sekadarnyasaja
Sekadarnya
525 posts
Tulis apa yang ingin kamu tulis, meskipun tidak semua yang kamu tahu orang lain perlu tahu atau sebaliknya.
Don't wanna be here? Send us removal request.
sekadarnyasaja · 23 hours ago
Text
Hari Baru
Pasca menyelesaikan beberapa keterikatan pekerjaan dan kini mulai keterikatan baru. Rasanya bisa benar-benar berganti suasana.
Mulai bisa menyusun agenda harian tanpa ada perasaan harus selalu stanby. Sehingga bisa memiliki waktu-waktu yang dikhususkan untuk berpikir tentang diri dan lebih mendalam. Sehingga ada momen pula untuk being present terhadap berbagai macam masalah yang lagi dihadapi tanpa harus kepikiran menyelesaikan masalah lain.
Jadi punya waktu untuk menulis dengan tenang, ini salah satu fokus yang kucari. Kemudian, jadi bisa punya me-time untuk membaca buku dengan santai.
Kehidupan yang cepat ternyata tidak begitu relevan lagi dengan kondisi aktual sekarang yang jadi bapak-bapak dengan anak SD dan TK. Pandanganku terhadap value produktivitas juga tidak lagi diukur dengan seberapa banyak pekerjaan yang diselesaikan, atau seberapa banyak uang yang didapatkan.
Produktivitas diukur dengan parameter "keridaan Allah". Bahkan aktivitas menemani anak bermain, mengantar anak, membaca buku, menulis, bercanda dengan pasangan, menjenguk orang tua, bertamu, menikmati akhir pekan dengan keluarga, dan semua hal yang memberikan nilai dan kebermaknaan, maka ia dinilai sebagai produktif.
Juga kemudahan waktu untuk bersilaturahmi dan juga mengikuti kajian. Karena, nyatanya memang tidak semua orang mungkin punya kesempatan dan waktu untuk melakukan aktivitas tersebut karena padatnya waktu bekerja dan kelelahan dalam bekerja.
Tapi bisa memiliki momen itu lagi rasanya hari lebih tenang. Dunia yang amat sementara ini terlalu kering rasanya jika hanya ilmu dunia yang terus menerus dikejar, mengejar dunia tapi dengan meninggalkan dan lalai terhadap yang menciptakan dunia seisinya ini. Kan aneh? Ternyata, menjalani hari baru dengan mengubah sebagian besar aktivitas yang selama ini memenuhi waktu, memilih mana yang lebih prioritas dan penting, dan mulai kembali aktivitas yang mampu mengisi jiwa. Bisa berkarya dengan lebih leluasa adalah bentuk anugrah yang selama ini hilang dari diriku sendiri.
Mari temukan diri sendiri, ditengah hilangnya diri saat dewasa. Saat semua aktivitas dan rutinitas memenuhi isi kepala, saat seluruh waktu rasanya penuh agenda tapi justru terasa kosong di dalam jiwa. Coba dilepas satu-satu yang selama ini menutup mata hati kejujuran, nanti keliatan.
Meski pun tidak mudah buat membuat pilihannya dan menjalani konsekuensinya. Tapi ingat lagi, apakah keadaan sekarang ini yang ingin kamu jalani seumur hidupmu? (c)kurniawangunadi
53 notes · View notes
sekadarnyasaja · 23 hours ago
Text
Tumblr media
Belajar meyakini, bahwa apa yang meninggalkan kita di masa lalu; apa yang telah kita pilih untuk lepaskan dengan penuh keyakinan baik; apa yang melewatkan kita-dan kita lewatkan karena garis takdir—pasti akan menemukan ganti yang lebih baik di masa kini dan masa yang akan datang.
Sebab, selalu ada jutaan hikmah dibalik satu takdir yang terjadi. Semoga, hati kita peka memetiknya.
Sebab, tidak mungkin sesuatu itu akan berlalu, kecuali itu memang bukan rejeki kita. Pun segala hal yang menetap dalam hidup kita karena memang sudah Allah takdirkan menjadi rejeki kita.
