Tumgik
sinarpagi · 1 month
Text
Mengunjungi Ruang Angkasa
di luar angkasa tidak ada siapa-siapa tidak ada yang bilang kalau saya harus berakhir bica sendiri dengan kemungkinan tidak pernah pulang ke bumi
saya tidak bisa kirim foto untuk ibu, ayah, atau adik semuanya beterbangan debu, saya, saya yang menjadi debu
di luar angkasa tidak ada apa-apa semua dimulai dari nol dan dalam satu kali itu: saya tau banyak yang belum pernah kita pikirkan untuk siapkan.
0 notes
sinarpagi · 1 month
Text
tadi malam kamu berkunjung ke mimpi saya
di sana, kamu bilang kamu memaafkan saya. buat apa? kamu bilang: kamu mau memaafkan saya yang nggak akan pernah bisa memanafkan kamu
gila gila
kamu bahkan nggak berusaha meminta maaf dalam peta relasi kuasa,  bahkan ekstraktor bumi aja nggak pernah kepikiran sejauh itu
di antara lubang-lubang yang ditinggalkan pertambangan gagal dan lumpur sia-sia hasil salah gali: raga saya diam begitu saja, hangat dan belum kaku: menangis sampai dada saya sesak dan saya mau gak mau duduk tapi kamu masih belum minta maaf
bahkan di dalam mimpi saya kamu diam delapan jam tertimpa kokok ayam: kamu bilang kamu memaafkan saya.
22:22
0 notes
sinarpagi · 2 months
Text
menjadi tuhan kecil
Dipuja dan disembah, pada malam-malam ketika kehabisan keputusan: doa yang tidak bisa dipahami sesiapa akan keluar, menjadi bahasa roh baru dari dunia yang fana.
Mencipta surga dari tuhan yang tidak pernah kita akui, mengampun dosa dan berlutut—
(tuhan kecil mencipta mujizat: sembuh kecil dari gila menahun, bertahan tiga malam lantas kambuh lagi berkali lipat: tapi umat tunggal tidak akan berpindah sebab)
dalam dosis kecil ketuhanan dari kekal yang tidak pernah ada dan kitab yang tidak pernah tamat ditulis: tuhan kecil mengizinkan untuk disembah diam-diam.
dan sesekali: ia mengampuni terang-terangan.
1 note · View note
sinarpagi · 2 months
Text
Mungkin manusia diciptakan linear dengan cita-cita Tuhan: bekerja delapan jam lantas menghabiskan sore digigit nyamuk, dan terlelap. Lantas membicarakan kira-kira apa jadinya dunia tanpa manusia. Bukan menjaga dunia 24 jam sehari selama ribuan tahun
Di hari ketika dunia mau koleps dan semua orang mencuri dan membunuh, satu manusia malah fokus muntah-muntah terlalu sibuk patah hati karena kisah cinta yang nggak bertahan delapan minggu: tapi Tuhan harus terus menjaga dunia
Mungkin menjadi manusia adalah cita-cita kehidupan paling ideal: hanya satu debu kecil di alam semesta yang sibuk menjadi pusat dunia
1 note · View note
sinarpagi · 4 months
Text
anakku akan kuberi nama jenis bunga
mawar, melati, alamanda— aku membayangkan dia jadi pribadi periang dan selalu wangi selepas mandi sore. bukan cuma bedak, tapi kembang seperti namanya. lantas anak itu akan aku sekolahkan ke sekolah —sekolah bagus? sekolah bagus? dari uang yang tidak ada, dari inflasi yang menggila, dari gaji yang tidak akan pernah menang melawan kebutuhan. lantas anakku akan digagalkan sistem, menjadi ala kadarnya, dan berakhir di bangsal jiwa bersama cita-citanya yang tidak pernah ia tega sebutkan.
anakku akan kuberi nama jenis bunga: di atas pusaranya, dirinya sendiri runtuh, disebar, lantas layu menjadi sampah organik.  anakku akan kuberi nama jenis bunga: disiram sesekali dengan air mawar murah. 
