#30hariberkisah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jundinya Raja Zulkarnaen
Pada suatu hari, di suatu negeri hiduplah seorang raja yang akan berperang bersama para tentaranya. Dalam perjalanan di malam hari, haruslah mereka melewati sebuah sungai. Raja berpesan, “wahai para tentaraku, ambillah apapun dalam sungai itu semua yang kalian injak!��� Begitulah kiranya sebuah titah seorang raja.
Tentaranya terbagi menjadi tiga golongan. Yang pertama adalah golongan yang acuh tak acuh terhadap perintah raja. “Ah, paling hanya batu yang kita injak. Tak perlulah kita berepot-repot membawanya serta.” Dan golongan pertama tersebut berlalu tanpa membawa apapun.
Tibalah golongan kedua yang melewati sungai. Berbeda dengan yang pertama, sekelompok orang ini bermaksud mengambil sebagian yang mereka injak di sungai. “Yang penting kita sudah melaksanakannya. Meski hanya sedikit yang kita bawa.” Begitu pemikiran mereka.
Sedangkan golongan yang ketiga benar-benar mengambil semua yang mereka injak. Tak peduli seberapa berat ransel yang mereka gendong. Mereka sungguh yakin, “pastilah raja mempunyai maksud tertentu sehingga kita bisa mengambil ibrah pada kejadian ini.”
Waktu berlalu..
Pagi menjelang. Betapa terkejutnya mereka semua. Ketika batu-batu yang mereka injak dan bawa adalah berlian.
Bisa dibayangkan, bukan?
Betapa kecewanya golongan pertama karena tidak mengambil satupun batu yang ternyata berlian di sungai.
Sedang golongan kedua lebih bersyukur, setidaknya mereka mengambil. Barang hanya sedikit saja.
Tak ragu lagi, sungguh beruntung golongan ketiga yang sami'na wa atho'na terhadap perintah tuannya.
Dari kisah tersebut menjadi analogi dalam kita menjalankan ibadah di bulan suci ini. Mau menjemput hikmah yang tercecer? Mau menjadi golongan seperti apa kita?
Di bulan yang penuh berkah nan mulia ini, banyak sekali amalan yang dapat kita lakukan. Dimana ibadah sunnah dapat bernilai layak sunnah.
Tidakkah kita akan mengumpulkan berlian sebanyak-banyaknya?
Diambil dari tausyiyah Pakde Taufik di Mushala Al Iman | Sumberan Barat
2 notes
·
View notes
Text
Jundi Raja Zulkarnaen
Pada suatu hari, di suatu negeri hiduplah seorang raja yang akan berperang bersama para tentaranya. Dalam perjalanan di malam hari, haruslah mereka melewati sebuah sungai. Raja berpesan, "wahai para tentaraku, ambillah apapun dalam sungai itu semua yang kalian injak!" Begitulah kiranya sebuah titah seorang raja.
Tentaranya terbagi menjadi tiga golongan. Yang pertama adalah golongan yang acuh tak acuh terhadap perintah raja. "Ah, paling hanya batu yang kita injak. Tak perlulah kita berepot-repot membawanya serta." Dan golongan pertama tersebut berlalu tanpa membawa apapun.
Tibalah golongan kedua yang melewati sungai. Berbeda dengan yang pertama, sekelompok orang ini bermaksud mengambil sebagian yang mereka injak di sungai. "Yang penting kita sudah melaksanakannya. Meski hanya sedikit yang kita bawa." Begitu pemikiran mereka.
Sedangkan golongan yang ketiga benar-benar mengambil semua yang mereka injak. Tak peduli seberapa berat ransel yang mereka gendong. Mereka sungguh yakin, "pastilah raja mempunyai maksud tertentu sehingga kita bisa mengambil ibrah pada kejadian ini."
Waktu berlalu..
Pagi menjelang. Betapa terkejutnya mereka semua. Ketika batu-batu yang mereka injak dan bawa adalah berlian.
Bisa dibayangkan, bukan?
Betapa kecewanya golongan pertama karena tidak mengambil satupun batu yang ternyata berlian di sungai.
Sedang golongan kedua lebih bersyukur, setidaknya mereka mengambil. Barang hanya sedikit saja.
Tak ragu lagi, sungguh beruntung golongan ketiga yang sami'na wa atho'na terhadap perintah tuannya.
Dari kisah tersebut menjadi analogi dalam kita menjalankan ibadah di bulan suci ini. Mau menjemput hikmah yang tercecer? Mau menjadi golongan seperti apa kita?
Di bulan yang penuh berkah nan mulia ini, banyak sekali amalan yang dapat kita lakukan. Dimana ibadah sunnah dapat bernilai layak sunnah.
Tidakkah kita akan mengumpulkan berlian sebanyak-banyaknya?
Diambil dari tausyiyah Pakde Taufik di Mushala Al Iman | Sumberan Barat
2 notes
·
View notes
Photo
"Intuisi kasih dalam diam" Kasih sayang...... Iya kata itu yang selalu ingin aku sampaikan untukmu wahai kekasihku, yang tanpa pamrih menjagaku, mulai dari kau semai benih, hingga aku mulai mengeluarkan tunas mungilku, engkau tak pernah sejengkalpun berpaling, apalagi beranjak meninggalkanku. Sayang..... Aku tak tau apakah mekarku bisa memuaskanmu??? Apakah senyum indahku berhasil membayarmu wahai kasih....? Tak ada yang bisa ku beri kecuali polesan indah yang khusus kupersembahkan untukmu wahai kasih.... ini hanya untukmu.... itu bisa kupertanggung jawabkan dan bisa ku jamin. Kasih.... Semoga luapan kasih sayang tulus kita tetap terjaga utuh meski kelak aku mengering mendahuluimu, jagalah aku tetap mekar indah dengan untaian senyumku ini tetap bersinar di hatimu..., sisakan sedikit saja ruang hatimu untukku, maka tak lepas ucapan syukur ini terus terucap pada sang pemberi nafas kehidupan. Kwangko, 01-03-2020 IAs 😊 #30harimenulis#belajarmenulis#30bersahabatdenganpena#30hariSLI#30haribercerita#30hariberkisah#literasi#30hariberliterasi#sekolahliterasiindonesia#dompetdhuafa#dompetdhuafapendidikan (di Desa Kwangko) https://www.instagram.com/p/B9MSilWJ4oRGB8dL3lQ6LneqM1mRk49HtOuuV80/?igshid=1u7drfd17qx25
#30harimenulis#belajarmenulis#30bersahabatdenganpena#30harisli#30haribercerita#30hariberkisah#literasi#30hariberliterasi#sekolahliterasiindonesia#dompetdhuafa#dompetdhuafapendidikan
0 notes