Tumgik
sellaindah · 3 months
Text
Ramadan #5
Dunia ini terlalu fana untuk digenggam. Sesuatu yang mungkin sedang kita upayakan saat ini, kejar siang dan malam, bekerja seolah 24 jam, mengumpulkan uang di tabungan, dan berpikir semua itu akan menyelamatkan masa depan. Semuanya bisa tiba-tiba hancur dan hilang jika dunia ini juga hilang. Semuanya akan menjadi warisan jika kita tiba-tiba bertemu kematian.
Aku pun merasa pernah demikian, mengejar dunia hingga mengabaikan kesehatan, menghilangkan waktu untuk bisa bersama keluarga, meniadakan kesempatan untuk membangun spiritualitas yang kuat dengan beragam kajian dan ilmu pengetahuan. Semuanya menyisakan kehampaan, kekosongan, dan kegelisahan.
Hidup terlalu berpikir dengan orientasi uang. Hidup memang memerlukan uang, tapi membuat hidup ini beriorientasi pada uang adalah kesalahan. Rezeki tidak semata tentang itu. Hidup ini juga benar-benar sangat sementara, semua yang sedang kita kumpulkan tidak ada yang abadi kecuali amalan.
Belajar untuk mulai menanamkan pemahaman ini tidak mudah. Kekhawatiran atas rezeki selalu berkelindan. Mempertanyakan apakah hidup akan begini-begini saja? Tentu saja tidak!
Melepaskan diri dari ikatan dunia ini adalah perjalanan spiritual yang telah lama aku cari. Sehingga aku bisa melihat dunia sebagai sesuatu yang ringan saja, jika ada masalah, ringan saja, jika ada tantangan, ringan aja, jika ada kehilangan, ringan saja. Semuanya sementara.
176 notes · View notes
sellaindah · 4 months
Text
Rumah yang sama
Kemarin, aku mengunjungi (lagi) rumah itu, rumah yang sudah lama sekali tidak aku datangi.
Disana adalah tempat dimana dulu, semasa sekolah aku selalu bermain dengannya. Bercanda, dan banyak interaksi dengan orang-orangnya.
Isinya masih sama, hanya berkurang satu dan bertambah satu. Yakni mbah kung dan cucu baru mbah ti.
Aku masih ingat jelas siapa nama-nama yang ada di dalam rumah itu, suasananya masih sama. Tata letak bangunannya pun sama sejak 2017 lalu, ya. Aku mengunjungi rumah itu (lagi)
Biasanya aku berkunjung sebelum datangnya bulan suci ramadhan, namun kesibukan yang terlalu di atur. Di malam yang entah ke berapa ini, aku niatkan untuk mengunjungi rumah mbah milik teman dekatku. Kami terlalu dekat dulu, jadi sekarang jika kami bertemu komunikasi pun bukan seperti orang asing atau orang baru lagi. Melainkan keluarga. Lucu memang, kami bisa sedekat itu.
Aku memasuki ruang itu, bukan lagi di ruang tamu atau halaman depan seperti pertama kali dulu.
Aku memasuki ruang tv keluarga atau alas tempat tidur mbah yang banyak sekali penghuninya. Ya, ada anak,cucung dan cicitnya.
Tak lama, ingin sekali aku berbicara pada sahabat dekatku dulu.
Mengapa dulu? Karena jarak yang meretas dan itu tak apa. Cerita kami selalu menarik.
Aku ingin menyampaikan bahwa setelah kurang lebih dua tahun tidak bersama, disini aku ada yang menemani..
Posisinya persis sepertinya dulu, sahabat dekat.
Ia menemani tiap waktu luangku, selagi bisa. Tapi yang satu ini, aku belum lagi terbiasa untuk masuk kedalam rumah yang ada.
Ia baik, percis sepertimu yang yaa kalau di bandingkan memang berbeda. Tapi dia baik.
Rumah lama, tidak akan pernah tergantikan walaupun dulu pernah hampir ricuh panjang. Sekarang aku melihatnya sangat bijaksana.
Aku melihatnya bertumbuh, alhamdulillah orang yang aku temui dulu dengan keadaan tidak ada harapan (katanya) kini ia hidup dengan banyak harapan untuk keluarga kecilnya.
