sajak-zidan

[sajak-zidan]

Merelakanmu pergi adalah salah satu hal yang sulit, selain patah hati. Namun apa daya, jika sudah yakin melepaskan dan pergi.

Setidaknya, pernah bersama mengeratkan genggaman tangan. Biarlah nanti kisah ini yang akan bercerita, pada hari di mana kita sudah tak bisa saling menyapa.

[sajak-zidan]

aku tidak benar benar tahu, lelah seperti apa yang akhirnya mampu begitu mengganggumu?. Rasanya, berdetik lalu aromamu masih kental dengan komedi komedi yang berputar di antara nafas dan denyut hidup.

lalu iyakah kau sungguh sungguh mengizinkan duka selimuti lelahmu?

rasanya tidak.

sajak berbahasa mimpi, atau metafora tarian ego, kerap mampu kau ringkus tiap malam, untuk mampu kau redakan dengan tawa. Iyakah hari ini kau mengaku kalah? pada lelahmu sendiri?.

kemana komedi komedi dunia yang sering kau tertawakan? ditelan ego atau ini sekedar kamu yang sedang tidak baik baik saja?.

[sajak-zidan]

Hari-hari ini, banyak dari kita yang sangat pandai mencari celah dari buruknya hidup orang lain, tapi lucunya, kita sangat terluka ketika buruk kita dibicarakan.

Kita lebih sering menjadi sebab dari lukanya seseorang tapi berperan seolah kita yang paling terluka. Kita terus menuntut tapi lupa memberi. Kamu harus begini, kamu harus begitu, pokonya kamu tidak boleh begini kamu hanya boleh begitu.

Semakin hari kita semakin egois, berfokus pada apa mau kita, tanpa sesekali bertanya apa yang orang lain mau. Kita menuntut untuk segera diberi tapi kita menunda-nunda ketika akan memberi. Untuk aku, kamu dan kita. Mulai sekarang, sudahi menuntut jika kita sendiri masih belum mampu memberi lebih.

[sajak-zidan]

Akan ada fase:

Dimana kamu akan begitu sangat lelah dengan semuanya, memilih mengalah dan tidak meminta siapapun untuk memahami keadaanmu lagi.

Membiarkan hidupmu berjalan dengan sendirinya, tanpa banyak bicara dan tanpa banyak kata. Hanya tindakan yang akan membuat setiap orang melihatmu bahwa kamu bahagia dan baik-baik saja.

Hingga pada akhirnya kamu akan mengerti, itu adalah cara Tuhan untuk meningkatkanmu, bahwa hidup adalah hanya tentang hati yang ikhlas.

[sajak-zidan]

Tidak perlu repot mencari simpati dan pembelaan sana-sini, seluruh semesta juga tahu dan ikut menjadi saksi bahwa kamu sendiri yang awalnya berani mencoba bermain api.

[sajak-zidan]

Tidak semua kupu-kupu malam itu hina.

Ada banyak kawanan pemangsa memandang sebelah mata.

Ada banyak mulut berkoar-koar menghina dengan santai nya. Ada banyak penebar kebencian tanpa tahu apa yang sedang mereka perjuangkan.

Banyak dari mereka dipaksa oleh keadaan. Tak ingin menapaki jejak pasang surutnya problematika.

Terlihat akan semua baik-baik saja.

Akan tetapi dibalik itu, mereka terpukul oleh jagat raya, memungkinkan untuk merasakan pahit dalam gulitanya semesta.

[sajak-zidan]

Kau tak berhak mempermainkan kesungguhan seseorang. Namun, bila kau masih tetap melakukannya, maka bersiap-siap saja, kau akan menerima balasan paling parah yang akan kau alami.

Ia telah telah dengan sungguh memberimu semua yang ia mampu beri dan kau dengan enteng mempermainkannya, lalu setelah itu kau berfikir kau akan baik-baik saja? Kau salah besar.

Kau perlu tau, kadang beberapa masalah yang sedang kau alami dan susah payah kau selesaikan, bukan semata-samata ujian bisa saja itu balasan dari lukanya seseorang yang kau sebabkan.

[sajak-zidan]

Jodoh adalah cerminan diri sendiri, jadi seperti apa pasangan yang kau inginkan, kau harus seperti itu juga. Sudahi mencari mulailah menjadi.

Bila kau temukan masalah pada pasanganmu yang harus diperbaiki bukan hanya dia tapi juga dirimu, karena ia sedang memantulkan kembali objek yang berdiri di hadapannya, bukan begitu?

Beri maka kau akan diberi, sudahi menuntut bila kau sendiri tak mampu memberi apa yang sedang kau tuntut. Karena kehidupan bukan hanya tentang dirimu sendiri.

[sajak-zidan]

Untuk alasan apapun kau tak perlu menjadi orang lain, karena itu tak akan membuatmu kelihatan lebih baik. Menjadi diri sendiri saja kau tak becus, apalagi menjadi orang lain.

Apa yang tak kau syukuri dengan menjadi diri sendiri? Apa yang membuatmu ingin menjadi orang lain? Pengakuan, atau apa?

