Indonesian. Green-Black. Procrastinator. Soliter. Arachnophobia but Animal lover. Random things. Surah Ta-Ha ayat 14.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
⚠️ DIBUANG SAYANG ⚠️
Video apresiasi diri sendiri yang tetap konsisten olahraga, memasuki bulan ke-11. Ini reaksi gembira gue waktu melihat otot gue yang mulai jadi. Happy tears~
0 notes
Text
"I almost can't remember his face. Those eyes that always haunt me, it slowly fade away. I wish i have something that can help myself to keep his visual."
- April 2024, when the rain is pouring down..
0 notes
Text
0 notes
Text
🔆 GYM IS MY THERAPY 🔆
Stories of my workout experiences. Sad story edition.
"ACCISMUS".
"Gym crush."
Hampir semua orang familiar dengan istilah "Gym Crush", khususnya bagi barisan para gymrat. Sebutan satu itu banyak ditemukan di unggahan terkait dunia gym. Dan mungkin menjadi salah satu tema yang sering dibahas bagi para member.
Tak ketinggalan diri gue sendiri. Haha!!
Gue gak pernah kepikiran kalau gue bakal punya gym crush karena sedari awal niat gue olahraga buat menata isi kepala gue yang carut-marut. Ya walaupun gue akui ketika fase "panas" bersama gym crush itu menyenangkan dan menambah semangat olahraga. Tapi itu kan kalo pas enaknya doang, yakan..
Dengan dimulainya operasional cabang baru tempat gue nge-gym Agustus tahun lalu jadi berita bagus. Karena tempat ini menang banyak dari segi jarak. Deket banget dari rumah, dibanding cabang sebelumnya tempat gue daftar pertama kali. Even, gue bisa PP jalan kaki pas libur.
Tapi siapa sangka, dengan munculnya tempat baru ini akan jadi tempat gue merasakan patah hati (lagi).
Awalnya gue gak pernah notice keberadaan orang ini. Yaudah aja gitu. Mungkin karena saking rajinnya gue olahraga, kami jadi sering ketemu. Paling gak, jadi kenal muka. Karena sampai detik ini gue gak pernah kenal dia in person sih. Dia pelatih, gue member. Tapi dia bukan PT gue, gue cuma tau kalau dia pelatih disini.
Entah kapan tepatnya, ngeliat dia berulang kali lama-kelamaan jadi muncul rasa tertarik. Gue gatau kalau dari sisi dia gimana. Satu hal yang gue tau banget, gue punya moment tersendiri sama orang ini.
Ada masanya dimana jadwal kami barengan. Senin pagi, gue olahraga dan dia ngajar kliennya. Di ruangan yang masih sepi, kami jadi saling sadar keberadaaan satu sama lain. Dan ada waktu dimana kami saling making eye contact. Intens. Untuk pertama kalinya gue berani kontak mata sama orang selama itu. Kalau dipikir lagi, mungkin disini ya cikal bakal gue tertarik sama dia. Sampe gue sadar orang ini punya mata yang bagus.
Terus, posisi berdiri yang sengaja kami atur sedemikian rupa cuma untuk bisa saling liat. Baik dari jarak dekat maupun jauh. Memanfaatkan segala kesempatan dalam kesempitan yang ada cuma untuk bisa berdekatan. Iya gue tau, kayak ABG banget. Tapi kan fase itu selalu ada.
Tapi ya itu, sebatas itu doang. Karena gak ada satu pun dari kami yang bertindak.
Sampai kami tiba di fase dia sengaja berdiri dekat gue. Gak ngapa-ngapain. Entah untuk apa tapi gue gak peduli apa alasannya. Gue tau itu kesempatan bagus untuk bikin interaksi yang lebih dekat. TAPI GUE GAK NGELAKUIN ITU, karena kebiasaan gue. Kalau gue gugup pasti diem. Gue menunjukkan gesture tidak tertarik. Dan gue pikir ini titik awal dia berhenti untuk berkontak mata lagi sama gue.
Singkat cerita, gue tau dia pingin pindah tempat kerja. Ini gue denger waktu dia ngobrol sama kliennya. Bak cerita FTV, sekali seumur hidup gue pengen jadi orang pertama yang kasih first move sama orang. Nurunin gengsi gue yang super duper tinggi. Dengan sengaja "menjatuhkan" harga diri yang selama ini gue pertahanin. Untuk pertama kalinya gue berani ngajak ngobrol dia dengan modus minta diajarin form gerakan. Tapi misi gue ini juga gak berhasil. Mungkin dia sibuk ya, kliennya antri. Gue yang udah nungguin lama gak sempet juga diajarin dia. Dan berakhir gue tinggal pulang.
