siti-herlinaa
Aku, Kamu, dan Kita
67 posts
Kamu tahu mengapa aku menyukai senja? Karena ia mempunyai pemahaman hidup yang baik. Apalah arti kehilangan jika dirinya pun milik Allah. Ketika Allah yang memilih kapan waktunya ia datang dan pergi, Allah pula yang akan menjamin dirinya dan bertanggung jawab akan kebahagiannya.
Don't wanna be here? Send us removal request.
siti-herlinaa · 10 months ago
Text
instagram
#catatan #tulisan #selfreminder #hijrahquote #quoteoftheday #quotesoftheday #renungan #jndmmsyhd
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
1 note · View note
siti-herlinaa · 1 year ago
Text
07.10.23 kamu tahu dengan 07.10? Itu selalu aku semogakan agar terwujud. Tapi memang kita tidak akan pernah menjadi kita. Aku masih sangat ingat dengan tahun 2015 itu. Aku sangat berharap ada pertemuan kita kembali untuk akhirnya bisa memulai semuanya dari awal. Ternyata memang semesta tidak pernah berpihak kepada aku dalam hal ini. Selamat ya, berbahagialah kamu dengannya. 🥺
0 notes
siti-herlinaa · 1 year ago
Text
Nasihat yang Tidak Populer
Untuk adik-adik di sini yang sedang memantau takdirnya akan menikah dengan siapa dengan perasaan cemas dan gelisah :
Seburuk-buruknya kamu menilai dirimu sendiri, teruslah berdoa untuk bisa mendapatkan pasangan yang terbaik - yang sebaik baiknya, nggak usah tanggung-tanggung mintanya, benar-benar yang sebaik-baiknya.  Dan aku turut mendoakan, agar jika doa itu terkabul, kamu tidak memiliki perasaan tidak layak. Kamu layak! @kurniawangunadi
2K notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Satu Orang yang Tepat
Orang baik itu sangat banyak. Tapi di antara yang sangat banyak itu, akan ada satu orang yang tepat.
Satu orang yang cukup luas hatinya untuk tempat kita tinggal. Satu orang yang dengannya kita tidak perlu menjadi orang lain hanya untuk mempertahankannya.
Kemudian aku sadar bahwa membangun asumsi terlalu banyak, justru sangat melelahkan.
Ketika kepalaku dengan kencangnya berkata bahwa aku menjadi satu-satunya yang paling dekat dengan hatinya, justru kenyataan membawaku pada kesadaran bahwa rumusnya tidak selalu begitu.
Yang dekat tidak selalu menjadi satu-satunya. Karena terkadang, bagi seseorang kita tidak cukup untuknya. Dan tentu, itu bukanlah suatu kesalahan atau kekurangan kita.
Hanya saja memang, dia tidak memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal besar di dalam diri kita, yang mungkin sudah teramat cukup untuk dia punya.
Bukan salah kita. Karena sekeras apa pun usaha yang dikerahkan untuk menyayanginya, kita tidak akan pernah cukup untuk memenuhi ekspektasinya.
Lantas apa yang dapat dilakukan? Tidak ada.
Karena kita tidak perlu mengubah apa-apa yang sudah kita punya hanya untuk membuat seseorang tetap ada.
Kita hanya belum bertemu dengan seseorang yang tepat saja.
Seseorang yang hatinya cukup luas untuk dijadikan tempat pulang.
Seseorang yang dengannya semua mimpi-mimpi kita terasa mudah untuk diwujudkan.
Seseorang yang mendukung dan menjadi support system atas semua hal yang telah kita rangkai di hari sebelumnya.
Seseorang yang menghargai kita sebagai pasangan. Ia menjaga dalam banyak keadaan.
Seseorang yang bahkan hanya dengan melihat kita tersenyum, hatinya sudah begitu bahagia tersebab baginya itu cukup.
11:51 a.m || 04 Desember 2021
373 notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Tumblr media
Bukan soal siapa yang bisa, tapi soal siapa yang mau memulai.
Rasa-rasanya mengubah pasangan sesuai inginnya kita adalah pelajaran tersulit. Dan bisa jadi ini mustahil, kecil kemungkinannya.
Ada sih yang bisa, tapi seringkali seseorang berubah karena terpaksa atau karena rasa takut.
"Kalau kamu engga nurut sama aku, nanti aku tinggalin. Pake bajunya ini aja, aku ga suka liat kamu pake itu"
Dan masih banyak lagi tuntutan ini itu, supaya pasangan bisa sesuai ekspektasi kita. Bisa sih bisa, tapi dalam hati kesal.
