#30pembelajaran
Explore tagged Tumblr posts
Photo
NGE-PRANK!!!
Aku adalah orang yang kurang sepakat (dari awal) adanya budaya prank ini. Hingga akhir-akhir ini, semenjak youtuber menjadi sebuah profesi, taktik “nge-prank” adalah cara termudah untuk mendapatkan views dari netizen.
Sebenarnya, makna dari prank adalah practical joke, atau lelucon terapan. Suatu gurauan yang dilakukan secara praktis, tidak cuma verbal.
Namun pada prakteknya, kerap kali prank itu dilakukan dalam bentuk mengelabui, hingga mengerjai seseorang. Banyak diantaranya mengandung unsur kebohongan.
Tak jarang seseorang membuat kebohongan dan dia anggap sebagai sebuah prank.
Tak jarang seseorang memaki orang lainnya hingga ia sedih atau tersulut amarah, dan dia anggap sebagai sebuh prank.
Apakah dibenarkan seperti itu?
Setahuku, salah satu adab dalam bercanda itu adalah tidak memasukkan unsur kebohongan dalam bercanda. Aku sudah pernah membahas di postingan sebelumnya yang dilengkapi beberapa kisah Rasulullah.
Berguraulah sepantasnya.
Berguraulah secukupnya.
Tertawa terlalu banyak pun tidak baik, karena mampu membuat hati keras.
Apalagi ada kasus seperti sekarang, seorang youtuber yang membuat prank membagi (yang katanya) sembako. Namun ternyata isinya adalah sampah dan makanan busuk.
Sungguh menyedihkan.
“Tapi kan mereka adalah orang yang sudah melanggar ketentuan dan syariat. Memang pantas mendapatkan hal seperti itu!”, kata hati sambil denial.
Seburuk-buruknya dia, tetaplah kita harus memuliakan mereka. Berbuat baik itu tidak dibatasi hanya kepada siapa, tapi kepada semua orang.
Seburuk-burukbya dia, tetaplah kita tidak layak memperlakukannya dengan cara yang buruk. Kalau begitu, tidak ada bedanya kita dengan mereka. Sama-sama buruk dong?
Kalau tidak bisa memuliakan.
Minimal, jangan menghinakan.
Day 13 Ramadhan
#30Pembelajaran
1 note
·
View note
Photo
PENTINGNYA MENGAPRESIASI
Ada satu postingan viral yang diinisasi oleh @sulrod, yang aku juga ikut meramaikannya. Yaitu postingan diatas, “The most kind person I’ve ever known.”
Singkatnya, aku menemukan postingan itu tadi pagi, secara tidak sengaja, dari postingan salah satu teman. Pertama kali rasanya kayak, “Serius nih aku sebaik itu? Wah terimakasih”, sambil senyum dan rasa tidak menyangka.
Telisik punya telisik, ternyata itu adalah suatu postingan template poster, yang ditambahkan dengan fitur comments pda story instagram yang bagian kolomnya disembunyikan (aka. Yang keliatan cuma profile photo nya doang). Agar ketika orang membuka postingan itu, fotonya yang muncul adalah foto kita.
Apakah ini prank? Tentu tidak bagiku, ini adalah cara lain untuk mengapresiasi, dan men-support bahwa kita semua adalah orang baik. Semua orang memiliki potensi kebaikan yang sama.
Bisa saja ada orang diluar sana yang jarang diapresiasi kebaikannya, dia akhirnya merasa lelah untuk berbuat baik, lalu semangatnya bangkit kembali setelah kita apresiasi usahanya.
Bisa saja ada orang diluar sana yang dia hendak melakukan keburukan, namun setelah membaca postingan dari kamu akhirnya berubah pikiran. Dia berpikir, “Aku orang baik ya, masa aku mau berbuat jahat. Aku takut mengecewakan dan merusak image baikku di temen-temenku.”
Bisa saja, ada yang kembali merasa hidup karena ternyata ada temannya yang benar-benar mengakui dia, dengan menghargainya sebagai teman terbaik/teramah yang pernah ia kenal.
Tak ada alasan untuk tidak menghargai.
Tak ada alasan untuk tidak mengapresiasi.
Terimakasih teman-teman.
You are the most kind person I’ve ever known.