Selang beberapa hari, gue sengaja olahraga di tempat lain. Dengan harapan biar lupa dan fokus sama olahraga gue. Sampai suatu hari gue balik lagi kesana tapi gue gak liat dia. Gue cek di aplikasi, nama dia sudah hilang dari deretan para pelatih yang aktif di tempat gue nge-gym ini. Dan inilah moment gue tau gue gak akan pernah liat dia lagi.
Siapa sangka ya, tempat pelarian teraman gue selama ini sudah berubah menjadi tempat yang paling enggan gue kunjungin.
Harusnya gak begini. Disaat gym jadi tempat pelarian orang-orang yang patah hati. Kalau justru sumber patah hatinya itu di tempat gym, gue kudu lari kemana lagi?! Gue sudah salah sedari awal.
Sebagai orang yang sudah berkali-kali ngalamin patah hati tentu saja gue tau moment ini kudu dilewatin. Karena seiring berjalannya waktu pasti sakitnya hilang juga. Suatu hari gue juga akan punya crush baru dan lupa sama crush lama. Tapi sampe hari itu tiba, gue harus menikmati patah hati ini dulu.. Haha!!
Nge-gym gak melulu menyenangkan.
1 note
·
View note
Text
🔆 GYM IS MY THERAPY 🔆
WELL, THIS IS THE FIRST STORY OF MY WORKOUT EXPERIENCES IN ALMOST 10 MONTHS I DO MY WORKOUT SESSION.
Pepatah "Benci Jadi Cinta" sepertinya berlaku antara gue dan gym.
Instagram stories gue mulai didominasi oleh update foto dan/atau video terkait aktivitas gue di gym. Gue suka banget unggah kegiatan olahraga gue itu disamping unggahan random gue lainnya, yang biasa soal jajanan atau dunia perkucingan. Notabene ritual rutin medsos gue.
Kenapa sih gue mulai seneng nge-gym?
Gue mulai aktif fitnes pada Mei 2023 lalu. Ibarat jilat ludah sendiri. Dulu, gue selalu beranggapan orang-orang yang pergi ke pusat sasana kebugaran cuma untuk keren-kerenan aja.
Si paling sehat!!
Kata gue dulu. Maka, melekatlah dogma negatif di diri mereka-mereka yang hobi bulak-balik nge-gym itu.
Itu masa-masa dimana gue belum kenal olahraga angkat beban para gymrat. Era dimana gue belum tau manfaat olahraga angkat beban. Sosok Ade Rai (apalagi Arnold Schwarzenegger) belum nyantol di kepala gue. Justru dulu malah geuleuh ngeliat bentuk tubuh mereka. Sekarang, penjelasan soal form gerakan dari Ade Rai selalu gue simak demi mencapai goals gue. Hahaha..
Angkat beban itu investasi jangka panjang. Biar masa tua kita gak lemah dan bungkuk. Klise ya. Tapi bukan itu alasan utama gue rajin nge-gym. Meski memang investasi jangka panjang masuk daftar alasan gue konsisten olahraga tapi itu diurutan kesekian. Trus alasan utamanya apa? Nanti kita bahas di artikel tersendiri ya..
Entah angin apa yang bikin gue tersirat ingin nyoba nge-gym. Sekali seumur hidup pengen punya body bagus, pikir gue awal-awal. Daftarlah gue, pakai jasa personal trainer. Lanjut baca artikel, nonton video coach dari dalam dan luar negeri, uji coba form gerakan dan mencoba latih diri konsisten olahraganya. Gak pernah skip!!
Jangan tanya gimana gue bisa ya, karena beratnya luar biasa. Apalagi buat gue yang moody-an dan bosenan ini. Tiga bulan pertama adalah masa terberat gue. Luar biasa malas!! Tapi gue paksain diri buat tetap nongolin muka di tempat gym. Setelah diusut ternyata gue menemukan kecocokan sama olahraga angkat beban. Datang, pake headset, dan mulai olahraga itu gue banget. Di tempat gym gue jadi untouchable. Ketika headset terpasang, itulah tanda gue sudah tidak bisa diganggu. Hahaha..
Trus kiranya sampai kapan gue jadi member gym gini? Gak tau. Rasa capek memang masih suka muncul. Mending gak usah dipikir kali ya sampai kapan gue bisa konsisten olahraga. Nikmatin aja prosesnya selagi gue masih bisa menikmati.
Pan-kapan gue cerita lagi soal aktivitas gym gue ini. Caobela!!
0 notes
Text
PAHLAWAN DITENGAH PANDEMI, KATANYA.
Repost from Facebook August 22, 2020
Semakin kesini, semakin penyematan pahlawan ditengah pandemi bukan hanya tenaga medis.
