syililili
Addicted to rain
197 posts
You have your dreams, I have mine.
Don't wanna be here? Send us removal request.
syililili · 1 year ago
Text
Hari kedua dan ketiga sekolah, tangis Nada akhirnya pecah. Tapi aku jauh lebih mellow kalau boleh jujur. Hampir lima tahun tidak pernah terpisah, hari dihabiskan bersama dan sekarang Nada punya kegiatannya sendiri.
Anehnya, tangis Nada di sekolah malah bikin sedikit lega karena dia bisa merasa aman mengekspresikan perasaan dan masih rindu sama ibunya 😭.
2 notes · View notes
syililili · 2 years ago
Photo
Tumblr media
808 notes · View notes
syililili · 2 years ago
Text
Tumblr media
47K notes · View notes
syililili · 2 years ago
Text
“You know you are on the right track when you become uninterested in looking back.”
— Unknown
382 notes · View notes
syililili · 2 years ago
Text
I found something triggering today. It was so intense until I couldn’t get myself together. I didn’t even realise that it triggers my trauma, so when I found it out, I finally let my tears fall from my eyes. It is so relieving.
The whole day I felt like I went through the dark tunnel once again. I lost my energy.
Oh and this is Sunday, the day that I hate for decades. Hate? I am scared of Sunday, honestly. The memories still haunt me even when I’m in a different place and situation now.
0 notes
syililili · 2 years ago
Text
“I have endured. I have been broken. I have endured hardship. I have lost myself. But here I stand, still moving forward, growing stronger each day.”
— Unknown
277 notes · View notes
syililili · 3 years ago
Text
“Embrace uncertainty. Some of the most beautiful chapters of our life won’t have titles until much later.”
— Unknown
587 notes · View notes
syililili · 3 years ago
Text
Revisiting trauma due to unexpected event this evening. All the triggers came at once. However I am lucky to have someone to talk. But still, I know I surely have to see a therapist.
0 notes
syililili · 3 years ago
Text
Feeling so down lately because of too much information, especially bad ones. Keep telling myself that it’s not my fault but been failing to not emotionally involved.
0 notes
syililili · 3 years ago
Text
I think I know why Tumblr is like a healing socmed. No news here.
0 notes
syililili · 3 years ago
Text
Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa; Juga untuk MaBa
Suatu hari sepulang adik saya dari pengaderan tingkat jurusan yang lazimnya disebut bina akrab di kampus kami, saya mendengar kisah itu lagi, tentang perilaku pelajar berstatus maha yang serupa kaum bar-bar. Menampar dan memaki adalah kebanggaan bagi mereka, sekelompok manusia yang merasa superior karena lahir lebih dulu. Parahnya, setelah acara yang kata mereka mengakrabkan itu, seorang teman adik saya tidak pernah lagi terlihat di kampus. Apa yang terjadi?
Ketika tubuh diterpa suhu dingin dan angin malam, masuk angin adalah hal lazim bukan? Lalu dibariskan, untuk menerima pukulan, teman adik saya, maaf, buang angin ketika perutnya dihantam senior. Semua tertawa, bayangkan betapa malunya. Seorang anak harapan kekuarga, jauh-jauh datang ke kota besar menggenggam asa untuk belajar, menjadi terdidik, dijajah fisiknya, dihancurkan harga dirinya di depan orang-orang yang seharusnya mengayomi mereka karena lebih tua. Untuk apa? Latihan agar bisa menghadapi dunia lebih keras di luar sana? Omong kosong! Tak bisa kah kakak-kakak terhormat itu belajar ilmu psikologi sedikit saja agar paham bahwa manusia memiliki mekanisme pertahanan diri yang akan bekerja dan membuat kita menyesuaikan diri ketika menghadapi keadaan sulit nanti? Pukulan dan makian adalah simbol kebodohan dan kebiadaban belaka!
Kisah serupa bukan satu atau dua kali saja terjadi, bukan pula hanya harga diri yang jadi korban, tetapi juga nyawa. Adalah bohong apabila adik-adik yang meninggal dunia di tengah perpeloncoan karena mereka memang memiliki penyakit. Ya, mereka mungkin sakit, tapi penyiksaan fisik dan psikis memperparah sakit itu, merenggut nyawa. Takdir memang bila bicara soal kematian, tapi caranya adalah pilihan, dan perpeloncoan telah lama menjadi jalan kematian bagi banyak junior di negeri ini. Masalah basi yang tak kunjung ketemu penyelesaiannya, atau tak pernah dianggap sebagai masalah serius. Padahal ini soal karakter, soal moral. Seseorang dengan didikan karekter dan moral yang baik tidak akan mau membuang waktu menyakiti orang lain secara berjamaah, untuk kebanggaan diri dan rasa superior semata.
Saya yang juga datang dari jauh untuk kuliah, sudah merasakan betapa tahun pertama perkuliahan serupa neraka bagi saya. Selesai kuliah tanpa jeda dikumpulkan bak hewan gembala, diteriaki, diperintah, dihajar secara psikis meski nasib saya lebih beruntung; tidak disentuh fisik. Tapi percayalah, rasa lelah batin jauh lebih menyiksa dibandingkan lelah badan karena setumpuk tugas. Ah, selepas kelas kita akan dikumpulkan lagi, menunduk-nunduk seperti orang bodoh, dibentak, dijajah dan mereka, kakak-kakak kita itu tertawa bangga. Saya muak, tapi tak punya pilihan, tidak punya kakak yang bisa menunjukkan jalan pintas kabur dari senior, tidak punya teman kalau saya melarikan diri. Suatu kali saya pulang dan melempar semua pernak-pernik bodoh, buku tanda tangan, menginjak-nginjaknya sambil berurai air mata, benci, dan sejak itu berjanji kalau saya tidak akan melakukan hal serupa. Inilah salah satu alasan saya dan suami (ternyata sepemikiran) tidak mau bergabung dengan tempat yang mewadahi penindasan ini. Saya lebih memilih bergabung di UKM, tempat di mana kami menemukan kehangatan pertemanan, tanpa sekat, tanpa rasa segan kepada yang lebih dulu lahir. Kami belajar menghormati dengan kasih sayang, bukan tekanan.
