Tumgik
sassysessa · 8 years
Text
What i want to say but i cant say
I hate when someone insult me just because i like to do things they dont. Like when someone called me a faggot because i cant play any sport except for run and swimming and when someone said to me that i look like a gay because of reading. I mean, seriously? Something we do cant determine our gender, its who we are inside and has nothing to do with things we love
Tumblr media
3 notes · View notes
sassysessa · 8 years
Quote
Boy : “I want a girl who can apply make up.” Girl : *smile Boy : “Why are you smiling?” Girl : “Smile is the best make up any girl can wear”
2 notes · View notes
sassysessa · 9 years
Text
Pindah Rumah
Hari ini, tanggal 31 Maret 2016, saya selaku pemilik blog ini memberitahukan kepada kalian semua -visitor blog saya-, bahwa saya sudah pindah ke rumah baru saya di Jalan Wordpress.
Halo guys! Jadi, setelah berhari-hari menatap themes di tumblr dengan hati risau dan pikiran bimbang, aku memutuskan untuk pindah alamat. Dari yang tadinya ngeblog di tumblr, sekarang ke wordpress. 
Eumm.., karena aku pindah, bukan berarti postingan-postingan maupun akun tumblrku dihapus. Masih tetap ada, tapi enggak kepake lagi. Kalian dipersilahkan untuk berkunjung ke rumah baruku di alamat http://salsabilazhr.wordpress.com/ karena disitu aku sudah menjelaskan alasanku pindah rumah.
Terimakasih untuk semuanya yang udah sering baca-baca post di tumblrku :)
1 note · View note
sassysessa · 9 years
Text
Apam Hambuku; Wadai Basah Yang Melarak
Ujian Praktek Prakarya kali ini, kami diminta untuk membawa wadai basah khas daerah kami. Wadai apa saja, asal bukan kue kering untuk nantinya dimakan bersama-sama sebagai cara lain dalam memperkenalkan kue tradisional Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, kami telah dibagi menjadi beberapa kelompok, dan di kelompokku, aku ditugaskan membawa wadai serabi, atau disini lebih dikenal dengan sebutan apam lumba.
Saat hendak pergi mencari serabi, mamaku bertanya, “Kamu nggak mau apam hambuku aja? Di depan ada yang jualan.”
“Apam Hambuku?”
Aku yang baru sekali mendengar nama itu, lantas bertanya-tanya. Seperti apa Apam Hambuku? Kemudian, sebagai anak kekinian, aku mengetikkan ‘apam hambuku’ di google image. Tidak ada gambar makanan yang keluar di hasil pencarian. Miris sekali. Tidak adakah yang pernah membahasnya di blog? Maka akupun berinisiatif untuk mengenalkan kalian kepada salah satu wadai khas daerahku, yang baru saja kukenal beberapa hari yang lalu.
Hambuku merupakan salah satu nama daerah di pelosok Kalimantan Selatan, tepatnya di kabupaten Hulu Sungai Utara. Seperti Nasi Padang, yang merupakan makanan khas Padang dan Soto Banjar yang merupakan makanan khas suku Banjar, Apam Hambuku juga merupakan kue khas Hambuku yang bentuknya unik.
Perlu diketahui, apam adalah salah satu wadai atau kue yang terkenal di Kalimantan Selatan. Di Barabai misalnya, daerah yang merupakan wilayah kabupaten Hulu Sungai Tengah itu terkenal dengan apam Barabai, apam yang bentuknya bulat dan berwarna coklat gelap.
Sama seperti Apam Barabai, Apam Hambuku ini juga berwarna coklat gelap karena bahan dasar pembuatan kedua apam tersebut sama-sama berasal dari tepung beras yang dicampur dengan ragi dan gula merah. 
Tumblr media Tumblr media
Proses pembuatannya yaitu tepung beras, dicampur dengan ragi dan gula merah kemudian diaduk dan didiamkan selama 1 hari agar bisa mengembang. Adonan kemudian dituangkan ke dalam cetakan yang telah dilapisi dengan wadah kertas, lalu dikukus sebentar sampai mengembang dan mekar seperti kue bolu kukus.
Tumblr media
Rasanya benar-benar khas gula merah, manis, dan teksturnya lembut. Persis seperti kue bolu kukus. Harganya berkisar antara Rp.8.000 sampai dengan Rp.10.000 per bungkusnya. Sementara 1 bungkus berisi 6 cup Apam Hambuku.
Di Banjarmasin, Apam Hambuku bisa kita dapatkan di depan Jl. Pramuka depan komp. Satelit dengan gerobak bertuliskan “Apam Hambuku Rohana”.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
(all picture was taken by me)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wadai = Kue
Melarak = Mekar
2 notes · View notes
sassysessa · 9 years
Text
Tiada Rasa di Antara Kita
Ketika kita benar-benar tulus menyayangi bagaikan saudara sendiri,
Kita merasakan bahagia hadir melengkapi, rasa yang kita dapat rasakan bersama-sama bak telepati.
Kita berenam sama-sama berbagi rasa,
Saat ada yang bahagia, semua bahagia.
Senang rasanya saat segalanya mengalir tanpa kata ‘baper’, tanpa perasaan mencampuri dan mendominasi segalanya
Senang rasanya saat bisa memposisikan diri sebagai sahabat sekaligus saudara
Saat bisa menyayangi mereka layaknya benar-benar ada ikatan batin di antara kita, yang menyatukan hati kita sekalipun kita jauh.
Saat bisa menyayangi mereka seperti saudara, tanpa harus ada perasaan yang mencampuri dan membuat runyam segalanya.
Aku beruntung, juga bersyukur.
Karena rasa itu tidak ada
Seharusnya memang tidak ada, dan jangan sampai pelik itu hadir, membatasi apa yang sebelumnya dapat dijangkau.