Day 12 Ramadhan
#30Pembelajaran
1 note
·
View note
Photo
PENGHUJUNG WAKTU Tidak terasa, telah berlalu hari-hari yang begitu istimewa, selama 30 hari lamanya. Rasanya, tiba-tiba berlalu begitu saja. Rasanya, tahu-tahu sudah diujung senja. Rasanya, masih tak menyangka. Apakah aku yang tak begitu merasakan setiap detiknya, hingga rasanya begitu cepat berlalu? Ataukah akunya saja yang terlalu sibuk memalingkan tatap, hingga berbagai macam energi seakan tak terserap? Ramadhan tahun ini tetaplah spesial, meski harus dijalani dengan cara yang berbeda. Lebih sedikit beraktivitas di masjid. Lebih sedikit berkumpul dengan kawan-kawan lama. Lebih sedikit berkunjung dan berziarah ke rumah guru dan kolega. Entah apapun itu kurangnya, semoga tetap diseimbangkan dengan lebihmu di sisi lainnya.
Perjalanan #30Pembelajaran yang ku mulai tahun ini menjadi refleksi diriku setiap hari. Memacuku untuk berpikir, “Aku belajar apa hari ini?” secara keras setiap hari. Dan selalu sedih ketika aku tak terpikir belajar apa-apa. Takut jika ada satu detik hidupku terasa hampa. #30Pembelajaran selama bulan Ramadhan Agar, bukan hanya sekadar menggandakan ibadah saja, Namun menginternalisasi dan meresapi nilai-nilainya juga.
#30Pembelajaran akan menjadi catatan bagiku, Yang tergantung di setiap langkah perjalanan hidupku. #30Pembelajaran akan menjadi pengingat bagiku, Yang berbicara padaku setiap waktu hidupku. Day 30 Ramadhan #30Pembelajaran
0 notes
Photo
SENYUM, KAMU MAU KEMANA?
Kemarin aku menyempatkan sebuah kelas online dari bang @fahdpahdepie , topiknha tentang ‘Publish Your Ideas’ dengan pembicara bang Azhar Nurun Ala.
Ada satu slide presentasi dari Bang Fahd yang membuatku tertarik, adalah slide presentasi diatas. Seorang anak laki-laki bernama ‘Angan Senja’ dan anak perempuan bernama ‘Senyum Pagi’.
Memang, kalo dilihat trend nama-nama anak generasi millenials ini cukup berbeda dengan generasi sebelumnya.
Seperti di generasi babyboomers yang namanya sangat ber-pattern dengan awalan P/M/S dan akhiran O/I. Sulasmo, Parminto, Marsini, dan segala macamnya.
Generasi selanjutnya sedikit lebih modern. Sudah jarang yang namanya ‘jawa’ banget. Sudah dicampur dengan nama ala-ala barat. Seperti Andreas menjadi Andre, Andri. Seperti Donald menjadi Donny, Doni, Donna. Tentu masih banyak lagi lainnya.
Tapi berbeda dengan generasi kelahiran 2000-an keatas. Nama-nama indie mulai banyak digunakan. Seperti, Langit, Senja, Awan, Senyum, Rindu, dan semacamnya.
Aku sedikit membayangkan. Anak yang bernama Senyum Pagi. Dipanggil, ‘Senyum?’. Ketika dia dipanggil, spontan rasa yang akan muncul adalah rasa bahagia ingin tersenyum.
Ketika sedang sedih pun, Senyum pun tetap akan dipanggil Senyum. Terus bisa saja si Bunda nya memunculkan pernyataan begini kepada senyum, “Masa Senyum sedih sih? Kan Senyum. Minta Senyum manisnya dong dikiiit aja”.
Kalian senyum ketika baca kata ‘Senyum’?
Nama adalah doa. Berbicara tentang pemberian nama kepada seseorang, artinya kita memberinya doa yang diemban pada dirinya setiap waktu. Tentu nama baik nama lengkap, panggilan/sapaam, ataupun bahkan julukan pun haruslah bermakna baik.
Mau berasal dari bahasa Indonesia, Jawa, Barat, Arab, Latin, atau apapun, harus memiliki makna dan filosofi yang baik. Karena nama itu akan menghantarkan kemana si pemilik nama itu pergi.
Angan Senja,
Senyum Pagi.
