Quote
MANUSIA DAN PENDERITAAN A. PENDERITAAN Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. B. SIKSAAN Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah. C. KEKALUTAN MENTAL Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah : nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental : Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Terjadinya konflik sosial budaya. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial. D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra‟du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya E. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA PENDERITAAN Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu F. PENGARUH PENDERITAAN Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan dapat pengaruh yang berbeda dari dalam dan luar dirinya, diantaranya adalah : Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan disekitarnya sendiri. Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. KESIMPULAN: Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya
0 notes
Quote
MANUSIA DAN CINTA KASIH A. Cinta kasih Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat berjalan apabila kedua belah pihak ikhlas, cinta tidak dapat berjalan apabila mereka mementingkan diri sendiri. Karena dalam berhubungan, pasangan kita pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa di dapat dari pengertian pasangannya. • CINTA MENURUT AGAMA ISLAM : Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia. Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an. 1. Cinta diri Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya 2. Cinta sesama manusia Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. 3. Cinta seksual Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. 4. Cinta keibuan Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri 5. Cinta kebapakan Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia. 6. Cinta kepada ALLAH Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya. 7. Cinta kepada rasul Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. • CINTA MENURUT PSIKOLOGI : Ada banyak tokoh psikologi yang mendefinisikan dan juga memberikan pemahaman mengenai apa itu arti cinta. Beberapa pengertian ini mungkin akan menambah pemahaman anda mengenai arti dari cinta. 1. Abraham Maslow arti cinta, bahwa cinta terbagi ke dalam dua jenis, yaitu D-Love, dan juga B-Love. D-Love atau deficiency love merupakan bentuk cinta yang muncul karena adanya rasa kekurangan. Cinta D-Love ini muncul karena adanya kebutuhan seseorang akan cinta. Misalnya, anda sedang kesepian, lalu anda mencari pasangan untuk menghilangkan rasa kesepian anda. D-Love lebih berfokus pada kepentingan diri sendiri, dan juga lebih banyak memperoleh daripada memberi. Sedangkan B-Love atau being love merupakan bentuk cinta dimana seseorang jatuh cinta kepada orang lain dan menerima apa adanya, tanpa adanya keinginan untuk merubah dan juga memanfaatkan orang lain. Merupakan bentuk cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan berfokus pada penerimaan diri dan perasaan dicintai dan mencintai. 2. Strenberg dan Barners mengatakan bahwa cinta pada dasarnya adalah unik, karena keadaan yang dirasakan oleh individu dan juga keadaan yang dipikirkan oleh individu akan sangat kompleks dan ketika merasakan cinta. Jadi, berbeda orang, berbeda juga persepsi dan pandangan mengenai cinta. B. KASIH SAYANG Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. C. KEMESRAAN Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih. Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu: Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya. D. PEMUJAAN Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya. Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah. E. EROTISME Cinta kasih erotis adalah ekskluvitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih ibu yang merupakan atraksi individual belaka. KESIMPULAN : Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang. Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya manusia. Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di jagad bumi mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Pada dasarnya manusia diciptakan dengan rasa cinta dan kasih. Cinta dan kasih ini pada hakikatnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Cinta itu pada dasarnya tidak boleh berlebihan, karena jika kamu terlalu cinta maka akibat yang ditimbulkan tidaklah baik. jika kita cinta terhadap sesorang janganlah berlebihan supaya tidak berdampak buruk di kemudian harinya. Seperti rasa sakit hati yang mendalam dan pada akhirnya menimbulkan rasa benci terhadap orang tersebut. Karena pada dasarnya cinta yang berlebihan itu harusnya kita tunjukkan hanya kepada Sang Khaliq, Allah swt. sebab Dialah yang menciptakan kita dan menakdirkan apa yang sudah sepatutnya kita terima semasa kita di dunia.
0 notes
Text
PERNIKAHAN BEDA BUDAYA
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa yang banyak.. Di Indonesia terdapat sekitar 380 suku bangsa dan kurang lebih 200 bahasa daerah. Hal ini akan sangat berpeluang besar akan terjadinya perkawinan beda budaya (lintas budaya). Globalisasi yang terjadi juga tidak memungkiri individu untuk melakukan interaksi yang lebih luas, sehingga hal tersebut sangat memungkinkan terjadinya pernikahan lintas budaya maupun lintas bangsa sekalipun.