Hari ini, kita merayakan kembali hari kemerdekaan RI. Sudah 72 tahun, terlampau lama untuk sekedar membuat kita paham bahwa merdeka bukan hak kita semata. Kemerdekaan tak berarti membuat kita bebas menindas orang lain, dengan dalih apapun. Kita tidak punya hak menginjak harga diri, meski kita senior, meski mereka junior. Kamu tidak akan jadi keren karena membentak, karena memaki, percayalah, kamu sangat memalukan dengan hal-hal itu. Jangan berbicara soal Pancasila, soal nasib negeri kalau nasib juniormu saja kamu merasa sebagai hakmu menentukan. Bagaimana kelak kamu mengambil alih negeri ini, bagaimana kamu akan punya rasa empati, kalau hari ini saja tak sedikitpun rasa kasih untuk adik-adik barumu? Bicaralah merdeka, ketika kamu tidak menindas siapa pun lagi.
2 notes · View notes
syililili · 3 years ago
Text
Dear Nada,
when you’re a grown up, you may read this. Ibu wants to tell you that a house really feels different since you came in. I was never this sad before moving out. But when we moved out from our unit in Crawley, I started to feel this strange feeling. The memories we had in that house came across my mind when I stepped out. And it made me teary.
Now I feel it again, we just about to move a hundred metre from here but it still saddens me. A house do feel like a home since you’re here. I can’t imagine how will it be like when you have to move out to pursue your dream. I will always be longing for you, waiting for you to come home.
I am crying while writing this, but I want you to not feeling guilty when you get to go. Remember there’ll always be the time to meet again.
Sincerely,
Ibu
4 notes · View notes
syililili · 3 years ago
Text
“Trust yourself. You’ve survived a lot, and you’ll survive whatever is coming.”
— Unknown
633 notes · View notes
syililili · 3 years ago
Text
Living in the era of pandemic be like …
“At some point you just have to let go of what you thought should happen, and live in what is happening.”
— Unknown
1K notes · View notes
syililili · 3 years ago
Text
Lewat Tumblr ini aku seperti bisa melihat balik ke belakang, melihat bagaimana diri ini ternyata tumbuh dari waktu ke waktu. Aku pernah menulis tentang kemarahan saja, seolah semua hal dan manusia di dunia ini salah. Ternyata aku marah pada diriku sendiri, alangkah lucunya.
0 notes
syililili · 3 years ago
Photo
Seringkali malam-malam teringat rasa waktu mendarat di Perth dini hari itu, penuh haru karena untuk bisa ke sana penuh cerita. Lalu mengira-ngira, ketika pandemi ini usai, akan ke mana ya? Pasti rasa ketika mendarat nanti akan se-luar biasa rasa di hari itu. Ah, semoga! Ayo bertahanlah, bersama kesulitan ada kemudahan.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Finally here! Waktunya menunaikan janji untuk berbagi di website pribadi tentang; 1. Langkah-langkah mengurus visa student dependant Australia (ketika hamil) 2. Mengurus perjalanan sendirian ke Australia (juga ketika hamil) 3. Periksa kehamilan dan langkah mengurus jaminan untuk melahirkan dengan asuransi OSHC. Apa lagi ya? Nanti dipikirkan sambil waktu berlalu 😬
1 note · View note
syililili · 3 years ago
Text
Tumblr media
‘Supportive husband’, tulis child nurse Mel di catatannya ketika jadwal kunjungan ke rumah. Setelah menanyakan beberapa hal termasuk soal siapa yang memasak, yang kemudian saya jawab kami berdua bergantian. Mel juga menyaksikan bagaimana Ayahnya Nada yang menggendong dan menenangkan Nada yang terbangun lapar sementara saya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan Mel.
Peran Ayah dalam pengasuhan sangat ditekankan di sini, bahkan sejak di rumah sakit, Ayah yang wajib belajar memandikan, mengganti popok sampai mencuci peralatan pumping. Mereka bilang, ‘because mom already too busy, you have to learn first’. Sebab ibu yang kelelahan akan mempengaruhi kondisi psikis, tentunya berdampak buruk ke anak. Telepon darurat untuk baby blues juga khusus tersedia 24/7.
Saya kagum, di negeri yang muslimnya minoritas ini, justru mereka menerapkan teladan Rasulullah yang selalu membantu pekerjaan rumah istrinya. Semoga kelak di Indonesia, rumah sakit bisa mengadopsi hal serupa, membantu Ayah ikut berperan dalam pengasuhan, juga memperhatikan kondisi psikis ibu di samping fisiknya.
Terima kasih untuk suami yang bersedia bahu membahu beradaptasi dengan ritme kehidupan baru ini. Meski kuliah, tugas, dan projects sudah sangat melelahkan.
1 note · View note