Text
Bagian Selesai Mengagumimu
Bayangkan hebatnya, hanya dalam 3 bulan berwujud kenangan.. ia menjelma jadi duka tak termaafkan.
Menjadi puisi yang enggan dibaca lagi
Menjadi buku koleksi di rak sudut kiri
Menjadi melodi papan atas sambil ditangisi
Menjadi takdir yang sering dipaksa untuk akhiri
Sialnya, kamu akan menjadi kebencian terbesar yang akan ku rawat sampai surat masinis manismu tiba di kotak pos rumahku yang akan ku baca dengan lantang.
Pada masa itu, apakah aku sudah memaafkanmu?
Lebihnya, apakah aku bisa memaafkan diriku?
0 notes
Text
Dalam jangkauan waktu yang tak dapat ku tebak:
Akan tiba semasa kau tak lihat aku menulis bait manis tersirat salam rinduku
Akan tiba semasa berhenti mencarimu,
jadi kemenangan lantang yang tak ku teriakkan
Akan tiba semasa menerima mengiringi ketidak mampuanku bersamaimu seumur hidupku
Akan tiba semasa cinta akan luruh,
meski bertarung versus kenangan singkat nan hebat!
Dalam jangkauan waktu yang tak dapat ku tebak:
Sekali lagi pasang matamu jadi saksi
Aku pergi sembari genggam sisa hatiku
Terkunci sendirinya dengan rapat
Menopang masa depan nihil
Hasil bualan dongeng romansa kita pada masanya
0 notes
Text
Siaranku Padamu, Dengar!
Aku ingin gaungkan dalam gelombang radio agar ia merambat di udara bebas dan jangkaumu tak terhingga; semampuku sudah lari sekuatnya dan kemana-mana
Merawat tenang dengan hiruk pikuk pinggir jalan hingga larut malam lalu pulang dengan peluh
Tenggelam dengan ribuan huruf dan ceritanya yang seringnya mengundang kantuk pun juga iya
Tak sopan sapa sana sini undang kawan layaknya wartawan, lalu ku bisikkan, “Ah, betapa tak bergunanya politikus di pohon itu”
Mencari bintang film kesayangan agar tak melulu hitam putih layarku sambil bakar 5 dari 12 yang lebih manis dari mimpiku sore itu
Begitu menggebu minggat berbekal senyum teduhmu di sisa ingatanku
Begitu hari-hariku obral rasa rindu di marathon neraka. Setengah-pun belum!
Dengar?
Kamu sudah sampai mana?
0 notes
Text
Gemuruh sore ini dari kasur, ajak aku tarik selimut lagi.
Tetap terpejam,
seolah melupakan,
tak mau bangun.
Begini skenario dalam otakku:
Amor Fati. Mencintai takdir. Apapun yang ditunjukkan, diberi-Nya, diaturkan oleh Dzat yang Membolak Balikkan hati.
Bilamana mulai mencintai takdirku, jika tak bertemu sepersen pun kamu di dalamnya?
Maka, diteriakkanlah Fatum Brutum Amor Fati.
Mencintai takdir walau takdir itu kejam.
Terbangunlah aku dalam segan dan sendu
Seraya sibuk merayakan rindu syahdu
Boleh tidak diganggu?
0 notes
Text
Selamat sore dari hari panjang lalu menjelma jadi sunyi kelahi dengan takut akan sendiri
Jadilah ia persembunyian gelak tawa bualan betapa hidup ini menggiurkan!
Dijual mimpi, diobral janji: pasti akan setimpal dengan sukar yang dirasa
Apabila tidak?
Jadilah ia resah tidak sudah sudah
Menapak dengan sisa harap
Menghamba pada yang dipercayainya
Walau tak khusyuk sebegitunya
Tidur semampunya,
Bertaruh sekuatnya,
Sial betul aku di hari-hari gelap ini.
0 notes
Text
Doa doa baik untuk hari yang kau jalani
Doa doa baik untuk tegukan air dingin pelipur dahagamu itu
Doa doa baik untuk tiap suapan yang kau coba penuhi
Doa doa baik untuk sepatu yang kau ajak mendaki kadang pun hujan
Doa doa baik untuk tiap hangat dari selimut malam mu agar tak sakit tulangmu
Doa doa baik untuk tiap putaran lagumu walau itu itu lagi dalam keretamu
Doa doa baik di tiap mimpimu ratusan hari mendatang
Doa doa baik untuk tiap kawan yang bersamaimu agar lekas pulih penatmu
Gerah sekali siang ini
Aku begitu frustasi
Ingin kau dijaga Nya di hari-hari nihilnya absensimu
Lihat saja satu yang pasti,
rapormu merah dalam hari-hariku
Doa doa baik untuk hidupmu
Semoga Tuhan janjikan aku begitu
0 notes
Text
Sempat aku lupa, “pagi ini kenapa nangis ya?”