Pernikahan hakikatnya merupakan suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang di dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak.Tseng mengatakan bahwa perkawinan antar etnis (intercultural marriage) adalah perkawinan yang terjadi antara pasangan yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Dalam hal ini budaya menjadi suatu aspek yang penting dalam perkawian, dimana pasangan tersebut tentu memiliki nilai-nilai budaya yang dianut, menurut keyakian dan kebiasaan serta adat istiadat dan gaya hidup budaya. Jadi, pernikahan beda budaya adalah pernikahan yang dilakukan antara dua budaya yang berbeda baik itu dalam lingkupan adat, etnis, dan bangsa.
Dan fungsi dari kebudayaan tersebut adalah sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, melindungi diri dari alam, mengatur hubungan dengan manusia, serta sebagai wadah untuk menyampaikan perasaan. Berbicara tentang migrasi, maka di dalam kebudayaan tersebut juga mengandung norma yang mencakup tata kelakuan, kebiasaan dan cara. Norma sendiri merupakan patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Dengan adanya norma seorang pendatang akan mengetahui bagaimana dia akan bertindak sesuai dengan patokan yang berlaku pada suatu daerah.
Dalam hal pernikahan, suatu budaya memiliki sistem dan hukum yang mengatur tentang pernikahan dan hal ini sangat berbeda antara budaya satu dan lainnya. Adapun bentuk perkawinan di dalam masyarakat adat, antara lain :
1. Perkawinan Jujur yaitu perkawinan di mana perempuan dilepaskan dari keluargannya untuk masuk ke dalam keluarga laki-laki dengan membayar uang jujur. Pada umumnya terdapat pada masyarakat Patrilineal, guna untuk mempertahankan garis keturunan laki-laki (bapak). Misalnya pada masyarakat Batak Toba menggunakan perkawinan jujur untuk melaksanakan perkawinanya. Maksud dari perkawinan jujur adalah perkawinan ditandai dengan pembayaran jujur oleh kerabat pihak laki-laki kepada kerabat pihak perempuan sebagai tanda penggantian penglepasan perempuan keluar dari kekerabatan bapak dan masuk ke dalam kekerabatan suami.
2. Perkawinan Semanda yaitu perkawinan di mana laki-laki didatangkan atau dijemput oleh pihak perempuan, dan laki-laki tersebut tidak masuk kedalam keluarga perempuan melainkan masih tetap menjadi anggota keluarga asalnya. Pada umumnya pada masyarakat Matrilineal untuk mempertahankan garis keturunan perempuan (ibu). Misalnya pada masyarakat Minangkabau, Bengkulu, Lampung pesisir dan Ambon.
3. Perkawinan Mentas yaitu perkawinan yang tidak mengutamakan kekerabatan salah satu pihak Pada umumnya dipakai pada masyarakat Bilateral yang menarik garis keturunan serentak dari bapak-ibu. Misalnya pada masyarakat Jawa.
Lain halnya dengan sistem pernikahan atau perkawinan, kemajemukan suku dan adat membuat sistem pernikahan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Adapun sistem-sistem pernikahan yang terdapat di indonesia, antara lain:
1. Sistim Endogami
Dalam sistim ini hanya diperbolehkan kawin dengan seorang dari suku keluarganya sendiri. Sistim perkawinan terdapat di daerah Toraja.
2. Sistim Exogami
Dalam sistim ini orang diharuskan kawin dengan orang di luar suku keluarganya. Sistim ini terdapat di daerah Gayo, Alas, Tapanuli, Mingkabau, Sumatera Selatan, Buru dan Seram.
3. Sistim eleutherogami
Di mana seorang pria tidak lagi diharuskan atau dilarang untuk mencari calon istri di luar atau di dalam lingkungan kerabat/suku melainkan dalam batas-batas hubungan keturunan dekat (nasab) atau periparan (musyaharah). Sistim ini terdapat di Aceh, Sumatera Timur, Bangka, Bliton, Kalimantan, Minahasan.
