sepyar3

[sepyar3]

bahkan ketika ragaku bersumpah untuk cepat-cepat melupakanmu, deru jantungku masih saja menggebu-gebu menyebut namamu.

bahkan ketika percakapan kita tak semanis dulu, aku masih saja tersipu mengingat wajahmu.

sungguh aku sangat rindu akan hadirmu..

[sepyar3]

“Aku lelah memberikan hatiku kepada seseorang yang ternyata tidak pantas untuk menerimanya.”

—

A. W.

Bandung, 23 Mei 2018.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

“Aku melepaskanmu agar kamu bisa bahagia dengannya. Jangan buat aku menyesal sudah melepaskanmu kalau kau tidak bahagia dengannya.”

— A. W. (via surat-pendek)

[sepyar3]

“Kita sering diingatkan untuk berbuat baik kepada orang lain. Tetapi terkadang kita lupa untuk berbuat baik terhadap diri kita sendiri.”

—

Stop being so hard on yourself. // A. W.

Bandung, November 2017.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

“Lucu ya, tidak sengaja mendengar sebuah nama saja bisa membuka kembali luka lama yang kau pikir sudah terobati.”

—

Now that they’re open again, what are you going to do?

//  A.W.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

“Kelemahanku adalah membiarkan kamu datang dan pergi seenaknya.”

—

Dan kamu tahu itu. //  A.W.

23 April 2017.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

“Akankah kamu berani untuk memberitahuku jika suatu hari nanti kamu sudah tidak mencintaiku lagi?”

— Would you tell me? // A. W. (via surat-pendek)

[sepyar3]

“Melepaskan tidak selamanya buruk. Terlebih lagi jika apa yang kita lepaskan memang sudah tidak lagi baik untuk kita.”

— I loved you and I’ve lost you, you won’t be back so it’s time for me to let you go. // A. W. (via surat-pendek)

[sepyar3]

“Akan ada suatu hari dimana kau teringat kembali dengan kenangan kau bersama orang itu. Di saat kau berpikir kau sudah benar-benar merelakan orang itu pergi. Di saat kau sudah siap untuk membuka hati kembali. Semua kenangan itu akan membuatmu gundah. Apakah kau benar-benar sudah melupakannya atau memaksa dirimu untuk pura-pura tidak mengingatnya?”

— A. W. (via surat-pendek)

[sepyar3]

“Jatuh cinta itu mudah. Tetapi mencari orang yang akan menangkapmu ketika kau jatuh itu yang sulit.”

— A. W. (via surat-pendek)

[sepyar3]

“Kukira kamu akan menjadi bagian dari masa depanku, sayangnya takdir lebih menyetujui kamu untuk menjadi bagian dari masa laluku.”

— You were only meant to be my past. // Andira Wu (via surat-pendek)

[sepyar3]

“Kamu bilang kamu sedang sibuk untuk menyiapkan masa depan. Namun, sepertinya tidak ada aku di sana, di masa depan yang kamu persiapkan itu.”

—

I’m not in your future. // Andira W.

Bandung, 8 Februari 2019.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

“Bolehkah aku berharap? Jika suatu saat nanti kamu jatuh cinta lagi, bisakah kali ini dengan aku?”

—

Hopeless dream. // A.W.

Bandung, 27 September 2018.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

“Di hadapanku ada dua pilihan. Menetap atau menyerah. Keduanya sama-sama menyakitkan. Tetapi salah satunya bisa jadi pilihan yang benar.”

— Which way to go? // Andira Wu (via surat-pendek)

[sepyar3]

“Kita sering menyia-nyiakan kehadiran seseorang. Berpikir kalau perasaan yang mereka miliki untuk kita itu cukup besar untuk membuat mereka terus berada di samping kita. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Kita juga sering melupakan kalau perasaan orang juga bisa berubah.”

—

In fact, people change every day. // A. W.

21 Agustus 2017.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

““Aku lelah melihat dunia yang seperti ini,” ucapnya tiba-tiba memecah kesunyian. “Apa maksudmu?” “Iya, aku melihat begitu banyak pasangan tetapi nyatanya mereka tidak saling mencintai. Sedangkan mereka yang saling mencintai malah tidak bisa bersatu.””

—

If that’s not fucked up, then I don’t know what is. //  A.W.

1 Juli 2017.

(via surat-pendek)

[sepyar3]

“‘Aku baik-baik saja,’ dan ‘Aku sudah tidak peduli dengannya,’ adalah dua kebohongan yang terus aku ucapkan setiap hari.”

—

Guess I’m a bad liar. //  A.W.

10 Agustus 2017.

(via surat-pendek)