Tumgik
syaankara · 11 months
Text
My Journey
*Day 1 (Study Research) in RA Muslimat NU 1 Tulusrejo.
Hari pertama menjadi hari perkenalan bagiku. Sejak semalaman aku terlalu overthinking mengenai hal yang akan aku lakukan esok harinya. Takut tidak berani, takut tidak percaya diri, takut belepotan kalau bicara, takut gak bisa apa-apa, dan masih banyak ketakutan yg menimpaku malam harinya.
Sampai pada pagi harinya, rasa gugup juga belum sirna. Hari Jum'at, 10 November 2023. Menjadi saksi bahwa aku kembali menginjakkan kaki di RA, bukan sebagai murid tetapi sebagai pengajar (lebih tepatnya mahasiswi magang). Rasa gugup masih menyelimutiku. Bahkan saat di perjalanan aku berusaha untuk merangkai kata demi kata yang akan aku ucapkan ketika sampai di RA. Namun, saat tiba di sekolah, aku langsung menghampiri guru yang tak lain adalah kepala sekolah untuk bersalaman kemudian dilanjut bersalaman pada guru yang lain. Setelah itu, aku langsung diboyong salah satu guru untuk memasuki kelasnya dan mengajar di sana. Sebelum masuk pembelajaran, para siswa diarahkan untuk menyetor hafalan surah-surah pendek, dan aku diikutsertakan dalam proses tersebut. Kemudian, kami semua melaksanakan senam bersama dilanjut berdoa untuk para pahlawan. Dan terakhir, aku dipersilakan untuk memperkenalkan diri di depan para siswa dan guru yang hadir. Aku sempat kebingungan akan berbicara apa (cukupkah jika hanya perkenalan nama? Atau tempat tinggal saja?) Nah, aku hanya menyampaikan itu.
Namun, setelah sesi perkenalan, tiba-tiba ada anak perempuan yang menghampiri ku lalu bilang gini, 👧 :"Bu Fanny, ini buat ibu nanti ditulis namanya ibu ya." (Dia memberikan sebuah hiasan sepertinya yg ada di sandal selop ya) 🧕🏼 :"Wah.. Ini cantik sekali." (Katanya kalau sama anak-anak, apapun yang dia kasih harus dipuji). Btw, anak-anaknya pintar sekali, baru perkenalan sekali langsung ingat namaku. Aku saja harus tanya bolak-balik untuk mengenali mereka satu per satu, sampai tanya ke gurunya, "Bu, gimana sih cara ngenalin anak-anak?" Begitu antusianya mereka sampai rasanya pengen cepat-cepat mengenali mereka satu per satu.
Alhamdulillah, good job untuk hari pertamanya. Semoga untuk hari-hari selanjutnya bisa berjalan dengan baik dan dapat memberikan yang terbaik untuk sekolah dan juga menambah pengalaman pribadi dalam mengajar.
0 notes
syaankara · 11 months
Text
Jadilah seperti ayam. Yang kebal terhadap makanan apapun, bahkan pada makanan yang basi sekalipun.
Pelajarannya adalah kita harus bisa kebal terhadap rintangan apapun, bahkan pada rintangan yang sulit sekalipun. Meski sulit, kita tidak boleh menyerah begitu saja. Jika kita menyerah, berarti kita telah kalah pada keadaan dan dikendalikan oleh waktu (bukan kita yang mengendalikan waktu).
Ya, aku tau bahwa setiap rintangan itu tak mudah untuk ditaklukkan. Banyak hal yang harus dikorbankan. Baik itu tenaga, pikiran, waktu, bahkan kedekatan kita terhadap orang tersayang.
Langkah demi langkah yang kita ambil akan menjadi saksi seberapa jauh kita berjuang meraih impian. Tak ada hasil yang mengkhianati proses. Setiap proses pasti memiliki akhir yang indah, selagi kita bertahan menghadapinya.
Tetap semangat, untuk kita yang sedang berjuang.
0 notes
syaankara · 11 months
Text
Teruntuk engkau yang sering membandingkan diri.
Percayalah, bahwa kamu itu istimewa dengan kelebihan dan kekurangan yang kamu miliki. Tak perlu kamu membandingkan diri dengan orang lain. Sebab, Tuhan telah menciptakan manusia dengan keunikannya masing-masing.
Dan aku memiliki keunikan yang tak dimiliki oleh orang lain. Kamu pun juga begitu. Kamu itu unik dengan segala sifat yang melekat pada dirimu.