Dalam pelaksanaanya di masyarakat, sangat jarang keluarga menikahkan anaknya dengan sesorang yang berlainan suku, karena strata yang terdapat dalam suku yang berbeda mungkin saja lebih rendah atau lebih tinggi, sehingga menjadi penghinaan tersendiri bagi keluarga jika anak mereka melakukan pernikahan dengan strata atau kelas sosial yang lebih rendah. Fenomena ini sering kita temukan di bali, Aceh, Keraton Jawa, dan masih banyak lagi. Seseorang yang berasal dari strata raja biasanya disebut Teuku bagi laki-laki diharuskan untuk menikahi perempuan yang memiliki strata yang sama Cut, dan tidak dibolehkan untuk menikahi orang yang memiliki strata yang lebih rendah darinya. Bahkan dalam satu sejarah tentang “Adek adun si malelang” mencatat bahwa adanya hukuman mati bagi pasangan yang menikah dengan adat yang berbeda. Pernikahan dalam budaya yang sama namun berbeda dalam stratanya saja sudah susah, apalagi pernikahan yang dilaksanakan bagi antar budaya yang berbeda, tentu sangatlah tidak mungkin dan sangat mustahil untuk mencapai sebuah kesejahteraan dan kebahagian dalam berumah tangga.
Umumnya tujuan dari sebuah pernikahan adalah mewujudkan hidup bersama dalam ikatan cinta kasih untuk mendapatkan keturunan demi kelangsungan hidup manusia, serta memperoleh ketenangan dan kesejahteraan dalam berumah tangga. Kesejahteraan dalam psikologi umumnya dikenal dengan istilah well being. Well being sendiri merupakan keadaan dimana seseorang memiliki sikap positif yang dapat menghargai dirinya sendiri dan orang lain.Memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka menjadi jauh lebih optimal. Well being terbagi 2, yaitu subjective well being dan psychological well being. Namun, berkaitan dengan mosi. Maka dalam hal ini hanya dibahas tentang psychological well being (PWB).
Menurut Ryff, PWB adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif. Kesejahteraan psikologis adalah suatu kondisi psikologis individu yang sehat ditandai dengan berfungsinya aspek-aspek psikologis positif dalam prosesnya mencapai aktualisasi diri. Menurut Ryff (1989) gambaran tentang karakteristik orang yang memiliki kesejahteraan psikologis merujuk pada pandangan Rogers tentang orang yang berfungsi penuh (fully-functioning person), pandangan Maslow tentang aktualisasi diri (self actualization), pandangan Jung tentang individuasi, konsep Allport tentang kematangan. Juga sesuai dengan konsep Erikson dalam menggambarkan individu yang mencapai integrasi dibanding putus asa, konsep Neugarten tentang kepusaan hidup, serta kriteria positif tentang orang yang bermental sehat yang dikemukakan Johada.
Dalam hal ini PWB memiliki enam dimensi, diantaranya:
Pertama, penerimaan diri (self-acceptance), individu yang mimiliki penerimaan diri menunjukkan karakteristik: memiliki sikap positif terhadap dirinya, mengakui dan menerima berbagai aspek yang ada dalam dirinya, baik yang bersifat baik maupun buruk; serta merasa positif dengan kehidupan masa lalunya.
Kedua, hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), karakter yang ditunjukkan oleh indiviu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain, mempunyai kehangatan dan kepuasan, berhubungan berdasarkan kepercayaan, perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, mempunyai empati yang kuat, memiliki afek, dan kedekatan.
Ketiga, Otonomi (Autonomy),yaitu kemampuan melakukan dan mengarahkan perilaku secara mandiri, penuh keyakinan diri. Individu yang mampu melakukan aktualisasi diri dan berfungsi penuh memiliki keyakinan dan kemandirian, sehingga dapat mencapai prestasi dengan memuaskan.
Keempat, tujuan hidup (Purpose in Life), mental yang sehat meliputi adanya keyakinan bahwa dapat melakukan sesuatu bagi orang lain adalah tujuan hidup seseorang.
Kelima, perkembangan pribadi dan (Personal growth), berfungsi secara optimal tidak saja diartikan sebagai telah tercapainya prestasi di waktu yang lalu, namun juga dapat terus mengembangkan potensi diri, disesuaikan dengan kapasitas periode perkembangannya.
