Tumgik
safamarwahhs · 4 years
Text
Lingga Lang
Aku akan berpagut mesra denganmu tanpa menutup mata
Bagaimana bisa aku tetap membayangkan sedang aku dihadapkan dengan isi kepalaku
Aku akan melumat sariramu penuh syahdu, dan mendengar segala suara yang keluar dari mulutmu dengan utuh Bagaimana bisa rasaku mati sedang aku dihadapkan dengan asnyiknya semestamu
Aku akan mencerup sang lingga tanpa usai, membuatmu bungkam dan meraung tanpa suara. Bagaimana bisa aku berhenti bernyanyi sedang menyaksikanmu nyaman adalah bahagiaku
Aku akan membantumu menemukan puncak tanpa bergerak, bercampur dengan keringat rasa tanpa ucapan.
Bagaimana bisa aku membiarkanmu nihil, sedangkan bersamamu adalah esa.
Samar
Juni 2020
3 notes · View notes
safamarwahhs · 4 years
Text
Membayangkan Kekasih
Segelas susu putih, semangkuk mie instan yang baru saja aku seduh, juga ruangan yang berantakan dan jendela yang terbuka, dengan lagu Love milik John Lennon yang dikirim kekasih tadi pagi, menemaniku siang ini.
.
Membayangkan sepertinya akan lebih menyenangkan jika bersama kekasih. Membayangkan ketika makananku tidak habis, kekasih akan menghabiskannya dan berkata "akutuh gendutan gara-gara ngabisin makanan kamu" tapi tetap menghabiskannya dengan lahap dan dengan ekspresi muka yang datar.
.
Lalu aku dan kekasih akan membereskan kamar yang berantakan ini walau pada kenyataannya kekasih lebih banyak diam dan membuka instagram, melihat wanita semok dan berkata "liat, cantik yang, mirip kamu" aku sebal dan melanjutkan bersih-bersih. Kekasih akan bergerak setelah aku bilang "yang tolong benerin ini".
.
Malam berlalu, aku dan kekasih akan menghabiskan satu botol kecil molasses yang di campur dengan blueberry sambil menonton film Salmon milik Raditya Dika, dan kekasih tertawa melihatnya, aku tertawa melihat kekasih yang punggungnya merona. Gemas.
.
Kekasih, Menghabiskan hari-hari dalam masa virus ini sendiri memang tidak terlalu menyedihkan. Tapi nampaknya bersamamu akan lebih menyenangkan. Oh mungkin ini yang disebut merindukan...
.
Samar.
Bandung, 26 Maret 2020
1 note · View note
safamarwahhs · 5 years
Text
Jalan tiga bulan setelah kepergianmu.
Sebulan lalu kamu datang. Setelah sebulan sebelumnya kamu menghilang seperti ditelan bumi. Kamu menyesali semuanya. Setelah itu kamu menghilang lagi. Tidak tahu dimana, bagaimana keadaanmu, dan semua hal lainnya. Kita sudah benar-benar selesai. Tapi kenapa perasaanku belum juga usai?
Ini bukan waktu sebentar untuk bertahan dengan hati yang pincang karena dipaksa berjalan dengan satu kaki, tanpamu.
4 bulan kemarin benar-benar menguras semuanya. Aku kehilangan beberapa orang yang sangat aku percaya dan mereka mengkhianatiku. Secara beruntun. Termasuk kamu. Mungkin aku terlalu menaruh angan tinggi. Tapi yasudahlah.
Aku sedang menghadapi kenyataan kehilanganmu. Aku dituntut ikhlas oleh hidup. Dipaksa merasa semua baik-baik saja. Padahal jauh dalam hati semuanya belum juga membaik. Tapi tetap harus aku hadapi mau tidak mau.
Kamu apa kabar? Sepertinya baik, dan sepertinya kamu memang sudah biasa saja tanpa aku, aku disini masih mati-matian tanpamu, terdengar tidak adil ya? Kamu yang melepas, aku yang tidak biasa. Atur pola makanmu. Jangan ditunda-tunda. Nanti maghmu kambuh, bukan lagi tugasku untuk mengingatkanmu.
Entah apa lagi yang ingin aku tulis. Aku ingin menyampailan banyak. Tapi nanti saja aku lanjutkannya. Bye.
Samar
9 nov 2019
1 note · View note
safamarwahhs · 5 years
Text
Selepas
Aku melakukan beberapa hal setelah kamu pergi. Beberapa menuju hal baik mungkin. Melakukan banyak hal yang mungkin menguatkan diriku menerima segala kenyataan yang ada.
Menegak alkohol, membakar puluhan puntung rokok, melakukan perjalan jauh, menomton film, pergi bersama kawan dan masih banyak. semua tidak berpengaruh banyak. Beberapa hanya membuat tangisku meledak dan semakin sedih karena pada kenyataannya aku hanya tetap kehilngan kamu.
Perasaan memang tidak bisa dipaksakan aku tahu itu. Ya, tapi aku harus terpaksa terbiasa dengan perasaan penuh yang sudah rumpang dan begitu saja harus hilang. Dengan paksaan, kan? Kamu tahu? Itu sulit.
Menghadapi kenyataan dan harus tanpa alasan apapun menerimanya.
Tenang, semua memang kurang adil. Tapi aku harus terbiasa kan? Mau atau tidak. Siap dan tidak siap.
Kamu memang tidak cukup baik untukku maka dari itu Tuhan memisahkan kita. Tidak apa. Aku hanya butuh waktu dan sedikit usaha lagi untuk merealisasikan semuanya.
Samar.
Bandung, november 2019
1 note · View note
safamarwahhs · 5 years
Text
Alasan
