Text
"Dampak Sampah Pembalut Sekali Pakai bagi Lingkungan"
Sampai saat ini sampah atau limbah masih menjadi salah satu masalah kritis yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Dari sekian banyak sampah, sampah rumah tangga merupakan sampah yang paling banyak dihasilkan oleh masyarakat Indonesia dan menjadi penyebab kerusakan lingkungan terbesar. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, jumlah sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton pada 2021. Berdasarkan sumbernya, rumah tangga menyumbang paling banyak terhadap sampah nasional.
Sampah atau limbah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari di rumah tangga. Salah satu jenis sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga adalah sampah pembalut. Pembalut merupakan alat sanitasi yang sudah tidak asing lagi bagi perempuan. Pembalut bagi wanita merupakan kebutuhan utama saat siklus menstruasi terjadi pada setiap bulan. Pembalut sekali pakai dapat dengan mudah ditemukan, praktis dan memiliki harga yang terjangkau sehingga mayoritas perempuan di Indonesia menggunakan pembalut sekali pakai sebagai alat sanitasi saat menstruasi. Namun, penggunaan pembalut sekali pakai ini memberikan efek yang tidak baik untuk lingkungan dikarenakan mengandung berbagai macam jenis bahan yang kurang ramah lingkungan.
Rata-rata wanita menggunakan pembalut sebanyak 4-5 sekali pakai dalam sehari. Dalam setahun dapat diperkirakan terdapat 300 pembalut per orang. Dalam seumur hidupnya, setiap wanita menggunakan lebih dari 16.000 pembalut, tampon atau pantyliners yang dapat diperkirakan terdapat 45 juta limbah yang wanita gunakan dan dibuang setiap tahunnya. Sampah pembalut di Indonesia mencapai 26 ton per hari. Dalam hal ini, sampah pembalut sekali pakai akan berakhir di TPA yang akan bercampur dengan sampah lainnya dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terdegradasi.
Apa Kandungan Bahan pada Pembalut Kimia Sekali Pakai?
- Chlorine (Cl2) yaitu Klor berbentuk gas berwarna kuning kehijauan. Klorin banyak digunakan di dalam pembuatan kertas, antiseptik, bahan pewarna, makanan, insektisida, cat lukisan, produk-produk minyak bumi, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan produk lainnya. Klorin biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman. Seiring dengan kemajuan teknologi bahan klorin digunakan dalam pembuatan pembalut agar pembalut tersebut berwarna putih bersih Klorin dalam suhu kamar berbentuk gas dan termasuk unsur golongan halogen (Golongan VII) yang memiliki sifat sangat reaktif dan merupakan oksidator kuat yang mudah bereaksi dengan berbagai unsur. - Phthalates adalah ester pada asam phtalat yang digunakan sebagai plasticizer (zat ditambahkan ke plastik untuk meningkatkan fleksibilitas dan daya tahan). - Herbisida merupakan salah satu bahan kimia yang sering digunakan oleh para petani untuk mematikan tanaman pengganggu. Kata herbisida berasal dari kata “herba” yang berarti gulma dan “sida” yang berarti membunuh jika disatukan menjadi herbisida, berarti zat herbisida ialah zat kimiawi yang dapat mematikan gulma. - Styrene merupakan suatu senyawa yang termasuk kedalam kelompok aromatic monomer tak jenuh. Wujud dan penampakan fisik styrene pada suhu dan tekanan ruang yaitu cairan tak berwarna dengan bau khas aromatic kuat. Senyawa ini tidak dapat dilarutkan dengan air namun dapat dilarut dengan methanol, eter dan etil alcohol. Produk styrene adalah dasar dalam pembuatan zat antara atau senyawa kimia lainnya seperti, Polystyrene, Acrylonitrile Butadiene Styrene, Impact Polystyrene Rubber, Styrene Butadiene Rubber, dan Unsaturated Polyester Resin. Styrene juga yang terdapat dalam kandungan material styrofoam. - Chloromethane. Secara alami, Chloromethane terdapat pada lautan, dimana terjadi reaksi dari sinar matahari dan biomassa terhadap Chloride yang terkandung pada buih air laut.Sedangkan, Chloromethane yang pada saat ini dikenal adalah dengan mereaksikan Methanol dan Hydrogen Chloride. Dengan perkembangan teknologi dalam industri kimia, saat ini Chloromethane digunakan pada industri Silicone, Refrigerant, pembuatan Methyl Cellulose, dan lain-lain. - Chloroethane yang juga dikenal dengan nama Etil klorida adalah salah satu senyawa hasil hidroklorinasi asam klorida terhadap hidrokarbon tidak jenuh.Etil klorida merupakan salah satu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan etil selulosa yang berfungsi untuk meningkatkan elastisitas pada plastik sintesis. - Acetone dikenal juga sebagai dimetil keton, 2-propanon, atau propan-2-on dengan rumus kimia (C3H6O). Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar, digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya (Ambo, 2012). Saat ini, acetone lebih dikenal oleh kalangan wanita sebagai produk kosmetik untuk penghapus cat kuku atau kuteks.
