Penulis, puisi dan syair. Sedang menulis fiksi. Kamu bisa terhubung di Instagram @Sellaindah
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Pagi tadi aku duduk di tepi jalan, habis lari ceritanya.
Aku melihat ada bunga matahari yang jatuh, cantik sekali dia. Tapi sudah sedikit layu, aku tanya pemiliknya tapi dia tidak menjawab. Tampak sedih dan lesu wajahnya.
“ ternyata aku mengubah karakter aslinya” ia sedih karena hasilnya pun tidak maksimal potensi terbaik dari dirinya sendiri.
Menjadi perfectsionist yang sisi gelapnya tidak begitu banyak disukai orang.
Terlalu meribetkan orang lain
Ia menangis, tidak bisa berbuat apa-apa yang tersisa hanyalah kuasa Tuhan, katanya.
Selama ini ia pendam, sampai sakit fisiknya.
Dan yang tersisa lagi-lagi hanya kuasa Tuhan.
Menjual hal yang tidak sesuai nominal.
0 notes
Text
Beberapa hal yang kita sendiri gak bisa capai, Kadangdi yaudah in aja..
Karena kita udah berjuang tapi ya emang belum aja, atau emang tidak jawabannya.
Jadi ya, jalanin yang terbaik dan kalo udah tau hasilnya terserah mau lanjut atau stop.
Paham ya?
Beberapa hal kadang sengaja mau di lupan tapi gak bisa.
Beberapa hal kadang yaudah bisa aja gitu di lupain
Apapun itu, semoga jadi keputusan yang bijak dan terbaik ya.
Semoga.
Karna yang terbaik belum tentu bisa jadi yang sempurna, apa lagi yang sempurna kayaknya gak mungkin ada dah.
Di bangku ini, aku lagi liatin hujan, malam malam di coffee shop biasa.
Rasanya beda, lebih dingin.
Beberapa menit lebih tenang,
Waktu aku nengok depan, bedanya gada kamu lagi.
Beberapa rindu kadang jadi egois paling tinggi dah, gak mau ngomong dia.
Entah gak penting entah gengsi.
Tapi kalimat kedua tang paling valid sih, apa lagi dengan komunikasi jarak jauh kaya gini.
Yang kuat ya.
0 notes
Text
Kamu dan aku adalah sebuah ide cerita yang sempurna. Tokoh mana yang tak jatuh hati padanya, pengaruhmu dalam cerita ini makin besar.
Sama besarnya pada saat itu aku yakin benar kamu akan hilang.
Pada suatu cerita, terkadang bukan cuma paham. Jadi sengaja kuselesaikan saja, toh katamu ini sudah melewati batas.
Aku tidak masalah jika tidak denganmu waktu itu, sialnya hal ini sudah menjadi bagian dari cerita yang aku karang sejak lama.
Hal yang paling sulit dariku adalah mengingat dan bertanya-tanya, maka detik itu juga aku memberhentikan waktu untuk tidak mengingat ataupun mempertanyakan apapun pada diri. Karena pada akhirnya kita hanya bisa bercermin pada diri sendiri.
Bagian terburuk dari cerita ini bukan karena aku sendirian, tapi bagian terburuknya adalah kamu datang lagi, tidak hanya sekali tapi berkali-kali.
Jangankan memahamimu, aku aja gk mampu untuk memahami diriku sendiri.
Seolah semuanya cuma buat kamu, cuma kamu.
1 note
·
View note
Text
Kata di buku dan di kepala
Ketakutan datang seperti tak wajar. Aku ingin menghindarinya ( lagi )
Aku berdoa supaya memiliki hati yang lapang, selepas kerja
Ingin rasanya melupakanmu, tapi selagi kamu masih ada di jalur hidupku rasanya amat sulit dan tidak mungkin
Bising di kepalamu itu, tak perlu didengarkan semua
Teman itu bukan seberapa banyak, tapi seberapa dalam.
Mana pandangan yang jernih, dan mana pendengaran yang harus di ikuti
Sampai kita tidak bisa mengenali ada begitu banyak cinta dan maaf di sekitar kita. Orang orang yang bisa mencintai dengan memaafkan
0 notes
Text
Di balik tembok besar itu, aku melihatmu sedang duduk sendiri di kursi itu.
