Text
Solo Travel Manila
Netizen bersabda, “Ngapain jauh-jauh ke Manila sik! Sama aja kek Jakarta loh kota itu”. Yes, you are right, buddy. But, you won’t see how Filipinos smile to you, how they doing their daily activity, how delicious their food; without going there by your own foot.
Tanpa pernah menginjakkan kaki di situ, saya juga ga akan tahu gimana rasanya angin dan hujan Filipina yang bikin menggigil. Bagaimana locals disitu yang persisten betul terhadap pekerjaannya, pun bagaimana para asing disuguhi tuna wisma di setiap sudut kota.
Jadi, traveling buat saya ga sebatas mengambil gambar. Melainkan mengoleksi rasa; dan mengumpulkan cerita.
Baik! Tanpa panjang lebar, mari kita mulai. Ini adalah perjalanan pertama saya menginjakan kaki di filipinos. MABUHAY!
Airlines
Saya menggunakan Cebu Pacific Airlines, yaitu Jakarta – Manila direct flight. Tiket yang saya dapatkan adalah tiket promo, hasil mencari-cari promo dari jauh-jauh hari (anaknya kan promo banget, tiap hari suka liat-liat harga airlines iseng).
Cebu Pacific CGK – Manila : 641.800 sekali jalan, karena saya akan melanjutkan trip ke Taiwan dari Manila jadi tiket Manila – CGK tidak saya hitung. Dibawah ini bookingan tiket yang saya beli lewat traveloka.
Itinerarry
Nih ay bagi. Semoga cukup membantu.
How to Connect?
Beh! Millenials yang budiman pasti ga mau kehilangan barang semenitpun koneksi internet kan ya? Udah, sabar dulu aja. Jangan buru-buru beli kuota di Bandara. Mampirlah di Gerai 7-Eleven yang tersebar bak kacang di setiap sudut kota. Murah banget gilak dibandingin beli di Bandara! Sekitar 30ribuan udah cukup buat internetan bergiga-giga selama 4H/3M di Manila.
Akomodasi, Booking Hostel
Setelah Itinerary jadi, Where to Stay? Makati! Buat yang pertama kali ke Manila, wajib deh nginep di daerah sini. Aksesnya super gampang kemana-mana. Plus, disini itu pusat apa yang dicari pelancong. Buat yang doyan jajan, hobi streetfood-an, siapin perut kosong kesini. Buat yang suka sightseeing dari sebuah kota, kamu ada di tempat yang tepat! Pokoknya lengkap. Saya pribadi bahkan menyesal, ga banyak menghabiskan waktu di daerah penginapan. Padahal banyak banget yang bisa di-explore.
Nih beberapa fotonya!
Oh ya! Saya menginap di Lub d Philippines Makati Hostel by Traveloka. Wagelasih, tempatnya oke banget, dengan fasilitas yang lengkap. Mulai dari Mesin Cuci buat laundry, Wifi kencang, kulkas, dapur, hingga perintilan semacam setrikaan! dan tidak lupa Toiletnya sangat bersih. mohon maaf tidak foto lupa :D
Places to Go.
Ini menyambung dari Itin di atas ya. City tour dan mengunjungi Manila American Cemetery.
Pada saat keliling Venice Grand Canal Mall, Mall ini agak unik di kawasan Kota Manila bernuansa italy, jadi bisa naik Gondola. Karena saya sendiri jadi skiplah, cuma liat-liat doang hahahaa..
Kawasan Intramuros. Ini adalah semacam wisata kota tua Manila, berisikan wisata sejarah, art dan museum. Kawasan ini luas banget. Dan saya tempuh dengan… jalan kaki.
*mohon tepuk tangannya netize*
Tagaytay
Naini. Letaknya cukup jawuh dari Manila, semacam dari Jakarta ke Bandung. Jadi, bijaklah untuk tidak menggunakan transport online, karena muwahal. Hahaha. Cukup naik bis antar kota dari Terminal Buendia tujuan Tagaytay. Gampang dan murah. Seorangnya kena 25ribuan saja, kakakk.