Aku beruntung, juga bersyukur
Karena dapat merasakan hal-hal luar biasa bersama mereka, para saudara.
                                                                                                  Februari 2016
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------
Wee abal-abal :3 ini tuh nulisnya bener-bener pakai perasaan, makanya bagus gini kan.. /plak. Iya, ini tuh waktu kedua abangku cerita kalau mereka naksir sama orang, dan aku seneng karena ternyata.. jengjengjeng aku nggak baper sama abang abangku, horee. soalnya biasanya aku baperan:’3 ih mereka emg kayak abang beneran gt buat aku hahah kusenangg. Aku malah ikut seneng denger cerita ttg gebetan mereka, itu artinya mereka masih normal :v
2 notes · View notes
sassysessa · 9 years
Text
Curahan Hati Anak Kalimantan
Sebagai asli Kalimantan, aku merasa bersyukur bisa tinggal di pulau yang terkenal sebagai salah satu daratan terluas di dunia. Membuatku jadi berbeda saat mengikuti karantina.
Aku, yang beberapa tahun ini berkecimpung di dunia tulis menulis dan beberapa kali mengikuti karantina merasakan betul bagaimana bangganya aku sebagai satu-satunya wakil dari provinsiku, Kalimantan Selatan. Dari setiap lomba yang kuikuti, jumlah anak yang terpilih dari pulau Kalimantan sangat sedikit, paling banyak 4. Dan lagi-lagi, Kalimantan Selatan hanya ada aku.
Di satu sisi aku memang senang dan bangga karena aku merupakan satu-satunya perwakilan provinsiku, tetapi di sisi lain aku juga sedih karena.. aku merasa alasan mengapa aku terpilih selain karena bakat adalah untuk memenuhi kuota dan karena dari Kalimantan, hanya sedikit yang mengirim tulisan. Kan, gak lucu kalau lomba tingkat nasional isinya anak-anak dari Jawa doang. 
Aku yang tinggal di ibukota provinsi jarang sekali menemui penulis cilik yang sama-sama berasal dari Kalsel. Bahkan, di Banjarmasin pun kayaknya enggak ada. Berbeda dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, yang menurutku lebih maju dibandingkan dengan provinsiku sendiri. Penulis-penulis sukses Indonesia, seringkali kudengar mengadakan atau menghadiri event di Balikpapan, atau Pontianak. Lomba-lomba di tingkat nasional, perwakilan Kalimantan kebanyakan berasal dari Kalimantan Barat. Kemana anak-anak Kalsel?
Di Jawa bahkan di Sumatera, sudah banyak melahirkan penulis-penulis cilik yang bukunya sudah banyak mejeng di toko buku. Teman-teman sesama penulis, kalau tidak berasal dari Jawa, pasti Sumatera. Kalimantan? Mungkin hanya aku seorang di lingkup pertemananku. Aku enggak tahu di luar sana.
Sebenarnya aku iri melihat teman-teman yang lingkungan sekitarnya mendukung hobinya, mendukung karirnya, dan menyediakan fasilitas yang dapat menunjang karir teman-temanku. Seperti kelas menulis, komunitas penulis kota A, event-event keren, dan lain sebagainya. Di Banjarmasin, mana ada yang kayak gituan. Enggak ada kelas menulis atau semacamnya disini.
Event-event yang diselenggarakan penerbit seperti roadshow, promo tour, launching buku, tidak pernah menyambangi kota Banjarmasin. Ke Kalimantan jaranggg banget, kalaupun pernah, sudah jelas Pontianak yang akan disambangi. Kalbar itu keren, salah satu temanku yang berasal dari sana merupakan ketua komunitas sastra di daerahnya. Di sini? Mana ada.
Kalau ada event-event keren yang sekiranya dapat menunjang karirku dan teman-teman disini, selalu diadakan di Jawa, di Sumatera, atau di Kalimantan Barat. Jauh sekali dan enggak memungkinkan untuk hadir di acara tersebut. Aku yang terlahir di tengah-tengah keluarga sederhana, tentu enggak bisa pergi ke Jawa setiap tahunnya, hanya untuk mengikuti acara-acara keren yang cuman ada di Jawa. Nah, yang di Kalimantan bisa apa?
Di sekitarku, sebenarnya banyak teman-teman yang menulis. Meskipun lebih banyak yang enggak tertarik dengan dunia yang tengah kugeluti ini. Tapi, setidaknya ada beberapa teman sekolahku yang hobi baca buku dan kudapati menulis cerita di wattpad. Aku senang, meski pengetahuan tentang menulis mereka masih kurang, tapi perlu kuakui mereka lebih rajin menulis dibandingkan denganku. Saat jam istirahat, mereka menulis cerbung di wattpad. Tapi, mereka enggak berani mengirimkan karya mereka ke penerbit. Mereka juga enggak begitu tertarik mengikuti lomba, berbeda denganku yang hobi banget mencari-cari prestasi lewat lomba.
Aku yakin, di pelosok daerah sana banyak teman-teman yang juga hobi menulis, tapi mereka enggak mendapat fasilitas untuk mendukung hobi mereka, atau enggak punya cukup keberanian untuk mengirimkan karya mereka ke penerbit. Ibuku menyarankan agar aku membentuk sebuah komunitas menulis di Kalsel, tetapi aku merasa aku belum cukup modal untuk itu. Aku merasa aku belum bisa jika hanya seorang diri.