Aku melihatmu dibalik pentilasi udara, sungguh mudah menebak jelas itu dirimu.
Yang punya badan mungil dan serba menutup pikiranku kala itu.
Aku duduk disini, mematrimu dari balik tembok besar.
Aku kehujanan, tapi berteduh di balik jendela
Tak lama, urusanmu selesai.
Aku menyemprotkan anti bacterial seperti biasa ke lenganmu dan lenganku.
Kau bertanya apa kabarku, aku menjawab ‘ habis jatuh, lututku berdarah’ kau panik tapi aku suka.
“ jatoh di mana? Ada ada ajaaa” aku hanya tertawa, lalu kamu mencubit ku kecil
Tak lama aku mengajakmu makan, entah kamu suka atau tidak. Tapi akhir-akhir ini, nampak banyak keterpaksaan.
Kau tidak jelaskan punyamu, dan aku pun sama.
Entah ini hubungan macam apa, seperti tulisan ini kita banyak tanda koma, titik. Dan spasi yang panjang.
Dan sekarang, nampaknya telah selesai.
0 notes
Text
Hal paling gantle adalah, ngomong langsung tanpa teks.
aku mau liat gimana cara kamu ngomong di hadapan wajah aku
Aku mau dengar bagaimana cara kamu menyampaikan apa maksudmu
Aku mau tau, apa ada airmata saat kalimat-kalimat mematikan itu menancap tepat di ingatanku.
Itu gantle, kan?
1 note
·
View note
Text
Makanan.
Pernah aku melihat tulisan seperti ini “ makanan paling enak adalah yang dimasak oleh orang tuamu, sebab jika mereka tak ada kau baru tau betapa mahalnya rasa masakan yang mereka buat” melihat tulisan itu, airmataku menetes.
Benar juga, masakan yang jarang sekali kita puji. Akan terasa sangat mahal sekali rasanya jika itu sudah tiada
Aku tau hidup bukan melulu tentang orang tua, tapi selagi ada. Usahakan bahagiakan mereka ya. Usahakan yang terbaik.
0 notes
Text
25.
Dua puluh dua hari lalu, umurku masih 24 tahun. Menuju angka 25 entah kenapa secara tidak sengaja stamina memang sedikit berkurang rasanya,sadar tidak sadar ambisi masih stabil tapi untuk badan? Tidak bisa bohong.
Memasuki fase ke 25, yang biasanya gemar mengunjungi suatu tempat makan dan rela antri bahasan waitinglist. Kini kuputuskan untuk duduk diam dirumah rehat tanpa harus antri atau ber macet-macetan dijalan. Tak apa harus mengeluarkan uang 20% lebih mahal untuk ongkos, yang penting badan stay.
Belum lagi memilah mana aktivitas fisik yang harus di korbankan. Satu tahun terakhir ini aku fokus gym untuk menormalkan berat badan dan juga self healing karena olahraga sendiri sama seperti golf. Aslinya ya tenis, tapi akhir-akhir ini sedikit tidak kondusif. Dan memakan banyak tenaga serta terlalu banyak kardio yang tidak cocok dengan goals yang ingin aku capai.
Memasuki fase 25 teman-teman masih saja ada yang membuat bingung, gak jarang saya tinggalin daripada ngeribetin. Pernah juga saya di tinggalin, entah alasannya apa terserah.
Memasuki fase 25 circle orang kaya dalam hidup saya makin melebar, gak jarang saya juga insecure. Tapi prinsip saya masih tetap sama.
Memasuki fase 25 rasanya saya bebas melakukan apapun, sesekali saya berlaku nakal. Mungkin jika orang tua saya tau, mereka pasti akan kecewa, teman pun sama.
Memasuki fase 25 saya berhak menentukan apa yang saya mau, tanpa harus takut dengan sisapapun kecuali dengan Tuhan.
0 notes
Text
Tepat enam belas hari lalu, hal yang sangat membuat diri yang sudah lama terkubur mati lalu ia datang lagi. Hal yang membuatku tak menyangka, hal yang membuatku merasa seperti sampah.