Sampai di wilayah Tagaytay, harus naik kendaraan lagi semacam becak motor menuju kawasan wisata Picnic Groove. Seru bet naik angkot yang satu ini. Tagaytay bisa dibilang semacam Dago-nya Manila. Kawasan di atas bukit yang dingin-dingin gitu.
% Arabica Manila
Such a nice coffee shop. Relax vibes, well lighted and such friendly staff, the crowd is okay too. Appreciate how discrete and proper everyone was.
Transportation
Thanks to Grab! Thanks to Uber! selama di Kota Manila kemana-mana saya naik transport online. Selain nyaman, harganya juga aman. Tapi saat ke Tgaytay menggunakan Bus umum hahaha kaya bus jakarta-garut sih.. Dan di Tagaytay-nya sendiri naik ini nih, semacam bajaj motor. Seru :3
Yak demikianlah kurang lebih trip happy saya ke Manila. Kayanya buat saya ini perjalanan terhemat deh. Sekitar 2 juta saja all in hehehehe
2 notes
·
View notes
Text
People Change
Tak ada sesuatu yang pasti dalam hidup ini. Semuanya pasti ada perubahan, entah untuk menyesuaikan diri atau mengikuti kondisi yang terjadi. Perubahan itu lumrah untuk menciptakan perbaikan.
Bagaimana dengan hati yang berubah?
PEOPLE CHANGE FOR 2 MAIN REASONS :
1 . THEIR MINDS HAVE OPEN (Pikirannya terbuka). Pikiranlah yang mengontrol tindakan seseorang. Sehingga perubahan sekecil apapun yang terjadi pada diri seseorang dipengaruhi oleh pikirannya.
2. THEIR HEARTS HAVE BEEN BROKEN(hatinya terluka). Perasaanlah yang mengontrol tindakan, menguasai perubahan sikap dan butuh pikiran yang terbuka untuk mengembalikan pada kondisi stabil. Ada juga yang pernah terluka dan sakit hati, membuatnya terpacu untuk maju, lebih semangat dan lebih berhasil menggapai impiannya. Dia tak ingin kalah oleh rasa sakit hati. Justru kesakitan itu jadi pemicu semangatnya.
Jadi tak perlu menanyakan mengapa seseorang yang kamu kenal dan sayangi tiba-tiba berubah. Telusuri mungkin saja pikirannya telah terbuka atau hatinya yang telah terluka...
always remember, nobody likes change, but part of life is learning to let things go.
0 notes
Text
Not a dream
For some reason, I suddenly just remembered a thing that happened in my high school, and I am getting major secondhand embarrasment after literal years thinking about it.
So a guy in my school asked a girl from his class to prom by writing “PROM?” on a piece of paper and sending it to her during class. She accepted, and since both of them were fairly popular, the whole place was buzzing about it. Everyone knew what happened.
Later in the day, a guy from my class jokingly did the same to his girlfriend (who he already agreed to go to prom to, so he didn’t have to ask to begin with). He sent a piece of paper with “PROM?” written on it her way just to make her laugh a little.
Except, another girl got the paper and for some reason, assumed that it was for her? Like, the guy who passed of the paper to her didn’t think he had to emphasize that it was meant for the other guy’s girlfriend, since everyone knew they were a couple, so he just gave her the paper saying who it is from, thinking she will know to pass it on to the girlfriend.
Except, she didn’t. And she said yes. For weeks, she thought she was going to prom with him.
So one day, she asked the boy’s girlfriend will it be awkward for her that she is going to prom with her boyfriend and said she didn’t want to come between them but since he asked her, she said yes because they were sort of friends.
And the girlfriend was like??? What are you talking about??? I am going to prom with him!
3K notes
·
View notes
Photo
596 notes
·
View notes
Text
554 notes
·
View notes
Text
Persiapan Solo Traveling ke Jepang 2019
Setelah pergi Februari kemarin, saya ingin berbagi tips solo traveling ke jepang. Sebelumnya banyak yang bertanya-tanya loh, kamu tuh perempuan kok berani sekali sih traveling sendirian ke Jepang pertama kali? Hmmm… hahaha gimana ya jawabnya, sebenernya ini bukan masalah berani atau engga, tapi ‘mungkin’ atau tidak. Saya tipe orang yang logic comes first. Secara logika, seorang wanita itu ‘bisa’ dan mampu untuk jalan-jalan sendirian di Jepang. Disamping itu catatan penting Jepang termasuk negara yang aman untuk female solo traveler. Kita juga akan dimudahkan dengan moda transportasi dengan petunjuk arah yang ada dimana-mana dan informasi yang sangat lengkap ada di internet untuk menimbang-nimbang browsing sana sini yang dapat dijadikan sumber referensi.