Aku ingin mengajak partner, tapi siapa? Enggak ada penulis yang kukenal berasal dari daerahku. Tapi in shaa Allah, aku akan mencoba. Lalu, siapa yang nantinya akan bergabung? Apa teman-teman sekolahku berminat? Apa ada yang tertarik? Apa yang akan aku lakukan setelah komunitas itu terbentuk? Tentunya, aku enggak ingin nantinya komunitas itu hanya sekadar grup facebook yang sepi dan hanya aku yang mencoba meramaikan seperti orang idiot tidak punya kerjaan. Intinya, aku juga belum cukup berani untuk itu. Tapi in shaa Allah, aku akan mencoba.
Sebenarnya aku ingin seperti teman-teman yang bergabung di komunitas menulis, atau sore harinya dihabiskan dengan mengikuti kelas menulis. Tapi aku sadar, kondisi di daerahku dan di daerah mereka berbeda. Sebagai remaja kreatif, aku harus membuktikan itu. Sebagai remaja yang peduli, aku harus menciptakan, aku harus mendirikannya. Kondisiku berbeda, dan aku harus mengambil tindakan. Maka aku akan mencoba. Doakan aku, teman-teman. Demi kemajuan Kalimantan Selatan.
(Well, selain itu, aku juga berharap nantinya akan ada event-event keren yang menyambangi kota Banjarmasin. Anak-anak disini juga ingin merasakan rasanya mengikuti roadshow, talkshow atau bedah buku penulis-penulis keren)
5 notes · View notes
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
Danke, twinney💕 {Crazy-weirdo KYT}
2 notes · View notes
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
"Makanya kalo nulis itu yang jelas dong, siapa yang lo maksud. Namanya juga dunia maya, tempat banyak orang yang ngerasa kena sindir, walaupun nggak ada maksud buat nyindir. Coba kalo gue nggak nanya lagi, maen ngerasa kena sindir aja, lo udah gue block!" - Bianca, Fesyenisheeza. Hahahah duh ga kuat, ini buku isinya pas banget buat remaja-remaja kayak aku, dan kalian. Novel teenlit komedi tentang Sheeza yang meniti kariernya di usia remaja, kayak kita-kita. Idenya kreatif dan komedinya segar, aku suka banget cara Ms Nita mengemas sindiran-sindiran di novel teenlit komedi ini. Aku sampe ditatap aneh sama temen sebangku gara-gara ketawa sendiri hahaha. Novel yang baru tamat aku baca ini masuk banget ke dunia kita-kita, remaja yang lagi berlomba mengejar mimpinya! Sheeza aja bisa, masa kita nggak?
1 note · View note
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
Beberapa waktu lalu, seseorang yang tidak pernah kusangka akan menjadi sahabat pengisi 2016-ku (dan semoga seterusnya) menunjukkan sebuah video di chat grup kami dengan teman-teman lainnya. Video yang berisikan remaja-remaja cantik yang menginspirasi kami dalam hal menciptakan nama tokoh cerita, saling bertukar kado. Singkatnya, video itu adalah video 'gift swap with beztie'. Aku tahu, ia tidak bermaksud apa-apa saat mengirim video itu. Bukan karena ia memberi kode untuk diberi kado, tetapi ia menunjukkan kalau orang-orang dalam video itu adalah tokoh-tokoh cerita kami dalam versi nyata. Kemudian, aku terinspirasi untuk mengajak teman-teman grup kami bertukar surat, dan dia menyetujuinya. Singkat cerita, surat (dan hadiah yang sebenernya nggak ada dalam rencana, tapi karena pengen spesial jadi dikasih sesuatu juga selain surat) yang dikirimkannya sudah sampai di tanganku siang ini. Jujur, aku terhibur dan terharu sama isi suratmu :'v Dulu kamu pernah bilang, kalau isi suratku bikin kamu baper. Sekarang, aku mau bikin kamu tambah baper lagi. Semoga beneran tambah baper, ya, Alifia. Terima kasih atas surat, buku-buku yang akan jadi pembunuh waktu di Februari ini (karena masuk siang nungguin kakak kelas tryout), dan lagu yang lebih mirip cerita tentang bagaimana aku di kehidupanmu! (bapeeer...) 💓 Butuh bermenit-menit untuk merangkai kata-kata yang nantinya akan buat kamu baper gak karuan, karena aku sebenarnya nggak tahu harus ngomong apa selain ucapan terima kasih. Jadi, maaf kalau kata-kata yang kutulis ini berantakan dan malah bikin kamu jijik. Well, i'm not a good-typer like you, Ms. Livia Gandolf 😛
1 note · View note
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
Malam terakhir, satu-satunya yang aku peluk selain temen-temen 64UL 4L4Y itu Meiza. Inget banget waktu aku nangis-nangis nyamperin dia sambil bilang, "Meiza.. kita udah 3 tahun kenal dan sahabatan, baru bisa ketemu sekarang, dan udah mau pisah aja." Dan besok paginya, waktu aku dan kelompokku sarapan terakhir bareng-bareng, Meiza pamit pulang ke kami. Saat itu akhirnya Meiza bisa ngewujudin impian dia, untuk bisa foto bareng kak Angel. Setelah itu giliran kami berdua foto bareng untuk yang kesekian kalinya. Aku repost foto ini karena aku habis ngestalk instagramnya Meiza, dan.. dia upload foto ini dengan caption yang dibaca berapa kalipun tetep bikin terharu. "Salsa, bertahun-tahun kita sahabatan cuma dari dunia lain, dunia yang dibatasi selapis tipis monitor, tapi nggak semudah loncat masuk ke komputer buat ketemu. Sampai akhirnya Allah kasih kesempatan di #ARKI2015 untukku biar bisa liat kamu jauh-jauh dari (kita sama-sama Banjar) Banjarmasin. 4 hari yang berharga, ya, Sal, semoga kita ketemu lagi suatu saat." (di Twin Plaza Hotel Jakarta)
1 note · View note
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
We could be the greatest team, that the world has ever seen🌞💞 #ARKI2015 #64ul_4l4y_squad #tb #latepost
1 note · View note
sassysessa · 9 years
Text
#ARKI2015 Day 2
Hari ini adalah hari yang supeerrrrr menyenangkan, meskipun jadwal kami teramat padat. Setelah sarapan pukul 6 pagi, ada diskusi panel bersama mas Wahyu Aditya, founder HelloMotion. Mas Wadit menayangkan beberapa animasi hasil karya beliau kepada kami semua, dan itu sukses membuat kami terpingkal-pingkal, khususnya aku dan kak Sherina yang tertawa paling keras. Tayangan-tayangan itu membuat kami sejenak lupa akan lomba yang sudah di depan mata.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Selesai diskusi panel bersama mas Wadit, keseratus dari kami dipisah sesuai kategori. Anak syair dibawa menuju ruangan di dekat kolam renang, begitu pula anak komik yang menempati ruangan disebelah ruang syair. Sementara anak cerpen, tetap berada di ballroom.