Seminggu berikutnya aku telah melewati fase denial, melewati fase kecewa dan marah, rasanya aura hidupku benar-benar seperti orang yang ditinggal mati oleh pemilik raganya. Setiap hari aku menangis, dan aku paksakan tangis itu berhenti di hari ke tujuh.
Hari kedelapan, aku mulai menjadi orang asing. Terlihat nakal, menjadi orang yang tidak menyenangkan bahkan teman bangku kuliahku pun sampai heran dengan perubahan hidupku akhir-akhir ini.
Di hari kesembilan sampai lima belas, aku rasa tubuhku tak lagi mendapatkan udara yang baik. Bertolak belakang dengan gaya hidupku yang sangat sehat. Aku merasa sesak, tenggorokanku rasanya seperti sulit untuk menelan, dan kepalaku selama tujuh hari pusing.
Pikirku, pasti karena hal ini. Aku belum memeriksakannya ke dokter, biasanya sebelum tiga hari aku sudah periksa. Semoga aja bukan sakit karena ulahku sendiri, semoga saja hanya kelelahan biasa.
Anehnya, dari hidupku yang bisa dikatakan suram kemarin. Aku seperti melihat diriku jauh sekali dari yang biasanya.
Aku mendekati hal yang tidak penting, aku tau resikonya dan aku tau bagaimana merawatnya.
Tapi menyesal, sudah seperti kalimat yang sangat basi bagiku.
Semoga setelah ini, ibu tidak marah. Ayah dan Kaka tidak kecewa, adik tidak mencontoh, dan teman?
Entahlah, aku tidak begitu perduli tentang itu akhir-akhir ini.
Sudah beberapa kali aku melihat orang asing memandangku begitu seperti anak yang nakal, tapi Tuhan.. tolong izinkan aku mengingat bahwa aku adalah anak yang baik dan taat.
0 notes
Text
Ramadan #5
Dunia ini terlalu fana untuk digenggam. Sesuatu yang mungkin sedang kita upayakan saat ini, kejar siang dan malam, bekerja seolah 24 jam, mengumpulkan uang di tabungan, dan berpikir semua itu akan menyelamatkan masa depan. Semuanya bisa tiba-tiba hancur dan hilang jika dunia ini juga hilang. Semuanya akan menjadi warisan jika kita tiba-tiba bertemu kematian.
Aku pun merasa pernah demikian, mengejar dunia hingga mengabaikan kesehatan, menghilangkan waktu untuk bisa bersama keluarga, meniadakan kesempatan untuk membangun spiritualitas yang kuat dengan beragam kajian dan ilmu pengetahuan. Semuanya menyisakan kehampaan, kekosongan, dan kegelisahan.
Hidup terlalu berpikir dengan orientasi uang. Hidup memang memerlukan uang, tapi membuat hidup ini beriorientasi pada uang adalah kesalahan. Rezeki tidak semata tentang itu. Hidup ini juga benar-benar sangat sementara, semua yang sedang kita kumpulkan tidak ada yang abadi kecuali amalan.
Belajar untuk mulai menanamkan pemahaman ini tidak mudah. Kekhawatiran atas rezeki selalu berkelindan. Mempertanyakan apakah hidup akan begini-begini saja? Tentu saja tidak!
Melepaskan diri dari ikatan dunia ini adalah perjalanan spiritual yang telah lama aku cari. Sehingga aku bisa melihat dunia sebagai sesuatu yang ringan saja, jika ada masalah, ringan saja, jika ada tantangan, ringan aja, jika ada kehilangan, ringan saja. Semuanya sementara.
176 notes
·
View notes
Text
Rumah yang sama
Kemarin, aku mengunjungi (lagi) rumah itu, rumah yang sudah lama sekali tidak aku datangi.
Disana adalah tempat dimana dulu, semasa sekolah aku selalu bermain dengannya. Bercanda, dan banyak interaksi dengan orang-orangnya.
Isinya masih sama, hanya berkurang satu dan bertambah satu. Yakni mbah kung dan cucu baru mbah ti.