Solo traveling Jepang Tips :
1. Berburu Tiket Pesawat Karena tujuan saya ke Jepang adalah berburu salju, jadi untuk mendapatkan tiket promo yang sangat murah kurang tepat timingnya. Saya putuskan untuk membeli tiket pesawat Normal AirAsia, dengan harga Tiket PP 4.2juta Jakarta - Tokyo (Haneda). Kalau dibandingkan dengan harga normal maskapai lainnya, Airasia ini tetap lebih murah. Tapi Airasia ini kalau lagi promo bisa dapet lebih murah, contohnya teman saya bisa dapet tiket PP Jakarta - Tokyo sampai di 2.6 Juta PP, tapi memang musimnya ga tepat dengan pas musim dingin. Sebenarnya saya ada kesalahan pada saat membeli tiket PP ini, seharusnya lebih tepat Jakarta - Osaka lalu pulangnya Tokyo - Jakarta, tapi tak apalah namanya juga mau ngebolang, tentu akan saya nikmati.
2. VISA Karena paspor saya sudah E-Paspor jadi sudah tidak perlu repot lagi, saya tinggal apply Visa waiver saja. Untuk informasi lebih lengkap bisa langsung aja masuk ke website kedubes jepang ya. http://www.id.emb-japan.go.jp/visa.html. Untuk mendapatkan Visa waiver ini, walaupn sudah e-paspor tentu kita tetap harus datang ke kedutaan Jepang. Prosesnya sangat simple, kita hanya diharuskan mengisi form dan melampirkan paspor elektronik, sehari kemudian, paspor bisa diambil dan ada cap visa waivernya yang berlaku selama 3 tahun dengan durasi kunjungan selama 15 hari. Padahal paspor saya sudah jadi sehari dari hari saat saya apply, hampir 2 bulan kemudian baru saya ambil. hahaha untung gak dibuang juga itu paspor saya, sampe dapet email reminder berkali-kali dari kedutaannya.
3. Membuat Itinerary Langkah selanjutnya adalah penyusunan itinerary. Ini bagian yang paling menyita waktu, pikiran dan keahlian browsing hahahahah. Gimana tidak menyita waktu coba, dengan waktu yang singkat 7 hari saya ingin perjalanan yang berkesan dan tidak terlupakan, sebenernya untuk penyusunan itinerary ini tergantung interest kamu, mau menikmati apa dan lihat apa. Tahap awal saya mulai mencari-cari dan browsing berbagai macam contoh itinerary traveling ke Jepang, lalu saya gabung-gabung dan menyocokannya dengan apa yang saya inginkan. Saat itu juga saya harus memutuskan untuk beli JR Pass atau tidak, naik bus atau naik shinkansen, mana yang lebih murah mana yang lebih nyaman. Doh! benar-benar melelahkan otak, beripikir-berpikir terooos.. Hmmm… bingungs ya? Lalu kemudian saya hitung-hitung lagi, dengan beberapa perbandingan pengeluaran jika saya pake Shinkansen.
Pada saat penyusunan itinerary ini, kita harus rajin-rajin riset dan baca-baca blog atau website referensi, bagaimana caranya supaya saya bisa sekaligus mengexplore kota lain seperti Osaka atau Kyoto selain Tokyo. Karena harus memastikan moda transportasi yang akan di gunakan, termasuk jangka waktu perjalanan. Saya memutuskan untuk untuk menggunakan kereta Shinkansen, pemakaian JR Pass paket 7 hari sesuai dengan waktu lamanya 7 hari traveling saya. Sebagai catatan JR Pass akan menghemat pengeluaran di biaya transportasi jika kamu menggunakannya untuk pergi antar daerah. Kalo cuma keliling Tokyo, tidak perlu JR Pass. Menggunakan kereta Shinkansen dan membeli JR Pass ini selain lebih hemat jatohnya akan lebih nyaman loh!