Awal tahun yang masih berkabut dan mungkin masih panjang sekali perjalanan ini. Semoga ruang berbaik sangka terhadap takdir Allah luas sekali dalam dada, diiringi kelembutan hati untuk selalu bertawakkal pada-Nya.🍃
Hujan di pagi hari, 10 Januari 2025 07.41 wita
69 notes · View notes
sekadarnyasaja · 3 days ago
Text
mengawali malam, aku ingin orang-orang yang ku sayangi, Engkau berikan kelapangan dan ketenangan hati, kebahagiaan yang berlipat-lipat. kalaupun sedih, sedihnya sebentar saja dan ada solusi setelahnya.
aku ingin orang-orang yang ku sayangi, merasakan tenang dengan semakin dekat kepadaMu. tenang dalam ketaatan, kecukupan, dan hati yang lapang. tidur malam dengan nyenyak, tanpa kekhawatiran tentang masa depan. tidur dengan perasaan lapang sebab telah banyak memaafkan.
aku ingin orang-orang yang ku sayangi, tumbuh dalam taat kepadaMu. dan berkumpul kembali kelak di surgaMu ya Allaah, sebuah tempat yang tidak ada lagi rasa sakit dan kesedihan.
ya Rabb, Engkau yang paling paham kondisi kami, Engkau yang paling tahu ketakutan kami,. jangan uji kami dengan hal-hal yang tidak sanggup kami pikul, sangat berat untuk dilalui. jangan tinggalkan kami ketika ujian itu datang menguji kami. tolong kami, tolong, tolong hingga akhir. dan berikanlah ganti atas kesabaran dan setiap rasa sakit kami.
hanya kepada Engkau saja ya Allaah, sandaran kami, tumpuan kami, harapan kami, tempat bergantung kami.
aku ingin, orang-orang yang mengenalku Engkau beri kebahagiaan yang berlipat-lipat bahagianya. aku ingin Engkau berikan aku hati tenang dan ridha atas segala ketetapanMu.
larut || 050125 || 22.46
78 notes · View notes
sekadarnyasaja · 3 days ago
Text
Love Language
Membaca Love Language Seharusnya tidak sesulit dibayangkan, Love Language tercipta berbeda beda untuk setiap orang, iya tercipta dari ketiadaan, sesuatu yg tidak pernah dia dapatkan dihidupnya,
Orang yang hidupnya strugle, Perintis, Yang mungkin harus pulang larut malam tiap hari nya, biasanya sering memberikan hadiah kepada orang yg dicintainya, karena dia tau, membeli hadiah itu butuh perhitungan untuk menyisihkan, Orang seperti ini Love Language nya bukan cuma Gifted, tapi Word of Affirmation, mereka butuh juga untuk di respect atas apa yang dia berikan dari hasil perjuangan, bahkan hanya waktu pun, dia butuh di respect
Ada Orang yang secara uang dia tidak susah, banyak yg membantu nya, mudah buatnya mendapatkan uang, tapi orang ini kesepian, cara dia untuk memberikan cinta nya adalah dengan baik kepada semua orang dan suka menolong, Orang ini ga butuh word of Affirmation, Orang ini butuh Physical Touch dan Quality Time, karena pikirannya pasti Rumit
Ada Orang yang tumbuh besar dengan kritikan dan jarang dipuji. Ia haus akan pengakuan dan apresiasi. Kata-kata penuh makna seperti "Aku bangga padamu", "Kamu hebat", atau "Aku sayang kamu" adalah bukti cinta yang paling nyata baginya. Tapi iya harus sangat sangat berjuang mendapatkannya, tidak semudah orang lain, Ia akan merasa dicintai dan dihargai ketika pasangannya secara verbal mengungkap rasa sayang dan mengapresiasi usaha-usahanya, sekecil apapun itu. Lebih dari sekadar pujian, ia mendambakan kata-kata yang tulus dan membangun. Word of Affirmation
Orang yg terlihat mandiri hidupnya adalah motto orang dengan Love Language Act of Service, Mungkin ia tumbuh besar di lingkungan yang menuntut kemandirian, di mana bantuan jarang diterima. Baginya, cinta diwujudkan melalui tindakan nyata yang meringankan beban dan menunjukkan kepedulian. Membuatkan sarapan, membantu membereskan rumah, atau mengantarkannya ke dokter adalah bentuk cinta yang lebih bermakna daripada seikat bunga atau kata-kata manis. Ia merasa dicintai ketika pasangannya bersedia mencurahkan waktu dan tenaga untuk membantunya.