Ada dokter yang belakangan terlihat pergi liburan. Ya memang, dia menjalankan protokol kesehatan. Dan dia bukan dokter yang bersinggungan langsung dengan pasien Covid19. Tapi kan tetap saja dia dokter. Orang yang melihat unggahan dia, tidak akan sejauh itu berpikir dia dokter apa. Selama orang melihat, dokter tersebut pergi liburan, berarti tidak masalah. Toh protokol kesehatan dijalankan.
Sampai sini oke.
Tapi masalahnya, aktivitas yang dilakukan si dokter tidak ada tingkat urgensinya. Bertanggung jawablah terhadap profesinya. Walaupun bukan dokter yang menangani pasien Covid19. Tapi tetap saja ia tenaga medis yang notabene menjadi contoh utama yang menjalankan gerakan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan Masker, Menjaga jarak). Ditambah dengan tetap di rumah jika tidak ada urusan mendesak.
Pihak yang beresiko tinggi terhadap virus Corona kedua adalah jurnalis. Yang seharusnya menjadi guru kedua mematuhi aturan protokol kesehatan. Dilihat dari sosial media, jurnalis banyak diikuti publik. Gak sedikit kenalan jurnalis saya yang jumlah followersnya ribuan. Tapi sebagian dari mereka pun juga melakukan hal yang sama. Ada yang berkumpul sepedaan, liburan, pergi ke cafe dan mall. Ironisnya, kegiatan mereka diunggah ke media sosial.
Ketika bertugas kita menyampaikan himbauan tapi ketika tidak bertugas kita melanggar himbauan? Anggap 10 orang dari ribuan followers itu melihat unggahan tersebut kemudian membentuk pikiran bahwa keluar rumah ternyata tidak berbahaya. Bayangkan jika semua followersnya melihat unggahan tersebut. Followers yang tidak semuanya jurnalis. Yang tidak semuanya percaya keberadaan Covid.
Lagi-lagi aktivitas tersebut tidak ada tingkat urgensinya. Masih banyak olahraga yang bisa dikerjakan dari rumah. Masih ada hiburan yang bisa dikerjakan dari rumah. Sepenting apa duduk-duduk cantik di kafe atau jalan-jalan ke mall, atas dasar memenuhi rasa bosan? Saya bilang orang seperti itu sangat egois.
Karena di lain tempat saya menemukan teman saya ngomel-ngomel soal orang yang dengan entengnya meluangkan waktu nongkrong-nongkrong cantik sedangkan teman saya ini, dari awal pandemi, tidak main keluar rumah demi menjaga keselamatan diri dan lingkungannya. Berdampak pula dengan usahanya. Ia marah karena merasa tidak adil bagi dia yang juga ingin jalan-jalan keluar rumah tapi harus memaksa dirinya untuk tetap di rumah.
Bagaimana dengan Pemerintah? Saya berat hati membahas tentang mereka. Kita semua bisa menilai sendiri. Kegiatan Pemerintah sangat bisa dipantau. Apalagi menjelang Pilkada akhir tahun nanti.
Dan lalu bagaimana dengan orang-orang yang bermasalah di rumah sehingga selama ini, keluar rumah adalah penyelamat bagi mereka? Untuk satu kasus ini saya tidak menemukan cara yang paling baik menanggulanginya, jadi saya lewati dulu. Semoga kita semua menemukan cara tanpa harus melalaikan aturan yang sudah ada.
Ya saya paham tidak semua. Kalau begitu, mari kita sebut mereka-mereka itu sebagai oknum.
Berkorbanlah sedikit. Pahami profesi yang digeluti akan berdampak seperti apa pada lingkungan. Latih diri untuk bisa tenggang rasa terhadap orang lain. Situasi sekarang memang mengharuskan kita semua (siapa pun) banyak-banyak berkorban demi keselamatan bersama, demi menurunkan tingkat penyebaran virus. Pandemi ini mau tidak mau, suka tidak suka, memang merubah semua kehidupan manusia.
Anjuran keluar rumah tetap dengan protokol kesehatan, ini ditujukan untuk kegiatan yang memang dibutuhkan. Misal, jurnalis yang diharuskan tetap bekerja, atau karyawan lain yang perusahaan tempatnya bekerja menganjurkan untuk bekerja atau kalau tidak terancam tidak akan dapat gaji. Pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan dasar. Tenaga medis yang harus siaga di RS demi merawat pasien Covid. Dan sejenisnya.
Bukannya malah melakukan kegiatan tidak penting lainnya asal selama menjalankan protokol kesehatan. Gak gitu. Pemahaman masyarakat soal ini sayangnya masih minim. Sedihnya lagi, aturan Pemerintah yang tidak tegas jadi masyarakat gagal paham.