Kalo kamu punya anak, mau ngasih nama apa? 😂
Day 28 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes
Photo
ALGORITMA ALAM SEMESTA (2): CARA MEN-SETTING KEHIDUPAN Kalo kalian mau belajar bagaimana cara menyetting kehidupan kalian lewat pengendalian alam bawah sadar, ada temanku yang suka berbagi via sosial medianya di @rosyiidgede. Kemarin kita sudah berbicara tentang algoritma alam semesta. Bahwa kita harus like, follow, dan pay attention on that much terhadap sesuatu yang ingin kita jadikan rujukan kehidupan kita. Agar hal-hal yang ingin kita munculkan dalam hidup kita benar-benar datang. Aku disini sekaligus akan mengupas sedikit tentang buku yang ditulis oleh kawanku satu ini, “The Art of Copying Reality”, atau sebuah seni meng-kopi realitas dari seorang figur, atau sesosok idola kita. Sosok yang kita idola-idolakan adalah sosok orang yang akan kita jadikan rujukan untuk hal apapun. Mulai dari cara berpakaian, cara bergaul, gaya berjalan, selera makan, dan lain sebagainya. Artinya, ketika kita mengidolakan seseorang, kita memberikan atensi kita kepada dia secara besar. Artinya, mengidolakan seseorang sama saja me-like, follow, dan pay attention on kepada idola kita secara banyak. ‘Attention makes connection’, secara tidak sadar kita akan menciptakan keterhubungan ketika memberikan perhatian kepada sesuatu. Terjadi pertukaran informasi pada level DNA. Hal ini juga dituturkan oleh Kazuo Murakami dalam bukunya ‘Misteri DNA’, dan eksperimen Gregg Braden dalam ‘DNA Phantom Effect’ nya. Ternyata memang begitu. Apalagi yang menjadi idola, atau rujukan itu kita temui secara terus menerus. Terlebih secara fisik, tidak cuma virtual. Tentu getaran yang terhantarkan akan lebih kuat. Karena ada verbal maupun gerak fisik yang berperan. Pikiran kita akan mengikuti apa yang kita sering dengarkan. Gerak tubuh kita akan mengikuti apa yang kita sering lihat. Segalanya kita susun dalam pikiran, dan menjadi sebuah susunan realita. Seperti Bill Gates yang selalu menyimpan foto Andrew Carnegie dalam dompetnya. Agar apa? Agar dia men-setting pikiran dia untuk menuju realitas yang sering ia lihat, yaitu foto Andrew Carnegie. Your circle matters. Your mind matters. Day 26 Ramadhan Part 02 #30Pembelajaran #Day20Ramadhan https://www.instagram.com/p/CAXtP8rHBpe/?igshid=14mku0o4mf2xe
0 notes
Photo
TALBIS IBLIS Kalo kita bicara tentang bulan Ramadhan, sebagian dari kita gemar sekali membuat target-target capaian yg terukur untuk kuantitas ibadah kita, harapannya biar meningkatkan minimal kuantitas ibadahnya,m. Sembari meng-upgrade kualitas ibadah tentunya. Tapi ada juga sebagian dari kita yang, “Ah gamau bikin target ah, percuma juga kalo nggak kecapai”. Hati-hati, apakah pikiran ini adalah tablis iblis? Atau juga, pernah nggak sih kita ngalamin gini,”Ah nanti dulu lah Tahajjud nya” padahal jelas-jelas kita punya waktu. Atau, “Bentar lagi aja deh tilawah Al-Qur’annya”, padahal kita jelas-jelas lagi santai-santai. Malahan lagi dengerin musik. Hati-hati, apakah ini adalah tablis iblis? Tablis Iblis artinya adalah tipu daya iblis. Maksudnya adalah, tipu daya serta perangkap yg dibuat oleh iblis untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah ta’ala. Ini adalah bentuk komitmen yang hakiki dari pernyataan Iblis dihadapan Allah ketika diusir dari Syurga. Tablis iblis nyata? Oh nyata sekali. Real lho, reaaaal. Dibisikkan lewat jin yang mengganggu kita, akhirnya tertunda setiap kebaikan yang akan kita lakukan. Agar, ya kita memiliki sedikit bekal amal baik saja. Kerap kali kita melakukan denial. “Enggak kok, kan cuma begini doang”, atau, “Sebentar doang juga, ya gapapa dong”. Gimana ya, bisikan Syaithon itu memang halus