Tumgik
#5 Hadits tentang Haji
al-hijaz · 1 year
Text
BOOKING SEKARANG, 0856.1022.280 haji harga AL HIJAZ TRAVEL HAJI UMROH
Tumblr media
haji harga KLIK https://wa.me/628561022280, 5 hadits tentang haji , cek porsi haji berdasarkan nama , undangan walimatussafar haji , biaya haji 2022 , rukun haji adalah
AL HIJAZ INDOWISATA merupakan Travel Haji dan Umroh terbaik di Indonesia yang sudah ter akreditasi A. Memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun, yang didukung oleh staf Profesional. Dengan berbagai program unggulan :
Haji Khusus
Paket Umroh
Badal Umroh
KANTOR PUSAT AL HIJAZ INDOWISATA Jalan Dewi Sartika Raya no.239A, Cawang – Jakarta Timur 13630
UMROH & HAJI PLUS 2023 Akun RESMI Marketing PT. AL HIJAZ INDOWISATA Tour & Travel Izin PPIU No. 490/2020 Izin PINK No. 340/2022 Berdiri sejak TH 2000
KONSULTASI GRATIS : 0858 777 8888 ( Fransiska Monika Pangaribuan)
hajiplus, #ceknomorporsihaji2022, #hajidahulubaruumrahdisebut, #xluntukhaji, #hajiwajibdilaksanakanolehsetiaporangislamyang, #hajifuroda2023harga, #hajikhusus, #hajihitungmundur, #hajiumur65tahun, #urutanrukunhaji
0 notes
amadinehaji · 2 years
Text
Apakah Haji Furoda Itu SEAT TERBATAS, Hub: 0838-7654-6473
Tumblr media
"Apakah Haji Furoda Itu KLIK https://wa.me/6283876546473, Biaya Haji Furoda Bandar Lampung, Review Haji Furoda Kebumen, Pengertian Haji Furoda Adalah Bantul, 5 Hadits Tentang Haji Sumedang Utara, Cara Dapat Haji Furoda Gunung PutriPENDAFTARAN HAJI FURODA 2023/ 1445 H SUDAH DIBUKAHaji Khusus Tanpa Antri, Daftar Sekarang Berangkat Tahun IniHaji Smart, Bertasreh HajiBersama CK TRAVEL 100% terbukti berangkatHotel ⭐5 ---$19.500• Mekkah: Marwah Rotana/setaraf• Madinah: Raudah Royal in/ setarafHotel ⭐ 4 -----$ 17.500• Mekkah : Ajyad Makarim/Setaraf• Madinah : Emar Elite Medinah/SetarafHotel Transit• Daerah Shisa dekat Bin Dawood• Maktab Arofah dan MinaPersyaratan• Paspor asli• Vaksin Meningitis• Vaksin covid• KTP, KK, Buku Nikah• DP USD 9.000• Berkas & DP, FIRST COME FIRST SERVICESeat Sangat Terbatas !PT Cahaya Kaabah Al HaramainIzin Kemenaq U.338/Tahun 2021Izin PIHK 299 Tahun /2022PENDAFTARAN HUBUNGI TAUFIK : WA 0838-7654-6473 / AMADINE TOUR#berapahargahajifurodacikampek, #apakahhajifurodajatibarang, #caramendaftarhajifurodabatang, #hajifurodailegaltarakan, #hajifurodaberapaharidimekkahbanjarsari, #hajifurodaberapapadang, #hajifurodabiayamataram, #kepastianhajifuroda2023subang, #hargahajifurodakotabekasi, #sistemhajifurodabojonegoro"
0 notes
coretanriska · 2 years
Text
Relevansi Khotbah Nabi Muhammad SAW di Arafah dengan Berdakwah: Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1710
Riska Nur Hasanah
NIM. 04020121062
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Kelas A2
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
Abstrak: Tulisan ini mengkaji tentang relevansi khotbah Nabi Muhammad SAW ketika di Arafah dengan aktivitas berdakwah. Hal tersebut mengacu pada Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710. Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana relevansi Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710 tentang khotbah Nabi Muhammad SAW di Arafah dengan berdakwah. Pembahasan dalam tulisan ini berupa kandungan Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710 dan relevansi hadits tersebut mengenai khotbah Nabi di Arafah dengan aktivitas dakwah. Tulisan ini menghasilkan kesimpulan bahwa khotbah (pidato) yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika di Arafah merupakan bentuk dari berdakwah dan hal tersebut memiliki relevansi dengan Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710.
Kata Kunci: Dakwah, Khotbah Nabi Muhammad SAW, Hadits Riwayat Bukhari 1710
Pendahuluan
Aktivitas dakwah adalah kegiatan penyampaian pesan Islam dari da’i kepada mad’u menggunakan berbagai media.[1] Berdakwah dapat dikatakan sama dengan komunikasi, namun orang yang berkomunikasi belum dapat dipastikan bahwa ia mampu berdakwah. Komunikasi mencakup segala macam pesan, sedangkan dakwah lebih menitikberatkan pada pesan-pesan yang berisi seruan tentang ajaran agama Islam yang bersumber utama dari Al-Qur’an dan Hadits.[2] Kehidupan dalam ajaran Islam dipandang secara realistis karena manusia ditempatkan pada kedudukan yang tinggi. Kedudukan tersebut ditandai dengan terdorongnya manusia untuk menggunakan akalnya dengan logis. Manusia yang tidak menggunakan akalnya akan mudah hanyut dalam kerusakan.[3]
Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dengan tujuan membawa risalah kenabian untuk membina masyarakat, terbagi menjadi dua periode yaitu periode Mekah dan periode Madinah.[4] Dakwah Nabi Muhammad SAW merupakan dakwah paling sukses dalam sejarah, yang mana dilakukan hanya dalam kurun waktu 23 tahun dan Nabi Muhammad SAW berhasil mengubah tatanan masyarakat Arab yang sebelumnya jahiliyyah menjadi masyarakat yang berkeadaban berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam.[5]
Dalam rangka menyampaikan pesan-pesan dakwah, da’i dapat menggunakan berbagai sarana salah satunya dengan khotbah. Khotbah adalah penyampaian pesan-pesan keagamaan berdasarkan ajaran Islam di depan jama’ah dan dilakukan di atas mimbar. Khotbah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW pada haji terakhir sebelum beliau wafat disebut oleh para ahli sejarah dengan khotbah wada’ (pidato terakhir).[6] Salah satu khotbah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW ketika di Arafah sebagai bentuk pelaksanaan dakwah Islam termuat dalam Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710. Oleh karena itu, didapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana relevansi Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710 tentang khotbah Nabi Muhammad SAW di Arafah dengan berdakwah.
 Teks Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1710
Tumblr media
Artinya: Shahih Bukhari 1710: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Syu’bah berkata: telah mengabarkan kepada saya ‘Amru bin Dinar: Aku mendengar Jabir bin Zaid: Aku mendengar Ibnu ‘Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah di ‘Arafah: “Barangsiapa yang tidak memiliki sepasang sandal hendaklah dia memakai sepatunya. Dan barangsiapa yang tidak memiliki kain sarung hendaklah dia memakai celana untuk ihram.”
Kandungan Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1710
Hadis Riwayat Bukhari nomor 1710 termuat dalam kitab Haji bab “mengenakan khuf bagi orang yang ihram jika tidak mendapatkan sandal”. Hadits ini menjelaskan tentang ketentuan ihram, yaitu Rasulullah menyampaikan bahwasannya orang-orang yang tidak memiliki sandal, maka diberikan keringanan (rukhsah) berupa diperbolehkannya mengenakan khuf (kaos kaki kulit). Sedangkan bagi orang yang tidak mempunyai kain sarung yang tidak berjahit, maka diperbolehkan mengenakan celana untuk ihram.
Para ulama juga menyepakati keringanan ini, namun terdapat perbedaan pendapat dalam hal membayar fidyah atau tidak bagi orang yang mengenakan khuf atau celana ketika ihram. Pendapat pertama, terdapat ulama yang mengemukakan bahwa orang-orang yang menjalankan rukhsah ini juga harus membayar fidyah. Pendapat pertama ini dikemukakan oleh Imam Ibnu Hambal atau yang dikenal dengan Imam Hambali. Sedangkan pendapat kedua, ulama mengungkapkan bahwasannya tidak perlu membayar fidyah, yang mana pendapat tersebut dipakai jumhur ulama. Pendapat tersebut banyak dipakai dan dianggap benar karena keringanan tersebut menunjukkan hilangnya denda atau pengganti. Akan tetapi, jika sudah mendapatkan sarung atau sandal, maka wajib untuk melepas celana atau khuf.
Relevansi Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1710 tentang Khotbah Nabi di Arafah dengan Berdakwah
Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710 menjelaskan tentang khotbah Nabi Muhammad SAW ketika di Arafah mengenai ketentuan ihram dan juga berkaitan dengan pemberian rukhsah atau keringanan kepada orang-orang yang berihram apabila mereka tidak memiliki sandal, maka diperbolehkan mengenakan khuf dan juga bagi mereka yang tidak memiliki kain sarung yang tidak berjahit, maka diperbolehkan untuk mengenakan celana. Aktivitas khotbah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika di Arafah tersebut merupakan bentuk dari dakwah. Oleh karena itu, Hadits Riwayat Bukhari nomor 1710 memiliki relevansi dengan berdakwah, yaitu menyeru dengan memberitahukan kepada jama’ah bahwasannya terdapat rukhsah (keringanan) mengenai ketentuan ihram.
Kesimpulan
Khotbah (pidato) yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika di Arafah merupakan bentuk dari berdakwah. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari nomor 1710 bab “mengenakan khuf bagi orang yang ihram jika tidak mendapatkan sandal”, yang mana dalam hadits tersebut memberitahukan bahwasannya terdapat rukhsah atau keringanan mengenai ihram. Hal tersebut menunjukkan bahwasannya Islam merupakan agama yang mudah dan tidak mempersulit umatnya. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi milenial hendaknya memudahkan urusan orang lain dan senantiasa menyeru kepada kebaikan, salah satunya melalui khotbah atau pidato.
Daftar Pustaka
Anas, Ahmad dan Hendri Hermawan Adinugraha. “Dakwah Nabi Muhammad terhadap Masyarakat Madinah Perspektif Komunikasi Antarbudaya.” Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 11, no. 1 (2017): 53-72.
Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, Cet. 1.
Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Kencana, 2017, Cet. 6.
Ramdhani, Rahmat. “Rekonstruksi Aktivitas Dakwah melalui Media Massa.” Jurnal Ilmiah Syiar 17, no. 1 (2017): 1-10.
RS, Syamsudin. “Strategi dan Etika Dakwah Rasulullah SAW.” Jurnal Ilmu Dakwah 4, no. 14 (2009): 793-808.
Zaini, Ahmad. “Dakwah melalui Mimbar dan Khitabah.” AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 1, no. 2 (2013): 73-90.
Catatan Kaki
[1] Rahmat Ramdhani, “Rekonstruksi Aktivitas Dakwah melalui Media Massa,” Jurnal Ilmiah Syiar 17, no. 1 (2017): 1.
[2] Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, Cet. 1), 38-39.
[3] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi (Jakarta: Kencana, 2017, Cet. 6), 291.
[4] Ahmad Anas dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Dakwah Nabi Muhammad terhadap Masyarakat Madinah Perspektif Komunikasi Antarbudaya,” Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 11, no. 1 (2017): 53.
[5] Syamsudin RS, “Strategi dan Etika Dakwah Rasulullah SAW,” Jurnal Ilmu Dakwah 4, no. 14 (2009): 794.
[6] Ahmad Zaini, “Dakwah melalui Mimbar dan Khitabah,” AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 1, no. 2 (2013): 74-76.
0 notes
Text
Tumblr media
PALING TERJAMIN, WA : 0856-5515-7857, Badal Haji Singapore
KLIK https://wa.me/6285655157857, Badal Haji Harga Orang Yang Meninggal, Badal Haji Harga Resmi, Badal Haji Harga Untuk Orang Yang Sudah Meninggal, Badal Haji Harga Untuk Orang Yang Masih Hidup, Badal Haji Harga Untuk Orang Sakit
Assalamualaikum Wr Wb.
Semoga kita sekeluarga selalu dalam keadaan sehat dan berlimpah rezeki yang lancar & barokah, Amiin
PENDAFTARAN
BADAL UMROH DAN BADAL HAJI 2022 🕋🤲
✅SUDAH TERPERCAYA
✅SUDAH TERBUKTI
✅RESMI
✅HARGA TERMURAH
Berikan HADIAH TERBAIK buat orangtua atau keluarga yg sudah wafat atau yang masih hidup tetapi karena faktor kondisi fisik secara usia yg tidak memungkinkan atau sakit
InsyaAlloh dilaksanakan oleh Muthowif di Makkah sesuai Syar'i.
Nanti akan kami kirim bukti berupa Video proses Badal Haji / Badal Umroh nya 😊
Biaya Badal Umroh Rp. 2.800.000
Sudah Termasuk :
- Piagam Badal Umroh
- Souvenir
Biaya Badal Haji Rp. 6.500.000
Sudah Termasuk :
- Piagam Badal Haji
- Air Zam Zam
- Souvenir
- Kurma Ajwa
KENAPA HARUS MEMAKAI JASA KAMI ?