Tentang Japan Rail Pass Bagi yang belum tahu, JR Pass adalah 1 tiket sakti yang bisa digunakan untuk bisa naik kereta sepuasnya di Jepang, termasuk kereta super cepat Shinkansen. JR Pass bisa jadi pilihan turis jika dalam satu itinerary banyak kota yang dikunjungi dan semuanya menggunakan kereta. Ada beberapa macam JR Pass dan klasifikasinya. Untuk lebih jelasnya bisa check di http://railpass-japan.com/
JR Pass 7 Days bisa digunakan selama 7 hari dengan harga Ordinary sekitar Rp. 3.800.000 includ pajak.
untuk pembelian JR Pass di Indonesia, saya membeli di : https://www.his-travel.co.id/
untuk cari tau rute, fare dan jadwal kereta :http://www.hyperdia.com/en/ Referensi tentang JR Pass dan Shinkansen dari JavaMilk.com
Kenapa saya akhirnya beli JR Pass, karena dengan jadwal perjalanan yang mengharuskan saya pulang pergi dari Kyoto ke Tokyo saya bisa lebih hemat. Perhitunganya adalah begini : * Harga JR Pass 7 days : 29.110 Yen * Tiket Shinkansen PP Tokyo – Kyoto: kurleb 30.000 Yen Jadi dengan pake JR Pass, kita sudah hemat sekali, ditambah lagi perjalanan saya ke kota-kota lainya bisa dihitung gratis.
4. Akomodasi, Booking Hostel Setelah Itinerary jadi, sekarang waktunya untuk berpikir akomodasi. Sebelum melakukan booking penginapan, sebaiknya itinerary sudah fix dan tidak diubah lagi. Karena penginapan ini memastikan berapa lama kita stay di kota tersebut. Banyak faktor yang harus dijadiin pertimbangan dalam pemilihan penginapan ini, - Pertama, letak geografisnya harus dekat dengan stasiun kereta, subway atau terminal, biar kita ga usah terlalu jalan kaki jauh untuk mencapai hostel/penginapan. - Kedua, liat rating dan review para traveler sebelumnya, ini ngaruh banget loh untuk kenyamanan dan keamanan terutama traveler solo kaya saya . - Ketiga, dan tentunya Harga yang pasti-pasti, pasti yang paling murah dong yang dipilih hehe.. tapi kalau harga sih tergantung kantong masing-masing ya. Kalo masih masuk kantong sih oke oke saja, tapi kalo sudah terlalu mahal meskipun strategis tetep aja jadiin bahan pertimbangan apalagi untuk saya ini hahaha...
Karena 3 hari pertama saya memutuskan untuk memilih menginap di Kyoto, saya memilih untuk stay di Kyoto Hana Hostel. Setelah dapat review bagus dari berbagai macam sumber, dan rating yang bagus pula, hanya 5 menit jalan kaki dari Kyoto Station, 2 menit jalan ke Lawson. Fasilitas yang lengkap dan nyaman, tempat tidur yang nyaman dan hangat di musim dingin, ditambah dengan keramahan para resepsionisnya. Saya dengan senang hati akan merekomendasikan hostel ini ke temen-temen kalo ada yang mau backpackeran ke Kyoto. Harganya juga sakat masuk kantong sekali kalau untuk saya, permalamnya dapat rate sekitar 6.300 Yen. Jika di rupiahkan sekitar Rp. 273.000 permalam.
Lalu di Tokyo saya memilih stay di https://samurai-hostel.tokyo/ daerah Asakusa karena dekat dengan tempat wisata semacam Sensoji Temple, Tokyo Sky Tree, Sumida Park dan dekat ke tempat beli oleh-oleh dan kuliner. Ratingnya pun Superb sekali, fasilitasnya the best, bahkan saya kagum sekali dengan shower room dan toiletnya, ketika buka pintu, lampu nyala secara otomatis, kalo kalian penakut mungkin akan langsung kaget dan ketakutan hahaha. Permalamnya dapat rate sekitar Rp. 460.000 lebih mahal sedikit dibandingkan di Kyoto Hana Hostel.