banget, rasanya kayak nggak dibisiki. Muluuss banget kerjanya, nggak kerasa kalo lagi diperdaya. Gini aja deh. Kita belajar untuk tidak denial. Kalo memang rasanya ingin menunda kebaikan atau bahkan ingin membatalkan sebuah kebaikan. Coba kita berhenti sejenak. Jujur pada diri sendiri. Apa yg sedang terjadi. Hati-hati, talbis iblis itu dimana-mana. Aku pun tak luput darinya. Sudah, kita belajar akui saja, biar lebih baik kedepannya. Kalo rasanya ingin mendengki, berhenti, tunda dan jangan didekati. Kalo bawaannya ingin membantu dan memperbaiki, jangan tunda, dan support semangat pada diri. ____________________ Yuk dengerin podcastku bersama Bang @fatchulwachid Ketua PPI Turki 2017-2018 Global Partnership untuk ACT Foundation InsyaAllah lebih berfaedah dari nonton vlog makanan 🤣 Day 26 Ramadhan #30Pembelajaran https://www.instagram.com/p/CAWTJ-NHLcc/?igshid=1r97sasw18kqp
0 notes
Photo
JIKA KITA MENJADI MEREKA Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa. Sore kemarin, kami alumni SMP Salafiyah telah menyalurkan beberapa titipan donasi dari temen-temen semuanya yang kemarin menitipkan donasi lewat kami sejumlah 123 paket sembako kepada warga Kelurahan Panjang Wetan. Ada beberapa hal yang bikin rasa cukup terguncang disini, dimana kelurahan ini sudah terendam banjir rob selama 5 hari. Sebagian darinya, banjir robnya sampe masuk ke rumah. Bahkan, bukan cuma di minggu ini saja, kelurahan ini sudah menjadi langganan banjir rob setiap tahun. Aku nggak bisa kebayang jika tinggal disini. Mereka bangun tidur langsung lihat banjir. Semua properti basah, seluruh rumah tergenang air. Sepatu boot menjadi teman sehari-hari. Hampir setiap hari begitu. Setiap tahun, rumah direnovasi. Rumah ditinggiin, sampe sampe tinggi genteng itu cuma setinggi 170 cm saja. Pintu rumah memendek hampir setengah badan. Ya gimana lagi, banjir rob tiap tahun kian meninggi, terjadi penurunan tanah setiap tahun, dan ya tidak ada opsi lain bagi mereka yang tinggal disana. Ada beberapa orang yang memilih untuk meninggalkan rumahnya karena sudah tidak mungkin diselamatkan. Dijual pun nggak laku. Sebagai warga, hanya bisa melakukan hal itu. Sementara menunggu tanggul yang dibangun pemerintah dari tahun ke tahun tak kunjung selesai. Disini kita menyadari bahwa ternyata ada yang namanya kondisi alam yang seringkali kita luput syukuri. Kita yang tinggal di daerah yang aman dari banjir, ataupun bencana alam lainnya, harus banyak bersyukur. Dan juga wujudkan rasa syukur itu dalam bentuk bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Doakan teman-teman yang diluar sana yang sedang mendapatkan musibah, semoga setiap sabarnya menjadi pahala, dan setiap tawakkalnya berbuah surga. Semoga musibahnya cepat berlalu, dan wabah juga cepat berlalu. Day 25 Ramadhan #30Pembelajaran #JurnalRamadan https://www.instagram.com/p/CAUxvXnHzGV/?igshid=16nl2c7nrwa9w
0 notes
Photo
BERADAPTASI ADALAH KUNCI
Kemarin aku diskusi, ngobrol seru dengan kakakku, mbak @hestiaryani di podcast channelku, Perspective! Podcast.
Kami ngobrolin seputar bagaimana atmosfernya hidup dan bekerja di luar negeri, dan dalam konteks obrolan ini adalah salah satu negara di Eropa Timur, negara Swiss yang terkenal dengan alamnya yang begitu elok.
Ada satu poin penting dari dalam diskusi, bahwa ternyata hal yang paling membedakan dari satu tempat dengan tempat yang lain adalah budayanya.
Nggak usah jauh-jauh. Yang sama-sama di tanah jawa aja, Pekalongan sama Yogyakarta, udah beda kulturnya. Gimana kalo sama negara lain?
Challenge terbesar ketika kita pindah dari suatu lokasi/kota/negara adalah beradaptasi. Ternyata beradaptasi bukanlah hal yang susah, tapi tak cukup mudah juga untuk sebagian orang.