Keenam, pengusaan terhadap lingkungan (environmental mastery), mental yang sehat dikarakteritikkan dengan kemampuan individu untk memiliki atau menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Jadi, individu dikatakan memiliki atau bisa mencapai PWB apabila kehidupan yang dijalaninya mencakup enam dimensi tadi. Dalam hal ini, perlu digarisbawahi bahwa PWB tersebut bersifat eudamonik: seseorang dikatakan sejahtera bila mengisi hidupnya dengan hal-hal yang bermakna, yang bertujuan, yang berguna bagi kesejahteraan orang lain dan pertumbuhan dirinya sendiri.
Setiap pasangan yang telah melakukan pernikahan, tentu sangat berharap akan terbentuk dan meningkatnya sebuah kesejahteraan psikologis, namun hal tersebut sangat sulit diraih apabila pernikahan tersebut berasal dari dua kebudayaan yang berbeda. Jika ditinjau dari segi dimensi, pasangan yang menikah dengan latar belakang budaya yang berbeda akan sulit untuk melakukan penerimaan dii seutuhnya dari pasangan maupun keluarga besarnya, karena orang tersebut memiliki prinsip tersendiri yang sangat berbeda dari orang lain. Dimensi hubungan positif, hal ini sangat jelas sekali bahwa individu yang melangsungkan pernikahan beda budaya akan sangat kesulitan dalam hal melakukan hubungan positif dengan orang lain. Dimana hubungan positif ini dicirikan dengan timbulnya empati terhadap kesejahteraan orang lain baik itu sesama pasangan maupun keluarga besarnya. Selain itu, individu yang melangsungkan pernikahan beda budaya sangat sulit bahkan mustahil sekali untuk menguasai lingkungan karena adanya perbedaan dari segi sistem, adat dll dengan budaya asalnya. Hal ini sesuai dengat data yang menyebutkan bahwa permasalahn dalam pernikahan antar bangsa adalah dalam penyesuian pola komunikasi yang menuntut saling pengertian, karena berasal dari budaya yang berbeda. Budaya indonesia dan bangasa Asia (Budaya Timur) umumnya memiliki jenis komunikasi High Context Comunication, dimana apa yang diucapkan belum tentu sama dengan maksud yang sebenarnya. Sementara budaya di negara-negara barat lebih ke arah Low Context Commun ication, yaitu mengemukakanapa yang ingin disampaikan secara tegas dan apa adanya di depan publik, apa yang disampaikan adalah apa yang dirasakan. Kurangnya pengertian antara sesama pasangan beda budaya, sering memunculkan miss communication yang akan berakibat pada konflik dan berakhir pada perceraian.
Di Indonesia pernikahan bukanlah hal yang mudah seperti yang dilakukan di negara-negara lain. Pernikahan bukan hanya penyatuan antara satu individu dengan individu yang lain. Namun, pernikahan merupakan penyatuan antara dua individu yang berbeda beserta seluruh keluarga besar dari pasangan tersebut. Dalam melakukan persiapan pernikahan meliputi pakaian yang akan digunakan, tempat pelaksanaan pernikahan, tamu yang akan diundang, belum lagi souvernir untuk para undangan. Persiapan pernikahan yang sesama budaya saja sudah sangat menyulitkan, apalagi persiapan pernikahan dengan beda budaya yang sangat sulit menyatukan pendapat.
Dari segi perkembangan dewasa awal, umumnya seseorang memiliki daya tarik dan menentukan untuk menikahi seseorang karena adanya kesamaan dengan orang tersebut ( validitas konsentual). Hal ini dilakukan karena seseorang lebih mudah mengontrol, memprediksi dan melakukan coping yang baik pada saat terjadi konflik dalam berumah tangga serta akan timbulnya kesejahteraan psikologis (psychological well being) dalam berumah tangga, dan tentunya pasangan suami istri yang mencapai psychological well being akan langgeng dalam menjalani lika-liku kehidupan pernikahannya.
Penelitian yang dilakukan Abigail tahun 2009 terhadap pasangan inggris (suami) dan indonesia (istri), menyebutkan bahwa kendala yang dihadapi umumnya kendala bahasa, perbedaan nilai dan perbedaan pola perilaku kultural. Ketiga kendala tersebut memang nyata terlihat, dan kendala tersebut sudah diketahui sejak awal, namun tetap saja tidak bisa terselesaikan dan perbedaan-perbedaan tadi berakhir pada perpisahan atau perceraian.
youtube
0 notes
Link
0 notes