Bagaimana dengan masyarakat kurang mampu yang berusaha bertahan hidup dengan berdagang diluar sana? Tidak ada yang salah. Tapi jangan jadikan validasi hanya karena mereka orang susah lantas diperbolehkan melakukan aktivitasnya dengan bebas. Masalahnya mereka taat aturan kesehatan, gak? Banyak pedagang di pasar yang menyepelekan protokol kesehatan. Bentuk kecil, tidak pakai masker. Buat saya itu tetap salah. Kerja ya kerja. Tapi aturan protokol kesehatan juga harus jalan.
Situasi kayak gini butuh kerja sama. Pemerintah sama masyarakatnya. Gak bisa satu pihak menuntut pihak yang lain untuk mengurusi masalah sampai tuntas. Apalagi pandemi ini pengalaman pertama buat semua.
Siapa pun punya kewajiban yang sama untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan. Punya kewajiban yang sama untuk meminimalisir penyebaran virus. Siapa pun.
Jadi sekarang, pahlawan ditengah pandemi ini adalah orang-orang (sekali lagi, siapa pun) yang masih bertahan dengan aturan kesehatan yang ada, menolong diri dan orang lain, berani melawan egonya sendiri demi mencegah tingginya tingkat penyebaran virus sehingga situasi bisa kembali pulih.
0 notes
Text
YUK, BACOT FILM YUK: ZE-ZOMBIE-AN DARI BUSAN
Repost from Facebook August 25, 2020
Pontennya berapa: Tidak seseru 'Train To Busan'/10. Titik.
0 notes
Text
YUK, BACOT FILM YUK: ANAK SEKOLAH, ANAK SETAN
Repost from Facebook August 27, 2020
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Baru kali ini gue nemu series Thailand yang beda. Genrenya sih misteri. Isinya menyindir sisi jahat manusia, dengan tokoh utama anak gadis yang bisa melakukan segala hal. Infonya, Nanno ini anak setan.
Tiap episodenya punya cerita sendiri-sendiri dan masing-masing episodenya tidak saling berkaitan. Tipe cerita yang satu kali episode langsung habis. Enak ditonton. Pemainnya juga bagus-bagus aktingnya. Pemeran utamanya juga mirip BCL versi Chinese versi anak sekolah. Karakternya gambar-able 🙈 gue coba gambar ah nanti..
Ciri khas Nanno adalah cara ketawanya yang menakutkan. Tapi buat gue lama-lama gengges~ 😓 Dan yang paling gue suka, di tiap episodenya, Nanno menjadi siswi di sekolah-sekolah yang berbeda. Otomatis seragamnya juga berganti tiap episode. Lucu-lucu seragamnya, lucu liatnya.
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Pontennya berapa: Tung Pang Rak Noy/10
0 notes
Text
#DodgeChallengerSRT
Naksir gara-gara video klip "Eels - Spectacular Girl".
0 notes
Text
YUK, BACOT FILM YUK: BETINA, PEMBUNUH PALING MEMATIKAN.
Repost from Facebook August 24, 2020
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Sudah lama gak liat penampilan Megan Fox di layar lebar. Tahun 2020, film terbarunya rilis dan dia berperan sebagai O'Hara, ketua tim tentara dalam misi menyelamatkan tawanan di Afrika. Tapi eh tapi musuh utamanya bukanlah sekelompok para penjahat melainkan singa betina yang handal melumpuhkan sebagian anggota O'hara (dan tentu saja anggota musuh juga). Demi menjaga bayi-bayinya, ceritanya.
Ceritanya sendiri standar emang, misi penyelamatan. Penampilan Megan Fox disini juga gak memukau banget tapi ya berhubung gue fans dia jadi ya gue tonton-tonton aja (apalagi ada mamalia karnivora suku Felidae, pokoknya segala sesuatu yang berbau kekucingan gue suka).
Gue gak tau ya tapi Megan Fox ini gak sebagus itu sih aktingnya. Gak ada film dia yang jadi favorit gue sejauh ini. Tapi gue suka dia karena dia cantik aja, matanya bagus walaupun make up-nya tebel. Di film "Rogue" ini pun juga terlihat sekali make up tebalnya padahal hidup dan mati tipis banget. Namanya juga film yang tokoh utamanya perempuan cantik ya..
Aksi singa betina juga full CGI. Ya iyalah, cari mati kali pake hewan asli. Singa Afrika cuy yang gedenya gak kira-kira. Tapi gak mengganggu banget sih. Tampilan akhirnya masih halus. CGI Hollywood kan emang gak maen-maen sih ya. Dan juga karena itu kucing besar jadi bakal gue belain. Yang protes gue bungkus pokoknya!!