Semoga, kabar baik dan kesehatan selalu menyertai kita semua ya💙
0 notes
sellaindah · 5 months
Text
Surat terakhir untuk febuari’ 24.
Tanpa direncana, mimpi itu datang tiba-tiba.
Tiba tiba bangun, tiba tiba disapa.
Dengan beberapa obrolan, dengan meminimalisir perdebatan, dengan tawa dan juga kata.
Makin kesini, aku merasa semakin enjoy dan juga apa adanya.
Cerita tentang mimpi semalam, cerita tentang laut dan lalai
Tentang doa yang tidak dangkal,
Dan pengingat segala hal lain yang membahagiakan di hari ini.
Di simpan ya, di jaga.
Aku senang, kamu banyak senyum dan tertawa siang ini.
Bahagia dunia akhirat,ya!
Aku maunya kita sama-sama, semoga amal dan kebaikan selalu cukup untuk kesana.
Aamiin
2 notes · View notes
sellaindah · 5 months
Text
Yang penting bukan kamu
Yang pentung bukan kamu, orangnya.
Yang memakan hak orang lain.
Yang mungkin bukan kamu, orangnya.
Yang berbuat curang dalam ketidakadilan.
Yang penting bukan kamu, orangnya.
Ambil saja Hakmu,patuhi aturan,biar bonus yang menjadi keikhlasan.
Manusia seringkali serakah, kalau soal nominal.
Manusia kadang serakah, demi kepentingan pribadi.
Tapi
Kita tidak tau apa yang orang lain sedang hadapi.
Maka dari itu, biarkan saja jika memang cara mainnya begitu.
Yang paling penting adalah, kamu tidak berbuat begitu.
Yang paling penting adalah kamu dapat pelajaran mahal dibalik semua ini.
Ikhlas, adalah kata paling dingin di dalam hati jika benar kita terapkan dan rasakan.
0 notes
sellaindah · 5 months
Text
Kalo kemarin tanggal sepuluh, sekarang tanggal sebelas febuari 2024.
Ternyata banyak tulisanku kemarin, melesat begitu jauh.
Nampaknya ya tidak terlalu serius juga, sepertinya. Kadang aku ini lupa, kamu itu orangnya yaa sans aja. Tapi untuk membuat surat seperti ini, boleh ya? Agak serius sedikit walau kita sering bercanda juga. Hehe
Pagi ini, aku mengucapkannya. Kata yang, aku tidak bisa menyangka untuk mengucapkannya dengan cengar cengir. Hehe
‘ selamat ulang tahun ya, aku mengusap pundaknya beberapa kali. Mengulangi kata itu beberapa kali, aku sambut lagi dengan .. “ panjang umur ya, sehat sehat. Aku sayang!”
Tak lama aku pergi mendahuluinya, kata terakhir mulai bergetar.
Ya, aku memang benar benar memintanya untuk sehat (lagi)
Tentu begitu banyak doa yang kupanjat tidak aku lisankan tepat di hadapannya.
Tapi semoga, dan selalu semoga.
Kebaikan selalu menyertai langkah yang kami buat.
Aku turut berbahagia, terimakasih ya! 💙🚀😎✨
1 note · View note
sellaindah · 5 months
Text
Surat ini, aku tulis cepat. Saat pukul 23.27 di akhir 10 febuari 2024.
Saya ingat satu hari, atau di bulan febuari. Kerabat dekat saya sedang berulang tahun.
Dan malam ini, tepat di detik detik terakhir harinya melewati di umur kemarin. ( bingung ya? Sama aku juga. Tapi biar austetic aja bahasanya HEHE)
Saya belum mengucapkan selamat atau memanjatkan doa di hari baiknya tepat di depan dahinya, saya bingung karena terlalu banyak hal yang jika di ucapkan selamat. Pasti kami bertanya “selamat untuk apa? Ulang tahun?” Nampaknya aku belum cukup berani untuk di skak seperti itu. Haha
Terserah surat ini sampai di hari apa, atau mungkin tidak sampai.
Ada begitu banyak rencana yang ingin aku sebutkan, mohon di bacakan dengan hati. Karena kamupun tau, saya selalu pakai itu. Haha
Rencananya pagi tadi ada yang ingin mengirimimu bunga,dan kopi hangat. Tapi aku kalah dengan waktu.