Kami mendapat pelatihan dari mentor-mentor keren yang berpengalaman di masing-masing bidang, seperti anak cerpen yang dimentori oleh kak Dewi Rieka, penulis Anak Kos Dodol sekaligus juri lomba cerpen yang mengajarkan kami hal-hal dasar dalam menulis cerpen.
Menurutku, bagian itu adalah bagian paling membosankan. Bukan, bukan karena aku merasa sudah banyak tahu tentang menulis, tapi karena slide yang terlalu cepat yang membuatku tidak bisa fokus memperhatikan mbak Dedew.
Selesai coaching class, ada waktu 10 menit untuk coffee break. Kami dipersilahkan menyantap camilan yang telah disediakan. Saat waktu coffee break sudah berakhir, aku dan kak Sher yang baru saja keluar dari toilet segera mencari tempat duduk, ternyata tempat duduknya tidak boleh bersebelahan. Harus ada satu kursi kosong di antara dua orang. Tempat yang kosong untuk berdua sudah habis, sehingga aku dan kak Sherina terpaksa berpisah. Aku duduk di sebelah Farid di barisan kedua bagian kiri sementara kak Sherina berada di bagian kanan paling depan.
Setelah semua berkumpul di ballroom, kak Benny ketua panitia ARKI 2015, memberitahukan tema cerita kami. Temanya memang diumumkan di tempat, sehingga kami tidak bisa berlatih dan bersiap-siap terlebih dahulu. Temanya sangat unpredictable dan sangat jauh dari tema cerpen saat seleksi.
Tema yang akan kami lombakan ialah Warnai Indonesiamu dengan subtema kota/tempat. Jadi, kami disuruh menceritakan suatu tempat atau suatu kota yang berhubungan dengan warnai Indonesia. 30 Menit pertama, otakku benar-benar blank. Aku tidak tahu harus menulis apa, berkali-kali mengganti kertas, dan ketika aku baru setengah halaman, teman di belakangku sudah 3 halaman. Buset dah:”)
Singkat cerita, 2 jam waktu yang diberikan telah habis. Aku yang sudah selesai menulis, keluar meninggalkan meja dan teman-teman yang belum selesai. Kami dipersilahkan untuk menyantap makan siang yang telah disediakan, tetapi aku tidak langsung makan. Aku berniat untuk makan bersama teman sekamarku sekaligus berkeluh kesah tentang lomba yang baru saja kami laksanakan tadi.  
Karena ayuk anak syair, aku agak kesulitan mencarinya. Hingga kemudian aku bertemu Niar di ruang makan di depan ballroom. Aku bertanya letak ruangan anak syair kepadanya. Niar mengajakku ke atas, ke area kolam renang.
Disana, terdapat dua ruangan bersebelahan yang merupakan tempat anak syair dan anak komik berlomba. Kami menunggu di depan pintu ruangan syair, tapi ayuk tidak kunjung keluar. Niar yang kelaparan memintaku kebawah untuk menemaninya makan. Akhirnya, aku terpaksa makan duluan.
Selesai makan, aku bolak-balik ke tempat anak syair berlomba untuk mencari ayuk yang hingga saat itu tak kunjung kutemukan. Padahal, setengah jam lagi kami harus sudah berkumpul di ballroom untuk kegiatan selanjutnya. Waktu yang seharusnya kupakai untuk mandi dan bersiap-siap malah kupakai untuk mencari teman sekamarku.
Saat balik dari area kolam renang, aku bertemu Sandy dan Billy. Aku bertanya kepada mereka perihal teman sekamarku. Sandy bilang, “tadi ada sama.. Mita di lantai 9.”. Setelah mengucapkan terima kasih, aku terburu-buru menaiki lift menuju lantai 9.
Aku membuka pintu kamar, kosong. Aku tidak berani masuk dan mandi dalam keadaan sendirian di kamar. Aku kebingungan mencari ayuk, sampai akhirnya aku bertemu Gadis yang sedang menunggu lift.
Aku bercerita kepada Gadis bahwa aku kehilangan teman sekamarku, Gadis pun menemaniku mencarinya. Gadis bilang, ia tahu dimana kamar kak Mita.
Gadis menunjukkan kamar kak Mita. Aku mengetuk pintu kamar itu berkali-kali, tidak berani memanggil nama ayuk karena masih belum pasti apakah orang yang kucari berada di dalam.
Salah seorang peserta yang tidak kuketahui namanya membukakan pintu. Aku bertanya, “Ada kak Mita?”.
Dari balik pintu tersebut, aku dapat melihat ayuk dan kak Mita serta salah seorang teman sekamarnya sedang mengobrol. Lantas aku berteriak memanggil, “ayuk!!”