Terlepas bagus atau enggak cerita atau akting pemainnya, pesen yang dibawa di film ini sebenernya besar banget. Khususnya untuk Afrika sendiri.
Iya, kayaknya film ini emang bentuk kampanye penolakan aksi berburu ilegal di Afrika. Karena faktanya, tahun 2019 ada lebih dari 12.000 ekor singa yang "diternak" di Afrika Selatan. Singa-singa itu berada dalam kondisi yang tragis sebelum akhirnya mereka dibunuh untuk kemudian diambil kulitnya, tulangnya, dan bagian tubuh lainnya juga dijadikan suplai pasar obat tradisional.
Bayi-bayi singa juga dikembang-biakan disana dan ditaruh di kebun binatang sampai tua kemudian ketika sudah tidak bisa "dipakai" mereka akan dikirim untuk selanjutnya dibantai atau dijadikan "canned" hunting (gue gak tau istilah bahasa Indonesianya apa). Seperti contoh gambar-gambar ini, pasti familiar. Sempet rame juga kok berita soal ini.
Penjelasan singkat soal canning hunt. Jadi, singa ditempatkan di area terbatas, kemudian pemburu memburu mereka (berakhir sebagai trofi/pajangan/karpet/sejenisnya). Kemungkinan singa bisa selamat menjadi kecil karena masalah area sedangkan kesempatan besar bagi para pemburu mendapatkan para singa. Pertarungan yang tidak adil. Singa diternak hanya untuk dijadikan buruan kayak gini. Manusia kejam banget emang. Hukum rimba mungkin berbicara lain sih.
Film ini gak apa-apa banget buat ditonton iseng-iseng tanpa tujuan mencari sensasi tertentu karena emang tidak meninggalkan kesan tertentu juga. Ini cuma menitik-beratkan kampanye terhadap singa-singa malang disana. Sama halnya kayak kampanye penolakan sirip ikan hiu. Sepenting itu.
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Pontennya berapa: Panjang umur kelestarian semua hewan/10.
0 notes
Text
YUK, BACOT FILM YUK: BINATANG-BINATANG MENUJU ALAM LIAR.
Seperti film "King Kong" dan "Mighty Joe Young", "The One And Only Ivan" juga menjadikan Gorilla sebagai tokoh utama. Ivan dan kawan-kawannya (gajah, burung, ayam, kelinci, anjing laut, anjing liar) ingin tinggal di alam liar, menyelesaikan pekerjaannya di pertunjukan sirkus.
Ini film ringan banget, film keluarga kok. Gak ada adegan kekerasan sama sekali. Dari awal sampai akhir menyuguhkan gambar binatang. Memuaskan jiwa para pecinta binatang. Animasinya bagus.
Uwuwuwu..
Latar belakang ceritanya akan gue tulis sama persis seperti di filmnya.
Terinspirasi dari kisah nyata. Ivan, gorilla lembah lahir tahun 1962 di Afrika Tengah, yang sedari kecil udah gak pernah lihat dunia luar lagi. Dia diselamatkan dari pemburu gelap di alam liar, kemudian dibawa ke Amerika dan tinggal dengan sebuah keluarga yang sayang sama dia.
Usia 3 tahun, Ivan dipindahkan ke Tacoma, Washington dan jadi bahan pertunjukan di pusat perbelanjaan dan tidak pergi keluar lagi selama 27 tahun. Disinilah Ivan belajar menggambar. Sampai tahun 1994, komunitas setempat berdemo untuk membebaskan Ivan ke habitat yang lebih baik. Mereka berhasil.
Ivan pindah ke Kebun Binatang Atlanta, sekali lagi menjadi bintang pertunjukkan di lahan yang bebas untuk menjelajah.
Ivan hidup sampai umur 50 tahun. Sebagai kenangan akan keberadaan Ivan, dibuatlah patung berwujud Ivan di Tacoma. Sama kayak Hachiko. Film yang berakhir bahagia ini bikin gue melo. Nangis dong gue.. Adegan Ivan nyium bunga juga jadi gong karena Ivan yang asli juga beneran nyium bunga waktu sampe di Kebun Bintang Atlanta. Terenyuh akutuh~ Jadi pengen meluk Richard sama Dante!! Malem ini aku tidur nyenyak~
Ponten berapa: Gue mewek/10.
Repost from Facebook September 1, 2020
0 notes
Text
Among Us mengingatkan gue sama Youville.
Game online Facebook yang bikin gue ngaret nyusun skripsi. Sampe-sampe lama gue kuliah sama kayak SD. Sampe-sampe gue rela jabanin maen dari jam 9 malem ketemu jam 6 pagi. Gak inget makan gak inget solat. Cuma inget WC doang. Sembilan jam yang habis bukan untuk skripsi. Ngabisin uang beli kuota.