Tidak tahu persis apa alasan tepat untukku melakukan semua hal ini. Pergi jauh, lari dari segala kecamuk hatiku dan hariku, berlari seolah semua ini akan selesai hanya dalam waktu tiga hari, padahal bagimu hanya dua hari kamu bisa memutuskan untuk pergi. Sialan. Aku kalah, setelak itu.
Tapi apakah perlu aku menjawab kira-kira alasan apa yang tepat untuk menggambarkan ini semua? Kurasa tidak. Beberapa hal memang harus dibiarkan begitu saja, tanpa perlu di korek lagi kenapa. Sudah, selesai.
Merindukanmu itu melelahkan. Sangat. Tapi, aku tidak bisa begitu saja mengusir si Rindu. Harus aku nikmati. Karena? Ya sekali lagi aku bilang, dia memang harus dibiarkan seperti itu. Tanpa alasan jelas.
Pada akhirnya kamu tetap pergi dan aku tetap harus terbiasa lagi tanpa kamu. Dengan alasan? Nothing. Hanya melindungi diri saja :)
Samar
Perjalanan menuju Bandung
4 november
1 note · View note
safamarwahhs · 5 years
Text
Aku Benci Aku
Aku benci aku yang terlalu memikirkanmu yang sama sekali tidak memikirkanku bahkan sedikitpun, dan kadang aku sesak hingga mual, kau tahu, itu sakit sekali
Aku benci aku yang merindukanmu dengan sangat dan itu sangat mengganggu hariku, merindukan wangimu, caramu berjalan, wajahmu dan semua tentangmu saat kamu milikku utuh
Aku benci aku yang sampai hari ini belom saja terbiasa tanpamu, aku yang seringkali belum menerima semua keaadaan hari ini
Aku benci aku yang hancur tanpamu dan terpaksa membangun lagi benteng percaya yang sudah susah payah aku bangun untuk kamu dan kamu hancurkan
Aku benci aku yang tidak lagi bersamamu dan kehilanganmu, seolah semua luluh lantah, seolah tidak ada lagi harapan. Padahal tanpamu aku bisa.
Aku benci aku yang hancur dan belum pulih lagi, karenamu
Perjalanan menuju Yogyakarta
Samar
Penghujung bulan oktober 2019
1 note · View note
safamarwahhs · 5 years
Text
Jam
Gemuruh di dada tidak kunjung luruh. “Ini kamu? Benarkah? Aku bisa lagi menatapmu?”
Kemarin, setelah hampir dua tahun lamanya aku tidak bertemu denganmu, setelah obrolan panjang dan cerita kita sempat selesai, setelah semuanya aku pikir berakhir, setelah aku setengah mati bergelut dengan rasa sesal, kita bertemu lagi. Aku berhasil melihatmu lagi dengan segala perubahan yang ada padamu, juga padaku.
Tidak ada harapan, tidak ada yang aku semogakan untuk pertemuan itu, aku hanya ingin kita akan baik-baik saja. Apapun yang terjadi. Nampaknya kamu tetap manusia sama. Tetap dengan sikapmu, wajahmu, kulitmu, hanya saja kamu tampak lebih kurus, dan pastinya rambut gondrongmu sudah kamu berantas, kamu masih dengan wangi yang sama, kamu tetap menyukai Deadpool, kamu tetap membuat banyak pertanyaan kenapa yang tidak perlu aku jawab, kamu tetap menjadi manusia mager, kamu tetap menjadi orang yang aku kenal sejak dulu.
Waktu memang selesai. Tapi ternyata perasaan kita belum usai.
Sepertinya tidak perlu banyak semoga, tidak perlu banyak harapan yang hanya berakhir dengan angan. Aku percaya Tuhan selalu memberi yang terbaik. Mungkin semogaku hanya satu. Semoga kita selalu bahagia dalam segi dan dalam sudut bagaimapun.
Jam sudah menunjukan pukul 23:00 WIB. Kamu membukakan pintu. Aku pulang. Tapi ada yang tertinggal disampingmu. Entah apa.
Pada akhirnya, pulang adalah kembali, padamu.
Samar
Bandung, 15 Oktober 2019
0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
Harimu
Semua orang memiliki satu tanggal istimewa di setiap tahunnya. Kamu juga, saya juga. Bulan oktober adalah bulan kita, katamu waktu itu. Iya, bulan ini adalah bulan lahir saya dan kamu. Hanya bedanya saya Scorpio kamu Libra. Saya akhir bulan, kamu pertengahan bulan. Saya tahun sekian dan kamu tahun sekian. Ya hanya sama bulan Oktober saja ya sebenarnya?
Banyak yang kita rencakanan di bulan ini, tadinya, dan berakhir hanya untuk menjadi rencana. Semua sudah berlalu dan kita hanya harus melanjutkan hidup kita masing-masing. Dengan tidak ada kita. Tapi hanya saya dan kamu.
“Kita” hanya ada di beberapa waktu yang lalu, Terima kasih, telah menggoreskan sesuatu yang suatu hari mungkin akan menjadi lebih baik, atau hanya biasa saja. Terima kasih, Pernah membuat saya bahagia, walau kini semua hanya sebatas “pernah” dan mungkin tidak akan pernah terjadi lagi. Tapi memang semua tidak ada yang abadi kan? Bahagia juga, tapi saya percaya bahwa tetap akan ada bahagia yang lainnya. Walau tidak tahu kapan dan sampai kapan. Pun luka saya.
Maaf, dulu saya tidak menjadi versi terbaik untukmu, maaf karena terlalu banyak hal kecil yang membuatmu kesal, marah dan mungkin kecewa pada saya. Maaf karena saya tidak sempurna untuk kamu. Saya pikir ada waktu lain yang bisa saya pakai untuk memperbaiki semuanya, tapi ternyata waktu kita sudah habis. Saya hanya ingin berucap maaf lewat coretan yang mungkin tidak pernah kamu baca.