Alih-alih menuntut banyak dari pasangan, sebenarnya kita adalah cermin buat masing-masing.
Kalau kita bisa redam emosi kita, kita biasa ngomong baik-baik. Kita mau nyoba menyampaikan sesuatu pelan-pelan. Masa sih pasangan juga mau marah-marah kalau ngomong.
Kalau kita mau berusaha lebih capek, berusaha sedikit lebih keras. Masa iya sih pasangan engga mau bantu ringanin beban kita?
Kalau kita mau lebih sayang keluarganya, mau lebih dekat, dan keliatan usahanya buat berbakti. Masa iya pasangan juga mau cuek-cuek aja sama keluarga kita.
Engga mungkin kan?
Siapa yang bakal diam aja, ketika hatinya sudah tersentuh?
Jodoh itu mirip, tapi bukan berati mirip mukanya. Bukan berati sikap bawaannya juga sama. Tapi mereka menjadi cermin yang saling memantul.
Akan menjadi mirip ketika mereka sama-sama belajar memperbaiki sikapnya sendiri. Menjadi contoh yang baik, bagi pasangannya sendiri.
Pohon rindang memang menyejukan, tetapi dibalik sejuknya pohon itu, ada yang sudah sejak lama merawatnya.
—ibnufir
333 notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Mendefinisikan "Kamu"
Ketika memutuskan untuk mendefinisikan kembali makna "kamu", barangkali adalah tentang sosok yang tidak lagi berkisar pada perasaan, namun penerimaan.
Barangkali adalah tentang sifat-sifat baik yang melekat pada ingatan.
Mendefiniskan "kamu" barangkali tidak lagi perihal sosok manusia dengan segala kriteria yang dulunya sudah disusun sedemikian rupa. Namun tentang hal-hal baik yang melekat dalam kepala.
Karena rupanya benar, mendefinisikan "kamu" adalah tentang muara bernama keikhlasan.
Mendefinisikan "kamu" adalah perihal sesuatu yang lebih dari sekadar menerima.
Maknanya berubah menjadi lebih luas, lebih ikhlas.
10:47 p.m || 11 September 2021
87 notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Kepadamu, yang Entah
Aku adalah kekurangan, bukan kelebihan.
Kelak perjalananmu akan semakin menanjak jika bersamaku.
Di perjalanan itu, aku tidak bisa memastikan untuk selalu teduh tanpa amarah, juga senantiasa tampil dengan sabar tanpa batas. Atau gembira tanpa luka. Juga kehidupan yang selalu dipenuhi senang atau kecantikan tanpa kesedihan.
Aku adalah kekurangan yang selalu berusaha memberi yang terbaik. Kekurangan yang senantiasa memperbaiki kesalahan-kesalahan.
Aku tidak bisa menjanjikan apa pun. Bahkan bisa jadi perjalananmu saat bersamaku akan dipenuhi badai dan debar yang sukar ditenangkan.
Tapi terima kasih sudah memilihku. Walau kita adalah sepasang yang tidak sempurna, aku akan senantiasa menerima segala celahmu. Serupa kamu yang selalu memaklumi kekuranganku.
Kupastikan untuk selalu menghargai dan menghormatimu. Berlapang dada atas perangai yang melekat utuh di dalam dirimu. Bersabar untukmu demi amanah yang besar.
Sekali lagi, aku tidak bisa menjanjikan apa pun padamu. Namun semoga kekurangan-kekurangan kita justru menjadi pelengkap atas diri masing-masing. Saling menutupi, saling memaafkan tanpa letih.
Karena kita adalah sepasang saling yang tidak akan pernah menjadi sempurna. Untuk itu aku ingin berterima kasih. Sebab dengan banyaknya kekurangan yang melekat pada diri ini, kamu justru masih memilihku.
10:30 p.m || 08 Agustus 2021
312 notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
"Va, kamu tidak akan pernah benar-benar tahu karakter asli seseorang hingga kamu benar-benar hidup dalam satu atap rumah dengannya. Maka selektiflah dalam memilih pasangan hidup. Karena bertahun-tahun kenal bukanlah jaminan."
- RWN, dalam nasihatnya.
10:48 p.m || 06 Juni 2021
112 notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Acceptance
Untuk Saga-ku di masa depan.