Dan ternyata beradaptasi itu nggak cuma ketika berpindah lokasi. Tapi berpindah fase, zaman, ataupun kondisi juga menuntut kita untuk beradaptasi.
Babyboomers yang harus beradaptasi dengan teknologi, belajar dengan si millenials.
Seorang sales harus beradaptasi dengan setiap tipikal client dia yang sangat berbeda dan banyak diversifikasinya.
Dan aku juga yang harus kerap kali beradaptasi ketika bertemu kamu, dia, dan mereka. Caraku merespon dan berbaur berbeda. Agar lingkungan fit denganku. Itulah kunci memunculkan rasa nyaman.
(Penyesuaian dalam koridor hal positif)
Dan terakhir, beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru seperti physical distancing akibat adanya pandemi sekarang ini, yang sering kita sebut dengan The New Normal.
Kita dituntut untuk beradaptasi. Hukum seleksi alam bisa saja terjadi disini. Beradaptasi, atau tereliminasi.
Selagi hal positif, jangan batasi diri.
Beradaptasi, agar membangun sinergi.
_________ Yuk dengerin podcastku di Perspective! Podcast.
Link on bio.
Day 23 Ramadhan
#30Pembelajaran
#SabtuPodcast
@jurnalramadan
0 notes
Photo
KALAU INSTAGRAM PUNYA ALGORITMA, ALAM SEMESTA JUGA PUNYA
Kita semua tahu bahwa setiap e-commerce, social media, memiliki cara kerjanya masing-masing, dan sederhananya biasa kita sebut dengan algoritma.
Contohnya di instagram. Seseorang yang ingin memasarkan produknya, dia harus mempelajari bagaimana algoritma dari instagram itu sendiri.
Biasanya, ia mulai dari mem-follow akun-akun yang menjadi target pasarnya dia. Nge-like dan muncul di kolom komentar di akun-akun yang jadi pasarnya. Pasang hastag yang sering digunakan oleh si target pasar. Dan posting rutin setiap hari agar muncul terus di kolom explore ataupun beranda.
Contohnya begini, jika suatu ketika dalam beranda instagram kita tau-tau ada promo akun fashion, ya berarti kita sering search dan live/follow di akun fashion. Kalo yang muncul akun makanan? Ya sama juga.
Kebetulan? Tentu tidak.
Begitu juga dengan kehidupan. Apa yg banyak kita follow, yang kita komen, yg kita like, yg kita share, dan yg sering kita cari/kepoin, itulah yg akan sering muncul/datang dalam kehidupan kita.
Suatu ketika aku boncengan dengan temanku naik motor. Tentu di waktu dan jalan yang sama. Anehnya, hal yg aku lihat dan temanku lihat selama di jalan berbeda.
Contohnya, selama di jalan temanku liat orang BAB di jamban sungai Pencongan di Pekalongan, dan aku tidak. Sedangkan aku lihat nenek-nenek jual jajanan pasar sambil menuntun sepedanya, temenku tidak.
Kebetulan? Tentu tidak.
Jika hidupmu banya drama dan banyak masalah tiada henti. Kebetulan? Bisa saja tidak. Mungkin kita harus banyak lihat apa yg kita sering like, follow, dan pay attention on that much.
Begitulah cara algoritma alam semesta bekerja. Kita didekatkan, diperlihatkan sesuatu yg biasa kita like, follow, dan pay attention on.
Lalu kalo buat kita yg kurang baik ingin menjadi lebih baik, bagaimana dong?
Tentunya mulai ubah dari apa yg kita like, follow, dan pay attention on that much setiap hari. Karena itu akan mengubah cara kerja algoritma alam semesta kepadamu.
Agar, banyak foto-foto baru yang muncul di explore mu.
Agar, banyak hal-hal positif baru yang mendekat pada dirimu.
Day 22 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes
Photo
KOMUNIKASI YANG BIKIN NAIK KELAS
Tadi sore ada perbincangan singkat dengan temanku, bahwa ternyata kemampuan komunikasi itu penting buat semua orang, semua lapisan masyarakat, semua level pekerjaan. Dan kemampuan komunikasi itu yang mampu membuat kita naik kelas.