Rencana siang, aku ingin mengirimimu kopi yang banyak, tapi aku kalah dengan waktu.
Sore menyambut malam, aku ingin singgah sebentar ke rumahmu, tapi lagi lagi aku kalah dengan waktu.
Sebenarnya bukan hanya waktu, itu alasanku saja.
Aku ingat beberapa kejadian yang pernah kami ceritakan,waktu di Ngawi. Tentang..
Tentang seberapa bencinya ia di tanggal itu, tepatnya pada saat ia di lahirkan.
Mengingat ada musibah yang terjadi akhir-akhir ini sehingga kami tidak bisa terlalu dekat, secara fisik khususnya.
Mengingat ada beberapa kejadian yang harus ‘di tunda’ dan mungkin ada banyak kejadian lain yang aku sendiri mungkin gak tau.
Lantas, apa?
Apa yang musti aku atau kita rayakan? Terlalu lucu dan mungkin akan menyakitkan jika di bahas.
Tapi, percayalah..
Percayalah ada segudang hikmah yang terjadi, setelah ini.
Mungkin ini jauh lebih baik untuk hidupmu,aku yakin itu. Allah ingin menunjukkan seberapa sayang-Nya karunia yang Ia berikan pada kita semua.
Tapi dari banyak rentetan kata yang tak ter ucap ini, izinkan aku untuk membantumu mengulas beberapa kejadian luar biasa yang SUPER MEMBANGGAKAN💙
Terimakasih banyak ya, untuk terus melanjutkan hidup dengan nilai-nilai kebaikan dan kebermanfaatan untuk sekitar..
Terimakasih banyak, sudah membantu membuat banyak senyum pada banyak orang
Terimakasih banyak telah hadir untuk beberapa kejadian yang mampir
Terimakasih banyak telah mau memperjuangkan semua ini
Kita gak pernah tau, takdir mana yang akan bertemu lebih dulu..
Lakukan yang terbaik ya! Tapi ingat, yang terbaik tidak mungkin menyakiti siapapun..
Termasuk terlalu keras, terhadap diri ..
Selamat ya! Aku disini loh, nemenin kamu, suport kamu, sayang kamu.
Tapi aku gak mau cuma ada disini, disini sebentar. Aku mau sampai surga💙 Aamiin ya!
Salam hangat,
Sella Indah 💙
1 note · View note
sellaindah · 7 months
Text
Kemarin malam, aku nyangkut di atas bianglala.
Sebenarnya aku tidak takut, hanya saja kecepatannya buat aku mual dan sedikit pusing.
Rasanya nyawaku masih tertinggal di atas sana.
Aku gak nyangka bisa lakuan hal konyol yang gak pernah aku lakuan semenjak TK terakhir kali, mungkin. Bahkan untuk mengingatnya aja aku gak tau kapan terakhir kali aku naik seperti itu. Disana aku melihat banyak sekali lampu, suara yang keras, dan manusia yang banyak seperti orang kesurupan. Maksudku apa bedanya dengan orang yang sedang berkoar-koar naik wahana ? Sama-sama menyeramkan.
Kemarin juga aku jalan kaki malam hari, gelap.
Aku menggenggam jemari seseorang “takut” kataku, dengan postur tubuh tinggi dan sedikit berisi. Ternyata aku masih takut dengan kegelapan di luar melihat manusia lusuh yang sedang duduk di terotoar.
Beberapa kabar, aku beberkan pada teman dekatku.
Beberapa situasi, buat aku tau.
Bahwa mungkin setelah ini, aku akan menghadapi apa yang aku buat sendiri.
Kekhawatiran,ketakutan, tapi jangan lupa buat energi yang lebih besar untuk menjadikan dua hal tersebut sebagai tameng. Bukan malah boomerang untuk diri.
Aku ingat untuk apa aku akan pergi
Aku ingat aku akan menelusuri hal baru dan menyenangkan 30 hari kedepan.
Mungkin aku akan menelfon ayah, ibu, atau kerabat dekatku untuk melepas rindu dengan excited tentang bagaimana perjalananku atau hidup mereka yang sama-sama akan berlalu. Semoga perjalanan ini cukup menyenangkan dan tidak menyangkut kerungsingan di atas bianglala yang menyangkut semalam.
