibasya dalam namanya adalah Gelar militer tertinggi yang diadopsi oleh pangeran Diponegoro dari angkatan perang turki.
Hasan Al Banna (1906 - 1949 M)
• 21 Tahun : Mendirikan Ikhwanul Muslimin di Mesir (1928 M) yang memiliki member 20 ribu orang aktif. Gak kayak followers IG biasanya loh ya, ini bener-bener anggota aktif.
• 16 Tahun : Mulai pergerakan
Mohammad Natsir (1908 - 1993 M)
• 15 Tahun : Ketua Jong Islamiten Bond (1928 - 1930 M)
Lalu bagaimana dengan anak-anak sekarang? Kebanyakan lambat dewasanya. Pendidikan jaman sekarang diromantisasi melalui revolusi Industri dan orientasi Bisnis.
Sehingga menghasilkan manusia yang sibuk bekerja tapi tidak sanggup memegang peran dalam Peradaban.
2 notes
·
View notes
Text
pernah ga liat orang yang dulunya waktu belum menikah hidupnya hedon,stylis dan teratur apalagi good looking. tapi pas sudah menikah hidupnya sudah tidak terurus sudah tidak peduli dengan penampilan. jangankan orang lain teman sekolah mungkin dulunya atau teman yang paling dekat sama kamu.
sewaktu belum nikah kita dirawat dengan baik oleh orang tua, hidup serba ada dan apa yang diinginkan orang tua berikan tidak kekurangan apapun, keinginan terpenuhi.
jadi tak heran jika semua orang tua sangat selektif memilih pasangan untuk anaknya, apalagi anaknya perempuan, bukan orang tua matrealistis tapi sebenarnya untuk anaknya hidup realistis tetap terjamin kebutuhannya, makanya tidak sedikit orang tua menanyakan pekerjaan seorang laki-laki yang ingin meminang anaknya.
karena memang menikah harus siap lahir batin, siap secara finansial, baik kebutuhan primer maupun sekunder, kebutuhan jasmani dan rohani itu semua harus terpenuhi, orang tua mana yang rela melepaskan anaknya hidup dengan pasangan yang membuat anaknya susah payah, karena orang tua merasa mereka sudah membesarkan anaknya dengan baik dan terjamin hidupnya tapi setelah tanggung jawab orang tua lepas hidupnya sulit.
menikah bukan sekedar soal cinta, perasaan dan kasih sayang tapi cinta juga perlu cara bagaimana bisa melanjutkan hidup, menikah bukan hanya menyatukan dua insan yang sedang jatuh cinta, dua insan yang bucin,memang diawal itu akan terasa indah, namun setelahnya harus memikirkan bagaimana bisa melanjutkan kehidupan itu untuk cinta.
mengapa lelaki harus bekerja keras dimasa mudanya agar bisa hidup layak nantinya, tidak membebani orang tua dan menyusahkan pasangannya nantinya, jangan cuman memikirkan cinta dan perasaan tapi harus mapan. sebelum mewujudkan cinta itu.
karena fitra seorang laki-laki itu tuiang punggung dan perempuan tulang rusuk yang dilindungi. banyaknya kasus perceraian karena masalah ekonomi yang tidak cukup sehingga terjadi perselingukan, kdrt dan broken home, depresi bahkan ada yang bunuh diri.
ekspektasi menikah terlalu indah tapi tidak memikirkan keberlangsungan hidup, apalagi belum memiliki ilmu tentang berumah tangga dan parenting. sebagian besar orang ingin menikah karena bucin, lebih mengutamakan perasaan memulu tanpa berpikir bagaimana kedepannya setelah menikah, sehingga setelah menikah kalangkabut memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan setiap harinya mau tidak mahu suami istri bekerja, belum lagi kalau sudah punya anak, lebih kerja ekstra lagi.
setelah menikah harus mandiri dan tanggung jawab bersama, baiknya berpisah tinggal dengan orang tua dan mertua karena itu juga salah satu faktor yang akan merusak rumah tangga, makanya sebelum nikah minimal sudah memiliki tempat tinggal sendiri,kendaraan sendiri intinya sudah mapan.
namun pernikahan juga penuh ujian, Allah selalu menguji hambanya dalam situasi apapun dalam keadaan kekurangan atau berkecukupan, heningga pentingnya ilmu agama dan ilmu sabar serta ikhlas untuk menjalani kehidupan dalam berumah tangga.