Meskipun setiap orang punya satu Love Language yang dominan, bukan berarti bahasa cinta yang lain tidak penting. Seseorang bisa memiliki kombinasi dari beberapa Love Language. Misalnya, seseorang dengan Love Language utama Quality Time mungkin juga sangat menghargai Words of Affirmation.
Love Language seseorang tidak selalu statis. Pengalaman hidup, perubahan lingkungan, dan dinamika hubungan bisa memengaruhi Love Language seseorang. Misalnya, seseorang yang dulunya Physical Touch mungkin setelah mengalami kejadian traumatis menjadi lebih menghargai Acts of Service sebagai bentuk cinta.
Love Language berlaku untuk semua jenis hubungan, termasuk hubungan dengan orang tua, anak, saudara, dan teman. Memahami Love Language orang-orang terdekat dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih harmonis.
Pegel.. CMIIW
19 notes · View notes
sekadarnyasaja · 3 days ago
Text
Memprasangkai Takdir
bismillaah,
Seseorang pernah menulis, “Sesuatu yang dicitakan harus diusahakan dan diperjuangkan dengan maksimal walaupun merupakan jenis takdir yang tidak dapat dirubah di lauhul mahfudz.” Pilihan itu melazimkan perjuangan, meski memperjuangkan itu sendiri juga adalah pilihan :”).
Kita tentu sudah mengetahuinya bahwa apa yang telah-sedang-dan akan terjadi pada hidup kita, semuanya sudah tercatat rapih di lembaran Lauhul Mahfudz. Dinamakan “Mahfudz” karena dianya terjaga dan terpelihara dari perubahan, kata Ustadz
Lalu untuk apa kita letih-letih berusaha, berikhtiar sepenuh hati, jika toh hasil akhirnya sudah diketahui dan tidak bisa diubah? Bagaimana jika ternyata hasil akhirnya tidak sesuai dengan ingin kita, tidak sesuai dengan apa yang telah kita ikhtiarkan? tidakkah semua harap, usaha dan doa kita menjadi sia-sia?
Para sahabat pun juga tidak terlepas dari kegelisahan ini, ketika Rasulullaah SAW menyampaikan sabdanya tentang bahwasanya siapa saja yang kelak akan menjadi penduduk surga dan penduduk neraka sudah ditetapkan, bahkan jauh sebelum manusia itu dilahirkan di dunia.
Para sahabat gelisah, dan bertanya, “Wahai Rasulullah, berikanlah penjelasan kepada kami tentang agama kami, seakan-akan kami baru diciptakan sekarang. Untuk apakah kita beramal hari ini? Apakah itu terjadi pada hal-hal yang pena telah kering dan takdir yang berjalan, ataukah untuk yang akan datang?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bahkan pada hal-hal yang dengannya pena telah kering dan takdir yang berjalan.”
Ia bertanya, “Lalu apa gunanya beramal?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beramallah kalian, karena masing-masing dimudahkan (untuk melakukan sesuatu yang telah ditakdirkan untuknya).” (HR. Muslim, no. 2648)
Sekelas sahabat yang keimanan dan amal shalihnya paling top diantara ummat Rasulullah aja khawatir, ya, apalagi yang butir-butir debu kayak kita 😭
Jadi, untuk beramal kalau hasil akhirnya toh sudah diketahui?
Kita beramal, kata Ustadznya kemarin, untuk memprasangkabaik-i ucapan Rasulullaah di atas, bahwa “masing-masing akan dimudahkan untuk melakukan sesuatu yang telah ditakdirkan untuknya”.
Usaha yang kita lakukan, adalah bentuk dari prasangka baik kita, optimis kita, juga harap kita bahwa kita sedang berjalan menuju takdir yang in syaa Allaah telah Dia tetapkan untuk kita.