“Yaampun kamu darimana aja sih? Ayuk daritadi nyariin kamu!” Ayuk memelukku.
“Aku juga daritadi nyariin ayuk bolak balik ke tempat anak syair, eh ternyata disini.”
“Ayuk tuh nyariin kamu, ayuk ga bisa masuk ga ada kamu. Kan, kamu yang pegang kuncinya. Makanya ayuk ikut Mita ke kamarnya.”
“Ayuk selesai lombanya kapan? Aku daritadi nungguin di depan situ gak keluar-keluar ayuknya. Aku tadi selesainya cepet.”
“Ayuk juga selesainya cepet. Ih Sandy cepet banget tau dia nulis syairnya langsung selesai beberapa menit kemudian..”
Kami berjalan menuju kamar. Bergegas untuk mandi dan bersiap-siap menggunakan waktu yang tersisa. Ayuk yang tadi ‘menghilang’ tidak sempat makan siang. Akhirnya, ayuk menahan lapar sampai makan malam tiba.
Kegiatan selanjutnya adalah social activity bersama kakak-kakak dari World Wildlife Fund (WWF). Saat itu, kami diminta untuk membayangkan barang apa saja yang akan kami bawa dari bumi seandainya planet ini hancur dan kami harus mencari tempat tinggal baru.
Disinilah kelompokku mulai bekerjasama secara kompak. Anak-anak komik menggambar roket, sementara sisanya saling mengusulkan ide. Disini jugalah terlontar hal-hal konyol penuh canda tawa dan diskusi ringan dari kelompok kami.
“Bawa apa aja nih?”
“Tanah!”
“Tanah buat apa?”
“Buat nanam pohon lah”
“Bibit pohon deh kalau gitu.”
“Oksigen!”
“Kok oksigen?”
“Yaa siapa tau disana gak ada oksigen. Gimana kita hidup coba?”
“Buku! Untuk nyatat dan baca.”
“Kalau gitu kita harus bawa pensil.”
“Nggak usah, disana ada bahan apa gitu yang buat bikin pensil. Apa ya namanya? Lupa.”
“Kita bawa wi-fi dan gadget!”
“Bawa indomie!”
“Hahaha iya bener biar ada yang bisa dimakan.”
“Bawa sabun dan peralatan mandi lainnya.”
“Bawa persediaan air!”
“Bawa kompor! Buat masak indomie.”
“Kalau gitu kita tambahin panci.”
“Ayo digambar.”
“Apa lagi ini?”
“Gimana kalau.. pembalut?”
Semuanya hening. Sedetik kemudian, pecah tawa satu kelompok.
“Ya ampun! Kamu lagi haid? Wkaka”
“Eh tapi bener juga, sih. Kalau bocor gimana?”
“Eh, nggak usah. Malu-maluin aja. Hahaa.”
Setelah selesai menggambar dan menuliskan isi pikiran, kami mengumpulkan hasil karya kami, kemudian menunggu kelompok kami dipanggil untuk presentasi. Oh iya, sebelumnya kami diminta memberikan nama untuk roket kami. Tanpa pikir panjang, Angel dan Sandy memberi nama ‘64UL 4L4Y 0006’ untuk roket kami. Saat aku tanya kenapa 0-nya ada 3, Sandy menjawab, “Biar kayak pesawat boeing kosong kosong kosong berapa gitu.” Nama itupun resmi menjadi nama kelompok kami.
Sangat disayangkan, kami tidak diberi kesempatan memamerkan kecerdasan kami. Aku dan teman-teman kecewa, kami sampai memohon kepada salah satu kakak dari WWF untuk maju mempresentasikan hasil kerja kami. Tapi tidak digubris. Pupus sudah impian kami.
Selanjutnya, kami diminta untuk mengeluarkan baju bekas yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari. Kakak-kakak itu mengajarkan cara membuat totebag dari baju bekas. Kami yang sok tahu dan banyak tingkah, dengan percaya diri mengerjakan langkah demi langkah meski hasilnya selalu gagal.
Di saat inilah, kelompokku menujukkan eksistensi kami. Saat membuat totebag, kami selalu disorot kamera. Karena dari seluruh kelompok yang ada, kami yang paling ramai. Disaat kelompok lain diam memperhatikan, kami tertawa bersama dan meneriakkan “YEEYY” saat salah satu bagian dari baju bekas kami selesai dipotong. 4 baju bekas, 4 kali gagal. Salah satu dari percobaan yang gagal, kami jadikan kepala pocong. Potongan-potongan kain dari baju bekas kami masukkan ke dalamnya. Kemudian kami ikat di atas seperti pocong. Lalu, dengan tidak tahu malu kami berfoto bersama ‘pocong’ buatan kami.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kegiatan berikutnya adalah games. Kami dipersilahkan untuk berganti pakaian yang ‘boleh’ untuk dibikin basah. Karena kami.. akan bermain games di area kolam renang. Kalau sudah main disana, tentu saja bakal nyebur.
Selesai berganti baju, aku dan ayuk turun ke bawah. Disana ada 5 pos dan kami bermain bergiliran. Kelompokku bermain bersama kelompok 5. Di #ARKIGames, ada pos tebak huruf dan nomor, ada pos tebak lagu, ada pos cerdas cermat dimana kita melawan kelompok lain untuk adu kecepatan menjawab pertanyaan dan mengambil bendera, ada pos memindahkan air dalam gelas ke ember menggunakan tali, dan terakhir ada pos mengisi air ke dalam pipa yang bolong di dalam kolam renang.
Saat #ARKIGames, kelompok 6 kembali menunjukkan eksistensinya. Hampir setiap saat kami meneriakkan yel-yel kami, “ENAM ENAM ENAM ENAM YEEY!”.