masih ingat kata-kata mama beliau pernah bilang [setelah menikah bukan lagi tampilan dan cinta yang di utamakan tapi harus difikirkan bagaimana hidup layak seperti orang, yang berkecukupan dan semua kebutuhan terpenuhi]
so yang belum menikah sekarang waktunya berusaha mencapai impan dan cita-cita nya, pinggirkanlah dulu masalah perasaan dan cinta-cintaan kalau belum siap menafkahi lahir batin, agar nantinya tidak menyesal dan bekerja keras.
bual laki-laki wajib berilmu untuk menjadi calon suami shalih untuk jd ayah serta imam dalam keluarganya dan bekerja keras sampai mapan, dan bagi perempuan perbanyak menuntut ilmu dan perbaiki menjadi muslimah calon ummi shaliah diri karena cantik saja tidak cukup bangun rumah tangga dan bukan jaminan rumah tangga sakinah mawaddah warahma.
14 january 2023 turkey
6 notes
·
View notes
Text
Ayah, Ibu, dan Anak di Tangsel Bunuh Diri, Diduga karena Pinjaman Online
Warga di Kel. Cirendu, Kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan, dihebohkan dengan penemuan tiga orang dalam sekeluarga bunuh diri di dalam rumah mereka, Minggu (15/12) siang. Kasi Humas Polres Tangsel AKP Agil Sahril, mengatakan ketiga orang yang ditemukan tewas yakni pasangan suami-istri berinisial AF (31), YL (28) dan anak mereka berinisial AH (3 tahun). Polisi menduga keluarga ini bunuh diri…
0 notes
Video
youtube
BRUTAL! [PORTRAIT] Anak Bunuh Ayah & Nenek di Lebak Bulus, Sang Ibu Sela...
0 notes
Text
Remaja 14 Tahun di Lebak Bulus Tega Bunuh Ayah dan Nenek Sendiri, Kejar Ibu yang Lompat Pagar
Pembunuhan satu keluarga di Jakarta Selatan yang dilakukan oleh anak sendiri. (Foto: iNews) Jakarta (Riaunews.com) – Remaja berinisial MAS (14) tega membunuh ayah APW (40) dan neneknya RM (69) di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024). Sang ibu AP (40) yang berlumuran darah melompat pagar dikejar anaknya yang membawa pisau. Pengurus RW 006 berinisial I mendapatkan laporan kesaksian…
0 notes
Text
setidaknya dua bulan sekali.
dua bulan sekali, aku merasa dan berpikir seharusnya aku sudah mati sejak kemarin-kemarin.
pemikiran seperti itu banyak macamnya. aku bisa pikirkan sepuluh skenario lampau di mana harusnya aku mati saat itu alih-alih hidup sampai saat ini.
paling sering kupikirkan adalah waktu aku coba gantung diri di kamar mandi rumahku yang reyot. waktu itu, aku kira kayu di langit-langit; tempat aku ikat tali rafia yang juga terikat di leherku, akan roboh tepat setelah aku terjun bebas dari bak mandi plastik yang aku panjat. tapi rupanya tidak, rupanya aku tergantung sungguhan; dan aku takut setengah mati.
ah, lucunya. waktu itu aku ingin mati tapi saat leherku sakit sekali aku malah takut setengah mati. aku malah memanjat lagi ke bak mandi. terjun lagi. memanjat lagi. tiga kali kuulangi sampai aku sungguhan yakin kalau aku takut mati. lalu aku potong talinya. menangis sesenggukan di lantai kamar mandi. sengaja tidak mengunci pintu dan biarkan wanita yang susah payah melahirkan dan membesarkanku melihat anaknya yang baru saja (gagal) gantung diri. ah, bodoh sekali. harusnya ibu, ayah, dan adik-adikku tidak lihat aku saat itu. harusnya aku bilang aku baik-baik saja sambil sembunyikan rafia di dalam bajuku.
tapi, juga, harusnya aku mati saja saat itu. harusnya aku tidak takut mati saat mau mati. harusnya aku ulangi yang keempat kalinya dan gagal untuk memanjat ke bak mandi lagi. lalu buat keluargaku melihat adegan traumatis yang mungkin akan hantui mereka seumur hidup, ah, aku tidak mau begitu. mungkin harusnya aku gantung diri di hutan saja, atau bunuh diri di tempat apapun yang tidak bisa ditemukan siapa-siapa. jadi cuma Tuhan yang tahu kalau aku mati. jadi saat itu aku mati alih-alih hidup sampai saat ini.