Game online Facebook yang ngebawa gue ketemu bule namanya Jay asal Hawaii. Gatau itu orangnya beneran eksis atau enggak. Beneran bule atau bukan. Sampe-sampe lagu This Kiss-nya Faith Hill gue jadiin soundtrack buat dia, karena pas kenalan sama dia lagu ini sedang muter. Tiap online nyamperin tempatnya terus. Bisa gitu ya, attracted by someone from the internet. Gilak emang (nasib si calon pengangguran).
Game yang morotin duit doang, suguhannya cuma chatting sama orang dari seluruh dunia. Mendingan maen Omegle kalo modal nge-chat gitu doang sih. Walaupun isinya banyak yang mesum tapi jelas ngobrolnya 2 arah dan privasi. Ngedepak bisa, lanjut apalagi.
Back to the game, those two are good to play. Meski pun gak bertahan lama buat gue yang bosenan ini. Tapi game tersebut pernah eksis pada masanya.
Ngomong-ngomong si "Jay" itu sekarang gimana ya??
0 notes
Text
Selalu ada yang pertama untuk semua hal
Sudah jam 11 siang. Temen-temen sudah pada pulang, muka-muka sudah mulai berganti. Tapi gue masih duduk di meja kerja. Alih-alih nabung materi, gue lagi mengingat ulang perkataan EP gue beberapa menit lalu. Setelah gue laporan, minta untuk di-hold sebagai Runner SPI karena keberanian gue yang sudah tiarap.
"Mbak, aku boleh kasih masukan gak? Aku jangan dikasih Runner dulu ya, mbak?"
"Gak boleh!! Baru dua kali, kamu harus coba!!", sambil sebelumnya dia tertawa ngakak dan membuka jawaban dengan kata-kata, "Aku gemes banget sama dia!!".
Gue gak paham, kenapa orang bisa segitu percaya. Sedangkan gue sendiri gak yakin sama diri sendiri. Gue gak sadar, gue masih dikelilingi orang-orang yang suportif. Yang mau kasih kesempatan besar buat gue maju. Padahal mereka tau, gue masih meraba-raba. Paham sama jobdesk-nya aja enggak. Sekedar ngitung durasi aja gue gak bisa. SPI tetap berjalan juga berkat mereka-mereka sendiri yang bantu gue di meja belakang.
"Aku ngerasa aku jalan di tempat".
"Ada kalanya kita butuh mata orang lain untuk melihat progres kita", jawab mbak Ami.
Gitu ya?
Tau gue masih dapat dukungan, semangat gue naik lagi. Ya juga sih. Kenapa juga gue harus mundur? Padahal gue sendiri juga yang mendoktrin untuk nikmatin proses belajarnya.
"MUSUH TERBESAR KITA ADALAH DIRI KITA SENDIRI"
Emang paling bener sih.
Kalo dipikir-pikir, gue setakut itu sama pikiran gue sendiri. Gue masih aja gak percaya, temen-temen gue itu akan bantu gue di meja belakang. Padahal berulang kali mereka bilang, "gak apa-apa, pelan-pelan. Aku juga dulu gitu kok awal-awal". Lagian, mereka gak mau ambil resiko juga layar jadi colour bar hanya karena ketidak-pahaman gue jadi Runner.
Gue pun tau. Gue gak bisa sekarang ya karena gue belum kenal sama apa yang gue kerjain ini. Gue sadar, kalo gue udah tau apa yang gue kerjain, gue juga bisa sebagus mereka. Gue bisa ngitung durasi. Gue bisa mimpin jalannya program. Gue bisa jadi Runner. Gue tau!! Tapi ketakutan gue sama hal-hal yang belum tentu bakal kejadian itu masih terlalu besar. Pikiran negatif gue itu udah gue pelihara lama.
Walaupun, semenjak gue masuk TV Jaringan, gue berusaha jadi Nana yang baru dengan fokus sama hal-hal positif, meluruskan niat dan membulatkan tekad untuk mau belajar, berani ngaku kalau memang tidak tau. Tapi keparnoan gue itu ternyata belum hilang.
Gue terlalu keras sama diri sendiri. Ego gue terlalu tinggi. Gengsi gue besar. Sok perfeksionis. Gue masih kompetitif sama orang lain. Masih emosian dan gak sabaran. Gue denial kalau kegagalan itu termasuk proses yang harus gue nikmati.
Gue gak mau kalau sampai temen-temen gue itu akhirnya lelah mendukung gue. Mereka udah gak lagi percaya dan justru melihat kalau gue beneran gak mampu. Gue gak mau ngulang kesalahan yang sama. Gue mesti berubah karena gue tau banget gue bisa.