5. Perlengkapan, Koper atau Backpack Perhatikan cuaca, di Jepang bisa berbeda-beda tergantung daerahnya, misalnya suhu di Tokyo dan Kyoto pada hari yang sama bisa berbeda, jadi saya rutin mengecek suhu dan kondisi cuaca lewat app wheater. Saat pertengahan Februari suhu berkisar 0-12 dearajt. Saya persiapkan pakaiandan perlengkapan musim dingin. Baju tidak terlalu bawa banyak karena saat musim dingin jarang berkeringat juga, mandipun sehari sekali hehehe..
1 Koper ukuran 27, ransel dan tas kain. Sepatu untuk jalan-jalan, boots dan sandal jepit. Faktanya : saya sempat kelelahan menyeret-nyeret koper naik turun tangga di stasiun karena berpindah-pindah kota. beuuuhhh..
6. Internet Sebagai manusia normal, apalagi wanita, saya juga ada rasa takut untuk nyasar loh. Jadi, traveling kali ini saya alokasikan dana untuk sewa router wifi atau wifi pocket, jadi selama traveling di Jepang saya ga perlu repot nyari-nyari koneksi internet. Banyak provider yang suka sewain wifi pocket, tergantung provider mana yang kamu ambil. Kalau saya kemarin ini pilih sewa di https://wifirepublic.id/products/wifi/ karena banyak iklan-iklan reviewnya di instagram hehe.
7. Ringkasan Itinerary 7 Hari di Jepang Jadi akhirnya, setelah riset sana sini, beli tiket pesawat dan visa sudah ditangan, perlengkapan musim dingin pun udah kumplit, ini ringkasan jadwal perjalanan saya selama di Jepang. Untuk detail transport, ngapain aja, kemana aja dan ceritanya lengkapnya, akan saya tulis dipostingan yang berbeda ya, pokoknya stay tune! You guys should experience what I’ve done.
Day 1 – 16 Feb 2019 : On the way to Tokyo Day 2 – 17 Feb 2019 : little reunion sama teman lama, On the way to Kyoto Day 3 – 18 Feb 2019 : Explore Arashiyama, Explore Inari, Explore GION Kyoto Day 4 – 19 Feb 2019 : Explore Shirakawago Day 5 – 20 Feb 2019 : Explore Nara, Explore Kyoto, On the way to Tokyo Day 6 – 21 Feb 2019 : Explore Nikko Day 7 – 22 Feb 2019 : Explore Tokyo (Shibuya, Asakusa), On the way back home. sedihhhhh...
8. Budget Perjalanan Sstttttt ssstttt.... Pasti ini yang kalian tunggu-tunggu kan yaa kan, ya kan kan kan kan kan ka ?? hahahaha.... Kamu habis berapa sih waktu ke Jepang sendirian ???
Secara garis besar, budget yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :
– Transportasi ke Soetta Airport (grabcar + tol + parkir airport + tips driver) PP Rp. 380.000 – Tiket Pesawat PP Jakarta – Tokyo Haneda Rp. 4.200.000 (tanpa meal) – JR Pass 7 Days Rp. 3.800.000 – Akomodasi / Penginapan selama 5 Malam Rp. 1.850.000 – Sewa Wifi Pocket selama 6 hari Rp. 385.000 – Reservasi Bus PP Shirakawago Rp. 485.000 – Makan, Minum dan Jajan selama 7 hari @ 350rb/day = Rp. 2.450.000 (ini budget aku sendiri, makan ngirit, makanan sevel nasi onigiri tiap hari haha) – Beli SUICA Card Rp. 500.000
TOTAL Budget wajib = Rp 14.050.000
– Buat oleh-oleh dan entertain diri yang lebih gede budgetnya haha kalau ini rahasia ya :P, tergantung kesanggupan kantong masing-masing hehehe..
To be Continued! Tunggu update-an selanjutnya ya tentang catatan perjalanan dari mulai hari pertama sampai hari terakhir solo traveling ke Jepang ini. Stay Tuned! See you gaezzzz.. Semoga bermanfaat ya :)
1 note
·
View note