✅SUDAH TERPERCAYA, sampai Hari ini yang DAFTAR Badal Haji Tahun 2022 sudah 19 Orang
✅ BERSERTIFIKAT RESMI
✅DILAKUKAN oleh Muthowif di Makkah sesuai SYAR'I
✅ADA VIDEO proses saat Badal Haji / Badal Umroh
✅AKAN DAPAT PIAGAM RESMI Badal Haji / Badal Umroh yang sudah dilakukan
✅PIAGAM RESMI BADAL HAJI / BADAL UMROH akan kita berikan LANGSUNG Ke Rumah masing-masing (Jika Lokasi dekat daerah Kami) Atau Akan Dikirim via Jasa Paket)
ARAFAT TRAVEL
1. Kantor Jombang
ARAFAT TRAVEL
Jl. Kelurahan 85 RT.03 RW.03
Desa Tambar Pesantren
Kec. Jogoroto
Kab. Jombang
Rute Ancer-Ancer Lokasi ARAFAT TRAVEL
- Perempatan Balai Desa tambar ke timur ± 500 meter kiri jalan
2. Kantor Mojokerto
Alamat :
Yasir Arafat (ARAFAT TRAVEL)
(Depan Rumah Pak Hasan atau Samping Rumah Pak Zaenal atau pojokan depan Radio SJS)
RT 007 RW 002
Desa Gayaman
Kec. Mojoanyar
Kab. Mojokerto
Kunjungj juga :
Instagram Resmi :https://www.instagram.com/jasabadalhajidanumrah/
#umrahmurah #umrahhaji #umrahdepok #umrahekonomis #umrahfamily #umrahhajiplus #umrahjogja #umrahkediri #umrahkarawang #umrahlamongan
0 notes
ameliaayuantika23 · 3 years
Text
OPINI IBADAH HAJI & UMROH DI SUSUN OLEH AMELIA AYU ANTIKA, MAHASISWA SEMESTER 4 PAI A IAIDU ASAHAN
A. Ibadah Haji
Haji menurut bahasa berarti menyengaja atau bersungguh-sungguh. Sedangkan Menurut istilah, Haji artinya menyengaja menuju Baitullah atau Ka’bah untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Swt dengan maksud beribadah secara ikhlas mengharap keridhaan Allah. Pada waktu tertentu dan dilakukan secara tertib. Berikut ini firman Allah tentang ibadah haji di dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 97: Yang Artinya: “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”.
Menurut Hasan Asari(2008), Ibadah haji merupakan ibadah yang memerlukan fisik yang kuat dalam menjalankannya terlebih-lebih bagi umat islam yang jauh dari tanah suci seperti dari Asia Tenggara. Beberapa ayat Al- Qur’an dan hadits menyiratkan diperlukan ketahanan fisik dalam berhaji seperti pada surah Al-Hajj/22:27 yang artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang dating dari segenap penjuru yang jauh”.
Rasulullah juga bersabda mengenai kewajiban haji yang artinya: "sesungguhnya hambaku yang aku sehatkan badannya, yang aku luaskan rezekinya, tetapi dia tidak juga mau berangkat memenuhi panggilan Allah, dia tidak mau melaksanakan haji sampai waktu lima tahun dia tidak juga berkunjung kepadaku, maka orang tersebut termasuk orang yang tertutup, rugi dan sia-sia.” (HR. Baihaqi dan Tirmidzi)
Maksud dari ayat dan hadits di atas yaitu mengandung perintah diwajibkannya ibadah haji bagi yang mampu. Maksud dari kata mampu yaitu mampu secara material(biaya dirinya dan keluarga yang ditinggal), serta mampu secara fisik(sehat jasmani dan rohani) dan mempunyai pengetahuan tentang manasik haji dan informasi tentang pelaksanaan ibadah haji. Bagi orang yang sudah mampu tetapi belum melaksanakan haji, maka orang itu akan mendapatkan dosa karena meninggalkan dari kewajibannya sebagai umat Islam.
Menurut Imam Mazhab(Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafi’i) mereka sepakat bahwa ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka, baligh, dan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan ibadah haji. Orang yang berkewajiban haji, tetapi tidak mengerjakannya sehingga dia meninggal sebelum dapat melaksanakan ibadah haji maka gugurlah kewajiban dari dirinya, Demikian juga kesepakatan para Imam Mazhab. Para Imam Mazhab juga sepakat bahwa anak kecil tidak diwajibkan untuk melaksanakan ibadah haji.
Kewajiban haji dibebankan kepada orang yang memenuhi syarat wajib sebagai berikut.
1) Beragama Islam.
2) Berakal sehat.
3) Balig.
4) Merdeka.
5) Mampu/kuasa baik secara lahir maupun batin.
6) Dilaksanakan pada waktunya
Dalam ibadah haji, kita harus memperhatikan ketentuan rukun, wajib, dan sunahnya. Rukun haji artinya segala sesuatu yang harus dilaksanakan dalam ibadah haji.Jika salah satu rukun ditinggalkan, ibadah haji menjadi tidak sah (Zainal Abidin:2001).
Adapun rukun haji yaitu:
1) Berniat, yaitu menyengaja berhaji dengan meninggalkan semua yang dilarang atau diharamkan dalam haji. Adapun Lafazh niat haji yaitu:
“Nawaitul-hajja wa ahramtu bihi lillaahi Ta’aalaa” Artinya: saya niat mengerjakan haji dengan berihram karena Allah Ta’ala.
2) Ihram, yaitu memakai kain putih yang tidak berjahit, tidak boleh menutup kepala bagi laki-laki dan untuk laki-laki terdiri dari 2 potong kain, cara memakainya sepotong kain dililitkan di badan dan satunya di selendangkan. Sedangkan bagi perempuan, pakaian ihram adalah pakaian biasa yang berwarna putih yang tidak menutup wajah dan telapak tangan.
3) Wukuf di Padang Arafah, yaitu berhenti sebentar di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dimulai saat masuk waktu dzuhur hingga fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.
4) Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali dimulai dari hajar aswad.
5) Sai atau lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah.
6) Tahallul yaitu mencukur rambut kepala sedikitnya 3 helai rambut.
7) Tertib artinya dilakukan secara berurutan.
Adapun Wajib Haji yaitu:
1) Ihram dari miqat yaitu memakai pakaian ihram yang dimulai dari batas waktu dan tempat yang ditentukan, misalnya jamaah asal Indonesia dimulai dari Jeddah dan waktunya dari awal bulan syawal sampai terbit fajar hari Idul Adha.
2) Bermalam di Muzdalifah.
3) Melontar jumrah aqabah pada hari 10 Dzulhijjah sebanyak 7 butir.
4) Melontar 3 jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijjah.
5) Bermalam di Mina pada hari tasyrik yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
6) Menjauhkan diri dari semua perbuatan yang dilarang.
Adapun Sunnah Haji yaitu:
1) Membaca lafadz talbiah yaitu “Labaikallaahumma Labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan-ni’mata laka wal mulka laa syariika lak”. Yang artinya: “Aku datang penuhi panggilan-Mu ya Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Mu, dan aku taat pada-Mu sesungguhnya pujian, karunia dan kerajaan itu milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”. (HR Bukhari dan Muslim)
2) Membaca sholawat Nabi.
3) Melaksanakan thawaf qudum sebagai penghormatan bagi Kakbah.
4) Masuk ke Baitullah dan Hijr Ismail.
Larangan Dalam Melaksanakan Haji yaitu:
1) Memakai pakaian yang dijahit dan memakai tutup kepala bagi laki-laki.
2) Menutup muka dan kedua telapak tangan bagi perempuan.
3) Memakai harum-haruman.
4) Memotong kuku
5) Menikah
Ibadah Haji dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1) Haji Ifrad, yaitu melaksanakan haji dan umroh secara terpisah dalam bulan haji yang sama. Yang pertama dilakukan ibadah haji kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan umroh.
2) Haji Tamattu’ yaitu melaksanakan ibadah umroh terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan melaksanakan ibadah haji.
3) Haji Qiran yaitu mengerjakan ibadah haji dan umroh secara bersamaan.
B. Ibadah Umroh
Umroh secara bahasa yaitu ziarah, melihat atau datang, sedangkan secara istilah umroh adalah mengunjungi Baitullah(Kakbah) untuk beribadah kepada Allah SWT dengan syarat dan rukun tertentu dan boleh dilaksanakan pada bulan apa saja. Umroh juga disebut haji kecil, karena beberapa ketentuannya hampir sama dengan ibadah haji, tetapi yang membedakan yaitu pelaksanaan umroh lebih sederhana dibandingkan pelaksanaan ibadah haji dan umroh tidak adanya wukuf di Arafah serta waktunya bisa dilakukan di luar bulan syawal sampai Dzulhijjah.
Sebagimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 196 yang artinya:“Sempurnahkanlah ibadah haji dan umroh karena Allah”. Ayat tersebut mengandung tunaikanlah pelaksanaan haji dan umroh secara sempurna untuk menjalankan perintah dari Allah SWT.
Menurut pendapat imam mazhab tentang hukum umroh, Imam Hanafi dan Maliki mengatakan hukumnya sunnah. Hambali mengatakan bahwa umroh hukumnya fardhu sebagaimana haji. Dan Syafi’i mempuyai 2 pendapat dan yang paling shahih bahwa umroh hukumnya fardhu.
8 notes · View notes
maxtollenar · 4 years
Text
Ilmu Parenting : Hikmah tersembunyi dibalik Perayaan Idul Adha
Selamat malam, semoga kita selalu diberikan Kesehatan dan keberkahan. Sebelumnya, ane mau ngucapin Selamat hari raya idul adha untuk teman teman pembaca semua. Semoga di hari raya ini kita bisa lebih banyak belajar dari sejarah di masa lalu, karna hakikatnya tidak semua orang bisa mengambil pelajaran dari sejarah di masa lalu. Hanya orang orang yang selalu bersabar dan bersyukur yang mampu melakukan itu.
Alhamdulillah tulisan blog edisi kedua ini terbit, dari kemaren jujur aja lagi gak ada ide untuk nulis di blog. Akhirnya selama seharian ini nemu ide dan cocok untuk dituang dalam tulisan di blog ini. Mungkin ke depannya bisa vacum dulu untuk nulis karna besok udah mulai KKN dan keterampilan nulisnya sementara dituang dalam bentuk laporan KKN wkwk. Mohon doanya yah semoga KKN DR ini bisa berjalan lancar dan sesuai semestinya.
Nah, dalam edisi kali ini ane akan menulis beberapa opini ane dari sejarah nya Nabi Ibrahim Alaihissalam. Semoga bermanfaat bagi temen temen semua. Jadi ide ini muncul setelah mengisi jadwal tugas khutbah idul adha di salah satu mushola di lingkungan rw ane, ya saat itu ane bertugas menggantikan bapa yang sedang kurang fit. Mohon doanya supaya cepat sembuh.
Seperti yang kita tahu, Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi dan rasul dalam agama kita. Hanya saja ada salah satu keistimewaan beliau yang membuatnya masuk dalam kelompok ulul azmi. Tentunya banyak yang kita tahu bahwa beliau adalah salah satu actor sejarah islam yang melatar belakangi disyariatkannnya haji dan penyembelihan hewan kurban. Namun ada ibrah yang terlupakan oleh kaum muslimin kebanyakan bahwa tidak hanya persoalan keimanan dan ketuhanan yang beliau ajarkan.
Kita bisa melihat setiap hari di sosial media kita tidak sedikit akun akun yang begitu menggencarkan nikah muda. Ini tentu saja ada baiknya karna bisa menghindari para kaum muda saat ini terhindar dari jurang zina. Namun, menurut ane ada hal yang lebih penting dibanding nikah muda yaitu ilmu parenting. Kita pahami bahwa setiap kita ingin melakukan sesuatu, kita harus memiliki bekal dan persiapan yang matang. Tentu saja agar tujuan kita melakukan tersebut tercapai dan Bahagia.
Disini, ane akan menulis tentang ilmu parenting yang Nabi Ibrahim ajarkan kepada kita semua. Ibrah yang beliau ajarkan begitu sangat eksplisit atau insplisit yaa pokoknya tersembunyi gitu. Makanya hanya segelintir orang yang memahami ibrah lainnya yang beliau ajarkan. Tentu kita tahu bahwa nabi Ibrahim memiliki anak bernama Ismail alaihissalam dari ibunda Siti Hajar, kita ingat betul bagaimana peristiwa nabi Ibrahim diperintahkan menyembelih anaknya dan ismail alaihissalam tidak keberatan dan memohon ayahnya untuk melaksanakan perintah tersebut. Menurut ane, tentu saja perintah ini begitu tidak masuk akal di nalar manusia. Dan tentu saja, nabi Ibrahim memiliki kuasa untuk melaksanakan atau tidak. Butuh ketaqwaan tinggi dari sang ayah untuk menerima perintah tersebut, dan kesholehan yang tinggi dari sang anak untuk menerima ia akan disembelih. Tidak ada perlawanan, tidak ada bantahan, begitu menakjubkan. Subhanallah wal hamdulillah. Bagaimana bisa beliau ( Nabi Ibrahim ) memiliki anak yang begitu berbakti dan bertaqwa.