Terakhir.
Selamat bertambah usia untukmu. Selamat memiliki dunia baru dan kehidupan baru. Selamat bertemu dengan kawan baru dan orang-orang baru, selamat memiliki pengalaman baru dan hal-hal baru. Dan sangat sangat akhir, selamat tinggal.
Samar.
Bandung, 11 Oktober 2019
Note : Ditulis tanggal 11 Oktober untuk kemudian di posting tanggal 13 Oktober.
Tumblr media
0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
Oktober
Tolong berbaik hati dan menjadi bulanku ya!
September yang pilu telah berlalu. Tahun ini, dia menjadi bulan yang benar-benar sangat pilu selama pas tiga puluh hari. Dia seolah menjadi bulan September yang tidak pernah ingin aku lewati lagi. Bagaimana tidak, kehilangan tanpa kejelasan itu menyakitkan, kan?
Bulan kelahiran, kita akan bersahabat kan? Kamu tidak akan melukaiku kan? Ah kalaupun memang kamu akan melukai, aku juga tidak bisa apa-apa selain menerima luka itu. Semua memang akan datang kan? Aku hanya perlu ikhlas dengan segala yang akan datang.
Bulan sepuluh. Kamu adalah satu yang aku nanti dari sebelas bulan yang lain. Aku suka padamu, selain itu adalah bulan lahirku, aku juga menikmati apapun tentangmu dan selalu berharap segala yang baik untukmu dan untukku terjadi.
Oktober yang manis. Selamat datang. Senang bertemu denganmu lagi. Sekali lagi, bersabatlah!
Samar
Bandung, Oktober 2019
0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
September
September yang pilu. Kamu sangat tidak bersahabat. tiga puluh hari aku menahan melawan segala lara. Dan hari ini semua rasa tidak nyaman itu masih ada. Tidak mudah melewatimu di tahun ini, tapi lihat, ternyata aku bisa melewatimu ya?
September yang lalu, kamu mengajarkanku bahwa kehilangan itu adalah kawan setia setelah perjumpaan. Aku sering sekali lupa bahwa kalian berkawan baik. Aku seolah melupakan salah satu dari kalian. Kadang lupa bahwa segala pertemuan akan ada perpisahan, dan setelah perpisahan pun akan ada pertemuan pertemuan yang baru lagi. Iya aku memang pelupa. Tapi tidak tentangmu, September.
September yang kelabu, berperang melawan segala rasa sakit dan harus tetap berdiri tegak itu tidak mudah. Dan aku belajar itu (lagi) padamu. Betapa semuanya harus aku lewati mau tidak mau, betapa semunya harus aku terima ingin tidak ingin. Dan semua akan berlalu kan? Aku percaya. Bahwa setelah awan hitam dan hujan lebat, selalu ada reda dan pelangi yang hadir. Bahwa setelah badai besar akan ada tenang. Bahwa setelah beberapa waktu segala luka akan mengering.
September yang ngilu. Aku akan selalu mengingat tentangmu di tahun ini. Tahun tahun selanjutnya kita akan bertemu lagi, dan semoga dengan cerita yang baru dan tidak lagi kelabu.
September yang rancu. Selamat tinggal. Terima kasih. Tahun ini kamu sendu.
Samar
Akhir september 2019
0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
Bekas
Dan ternyata, segala trauma saya terulang kembali, segala rasa takut saya terjadi lagi. Segala hal yang tidak pernah saya harapkan kembali datang. Ya, kamu menemukan pengganti saya lebih cepat dari menyelesaikan sebuah buku, lalu kamu pergi dengan cara paling mematikan. “Hilang tanpa alasan”
Saya hancur lagi, bagaimana tidak? Segala rasa percaya yang saya bangun mati-matian untukmu, nyatanya kamu hancurkan lagi. Kehilanganmu saya bisa, membangun kepercayaan yang telah hancur apakah kembali bisa?
Marah, sesal, dan kecewa pada keadaan, padamu, pada diri saya sendiri tidak akan membuat semua kembali baik lagi. Semua telah terjadi kan?
Semua orang berkata bahwa kamu memang tidak pantas untuk saya, bahwa saya pantas bahagia, bahwa saya berharga, tapi tidak dengan diri saya sendiri, bahkan kepercayaan diri sayapun hilang, nanti akan saya cari lagi.
Sekarang harus bagaimana? Katanya, saya tetap harus melanjutkan hidup saya, tapi boleh tidak jika saya ingin hilangkan sedikit saja ingatan saya?
Terakhir, saya pamit. Mungkin perkataan mereka benar. Saya harus tetap hidup. Saya pergi dulu, entah ke depan, ke kanan atau ke kiri, tapi tidak untuk ke belakang. Saya tidak akan sebodoh itu lagi. Selamat tinggal anak kecil. Terima kasih. Luka yang kamu gores membekas
Samar, September 2019
0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
Selesai
Mengingat semua kolom pesan kita kala itu memang terlihat sangat manis ya. Kita berharap agar semua itu terjadi untuk selamanya. Kita bersama, dan tidak akan pernah berpisah. Kita selalu berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Dan selamanya aku adalah milik kamu, dan kamu adalah milikku. Seolah semua hal buruk tidak akan pernah hinggap, dan kalaupun dia hinggap, kita akan dengan kuat menghempaskannya.