yang kedua adalah waktu aku alami kecelakaan di depan rumahku. motor yang melaju ke arahku saat itu harusnya tidak usah menarik remnya. harusnya biar saja aku terpental jauh; lebih jauh dari helm yang terlempar dari tangan kananku yang pergelangannya dislokasi. harusnya bukan cuma pergelanganku yang dislokasi. harusnya leherku juga, harusnya kepalaku juga; harusnya aku mati saja saat itu.
tapi kalau aku mati waktu itu, mungkin ayahku akan marah membabibuta. mungkin pengendara motor yang tabrak aku akan dipenjara. aku tidak mau begitu. mungkin sebaiknya aku terjun dari tebing saja. biar tidak ada yang disalahkan, biar cuma aku dan Tuhan yang tahu kalau aku sudah mati.
yang ketiga adalah yang paling aku tidak suka, tapi aku tetap memikirkannya. memikirkan bagaimana kalau aku mati saja saat aku lahir. ibu pernah bilang, aku sekarat saat aku lahir. leherku terlilit tali pusar sampai-sampai kepalaku harus ditarik gunakan alat rumah sakit yang aku tidak tahu namanya (tapi mereka bilang namanya di-vacuum). aku keluar dari rahim ibuku tanpa menangis, pucat. mungkin harusnya saat itu aku embuskan saja napas terakhirku sebelum menarik napas pertamaku lalu menangis sampai wajahku merah.
tapi kalau mati saat itu, kasihan ibuku. kasihan ayahku. aku anak pertama mereka, kelahiran pertama ibuku. kalau aku mati, aku takut ibu tidak mau hamil lagi dan adik-adikku yang cantik tidak lahir ke bumi. mungkin harusnya dari awal bukan aku yang ada di rahim ibuku. mungkin harusnya itu individu lain, biar cuma Tuhan yang tahu aku pernah ada tapi bukan di dunia yang ini.
aku harusnya sudah mati dari kemarin-kemarin. aku harusnya tidak pernah ada.
sebab kalau aku mati; kalau eksistensiku lenyap dan tidak pernah ada, mungkin semuanya akan baik-baik saja. mungkin ibu dan ayah tidak perlu susah payah membesarkan aku yang sekarang malah mau mati alih-alih hargai mereka yang sudah hidupi aku. mungkin adik-adikku tidak merasakan rasanya punya kakak pertama yang tidak berguna dan tidak bisa diandalkan. mungkin teman-temanku akan lebih bahagia karena aku tidak pernah jadi teman yang baik untuk mereka. mungkin pacarku tidak perlu kerepotan karena aku luar biasa rumit dan melelahkan. mungkin semuanya akan baik-baik saja.
arogan rasanya, kalau aku sungguhan mengatakan semuanya baik-baik saja kalau aku tidak ada. arogan rasanya, seolah aku merasa hadirku punya pengaruh sebesar itu dalam kehidupan secara general.
tapi, sungguh. harusnya aku sudah mati sejak kemarin-kemarin.
0 notes
Text
Ayah yang Bunuh Anak di Ciomas Serang Didiga 'Ngilmu'
SERANG – Seorang ayah bernama Agus asal Kampung Cibarugbug, Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang membunuh anaknya yang berusia 3 tahun 2 bulan. Dugaan sementara pelaku mengalami gangguan kejiwaan alias ODGJ. Menutur keluarga, pelaku dikenal sangat sayang anaknya. Paman korban, Soni Bakti mengatakan kejadian tragis tersebut terjadi pada Selasa (18/6/2024) sekitar pukul 04.30…
View On WordPress
#Ayah bunuh anak#Ayah bunuh anak di Ciomas#Desa Citaman#kabupaten serang#Kampung Cibarugbug#kecamatan Ciomas#Polresta serang
0 notes
Text
Liku Pertama
TW // SUICIDAL
Namaku Miyu Ameera. Aku sedari kecil sudah ditinggalkan di panti oleh kedua orang tuaku. Kata pemilik panti, ibu dan ayah terlilit hutang lalu, meninggalkan ku di sini. Terus belum lama setelah itu mereka mati bunuh diri. Sampai sekarang aku tak habis pikir dengan cara berfikir mereka.