Pastinya kita ingin pun memiliki keturunan yang sholeh seperti beliau dan pandai menegakkan agama serta menjadi imam bagi orang orang yang bertakwa. Kita yang akan menjadi orangtua pasti ingin memiliki anak seperti Nabi Ismail ‘alaihis salam. Yang shalih, patuh pada orangtua dan penuh karakter mulia. Bayangkan, di usianya yang masih 13 tahun, ia merelakan nyawanya demi menjalankan perintah Allah. Kalau anak sekarang, usia 13 tahun itu baru mulai SMP. Banyak yang masih labil, banyak yang masih manja, banyak yang masih belum mampu mengambil tanggung jawab. Ismail sungguh luar biasa. Dan dari keturunan beliau pula muncul nabi nabi dan rasul hingga nabi Muhammad SAW, sehingga dijuluki bapak para nabi.
Bagaimana caranya? Kita perlu belajar dari orangtua Ismail yang tidak lain adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Bunda Hajar. Di antaranya melalui 10 rahasia parenting Nabi Ibrahim. Berikut tips tips ilmu parenting yang beliau ajarkan. Tentunya selain dari hasil opini, ini juga hasil riset dari sejarah nabi ibrahmi alaihissalam :
1.      Berdoa minta anak shalih sejak sebelum punya anak
Jauh-jauh hari sebelum punya anak, Nabi Ibrahim sudah berdoa meminta anak shalih. Doa ini perlu kita amalkan, khususnya yang ingin diberi Allah anak yang shalih.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang sholih (QS. Ash Shaffat: 100)
Ini rahasia parenting Nabi Ibrahim yang pertama.
2.      Memilih pasangan yang baik
Parenting itu sesungguhnya dimulai sejak memilih pasangan. Maka jika ingin anak yang shalih, pilihlah suami yang shalih, pilihlah istri yang shalihah. Istri Nabi Ibrahim adalah wanita-wanita shalihah lagi mulia. Sarah, istri pertama beliau, adalah putri Raja Haran. Sejak sebelum bertemu Ibrahim ia telah mencela penyembahan berhala. Sedangkan Hajar yang nantinya melahirkan Ismail juga wanita berakhlak mulia, hadiah dari Raja Mesir sebagai pelayan Ibrahim dan kemudian atas permintaan Sarah dinikahi beliau
Bagi yang belum menikah, pilihlah calon suami yang shalih, calon istri yang shalihah.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula. Perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula. (QS. An Nur: 26)
 3.      Orientasi masa depan anak
Rahasia parenting Nabi Ibrahim yang ketiga adalah beliau memiliki orientasi masa depan anak yang sangat kuat. John Calvin Thomas, seorang kolumnis AS, terkenal dengan quote-nya: “Politisi memikirkan pemilu yang akan datang, negarawan memikirkan generasi yang akan datang.”. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam lebih hebat daripada negarawan. Karena beliau memikirkan generasi yang akan datang ketika Allah menjamin dirinya sebagai pemimpin sejarah.
وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim” (QS. Al-Baqarah: 124)
Lalu, kita bagaimana? Kadang masih sibuk main-main, banyak nongkrong, dan ngelakuin hal yang gak berguna lainnya. Sampai akhirnya kita tidak sempat memikirkan masa depan kita. Apa kita bisa membentuk orientasi masa depan anak kita kalau kita sendiri bersenang senang ria dan tidak menyiapkan perbekalan?
Betapa banyak orangtua yang menyesal di masa tuanya karena ia terlalu berleha leha dengan urusan dunianya dan tidak sempat menyiapkan bekal ilmu untuk mendidik anaknya lalu mendapati anaknya sudah nggak hormat sama dia, anak nggak taat sama dia, anak terpengaruh pergaulan bebas, narkoba… Na’udzu billah…
4.      Menanamkan aqidah
Aqidah adalah pondasi. Pondasi karakter anak, pondasi keyakinannya, pondasi pola pikirnya, pondasi segalanya. Jika aqidah selamat (salimul aqidah), orangtua boleh lebih tenang. Separuh tugasnya telah selesai. Sebab imanlah yang menjadi kunci utama masuk surga.
Aqidah ini menjadi prioritas utama Nabi Ibrahim dalam mendidik putra-putranya.
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (QS. Al-Baqarah: 132)
5.      Menjadikan Kitab dan Hikmah sebagai panduan parenting
Rahasia parenting Nabi Ibrahim berikutnya adalah, Allah menganugerahi Nabi Ibrahim dengan kitab dan hikmah. Dengan panduan keduanya, ia mendidik Ismail dan Ishaq.
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۖ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا
ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS. An-Nisa’: 54)
Jika kita ingin anak kita nanti menjadi Ismail Zaman Now, kita harus lebih dekat dengan Al Quran dan hadits, yang dalam beberapa ayat disebut sebagai hikmah. Dari dua sumber utama itulah kita mengambil panduan.
Ilmu parenting modern bagus, mengambil ilmu dari Barat boleh, tapi jangan bertentangan dengan Al Quran. Misalkan ada teori “tidak boleh mengatakan ‘jangan’ kepada anak”. Mungkin dalam sebagian hal bisa diterapkan. Namun jika mutlak tidak boleh mengatakan “jangan” maka ia bertentangan dengan Al Quran yang mengajarkan bagaimana Luqman mendidik anaknya dengan mengatakan Ya bunayya laa tusyrik billah, wahai anakku jangan menyekutukan Allah.
6.      Lembut Hati dan Penyantun
Rahasia parenting Nabi Ibrahim keenam, beliau disifati Allah dengan awwaahun haliim (sangat lembut hati lagi penyantun).
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. At-Taubah: 114)
Dua karakter ini sangat dibutuhkan orangtua dalam mendidik anak-anak. Lembutlah pada anak-anak. Penuh kasih sayang. Tidak kasar, tidak membentak, tidak menghardik.
7.      Menjadi Teladan bagi Anak-Anak
Ibrahim mencontohkan, untuk bisa menghadirkan anak sekualitas Ismail, orangtua harus memberikan teladan kepada anak-anaknya.. Satu keteladanan lebih berpengaruh bagi anak daripada 1000 kata-kata. Coba perhatikan ayah yang menyuruh anaknya sholat di masjid tapi dia sendiri tidak pergi ke masjid. Apakah anak mau? Seringnya malah membantah.
Tapi kalau orangtua sudah rapi, sudah wudhu, siap ke masjid, tanpa disuruh pun anak tertarik untuk ikut ke masjid.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (QS. An-Nahl: 120)
8.      Segera kembali kepada Allah
Rahasia parenting Nabi Ibrahim kedelapan adalah segera kembali kepada Allah. Sekali lagi Allah menegaskan bahwa Ibrahim itu sangat lembut dan penyantun dalam Surat Hud.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ
Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. (QS. Hud: 75)
Dalam ayat ini ditambah satu karakter lagi; suka kembali kepada Allah.
9.      Mentradisikan dialog dan mengajak anak musyawarah
Meskipun Nabi Ibrahim tahu bahwa perintah menyembelih Ismail itu dari Allah dan harus ditaati, beliau tetap mengajak anak dialog. Meminta pendapatnya.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shaffat: 102)
Nanti kalo sudah punya anak kita jangan suka memaksakan pendapat ke anak  Kadang terlontar dari orang tua “Kamu harus masuk sekolah ini ya” atau “Kamu harus pilih ekskul ini ya”. Kita perlu membiasakan dialog dengan anak. Agar tahu isi hati anak, agar ia paham dan agar ia bahagia. Sungguh berbeda patuh pada orangtua karena paham dengan patuh karena terpaksa.
10.  Selalu menyertai anak dengan doa
Apa bedanya dengan doa pada poin pertama? Doa pada poin pertama itu perlu dipanjatkan sejak sebelum punya anak. Ia juga bersifat umum dan doanya pendek.
Cukupkah doa begitu? Tidak. Doa untuk anak harus terus menerus, sejak ia kecil hingga ia dewasa. Dan inilah rahasianya mengapa Nabi Ibrahim yang demikian jauh terpisah jarak dari Ismail, belau berdua tetap memiliki hubungan hati. Ketika Ibrahim datang, Ismail tidak meragukan keshalihan ayahnya. Mengapa? Karena Nabi Ibrahim terus mendoakannya.
Doa Nabi Ibrahim untuk anaknya ini luar biasa panjang. Sebagiannya diabadikan Al Quran dalam surat Ibrahim ayat 35-41, hampir satu halaman mushaf. Padahal biasanya, doa para Nabi itu pendek-pendek. Doa Nabi Adam saat bertaubat setelah diturunkan ke bumi hanya satu baris. Doa Nabi Yunus saat ditelan ikan hanya satu baris. Namun doa Nabi Ibrahim untuk anaknya hampir satu halaman mushaf.. Sudahkah kita berdoa agar kita diberikan anak yang sholeh sholehah dengan doa yang sungguh-sungguh, khusyu’ dalam munajat yang panjang?
Lalu bagaimana dengan Bunda Hajar? Bunda Hajar juga memiliki kebaikan-kebaikan seperti suaminya. Mulai dari keyakinannya kepada Allah dan kekuatan tawakkalnya ketika ditinggalkan di Makkah berdua dengan bayi Ismail, sampai ketaatannya kepada Allah. Peran besar Hajar adalah mendidik Ismail ketika terpisah jarak dari Ibrahim sesuai prinsip parenting Ibrahim tersebut. Ditambah menceritakan kebaikan-kebaikan Ibrahim pada Ismail sehingga meskipun tidak melihat langsung, Ismail bisa memvisualisasikan ayahnya yang luar biasa sehingga cinta dan hormat kepada beliau. Ia juga selalu merindukan ayahnya sehingga ketika pulang, disambutnya dengan penuh cinta dan penghormatan.
Mungkin sekian dulu tulisan ini, kebanyakan yah? Semoga gak bosen yah hehe. Insya allah mau nulis opini tentang mana yang lebih penting ilmu parenting atau nikah muda. Sekian barakallah fiik.
3 notes · View notes
belajarislamonline · 4 years
Link
Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur pokok dakwah Islam sekurang-kurangnya ada delapan, yaitu: Pertama, ada legalitas aktivitasnya (syari’atud da’wah). Kedua, ada misi dakwah yang disampaikan (risalatut da’wah). Ketiga, ada kegiatan/gerak yang berkelanjutan (al-harakatul mustamirah). Keempat, ada tujuan yang benar (al-ghayatus shahihah). Kelima, ada pedoman atau landasan argumentasi. Keenam, ada pemimpin tulus yang mengarahkan aktivitas dakwah (al-qiyadatul mukhlishah). Ketujuh, ada pasukan atau kader-kader dakwah yang taat/disiplin (al-jundiyyatul mu’thi’ah). Kedelapan, ada prinsip atau nilai utama dari dakwah yang diemban yakni kemurnian atau totalitas (at-tajarrud) dalam mengesakan Allah Ta’ala (at-tauhid).
Unsur-unsur pokok ini disimpulkan dari firman Allah Ta’ala,
قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’”. (QS. Yusuf, 12: 108)
Syari’atud Da’wah
Aktivitas dakwah adalah aktivitas legal yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan seluruh umatnya. Kata “Qul.” (katakanlah!) adalah kata perintah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjelaskan tentang misi kerasulannya.
Seperti telah disebutkan di materi-materi sebelumnya, berkenaan dengan QS. Yusuf ayat 108 di atas, Ibnul Al-Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Tidaklah seseorang itu murni sebagai pengikut Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  sampai ia mau mendakwahkan apa-apa yang didakwahkan oleh beliau dengan dasar ilmu yang mendalam.”[1]
Legalitas dakwah juga sangat tegas disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
“Sebarkanlah oleh kalian (ilmu) dariku, sekali pun hanya satu ayat!” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini Rasulullah mengatakan, ‘sekalipun hanya satu ayat’. Tujuannya agar semua pendengar dapat segera menyampaikan ayat-ayat yang telah didengarnya itu kepada orang lain, walaupun sedikit. Sehingga akan berkelanjutanlah penyampaian ayat-ayat yang didakwahkan oleh beliau.”[2]
Risalatud Da’wah
Misi dakwah yang disampaikan adalah agama dan syariat Islam. Muqatil menjelaskan makna قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ (Katakanlah: inilah jalan [agama]-ku) menurut jumhur ulama adalah: diinii (agamaku).[3] Ibnu Juzay berkata: isyaratun ila syari’atil Islam (isyarat terhadap syariat Islam).[4] Sedangkan Ibnu Zaid berkata: Hadza amrii, wa sunnatii, wa minhajii, inilah urusan (agama)-ku, ajaranku, dan pedomanku.[5] Ibnu Abi Zamanain berkata: millati (agamaku).[6] Al-Baidhawi berkata: ya’ni ad-da’wata ilat tauhidi wal i’dadi lil ma’ad (seruan kepada tauhid dan bersiap menghadapi akhirat).[7] Al-Biqa’iy berkata: Ayi da’wati ilallah ‘ala ma da’a ilaihi kitabullahi wa sunnanuhu shallallahu ‘alaihi wa sallam (yakni menyeru kepada Allah sebagaimana diserukan dalam kitab Allah dan sunnah Nabi).[8]
Syariat Islam yang diserukan adalah syariat Islam yang menyeluruh mencakup aspek keyakinan (al-i’tiqadi), moral (al-akhlaki), sikap (as-suluki), perasaan (as-syu’uri), pendidikan (at-tarbawi), kemasyarakatan (al-ijtima’i), politik (as-siyasi), ekonomi (al-iqtishadi), militer (al-‘askari), dan hukum (al-jina’i).
Al-Harakatul Mustamirah
Dakwah Islam harus dilakukan secara berkelanjutan. Perhatikan kata أَدْعُوٓا۟ yang menggunakan bentuk  fi’il mudharri’, menunjukkan makna pekerjaan yang sedang dan akan terus dilakukan.