Apa Dampak Sampah Pembalut Sekali Pakai bagi Lingkungan?
Pembalut sekali pakai mengandung bahan-bahan yang berasal dari berbagai macam bahan kimia yang dibutuhkannya waktu 500-800 tahun untuk sebuah sampah pembalut dapat 100% terurai. Penggunaan bahan-bahan kimia dalam pembalut sekali pakai ini memberikan efek yang tidak baik bagi lingkungan
- Kandungan gel dalam pembalut yang merupakan Super Absorbent Polymer (AP) Apabila terurai dalam air, zat kimia ini dapat berbahaya bagi lingkungan. Senyawa ini dapat menyebabkan perubahan hormon pada ikan. - Limbah yang mengandung klorin dapat mencemari lingkungan. Sifat klorin yang sangat reaktif akan sangat mudah bagi klorin bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk senyawa-senyawa baru seperti senyawa organoklorin yang merupakan senyawa toksik dan dapat menimbulkan efek karsinogen bagi manusia. Organoklorin merupakan kelompok terbesar dari senyawa kimia organik yang merupakan unsur berbasis karbon yang mengandung satu atau lebih atom klorin. Pembuangan limbah yang mengandung klorin ke perairan, berpotensi mencemari perairan dan ekosistem yang ada di perairan. Selain itu senyawa klorin juga dapat menyebabkan masalah lingkungan yang bersifat global seperti CFCs yang terurai di atmosfer melepaskan klorin yang dapat merusak lapisan ozon. Senyawa organoklorin seperti trichloroethylene yang terurai di udara, juga memberikan kontribusi pada terjadinya hujan asam. Selain itu, pembakaran produk yang mengandung klorin juga akan menghasilkan senyawa lainnya seperti dioxin. Senyawa dioxin dihasilkan dari kegiatan rumah-tangga maupun kegiatan industri, serta pembakaran tidak sempurna. Senyawa ini sulit didegradasi sehingga akan menetap di tanah. Jika makhluk hidup terpapar oleh dioksin, senyawa ini akan mengendap di dalam tubuh dan dapat diturunkan pada generasi selanjutnya. Efek dari terpaparnya makhluk hidup oleh dioksin antara lain menurunnya sistem kekebalan tubuh, kanker, absisi daun, dan lain sebagainya, sehingga pengaruh dioksin terhadap lingkungan, biodiversitas dan kesehatan sangat merugikan. - Phthalates digunakan untuk melunakkan plastik oleh karena itu, bahan kimia ini muncul dalam produk plastik. Diperkirakan ada lebih 13.000 lembar sampah plastik setiap kilometer persegi di lautan. Salah dan satu faktor besar untuk masalah ini adalah microbeads. Manik-manik plastik kecil di banyak produk perawatan pribadi hanyalah salah satu pencemaran lingkungan yang mencemari sumber air. Ekosistem laut, sungai dan danau akan terganggu pada pola rantai makanan di dalamnya. Tumpukan plastik yang tertimbun di tanah tidak hanya mempengaruhi kesuburan tanah akan tetapi sangat mempengaruhi perkembangan tanaman di atasnya. Akar tumbuhan akan terkontaminasi dengan racun-racun yang berasal dari plastik dan akar tumbuhan terhambat menyerap nutrisi dari tanah. Selain itu, tumpukan plastik yang berceceran di tanah akan menghambat proses penyerapan air hujan ke dalam tanah. - Pestisida herbisida dapat merusak tanah dan mengurangi kesuburan tanah. Polutan berbahaya yang ditebar di tanah bisa berbahaya dan dapat memicu pada punahnya spesies hewan tertentu seperti cacing yang dapat menyuburkan tanah. Tak hanya cacing, banyak jenis hewan yang bisa keracunan oleh pestisida dan herbisida tersebut dan kemudian mati.