0 notes
syaankara · 1 year
Text
Kata ibu, "Saiki okeh wong pinter tapi ora bener. Seng tak arepke, sampean kudu dadi wong pinter tapi bener juga. Golek ilmu kangge ngarep berkahe Gusti Allah."
0 notes
syaankara · 1 year
Text
Apakah Aku Bisa?
Sebuah pertanyaan yang membuatku terdiam. Kembali merenung, dan merenung. Sejauh ini, sudah berapa kali kamu berjuang? Sudah berapa kali kamu lelah? Sudah berapa kali kamu kecewa atas dirimu sendiri?
Wahai diri, ingatlah selalu bahwa "KAMU BISA, DAN PASTI BISA". Tak ada kata tak mampu selagi Tuhan masih menjadi tumpuanmu berserah.
Hari ini mungkin kamu lelah. Dan itu wajar saja.
Hari kemarin mungkin kamu menunda. Tapi, besok kamu akan kembali ambisius.
Hari kemarin, jangan sampai terulang lagi di hari esok ya. Perbaiki semua usahamu. Perkuat lagi niatmu. Pertajam lagi ibadahmu. Perluas lagi semangatmu. Pertahankan ragamu. Dan perlahan semua akan terasa mudah.
Yakinlah, bahwa kamu PASTI BISA. Mungkin, sekarang ini kamu berpikir tak akan mampu mencapai akhir dari perjuanganmu ini, dan mustahil kamu bisa mewujudkannya. Tapi, bagaimana kalau Tuhan telah menggariskan takdir yang berbanding terbalik dengan pikiranmu saat ini?
Tuhan tak akan pernah salah menakdirkan kamu seperti ini. Mungkin, Tuhan memberikan kamu sifat yang suka menunda agar kamu bisa belajar bahwa impian tak akan terwujud dengan cara menunda.
Percayalah, Tuhan tak pernah salah menaruhkan sifat, sekalipun itu sifat yang merugikan bagi hamba-Nya untuk menyesatkan. Tuhan hanya ingin kamu lebih banyak belajar dari pengalamanmu sendiri, dari apa yang kamu rasakan sekarang.
Baiklah. Aku akan perbaiki semua mulai hari esok. Tak akan ada lagi kata menunda.
Semangat wahai diri. Kalau bukan sama kamu, lalu bersama siapa aku berjuang? Sama-sama saling menguatkan ya.
Sisi Kuat, 10 Okt 2023
0 notes
syaankara · 1 year
Text
Tuhan, apakah aku mampu melewati tahap akhir ini?
Aku tahu, betapa bodohnya diri ini dalam berproses. Selalu menunda menjadi rutinitas yang abadi. Hingga kini, aku menyadari bahwa aku telah tertinggal jauh dengan mereka. Mereka yang penuh gairah untuk mencapai akhir dalam sebuah perjalanan panjang mencari ilmu. Demi toga, mereka rela berlomba-lomba mencapai finish.
Namun, bagaimana denganku?
Aku dikenal mereka sebagai seseorang yang cerdas. Padahal, nyatanya aku seorang yang amat jauh dari kata cerdas.
Aku dikenal mereka sebagai seseorang yang penuh semangat. Padahal, nyatanya aku seorang yang pemalas bahkan sering menunda.
Maka, tak bisa dielakkan lagi, bahwa kini aku telah tertinggal jauh dengan mereka.
Apakah aku menyesal? Tentu.
Aku menyesal telah menyia-nyiakan waktu untuk belajar lebih giat lagi. Aku disibukkan dengan hal-hal yang tak seharusnya aku lakukan. Aku terbuai dengan fatamorgana itu. Bahagia yang hanya sesaat aku rasakan.
Oh, Tuhan. Bolehkah aku egois perihal masa depanku? Aku tahu, bahwa aku makhluk yang lalai, yang tak mendengarkan nasihat-Mu. Tapi, aku mohon pada-Mu Tuhan. Sekali ini saja, berikan aku kemampuan dan kekuatan hingga aku bisa mencapai akhir yang baik dari perjuangan ini. Aku mohon, Tuhan.
Tuhan, aku tahu Kuasa-Mu begitu besar. Tolong aku, Tuhan. Izinkan aku berjuang dengan sepenuh hati. Izinkan aku mengukir senyuman di wajah orang tuaku. Izinkan aku untuk kembali seperti dulu, yang penuh semangat dalam berjuang dan berproses.