Aku masih ingat jelas siapa nama-nama yang ada di dalam rumah itu, suasananya masih sama. Tata letak bangunannya pun sama sejak 2017 lalu, ya. Aku mengunjungi rumah itu (lagi)
Biasanya aku berkunjung sebelum datangnya bulan suci ramadhan, namun kesibukan yang terlalu di atur. Di malam yang entah ke berapa ini, aku niatkan untuk mengunjungi rumah mbah milik teman dekatku. Kami terlalu dekat dulu, jadi sekarang jika kami bertemu komunikasi pun bukan seperti orang asing atau orang baru lagi. Melainkan keluarga. Lucu memang, kami bisa sedekat itu.
Aku memasuki ruang itu, bukan lagi di ruang tamu atau halaman depan seperti pertama kali dulu.
Aku memasuki ruang tv keluarga atau alas tempat tidur mbah yang banyak sekali penghuninya. Ya, ada anak,cucung dan cicitnya.
Tak lama, ingin sekali aku berbicara pada sahabat dekatku dulu.
Mengapa dulu? Karena jarak yang meretas dan itu tak apa. Cerita kami selalu menarik.
Aku ingin menyampaikan bahwa setelah kurang lebih dua tahun tidak bersama, disini aku ada yang menemani..
Posisinya persis sepertinya dulu, sahabat dekat.
Ia menemani tiap waktu luangku, selagi bisa. Tapi yang satu ini, aku belum lagi terbiasa untuk masuk kedalam rumah yang ada.
Ia baik, percis sepertimu yang yaa kalau di bandingkan memang berbeda. Tapi dia baik.
Rumah lama, tidak akan pernah tergantikan walaupun dulu pernah hampir ricuh panjang. Sekarang aku melihatnya sangat bijaksana.
Aku melihatnya bertumbuh, alhamdulillah orang yang aku temui dulu dengan keadaan tidak ada harapan (katanya) kini ia hidup dengan banyak harapan untuk keluarga kecilnya.
Semoga, kabar baik dan kesehatan selalu menyertai kita semua ya💙
0 notes
Text
Surat terakhir untuk febuari’ 24.
Tanpa direncana, mimpi itu datang tiba-tiba.
Tiba tiba bangun, tiba tiba disapa.
Dengan beberapa obrolan, dengan meminimalisir perdebatan, dengan tawa dan juga kata.
Makin kesini, aku merasa semakin enjoy dan juga apa adanya.
Cerita tentang mimpi semalam, cerita tentang laut dan lalai
Tentang doa yang tidak dangkal,
Dan pengingat segala hal lain yang membahagiakan di hari ini.
Di simpan ya, di jaga.
Aku senang, kamu banyak senyum dan tertawa siang ini.
Bahagia dunia akhirat,ya!
Aku maunya kita sama-sama, semoga amal dan kebaikan selalu cukup untuk kesana.
Aamiin
2 notes
·
View notes
Text
Yang penting bukan kamu
Yang pentung bukan kamu, orangnya.
Yang memakan hak orang lain.
Yang mungkin bukan kamu, orangnya.
Yang berbuat curang dalam ketidakadilan.
Yang penting bukan kamu, orangnya.
Ambil saja Hakmu,patuhi aturan,biar bonus yang menjadi keikhlasan.
Manusia seringkali serakah, kalau soal nominal.
Manusia kadang serakah, demi kepentingan pribadi.
Tapi
Kita tidak tau apa yang orang lain sedang hadapi.
Maka dari itu, biarkan saja jika memang cara mainnya begitu.
Yang paling penting adalah, kamu tidak berbuat begitu.
Yang paling penting adalah kamu dapat pelajaran mahal dibalik semua ini.
Ikhlas, adalah kata paling dingin di dalam hati jika benar kita terapkan dan rasakan.
0 notes
Text
Kalo kemarin tanggal sepuluh, sekarang tanggal sebelas febuari 2024.
Ternyata banyak tulisanku kemarin, melesat begitu jauh.