Kita pun mendapati sunnah fi’liyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terus melancarkan dakwahnya walaupun ujian dan rintangan begitu berat. Beliau terus bergerak dan mengatur langkah hingga kemenangan datang.
Perhatikanlah episode perjalan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dimuat dalam kitab-kitab sirah nabawiyah. Beliau pernah melewati masa dakwah sirriyah dan dakwah jahriyah; beliau pun melakukan metode pembinaan umat secara sembunyi-sembunyi; pernah membolehkan ‘orang-orang lemah’ di kalangan kaum muslimin agar menampakkan ‘kemurtadan’ demi keselamatan jiwa dan menjaga pertumbuhan dakwah; beliau menghindari konfrontasi dan mengambil langkah defensif  saat di Makkah; kemudian mengizinkan sebagaian pengikutnya hijrah ke Habasyah untuk melindungi diri dan dakwahnya; beliau pernah memanfaatkan hukum jiwar (jaminan keamanan) dari musyrikin yang tidak memusuhi; pun beliau pernah melakukan upaya mencari kekuatan penolong di luar Makkah, dan lain sebagainya.
Al-Ghaayatus Shahihah
Tujuan dakwah Islamiyah adalah إِلَى ٱللَّهِ (menyeru kepada Allah Ta’ala). Ad’u ila-Llah maknanya adalah la ilaa ghairihi min malakin au insaanin, au kawkabin, au shanamin, innama du’aii ilallah wahdah, tidak menyeru kepada selain-Nya, apakah malaikat, manusia, benda angkasa, atau berhala, tetapi seruanku hanyalah kepada Allah saja.[9]
Tujuan dakwah Islamiyah begitu murni. Tidak dibenarkan terselip kepentingan pribadi da’i untuk mencari keuntungan duniawi berupa harta, kedudukan, popularitas, dan bahkan sekedar ucapan terima kasih.
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ
“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan’”. (QS. Shad, 38: 86)
Al-Minhajul Wadhih
Dakwah Islamiyah mesti عَلَىٰ بَصِيرَةٍ, dilandasi argumentasi atau pedoman yang jelas. ‘Ala bashiratin maknanya adalah ‘ala hudan (berdasarkan petunjuk)[10], ‘ala yaqiinin wa haqqin (berdasarkan keyakinan dan kebenaran)[11], ma’a hujjatin waadhihatin ghaira ‘amya-a (disertai argumentasi yang jelas, tidak samar)[12], atau Ai bayanin wa hujjatin wadhihatin ghairi ‘amya-a (berdasarkan bukti/penjelasan, argumentasi yang jelas, tidak samar).[13]
Oleh karena itu, seluruh perkataan, perbuatan, gerak, langkah, dan pikiran para da’i di medan dakwah hendaknya selalu berada di dalam koridor manhaj Islam.
Al-Qiyadatu Mukhlishah
Kalimat أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى, mengisyaratkan bahwa dakwah adalah ‘amal jama’i (amal kolektif) sebagaimana jihad fi sabilillah yang membutuhkan keberadaan amir atau qiyadah. Allah Ta’ala berfirman,
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran, 3: 104)
Mengenai وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ, Muqatil bin Hayyan berkata: liyakun minkum qaumun, ya’ni wahidan aw-itsnaini au tsalasa nafarin fa ma fauqa dzalik, harus ada orang, satu, dua, atau tiga orang yang berdakwah, bahkan dengan jumlah di atas itu.[14] ‘Ummatun di ayat ini maknanya adalah thaifatun yad’una ilal khairi, sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan[15], atau jama’atun (kelompok)[16] yang yad’una ila kulli khairin yuhibbuhullah (menyeru kepada segala apa yang dicintai Allah).[17]
Keberadaan amir atau qiyadah dalam setiap aktivitas bersama sangatlah urgen. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ
“Jika tiga orang keluar bepergian maka hendaknya salah seorang mereka menjadi pemimpinnya.” (HR. Abu Daud dari Abu Said dan Abu Hurairah).  
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
لَا يَحِلُّ لِثَلَاثَةٍ يَكُونُونَ بِفَلَاةِ مِنْ الْأَرْضِ إلَّا أَمَّرُوا عَلَيْهِمْ أَحَدَهُمْ
“Tidak halal bagi tiga orang yang berada di sebuah tempat di muka bumi ini melainkan mereka menunjuk seorang pemimpin di antara mereka.” (Musnad Imam Ahmad)
Berkenaan dengan pentingnya kepemimpin, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
فَأَوْجَبَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَأْمِيرَ الْوَاحِدِ فِي الِاجْتِمَاعِ الْقَلِيلِ الْعَارِضِ فِي السَّفَرِ تَنْبِيهًا بِذَلِكَ عَلَى سَائِرِ أَنْوَاعِ الِاجْتِمَاعِ . وَلِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَوْجَبَ الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنْ الْمُنْكَرِ وَلَا يَتِمُّ ذَلِكَ إلَّا بِقُوَّةِ وَإِمَارَةٍ . وَكَذَلِكَ سَائِرُ مَا أَوْجَبَهُ مِنْ الْجِهَادِ وَالْعَدْلِ وَإِقَامَةِ الْحَجِّ وَالْجُمَعِ وَالْأَعْيَادِ وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ . وَإِقَامَةِ الْحُدُودِ لَا تَتِمُّ إلَّا بِالْقُوَّةِ وَالْإِمَارَةِ
“Rasulullah mewajibkan seseorang memimpin sebuah perkumpulan kecil dalam perjalanan, demikian itu menunjukkan juga berlaku atas  berbagai perkumpulan lainnya. Karena Allah Ta’ala memerintahkan amar ma’ruf dan nahi munkar, dan yang demikian itu tidaklah sempurna melainkan dengan kekuatan dan kepemimpinan. Demikian juga kewajiban Allah lainnya seperti jihad, menegakkan keadilan, haji, shalat Jumat hari raya, menolong orang tertindas, dan menegakkan hudud. Semua ini tidaklah sempurna kecuali dengan kekuatan dan imarah (kepemimpinan).” [18]
Dengan keberadaan amir atau qiyadah, barisan dan gerak dakwah akan lebih tersusun rapi bagaikan bangunan yang kokoh.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. As-Shaf, 61: 4)
Jelas, amir atau qiyadah yang dikehendaki adalah amir atau qiyadah yang mukhlishah (ikhlash dan tulus kepada Allah Ta’ala).
Al-Jundiyyatul Muthi’ah
Kalimat أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى, mengisyaratkan pula bahwa dakwah adalah ‘amal jama’i (amal kolektif) sebagaimana jihad fi sabilillah yang membutuhkan keberadaan al-jundiyyatul muthi’ah (pasukan/kader yang taat/disiplin). Bukankah Nabi Isa ‘alaihis salam memiliki kaum hawariyyin dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kaum muhajirin dan anshar? Dakwah memang akan berjalan optimal jika didukung oleh al-jundiyyatul muthi’ah (pasukan/kader yang taat/disiplin). Maka, seorang muslim yang terlibat dalam gerakan dakwah hendaknya memahami urgensi ketaatan kepada qiyadah, kecuali dalam perkara maksiat atau hal-hal yang jelas-jelas melanggar syariat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ”.
“Tunduk dan patuh bagi seorang muslim adalah dalam semua hal yang disukainya dan yang dibencinya, selama ia tidak diperintahkan untuk maksiat. Apabila diperintahkan untuk maksiat, maka tidak boleh tunduk dan tidak boleh patuh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkenaan dengan ketaatan jundi kepada qiyadah, amir, atau ulil amri, Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa, 4: 59)
Ayat ini dapat diimplementasikan dalam skup kepemimpinan yang besar maupun yang kecil. Asbabun nuzul ayat di atas diantaranya dikaitkan dengan peristiwa perselisihan antara Khalid bin Walid sebagai pemimpin sariyyah (pasukan) dengan ‘Amar bin Yasir tentang seseorang yang telah masuk Islam dan mendapat jaminan keamanan dari ‘Amr bin Yasir—tanpa sepengetahuan Khalid sebagai pemimpin. Perselisihan itu dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau memperbolehkan tindakan Ammar, tetapi melarangnya mengulangi perbuatannya lagi, yakni memberikan perlindungan tanpa seizin pemimpin pasukan.[19]
Selain hadits-hadits di atas, masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang berbicara tentang ketaatan kepada pemimpin. Diantaranya adalah hadits-hadits berikut ini,
Dari Anas, disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا، وَإِنَّ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ»
“Tunduk dan patuhlah kalian, sekalipun yang memimpin kalian adalah seorang budak Habsyah yang kepalanya seperti zabibah (anggur kering).” (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
أَوْصَانِي خَلِيلِي أَنْ أَسْمَعَ وَأُطِيعَ، وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا مُجَدَّع الْأَطْرَافِ
“Kekasihku (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah mewasiatkan kepadaku agar aku tunduk dan patuh (kepada pemimpin), sekalipun dia (si pemimpin) adalah budak Habsyah yang cacat anggota tubuhnya (tuna daksa).” (HR. Muslim).
Dari Ummul Husain, disebutkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam khutbah haji wada’:
«وَلَوِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبَدٌ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ، اسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا»
“Seandainya seorang budak memimpin kalian dengan memakai pedoman Kitabullah, maka tunduk dan patuhlah kalian kepadanya.” (HR. Muslim).
Menurut lafaz lain yang juga dari Imam Muslim disebutkan:
«عَبْدًا حَبَشِيًّا مَجْدُوعًا»
“…budak Habsyah yang tuna daksa (cacat anggota tubuhnya).”
Konteks hadits-hadits di atas adalah dalam skup kepemimpinan besar (negara/daulah), namun kita dapat mengambil hikmah dan menerapkan nilai-nilai moralnya dalam skup kepemimpinan yang lebih kecil (kepemimpinan dalam perjalanan, kelompok, organisasi, dan lain-lain) secara proporsional dan kontekstual.
At-Tajarrud wat Tauhid
Selain memerintahkan untuk memproklamirkan adanya misi dakwah, melalui QS. Yusuf ayat 108 ini pun Allah Ta’ala memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memproklamirkan prinsip dan nilai utama dari dakwah yang diembannya yakni kemurnian atau totalitas (at-tajarrud) dalam mengesakan Allah Ta’ala (at-tauhid), وَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ.
Ibnu Abi Zamanain berkata mengenai kalimat ini: “Amarahu an yunazzihallaha ‘amma qalal musyrikun, diperintahkan kepadanya agar memyucikan Allah dari apa-apa yang dikatakan musyrikin”. Hal senada disampaikan pula oleh Al-Baidhowi, An-Nasafi, Al-Ijay, dan yang lainnya.
Pemurnian dan implementasi tauhid adalah fondasi dakwah Islamiyah, karena ia adalah tempat berdirinya seluruh bangunan Islam. Dari awal hingga akhir, dakwah Islamiyah harus bergulir dalam rangka membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama makhluk menjadi penghambaan kepada Al-Khaliq semata.
Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala,
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh diatas tauhid dan supaya mereka mendirikan shalat serta memberi zakat. Dan demikian itulah agama yang benar.” (QS. Al-Bayyinah, 98: 5).
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.’” (QS. Al-An’am, 6: 162)
Ingatlah apa yang yang diucapkan oleh Rib’i bin Amir radhiyallahu ‘anhu kepada Rustum, komandan perang Persia,
إن الله ابْتَعَثَنَا لِنُخْرِخَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ العِبَادِ إِلىَ عِبَادَةِ اللهِ وَمِنْ ضِيقِ الدُّنْياَ اِلىَ سَعَتِهَا وَمِنْ جُوْرِ الأَدْيَانِ إِلىَ عَدْلِ الإِسْلاَمِ
“Sesungguhnya Allah telah membangkitkan kami untuk mengeluarkan siapa pun yang mau, dari penghambaan kepada manusia menuju penghambaan kepada Allah semata; dari sempitnya dunia menuju luasnya dunia, dan dari keculasan agama-agama menuju keadilan Islam”.
Catatan Kaki:
[1] Miftah Dar As-Sa’adah, jilid 1 hal. 154
[2] Fath Al-Bari, jilid 6, hal. 575
[3] Al-Bahrul Muhith, Abu Hayyan, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[4] At-tashilu li ‘Ulumit Tanzil, Ibnu Juzay, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[5] Al-Muharrarul Wajiz, Ibnu ‘Athiyah, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[6] Tafsirul Qur’an Al-Aziz, Ibnu Zamanain, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[7] Tafsir Al-Baidhawiy, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[8] An-Nudzumud Durar, Al-Biqa’iy, App: Al-Bahits Al-Qur’ani
[9] Lihat: Al-Bahrul Muhith, Abu Hayyan, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[10] Lihat: Tafsirul Qur’an Al- ‘Adzim, Ibnu Abi Hatim; Ad-Durul Mantsur, Jalaluddin As-Suyuthi; An-Naktu wal ‘Uyun, Al-Mawardi, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[11] Lihat: Tafsirul Qur’an Al-Aziz, Ibnu Abi Zamanain; Bahrul Ulum, As-Samarqandi; Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy; Ma’alimut Tanzil, Al-Baghawi; Al-Jami’u li Ahkamil Qur’an, Al-Qurtubi, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[12] Lihat: Madarikut Tanzil, An-Nasafi; Tafsirul Jalalain; At-Tashilut Tanzil, Ibnu Juzay; Fathul Qadir, As-Syaukani; Mahasinut Ta’wil, Al-Qasimi, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[13] Lihat: Ruhul Ma’ani, Al-Alusi, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[14] Tafsirul Qur’an Al-Adzim, Ibnu Abi Hatim, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[15] Tafsirul Qur’an Al-Karim, Ibnu ‘Utsaimin, App: Al-Bahits Al-Qur’ani
[16] Taisirul Karimir Rahman, As-Sa’di, App: Al-Bahits Al-Qur’ani.