0 notes
sellaindah · 7 months
Text
“ selamat,ya.. Happy for you”
Itu kata yang ingin aku lontarkan saat melihat seseorang yang pernah mengisi hari,pada waktu itu. ia sedang melesatkan cincin ke jari manis wanita yang telah menemaninya selama ia masih kuliah. Wajahnya yang khas dengan ketegangan, tubuhnya yang masih sama dengan postur tinggi, kurus dan sedikit berkumis.
Sembari aku duduk di kursi ruang tamu, lalu muncul memori yang berdentuman datang, dan banyak kata andai di dalamnya. Seperti..
“ andai dulu, aku sedikit lebih sabar dengannya”
“ andai dulu, aku sedikit lebih paham tentang maunya apa”
“ andai saja dulu, ia bisa menjelaskan apa yang akan menjadi ending cerita ketika kita masih bersama”
“ andai sejak 2016 aku masih menemaninya”
Dan begitu banyak kata andai setelah melihat foto itu, ia rapih dengan jas dan belangkon di atas kepalanya. Ia rapih menggunakan jam dan sepatu pantofel, ia rapih dengan kemeja hitam dan sabuk khasnya. Aku ingat model sabuknya masih seperti sma.
Seperti ada kata kecewa dan sedikit kesal, tapi aku tidak bisa menyalahkan diriku. Ya mungkin ini yang namanya jodoh, lagipula tidak semudah itu. Aku sudah cukup dewasa dan hal yang seperti ini, bukanlah penyesalan yang khusus untuk hidup pribadi. Jadi ya, singkatnya entah mengapa. Mungkin karena aku selesai dengan cara yang baik,dan memang berhubungan baik. Kalimat dan muncul ucapan pertamaku adalah.. “ selamat ya, Happy for you”
Mungkin ialah wanita yang siap menjadi makmum yang dibimbing
Relly, Happy for you mas!✨
0 notes
sellaindah · 7 months
Text
Hari ini saya dibuat haru dengan penjelasan baik tentang diri saya, saya dengar ini dari orang lain. Katanya seperti ini;
“ Sella itu , dia itu akrab banget sama anak saya. Dia juga sering kerumah, main” dengan nada gemuruh senang menceritakanku.
Lalu aku tersenyum menyambut cerita itu, suatu kesan baik yang saya dapat dari orang tentang anak yang baik dan sopan.
Satu lagi cerita, kali ini dari seorang ibu-ibu yang sedang menunggu. Katanya gini, ia bicara dengan ibuku ;
“ anak ibu sering ngopi di luar sama anak saya bu, kadang sampai malam. Tapi saya percaya, anak ibu bisa dipercaya dan dia itu berani banget anaknya” Lalu aku tampak ranum semringah di lekuk sabit itu.
Kadang validasi seperti ini, luar biasa rechage energi positif sekali bagi saya . Terutama tentang kabar kabar yang tidak dipaksa
Terima kasih banyak ayah,bu💙
0 notes
sellaindah · 7 months
Text
Aku harus pergi ke kota itu, kota yang entah siapa penghuninya tapi disana ku menemukan banyak penasaran.
Aku harus pergi ke kota itu, mungkin seminggu, dua minggu, satu bulan atau entah berapa lama. Yang jelas aku harus kesana,menemukan cerita, keberanian, kenangan atau apalah semacamnya. Aku harus kesana menemui banyak hujan, aku harus kesana menghidup dinginnya pagi, aku harus kesana mungkin seperti kehidupan baru dengan aku yang sendirian berbekal ingin memahami isi pikiranku yang selalu rindu akan kota itu.
Namanya Bandung.
Sudah cukup sering aku kesana, tapi bersama keluarga.
Sekarang aku mau kesana dengan diriku sendiri, aku akan menikmati segalanya ya disana sendirian sampai aku puas dan tidak ada lagi kerinduan yang be gebu untuk pulang lagi ke Bandung. Aku tau ini tak mungkin, tapi aku ingin coba mengerti keadaan bagaimana disana dengan diriku sendiri tanpa bantuan orang yang kukenal. Kecuali memang kami bertemu dengan tidak sengaja lalu berkenalan dan hidup bahagia seperti di film-film.