Lalu, namaku Miyu katanya diberi langsung oleh anak pemilik panti kak Sekar, saat itu dia berusia dua tahun. Memanggilku Miyu berulang kali yang artinya biru. Aku sudah membiru kala itu. Suatu keajaiban aku bisa bertahan sampai sekarang. Kak sekar lantas dekatku denganku sejak itu. Dia senantiasa selalu ada buatku. Menjadi sosok yang diam-diam kupuja dan tanpa sadar kujadikan pusat duniaku.
Hidup sebatang kara dan menjadi anak panti bukan hal yang mudah buatku. Belum lagi hinaan yang aku dapatkan semasa sekolah karena aku yatim piatu. Alasan bercanda yang terpaksa aku maklumi karena pada akhirnya ucapan mereka benar. Belum lagi semua orang yang memandangku sebelah mata karena aku tidak pintar-pintar amat. Satu-satunya hal yang kubisa hanya menari dan kata mereka itu tidak ada masa depannya.
Sekarang aku sedang menyibukkan diriku sebagai mahasiswa semester tua sambil bekerja sebagai guru tari anak-anak di suatu sanggar dan manager sebuah band bernama Amerta.
0 notes
Text
♞ . 𝑳𝒂𝒕𝒂𝒓 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈
Bok tumbuh di desa kecil di wilayah Joseon. Di sana, kehidupan masyarakatnya kebanyakan adalah bertani dan beternak.
Keluarga Bok adalah petani miskin yang mengandalkan tanah warisan dari nenek moyang untuk bertahan hidup. Sejak kecil, Bok terbiasa bekerja di ladang, membantu orang tuanya menanam padi, gandum, dan sayuran.
Bok termasuk anak yang cerdas. Ia tidak hanya pandai bertani. Bok juga dapat merajut selimut dari jerami, dan membuat alat-alat pertanian dari kayu. Alat-alat yang dibuat oleh Bok dan ayah Bok terkenal tahan lama dan efisien. Meskipun terbatas secara materi, ayah Bok selalu mengajarkan beberapa kemandirian pada diri Bok.
Selain itu, Bok pandai mengolah makanan, yang ia pelajari dari ibunya. Setiap sore, Ibu Bok mengumpulkan tanaman liar dan mengolahnya menjadi aneka kimchi yang mereka makan di musim dingin.
Hidup Bok yang bahagia berubah drastis ketika ibunya tiba-tiba jatuh sakit. Penyakitnya misterius dan tidak kunjung sembuh meskipun mencoba berbagai pengobatan tradisional dan ramuan herbal.
Ayah Bok mulai mendatangi dukun yang terkenal di desanya. Dukun itu mengatakan bahwa ibu Bok terkena guna-guna dan meminta bayaran tinggi untuk melakukan berbagai ritual. Namun setelah dilakukan ritual pengusiran roh jahat, hasilnya nihil.
Ayah Bok tidak menyerah. Setiap kali ayah Bok mendengar tentang dukun baru atau metode baru, dia tidak ragu untuk membawa Ibu Bok berobat ke dukun, meskipun biaya terus meningkat dan tidak ada hasil yang nyata.
Akibatnya, keluarga Bok semakin terjerat hutang karena pendapatan habis untuk membayar dukun dan membeli bahan-bahan ritual.
Bukannya membaik, kesehatan ibu Bok terus menurun dan akhirnya meninggal dunia. Hal ini sangat menghancurkan hati ayah Bok.
Ayahnya yang sangat tertekan oleh kematian istrinya dan beban hutang yang menumpuk akhirnya bunuh diri.
Bok menemukan tubuh ayahnya tergantung di lumbung, dan sejak saat itulah hidupnya berubah drastis. Bok terpaksa menghadapi kenyataan pahit bahwa kini dia sendirian dan harus menanggung beban hutang keluarga. Bok masih tidak percaya ayahnya meninggalkannya dengan hutang yang besar dan ladang yang terbengkalai.
Kehilangan orang tua dan beban hutang yang menumpuk membuat Bok harus tetap melanjutkan hidup. Ia tidak ingin berlarut begitu saja dalam kesedihan. Bok tahu bahwa satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah bekerja lebih keras. Pelan-pelan, Bok mulai memperbaiki ladang yang ditinggalkan orang tuanya. Bok pun mencoba-coba menanam tanaman yang lebih tahan hama dan perubahan cuaca.