[17] Al-Mukhtashar, Markazut Tafsir, App: Al-Bahits Al-Qur’ani
[18] As Siyasah Asy Syar’iyyah, Hal. 169, Mawqi’ Al Islam
[19] قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ، عَنِ السُّدِّيِّ: {أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ} قَالَ: بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيَّةً عَلَيْهَا خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ، وَفِيهَا عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ، فَسَارُوا قِبَلَ الْقَوْمِ الَّذِينَ يُرِيدُونَ، فَلَم��َا بَلَغُوا قَرِيبًا مِنْهُمْ عَرَّسوا، وَأَتَاهُمْ ذُو العُيَيْنَتَين فَأَخْبَرَهُمْ، فَأَصْبَحُوا قَدْ هَرَبُوا غَيْرَ رَجُلٍ. فَأَمَرَ أَهْلَهُ فَجَمَعُوا مَتَاعَهُمْ، ثُمَّ أَقْبَلَ يَمْشِي فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ، حَتَّى أَتَى عَسْكَرَ خَالِدٍ، فَسَأَلَ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، فَأَتَاهُ فَقَالَ: يَا أَبَا الْيَقْظَانِ، إِنِّي قَدْ أَسْلَمْتُ وَشَهِدْتُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَإِنَّ قَوْمِي لَمَّا سَمِعُوا بِكُمْ هَرَبُوا، وَإِنِّي بَقِيتُ، فَهَلْ إِسْلَامِي نَافِعِي غَدًا، وَإِلَّا هَرَبْتُ؟ قَالَ عَمَّارٌ: بَلْ هُوَ يَنْفَعُكَ، فَأَقِمْ. فَأَقَامَ، فَلَمَّا أَصْبَحُوا أَغَارَ خَالِدٌ فَلَمْ يَجِدْ أَحَدًا غَيْرَ الرَّجُلِ، فَأَخَذَهُ وَأَخَذَ مَالَهُ. فَبَلَغَ عَمَّارًا الْخَبَرُ، فَأَتَى خَالِدًا فَقَالَ: خَلِّ عَنِ الرَّجُلِ، فَإِنَّهُ قَدْ أَسْلَمَ، وَإِنَّهُ فِي أَمَانٍ مِنِّي. فقال خالد: وفيم أنت تُجِيرُ؟ فَاسْتَبَّا وَارْتَفَعَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَجَازَ أَمَانَ عَمَّارٍ، وَنَهَاهُ أَنْ يُجِيرَ الثَّانِيَةَ عَلَى أَمِيرٍ. فَاسْتَبَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ خَالِدٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَتْرُكُ هَذَا الْعَبْدَ الْأَجْدَعَ يَسُبُّني، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “يَا خَالِدُ، لَا تَسُبَّ عَمَّارًا، فَإِنَّهُ مَنْ يَسُبُّ عَمَّارًا يَسُبَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يُبْغِضْهُ يُبْغِضْهُ اللَّهُ وَمَنْ يَلْعَنْ عَمَّارًا يَلْعَنْهُ اللَّهُ” فَغَضِبَ عَمَّارٌ فَقَامَ، فَتَبِعَهُ خَالِدٌ حَتَّى أَخَذَ بِثَوْبِهِ فَاعْتَذَرَ إِلَيْهِ، فَرَضِيَ عَنْهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَوْلَهُ: {أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ}
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Asbat, dari As-Saddi sehubungan dengan firman-Nya: taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil amri di antara kalian. (An-Nisa: 59)
Bahwa Rasulullah pernah mengirimkan suatu pasukan khusus di bawah pimpinan Khalid ibnul Walid, di dalam pasukan itu terdapat Ammar ibnu Yasir. Mereka berjalan menuju tempat kaum yang dituju oleh mereka; dan ketika berada di dekat tempat tersebut, mereka turun beristirahat karena hari telah malam. Kemudian mereka diketahui oleh mata-mata kaum yang dituju mereka, lalu mata-mata itu memberitahukan kepada kaumnya akan kedatangan mereka. Maka kaumnya pergi melarikan diri meninggalkan tempat mereka kecuali seorang lelaki yang memerintahkan kepada keluarganya agar semua barang mereka dikemasi. Kemudian ia sendiri pergi dengan berjalan kaki di kegelapan malam hari menuju ke tempat pasukan Khalid ibnul Walid. Setelah ia sampai di tempat pasukan kaum muslim, maka ia menanyakan tentang Ammar ibnu Yasar, lalu ia datang kepadanya dan mengatakan, “Hai Abul Yaqzan, sesungguhnya sekarang aku masuk Islam dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Sesungguhnya kaumku setelah mendengar kedatangan kalian; mereka semuanya melarikan diri, tetapi aku tetap tinggal di tempat. Maka apakah Islamku ini dapat bermanfaat bagiku besok pagi nanti? Jika tidak, maka aku pun akan ikut lari.” Ammar menjawab, “Tidak, bahkan Islammu dapat bermanfaat untuk dirimu. Sekarang pulanglah, dan tetaplah di tempat tinggalmu!” Lalu lelaki itu pulang dan menetap di tempatnya.
Pada keesokan harinya Khalid ibnul Walid datang menyerang, dan ternyata ia tidak menemukan seorang pun dari musuhnya selain lelaki tadi, lalu Khalid menawannya dan mengambil semua hartanya. Ketika sampai berita itu kepada Ammar, maka Ammar datang kepada Khalid dan mengatakan kepadanya, “Lepaskanlah lelaki ini, karena sesungguhnya dia telah masuk Islam, dan sesungguhnya dia telah berada di bawah perlindunganku.” Khalid berkata, “Atas dasar apakah kamu memberi perlindungan?” Keduanya bertengkar, dan akhirnya keduanya melaporkan peristiwa itu kepada Rasulullah. Maka Rasulullah memperbolehkan tindakan Ammar, tetapi melarangnya mengulangi perbuatannya lagi, yakni memberikan perlindungan tanpa seizin pemimpin pasukan. Keduanya masih terus berbalas caci-maki di hadapan Rasulullah.
Maka Khalid berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau biarkan saja budak yang hina ini mencaciku?” Rasulullah menjawab: “Hai Khalid, janganlah engkau mencaci Ammar, karena sesungguhnya barang siapa yang mencaci Ammar, Allah membalas mencacinya; dan barang siapa yang membenci Ammar, Allah membalas membencinya; dan barang siapa yang melaknat Ammar, maka Allah membalas melaknatnya.”
Ammar masih dalam keadaan emosi. Maka ia bangkit dan pergi, lalu diikuti oleh Khalid. Kemudian Khalid menarik bajunya dan meminta maaf kepadanya. Akhirnya Ammar memaafkannya. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: “Taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil amri di antara kalian.” (An-Nisa: 59)
Baca selengkapnya di: https://tarbawiyah.com/2020/07/01/anashirud-dawah/
2 notes · View notes
jinggakata · 4 years
Text
Ibu Sebagai Pilar Pembinaan Tauhid
Aqidah merupakan hal yang sangat penting. Ia adalah gizi untuk jiwa dan ruh, sebagai mana makanan adalah gizi untuk badan. Dan tempat ditanamkannya aqidah adalah hati.
Aqidah adalah ajaran pertama kali yang harus diajarkan dan merupakan puncaknya ajaran, alasan aqidah harus diajarkan karena aqidah adalah manhaj para nabi. Menanamkan aqidah dan menguatkannya harus sedari dini dan harus saling bekrja sama antara ayah dan ibu.
Aqidah yang diajarkan ke anak-anak harus di sesuaikan dengan usia pertumbuhan mereka dan bertahap, sehingga mudah dipahami bagi mereka begitu juga dengan dalil-dalil yang disampaikan juga mengikuti usia pertumbuhan.
Karena pentingnya aqidah ini, Nabi Muhammad shallallahu álaihi wasallam pun memberikan perhatian yang besar terhadap aqidah jauh-jauh waktu, bukan hanya mengajarkan aqidah sedari dini tapi sejak memilih istri yang akan dijadikan ibu untuk anak-anaknya, haruslah istri yang shalihah secara agama dan amalnya. Setelah memilih istri yang shalihah, Nabi memerintahkan juga untuk senantiasa berdoá supaya diberi keturunan yang shalih secara aqidah dan amal.
Nabi memerintahkan kepada orang tua untuk selalu mengajarkan aqidah kepda anak, karena orang tua adalah penanggung jawab mereka. Orang tua adalah sebab bisa atau tidaknya dalam hal keistiqomahan.
Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
Hadits tersebut menunjukkan bahwasannya secara fitrah anak senantiasa akan diatas agama yang hanif, namun jika orang tuanya hanya membiarkan tanpa adanya arahan dan ajaran maka si anak tersebut akan melenceng. Diantara sebab menjaga aqidah adalah semangat dalam mencarikan lingkungan yang shalih karena sifat anak-anak yang mudah terpengaruh :
Menanamkan aqidah
Menguatkan secara kontinyu
Memberikan ajaran secara bertahap
Mengaitkan kejadian yang dialami dan yang ada disekitar dengan aqidah.
Cara Menanamkan dan Mengajari Aqidah Pada Anak
Mentalqin sesuai umur
Usia 3-4 tahun mentalqin ushul tsalasah secara ringkas (siapa Rabb-mu, suaoa nabi-mu, dan apa agamamu)
usia 4-5 tahun mentalqin syahadat beserta syarh akan maknanya, mengaitkan kejadian dengan aqidah atau dengan metode tanya jawab.
Mengajarkan aqidah sesuai cara Nabi yaitu dengan memberikan targhib (hal-hal yang menghasilkan nilai positif : mengharap pahala) dan tarhib (hal-hal yang menghasilkan nilai-nilai negatif : mendapatkan siksa dari Allah), diantara keduanya itu harus seimbang. Antara khouf (takut jika amalan tidak diterima) dan roja’(berharap amalannya diterima) ditengahnya ada mahabbah (cinta kepada Allah).
Mencari metode yang sesuai dengan agama dan menyesuaikan pertumbuhan anak. misalnya dengan cara tanya jawab dan orang tua harus selalu siap menjawab jika ditanya anak dengan pertanyaan diluar dugaan. Karena biasanya diusia 3-4 tahun akan mulai bertanya seperti kisah nabi ketika ditanya tentang keberadaan Allah maka dijawab di atas langit sambil jarinya menunjuk ke atas. Ini merupakan contoh jawaban yang akan senantiasa diingat.
Usia 5-6 tahun, mengajarkan akan penjelasan-penjelasan ajaran sebelumnya.
Usia 6 tahun, mulai pembiasaan seperti belajar sholat, menghafal Al Quran.
Usia 7 tahun, mulai di praktekkan seperti sholat dan juga mulai diperintahkan.
Usia 8 tahun, pengenalan sisa rukun Islam (puasa, zakat, dan haji) Dengan penjelasanyang ringkas dan mulai belajar kitab-kitab yang ringkas seperti matan.
Usia 7-8 tahun, masa sekolah. Maka diperlukan pengawasan dan pengecekan atas apa yang ia dapatkan disekolah. jika yang didapatkan adalah sesuatu yang benarmaka tugas orang tua adalah menguatkan ilmu tersebut. Namun jika sebaliknya maka tugas orang tua adalah memberikan pembetulan. Jika anaknya adalah laki-laki, maka mulai diajarkan sholat bersama ayahnya ke masjid dan mulai diajak pergi ke majelis ilmu supaya bisa berinteraksi dengan masyarakat. Memilih sekolah yang sunnah kemudian setelah selesai bangku aliyah/sederajat tetap kita arahkan untuk kuliah difakultas syarí.
Masa pubertas (Murohaqoh) adalah masa akan terlihatnya seberapa kuat akan didikan orang tua ketika anak masih kecil, dan tugas orang tua tetap mengingatkan untuk senantiasa taqorub kepada Allaah, yang paling penting adalah memberikan teladan supaya anak punya karakter yang kuat akan hal positif yang dikerjakan.