Kelak mungkin aku tidak akan pernah bisa memenuhi tiap ekspektasimu perihal pasangan yang baik. Kelak kamu mungkin akan menemukan banyak titik hitam pada perjalanan yang akan kita lalui.
Titik hitam masa lalu yang masih saja diperbincangkan banyak orang. Atau mungkin tingkah yang tanpa sengaja melukai harga dirimu sebagai seorang lelaki.
Kelak mungkin aku tidak akan sebaik apa yang kamu impikan. Mood yang bisa berubah kapan saja, air mata yang bisa jatuh berulang kali tanpa tahu sebabnya, diam yang buatmu bertanya-tanya, atau mungkin sikap yang tidak kau suka.
Kelak mungkin kamu akan menemukan banyak kekurangan pada diriku. Sesuatu yang di luar dari dugaanmu. Sesuatu yang memancing banyak tanya di kepalamu. Sesuatu yang memantik nyala amarah di dadamu.
Mungkin kamu akan bertanya-tanya, tentang isi kepala yang begitu kompleks atau mungkin ego yang membubung tinggi pada waktu-waktu tertentu.
Tapi apa pun itu, semoga tidak menjadikanmu berubah. Semoga kesiapanmu dalam menerima sudah begitu baik sebelum akhirnya benar bersama. Hingga kamu tidak perlu lagi merasa dicurangi karena sikap dan tingkah yang berubah-ubah.
Semoga kamu senantiasa berlapang dada atas aku yang tidak sesuai dengan harapan yang dulu kau bentangkan.
Semoga pada banyak pertengkaran yang akan kita temui, tidak menjadikanmu berhenti. Semoga luasnya maaf yang memenuhi jiwamu menjadi penguat untuk terus saling memperbaiki.
Semoga masing-masing kita tetap memahami bahwa bersama adalah saling menemukan partner untuk bekerja sama.
Semoga keputusan kita untuk tetap bertahan sembari memperbaiki kesalahan-kesalahan, bukan karena iba atau karena janji yang pernah ada. Tapi karena rasa yang terlalu kuat untuk memutuskan berpisah.
Semoga sebelum hari itu, kamu sudah menerimaku dengan sebaik-baik penerimaan.
Utuh, seluruh dan sungguh-sungguh.
09:28 p.m || 24 Februari 2021
157 notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Sebelum Genap.
“Ujung dari langkah yang kita buat untuk mencari adalah penerimaan.” - Iidmhd
… karena akan selalu ada yang lebih baik tetapi yang menerima apa adanya kamu; tidak selalu ada.
Menilik postingan instastory Masgun kemarin seputar “Apa sih yang kamu ingin tanyakan kepada calon pada saat proses pranikah yang mungkin sungkan ditanyakan tetapi penting?“ dan seperti biasa respon dari ask me tersebut memberikan banyak sekali pencerahan.
Berikut beberapa hal-hal yang perlu ditanyakan menurut followers Masgun beserta tanggapannya:
Visi hidup dan rencana setelah menikah? (Make sure. Jangan sampai tidak ditanyakan)
Apa yang dilakukan jikalau marah? Pernah sampai mengekspresikan dengan kekerasan fisik? (Sifat temperamental, mudah marah, dsb perlu divalidasi di lingkungan dan pertemanan dia selama ini. Bagaimana dia jika ada masalah, dsb. Teman-teman terdekat di lingkarannya yang paling melihatnya. Potensi KDRT-nya besar jika kamu tidak bisa mengenali dan mencari data valid soal ini)
Bersediakah setelah menikah tinggal dekat dan atau bersama orang tua saya? (Ini cukup sensitif, tidak mudah bagi seorang menantu untuk beradaptasi tinggal serumah dengan mertua. Jika calonmu mengatakan bersedia, menjadi wajib bagimu untuk membantu dan membuatnya nyaman di rumah orang tuamu. Jika tidak bersedia, tidak perlu memaksa. Cari yang lain)