Ada kisah tukang pijat yang kutu buku, menyukai dunia psikologi segitunya, ikut training sana sini sampai bisa jadi trainer handal, dan alhasil sekarang ia naik kelas jadi seorang coach dan hipnoterapis.
Ada seorang graphic designer dan animator yang memiliki karya-karya luar biasa. Ternyata bekerja dalam sunyi, membuat karyanya tertahan, dan tak mengetahui betapa lihai tangannya dalam mengukir seni.
Ada juga seorang ayah, yang ternyata juga butuh kemampuan komunikasi untuk mendidik anak dan istrinya agar menjadi pribadi yang mulia. Ternyata tidak bisa dengan hanya dibiarkan saja.
Terakhir, juga ada seorang entrepreneur di bidang properti, yang mengikuti segala sertifikasi coach dan trainer, hingga master grounded business coaching. Ternyata kemampuan itu mampu mengekskalasi pertumbuhan bisnisnya hingga ratusan persen dari tahun ke tahun.
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain baik personal maupun masa, kemampuan mengkomunikasikan ide, hingga kemampuan komunikasi asertif diperlukan bagi setiap orang. Tentunya komunikasi yang efektif.
“Kamu bisa bertahan dengan skill. Tapi itu tidaklah cukup untuk bekal berperang.”
Day 19 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes
Photo
BER-ISLAM DENGAN MINDFULNESS
Sebelumnya, mari kita definisikan makna mindfulness terlebih dahulu.
Mindfulness adalah momen kesadaran saat di mana kita berlatih membawa perhatian penuh untuk apa pun yang kita lakukan pada saat itu. Singkatnya, mindfulness adalah kita sadar penuh terhadap apa yang sedang kita kerjakan.
Nah, kalau hubungannya dalam ber-Islam, kita sadar secara penuh setiap waktu bahwa kita adalah seorang muslim yang ber-Islam. Memang seperti apa itu? Kok muslim yang ber-Islam?
Aku terinspirasi dari tulisan Ustadz Abdul Somad, yang menjelaskan cerita tentang seorang orientalis yang bernama Anna Schimmel, yang begitu cintanya kepada Islam dan Rasulullah. Saking cintanya, ia mempelajari secara dalam baik ilmu, adab, hingga sejarah-sejarah dalam Islam.
Balik lagi tentang mindfulness dalam ber-Islam. Merasakan segala nafas aktivitas sebagai seorang muslim. Ternyata untuk menjadi muslim seutuhnya yang sadar secara penuh, ada hal-hal pelengkap yang perlu dipenuhi hingga dikatakan sempurna secara penuh.
Sebagai manusia, kita selalu melakukan aktivitas. Baik seperti bepergian, berkendara, masuk toilet, tidur, bangun, makan, hingga berbaur dengan orang lain dalam aktivitas baik bekerja maupun belajar. Kita dituntut menjadi muslim secara penuh dengan melengkapi aktivitas kita dengan kesadaran yang disebut sunnah.
Contoh, doa masuk kamar mandi:
بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Dengan menyebut nama Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada Allah dari jin laki-laki dan jin perempuan”
Kita tetap sadar secara penuh bahwa ada Allah, bahwa kita tetaplah butuh tempat bergantung, bahwa kita hanyalah hamba, dan Allah lah yang Maha Berkuasa atas segalanya.
Ber-Islam secara Mindfulness. Sadar secara penuh bahwa kita adalah seorang full-time muslim. Kemanapun kita pergi, kita menyandang status sebagai seorang muslim. Menunjukkan identitas sebagai seorang muslim yang seutuhnya. Mulai dari tutur, laku, pemikiran, hati, hingga kebijaksanaan.
Menjadi muslim yang full-time, bukan part-time.
Day 18 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes
Photo
A FUNNY FACTS
Ada fakta menarik.
Manusia itu kalo belum punya harta yang bener-bener melimpah, dia akan mengejar harta itu apapun yang terjadi, dan bagaimana pun caranya. Hidup bermewah-mewah.
Tapi sebaliknya. Jika udah mendapatkan semuanya, dia akan merasa bosan dan ingin membuang semuanya. Dan kembali hidup (yang mereka kata) susah secara lahir (re: sederhana).
Seperti ada video kemarin yang ramai, antara Hotman Paris dengan Aa Gym. Bercakapan beliau berdua membicarakan tentang jenuhnya Hotman Paris terhadap ruwetnya pekerjaan, suasana perkotaan Jakarta, dan kehidupan yang seakan sudah berada di puncak.