Ta-tapi bagaimana jika ternyata takdir Nya berkehendak lain? yaudaah tinggal nangis aja sampai lega 😭😭😭
Wa maa indallahi khair, in syaa Allaah. Setiap yang Allaah tetapkan, in syaa Allaah tersebar banyak hikmah di dalamnya. Ini kenapa senantiasa meluruskan niat, senantiasa dan terus menerus berdoa, berpasrah pada Nya menjadi kebutuhan utama kita sebagai hamba Nya. Karena kita benar-benar ga bisa apa-apa tanpa Nya, bahkan me- “it’s okay it's okay it's okay” diri sendiri aja juga ga akan bisa tanpa pertolongan dan rahmat dari Nya.
Bukan kita yang hebat, Allaah yang beri pertolongan dan mampukan.
35 notes · View notes
sekadarnyasaja · 12 days ago
Text
Sebuah Renungan Pagi Hari: Tepa Slira
Pagi tadi baru sortir gambar di galeri yang harus dihapus karena memori HP lumayan mengkhawatirkan terus menemukan sebuah hasil tangkapan layar gambar dengan kutipan "adab lebih tinggi dari ilmu" yang juga lagi rame beritanya akhir-akhir ini.
Tumblr media
Saya cuma mbatin pas gambar tersebut saya swipe tapi sengaja tidak saya hapus sebagai pengingat yang mungkin sewaktu-waktu saya buka lagi.
Kemudian, pagi tadi saat saya mau berangkat ngantor di gang depan rumah ada "sekelompok masyarakat" yang gerak jalan. Saya agak nggak habis pikir karena justru pas saya mau lewat, mereka malah memenuhi jalan dan sama sekali tidak menghiraukan bahwa jalan tersebut juga dilalui pengendara lain--alias weh kan ini jalan umum jadi ya siapapun boleh lewat. Sempat saya menunggu jalan di belakang pelan-pelan tapi juga tidak diindahkan akhirnya saya klakson pelan dan untungnya minggir.
Tapi di beberapa meter ke depan masihlah bapak ibu ini juga bergerombol berjejer memenuhi jalan. Saya yang sebenernya sungkan tapi nggak sabaran ini lewat sambil bilang permisi. Dua atau beberapa kali lagi saya harus melewati orang baris berjejer memenuhi jalan yang untungnya langsung minggir saat saya mau lewat. Astaghfirullah. Kalau saya marah juga nggak ada untungnya. Meski sejujurnya dalam hati ingin meledak juga amarah ini tersebab langsung teringat gambar yang baru banget tadi pagi saya lihat itu.
Semoga kita bisa saling menghargai di manapun dan kapanpun kita berada. Pentingnya tepa slira (baca: Tepa selira adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti tenggang rasa atau sikap untuk menempatkan perasaan orang lain pada diri sendiri) dan mawas diri memang harus selalu dipupuk dalam diri. Semoga ini bisa menjadi renungan bagi saya pribadi atau teman-teman yang membaca tulisan ini. Karena boleh jadi saya juga pernah melakukannya sebagai manusia.
0 notes
sekadarnyasaja · 14 days ago
Text
Belajar Mengakhiri
Tumbuh dewasa mempertemukan kita dengan banyak hal yang rasanya harus kita pelajari. Menempatkan diri kita pada kondisi awal untuk banyak hal, belajar ini dan itu, memulai ini dan itu. Banyak hal yang ingin kita kuasai, ingin kita segera lakukan.
Sampai-sampai di saat dewasa, seiring berjalannya peran-peran baru yang mungkin kita ambil, prioritas yang mulai berubah, dan segala hal yang terjadi membuat kita harus mengakhiri sesuatu. Tapi, kita tidak tahu cara mengakhirinya dengan baik.
Beberapa pertemanan juga mungkin telah melewati masanya, orang-orang yang dulu dekat, suka pergi bareng, tiba-tiba menjauh dengan sendirinya. Tidak ada masalah apapun, tapi tiba-tiba saja rasanya semakin jauh dan semakin jauh hingga benar-benar menghilang tanpa sempat kita ucapkan salam perpisahan.
Mungkin kita juga belum pernah belajar mengakhiri pekerjaan. Saat kita bekerja di tempat orang lain atau bersama dengan orang lain. Saat kita menemukan kesempatan yang lebih baik, menemukan hal yang kita cari. Kita harus mengakhiri satu hal untuk kemudian memulai hal baru lainnya.