Orang tua berbeda ormas, bagaimana? (Termasuk berbeda soal lainnya, contoh: beda organisasi keislaman, beda budaya, beda cara pandang soal sesuatu. Ada keluarga-keluarga yang menganggap hal-hal seperti itu sebagai syarat mutlak. Ada juga keluarga yang terbuka terhadap perbedaan seperti itu. Jika tidak bisa diterima oleh keluargamu. Tidak perlu memaksakan. Menikah urusannya panjang, kalian tidak hanya hidup berdua)
Sex life. Banyak sekali kasus tiba-tiba suami didiagnosis HIV positif kemudian yang terkena imbas adalah keluarga. (Ini bisa jadi pertanyaan tabu tetapi penting. Ada yang menjadikannya hal penting, contoh: keperawanan atau keperjakaan, ada juga yang tidak. Jadi, jika sex life ini penting bagimu. Tanyakan. Lebih berat menanggung risikonya daripada beratnya bertanya)
Saya ingin bekerja walaupun sudah menikah. Bagaimana? Boleh? (Ini menjadi case di kalangan perempuan, ingin bekerja setelah menikah. Jika itu penting bagimu, tanyakan. Tidak sevisi. Cukup sampai di sini. Cari yang lain. Karena itu juga akan melihat soal mindset. Perkara nanti kamu ketika menikah akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga, itu juga keputusan sadarmu. Bukan karena disuruh dan terpaksa)
Uang yang kamu dapatkan dari mana saja? Uangnya mengalir ke mana saja? (Ini penting sekali, serupiah pun jangan sampai lolos. Karena ini untuk menjaga harta yang ada dalam keluarga itu benar-benar halal dan berkah. Sekaligus untuk menghitung zakatnya. Jika sudah sampai haul/nisabnya)
Jika saya ternyata tidak kunjung memberikan keturunan, apakah akan menikah lagi atau akan bersabar? (Ini juga pertanyaan sejenis, contoh: laki-laki atau perempuan tidak subur karena kondisi atau sakit tertentu sehingga tidak memungkinkan memiliki anak dalam pernikahan. Hal seperti ini, harusnya tidak hanya ditanyakan kepada pasangan tetapi bagaimana pendapat kedua orang tuanya. Karena bisa jadi ybs tidak mempermasalahkan tetapi tidak dengan orang tuanya)
Pernah HS (having sex) atau tidak? (Hal-hal seperti ini, mungkin ada yang terbuka dan ada yang tidak. Karena bisa jadi jika batal proses pra pernikahannya, kamu jadi tahu rahasianya. Jadi, sepakati sejak awal bahwa di proses pranikah akan terbuka. Karena bagimu ini penting, jika dia tidak bersedia. Ya sudah lebih baik berhenti sebelum lebih jauh sampai kamu mengetahui rahasianya, kecuali dia memang bersedia secara pribadi ingin mengatakannya di awal bahkan sebelum proses lebih dalam. Karena dia memiliki pandangan bahwa itu adalah pintu masuknya. Kita belajar bahwa aib yang Allah tutupi jangan sampai dibuka kembali jika ybs sudah bertobat. Jika kamu merasa perkara HS ini penting, make sure bahwa dia memiliki pandangan yang sama bahwa hal tersebut penting untuk diketahui sebelum menikah. Nanti berlanjut ke persoalan kesehatan reproduksi)
Gaji Pasangan. Ingin sekali menanyakan tetapi bingung memulainya. (Tinggal tanya, gajimu berapa dan bagaimana mengalokasikannya selama ini? Lalu rencana ke depan dengan pendapatan tersebut setelah berumah tangga. Jangan pertaruhkan hal-hal yang besar untuk perkara-perkara ketakutan-ketakutan yang kecil. Pernikahan itu hal yang sangat besar, bertanya dalam proses itu hal yang masih sangat kecil risikonya dibanding dengan menjalani pernikahan itu sendiri)
Apakah keluargamu memiliki utang? Apa saja janji-janjimu terhadap orang tuamu? (Insightfull, apa saja janji-janjimu kepada orang tua? Jawabannya akan sangat penting buat jadi pertanyaan ke diri sendiri, apakah saya bersedia membantu mewujudkan janji-janji tersebut atau tidak?)