Bahan-bahan kimia lainnya seperti styrene, chloromethane, chloroethane, dan aceton. Beberapa dampak buruk dari terkandungnya zat-zat kimia pada tanah atau lahan adalah penurunan kualitas tanah, sulitnya melakukan budidaya tanaman di lahan tersebut karena tanaman-tanaman sulit untuk tumbuh pada kondisi tanah yang tidak layak. Tidak hanya tanah, bahan-bahan beracun yang tercampur pada tanah juga dapat mencemari air, sehingga berpengaruh pada rantai makanan, dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Dan jika terus bertumpuk akan menghasilkan senyawa-senyawa baru yang berbahaya dan pada akhirnya akan menghasilkan gas metana yang menyebabkan kenaikan temperatur di permukaan bumi dan 25 kali lipat lebih tinggi dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan karbon dioksida.
Dalam al-qur'an surah 30 (Ar-Rum) : 41 Allah berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Dalam tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, dijelaskan bahwa Allah telah mengirimkan manusia ke atas bumi ialah untuk menjadi Khalifah Allah, yang berarti pelaksana dari kemauan Allah. Maka Khalifah itu mushlih, berarti manusia suka memperbaiki dan memperindah. Bilamana hati manusia telah rusak karena memiliki niat yang jahat, kerusakan pasti timbul di muka bumi karena hati manusia membekas kepada perbuatannya. Kemajuan teknologi tidak membuat bahagia, melainkan sebagai cahaya. Dengan teknologi, perikemanusiaan ditinggalkan, dan niat jahat bertambah banyak. Tampilnya kerusakan di bumi tak terjadi secara tanpa sebab dan tiba-tiba. Namun, merupakan hasil dari pengaturan Allah dan hukum-hukum-Nya. Sehingga, manusia bertekad untuk melawan kejahatan, dan kembali kepada Allah, serta beramal shaleh. Arti kata kembali pada ayat ini memiliki makna yang sangat dalam. Bukan maksudnya mengembalikan jarum sejarah ke belakang, melainkan kembali menilik diri dari mengoreksi niat, kembali memperbaiki hubungan dengan Tuhan. Jangan hanya ingat akan keuntungan diri sendiri, lalu merugikan makhluk lain. Jangan hanya ingat laba sebentar dengan merugikan bersama. Berdasarkan tafsir di atas, dapat diambil hikmah bahwa sebagai manusia yang dijadikan khalifah oleh Allah wajib untuk memelihara lingkungan agar tetap lestari diantaranya dengan cara tidak banyak menghasilkan limbah yang akan mencemari lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, sementara ini terdapat berbagai macam produk-produk alternatif pengganti pembalut sekali pakai antara lain seperti menstrual cup/cawan menstruasi dan pembalut kain. Dari kedua produk tersebut, kita dapat memilih produk mana yang nyaman dengan diri kita. Kedua produk tesebut memiliki kelebihan dan kerugiannya masing-masing.
27 notes
·
View notes