Catatan Kajian Al Ustadzah Muniroh Ummu Rima
4 notes · View notes
al-hijaz · 1 year
Text
BOOKING SEKARANG, 0856.1022.280 haji hukumnya AL HIJAZ TRAVEL HAJI UMROH
Tumblr media
haji hukumnya KLIK https://wa.me/628561022280, 5 hadits tentang haji , cek porsi haji berdasarkan nama , undangan walimatussafar haji , biaya haji 2022 , rukun haji adalah
AL HIJAZ INDOWISATA merupakan Travel Haji dan Umroh terbaik di Indonesia yang sudah ter akreditasi A. Memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun, yang didukung oleh staf Profesional. Dengan berbagai program unggulan :
Haji Khusus
Paket Umroh
Badal Umroh
KANTOR PUSAT AL HIJAZ INDOWISATA Jalan Dewi Sartika Raya no.239A, Cawang – Jakarta Timur 13630
UMROH & HAJI PLUS 2023 Akun RESMI Marketing PT. AL HIJAZ INDOWISATA Tour & Travel Izin PPIU No. 490/2020 Izin PINK No. 340/2022 Berdiri sejak TH 2000
KONSULTASI GRATIS : 0858 777 8888 ( Fransiska Monika Pangaribuan)
hajiplus, #ceknomorporsihaji2022, #hajidahulubaruumrahdisebut, #xluntukhaji, #hajiwajibdilaksanakanolehsetiaporangislamyang, #hajifuroda2023harga, #hajikhusus, #hajihitungmundur, #hajiumur65tahun, #urutanrukunhaji
0 notes
amadinehaji · 2 years
Text
Tumblr media
5 Hadits Tentang Haji LANGSUNG BERANGKAT, (0838-7654-6473)
5 Hadits Tentang Haji KLIK https://wa.me/6283876546473, Jamaah Haji Furoda Cikampek, Biaya Haji Plus 2023 Cimahi, Daftar Harga Haji Furoda Cigugur, Syarat Haji Furoda 2023 Karanganyar, Tarif Haji Furoda Bau-bau
PENDAFTARAN HAJI FURODA 2023/ 1445 H SUDAH DIBUKA Haji Khusus Tanpa Antri, Daftar Sekarang Berangkat Tahun Ini Haji Smart, Bertasreh Haji Bersama CK TRAVEL 100% terbukti berangkat Hotel ⭐5 ---$19.500 • Mekkah: Marwah Rotana/setaraf • Madinah: Raudah Royal in/ setaraf Hotel ⭐ 4 -----$ 17.500 • Mekkah : Ajyad Makarim/Setaraf • Madinah : Emar Elite Medinah/Setaraf Hotel Transit • Daerah Shisa dekat Bin Dawood • Maktab Arofah dan Mina Persyaratan • Paspor asli • Vaksin Meningitis • Vaksin covid • KTP, KK, Buku Nikah • DP USD 9.000 • Berkas & DP, FIRST COME FIRST SERVICE Seat Sangat Terbatas ! PT Cahaya Kaabah Al Haramain Izin Kemenaq U.338/Tahun 2021 Izin PIHK 299 Tahun /2022 PENDAFTARAN HUBUNGI TAUFIK : WA 0838-7654-6473 / AMADINE TOUR
#daftarhajifurodanganjuk, #durasihajifurodajawilan, #daftarhajifuroda2023palu, #hajifurodaustadzkhalidbasalamahtasikmalaya, #hajifuroda2023bandungkanigoro, #calonhajifurodamundu, #visahajifurodaadalahbanjarbaru, #hajifurodaadalahslawi, #apakahhajifurodabatang, #keberangkatanhajifuroda2023manggar
0 notes
riskaamira · 5 years
Text
Adab Menuntut Ilmu
By Ustadzah Khutbah 
Tumblr media
Mencari ilmu itu adalah kewajiban bagi seorang muslim. Islam membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan naluri adalah keinginan atau hawa nafsu yang harus di manage sesuai ketentuan islam
Yang membedakan manusia dengan makhluk lain ialah akal. Dengan akal dapat memanusiakan manusia. Akal adalah cara berfikir (dengan panca indra) Dalam Q.S Al Araf ayat 179, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Q.S Al jumuah ayat 5,  “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim”.
Bagaimana memfungsikan akal kita sebagai manusia, untuk menuntut ilmu dan mengatur kebutuhan dan keinginan sesuai ajaran islam.
Potensi Hidup Manusia:
Akal
Kebutuhan Naluri (Eksistensi diri, melestarikan keturunan/naluri sexual, Ber-Tuhan)
Kebutuhan Jasmani
Cara memenuhi kebutuhan “Bebas”
Semau gue
Yang penting senang
Ikut adat/kebiasaan
Ikut tren
Ikut kata hati/perasaan
Ikuti nafsu
Atau bagaimana?
Kalau kita diciptakan oleh Allah dengan potensi tadi, tetapi kita memenuhi dorongan kebutuhan dengan semau sendiri, maka akan tidak sesuai. Kita harus mengikuti petunjuk dari Allah (Al Qur’an dan Hadits). Hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Kebutuhan naluri dan jasmani -> dorongan -> kecendrungan -> aktivitas.
Bagaimana atau dengan cara apa mewujudkan aktivitas?
Aktivitas manusia, dalam Q.S Adz -Dzariat ayat 56,  “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”.
Tentu kita beraktivitas / hidup butuh panduan dari pencipta manusia (Allah) yaitu berupa Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Dimensi Ibadah
Hubungan dengan Allah (Aqidah, ibadah)
Hubungan dengan diri sendiri (Akhlak, Cara makan, minum, berpakaian dll)|
Hubungan dengan manusia lain (Politik, hukum, ekonomi, Pendidikan, sosial dll) 
Jika dilakukan dengan niat ikhlas dan sesuai ketentuan Islam, maka akan menjadi ibadah dan amal yang akan memperberat kita di akhirat nanti
- Hubungan dengan Allah  Seperti shalat, zakat, Haji, puasa dll. Kita harus mengetahui caranya, rukunnya, syaratnya, yang membatalkan, kapan waktunya dll, semua butuh ilmu.
Jika tidak sesuai dengan kemauan Allah, maka Allah tidak akan menerima itu. Apalagi jika melakukan ibadah dengan sesuatu apa yang Allah benci. Misal, pada zaman dahulu menyembah Allah memakai perantara dengan berhala. Kita wajib menuntut ilmu dalam cara ibadah yang benar.
Rasul mengajarkan shalat, “Shalatlah kalian sebagaimana Aku Shalat”. Jangan membuat cara shalat sendiri, Allah akan benci. Juga haji dsb.
1000 rakaatnya orang jahil tidak lebih baik dari 2 rakaat nya orang alim. Ex: ketika mau shalat, tetapi di celananya ada najis, maka tidak diterima. Kita harus belajar mengenai fiqh ibadah.
- Hubungan dengan diri sendiri. Kita harus mengetahui cara makan, cara minum, cara ke belakang, cara berpakaian, Akhlaq. Semua butuh ilmu.
Kita harus tahu cara makan yang benar, makan yang halal. Berbagai macam akhlak yang harus kita pahami, contohnya ketika bertamu, maksimum mengetuk 3 kali, kalau tidak ada jawaban, kita harus pergi. Kita harus tahu syariat ilmu seperti apa.
- Hubungan dengan manusia lain. Tentang politik, hukum, ekonomi, Pendidikan, sosial, dll. Butuh ilmu Bagaimana Rasulullah sangat lembut dengan islam, namun tegas dengan non muslim. Islam memiliki sistem hukum yang sangat lengkap.  “Sesungguhnya hukum itu hanyalah hak Allah yang menetapkannya”.  Manusia tidak ada hak untuk membuat hukum manusia.  Penghambaan kita utuh kepada Allah ta’ala.  Contoh,  Kita harus menghindari dari riba.  Dalam urusan ekonomi, diri kita tidak terlepas dari riba, padahal Allah membenci dan bahkan memerangi riba.
Keutamaan orang berilmu
1. “Katakanlah apakah dapat disamakan orang yang berilmu dan yang tidak berilmu?” (Az-Zumar ayat 9) jadi, tidak sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu
2. “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Mujadalah ayat 11) Orang-orang yang beriman derajatnya lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak beriman. Orang yang memiliki pengetahuan memiliki derajat jauh lebih banyak dibanding orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan
3. “Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah hanyalah para ulama (orang berilmu)”. (Fathir ayat 28) Ulama adalah orang yang paling takut kepada Allah. Ilmu pengetahuan terkait ilmu agama seharusnya membuat seorang itu takut kepada Allah.
4. “Siapa yang dikehendaki Allah mendapat kebaikan, difaqihkan pengetahuan agamanya”. (H.R Bukhari Muslim) Difaqihkan yaitu sangat dalam. Kalau ingin menjadi orang yang utama harus memiliki pengetahuan.
5. “Jika mati manusia, terputuslah amalmya kecuali tiga hal, shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan dirinya”. (H.R Muslim)
6. “Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, ia berada di jalan Allah hingga kembali”. (H.R At Tirmidzi)
Dorongan mencari Ilmu
1. “Siapa yang berjalan unuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga” (H.R Muslim)
2. “Siapa saja yang mengajak orang kepada suatu jalan kebaikan, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikuti dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun”. (H.R Muslim)
3. “Dan tak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah murka kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya”. (Q.S 10:100)
Allah menyuruh kita menuntut ilmu menjadi bekal, menjadi perkara yang benar, tidak mengikuti hawa nafsu. Allah murka kepada orang yang tidak menggunakan akalnya namun dengan nafsunya.
4. “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah yang berilmu”. (Q.S 35:28)
Orang yang berilmu menjadikan orang yang beriman dan menjadi sangat takut kepada Allah.
5. “Maka putuskanlah diantara manusia dengan benar dan janganlah mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”. (Q.S 38:26)
6. “Kemukakan argumentasi kalian, jika kalian memang benar”. (Q.S 27:64)
7. “Mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan, sedang sesungguhnya sangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun untuk kebenaran”. (Q.S 53:28)
Allah meminta kita untuk belajar dengan sumber yang benar yaitu dengan Al Qur’an dan Hadits.  Manusia tempat nya salah dan lupa.
Ada yang perlu kita perhatikan dalam proses menuntut ilmu:
1. Pembentukan Penalaran Rasional Rasional disini adalah kita bisa membuktikan kebenarannya dengan menghadirkan dalil-dalil dan bukti. “Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab: “Kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat pentunjuk?”. (Q.S 2:170) Ayat ini memerintahkan kita, bahwa kalau kita mendapat informasi kita harus memvalidasikan terdahulu, mempertanyakan dahulu, apakah ada bukti yang nyata.   “Di bumi itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (Q.S 51: 20-21) Untuk lebih beriman kita harus banyak melibatkan proses berfikir. 
2. Pengakuan Metode Eksperimental Pada kasus pencangkokan kurma yang gagal, Rasulullah bertanya: “Apakah yang terjadi?” Mereka menjawab:”Baginda telah mengatakakan begini dan begitu”. Rasulullah bersabda: “Kalian lebih tahu urusan Teknik dunia kalian”. (H.R Muslim). Rasul bersabda: “Ucapanku dahulu hanyalah dugaanku. Jika berguna, lakukanlah. Aku hanyalah seorang manusia seperti kamu. Dugaan bisa benar bisa salah. Tetapi apa yang kukatakan kepadamu dengan Allah berfirman, maka aku tak akan pernah berdusta terhadap Allah. (H.R Ahmad)
Terkait dengan sains seperti ilmu kedokteran, pertanian, Allah SWT memperbolehkan melakukan eksperimen dan mendapatkah hal yang terbaik yang akan kita terapkan. Rasul juga bertanya ketika perang uhud, mengenai dimana mereka harus standby menghadapi musuh.
3. Memberantas Tahayul dan Khurafat Ketika gerhana matahari bertepatan dengan wafatnya Ibrahim putra Nabi, lalu sebagian muslim menyangka hal itu sebagai tanda kebenaran Nabi, Nabi justru bersabda: “Gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang tetapi keduanya adalah tanda-tanda kekuasaan Allah..”. (H.R Bukhari) Rasulullah bersabda: “Barangsiapa mendatangi dukun paranormal dan menanyakan sesuatu, lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka salatnya tidak diterima selama 40 hari”. (H.R Muslim).
contoh: mempercayai horoscope, acara televisi mengenai orang pintar dsb
Tidak ada ruang dalam islam yang membolehkan tahayul dan khurafat itu berkembang di tengah-tengah islam.
Ada konsep mengenai menuntut ilmu, yaitu: 
Hadharah 
Hadharah adalah sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan mempunyai fakta) tentang kehidupan. (bersifat khas).
Konsep bagaimana kita memandang kehidupan. Kita hidup untuk beribadah dan Allah meminta pertanggung jawaban.
Madaniyah
Madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan (umum dan khas) .
Hadharah
Madaniyah Khas (Salib, gereja, pura, candi, topi yahudi, dll)
Peradaban Khas (Perayaan tahun baru, perayaan natal, ide feminisme, emansipasi dll)
Ilmu
Madaniyah umum (Komputer, speaker, kalkulator, robot) hasil dari pengetahuan bukan atau yang terkait dari peraban suatu kaum atau budaya kelompok tertentu, bersifat umum (tidak spesifik dimiliki umat tertentu)
Pemikiran / ide umum (universal)
(Ilmu pertanian, ilmu kimia, sains dan teknologi, dll)
Taa’tsur dan Intifa’
Ta’atsur: Terpengaruh
Hanya boleh terpengaruh dengan ideologi islam dan seluruh peradaban (hadharah islam)
Haram ta’atsur terhadap ideologi atau ide di luar islam
 Intifa’: memanfaatkan
Boleh memanfaatkan benda dan ilmu yang tidak mengandung hadharah
 Setiap muslim wajib:
1. Mengkaji tsaqafah islam untuk memberi arah bagi hidupya di dunia dengan landasan keimanan Seluruh khasanah islam, baik bersifat akidah, akhlak, adab, etika. Semua yang berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Untuk memberi arah bagi kita dan panduan kita.
2. Mengkaji untuk diamalkan Islam harus dihidupkan dalam diri kita, bukan seperti buku berjalan, tetapi yang memiliki kepribadian islam.