Tak ada yang istimewa dengan menjadi orang lain, baik buruknya dirimu kau tetap layak dicintai bahkan oleh dirimu sendiri.

Tetaplah menjadi diri sendiri tak perlu menambah beban dengan bersusah payah menjadi orang lain, terima kurangmu dan perbaiki, syukuri lebihmu tanpa menjatuhkan orang lain. Bukankah itu lebih dari cukup?

[sajak-zidan]

Nikah itu indah sebagai fiksi, buruk sebagai fakta. Mungkin ibumu beranggapan banyak anak banyak rezeki, atau rezeki bertambah setelah menikah? Yap betul, tapi tanpa kita sadari pernikahan sejatinya adalah menerima setiap keburukan pasangan, menerima setiap amarah dan kejengkelan, menerima kesetiaan dalam kondisi paling menderita. Menikah buruk sebagai fakta karena dari pasangan sendiri tidak ada keikhlasan untuk saling menerima kekurangan masing2. Ya kurang harta, ya kurang perhatian, ya kurang pemenuhan kebutuhan biologis. Kekurangan² itu diunggulkan dan selalu dimunculkan sehingga mencari jalan keluarnya dengan cara melanggar ikatan pernikahan. Suami atau istri pasti ada keburukan dan kekurangannya, tinggal bagaimana caranya meredam setiap keinginan yg akhirnya menghancurkan keutuhan rumah tangga.

[sajak-zidan]

Menikah tanpa perencanaan matang itu "bunuh diri" sebetulnya. Aku melihat dan memperhatikan sendiri bahwasanya banyak pernikahan terjadi lebih karena tekanan sosial baik dari orang sekitar, tetangga, saudara, dan orang tua. Akhirnya menikah "grusah grusuh" tanpa memahami apa arti pernikahan itu sendiri. Kalau di ingatkan, jawabnya: ah rejeki sudah ada yang ngatur, kalau cerai bilangnya, " yah namanya juga nasib... Mau gimana lagi".

Tanpa memikirkan efek sosial dan psikologis yang melakukan, juga masa depan anaknya. (Bila sudah mempunyai anak).

[sajak-zidan]

Surga Yang Berbeda

Lukisan ini terinspirasi dari film yang lagi viral di Tiktok yaitu, "Kupu-kupu Malam".

Wanita yang mempunyai 3 topeng sekaligus. Topeng pertama dengan gambar wanita cantik, untuk pekerjaan dia yaitu, maaf 'lonte'. Topeng kedua yaitu, serigala. Menggambarkan sebagai keganasan dan sifat arogan. Topeng ketiga dengan wajah ibu, yang hanya akan diperlihatkan kepada anaknya saja.

Gambar ular di punggung wanita tersebut menggambarkan sebuah racun yang bisa menghabisi siapa saja yang macam-macam dengan dirinya dan anaknya.

Gambar jantung di tangan kanan dan ditengahnya ada lukisan ibu gendong bayi dengan hiasan sayap dan bunga disekelilingnya artinya, si ibu rela melakukan apapun demi si anak bisa hidup bahagia. Dalam kata lain ibulah malaikatnya si anak.

Jadi, inti dari lukisannya adalah, seorang ibu yang rela melakukan apa saja demi anak bahagia, dan akan menjaga anaknya dengan segala cara. Walaupun jalan yang dilaluinya memang salah. Namun, ibu itu akan tetap menjadi surganya si anak.

[sajak-zidan]

Sama aku kamu gak harus terlihat sempurna.

Sama aku kamu bisa mainin peran kamu sendiri, tanpa harus menutupi apapun.

Sama aku, ayo jadi manusia paling gak sempurna di dunia ini.

Kita pegangan bareng yaa

[sajak-zidan]

Hallo orang baik.. (:

Aku mundur ya, see you..

Bukan karena rasa itu hilang, tapi aku menghargai perubahan sikapmu terhadapku. Aku tidak memaksa seseorang untuk memberikan feedback yang baik. Intinya terimakasih sudah mau singgah, terimakasih sudah mau mengenal pribadiku, terimakasih sudah memberi rasa di setiap notifmu. Maaf aku sudah berusaha jadi yang terbaik tapi aku gagal dan hari ini hari terakhir aku mengangumimu..

Take care and see you.

[sajak-zidan]

Nikah: ekonomi sulit - ribut - cerai

Nikah: kaya raya - selingkuh - ribut - cerai

Nikah: suami mabok/judi - ribut - cerai

Nikah: istri tukang nuntut - ribut - cerai

Nikah: mertua/ipar toxic - ribut - cerai

Satu hal yang selalu hadir dalam siklus diatas adalah ribut. Maka bisa disimpulkan bahwa ada hal yang lebih penting daripada faktor kesetiaan, komitmen dan ekonomi yang mapan yaitu tentang pengendalian diri dan emosi.

[sajak-zidan]

Orang yang anda cari sudah naik level, anda tidak akan pernah menemukan versi lama saya lagi.

[sajak-zidan]

Sikap seolah butuh tak butuhmu sudah cukup memberi tanda.

Aku memang mencintaimu, namun aku tak ingin menjadi manusia bodoh yang terus mengharapkanmu.