#30hbc10tahun
Explore tagged Tumblr posts
Text
10 tahun lalu...
2013. Saat itu aku masih kelas dua sekolah menengah pertama. Pas sekali di tahun itu aku mendapatkan pengalaman yang berkesan hingga sekarang. Aku mengikuti olimpiade sains nasional sampai tahap terakhir. Meskipun tidak pulang membawa medali. Its okay. I got new friends and I'm grateful for that chance. Selain itu aku akhirnya merasakan naik pesawat untuk pertama kali sampai sekarang belum pernah lagi. Hahaha. Duh, sayangnya pengalaman naik pesawat pertama kali itu tidak terabadikan dengan foto awan-awan. Kenapa? Karena aku malah tidur sepanjang perjalanan. Haha. Padahal sudah pas duduk di samping jendela. Pengalaman sebulan dengan teman-teman baru yang keren itu menjadi pengisi kotak bahagia di kepalaku. Setiap kali merasa feeling hopeless aku kembali menengok masa lalu itu sebagai pengingat, I've been there and I should trust in the process of life.
Di tahun yang sama juga aku mengikuti karya wisata ke Bali. Wah! Ke Pulau Dewata yang menjadi tujuan wisata banyak umat. Pengalaman pertama juga naik kapal menyebrang pulau. Dan sampai pertengahan tahun lalu aku menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk. Hanya sampai pelabuhan saja. Hehe wisatanya belum.
Masa-masa itu (SMP) langkahku masih terasa ringan dengan teman-teman yang aku syukuri kehadirannya di hidupku. Aku juga berani mencoba hal baru, misalnya ikut lomba menulis puisi/cerpen, ikut ekstrakulikuler marching band, karate, tari tradisional hingga menjadi anggota Pramuka inti. Rasanya nggak ada keraguan untuk mencoba. Beda dengan sekarang yang hmm...sering maju mundur. Aku merindukan letupan semangatku yang dulu.
Aku sepuluh tahun yang lalu dan sekarang jelas berbeda. Aku dulu sangat pendiam. Tetapi sekarang sudah banyak bicara. I talk too much sometimes. But, still I can't tell you my private story easily. Aku dulu punya kepercayaan diri yang cukup berani untuk tampil di depan banyak orang. Sekarang berani juga tapi lepas kacamata. 😅. Salah satu hal yang masih sama adalah aku mudah mengenali orang dan namanya. Dari jaman sekolah aku bisa mengenali teman satu angkatan dan namanya. Meskipun tidak pernah kenalan sebelumnya. Ajaib, 'kan.
Dan ya jaman SMP itu aku tidak punya akun media sosial. Saat itu yang lagi rame facebook. Kayaknya hampir semua anak punya akun facebook. Tapi aku tidak punya. Twitter, Instagram, Youtube duh apalah itu aku belum kenal. Biar begitu aku melihat dari temanku yang punya akun. Mengamati cara penggunaannya. Jadi, kalau aku punya akunnya sewaktu-waktu sudah tahu cara pakainya.
Kalau diingat lagi sepuluh tahun yang lalu banyak tawa dan canda. Paling yang membuat menggerutu adalah PR Matematika. Dan yang membuat tertegun adalah seseorang yang dikagumi lewat di depan mata. Ada satu orang yang aku kagumi dulu dari kelas satu hingga dia lulus. Itu juga kenangan yang masuk kotak bahagia milikku.
Ah...sudah lama juga meninggalkan masa remaja itu. Tapi rasanya hmm aku masih seperti anak remaja. Sebuah penyangkalan 'kah ini?
@30haribercerita
2 notes
·
View notes
Text
ADAPTASI
Tema hari ini 10 tahun lalu berarti tahun 2013. Tahun itu mungkin bisa diwakili telepon umum ini, telepon umum sekolah yang sudah usang. Bahkan sudah lama rusak tapi masih saja dicoba untuk membuktikan semua cerita yang beredar turun temurun. Telepon umum ini membawa ke masa² awal di sekolah menengah. 2013, tahun penuh adaptasi dengan tempo yang cepat. 2013, tahun yang penuh hal² baru dan pelajaran.