Saat sebelum briefing, selesai briefing, sebelum bermain, dan setelah bermain kami selalu meneriakkan yel-yel kami. Tak jarang, saat melingkar menyatukan tangan, kami disorot oleh kamera. Hari kedua adalah hari dimana kelompok 6 berkali-kali disorot kamera.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Setelah selesai bermain games, seluruh kelompok duduk berbaris. Kakak panitia menghitung bola yang ada di dalam ember kami, di bola itu bertuliskan angka atau poin yang kami dapatkan. Setelah menghitung poin seluruh kelompok, pemenangnya jatuh kepada kelompokku, kelompok 6 dengan poin terbanyak yaitu 66, disusul oleh kelompok 9 dengan poin 59 *kalau tidak salah.
Kami bersorak, tidak menyangka bahwa tanpa sadar kami berhasil mengalahkan seluruh kelompok. Kami tidak berniat menang, hal itu adalah sebuah keberuntungan. Setelah itu, kami semua berfoto bersama di kolam renang. Meneriakkan yel-yel ARKI, “ARKI 2015? THE NEXT CREATOR!”.
Akhirnya, setelah sesi berfoto bersama, semua peserta ARKI keluar dari area kolam renang menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Kaki kami yang kotor bekas debu dan air (well, kami melepas sandal) membuat berantakan area kolam renang. Dari jendela kamarku, aku dapat melihat ‘kekacauan’ yang tadi kami buat di tempat itu. Betapa repotnya cleaning service hotel membersihkan semua itu.. area kolam renang, begitu kotor.
Usai sholat maghrib, saat aku dan ayuk hendak turun ke bawah, kami bertemu dengan salah seorang kakak panitia yang membawa gadis sebaya kami. Rupanya, gadis itu baru saja datang. Ia adalah peserta ARKI kategori cerpen asal Banten, Nurhayati. Karena suatu kendala, ia baru bisa hadir di malam kedua.
Karena Nur belum tahu teman-teman sekelompoknya dan dimana kamarnya, aku dan ayuk menawarkan tumpangan kepadanya. Akhirnya, malam itu Nur tidur bersama kami. Setelah menaruh tas di kamar, Nur turun ke ballroom bersama kami. Nur bilang, dia kelompok 7.
Aku pun membantu mencari teman sekelompok Nur, Meilisa. Kemudian, saat Mei datang ke ballroom, aku mengenalkan Nur pada Meilisa. Nur pun bergabung bersama kelompoknya. Dan aku, bergabung bersama kelompokku.
Malam itu, kami ada kegiatan musik akustik. Disana, kami disuguhkan performance dari sebuah band asal Bandung, dan beberapa teman kami yang bermain gitar sambil bernyanyi. Kelompokku berencana untuk menampilkan musikalisasi puisi dimana Sandy akan berpuisi dan Keia bermain gitar sementara sisanya akan menari nggak jelas di sekitar mereka. Aku mengangkat tangan dan mengusulkan ide kami, kemudian Keia dan Sandy diminta ke belakang untuk mempersiapkan penampilan mereka.
Saat Keia dan Sandy berlatih, teman-teman kelompokku yang lain sedang heboh membicarakan tentang Jepang bersama teman-teman dari kelompok 5. Karena aku enggak ngerti apa-apa soal itu, aku dan Ryan menghampiri Keia dan Sandy di belakang. Saat akan kembali ke tempat teman-teman duduk, aku dan Ryan diwawancara oleh program TV lokal, kami diminta memperkenalkan diri dan menceritakan kesan dan pesan kami terhadap ARKI 2015. Sumpah, guguuuupp padahal aku udah niat untuk bersikap biasa aja di depan kamera, tapi gemeteraan wkwkwk.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Aku berjalan ke tempat teman-temanku berkumpul. Saat hendak duduk, salah seorang gadis sebayaku menghampiriku dan bertanya apakah aku akan maju bermain gitar atau tidak. Aku jawab tidak, karena aku tidak bisa bermain gitar dan aku hanya mengusulkan penampilan teman-teman kelompokku. Saat itu, aku sempat menanyakan namanya, ia adalah Alifia asal Semarang.
Malam itu, Alifia bermain gitar membawakan lagu She Looks So Perfect dari 5 Second of Summer, disusul oleh Keia yang juga bermain gitar membawakan lagu Perfect dari One Direction. Sementara Sandy tidak jadi ‘duet’ dengan Keia karena ia dipanggil untuk menyusun deklarasi.
Sebelum kami semua kembali ke kamar masing-masing, ibu-ibu pendamping maju menampilkan goyangan maut ala mereka dengan diiringi musik dangdut. Ryan, sebagai ketua kelompok tidak tahu malu, memimpin kami untuk maju ke depan panggung. Aku dan kelompokku beserta beberapa anak lain membelakangi teman-teman yang sedang duduk, kemudian berjoget mengikuti gerakan Ryan. Ryan memandu kami, ia meminta kami mengikuti gerakan senamnya. Alhasil, satu kelompok bukannya berjoget malah senam diiringi musik dangdut. Kami semua tertawa bahagia, sementara teman-teman lain duduk kebingungan melihat aksi kami.
Tumblr media Tumblr media
Kegiatan di ballroom berakhir, kami semua kembali ke kamar masing-masing. Tapi, aku dan cewek-cewek kelompok 6 berniat untuk ‘hang out’ ke lantai 24 bareng-bareng. Kami kembali ke kamar masing-masing terlebih dahulu kemudian berkumpul kembali di kamar Keia.
Tumblr media
Kami mengajak Nur, tapi Nur memilih untuk tinggal di kamar. Jadi, aku dan ayuk mengantarkannya ke kamar kemudian kami kembali lagi ke kamar Keia. Dan petualangan pun dimulai..