3. Mempelajari sains dan teknologi yang diminati, dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT dan diamalkan sesuai Syariah demi pencapaian kualitas hidup material di dunia Perlu menuntut ilmu dan diamalkan. Harus ada umat islam yang memiliki ahli dalam setiap bidang. Sifatnya fardhu kifayah. Bila belum ada dari umat islam yang memiliki ahli dalam sains tertentu, menjadi wajib hukumnya untuk mempelajari ilmu dan ahli di bidang tersebut.
Adab menuntut ilmu:
1. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu. Menjadikan firman Allah swt pembimbing perilaku kita dan keyakinan yang benar kepada Allah SWT.
2. Rajin berdoa kepada Allah Ta’ala, memohon ilmu yang bermanfaat
3. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu
4.Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’ala Maksiat seperti debu-debu yang di kaca yang dapat menghalangi cahaya di hati kita
5.Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
6. Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru
7. Diam ketika pelajaran disampaikan
8. Berusaha memahami, menghafalkan ilmu syar’I yang disampaikan, mengikut ilmu atau pelajaran dengan tulisan, mengamalkan ilmu yang diperoleh
9. Berusaha mendakwahkan ilmu meskipun sedikit
Dalam Q.S Thaha ayat 114, “Ya Allah, tambahkan ilmu dan karuniakan pemahaman kepada ku…”
Sesi tanya jawab:
Apa yang diurus oleh Rasul dan apa yang diatur oleh Allah, itu terkait akidah, terkait Syariah. Kalau terkait dunia, misal: aturan di Rumah Sakit, boleh dibuat. Kalau ada expertnya, boleh.
Kalau negara membuat aturan dan undang-undang yang tidak ada di syariat islam, tidak apa2 ex: membuat ktp, membuat sim ketika mengendarai motor.
Tetapi ketika negara melanggar dari hukum syariat islam, seperti: mewajibkan kita mengambil riba. Maka kita tidak wajib patuh terhadap undang-undang tersebut.
Kepatuhan di institusi, negara, di kantor harus berlaku dibawah dari kepatuhan kita kepada Allah.
Untuk pimpinan tertinggi yang mengatur urusan umat islam, seperti khalifah. Ada syarat bagi mereka ialah harus laki-laki, harus muslim. Baligh. Wajib berakal. Harus adil. Mampu. Dan merdeka (orang yang bisa mengambil keputusan secara mandiri, tidak di dikte dari kepentingan lain).
Rasul SAW menyatakan bahwa perempuan keluar rumah melakukan perjalanan lebih dari 1 malam, wajib ditemani mahram nya. Ada perempuan yang keluar lebih dari 3 hari 3 malam, wajib ditemani mahramnya.  Pendapat yang paling shahih ialah wajib ditemanin sama mahram bila lebih dari 24 jam.
Perempuan minta izin kepada wali kita. Kecuali izin umum seperti kuliah, nge kos (tidak setiap kali keluar rumah kita harus minta izin).
Perempuan dalam islam, lebih banyak pahala (surganya) ialah bila berada di  rumah. Kalo keluar rumah, harus ada kewajiban dan kebutuhan.
Kita wajib tahu mempelajari ilmu, kalo kita kita tidak wajib mempelajari ilmu, bisa berdosa. Tetap mencari ilmu itu hukumnya wajib.
Kita melihat example dari sahabat rasul bagaimana mereka menuntut ilmu dari Rasul SAW. Amal itu buah dari iman. Allah itu menerima amal bila kita ikhlas dan niatkan karena Allah Ta’ala.
Banyak sekali manusia namun berperilaku seperti bintang. Menghafalkan buku tetapi tidak tahu isinya. Status mereka lebih rendah dibanding binatang ternak.
Ilmu itu lebih cepat dilepas dibanding onta yang tidak ikat. Kita terus menuntut ilmu yang baru, in syaa Allah akan mendapat yang baru.
Ilmu itu adalah dasar untuk beramal. Coba di muhasabah, sudah dapat ilmu apa. Cobalah apa yang dipahami untuk di amalkan. Rasulullah saw bersabda “Sampaikan lah apa yang dari ku (tentang islam) walau 1 ayat”.
Cara mengikat ilmu dengan Mencatat. Ilmu itu ibarat binatang ternak, kalau tidak diikat, maka akan lari. Cara mengikatnya dengan mencatat.
Wallahu a'lam bisshawab
1 note · View note
Text
Tumblr media
RESMI, WA : 0856-5515-7857, Badal Haji Dan Umroh Orang Yang Masih Hidup
KLIK https://wa.me/6285655157857, Badal Haji dan Umroh Murah Jawa Timur, Badal Haji dan Umroh Murah Jogja, Badal Haji dan Umroh Murah Kediri, Badal Haji dan Umroh Murah Kualitas bagus, Badal Haji dan Umroh Murah Malang
Assalamualaikum Wr Wb.
Semoga kita sekeluarga selalu dalam keadaan sehat dan berlimpah rezeki yang lancar & barokah, Amiin
PENDAFTARAN
BADAL UMROH DAN BADAL HAJI 2022 🕋🤲
✅ SUDAH TERPERCAYA
✅ SUDAH TERBUKTI
✅ RESMI
✅ HARGA TERMURAH
Berikan HADIAH TERBAIK buat orangtua atau keluarga yg sudah wafat atau yang masih hidup tetapi karena faktor kondisi fisik secara usia yg tidak memungkinkan atau sakit
InsyaAlloh dilaksanakan oleh Muthowif di Makkah sesuai Syar'i.
Nanti akan kami kirim bukti berupa Video proses Badal Haji / Badal Umroh nya 😊
Biaya Badal Umroh Rp. 2.800.000
Sudah Termasuk :
- Piagam Badal Umroh
- Souvenir
Biaya Badal Haji Rp. 6.500.000
Sudah Termasuk :
- Piagam Badal Haji
- Air Zam Zam
- Souvenir
- Kurma Ajwa
KENAPA HARUS MEMAKAI JASA KAMI ?
✅ SUDAH TERPERCAYA, sampai Hari ini yang DAFTAR Badal Haji Tahun 2022 sudah 19 Orang
✅ BERSERTIFIKAT RESMI
✅ DILAKUKAN oleh Muthowif di Makkah sesuai SYAR'I
✅ ADA VIDEO proses saat Badal Haji / Badal Umroh
✅ AKAN DAPAT PIAGAM RESMI Badal Haji / Badal Umroh yang sudah dilakukan
✅ PIAGAM RESMI BADAL HAJI / BADAL UMROH akan kita berikan LANGSUNG Ke Rumah masing-masing (Jika Lokasi dekat daerah Kami) Atau Akan Dikirim via Jasa Paket)
ARAFAT TRAVEL
1. Kantor Jombang
ARAFAT TRAVEL
Jl. Kelurahan 85 RT.03 RW.03
Desa Tambar Pesantren
Kec. Jogoroto
Kab. Jombang
Rute Ancer-Ancer Lokasi ARAFAT TRAVEL
- Perempatan Balai Desa tambar ke timur ± 500 meter kiri jalan
2. Kantor Mojokerto
Alamat :
Yasir Arafat (ARAFAT TRAVEL)
(Depan Rumah Pak Hasan atau Samping Rumah Pak Zaenal atau pojokan depan Radio SJS)
RT 007 RW 002
Desa Gayaman
Kec. Mojoanyar
Kab. Mojokerto
Kunjungj juga :
Instagram Resmi :https://www.instagram.com/jasabadalhajidanumrah/
#umrohmurah #umrohhemat #umrohpromo #umrohcerdas #umrohcirebon #umrohcilacap #umrohdanhaji #umrohdepok #umrohfamily #umrohgresik
0 notes
mumtazal-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
Di bawah ini terdapat link google drive untuk alternatif download PDF buku-buku wakaf dari Rumah Fiqih Indonesia, untuk jaga-jaga atau barang kali ada yang mau download sekaligus (zip).
Berikut adalah catatan yang disalin dari situs aslinya :
1. Buku pdf ini diformat untuk nyaman dibaca pakai HP, meski tetap bisa dengan laptop, desktop atau tablet. 2. Untuk nyamannya disarankan hp android diinstall sidebooks 3. Buku ini waqaf dari pengarangnya. Doakan agar beliau-beliau selalu mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Amin. 4. Silahkan share link ini disini biar Anda pun ikut kebagian pahala menyebarkan ilmu agama
Saat ini terdapat 151 judul yang sudah dibagikan, yaitu sebagai berikut :
1. Shalat Orang Sakit 2. Islam Agama Perdamaian : Pelajaran Dari Perjanjian Hudaibiyah 3. Fiqih Waqaf : Mengelola Pahala Yang Tidak Berhenti Mengalir 4. Fiqih Shalat Jenazah 5. Qadha Shalat Yang Terlewat : Haruskah? 6. Fiqih Jual-beli 7. Silsilah Tafsir Ayat Ahkam, QS Al-Baqarah : 21 8. Shalat di Kendaraan 9. Shalat Qashar Jama 10. Sejarah Pembentukan Kalender Hijriyah 11. Madinah Era Kenabian 12. Berilmu Sebelum Berhutang 13. Wajibkah Shalat Pakai Sutrah? 14. Hukum-hukum Terkait Ibadah Shalat Jumat 15. Hukum Shalat Berjamaah 16. Waktu-waktu Shalat 17. Hadits Shahih Tidak Harus Selalu Diamalkan 18. Penyimpangan Pembagian Waris di Indonesia 19. Wanita Yang Haram Dinikahi 20. Mengenal Lebih Dekat Mazhab Syafi`i 21. Qawaid Fiqhiyyah Sebagai Formulasi Hukum 22. Ragam Doa Iftitah 23. Tarawih Lebih dari 11 Rakaat, Bidah? 24. Larangan-larangan untuk Wanita Haidh 25. Mengenal Lebih Dekat Imam Ghazali 26. Miqat di Jeddah Tidak Sah? 27. Antara Fiqih dan Syariah 28. Ushul Fiqih Mazhab Syafii 29. Sentuhan Suami-Isteri, Apakah Membatalkan Wudhu? 30. Bagaimana Seharusnya Sujud Syukur? 31. Kupas Tuntas Qunut Subuh 32. Memberi Hadiah Kepada Pemberi Hutang, Apakah Riba? 33. Fiqih Pinjam Meminjam ('Ariyah) 34. Bijak Dalam Berbeda 35. Apakah Dalil, Semata al-Quran dan Sunnah? 36. Hak Cipta Dalam Kajian Fiqih Kontemporer 37. Ternyata Isbal Haram, Kata Siapa? 38. Saat Tradisi Menjadi Dalil 39. Sudah Mandi Wajib Haruskah Wudhu Lagi? 40. Menempelkan Kaki Dalam Shalat : Haruskah? 41. Bolehkah Menjual Harta Waqaf? 42. Mengenal Imam Al-Suyuthi 43. Kartu Kredit Syariah 44. Andai Saja Haditsnya Sahih, Itulah Madzhabku 45. Imam Nawawi vs Imam Syafii 46. Keluarga Istri Yang Jadi Mahram bagi Suami 47. Tashwir : Seni Rupa Dalam Pandangan Islam 48. Praktek Shalat Ied 49. Al-Quran dan Qiraah Syadzah 50. Hutang dan Inflasi dalam Perspektif Fiqih Muamalah 51. Shalat li-Hurmatil-Waqti 52. Bid'ah: Apakah Hukum Syariah? 53. Mengaji Kepada Ustadz Google? 54. Dalil Shahih Sifat Shalat Nabi Ala Madzhab Syafi'iy 55. Serial Hadist Nikah 1 : Anjuran Menikah & Mencari Pasangan 56. Shalat Musafir 57. Siapakah Amil Zakat? 58. Istri Bekerja Mencari Nafkah? 59. Biografi Imam Abu Hanifah 60. Kupas Tuntas Fidyah 61. Pengantar Fiqih Jenazah 62. Shalat Jenazah Yang Sudah Dimakamkan 63. Khitan Bagi Wanita, Haruskah? 64. Apakah Darah Keguguran Termasuk Nifas? 65. Memilih Mazhab Fiqih 66. Kaidah Fiqhiyah Sebagai Dalil 67. Benarkah Go-Food Haram? 68. Antara Kita, Jenazah dan Kuburan 69. Wajibkah Bermazhab? 70. Apakah Keridhaan Kedua Belah Pihak Menjadi Syarat Sah Akad? 71. Pengasuhan Anak 72. Kehujjahan Hadits Ahad 73. Zakat Rekayasa Genetika 74. Hukum Transfer Pahala Bacaan Al-Quran 75. Serial Hadist Nikah 2 : Cinta Terlarang 76. Setelah Adzan Maghrib Mengapa Langsung Iqamah? 77. Benarkah Shalat Tasbih Itu Bidah? 78. Imam Wanita 79. Biografi Imam Malik Bin Anas 80. Judi Terselubung 81. Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dan Ilmu Fiqih 82. Sudah Dewasa tapi Belum Diaqiqahi? 83. Batasan Aurat Wanita di Depan Mahramnya 84. Kupas Tuntas Syariat Aqiqah 85. Syarat Sah Shalat dalam Mazhab Syafi'i #1 86. Tayammum Tidak Mengangkat Hadats Hanya Membolehkan Shalat 87. Halal Haram Dropshipping 88. Gono Gini : Antara Adat, Syariat dan Undang-Undang 89. Mengenal Tafsir Ahkam 90. Telapak Kaki Wanita, Auratkah? 91. Talfiq Antar Mazhab 92. Imam Abu Hanifah : Antara Ilmu dan Perniagaan 93. Mengusap Sepatu Bukan Kaus Kaki 94. Maulid Nabi SAW Antara Sunnah & Bid'ah 95. Serial hadist Nikah 3 : Melamar & Melihat Calon Pasangan 96. Walimah Lebih Dari Dua Kali, Haram? 97. Bahayakah Taqlid Dalam Beragama? 98. Jual Beli Online Sesuai Syariah 99. Biografi Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafii 100. Siapa Ahli Waris Kita? 101. Madzhabmu Rasulullah? 102. Khusyu' Dalam Shalat 103. Jima' di Saat Haidh 104. Al-Lamsu : Hukum Sentuhan dalam Fiqih 105. Syarat Sah Shalat dalam Mazhab Syafii #2 106. Perempuan Haidh Masuk Masjid, Bolehkah? 107. Kontroversi Akad Mu'allaq dan Aplikasinya pada Lembaga Keuangan Syariah 108. Shalat di Masjid yang Ada Kuburannya 109. Pro Kontra Maulid Nabi : Mencari Titik Kesepahaman 110. Apakah Zina Menyebabkan Kemahraman? 111. Pencarian Dana Masjid di Jalanan Dalam Tinjauan Syariah 112. Ijma' sebagai Dalil Syari Ketiga 113. Jual-beli Akad Salam 114. Masalah Khilafiyah 4 Madzhab Terpopuler 115. Serial Hadist Nikah 4 : Mahar Sebuah Tanda Cinta Terindah 116. Halalkah Sembelihan Orang yang Sedang Junub? 117. Jika Dhaif Suatu Hadits, Lantas Apa? 118. Membaca Al-Quran Saat Haidh Bolehkah? 119. Biografi Imam Ahmad Bin Hanbal 120. Tidak Ada Label Halal MUI : Haram ? 121. Jika Benar Semua Bid'ah itu Sesat 122. Ketika Istri Berbuat Nusyuz 123. Fiqih LDR Suami Istri 124. Terjemah Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib : Kitab Thaharah 125. Terjemah Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib : Kitab Shalat 126. Uang Muka Dalam Pandangan Syariat 127. Pengantar Fiqih Muamalah 128. Menakar Kufu Dalam Memilih Jodoh 129. Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut 4 Mazhab 130. Suara Wanita, Auratkah? 131. Rukhshah dalam Tinjauan Syariah 132. Hukum Bacaan Surat Al-Fatihah di Dalam Shalat 133. Fiqih Interaksi Muslim dengan Non Muslim 134. Bermadzhab Adalah Tradisi Ulama Salaf 135. Jika Dalil-dalil Saling Bertentangan 136. Bolehkah Shalat Dhuha Berjamaah? 137. Hukum Fiqih Seputar Ahli Kitab 138. Antara Aku dan Sepupu 139. Hukum Radhaah (Penyusuan) Dalam Islam 140. Waktu Shalat 141. Sekilas Tentang Kitab Al Umm Karya Imam Syafi'i 142. Serba-Serbi Shalat Istikharah 143. Wanita dalam Al-Quran 144. Hukum Cadar bagi Wanita 145. Terjemah Matan al-Ghayah wa at-Taqrib : Zakat Puasa Haji 146. Ragam Bacaan Shalat 147. Teori Akad dalam Fiqih Muamalah 148. Benarkah Bersalaman Dengan Non-Mahram itu Haram? 149. Wudhu Rasulullah SAW Menurut 4 Mazhab 150. Pakaian Syari : Harus Segitunya Kah? 151. Apakah Anak Kecil Memutus Shaf?