Jika saya memiliki prinsip menghindari utang riba tetapi kamu justru kerja di bagian pencari nasabah, lalu bagaimana? (Ini prinsip-prinsip bermuamalah. Ini juga bisa direfleksikan ke hal-hal serupa yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dalam menjalankan agama. Jika bagimu penting dan tidak ada toleransi. Seharusnya tidak ada ruang untuknya. Jika masih ada ruang, berarti itu dorongan hawa nafsu)
Kesehatan. Minta tes kesehatan sebelum nikah terutama tes HIV. (Medcheck. Jika kamu meminta dia medcheck, kamu juga harus. Jika ini penting bagimu, lakukanlah. Hal ini lebih banyak manfaatnya untuk kehidupan pernikahan ke depan. Jika kemudian hasilnya diketahui ada penyakit bawaan di diri calon. Kamu harus siap untuk mengambil keputusan. Jangan menikah karena kasihan, sungkan dan takut omongan orang)
Utang atau tanggungan keluarga saya masih ada. Kamu siap menerima atau tidak? (Saya menekankan kepada teman-teman jika tahu kondisi keluarga soal utang, dsb lebih baik dikomunikasikan. Sebab, utang itu diwariskan. Ekstremnya, jika orang tua tiba-tiba meninggal dan masih ada utang maka anak-anaknya lah yang harus melunasi utangnya. Apalagi jika kondisimu saat ini masih bekerja dan berjuang melunasi utang orang tua)
Pola asuh anak. Apakah nanti akan terlibat dalam pengasuhan atau fokus bekerja? Seperti apa pola asuhnya? (Pandangan soal pola pengasuhan ini juga penting. Jangan sampai ‘kecele’. Cek tidak hanya ke dia tetapi juga keluarganya. Jangan sampai kamu pro-vaks dan baru tahu setelah menikah jika pasanganmu itu anti-vaks. Bisa perang dingin di dalam keluarga. Dan pola-pola pengasuhan lainnya)
Nanti kerjanya bagaimana? Apa masih berbeda kota juga? Karena saya juga berat melepas karir saya sekarang. (Jika pada masa perkenalan sudah tahu career path-nya berbeda dan teguh terhadap keinginan masing-masing. Memang lebih baik tidak usah dilanjutkan. Karena itu adalah misi, caramu menjalankan visi besar yang mungkin kamu sendiri tidak bisa menjelaskannya dengan baik. Apalagi jika pekerjaan tersebut memiliki urgensi besar untuk tetap kamu miliki seperti karena kamu harus membantu keluarga, dsb)
Siap dengan Mama saya yang selalu mengukur segalanya dari uang? (Kita mungkin bisa menerimanya, tetapi tidak bisa menerima orang tuanya atau juga sebaliknya. Dia bisa menerima kita dan orang tua kita tetapi kita sendiri tidak yakin apakah nanti hubungan antar keluarga (orang tua x orang tua) bisa baik. Jika ini penting untuk ditanyakan, tanyakan. Jika ini penting untuk dikatakan, katakan. Karena bisa jadi rumah tangga itu oleng bukan karena kitanya tidak siap menikah dsb tetapi karena intervensi orang-orang terdekat kita sendiri)
Izin poligami karena kerja di luar kota. Saya jawab silakan tetapi bukan dengan saya. (Saya tidak kontra dengan poligami, karena itu ada dalam agama yang saya imani. Yang jelas S&K-nya berlaku. Jika kamu merasa tidak bisa memenuhi S&K-nya tersebut, tidak usah diambil)
Kenapa kamu mudah sekali berutang (uang) demi mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan? (Watak atau kebiasaan bisa ditanyakan. Apalagi jika hal tersebut adalah sesuatu yang tidak se-value dengan diri sendiri. Jika masih tetap tidak menemukan jalan tengah, berbeda pandangan yang artinya sama juga dengan berbeda value. Pernikahanmu jauh lebih berharga daripada orang tersebut)
Jika saya ada masalah dengan Ibunya bagaimana cara dia mendamaikan kami? (Insightfull, bagaimana cara calon mengatasi masalah-masalah yang akan timbul antara kita dengan orang tuanya?)
“Pernikahan itu hal yang sangat besar, bertanya dalam proses itu hal yang masih sangat kecil risikonya dibanding dengan menjalani pernikahan itu sendiri.”
… karena lebih baik gagal dalam proses ketimbang gagal setelah menjalani pernikahan.
“Membangun visi dan misi keluarga itu berangkat dari memilih pasangan hidup.” - Istri Masgun
Lebih utama jadilah sebaik-baiknya dirimu; sebelum mencari atau ditemukan.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Libatkan Allah Subhanahu Wata’ala selalu di dalam prosesnya. Lalu niatkan menikah karena ibadah.
“Jika dulu niatnya menikah karena terlanjur suka, suruhan orang tua, faktor umur, ekonomi, keadaan dan situasi, semua ini harus diubah niatnya. Diubah niatnya memang karena ibadah. Ingin mengerjakan karena perintah Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya. Dan betul-betul jika diniatkan ibadah, semua kejenuhan, perasaan-perasaan yang terbebani karena adanya karakter pasangan, beban-beban kewajiban seperti nafkah bagi laki-laki, melayani ekstra dari perempuan ke suaminya, ini akan jadi ringan.” - Ust. Khalid Basalamah.