Keuletan dan kegigihan Bok mulai membuahkan hasil. Meskipun panennya tidak selalu melimpah, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain bekerja di ladang, Bok juga memanfaatkan keterampilannya dalam membuat alat-alat pertanian untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Ia mulai menjual alat-alat yang ia buat di pasar desa. Meskipun penjualannya belum banyak, ia tetap gigih berusaha karena tahu bahwa ini adalah salah satu cara untuk bertahan hidup.
Hidup sendirian di desa bukanlah hal yang mudah. Bok sering merasa kesepian dan kehilangan arah, terutama ketika malam tiba dan kenangan tentang orang tuanya kembali menghantui. Untungnya, hutang rentenir telah dibayarkan oleh para tetangga yang iba dengan yang dialami Bok. Tugasnya kini hanya menyicil hutang kepada para tetangga, entah sampai kapan.
Karena Bok yakin suatu hari nanti usahanya akan membuahkan hasil dan ia akan dapat mengangkat diri dari kemiskinan yang menghimpitnya sejak kecil.
0 notes
Text
Ayah Nyaris Bunuh Anak, Mengaku Dibisiki Setan.
Jakarta, 23 Mei - Seorang ayah di Jakarta tega menganiaya anak laki-lakinya yang berusia 20 tahun hingga mengalami luka serius. Peristiwa mengerikan ini terjadi pada hari kamis di kediaman mereka.
Menurut Solihin, karyawan pelaku yang hendak berkunjung untuk urusan pekerjaan, ia mendengar teriakan dari rumah korban pada malam kejadian. Saat ia datang untuk mengecek, ia melihat korban terluka parah dengan luka tusukan serius di bagian perut bawah.
Solihin kemudian segera melaporkan ke polisi dan membawa korban ke rumah sakit terdekat. Beruntung, nyawa korban berhasil diselamatkan dan langsung diberikan perawatan secara intensif.
Kepada pihak kepolisian, ayah korban selaku pelaku, Wicaksono, mengaku bahwa ia melakukan tindakan tersebut karena mendapatkan bisikan setan. Ia mengatakan bahwa setan tersebut menyuruhnya untuk membunuh anaknya agar terhindar dari kemiskinan.
Hingga saat ini, pelaku masih dalam pemeriksaan pihak kepolisian. Pihak berwajib masih mendalami motif di balik pengakuannya tersebut, termasuk apakah ia mengalami gangguan mental atau tidak.
Kasus ini tentu masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Kapolres Jakarta mengatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Kami akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pelaku untuk mengetahui motif sebenarnya di balik perbuatannya," ujar Haryono, Kapolres Jakarta.
0 notes
Text
Ya Allah…
Hamba tidak tahu rasa apa yang di dalam hati ini. Hamba tidak tahu bagaimana ulasan takdir yang telah Engkau tetapkan kepadaku. Kejutan apa lagi yang Engkau sembunyikan, dan teka teki apa yang harus hamba jawab Ya Allah.
Resign dari kantor dengan secakup simpang siurnya (yg terkadang masih menyisihkan trauma) kemudian pulang dengan segala problematika yang Engkau tampakkan kembali. Ini adalah masalah yang sama sejak aku kecil dan tidak pernah selesai. Tapi kali ini Engkau luaskan pikiran hamba untuk memandang permasalahan dari segi seorang anak pertama dengan tanggung jawabnya.
Hamba berterimakasih atas segala ilmu yang telah Engkau berikan. Ilmu yang terkadang malah bikin pusing, karena ketidakcocokan atau banyak kesalahan yang sebelumnya tidak terlihat jadi makin jelas, jadi makin banyak berfikir gimana caranya ini gimana caranya itu agar bagaimana sesuai kodrat.
Rumah… aku selalu lemah jika membicarakan tentang rumah, kenapa rumahku berbeda dengan yang lainnya?? Kenapa gelak tawa itu seringkali tabu? Kenapa diskusi-diskusi kecil tidak pernah ada? Kenapa orang tuaku otoriter sekali dengan pilihannya? Kenapa orang tuaku selalu bertengkar keras di depan anak-anaknya? Selalu berbicara kasar dengan bentakannya. Kedua orang tuaku tidak pernah saling terbuka apalagi masalah keuangan. Ibu yang sering mengambil uang tanpa minta, bahkan celengan bapak habis di buatnya, lalu ada hutang yang harus di bayar tiba-tiba. Itu pun dengan nominal melebihi UMR. Bapakku adalah orang yang tidak bisa jujur dengan istrinya. Di tambah adikku yang sangat keras kepala jika di nasehati, Ahhh rumit sekali keluargaku.