Semua hal yang dulu gue pikir berat, setelah dilewatin rasanya malah ringan. Pada akhirnya gue akan lihat kalau yang gue takutin sebenernya gak sebesar itu. Dan justru jadi sadar, harusnya gue gak perlu separno itu.
Berkali-kali gue melewati fase itu tapi kenapa lagi-lagi gue masih aja kasih jalan rasa takut gue ya? Toh gue percaya prinsip "belajar itu sifatnya sepanjang hayat".
Sebulan waktu yang sangat singkat untuk gue bisa menguasai banyak hal di SPI. Gak bisa gue berharap langsung paham semua dalam waktu sesingkat itu. Masih ada satu kali lagi kesempatan gue jadi Runner. Gue gak perlu buru-buru. Gue cuma perlu cari tau hal kecil yang masih belum gue paham, trus gue perbaiki di hari H. Paling tidak, ada hal yang berhasil gue lewatin sebelum gue balik ke TV Jaringan.
Gue bisa. Gue tau gue bisa.
Karena niat gue cuma pingin belajar.
Jadi gue akan dapetin apa yang gue pelajarin.
(N. B. Foto diambil oleh EP gue, mbak Ami, waktu gue lagi jadi Runner untuk kedua kalinya. Terlihat jelas ya betapa kakunya gue :'D)
Repost from Facebook March 13, 2022
1 note
·
View note
Text
APA-APA YANG HILANG
Jadi ya, entah kenapa gue punya pengalaman kocak terhadap barang-barang. Tiap kali gue menemukan barang yang cocok sama gue, pasti gak lama, barang itu bakal hilang dari peredaran. Timingnya selalu pas. Udah lah gue susah cocok sama barang. Sikon ini bikin gue jengkel sangat-sangat.
Dan gue mau buat daftar barang-barang apa aja yang hilang dari peredaran disini sekalian jadi library gue, kalo-kalo nanti, ini barang nongol lagi gue udah tau (dan gak lupa) sama barang-barangnya..
1.Locoid Cream
Ini salep penyelamat gue di masa-masa gue mengidap eksim menahun, gak sembuh-sembuh. Salep ini cocok di gue karena akhirnya sanggup redain gatalnya eksim gue. Setelah icip salep sana-sini gak cocok, "Locoid Cream" ini yang bisa. Tapi gak lama, dia udah gak produksi lagi.
Klo kata apoteker sih ganti nama jadi "Dermacoid Cream". Pas gue coba ya memang 11-12. Tapi meski dia udah gak beredar, gue sudah menemukan obat yang jauh lebih keras dan lebih ampuh. Namanya "Kloderma". Saking ampuhnya, tuh eksim hilang total dan gak kambuh lagi sejak gue pakai sekitar tahun 2020, sampe sekarang.
2. Tresemme Shampoo and Conditioner
Barang betikutnya ini, "Tresemme Deep Repair". Selama perjalanan hidup gue, ratusan bahkan ribuan kali gue mandi dari gue bayi sampe sekarang, sampo ini yang paling cocok sama rambut gue. Ini sampo bikin rambut gue lembut, jatoh. Terlebih karena gue suka nyatok, sampo ini bantu rambut gue gak rusak. Sesuai namanya kan deep repair.
Gue udah ngelonte sama berbagai merk sampo, gak ada yang cocok. Gak ada yang bikin rambut gue senurut ketika gue pakai sampo ini. Tapi gak lama, sampo ini hilang dari peredaran, gak diproduksi lagi. Gue tanya ke pihak Unilever, mereka bilang ini barang masih ada, tapi gue gak pernah nemuin lagi dimana pun. Literally, dimana pun. Dan iya, kudu yang deep repair. Alhasil, gue melanglang buana lagi mencari kandungan sampo mana yang pas buat rambut gue.
3. Buttenscarves Bora-Bora
Bau parfum ini tuh cocok di gue. Terutama saat gue berkeringat, baunya gak berubah dan gak membuat badan gue jadi berbau aneh-aneh. Ya tetep aja gitu dengan baunya yang unisex. Gak terlalu strong cowok, gak terlalu manis cewek juga. Gue jadi ngerasa PD terus mau gimana juga.
Tapi beberapa waktu lalu dia discontinue. Kata mbak-mbak counternya karena ini gak menjadi rerata pilihan konsumen. Padahal cocok di gue. Cuma good news-nya adalah, Lebaran kemarin produknya nongol lagi. Entah khusus Lebaran atau emang mulai produksi lagi, yang jelas langsung gue sikat. Gak peduli saldo tinggal berapa.
4. To be continue ya, sisa barang lainnya lupa apaan aja
Ini parfum bakal jadi pilihan sih. Bakal selalu gue beli untuk pemakaian gue sehari-hari. Karena emang secocok itu baunya.