Dan ku tau, tidak mungkin ada jalan yang selalu mulus, aku sudah bertemu beberapa kerikil yang mengusik jalanku disana,waktu itu sebut saja ia penipu dengan kejahatan berencana menggores mobil putih biro yang aku pakai.
Dan tiap perjalanan pasti aku yakin gak akan se mulus itu, tinggal hati dan pikiran kita saja yang dapat meluruskannya.
Januari, apa aku siap hidup disana?
Aku harap, Jawanya siap.
Tumblr media
0 notes
sellaindah · 8 months
Text
Berpikir Positif pada Hidup Sendiri
Dulu aku sempat bertanya-tanya pada guruku,"Mengapa kita membuat rencana sedemikian rupa buat masa depan, padahal ujung-ujungnya kalau takdirnya berkata lain - ya bubar semua."
Aku pernah berpikir buruk tentang masa depanku sendiri. Sewaktu kuliah dan bingung harus ke mana setelah itu, aku masih tidak yakin bahwa masa depanku akan bisa mencapai hal-hal yang pernah kutulis dalam rencanaku.
Guruku mengajarkan untuk tidak pernah putus harapan kepada Tuhan. "Jika saat ini kamu memiliki bibit tanaman ditanganmu, tetaplah tanam sekalipun kamu tahu besok pagi akan kiamat." Aku belajar untuk berpikir positif dengan hidupku sendiri.
Karena dari hidup yang telah berjalan, aku diajarkan oleh mereka jika orang pertama yang "hijack" hidupku adalah diriku sendiri.
Diriku sendiri yang mematahkan mimpi.
Diriku sendiri yang tidak yakin sama diri sendiri. Diriku sendiri yang menghalangi untuk mengambil kesempatan karena terus menerus memelihara rasa takut.
Diriku sendiri yang tidak pernah memberi penghargaan yang layak untuk apa-apa yang sudah dilakukan.
Diriku sendiri yang mengerdilkan apa-apa yang aku lakukan.
Diriku sendiri yang menghalangiku mendapatkan pelajaran karena terus menerus merasa benar dan keras kepala, tidak bisa menerima nasihat.
Diriku sendiri yang menghalangiku dari orang-orang baik karena aku berdiam diri, mengurung diriku, tak mau mulai berkenalan dengan orang dan membuka diri.
Diriku sendiri, yang selama ini melakukan semua itu. Dan aku tidak bisa menerima kenyataan itu, melempar kesalahan-kesalahan diri sendiri ke orang lain. Orang lain yang jahat, orang lain yang begini dan begitu. Seolah-olah hidupku paling menderita dan tidak bisa melihat orang lain yang kubenci juga bahagia. Hidupku penuh dengan rasa benci.
Dulu.
Kini aku merasa telah melewati semua itu. Banyaknya orang yang silih berganti dalam hidup. Ada yang membawa kebaikan, ada yang membawa pelajaran. Yang penting bisa terus melihat dari sisi positif, melihat ke dalam diri dan banyak refleksi.
Dunia ini terus berjalan dengan beragam situasi. Ada kondisi baik, ada kondisi yang mungkin tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Tetaplah membuat rencana buat hidup sendiri. Hal-hal baik di masa yang akan datang yang ingin diraih, yang ingin diperjuangkan. Percaya terus kepada Tuhan yang memiliki hidup, Dia tidak mungkin membuat takdir yang buruk. Semua takdir itu baik, kita sajalah yang sering salah memahami maksudNya. Mungkin karena keterbatasan ilmu kita, atau mungkin karena bebalnya diri kita, kerasnya hati kita untuk menerima nasihat dan kebenaran.
Semoga diri ini terus dimudahkan untuk bisa memahami hal-hal tersirat dalam hidup. Semoga hati ini dilembutkan sehingga mudah menerima kebenaran. Semoga lisan dan tangan ini juga mudah dikendalikan, agar tidak keluar kata-kata buruk yang menyakiti orang lain. Dan juga, menyakiti diri sendiri.
517 notes · View notes
sellaindah · 9 months
Text
Kali ini,tidak..