Alih-alih berbicara pelan untuk mengurai masalah malah di suruh mengerti “emang dari dulu udah jadi sifat, sebagai anak harus paham, makanya dari dulu di sabarin aja” kata bapak suatu hari.
Lalu apakah semua perilaku KDRT dari Ayah dan sifat ibu yang bagiku Semakin hari semakin tidak bisa di toleransi itu juga harus ku normalisasi? Aku harus memahami strunggle, masa lalu, pola didik pola pikir kakek dan nenek. Aku yang tahu tentang ilmu rumah tangga, aku yang belajar ilmu mendidik anak, dan aku yang selalu mempelajari agama ini seakan buntu. Seakan tidak ada jalan keluar lagi setelah sekiaaan banyak usaha yang ku lakukan nihil tidak ada hasilnya.
Ibuku makin menjadi-jadi dalam membandingkan dirinya dengan orang lain terlebih iri dengan perilaku ayah kepada keluarga besarnya. Ayah yang untuk sholat saja harus aku yang teriak-teriak, tidak mau jujur dapat uang dari mana, dan kelihatan jelas sekali lebih suka membela keluarga besarnya. Adikku apalagi, ketika di nasehati malah teriak-teriak dan bahkan pilih pergi ke kosnya, ia suka sekali menghabiskan uang. Aku menasehati mereka berulang kali, kedua orang tuaku penuh dengan ketidak jujuran. Inilah yang dulu menyebabkan Ayah selingkuh berkali-kali.
Jujur Ya Allah, hamba lelah melihat drama ini. Akhir-akhir ini ibuku sering murung dan beberapa waktu mengancam bunuh diri. Sering cek cok masalah keuangan lagii…
6 bulan di rumah, akhirnya Engkau beri hamba pekerjaan lagi. Tapi sekarang di takdirkan kerja di dekat rumah, meskipun sebenarnya harapanku bekerja di luar kota lagi, atau aku di nikahi seseorang yang jauh dari rumah. Seseorang yang baik dan dari keluarga yang baikk. Aku ingin lari sajaa sebenarnya, seperti aku yang dulu, selalu nyaman di perantauan. Dan pulang hanya memastikan mereka baik-baik saja alias tidak ada cek cok dan air mata sakit hati yg aku keluarkan. Aku tidak sanggup menghadapi keluarga toxic seperti ini, energi ku bukan malah full tapi habis.
Entah takdir apa lagi yang akan terjadi padaku Ya Allah, besok minggu training 2 bulan di ponorogo. Artinya aku meninggalkan rumah selama itu, aku bersyukur mendapat pekerjaan ini meski sebenarnya masih mengharap akan kembali ke solo, kembali bersama komunitasku, kembali bersama teman-temanku yang positif, dan kembali pada seseorang yang sangat-sangat aku rindukan, yang aku harap kan menjadi imanku.
Lalu pertanyaanku lagi “Apakah 2 bulan di ponorogo ini untuk mengistirahatkan hatiku sejenak untuk nanti memulai berperang menyelesaikan masalahku saja ?” Atau memang ada sesuatu yang ingin Engkau tunjukan kepadaku Ya Allah?
Jujur Ya Allah hamba belum sepenuhnya ikhlas meskipun sudah hamba coba dengan susah payah. Berat sekali terjebak di perasaan dan situasi seperti ini, apakah aku bisa menambah personil baru di keluarga ini “suami” jika keluargaku saja masih tinggi egonya?
Aku hanya bisa mencurahkan segalanya lewat tulisan ini, agar fikiranku sedikit terurai, agar aku lega, agar jika memang ini Takdir terbaik-Nya untuk menebus dosa-dosaku maka aku harusnya berbahagia, semoga sebentar lagi ikhlas itu segera menyapa..
Semoga keluarga yang sakinah mawwadah warohmah itu benar-benar aku dapatkan, setelah usaha bertahun-tahun lamanya. Semogaa Allah kabulkan di waktu yang tidak lama, dan aku selalu percaya pada-Nya.
Ya Allah di depanmu aku tidak ingin lagi berpura-pura
0 notes