Nampaknya ya tidak terlalu serius juga, sepertinya. Kadang aku ini lupa, kamu itu orangnya yaa sans aja. Tapi untuk membuat surat seperti ini, boleh ya? Agak serius sedikit walau kita sering bercanda juga. Hehe
Pagi ini, aku mengucapkannya. Kata yang, aku tidak bisa menyangka untuk mengucapkannya dengan cengar cengir. Hehe
‘ selamat ulang tahun ya, aku mengusap pundaknya beberapa kali. Mengulangi kata itu beberapa kali, aku sambut lagi dengan .. “ panjang umur ya, sehat sehat. Aku sayang!”
Tak lama aku pergi mendahuluinya, kata terakhir mulai bergetar.
Ya, aku memang benar benar memintanya untuk sehat (lagi)
Tentu begitu banyak doa yang kupanjat tidak aku lisankan tepat di hadapannya.
Tapi semoga, dan selalu semoga.
Kebaikan selalu menyertai langkah yang kami buat.
Aku turut berbahagia, terimakasih ya! 💙🚀😎✨
1 note
·
View note
Text
Surat ini, aku tulis cepat. Saat pukul 23.27 di akhir 10 febuari 2024.
Saya ingat satu hari, atau di bulan febuari. Kerabat dekat saya sedang berulang tahun.
Dan malam ini, tepat di detik detik terakhir harinya melewati di umur kemarin. ( bingung ya? Sama aku juga. Tapi biar austetic aja bahasanya HEHE)
Saya belum mengucapkan selamat atau memanjatkan doa di hari baiknya tepat di depan dahinya, saya bingung karena terlalu banyak hal yang jika di ucapkan selamat. Pasti kami bertanya “selamat untuk apa? Ulang tahun?” Nampaknya aku belum cukup berani untuk di skak seperti itu. Haha
Terserah surat ini sampai di hari apa, atau mungkin tidak sampai.
Ada begitu banyak rencana yang ingin aku sebutkan, mohon di bacakan dengan hati. Karena kamupun tau, saya selalu pakai itu. Haha
Rencananya pagi tadi ada yang ingin mengirimimu bunga,dan kopi hangat. Tapi aku kalah dengan waktu.
Rencana siang, aku ingin mengirimimu kopi yang banyak, tapi aku kalah dengan waktu.
Sore menyambut malam, aku ingin singgah sebentar ke rumahmu, tapi lagi lagi aku kalah dengan waktu.
Sebenarnya bukan hanya waktu, itu alasanku saja.
Aku ingat beberapa kejadian yang pernah kami ceritakan,waktu di Ngawi. Tentang..
Tentang seberapa bencinya ia di tanggal itu, tepatnya pada saat ia di lahirkan.
Mengingat ada musibah yang terjadi akhir-akhir ini sehingga kami tidak bisa terlalu dekat, secara fisik khususnya.
Mengingat ada beberapa kejadian yang harus ‘di tunda’ dan mungkin ada banyak kejadian lain yang aku sendiri mungkin gak tau.
Lantas, apa?
Apa yang musti aku atau kita rayakan? Terlalu lucu dan mungkin akan menyakitkan jika di bahas.
Tapi, percayalah..
Percayalah ada segudang hikmah yang terjadi, setelah ini.
Mungkin ini jauh lebih baik untuk hidupmu,aku yakin itu. Allah ingin menunjukkan seberapa sayang-Nya karunia yang Ia berikan pada kita semua.
Tapi dari banyak rentetan kata yang tak ter ucap ini, izinkan aku untuk membantumu mengulas beberapa kejadian luar biasa yang SUPER MEMBANGGAKAN💙
Terimakasih banyak ya, untuk terus melanjutkan hidup dengan nilai-nilai kebaikan dan kebermanfaatan untuk sekitar..
Terimakasih banyak, sudah membantu membuat banyak senyum pada banyak orang
Terimakasih banyak telah hadir untuk beberapa kejadian yang mampir
Terimakasih banyak telah mau memperjuangkan semua ini
Kita gak pernah tau, takdir mana yang akan bertemu lebih dulu..
Lakukan yang terbaik ya! Tapi ingat, yang terbaik tidak mungkin menyakiti siapapun..