Dalam perjalanan, bahkan saat kita mungkin sedang kebingungan bagaimana caranya bisa memulai fase baru menjalani kehidupan berumah tangga. Ada teman kita yang kesulitan untuk mengakhiri rumah tangganya yang sudah sulit diselamatkan karena perselingkuhan, kekerasan, dsb. Ia tidak pernah diajarkan keberanian untuk mengakhiri sesuatu. Dan kita pun demikian, belum cukup belajar keberanian untuk mengakhiri hal-hal buruk yang menyelinap dalam kehidupan kita.
Ada banyak hal yang butuh kita akhiri untuk keluar dari masalah atau untuk memulai hal baru. Tapi, apakah kita telah belajar banyak tentang cara mengakhiri agar sesedikit mungkin menyakiti diri sendiri? Agar apa yang kita akhiri itu benar-benar berakhir tanpa meninggalkan masalah-masalah baru?
Apa hal yang sedang ingin kamu akhiri tapi kamu sendiri kesulitan hingga saat ini?
(c)kurniawangunadi
287 notes · View notes
sekadarnyasaja · 20 days ago
Text
Apa hal yang sedang ingin kamu akhiri tapi kamu sendiri kesulitan hingga saat ini?
Menghilangkan perasaan.
Melawan ketakutan akan segala misteri kehidupan.
Banyak sekali lainnya yang tidak bisa saya tuliskan satu-satu di sini.
0 notes
sekadarnyasaja · 20 days ago
Text
Menghidupkan mimpi memang tidak mudah. Namun menjalani hidup yang seperti ini selamanya jauh lebih menakutkan.
@milaalkhansah
126 notes · View notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
SESUAI PORSI
Pernahkah merasa iri saat melihat orang lain terlihat begitu mudah mencapai puncak? Seolah hidup mereka penuh keberuntungan, sementara kita harus tertatih menghadapi tantangan. Tapi, ada satu hal yang sering kita lupa: setiap orang punya jalan yang berbeda, cerita yang berbeda, bahkan ujian yang tak bisa dibandingkan.
Di atas setiap orang yang berpengetahuan, ada lagi yang lebih mengetahui (QS Yusuf: 76). Begitu pula perjalanan hidup. Allah memberi porsi sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Pohon yang besar tak mungkin tumbuh dalam semalam. Ia memerlukan akar yang kuat, waktu, dan musim yang silih berganti.
Dalam proses ini, ada satu kunci: ridha terhadap takdir. Rasulullah ﷺ bersabda, “Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian; itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, dengan bersyukur atas apa yang kita jalani, kita akan menemukan bahwa proses itu adalah berkah, bukan beban.
Secara ilmiah, proses bertumbuh itu seperti membangun otot. Tubuh perlu latihan yang teratur, waktu istirahat, dan nutrisi yang cukup. Kalau otot dipaksakan tumbuh terlalu cepat, yang terjadi justru cedera. Sama halnya dengan kehidupan: terburu-buru hanya akan membuat kita lelah dan kehilangan esensi dari perjuangan itu sendiri.
Setiap detik perjalanan kita, Allah sedang merajut sesuatu. Maka nikmati setiap langkah. Proses yang panjang, meski penuh duri, adalah cara Allah mempersiapkan kita untuk masa depan yang lebih baik.
"Wa tawakkal 'ala Allah; innallaha yuhibbul mutawakkilin." Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal. (QS Ali Imran: 159)
Sebuah pohon besar selalu dimulai dari benih yang kecil. Begitu pula dengan kita. Biarkan akar kita menghunjam, biarkan cabang kita menjulang. Kelak, akan tiba saatnya buah kita memuliakan kita. 🌱
27 notes · View notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
Hubungan yang rapuh (2)
Tak pernah terpikirkan olehku, bahwa di tengah perjalanan ini, kita harus saling mengucapkan selamat tinggal—padahal tujuan kita masih jauh..
Ya, kitalah yang pernah menjadi sepasang itu. Sepasang yang menata banyak mimpi bersama-sama dengan penuh semangat. Kita rajut banyak harapan yang sama dalam langit doa kepada Tuhan; berharap kita akan menjadi selamanya.