Seakan-akan semuanya sudah didapat. Lalu, mau apalagi? Mobil dan rumah mewah juga sudah bukanlah sesuatu yang berkesan lagi. Perhiasan emas permata yang berkilo-kilo banyaknya juga sudah tak terasa bermakna.
Everything seems nothing.
Sampai juga ada pernyataan ramai di lamannya bahwa Hotman Paris ingin bertani saja di Ubud, Bali, dan ternak bebek.
Memang begitulah siklus hidup manusia. Ternyata bisa jengah juga dengan harta. Memang dunia bukanlah apa-apa.
Dan ternyata dunia bukanlah segalanya.
Namun value/nilai, dan tujuan yang kamu perjuangkan, itulah yang membuatmu bertahan.
Memang, dalam hidup, yang penting nilai itu yang kamu pertahankan. Entah siapa dirimu, dan berada dimanapun kamu, kamu akan tetap bertahan.
Syukurlah yang membuat hidup itu selalu terasa indah.
Stukurlah yang membuat hidup itu selalu terasa bermakna.
Day 17 Ramadhan
#30pembelajaran
0 notes
Photo
I LEARNED SOMETHING NEW
Bagiku, masa pandemi ini adalah masa berkontemplasi yang panjang. Berpikir tentang diri dengan kondisi sekarang, dan apa yang akan terjadi di masa depan. Terutama untuk urusan umat.
Ternyata ide nge-podcast ini muncul ditengah masa berkontemplasi. Bisa mendapatkan ilmu baru, insight baru, dan sekaligus menjalin silaturrahim baik dengan teman-teman lama, maupun dengan orang-orang baru.
Ternyata mindset yang berorientasi pada solusi itu selalu lebih baik. Paling tidak, kita selalu memiliki gagasan terhadap masalah yang kita hadapi, dalam kasus ini adalah pandemi virus corona.
Aku disini belajar tentang nge-podcast. Aku belajar dari nol. Mulai dari recording podcast, nyusun naskah (walau masih jelek banget), audio editing (yang masih seadanya, terlebih lagi recording via phone call), hingga belajar tentang podcast channel.
Dan aku seneng banget kalo temen-temen yang pernah mendengarkan mau memberikan kritik dan saran. Biar semakin banyak minus yang aku tau. Terkadang kita seringkali blindspot terhadap diri, merasa semuanya sudah baik-baik saja.
At least, I learned something new this pandemic. Dalam masa baik maupun susah, baiknya kita tetap belajar hal baru. Tetap lapar, dan tetap bodoh kalau kata Steve Jobs.
Begitu pembelajaran dariku hari ini. Dan besok harus belajar hal baru lagi dong!
Day 16 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes
Photo
MEMBUDAYAKAN KAIZEN PADA DIRI
Untuk temen-temen yang bekerja di industri manufaktur, sektor produksi, terutama perusahaan jepang, pasti paham dengan teori kaizen.
Masaaki Imai, adalah seorang berketurunan jepang yang dikenal sebagai the Father of Kaizen, atau bapaknya teori kaizen.
Kaizen adalah suatu konse untuk menyederhanakan dan menyatukan pemikiran mengenai improvement dari proses bisnis end-to-end yang kritikal, yang mendukung seluruh strategi continuous improvement di organisasi.
Sehingga selain disebut ‘The Father of Kaizen’, Maasaki disebut juga sebagai Bapak CI (Continuous Improvement).
Kaizen nyatanya diterapkan ke berbagai organisasi, dan sebenarnya pun diri kita adalah suatu organisasi antar anggota tubuh. Ada hati, ada otak, ada badan, dan lain sebagainya, disatukan menjadi satu kesatuan yang disebut dengan ‘dirimu’.
Pada prinsipnya, continuous improvement itu adalah perbaikan secara terus menerus, dari hari ke hari kian baik. Kalau kata Rasulullah itu, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Ya sebenernya Rasulullah itu juga continuous improvement minded banget. Atau kaizen banget.
Sama halnya yang ku buat ini. #30Pembelajaran, aku men-challenge untuk diriku untuk memikirkan pembelajaran baru setiap hari. Simpelnya, aku meng-kaizen-kan diriku.