Sehingga pernikahanmu senantiasa dilimpahkan keberkahan dan menjadi keluarga sehidup sesurga.  Aamiin.
4K notes · View notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Tumblr media
Terima kasih ya "aku" sudah bertahan sampai detik ini. Aku tahu swlama ini kamu merindukan sosok yang bisa menjadi tempat cerita, tempat berbagi untukmu. Tapi hingga detik ini Allah belum merestuinya. Temanmu mungkin banyak, tapi perlahan dan pasti satu persatu pergi. Pergi dengan dunianya masing-masing. Tanpa peduli kamu (lagi) atau memang sebenarnya tidak pernah peduli dan hanya pura-pura peduli.
Sampai detik ini belum pernah ada sahabat atay temanku yang aku percayai bisa menjadi pendengar yang baik untukku. Seringnya memang aku yang jadi pendengar. Hahah. Ternyata memang benar. Seseorang yang mempunyai kisah hidup yang rumit yang hanya bisa menjadi pendengar yang baik. Dan sebenarnya pendengar yang baik itu adalah mereka-mereka yang masalah hidupnya lebih besar. Tapi mereka lebih memilih bungkam, memendamnya sendiri. Berusaha tersenyum dihadapan semua orang seakan semuanya baik-baik saja. Tepuk tangan untuk kita semua yang hingga detik ini terus berpura-pura.
Kamu gak sekuat itu, heiii sadar! Gak papa jika kamu ingin menangis. Gak papa orang mau bilang kamu cengeng atau yang lainnya. Mereka gak merasakan apa yang kamu rasakan. Kamu berhak merasakan senag, sedih, kecewa atas semua yang terjadi. Tapi setelah itu Ikhlaskan semua. Terima semua takdirNya. Kamu pasti bisa ok.
0 notes
siti-herlinaa · 3 years ago
Text
Kalau Memang Ia
Rasa khawatir itu bergandengan erat dengan harapan, tak kala doa-doa itu terucap dalam hati. Segala sesuatu membuat pikiranku ke mana-mana, ketidakpastian yang ingin segera kutemukan jawabannya. Hari menghitung hari, menunggumu datang beserta dengan niat dan tindakan yang sesuai. 
Aku tak pernah sekhawatir ini dalam berdoa, sekaligus tak pernah seberharap ini. Biar tak ada keraguan dan penyesalan di kemudian hari, aku selalu berusaha untuk membuat pikiranku lebih jernih. Bahwa, semua kemungkinan itu mungkin untuk terjadi dan aku harus bersiap.
Kalau memang ia, mudahkanlah jalannya. Kalau ada hambatan, kuatkanlah dirinya. Kalau ada godaan, pandulah ia tetap pada niatnya. Doaku sederhana, semoga kamu tak tersesat ketika datang kepadaku. ©kurniawanguandi
2K notes · View notes
siti-herlinaa · 4 years ago
Text
Aku pamit, nyatanya kamu terlalu bercanda
1 note · View note
siti-herlinaa · 4 years ago
Text
Tumblr media
Pak, sekarang bapak udah gak rasain sakit lagi. Maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk bapak😭
0 notes
siti-herlinaa · 4 years ago
Text
Selesaikan dulu masalah diri sediri dan prioritas sebelum menikah. Sebab prioritasmu nanti akan bergeser atau bahkan berubah. Tidak lagi memprioritaskan teman dan main, atau tidak lagi mengutamakan asiknya hiburan dunia. Sebab ada rencana yang harus mulai dijalankan, dan ada target yang harus dicapai bersama. Tidak semudah membaca tulisan ini, kelak kamu akan berperang dengan kebiasaan dan keinginan hati soal prioritas. Jika sudah mau melangkah, selesaikan dulu dan siapkan hati untuk merubah arah prioritas.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
siti-herlinaa · 4 years ago
Text
Tumblr media
Semoga aku adalah rumah bagimu😘
0 notes
siti-herlinaa · 4 years ago
Text
“Kekhawatiran kita kadang melebihi takdir, kita sudah ketakutan pada hal-hal yang belum terjadi. Padahal, harusnya kita lebih takut pada hal-hal yang sudah terjadi karena kita akan diganjar atas apa-apa yang sudah kita perbuat, bukan apa yang belum kita lakukan.”
— ©kurniawangunadi
3K notes · View notes