Aku dan teman-teman kelompokku rame-rame naik lift ke lantai 24. Saat lift berada di lantai 23, kami semua sudah deg-degan dan ketakutan, masing-masing dari kami membaca basmalah. Muka kami pucat pasi saat lift tiba di lantai 24. Pintu perlahan terbuka, dan.. kami semua langsung berteriak ketakutan, merapatkan diri ke dinding lift. Tidak ada yang berani memencet tombol lift agar pintu segera tertutup. Yang kami lihat, lantai 24 adalah gudang dengan ember cat dan papan lapuk yang berserakan. Ruangan itu kosong, gelap, dan sunyi.
Usai bermain-main ke lantai paling atas, kami mencari hiburan untuk meredakan rasa takut. Akhirnya, kami masuk ke kamar Keia dan Niar, membuat berantakkan isi kamar mereka. Hal yang sama juga kami lakukan di kamar Sandy dan Ryan, dua cowok kelomok 6 yang tidak ikut berpetualang.
Tumblr media Tumblr media
Setelah itu, kami semua pulang ke kamar masing-masing. Saat sampai di kamar kami yang kebetulan tepat di seberang kamar Sandy, aku diajak Ayuk turun kebawah untuk menemui kedua orangtuanya. Enggak, aku enggak melamar ayuk dan aku bukan pacar ayuk sehingga harus dikenalkan ke orangtuanya. Oke, ini receh. Jadi, ayuk itu asli Jakarta, tapi karena suatu alasan ia terpaksa merantau ke Bengkulu dan tinggal bersama tantenya disana. Sementara kakak dan ibunya tetap di Jakarta. Ayuk pindah ke Bengkulu sejak lulus SMP dan sekarang Ayuk sudah kelas 3 SMA, itu artinya sudah 3 tahun Ayuk tidak bertemu dengan orangtuanya.
Sebagai adik kecil yang penurut, aku mengekor ayuk ke lobby untuk bertemu keluarganya. Malam itu penuh haru. Ayuk dan kakaknya berpelukan sangat erat dan berulang kali. Saat ayuk lepas kangen dengan keluarganya, aku juga diajak berfoto bersama mereka dan di post di facebook kakaknya Ayuk.
Tumblr media
Setelah dirasa sudah cukup untuk mereka lepas kangen, keluarga Ayuk pamit pulang. Aku dan ayuk meninggalkan lobby dan berjalan menuju area kolam renang, tengah malam, berdua. Kami duduk-duduk sebentar disana, mengobrol ringan sambil menatap hiruk pikuk kota Jakarta dari atas. Tak lupa, kami menghabiskan memori HP-ku (read : berfoto). 
Tumblr media
Karena Nur sudah menunggu di kamar sendirian, aku dan Ayuk kembali ke kamar. Di kamar, kami bertiga membuat video gaje untuk kenang-kenangan. Kemudian di tengah kesibukan membuat video, seseorang mengetuk pintu kamar. Ayuk beranjak membuka pintu, kemudian masuklah kak Sherina.
“Kalian harus tau ya, aku dikunciin dari luar lagi sama temen sekamarku.” Kata kak Sherina saat baru saja masuk ke kamar kami.
“Lagi? Kemaren malem kan juga? Kok bisa?”
“Iya, aku kan tadi abis dari kamarnya *aku lupa siapa*, latihan baca puisi buat di kemendikbud besok. Aku bilang ke kak Rod jangan tidur dulu ya terus dia bilang iya. Eh tetep aja ditinggal tidur. Aku nginap disini lagi ya?”  pintanya.
Akhirnya, kami berempat tidur bersama. Tebak, yang mana aku?
Tumblr media
Nggak apa-apa aib, kenangan gak bisa diulang.
0 notes
sassysessa · 9 years
Quote
Kenapa bersama teman selalu lebih menyenangkan, daripada hanya ditemani bayangan? Kenapa bersama teman begitu menenangkan? Apa karena.. mereka punya ramuan?
Salsabilla Az
0 notes
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
"Kita slalu berpendapat, kita ini yang terhebat. Kesombongan di masa muda yang indah💕" Sheila On 7 - Sahabat Sejati. Benar saja, kita memang yang terhebat, dan akan terus menjadi yang terhebat. Kita hebat, karena bisa meraih gelar kelompok terbaik😹 Proud of u guys!💝 Kalian sangat berarti, istimewa di hati. Slamanya rasa ini. Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini☺💕. nb : ini bukan foto aib, kalian ga usah sok-sokan malu. Kalian kan nggak punya rasa malu😝. Photo by : @afflatuzz
0 notes
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
Those are mine, where is yours?
0 notes
sassysessa · 9 years
Text
New Year, New $quad
Aku pikir, aku gak akan ‘membawa pulang’ teman dekat dari ARKI. Tapi aku salah, meski enggak benar-benar teman dekat saat ARKI, setidaknya kami kenal dari ARKI, dan kami menjadi teman dekat, oh, mungkin sahabat, setelah acara keren itu usai.
Kami yang kumaksud, tak lain dan tak bukan adalah Kelompok 11. Untuk anak-anak ARKI, kemungkinan besar kalian akan geleng-geleng kepala walau itu di dalam hati. Tapi untuk yang bukan anak ARKI, di mata kalian nama kelompok kami biasa saja, tidak ada yang salah. Benar, bukan?
Well, sebenarnya di ARKI2015 hanya ada 10 kelompok. Tidak ada yang namanya kelompok 11, 12, 13, 14, dan seterusnya. Dan kami.., anak-anak yang tergabung dalam ‘kelompok 11’ berasal dari kelompok yang berbeda-beda. Kami mematenkan diri kami sebagai kelompok 11, karena selain kekurangan nama, kami juga memanfaatkan angka yang tersisa. Kalau kelompok 1-10 kan, sudah ada yang pakai. Jadi, kami buat kelompok 11 yang sebenarnya tidak ada menjadi ada.