Harus menggali keberanian lebih untuk diri sendiri. Harus berani mengangkat wajah di hadapan orang banyak padahal anti pusat perhatian. Belajar berbicara lebih banyak dibanding orang lain padahal sangat susah untuk memulai. Belajar memimpin padahal suka tidak enakkan. Belajar profesional padahal punya nyali yang tipis. Tidak sedikit melakukan banyak kesalahan² pertama. Pertama kali sadar kalau "people come and go", termasuk diri sendiri. Pertama kali bepergian jauh tanpa orang tua. Pertama kali mencari lingkungan baru dengan keluar dari zona nyaman. Bertemu manusia² baru yang tidak terduga. Mungkin terbanyak sepanjang hidup. Belajar menerima orang² dengan lingkungan yang sangat berbeda. Belajar menerima kalau tidak mengapa untuk kalah. Bahkan belajar begadang hanya demi tontonan² yang selalu berhasil menghibur.
10 tahun lalu lebih banyak tahu dan mencoba. 10 tahun lalu menikmati masa² awal remaja yang menggembirakan.
0 notes
Photo
tahun 2013 menjadi tahun yang memorable bagiku. di tahun tersebut, pertama kalinya aku menangisi orang lain sejadi-jadinya. bengek, susah bernapas, tersedu-sedu. ngerti, kan? mau ngomong aja ga kuat. saat itu, keluarga telah berkumpul, saling meminta maaf, lalu tepat pukul 12, ketika semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, ia pergi menemui Rabbnya, dengan tenang dan damai. banyak sekali orang yang tidak kukenal turut mengantar kepergiannya. ketika berada di kampus baru aku tau, orang-orang tersebut adalah karibnya dahulu ketika ia berada di kampus juga. betapa banyak yang telah ia tanam bahkan hingga akhir hayatnya. tahun ini, 10 tahun setelah kepergiannya, malaikat kecil di pangkuanku menyusulnya. ___________________________________ bagaimanapun usahaku mempersiapkan diri atas kepergian dan rasa kehilangan, aku tidak akan benar-benar siap terhadap hal tersebut. al-fatihah. #30haribercerita #30hbc2311 #30hbc10tahun https://www.instagram.com/p/CnT5RCtyI5p/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo
Jika pikiranmu diputar pada masa 10 tahun lalu, apa sekiranya yang ingin kamu kenang dan apa yang ingin kamu lupakan? Bagiku, momen satu dekade yg sudah berlalu tersebut akan selalu menjadi masa-masa emas. Masa di mana, keresahan hanya berupa pr matematika dan lelahku masih fisik semata. Masa di mana, aku banyak bertemu orang-orang baru, yang beberapa masih terhubung. Dan ada pula yang sudah tenggelam oleh waktu. Masa di mana, air mata seseorang jatuh karena haru ketika mendengar keberhasilanku kala itu. Masa di mana, mencari jati diri. Meski masih belum menemukannya hingga saat ini. Lantas, apa yang kamu kenang atau ingin kamu lupakan dari kejadian sepuluh tahun yang lalu? Apakah ada aku di dalam sepuluh tahunmu itu? #30hbc2311 #30hbc10tahun https://www.instagram.com/p/CnRyeLKpoNn/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo
11/30 10 Tahun Lalu… 2013 menjadi salah satu tahun yang cukup sibuk, penuh tantangan namun tetap menyenangkan. Memulai pagi dengan bekerja hingga menjelang maghrib, dilanjut dengan belajar di salah satu kampus swasta di Kota Baja, Cilegon, hingga menjelang jam cinderella. Tahun itu juga saya berganti pekerjaan dari non IT menjadi pekerja IT. “Saya ingin bekerja sesuai dengan jurusan saya” begitu pikir saya, sok idealis. Buku ini diberikan saat saya menjalani workshop yang diajukan tempat saya bekerja kala itu. Masih dengan pikiran idealis saya “kalau berusaha pasti bisa menaklukan kode-kode itu”. Saya berusaha terus semangat mengenal dan memahami bahasa pemrograman ini, walaupun pada perjalanannya, kode-kode itu menyakiti kepala dan waktu santai saya, hoho. Tak kenal maka tak sayang. Diawali dengan perkenalan apa itu PL/SQL, Oracle, bagaimana mengomunikasikan bahasa PL/SQL tersebut melalui sistem database oracle, hingga