Termasuk terlalu keras, terhadap diri ..
Selamat ya! Aku disini loh, nemenin kamu, suport kamu, sayang kamu.
Tapi aku gak mau cuma ada disini, disini sebentar. Aku mau sampai surga💙 Aamiin ya!
Salam hangat,
Sella Indah 💙
1 note
·
View note
Text
Kemarin malam, aku nyangkut di atas bianglala.
Sebenarnya aku tidak takut, hanya saja kecepatannya buat aku mual dan sedikit pusing.
Rasanya nyawaku masih tertinggal di atas sana.
Aku gak nyangka bisa lakuan hal konyol yang gak pernah aku lakuan semenjak TK terakhir kali, mungkin. Bahkan untuk mengingatnya aja aku gak tau kapan terakhir kali aku naik seperti itu. Disana aku melihat banyak sekali lampu, suara yang keras, dan manusia yang banyak seperti orang kesurupan. Maksudku apa bedanya dengan orang yang sedang berkoar-koar naik wahana ? Sama-sama menyeramkan.
Kemarin juga aku jalan kaki malam hari, gelap.
Aku menggenggam jemari seseorang “takut” kataku, dengan postur tubuh tinggi dan sedikit berisi. Ternyata aku masih takut dengan kegelapan di luar melihat manusia lusuh yang sedang duduk di terotoar.
Beberapa kabar, aku beberkan pada teman dekatku.
Beberapa situasi, buat aku tau.
Bahwa mungkin setelah ini, aku akan menghadapi apa yang aku buat sendiri.
Kekhawatiran,ketakutan, tapi jangan lupa buat energi yang lebih besar untuk menjadikan dua hal tersebut sebagai tameng. Bukan malah boomerang untuk diri.
Aku ingat untuk apa aku akan pergi
Aku ingat aku akan menelusuri hal baru dan menyenangkan 30 hari kedepan.
Mungkin aku akan menelfon ayah, ibu, atau kerabat dekatku untuk melepas rindu dengan excited tentang bagaimana perjalananku atau hidup mereka yang sama-sama akan berlalu. Semoga perjalanan ini cukup menyenangkan dan tidak menyangkut kerungsingan di atas bianglala yang menyangkut semalam.
0 notes
Text
“ selamat,ya.. Happy for you”
Itu kata yang ingin aku lontarkan saat melihat seseorang yang pernah mengisi hari,pada waktu itu. ia sedang melesatkan cincin ke jari manis wanita yang telah menemaninya selama ia masih kuliah. Wajahnya yang khas dengan ketegangan, tubuhnya yang masih sama dengan postur tinggi, kurus dan sedikit berkumis.
Sembari aku duduk di kursi ruang tamu, lalu muncul memori yang berdentuman datang, dan banyak kata andai di dalamnya. Seperti..
“ andai dulu, aku sedikit lebih sabar dengannya”
“ andai dulu, aku sedikit lebih paham tentang maunya apa”
“ andai saja dulu, ia bisa menjelaskan apa yang akan menjadi ending cerita ketika kita masih bersama”
“ andai sejak 2016 aku masih menemaninya”
Dan begitu banyak kata andai setelah melihat foto itu, ia rapih dengan jas dan belangkon di atas kepalanya. Ia rapih menggunakan jam dan sepatu pantofel, ia rapih dengan kemeja hitam dan sabuk khasnya. Aku ingat model sabuknya masih seperti sma.
Seperti ada kata kecewa dan sedikit kesal, tapi aku tidak bisa menyalahkan diriku. Ya mungkin ini yang namanya jodoh, lagipula tidak semudah itu. Aku sudah cukup dewasa dan hal yang seperti ini, bukanlah penyesalan yang khusus untuk hidup pribadi. Jadi ya, singkatnya entah mengapa. Mungkin karena aku selesai dengan cara yang baik,dan memang berhubungan baik. Kalimat dan muncul ucapan pertamaku adalah.. “ selamat ya, Happy for you”
Mungkin ialah wanita yang siap menjadi makmum yang dibimbing
Relly, Happy for you mas!✨
0 notes