#AirdalamSejarah
Explore tagged Tumblr posts
aliansiair · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Di Mojokerto, tepatnya di Kecamatan Trowulan tersimpan banyak situs kuno peninggalan kerajaan Majapahit, kolam segaran adalah salah satunya. Terletak di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Dengan luas keseluruhan kurang lebih 6,5 hektare, membujur ke arah utara-selatan sepanjang 375 m dengan lebar 175 m Kolam segaran menjadi kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Nama 'Segaran' sendiri berasal dari bahasa Jawa segara yang berarti 'laut', mungkin masyarakat setempat mengibaratkan kolam besar ini sebagai miniatur laut. Uniknya kolam ini dikelilingi dengan batu bata yang ditata sedemikian rupa tanpa perekat dan hanya digosok–gosokkan satu sama lain. Dikutip dari situsmajapahit.wixsite, pada masa Kerajaan Majapahit kolam segaran ini berfungsi sebagai waduk dan tempat menampung air, yang merupakan wujud kemampuan Kerajaan Majapahit akan teknologi bangunan basah. Para ahli memperkirakan kolam ini sama dengan kata ”Telaga” yang disebut dalam kitab Negarakertagama. Selain itu, ada cerita yang menyebutkan bahwa kolam tersebut sering dimanfaatkan para Maharaja Majapahit untuk bercengkerama dengan permaisuri dan para selir keratonnya. Kolam tersebut juga digunakan Maharaja Hayam Wuruk untuk menjamu tamu agung dari Kerajaan Tiongkok. Fungsi yang lain yaitu untuk tempat bersantai para putri - putri raja.
0 notes
aliansiair · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Akademi Militer Pacet II
Beredarlah kabar di kalangan intel Belanda jikalau ekstrimis memegang senjata itu dan semakin membahayakan. Patroli rutin yang dilakukan Belanda dari arah Mojokerto ke Pandan dan Mojosari ke Pacet melalui Pandan melibatkan dua peleton pasukan yang berbeda home base. Mengapa selalu melalui Pandan dan ke arah Pugeran Gondang?? Karena di situlah jalur air dari Jubel Pacet yang menyuplai Mojokerto serta Mojosari yang harus diamankan. Pasukan belanda dari Arah Mojokerto-pugeran sejumlah 2 peleton menuju centong akan melewati pandan. Pasukan belanda dari arah Mojosari-pandan sejumlah 1 peleton menuju centong akan melewati pugeran. Sudah menjadi mental Belanda jikalau selalu panik dan takut. Berbeda jauh dengan Pasukan Jepang dan Inggris. Inilah yang dimanfaatkan oleh Pasukan Pimpinan Mayor Moenasir. “Jam 21.15 Siapkan 3 orang, dengan sten rampasan (Sten MK III) kemarin. Tembakkan dengan cara membabi buta. Setelah itu langsung masuk ke sungai pakai rakit yang sudah disiapkan. Sampai desa Ngembeh buang semua senjata dan atribut ganti dengan baju petani yang sudah disiapkan, naik kembali ke Pacet untuk bergabung dalam kesatuan Condromowo.” Perintah Mayor Munasir. “Dar… Dar… Dar…” Sten MK III ditembakkan ke arah Mojosari oleh 3 orang anggota Batalyon Condromowo. Pejuang kita segera masuk ke dalam sungai dan menyelamatkan diri sampai desa Ngembeh Dlanggu. Pasukan Belanda dari dua arah yang berbeda panik dan secepat kilat tanpa berpikir membalas tembakan. Kedua belah pihak sama-sama belanda tetapi karena kegelapan malam dan panik jadi saling jual beli tembakan. 9 orang tewas seketika dan 3 lainnya luka parah. Sampai komandan memanggil lewat radio sehingga tembakan dihentikan. Sayangnya, aib ini tidak dibuka oleh Belanda. Untuk meghormati kehebatan Batalyon Condromowo atau Batalyon Munasir, jalan ini dinamakan Jalan Yon Munasir. Pelajaran yang kita petik adalah, pada saat itu bulan September yang merupakan puncak musim kemarau. Air memiliki peran yang sangat penting kala itu. Maka dari itu mari kita pelihara dan lestarikan sumber air.
0 notes
aliansiair · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Akademi Militer Pacet I
September 1949, Pasukan Belanda memburu para gerilyawan tentara dengan cap ekstrimis. Para pasukan di bawah ini belum atau tidak mendengar bahwa tepat pada tanggal 23 Agustus 1949, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia (Serikat) dalam perjanjian KMB di Den Haag. Untuk bertahan dari serangan terus menerus dengan pasukan yang sudah tercerai berai, beberapa anggota batalyon Condromowo (Pimpinan Major Moenasir) yang tertinggal di daerah Pandan-Pacet dan Centong-Gondang berupaya tetap melawan walaupun sudah ada perintah gencatan senjata karena Belanda tidak mematuhi perintah gencatan senjata. Gencatan senjata hanya ada di meja perundingan saja. Karena posisi Batalyon Condromowo atau Batalyon Munasir ini di Pacet yang sangat tinggi, pergerakan pasukan Belanda sangat mudah diamati. Dengan pergerakan yang jelas, sangat mudah membuat formula peredam pasukan itu. Ini yang dibuat bahan lelucon bahwa ada Akademi Militer Pacet, karena mendapatkan teori baru dalam menyerang Belanda. Taktik utama adalah mencuri logistik Belanda berupa senjata dan amunisi. Kebetulan saat itu banyak diambil Sten MK III (senapan semi otomatis).
0 notes