berlanjut memahami proses coding atau berkomunikasi dengan komputer menggunakan bahasa PL/SQL tadi. Caranya ya dengan praktek dan tes. PL/SQL atau Procedural Language/Structured Query Language, adalah generasi ke-4 dari bahasa pemrograman yang merupakan gabungan dari procedural (PL) dan Syntax (SQL). Sedangkan database Oracle adalah sebuah sistem berbasis data (database) yang berfungsi sebagai sistem informasi manajemen pada sebuah perusahaan, dikembangkan oleh perusahaan bernama Oracle. Buku ini memberi berbagai emosi. Sedih, kesal, marah, tawa bahagia, tangis, sakit. Biasanya emosi satu dengan yang lain akan saling berkaitan. Dari kesal karena syntax error (ada yang salah dalam penulisan kode yang kita tulis), ketika diperbaiki tidak kunjung benar, berlanjut pada marah, sakit kepala, tangis sedih, dan berakhir dengan tawa bahagia saat terjawab alasan error dan sistem berhasil dijalankan. Buku ini cukup mudah dimengerti untuk dipelajari bagi yang ingin berkenalan dan berharap lanjut ke menyanyangi PL/SQL. Menurutmu, lebih susah memahami kode bahasa pemrograman atau kode iseng manusia? Haha, yuk cerita bareng. @30haribercerita #30hbc2311 #30hbc10tahun #30haribercerita #10yearsago #plsqlfundamental #bookreview #oracledatabase #ceritaeny (at Cilegon) https://www.instagram.com/p/CnRT5ACLMWY/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#30hbc2311#30hbc10tahun#30haribercerita#10yearsago#plsqlfundamental#bookreview#oracledatabase#ceritaeny
0 notes
Photo
does #10yearschallenge Sepuluh tahun lalu, “I’m only 17, I don’t know anything.” Aku adalah seorang siswa kelas XII di sebuah SMA di pinggiran kota. Waktu itu aku sedang gamang memikirkan bagaimana langkah selanjutnya setelah keluar sebagai alumnus di sekolah ini. Aku begitu iri dengan mereka yang seolah sudah menemukan jodoh hendak memperdalam ilmu di bidang apa. Padahal capaian pembelajaranku tidak buruk-buruk amat. Seharusnya bukan hal yang susah bagiku untuk memilih sebab semua pintu terbuka lebar, begitu kata mereka. Mudah sekali mulut berucap, namun gambaranku soal masa depan masih kabur. Opsi datang silih berganti kuhadapi dengan pertimbangan. “Kalau pilih ini, nanti jadi apa ya? Akankah sepadan dengan tenaga, waktu dan biaya yang dikeluarkan? Apakah diriku akan menemukan deskripsi kebahagiaan lain di fase berikutnya?” Pembimbing konseling tidak melakukan tugasnya dengan baik dan benar. Bukannya memberikan pencerahan malah meruwetkan keadaan. Separuh kanan adalah fotoku yang diambil untuk syarat mengikuti SBMPTN dengan pilihanku yang sarat akan basmalah dan insyaAllah. Sepuluh tahun kemudian, “I’m 27, but still 23 inside my fantasy. How is supposed to be?” Aku adalah seorang pegawai di sebuah kantor di tengah kota. Sekarang aku bimbang merenungkan fase berikutnya setelah mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang dikata orang mapan. Andai bisa seperti mereka yang dengan mudah menemukan jodoh untuk mengarung bersama. Memang diriku belum baik-baik amat. Kini pintu-pintunya tertutup dan harus kuketuk satu per satu untuk tahu apakah akan dipilih atau tidak. Mudah sekali bibir bertanya “akankah suatu hari?” tetapi bayanganku soal fase itu juga masih buram. Ganti diriku yang jadi opsi. “Kalau sama aku nanti bakal seperti apa ya? Akankah setimpal dengan sisa usia? Kebahagiaan bagaimana yang akan diciptakan?” Aku tidak berkonsultasi pada pembimbing konseling karena dia sudah mengecewakanku sepuluh tahun silam. Kali ini biar diri sendiri yang meloloskan simpul keruwetan demi kondisi yang lebih terang. Separuh kiri adalah fotoku yang ditangkap sebagai syarat pencetakan kartu identitas kerja. Tentunya tetap dengan basmalah dan insyaAllah. #30hbc2311 #30hbc10tahun https://www.instagram.com/p/CnRBLS_J9Ev/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo
10 Tahun Lalu 10 tahun lalu aku pernah mencintai seseorang sebegitunya. Seorang yang tampan parasnya dan baik akhlaknya. Seseorang yang inginku ada aku di dalam hatinya juga. Sebab jika tidak, aku sudah tidak tahu lagi bagaimana aku bisa mencintai seseorang selain dia. 10 tahun kemudian aku bergetar menahan ego dan bertanya padanya. “Kapan aku bisa berhenti?” Tentu saja dia kebingungan dan balik tanya. “Berhenti menunggu seseorang yang dicintai sejak 10 tahun lalu”, jawabku. Ah, memanglah dia tetap seorang pria yang baik akhlaknya. Ia tak meminta apa-apa. Ia hanya menceritakan bahwa ia juga pernah mencintai seseorang yang tak ku kenal dan mungkin hingga sekarang rasa itu masih ada. Dari jawaban bijak itu, kujawab padanya dan pada diriku sendiri “baiklah, aku berhenti ya”. Aku merasa lega, sangat lega. Memanglah tanda tanya fungsinya untuk ditanya. Jadi jika kamu punya tanda tanya yang sudah mengendap begitu lama, tanyakan saja tidak apa-apa. Seaneh apapun pertanyaannya. Jika dia orang baik, pastilah akan dijawab sebijak yang ia bisa. Setidaknya tidak sampai selugu dan sebodoh menunggu selamanya tanpa tahu jawabannya. Malang, 11 Januari 2023 #30haribercerita #30hbc2311 #30hbc10tahun https://www.instagram.com/p/CnQldAsh098/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo
[Bertumbuhnya Seorang Gadis Kecil] Oke, kali ini kita akan bercerita, tentang #10tahunlalu. Dulu, ada seorang gadis kecil yang, memiliki sedikit sekali teman. Circlenya kecil, dia tak pernah menyangka, dirinya yang 'menjaga diri' untuk tidak banyak bergaul dengan laki-laki akan menjadikannya seolah tersingkir dari lingkaran pertemanannya. 10 tahun lalu, di tahun 2013, gadis kecil ini duduk di kelas 9. Seperti yang lainnya, di 4 bulan awal tahun, ia disibukkan dengan berbagai ujian dan persiapan UN. Saat itu, agaknya dia kehilangan sedikit kepercayaan dirinya. Dia lebih senang untuk tidak didengar dan dilihat, juga tidak dirasakan keberadaannya. Tapi jaaauh di dalam lubuk hatinya, dia inginkan itu semua. Hingga saat menginjak bulan ke-7 di tahun itu, saat dia sudah berpindah ke SMA, dia bertekad, dia tak akan pilih-pilih teman, dia akan berteman dengan siapapun, baik perempuan maupun laki-laki. Pokoknya dia harus punya banyak teman! Dan tentu, prinsipnya tetap ia jaga. Gadis kecil itu, mewujudkan tekadnya. Gadis kecil ini kembali percaya diri, ia didengar lagi, ia aktif lagi, dan mampu menggapai keinginan yang sudah sejak lama ia inginkan, menjadi anggota OSIS. Rupanya, tahun itu adalah tahun yang tak sekelam itu. Meski di masa sekarang ini dia selalu mengatakan "masa SMP akutu gelap, tak ada yang ingin aku ingat, aku nggak punya teman, aku menjadi pribadi yang punya banyak ketakutan karena memori kala itu." Well, setelah dipikir ulang, kalau kejadian itu nggak pernah ada, apakah gadis kecil itu akan jadi seperti dia yang sekarang? Punya banyak teman meski dia seorang introvert. Dia bisa berbicara dengan banyak orang dengan baik, bahkan pernah lho dia jadi pemateri di suatu acara, dia sekarang juga jadi guru, lho. Meski masih ada hal-hal yang dia takutkan, tapi dia sudah bertumbuh, bertumbuh jadi seorang wanita dewasa yang terus memaksimalkan diri, memperbaiki diri untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. MaasyaAllah. Dear gadis kecil yang kini sudah bertumbuh. Terima kasih ya. Terima kasih untuk tidak menyerah saat itu. Kamu hebat. Semangat terus ya ^^ #30hbc10tahun #30hbc2311 #30haribercerita #JumadaTsaniy #Januari https://www.instagram.com/p/CnPpwYCB5cY/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Text
10 tahun lalu, saya berpikir bahwa masuk ranking 3 besar adalah hal penting. Saya pikir, kalau saya cukup pintar, di masa depan akan lebih mudah jalan menuju hidup yang diimpikan.