Ya, kaulah seseorang itu—yang pernah menjadi sebab berdebarnya jantung dan bergemuruhnya perasaanku. Seseorang yang pernah menjadi tokoh penting dalam beberapa bab halaman hidupku. Seseorang yang pernah memberi kesan seperti gemerlap bintang yang menakjubkan di mataku.
Hidup ini penuh ironi. Bagaimana mungkin, seseorang yang pernah sangat kucintai, harus kurelakan pergi? Tapi, itulah kenyataannya. Aku melepaskanmu, membiarkanmu pergi. Sebab pemikiran dan sifat kita yang seringkali saling bertentangan. Hingga akhirnya, perasaan itu kalah oleh sebab terlalu banyak pertikaian. Hingga aku sampai pada titik pengertian; memaksakan tentang kita hanya akan memperpanjang waktu untuk memperdalam masing-masing luka di hati.
Hidup ini, penuh ironi. Bagaimana mungkin seseorang yang saling mencintai tetapi disisi lain juga memiliki sifat keras yang saling bertolak belakang sehingga tak bisa dipaksakan. Maka, jika perasaan ini terus aku menangkan dapatkah kita saling bertahan dengan segala goresan luka di hati yang semakin banyak?
Dan, berapa kali pun kupikirkan—meski hati ku terus berdalih takut melepaskan, logika ku terus melawan, tak ada jalan yang lebih baik, selain perpisahan.
Selasa, 26 November 2024 12.54 wita
43 notes · View notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
Pembelajaran hari ini untuk diriku:
Untuk hal-hal yang bikin marah, sedih, kesal, kecewa, sikapi semua itu dengan kebaikan.
Barangkali semua hal itu dihadirkan Allah sebagai ujian. Mau disikapi dengan keburukan atau kebaikan?
Yang jelas, tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan lagi.
Bismillah, belajar terus, kalau nggak ada hal-hal yang bikin marah, sedih, kesal dan kecewa, mungkin aku nggak akan belajar.
Terima, perbaiki, jadi lebih baik. Jangan sampai jadi orang yang keras kepala dan tidak mau menerima nasihat.
Semoga dari setiap hal yang bikin marah, sedih, kesal, dan kecewa itu aku selalu menemukan setitik kebaikan dan makna yang bisa dijadikan pembelajaran. Aamiin.
Bandung, 22 November 2024
@monicasyarah
70 notes · View notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
Bahkan saat doamu belum juga terkabulkan, ia telah dikonversi kedalam bentuk yg lebih baik, disimpan sebagai tabungan dan atau hanya ditunda untuk lebih banyak bersabar
Percayalah hari ini adalah takdir terbaik yang semestinya dijalani. Semoga Allaah karuniakan hati yang lapang. Tidak marah meskipun mampu, tidak menyalahkan meskipun ingin. Allaah lebih ngerti kapan dan dimana hatimu diletakkan.
140 notes · View notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
Bukankah apa yang kita butuhkan jauh lebih baik dari apa yang kita inginkan? Namun, takaran-takaran itu tidak pernah ada dalam takaran kita, manusia. Lantas, tidak jarang penyangkalan-penyangkalan terus dilakukan. Padahal, mungkin apa yang kita sangkal adalah jawaban dari apa yang kita doakan. Tandanya, kita belum lulus ujian.
2 notes · View notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
Semua pasti ada hikmahnya kan yaaaa? Kalau tau di awal apa hikmahnya mungkin kita nggak akan semangat menjalani kehidupan, bakal lebih banyak santainya wkwkwk.
Ditulis karena sedang membutuhkan motivasi.
0 notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
Kayaknya saya harus lebih berhati-hati dengan pikiran dan the power of mbatin. Karena beberapa kali kejadian cuma mbatin sesuatu kemungkinan dan kejadian. Masalahnya yang dibatinkan itu sesuatu hal yang buruk :" astaghfirullah
0 notes
sekadarnyasaja · 2 months ago
Text
Sad but true :")
Baru paham. Dalam hidup, kadang kita tidak selalu menanggung konsekuensi atas pilihan kita sendiri. Kadang ada konsekuensi yang hadir dari pilihan orang lain dan tidak dapat terelakkan.
Mogi Bian
392 notes · View notes