Tidak perlu lagi jadi pahlawan,atau apapun
Cukup jadi dirimu yang kamu mau, yang kamu bisa dan yang kamu sanggup.
Kali ini, tidak..
Cukup
Untuk melegakan, setidaknya untukmu dulu, untuk dirimu..
Untuk hatimu
Untuk keadaanmu
0 notes
sellaindah · 9 months
Text
Ia melihatku dari kejauhan..
Lalu mendekat
Mendekap, punggungku yang kepanasan
Tanganku yang penuh luka
Mataku yang menyala.
Lalu ia datang
Menatap
Menetap
Hinggap
Dan ia masih memelukku
Padahal aku tidak memintanya, tapi seketika aku ter ingat..
Aku pernah memberitahunya, saat aku sedang begini.. (bagaimana maksudmu)
Maka silahkan tawarkan dirimu untuk duduk bersamaku
Menemaniku
Beserta kegelisahan yang membisu
Dariku
0 notes
sellaindah · 9 months
Text
/ Mabuk tapi bukan alkohol /
Semalam, entah pukul berapa. Tapi sepertinya hampir setengah dua belas malam aku pulang dengan tubuh yang seperti orang mabuk,
tapi bukan alkohol . Aku turun dari mobil putih kesayanganku, Jio namanya.
Ku segerakan untuk mendorong pagar, supaya bisa masuk dengan cepat. Namun aku terjatuh karena tak tertahan kram perut yang terjadi begitu saja, tubuhku ikut terjatuh. Untungnya ada tetangga depan yang membantuku bangun dari raga yang tumpah itu.
Aku mengamanati diri baik-baik..
Ada apa denganmu
Sudah tau tidak bisa minum kopi, kamu malah memesannya tanpa susu.
Ada apa denganmu
..
Ada
Apa
Denganmu
0 notes
sellaindah · 9 months
Text
Menyukai hujan tidak harus selalu basah-basahan saat ia turun, menyukai bunga tidak harus memetik untuk sekadar memilikinya. Terkadang, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dimiliki, bukan karena tidak bisa, tapi untuk menjaga. Apapun itu.
Menunggu hujan dari teriknya matahari di siang hari.
@jndmmsyhd
802 notes · View notes
sellaindah · 10 months
Text
Teman yang Menghilang Seiring Tumbuh Dewasa
Kamu hilang tak berjejak. Tak bisa kutemukan lagi potongan mimpi-mimpimu yang dulu ditabur seperti bulir hujan. Semuanya menguap tak bersisa, terhapus oleh ketakutanmu pada hidup yang kini kamu jalani. Pilihanmu yang kamu sesali, ketakutanmu yang kamu turuti, mengantarkanmu pada keadaan yang bahkan kamu takut untuk meminta pertolongan.
Berusaha tetap tegar, berpikir positif, bahwa ini bagian dari takdir yang harus kamu terima. Tapi pernahkah kamu berpikir bahwa mana mungkin Tuhan akan menjadikanmu terus menderita? Bukankah Dia menyediakan jalan keluar? Tapi aku tahu, kamu tak seberani itu membuat pilihan, seperti dulu. Masih sama. Masih orang yang kukenal, masih orang yang pernah punya hal-hal besar. Tapi rasa takutmu masih terlalu besar.
Adakah jalan bagi teman untuk membantumu?
Adakah cara bagi teman untuk mengetahui kabarmu?
Adakah kita masih berteman?
374 notes · View notes
sellaindah · 10 months
Text
Untuk orang yang depresi, baginya argumen yang ‘ menyinggung’ adalah asupan pikiran negatif yang terus di olah.
Maka dari itu, Islam mengajarkan bahwa manusia sebaiknya diam jika tidak terlalu penting untuk di katakan . Solusi terbaik bukan hanya untuk teman-teman yang sedang berjuang melawan emosi negatif adalah dengan cara menjaga lisan dan pendengaran.
Kita gak pernah tau derita apa yang sedang seseorang alami, kita gak pernah tau riwayat hidupnya seperti apa, jangankan untuk bicara lebih, baginya kehadirannya saja sudah seperti bencana rasanya.
Maka, jangan pernah menghakimi siapapun dengan lisan yang tak bertanggung jawab ..
1 note · View note