Setelah pesanku dibalas mereka malam tadi, baru ingat aku menulis surel sembari mbrebes mili di KRL. Tetap aku send.
Tandai aku, tandai aku. Aku mengakhiri surelku pada The Adams seperti itu. Biar melekat namaku.
Malam ini aku mau tidur nyenyak, pakai kaos The Adams yang terlalu besar dan katamu digulung juga masih oke kan?
0 notes
Text
Meramu pagi pagi:
Dalam gerbong kotak berjalan brutal tak ada remnya sementara silau berlomba masuk di tiap celah kesempatannya, aku dengan menggebu ingin bercerita semuanya padamu.
Satu hal, tentang berlomba dengan bapak tua untuk duduk walau tadi datang siang ku malas bangun tak kunjung lulus jamku berdering, krang, kring, krang, kring… aku tetap mau menang dari bapak tua itu!
Dua hal, mendengarkan lagu yang kau kenalkan untuk pertama kalinya sampai aku heran sebetulnya hikmah dan nikmat macam apa yang kau dapat dengan teriakan yang tak bisa ku baca liriknya entah karena jelek lagumu atau kabur fokusku pada merindumu. Menunda kiamat? Aku ingin protes padamu karena malaikatpun tak sanggup dengar itu.
Tiga hal, dalam batas tak warasku mengandaikan bahwa melantur denganmu adalah hal yang paling ingin ku tuju hari ini.
0 notes
Text
0 notes
Text
Dalam penjagaan Tuhan, aku berikan sepenuhnya hatiku untuk tetap dituntun Nya pada siapapun yang akan membersamaiku.
Begitu pun hatimu yang sejak awal adalah milik Nya. Bukan urusanku mengatur dan tak elok juga berharap sebegitunya.
Dalam penjagaan Tuhan pula, berpulang atau tidaknya kita berdua pada peluk satu sama lain adalah hal yang jadi tanda tanya besar dengan putaran waktu tak terjawab.
Tugas manusia, yang tidak punya apa-apa bahkan setetes darahpun ini milik Nya, baiknya mengadah tangan dengan mengharap ridho Nya.
Demikian aku menitipkanmu pada sebaik-baiknya penjaga; penciptamu.
Sampai jumpa kembali, kan?
0 notes
Text
Intronya sudah terdengar & dia masih meraup wajah bingung.
"Ini apa ya?"
"Se.. i.. ya.. se.. ka.. ta!"
"Oh! Iya! Seiya sekata!"
"Judulnya Masa-Masa.."
"Bukannya Seiya Sekata?"
"Ya bukan. Judulnya, Masa-Masa"
Kali ini, dia yang lupa judulnya dan berteguh bahwa sepenggal liriknya adalah judulnya!
Di tengah hiruk pikuk itu, aku setengah teriak sambil sedikit sombong karena kali ini aku yang ingat.
0 notes
Text
Seni Hidup di Muka Bumi #19 : Merangkul Masa Depan
Skenario Allah itu pasti indah, meskipun acap kali sukar ditebak. Kadang ketika kita lagi butuh-butuhnya sesuatu, Allah justru hadirkan dulu ujian yang justru meminta semua yang tersisa dari kita dulu, baru setelahnya akan Allah gantikan dengan seusatu yang jauh berkali-kali lipat, lebih besar dari ekspektasi hamba-Nya.
Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah menguji sejauh apa batas keyakinan kita akan harap, do'a dan ketaatan kita kepada-Nya. Karena seringkali pada tiap pengharapan yang telah dipanjatkan, tidak dibarengi dengan kepercayaan utuh pada saat penantiannya. Dipertengahan keyakinan diawal itu mulai redup, hanya karena tidak kunjung mendapati apa yang diinginkan.
Itulah kenapa ujian pertama selepas doa dipanjatkan adalah keyakinan seorang hamba akan terkabulnya do'a tersebut. Padahal tiada yang mustahil bagi-Nya. Jika yang memohonkan saja ragu, lantas apa yang harus diberikan? Maka dari itu, jangan pernah lepas dari do'a-do'a yang telah dipanjatkan. Intinya harus yakin.