0 notes
sinarpagi · 4 months
Text
dicari rumah kontrakan
muat dua orang—yang satu perempuan dewasa dengan fisik asli, satunya hanya jiwa tanpa raga yang sesekali diajak bicara; tidak banjir, dekat kantor, kamar mandi dalam dengan kondisi bersih, kalau ada AC bagus—kalau tidak ya simulasi neraka, diutamakan tidak ada perabotan—ada terlalu banyak ruang penuh di kepala, yang satu ini mau ditata ulang dari awal. 
ah, dibayar bulanan: belum tentu bulan depan masih punya pekerjaan.
0 notes
sinarpagi · 5 months
Text
dia mencium wajah perempuan itu membiarkan rindunya bergerak tergesa-gesa dan khawatirnya mengalir tanpa dicegah padahal buat orang hal itu biasa; tapi dari semua pertanyaan dan tanda: siapa yang bisa memberi batasan atas hal yang kita tidak mau rasa?
1 note · View note
sinarpagi · 5 months
Text
jika mencintaimu adalah dosa besar, maka setiap minggu aku akan memohon pengampunan dosa pada tuhan sambil mengetahui kalau besok akan aku ulangi
2 notes · View notes
sinarpagi · 5 months
Text
(20/11) saya mau kamu merasa haus, lapar, bingung, dan kepanasan karena sentuhan saya karena ada di jarak pandang saya karena ada dalam lingkup kurang dari dua meter dari badan saya
saya mau kamu merasa gak punya opsi selain melemah dan mau isi kepala kamu cuma menghubungi saya jam dua pagi jam sepuluh pagi jam setengah empat pagi ketika matahari belum ada dan orang-orang bersiap ngaji
saya mau!! kamu!! nganggep saya!! mujizat!!!
0 notes
sinarpagi · 5 months
Text
(20/11)
makan snek ada smashed ubi dikasih gula merah, ketan dengan ayam gendut-gendut (not in body shaming way), dan es dari tepung diberi pandan
sudah dua jam mendekati makan siang sudah empat jam melewati makan siang waktu tepat buat makan snek
katanya banyak makan snek bikin gendut tapi nanti kalau gendut kita pikirkan lagi (mungkin ini in body shaming way, tapi mau gimana lagi? apa media pernah mengizinkan perempuan merasa nyaman? apa masyarakat pernah membiarkan perempuan menikmati sedikit gula? kalau terlalu bahagia nanti perempuan tidak mau menikah, kalau terlalu bahagia perempuan tidak bisa diatur—aaaaaaaaakh) sekarang!! fokus!! makan snek enak sekali!!
0 notes
sinarpagi · 5 months
Text
(17/11)
wajah kamu membeku di layar sama seperti umur kamu yang berhenti dirayakan lagu baru berulang tapi suara kamu tidak akan pernah terdengar kita semua bergerak; —kita semua sayangnya harus bergerak cerita yang kita kira nggak bisa kita bahas ternyata hari ini didengar lagi tapi dibanding itu semua: saya berharap kita baik-baik saja —mana bisa?
1 note · View note
sinarpagi · 5 months
Text
Tumblr media
6K notes · View notes
sinarpagi · 5 months
Text
bagaimana kalau siapa diri kita sebenarnya bukan siapa yang kita tunjukkan ketika marah pada orang jahat atau menyayangi saudara seayah? tapi malah siapa kekejaman yang tidak pernah kita bisa hentikan terhadap raga; pikiran sendiri.
kamu korban paling besar dari ketidakpercayaanmu, hasil paling terlihat dari kekhawatiran tanpa sebab dan usaha yang selalu hampir dan tidak pernah sampai
rumah dari semua dosa pribadi yang menolak kamu ampuni—kamu gendong di punggung lelah sampai kamu tidak sadar selalu membungkuk
menjadi tangisan yang kamu tutup dengan sesak menjelang kumandang azan subuh, menjadi doa yang kamu ulang selama delapan tahun tanpa pernah kamu lihat ujungnya sendiri
bagaimana kalau sebenarnya: tidak ada yang melukai kamu sebesar diri kamu sendiri? 