Aku tahu, ini baru langkah awal dari perjuanganku. Tapi, kenapa aku selalu merasa tak mampu? Kenapa aku selalu tak yakin dengan kemampuan diriku? Kemana diriku yang dulu? Yang penuh semangat dalam berilmu. Yang penuh ambisi dalam berpetualang menjelajah ladang ilmu.
Kenapa aku begini, Tuhan?
Kenapa dan kenapa?
Aku tak mau mengecewakan mereka, tapi kenapa diri ini tak mampu berjuang sejauh harapan mereka?
Kumohon Tuhan, untuk hari esok, izinkan aku kembali seperti dulu.
Sisi Lemah, 10 Okt 2023
0 notes
syaankara · 1 year
Text
Terlalu lelah dalam keramaian. Terlalu sepi dalam kesendirian. Tapi sunyi lebih menenangkan.
0 notes
syaankara · 1 year
Text
Tumblr media
Ketika mulai beranjak dewasa, tidak salah jika kita mengalami banyak persoalan hidup. Entah dari pertemanan, keluarga, bahkan cinta dan patah hati pun turut hadir mengawali masa dewasa. Maka, berterima kasihlah pada dirimu sendiri yang sudah setangguh ini melewati masa-masa itu dan menjadikan dirimu sesosok manusia yang lebih dewasa.
3 notes · View notes
syaankara · 1 year
Text
Apa itu Dewasa?
"Aku ingin segera dewasa!" ucapmu kala itu dengan suara lantang.
Namun, sekarang bagaimana?
"Aku lelah jadi dewasa," ucapmu lesu seraya menunduk. Aku iba melihatmu seperti itu. Padahal, dulu kamu semangat untuk segera dewasa.
Lantas, apa yang membuatmu begitu, sahabatku? Perjalanan hidup seperti apa yang telah kamu lalui 5 tahun terakhir ini? Tampaknya kamu begitu lelah menjalani kehidupan itu.
Ya.. Aku pun merasakan hal yang sama. Semakin dewasa bukannya semakin bahagia, justru semakin banyak beban termasuk pikiran.
Hey, kamu tidak sendirian. Di sini ada aku.
Kita berjuang bersama-sama untuk menjalani kehidupan yang fana ini untuk kehidupan yang kekal nanti. Jangan menyerah dulu ya! Dan jangan lelah dulu, oke?
0 notes
syaankara · 2 years
Text
Berkenalan Untuk Lebih Dekat
Jika pertemuan tanpa adanya perkenalan di antara kita
Bagaikan berdialog dengan angin
Lewat begitu saja, tanpa meninggalkan kesan
Hanya ada rasa yang ambigu
•••••
Kenalilah aku dari diriku, bukan dari orang lain. Akan tetapi, mereka juga berhak berspekulasi apapun tentang diriku. Aku tak membatasi hal itu. Asalkan kau mengenalku dari diriku sendiri terlebih dahulu.
Sya Ankara... Itulah namaku, nama yang indah dengan makna yang tak kalah indahnya, seperti langit yang menginspirasiku menulis ini. Bercerita tentang diriku sepertinya bukan hal yang sulit, namun aku harus membatasinya agar kau dapat menelusuri setiap inci diriku dengan pandanganmu sendiri.
Di awal pertemuan kita ini, aku ingin mengajakmu berkelana menelusuri duniaku. Dunia seorang anak manusia yang sangat menyukai langit, senja, dan hujan.
Hey kamu yang sedang memandangku. Maksudku, memandang ponsel sambil berbaring atau mendengarkan musik atau saat ini kau sedang merasa sendiri?
Tenanglah, aku di sini untukmu, hehe.
Panggil saja aku Sya, singkat bukan? Mungkin aku bukanlah temanmu atau sahabatmu. Tapi, aku harap pertemuan kita tak hanya sampai di sini saja ya...
Akan ada kisah-kisah penuh makna yang nantinya akan aku bagikan denganmu di sini. Di tempat ini.
Jadi, selamat datang di duniaku...
Berbicara tentang langit.
Ada sedikit sajak yang ingin aku utarakan untukmu.
Langkah kakiku yang dulu terseok-seok
Antara harus terus berjalan atau berhenti untuk menelusuri cakrawala ini
Nyanyian yang begitu bising menari di kepalaku
Gertakan demi gertakan yang kuciptakan sendiri
Ilusi yang kian membelengguku
Tidak sepatutnya aku mencela, bahwa saat ini aku telah menjadi sesosok manusia yang lebih baik.
Selasa, 15 November 2022
13 notes · View notes