UPDATE!!
Tau gak? Parfum 'Bora-Bora' ini lanjut diproduksi lagi. Betapa senengnya gue. Waktu gue tanya ke mbak-mbak Buttonscarves, katanya banyak permintaan konsumen. Iyalah. Baunya enak. Unisex. Gak terlalu feminin, gak terlalu maskulin juga. Trus khususnya di badan gue, ketika sudah teroksidasi atau ketika badan gue sudah berkeringat, baunya cocok. Gak berubah jadi yang aneh-aneh. Thank God. Ternyata masih berjodoh~
0 notes
Text
YUK, BACOT FILM YOK: JOHN “BABA YAGA” WICK 4
So, few days ago, i went to the cinema and watched this movie for chapter 4 to see the end of the stories about John Wick and his revenge. So many languages, actors, and actions in one movie.
John Wick tetralogy never disapointed me.
Sedari awal memang tidak mencari tau siapa saja yang main kali ini. Gue pengen dibikin terkejut sama filmnya. Donnie Yen pun ketauan karena gue kena spoiled sebelumnya, tapi ya sudah..
Meski begitu, aksi Donnie Yen disini yang terbaik. Keanu Reeves gak masuk hitungan ya karena Baba Yaga kan karakter utama notabene dibuat sesulit mungkin dihabisi dan dibuat se-epik mungkin aksinya (walaupun akhirnya JW4 ini merupakan akhir nyawanya. Iya, dia mati juga disini, at last) disamping ada Hiroyuki Sanada juga (coba bayangin tiga aktor besar itu bertarung bareng). Namun begitu, Baba Yaga tetap dihati.
“Meski sudah bapack-bapack dan berjari sembilan.”
Gak percuma Ip Man tetralogy juga gue sikat habis karena aksi bela dirinya Donnie Yen ya memang bagus. Eh tapi, dia disini kan emang second lead jadi ya wajar kalau dibuat bagus..wkwk
Ada adegan lucu disini yang mengingatkan gue sama JW1 sekaligus awal mula sebab musabab pertarungan ini semua terjadi. Balas dendam karena anjing piaraannya mati.
Lagi-lagi di JW kedatangan karakter baru. Seekor anjing. Yang ceritanya partner tokoh baru, Mr Nobody alias Tracker. Dan iya, Baba Yaga ketemu anjing, jiwa animal lovernya ditampilkan lagi. Adegan waktu Tracker berjibaku sama Baba Yaga, Baba Yaga dihadapi dua pilihan: nembak Tracker (yang memburu doi) atau nembak musuh Russian (yang juga memburu doi) tapi sedang berhadapan sama anjingnya Tracker. Si Russian yang akhirnya ditembak Baba Yaga demi menyelamatkan si anjing.
Gak kaleng-kaleng nih jiwa dog lover-nya.
Bukan Baba Yaga namanya kalau gak bertarung dengan benda-benda yang tak biasa dijadikan senjata. Kalau sebelum-sebelumnya pensil dan buku jadi senjata, kali ini sebuah kartu remi jadi senjata melawan musuh. Kayak,
“lo kapan belajarnya sih berantem kayak gitu?”
Bukan Baba Yaga juga kalau gak ada adegan berantem di dalam area yang sama dengan durasi panjang. Yang kali ini adegan di hotel Continental Osaka. Baba Yaga vs anak buah The High Table dan Caine. Terasa gak sudah-sudah seperti pertarungan Baba Yaga dengan para Shinobi Assassin. Saking lama durasinya sampe iklan jam Bucherer The Monero nongol mulu.
“Menang banyak!”
Tapi gara-gara Baba Yaga, gue nyoba pake jam tangan terbalik. Kayaknya lebih efektif dan efisien. Cepet liatnya.
Ya kan, kayaknya ringkes gitu ngintipnya..
Intinya semua pemain disini (terutama si tiga aktor beda negara) bagus-bagus mainnya. Pas tampilan karakternya. Overall, semua chapter John Wick gak ada yang mengecewakan. Cuma satu yang gue sesalin, gue gak liat credit scenya-nya. Meski saat gue cari tahu, untungnya gak begitu penting karena cuma melibatkan Caine dengan Akira, yang kesimpulannya sepertinya si Akira menaruh dendam atas kematian anaknya. Toh emang ditungguin juga sama Caine. Tapi rumornya, John Wick 5 gak akan ada alias gak digarap karena John Wicknya kan sudah meningsoy menjadi “Lovely Husband”.
Intinya, John Wick: Chapter 4 bagus sebagai penutup perjalanan hidup dan mati John Wick. Bravo!
0 notes
Text
0 notes