Monggo, langsung saja menuju LINK download dimaksud : s.id/fiqih
Semoga bermanfaat ~
1 note · View note
nasrudinalhakimi627 · 3 years
Photo
Tumblr media
بِسْـــــم اللّٰــــــهِ الرَّحْمٰــــــــنِ الرَحِيْـــــــــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Faedah Hadits Hari ini:
RUKUN ISLAM DAN HUKUM MENINGGALKAN SHOLAT
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ “ Dari Abu ‘Abdurrohman ‘Abdullooh bin ‘Umar bin Al-Khoththob rodhiyalloohu ‘anhuma, Ia Mengatakan Bahwa Ia Mendengar ROSULULLOOHI Shollalloohu ‘alaihi wa Sallam Bersabda: “Islam Dibangun Di Atas Lima Perkara; Bersaksi Bahwa Tidak Ada Yang Berhak Disembah Melainkan Allooh Dan Muhammad Adalah Utusan Allooh; Menunaikan Sholat (5Waktu); Menunaikan Zakat; Menunaikan Haji (ke Baitullooh); dan Berpuasa Romadhon.” (HR. Bukhori dan Muslim) [HR. Bukhori, no. 8; Muslim, no. 16]
Ini Penjelasan RUKUN ISLAM, Sekaligus Ada Pelajaran Tentang HUKUM MENINGGALKAN SHOLAT. Kita bisa pahami dari Hadits #03 dari Arbain An-Nawawiyah di Atas.
FAEDAH HADITS
1. Islam diibaratkan sebagai Sebuah Bangunan yang Memiliki Tiang Pokok yang Lima.
2. Bersyahadat “laa ilaha illallooh” berarti Bersaksi dan Mengakui Bahwa Tidak Ada Sesembahan Yang Berhak Disembah Selain Alloohu تعالى.
4. Menegakkan Sholat Yang Dimaksud adalah Mengerjakan Sholat Dengan Memenuhi Rukun Dan Syaratnya.
5. Menunaikan Zakat artinya Mengeluarkan dan Memberikannya Kepada Yang Berhak Menerimanya.
6. Seseorang Tidak Disebut ber-Islam Hingga Ia Meng-Imani Lima RUKUN ISLAM Yang Ada.
7. Siapa Yang Mengingkari Salah Satunya, Ia Kafir.
8. Siapa Yang Meninggalkannya Dalam Rangka Meremehkannya, Ia Termasuk Orang Fajir.
9. Sholat adalah Amalan Badaniyah (Anggota Badan), Zakat adalah Amalan Maaliyah (Terkait Harta).
10. Sholat adalah Amalan Anggota Badan Dengan Bentuknya Mengerjakan, sedangkan Puasa adalah Amalan Anggota Badan Yang Sifatnya Menahan Diri dan Meninggalkan Sesuatu. 11. Haji adalah Amalan Badaniyah dan Maaliyah Bagi Orang Yang Mampu … https://www.instagram.com/p/CZvNxmSv0wJ/?utm_medium=tumblr
#03
0 notes
ferydyala · 3 years
Text
10 Pembatal Keislaman (simplicity)
1. Syirik (An Nisa : 48, Al Maidah : 72).
2. Murtad (Az Zumar : 3, Al Baqarah 217, Al Maidah 54).
3. Tidak mengkafirkan orang kafir (At Taubah : 30, Al Bayyinah 6, Al Maidah 17, Al Maidah : 72-73 ).
4. Meyakini kebenaran hukum thaghut (Al Maidah : 44, 45, 47, 50).
5. Membenci sunnah Rasul, meskipun diamalkan (Muhammad : 8-9, 25-28).
6. Mengolok-ngolok agama (At Taubah : 65-66).
7. Sihir (Al Baqarah : 102).
8. Menolong orang kafir untuk memerangi kaum muslimin (Al Maidah : 51, Al Imran 100-101, 149-150).
9. Meyakini bolehnya keluar dari syariat Allah (Al Imran : 19, 83, 85, Al Maidah : 3).
10.Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama (Al Ahqaf : 3, As Sajadah : 22, At Thaha : 99-101,124).
Masih berlanjut tentang Hadist2 Rosulullah murtad tanpa sadar : 👇👇👇 
Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya manusia masuk agama Islam secara berbondong-bondong, dan mereka juga akan keluar dari agama Islam secara berbondong-bondong.” (HR Imam Ahmad)
ﻓﺮﻭﻯ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺎﺭﻳﺦ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻴﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺯﻣﺎﻥ ﻣﺎ ﻳﺒﻘﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﺇﻻﺭﺳﻤﻪ ﻭﻻ ﻣﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺇﻻ ﺇﺳﻤﻪ، ﻳﺘﺴﻤﻮﻥ ﺑﻪ ﻭﻫﻢ ﺃﺑﻌﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻨﻪ ﻣﺴﺎﺟﺪﻫﻢ ﻋﺎﻣﺮﺓ ﻭﻫﻲ ﺧﺮﺍﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻬﺪﻯ ﻓﻘﻬﺎﺀ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺷﺮ ﻓﻘﻬﺎﺀ ﺗﺤﺖ ﻇﻞ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻣﻨﻬﻢ ﺧﺮﺟﺖ ﺍﻟﻔﺘﻨﺔ ﻭﺇﻟﻴﻬﻢ ﺗﻌﻮﺩ
Dalam kitab Tarikh, Imam Al Hakim menceritakan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar. Beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Akan datang suatu zaman, di mana tidak ada lagi Al Qur’an melainkan hanya tulisannya saja, dan tidak pula agama Islam, melainkan hanya namanya saja. Masjid-masjidnya ramai, tetapi hampa dari petunjuk ulama. Pada zaman itu banyak ulama’-ulama’ buruk (perilakunya) tersebar di bawah langit. Dari mereka menucullah fitnah, dan kepada mereka pula fitnah itu kembali .”
Imam Ad Dailimi meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Umar, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
ﺳﻴﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺯﻣﺎﻥ ﻳﺼﻠﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺃﻟﻒ ﺭﺟﻞ ﺃﻭ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻴﻬﻢ ﻣﺆﻣﻦ
“ Akan datang suatu zaman, dimana ada ribuan manusia atau lebih, mereka sama melaksanakan shalat di sebuah masjid, melainkan tiada satupun dari mereka yang mukmin .”
Imam Thabrani dan Abu Nu’aim dalam kitab Hilyah menyebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, yang mengatakan bahwasanya Rasululah Saw bersabda:
ﻳﺆﺫﻥ ﺍﻟﻤﺆﺫﻥ ﻭﻳﻘﻴﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻗﻮﻡ ﻭﻣﺎ ﻫﻢ ﺑﻤﺆﻣﻨﻴﻦ
“Mu’adzin suatu kaum mengumandangkan adzan dan iqomat untuk melaksanakan shalat, melainkan mereka tidaklah beriman.”
berlanjut👇👇👇 
Imam Hakim menyebutkan sebuah hadits dalam kitab Mustadrok yang diriwayatkan dari Sufyan, dari A’masy, dari Khoitsamah dari Abdullah bin Amr bin Ash, beliau mengatakan :
ﻳﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺯﻣﺎﻥ ﻳﺠﺘﻤﻌﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﻢ ﻣﺆﻣﻦ
“Akan datang suatu zaman, di mana manusia sama berkumpul di dalam masjid, tetapi mereka tidaklah beriman.”
Abu Syuaib Al Haroni, juga meriwayatkan hadits di atas dalam kitab Fawaid, melalui sanad Imam Fudlail bin ‘Iyadl dari A’masy dengan sanadnya, beliau mengatakan :
ﻳﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺯﻣﺎﻥ ﻳﺤﺠﻮﻥ ﻭﻳﺼﻠﻮﻥ ﻭﻳﺼﻮﻣﻮﻥ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﻢ ﻣﺆﻣﻦ
“Akan datang suatu zaman di mana manusia sama naik haji, melaksanakan shalat dan berpuasa, tetapi tidaklah mereka beriman”
Masih katakan murtad itu tidak akan terjadi selama dia sengaja untuk murtad?
ketahuilah murtad bisa saja tanpa sadar, sedangkan dia beranggapan melakukan hal yang baik tapi itu tidak beguna baginya, yang di nilai itu adalah apakah dia berjalan sesuai dengan Dien islam yang lurus?
Wallahu a'lam.
0 notes
al-hijaz · 1 year
Text
BOOKING SEKARANG, 0856.1022.280 haji hukumnya wajib seumur hidup AL HIJAZ TRAVEL HAJI UMROH
Tumblr media
haji hukumnya wajib seumur hidup KLIK https://wa.me/628561022280, 5 hadits tentang haji , cek porsi haji berdasarkan nama , undangan walimatussafar haji , biaya haji 2022 , rukun haji adalah
AL HIJAZ INDOWISATA merupakan Travel Haji dan Umroh terbaik di Indonesia yang sudah ter akreditasi A. Memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun, yang didukung oleh staf Profesional. Dengan berbagai program unggulan :
Haji Khusus
Paket Umroh
Badal Umroh
KANTOR PUSAT AL HIJAZ INDOWISATA Jalan Dewi Sartika Raya no.239A, Cawang – Jakarta Timur 13630
UMROH & HAJI PLUS 2023 Akun RESMI Marketing PT. AL HIJAZ INDOWISATA Tour & Travel Izin PPIU No. 490/2020 Izin PINK No. 340/2022 Berdiri sejak TH 2000
KONSULTASI GRATIS : 0858 777 8888 ( Fransiska Monika Pangaribuan)
hajiplus, #ceknomorporsihaji2022, #hajidahulubaruumrahdisebut, #xluntukhaji, #hajiwajibdilaksanakanolehsetiaporangislamyang, #hajifuroda2023harga, #hajikhusus, #hajihitungmundur, #hajiumur65tahun, #urutanrukunhaji
0 notes