Kelompok 11 ini dibentuk tanggal 4 Januari 2016. Sebelumnya, namanya adalah Nggak Tahu. Tapi, itu grup di messenger yang hanya bertahan beberapa jam saja, karena langsung dibuat grup whatsapp supaya lebih enak. Berawal dari aku yang membagikan info sebuah lomba ke remaja-remaja kreatif yang ‘secara tidak langsung’ tergabung dengan project #Menuju1000Komentar, maka terbentuklah sebuah multiperson chat di messenger yang dinamai “Nggak Tahu” oleh Dirga.
Jadi, kak Dirga, salah satu teman ARKI memposting sebuah gambar di facebook. Gambar itu merupakan gambar kelompok 5, kelompoknya kak Dirga, yang digambar oleh salah satu anak komik di kelompok mereka, kak Nada. Nah, di postingan itu, anak-anak kelompok 5 memberikan komentar dan terus berkomentar. Mereka berkhayal, berdiskusi, bercerita, dan bertanya di komentar tersebut. Kemudian, kak Tamimi dari kelompok 10 ikut berkomentar dan terjadilah cerita ‘sekolah hayalan’ hasil diskusi mereka.
Aku yang saat itu sedang dekat-dekatnya dengan Alifia, salah seorang anggota kelompok 5, diberi tahu tentang obrolan mereka di komentar postingan tersebut. Aku pun mengikuti arah obrolan mereka, membaca semua komentar yang ada. Hingga akhirnya kuberanikan diri untuk bergabung dan menanggapi salah satu komentar dengan candaan.
Sampai akhirnya, aku terbawa suasana. Aku, Alifia, kak Dirga, kak Nada, dan kak Tamimi saling berbalas komentar. Kami tidak menyadari sudah berapa banyak komentar yang kami buat hari itu. Mencapai lebih dari 300 komentar. Akhirnya, kami berinisiatif untuk membuat project #Menuju1000Komentar. Project #Menuju1000Komentar sempat tertunda karena ‘kesibukan’ di grup whatsapp. Dan sampai sekarang, kami baru membuat 873 komentar. Belum sampai target, karena kami sudah tidak fokus kesana lagi.
Nah, kemudian aku ingin membagikan info sebuah lomba ke mereka, maka aku berinisiatif untuk  membuat multiperson chat bersama mereka. Dan dari sana muncul ide baru, untuk membuat grup whatsapp. Grup whatsapp berjudul Kelompok 11 itupun dibuat oleh kak Dirga pada tanggal 4 Januari 2016.
Di grup itu, kami membahas banyak hal. Mulai dari buku, naskah, film, sampai ke pemilihan anggota baru, hahaha. Di grup itu, aku jadi lebih dekat sama teman-teman diluar kelompok 6. Di grup itu, aku menemukan kembaran, akang, abang, dan sahabat-sahabat yang luar biasa. Mereka bersedia mendengarkan ceritaku, menanggapi omonganku, dan menghargai pendapatku. Mereka juga mengerti dan menjawab pertanyaanku kalau aku enggak tahu apa yang mereka maksud. Mereka bisa memaklumi diriku, yang merupakan anggota paling muda di kelompok 11.
Kelompok 11, untuk saat ini terdiri dari 6 anggota. Empat diantaranya berasal dari kelompok 5. Mereka adalah; Alifia (Semarang, kelas 9), akang Dirga (Bandung, kelas 10), kak Nada (Bengkulu, kelas 11), dan Kirana (Bandung, kelas 9). Sementara dua sisanya adalah aku yang berasal dari kelompok 6 dan kak Haidir Tamimi (Palembang, kelas 12) dari kelompok 10. Aku dan kak Mimi.. nyasar ke kelompok orang, huwee. Gak deng, kita gabung sama sebagian dari kelompok 5 dan bikin kelompok baru, hehe.
Saat di ARKI, aku gak deket sama satupun dari mereka. Aku kenal Alifia saat malam kedua, dan mulai ngobrol banyak saat detik-detik perpisahan. Aku kenal kak Dirga awalnya karena sering ngeledekin dia di ARKI padahal aku gak tau namanya. Sebenarnya kenalnya waktu di FB, sih, tapi waktu di ARKI kami enggak dekat, aku bahkan baru tau yang mana dia waktu malam kedua. Kenal kak Tamimi juga waktu di bandara mau pulang ke Banjarmasin, haha. Kenal Kirana waktu di kemendikbud, sempat tanya namanya waktu foto bareng. Kenal Kak Nada, hmm aku sering dengar nama dia disebut sama ayuk Ulfah, aku dan kak Nada gak pernah kenalan secara langsung, akunya SKSD gitu ajah waktu di Line, tapi aku tau kok kak Nada yang mana. Karena waktu malam kedua, kak Nada dan kak Dirga gabung ngobrol-ngobrol soal anime bareng temen-temen kelompokku.
Karena aku dan mereka baru dekat saat ARKI sudah selesai, kami semua.. ga ada foto bareng. Maka dari itu, aku pengen kalau nanti seandainya ada jalan untuk kita bisa reunian kembali, aku mau kelompok 11 photoshoot!! Foto bareng banyak-banyak, selfie sama masing-masing anggota, bikin video gaje, minta anak syair ngebacain syair mereka, anak komik ngegambarin langsung, dan.. minta Alifia nyanyi sambil ngegitar!!
0 notes
sassysessa · 9 years
Photo
Tumblr media
"Stay cool Biel, we are here to try replacing them though we can't" - Livia Gandolf (di Bukit Batas)
0 notes