Seorang ulama pernah berkata,
"Andai saja manusia tahu alasan dibalik sebuah takdir diberikan, maka niscaya dia akan menangis, menyesal karena telah berprasangka buruk kepada Rabb-nya."
Yakinlah, tiada kedzaliman yang Rabb-mu akan berikan. Walaupun sebiji dzarah sekalipun. Pun jika yang diberikan padamu hanyalah sebiji dzarah sekalipun, maka yakinlah bahwa itu adalah yang terbaik buatmu.
Jangan takut akan bagaimana masa depanmu akan bagaimana Allah berikan. Justru takutlah jika kamu mulai kehilangan harap. Jika bukan lagi kepada Allah, dzat yang Maha Pemberi, lantas kepada siapa lagi kamu akan menaruh harap? Coba renungkan.
Ruang Pengharapan, 8 November 2023
303 notes
·
View notes
Text
Bayangkan jika dengan bebalnya cara berpikir kita saat ini, dengan kerasnya hati kita saat ini. Kita pernah menyakiti orang lain tapi tidak merasa bersalah. Dan orang tersebut juga tidak memaafkan kita karena kita tidak meminta maaf, ya karena kita tidak merasa bersalah. Kita mencari pembenaran ke sana ke mari.
Sampai di akhir waktu, waktu yang terus beranjak, menua, dan kita baru menyadari kalau kesulitan hidup kita selama ini disebabkan oleh mudahnya kita menyakiti orang lain. Dan kita tidak punya waktu lagi untuk meminta maaf. Bagaimana jika yang demikian itu, ternyata diri kita.
599 notes
·
View notes
Text
Jika ingin mengenalmu adalah sebuah bentuk keras kepala yang tidak pernah aku tau obatnya, maka biar ia jadi rasa yang tumpah ruah tak ada bendungnya sampai kamu tidak berhasil melihatku sibuk tenggelam tak selamat dalam perasaanku sendiri.
Jika ingin terus bersamamu (untuk saat ini) juga bentuk perlawanan antara aku versus hatiku, maka biar saja aku yang kalah telak karena aku pun tak perlu piagam dalam pertandingan yang sudah ku tau hasilnya sejak awal.
Jika cinta padamu adalah kebodohan seperti cacian orang-orang di hari itu, maka biar saja ia akan melekat karena tidak mungkin aku berputar balik walaupun jalan ini terasa sangat buntu.
Jika ternyata kedepannya, ingin terus bersamamu adalah sebuah dosa. Biarkan saja aku menjadi pendosa dan masuk neraka karena saat ini pun rasanya keindahan kita berdua terlalu menyiksa.
0 notes
Text
Beberapa orang dari kita punya ruang kecil yang manakala dibuka dengan kuncinya,
ia akan serbak harum dari suka, duka, dan cita yang tidak pernah diungkap.
Maksudku, katakanlah aku tidak pernah lagi bercerita tentangmu di masa depan,
(iya, bayangkan saja seperti itu)
maka entah itu memang kehendakku atau aku sengaja raibkan kuncinya.
Yang sudah pasti adalah ada kamu.
Biar ia tetap ada di dalam,
di sudut paling aman,
yang tidak terlalu terasa menyakitkan jika aku rawat rasanya.
0 notes
Text
Katanya, doa saling bercengkrama di langit sana. Katanya juga, Tuhan mempertemukan doa-doa yang saling mencintai satu sama lain.
Iya. Tapi, bagaimana jika aku butuh waktu lama untuk jumpa sosokmu?
Di bawah sini, Atau mungkin di resto pilihanku selagi kamu berbaris antre dan tak mengenalku Pada lintasan gedung yang setiap pagi ku lewati dan malamnya kamu berhenti Melewati kawan yang pernah akrab dengan diskusimu, saat itu tanpa aku!
Sedang saat ini kita sibuk bertaruh sendiri Mencaci tahunan patah hati Dan aku terus-terusan mengomel, "Memangnya aku perlu berdarah sebanyak ini untuk sampai ke kamu?"
Sebenarnya, aku hanya ingin bilang ini: Jangan terlalu lama, boleh?
Tertanda.. Oh sebentar, ini aku tulis saat kotaku kembali hujan! Dan belum mengenalmu.
Namaku Dhea.
2 notes
·
View notes
Text
"Give me 5 more seconds. You always say it first, what I intend to say."
Episode 1 - Hyakuman Kai Ieba Yokatta, 2023
38 notes
·
View notes