Tinggal kamu cari versimu sendiri bagaimana, dan cara untuk mencapainya seperti apa.
Dan note nya adalah:
Kamu bisa melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk dirimu secara optimal ketika kamu benar-benar mengerti bagaimana cara menghadapi dirimu sendiri.
“The first way to fix yourself is, to know yourself.”
Day 15 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes
Photo
LIMITATION IS JUST A MINDSET
(Gambar hanyalah mamang penjaga villa) Singkatnya, tadi malam, aku berdiskusi panjang lebar dengan temanku @ryzen7wx. Ia melemparkan pertanyaan kepadaku, mengambil studi kasus dari suatu video @garyvee yang sedang coaching dengan seorang wanita.
Wanita ini menceritakab bahwa dia suka menulis, sudah menuliskan tulisannya hingga dalam bentuk beberapa buku dalam waktu beberapa tahun, namun ia tak pernah mempublish tulisannya sama sekali.
Setelah ditanya, ternyata masalahnya adalah, dia tak cukup percaya diri untuk menunjukkan karyanya ke publik, penerbit, ataupun sekadar kepada temannya.
Masalah yang terjadi adalah, ia banyak menebak-nebak apa yang akan terjadi ketika ia mempublish karyanya ke khalayak (dalam notasi negatif). Atau kita biasa sebut dengan overthinking.
Wajar sih, tapi kita tidak boleh tenggelam dalam kewajaran. Kalau kata Gary, ia harus melawan batas dirinya. Dia harus meyakinkan dirinya bahwa dirinya bisa melewati segala keraguan diri itu.
Balik ke cerita dengan riz. Diskusi kami akhiri dengan sebuah kesimpulan bahwa seseorang dapat ragu dan tak berani melangkah bisa karena 2 hal:
1. Tidak ada orang yang men-support dia bahwa dia bisa melakukan hal tersebut (faktor X).
2. Tidak memiliki tujuan yang jelas kenapa dia harus melakukan itu (faktor internal).
Yang pada akhirnya kedua hal itu menyebabkan si orang tersebut tidak berani ‘tuk mengambil langkah.
Masing-masing dari hal yang terjadi memiliki sebab. Kerap kali karena kejadian masalalu yang berulang.
Takut memang wajar, tapi takut yang berlebihan mampu menjadi penghalang, seakan menjadi kabut tebal di tengah jalan. Maka berlakulah sewajarnya, berpikirlah sewajarnya, dan merasalah sewajarnya.
“Limitation is just a mindset. And fear is just an illusion of mind.”
Day 14 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes
Photo
REVOLUSI KATA-KATA
Ada yang ku ingat dulu ketika aku pertama kali berkuliah dan nge-kos di Semarang, yaitu teman-teman kosku kerap menggunakan terminologi ‘masyaAllah’ dan ‘astaghfirullah’ sebagai kalimat untuk merespon suatu kejadian.
Contoh, ketika ada seseorang keliatan agak alim dikit, dikata, “MasyaAllah sekali pemuda yang satu ini”. Atau ketika seorang anak kosan pulang malam terus yang padahal dia memang banyak tugas dan kegiatan, anak-anak kosan merespon dengan, “Astaghfirullah pulang malam terus, kelayapan main terus”, dan segala macamnya.
Secara tujuan, sebenarnya kalimat respon itu ditujukan untuk sedikit menggoda si anak kosan lainnya sambil bercanda. Namun ternyata pemilihan kalimat dengan terminologi seperti itu menjadi pembiasaan yang baik.
Ya, jauh lebih mending lah daripada kata umpatan dan hewan kebun binatang diucapkan.
Ternyata kebiasaan itu terulang hingga sekarang. Lebih terbiasa beristighfar daripada mengumpat. Yang terjadi apa? Tentu yang terjadi adalah terciptanya aura positif. Kalo orang sekarang menyebutnya dengan #positivevibes.
Bukannya rasanya lebih adem dengan kalimat diksi positif seperti itu, daripadq kata-kata kasar yang membawa suasana panas nan gersang?
Pun bercanda nya tidak menyebabkan rasa sakit dihati karena kata-kata yang tajam menusuk.
Ternyata pemilihan diksi dalam berucap itu penting. Seperti kamu di hidupku. Atuh lah closing macam apa ini. Wkwk.
Day 11 Ramadhan
#30Pembelajaran
0 notes