0 notes
sinarpagi · 5 months
Text
aku selalu kira aku menghabiskan ratusan hari menangisi kamu, kenapa aku ngga akan cukup buat jadi alasan kamu hidup seperti kamu yang selalu sama kuatnya dengan tongkat musa di kepalaku—sekelompok manusia dari firaun di dalam kepala sendiri? tapi ternyata dari awal itu bukan harus kamu tapi kebetulan kamu. kebetulan semua yang meminta aku bernyawa, yang mengikat kakiku dengan tali murah sementara sisanya mempertanyakan kemampuan lompat ke jurang—semuanya kebetulan kamu. cerita ini mungkin akan berbeda jika tokohnya lain. aku berharap itu akan kamu yang lebih baik, dan kamu—aku ngga tau siapa yang kamu harapkan bisa ada di dunia lebih lama. di antara itu semua: aku menulis jurnal. membuat garis baru hitungan hari yang sudah habis menangisi kamu: imaji dan figur kamu yang sibuk aku gambar sendiri
0 notes
sinarpagi · 5 months
Text
lantas harus aku apakan semua informasi ini? kamu sudah nggak di sini dan semuanya cuma bisa aku bicarakan padamu. semua yang kamu suka dan nggak suka, amarah kamu yang kamu selalu rasa nggak masuk akal, hal yang kamu suka tanpa sengaja karena kamu temukan di satu sore, diskusi super panjang yang ternyata malah berakhir dengan kesimpulan yang baru terpikir lima belas detik sebelum azan subuh, hal yang kamu rasakan setelah teman kamu pulang dan kamu sendirian lagi, kekhawatiran yang kamu selalu rahasiakan tapi jelas-jelas bikin kamu minimal dua kali sebulan memikirkan untuk konseling
harus aku apakan ini semua? kamu sudah tidak di sini lagi dan wangi kamu sudah tidak aku kenali lagi. kontak kamu bagai jebakan musuh yang harus kita hindari; kita—kita? aku. jam dua pagi kamu kesepian dan aku mau mati, akhirnya aku makan roti lagi. karena cuma itu yang masuk akal. besok aku menyesal lagi karena kalori karbo yang satu ini harusnya ngga ada. tapi apa bedanya? teman-temanku juga bilang aku harusnya menyesal mengenal kamu. tapi semua yang terjadi di masa lalu: ya memang harus dipertahankan di sana saja.
0 notes
sinarpagi · 5 months
Text
kita selamat dari kematian lagi kita sayangnya selamat dari kematian lagi meninggalkan barang-barang berharga dan kenangan yang nggak akan bisa digantikan uang kita menyelamatkan diri dengan nyawa ke-13 kepercayaan orang jaman dulu salah: kita semua ternyata punya lebih dari satu nyawa lompat, tergilas, terbakar— besoknya kita tetap harus bangun dan mandi pagi lagi; berangkat bekerja dan mungkin kali ini:
nyawa ke-14 tidak pernah ada tanpa perlu membawa ingatan kalau dalam 13 nyawa sebelumnya kita harus bangun meski hangus, benyek, dan jadi kura-kura berkaki 17.
tapi di ujung nyawa 13,45 bukankah kamu yang memilih diam tidak melanjutkan khawatir karena malah ada pertanyaan baru: bagaimana kalau kita ternyata tidak berakhir di surga yang diceritakan orang-orang?
lantas di kematian ke-14 kamu memilih tergilas & bangkit lagi. bangun jam delapan dan berangkat bekerja lagi. seperti biasa—seperti biasa.
0 notes
sinarpagi · 5 months
Text
tiba-tiba saya 15 tahun lagi jatuh cinta dengan bingung, gugup, dan penasaran tiba-tiba saya 15 tahun lagi memimpikan dunia masa depan yang saya bahkan gatau bentuknya tiba-tiba saya 15 tahun lagi warna-warni jatuh lagi merah, kuning, jingga; pecah menjadi satu dan menjadi musik pagi yang membangunkan dunia
0 notes