10 tahun lalu, saya menyukai seseorang selama bertahun-tahun tanpa pernah mengungkapkannya. Melihatnya tersenyum rasanya seperti kebutuhan yang harus saya lihat setiap harinya.
10 tahun lalu, kemanapun saya pergi, saya selalu mau ditemani teman-teman. Ke kantin, ke toilet, di kelas, pulang sekolahㅡbagi saya bersama teman-teman adalah yang utama.
Saya teringat seorang teman yang di masa sekolah kerjaannya bolos demi nonton bola, ongkang angking kaki saat jam pelajaran, langganan remedial saat ujian, bahkan jadi pasien rutin guru BK. Tapi melihat bagaimana sekarang dia punya karir yang sangat bagus dan dapat mengenyam pendidikan tinggi dengan usahanya sendiri, saya rasa saya mengerti cara kerja dunia.
Perjalanan 10 tahun adalah jalan yang panjang. Perubahan kecil hingga besar dapat terjadi dalam diri serta hidup seseorang. Usaha dan keberuntungan di antara rentang waktu itulah yang menentukan bagaimana kehidupan bergerak dan bermuara.
Saya jadi teringat sebuah kutipan dari cerita fiksi yang pernah saya baca. Katanya, laki-laki yang pernah saya sukai di usia 15 mungkin tidak akan berpengaruh apa-apa pada saya di usia 25. Remedial dalam tes matematika juga tidak akan memberi pengaruh apa-apa di dunia yang sebenarnya. Tapi bukan itu poin utamanya. Intinya soal beberapa hal yang kita kira adalah segalanya, pada akhirnya tidak menentukan apa-apa.
@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2311 #30hbc10tahun
instagram
0 notes
Text
Insan Asrama
Perempuan itu berada di dalam ruangan berAC, duduk di antara 80-an mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, merasakan nikmatnya belajar menjadi seorang mahasiswa, dan mulai menapaki masa semangat-semangatnya mengikuti kegiatan kampus selain kuliah. Menjadi mahasiswa tingkat satu dan mulai menjalani semester dua di kampus yang katanya adalah Institut Perbankan Bogor, Institut Pesantren Bogor, atau Institut Pleksibel Banget, rasanya sangat menyenangkan saat dikenang kembali kini-- sepuluh tahun setelah masa itu berlalu.
Perempuan itu adalah saya. Kalau diingat-ingat lagi, rasanya nikmaaat sekali diberi kesempatan untuk belajar di Bogor, masyaa Allah. Betul-betul banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan di tahun pertama dan setelah melewati semester pertama kuliah di sana.
Menjalani satu tahun pertama di IPB saat itu tentunya diwajibkan untuk tinggal di asrama yang sudah disediakan oleh kampus. Di sana kami ditempatkan dalam asrama-asrama yang setiap kamarnya diisi oleh empat mahasiswa dari berbagai daerah. Beda orang, beda daerah, beda agama, beda kebudayaan, beda program studi, dan lain-lain.
Maba alias mahasiswa baru yg tinggal di asrama akan ditemani oleh kakak Senior Residence (SR) yang mendampingi setiap lorong di semua asrama. Ada berbagai kegiatan mulai dari soga (sosial gathering) lorong, soga gedung, apel pagi.
Oh iya, sepuluh tahun yang lalu masih ada sistem SNMPTN undangan dan SNMPTN tulis. Biasanya mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN undangan akan lebih awal masuk ke asrama dan mengikuti matrikulasi (belajar satu mata kuliah) selama beberapa pekan. Di akhir masa matrikulasi, akan ada ujian matrikulasi, yang mana jika mahasiswa lulus ujian, maka dia tidak perlu mengikuti kuliah 1 pelajaran selama satu semester. Saya lolos melewati gerbang IPB lewat jalur SNMPTN tulis sehingga tidak merasakan matrikulasi.
Yang khas dari asrama kampus biru ini adalah lagu asramanya yang sampai sekarang masih saya ingat. Lagu ini selalu diputarkan saat kami apel pagi di awal-awal masuk asrama.
Ya Allah, kangen sekali dengan masa-masa itu. Rindu sekali dengan teman-teman kamar dan teman-teman lorong.
#30hbc10tahun
#30hbc2311
@30haribercerita
0 notes