Saat itu, kamu adalah satu alasan aku menunggu waktu yang tepat agar rindu kita segera dituntaskan atas jarak yang jauh ini.
Saat itu, kamu adalah satu dari sekian alasan kenapa aku tersenyum ketika membuka pesan yang hanya berisi “jangan lupa makan” tentu saja darimu.

Saat itu, kamu adalah satu alasan kenapa aku ingin cepat sampai rumah dan lanjut untuk melakukan panggilan video denganmu.
Saat itu, kamu adalah salah satu alasan kenapa aku mencari referensi tempat menarik yang bisa kita kunjungi dan menghabiskan waktu disana.
Saat itu, semua begitu indah dan kamu ada didalam semuanya.

Tapi, siapa yang tahu isi hati manusia? Tidak ada. Diri sendiripun kadang tidak tahu kenapa rasa bisa datang dan pergi dengan begitu saja. Aku juga tidak tahu kenapa semua ini berakhir. Semua benar-benar terjadi dengan sangat cepat dan tanpa aba-aba. Rasaku kalut, pikiranku ribut, hatiku carut marut. Semua seolah hancur secara tiba-tiba. Benar-benar menjadi kejutan yang sangat buruk.

Kamu pergi tanpa ucap, tanpa kata, ah mustahil hingga jumpa.

Semua selesai. Aku menyerah.

Iya, tidak ada yang tahu isi hati seseorang. Pun hingga hari ini aku tidak tahu satupun alasan kenapa semua selesai.
Sesal tidak akan berarti apapun lagi.
Semua kata manismu masih melekat dalam ingat. Semua memori tentangmu masih terkenang walau bersisa bayang. Semuanya masih ada disini, di hati dan juga benakku.

Samar.
Bandung 26 September 2019

0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
Awa
Selanjutnya, hari-hariku akan penuh dengan selalu merindukanmu. Lalu, aku akan menyimpan rindu itu hingga amat sangat banyak, dan ketika waktu perjumpaan datang lagi, akan aku pecahkan dan habiskan semuanya.
.
Aku akan sangat merindukan senyummu, sayu matamu, hidung besarmu, dahimu yang sangat luas, kecupmu yang tiba-tiba ketika aku terlelap saat kamu menyetir, ekspresimu ketika mendengarkan aku bicara, ocehan-ocehan randommu, umpatannmu, cara makanmu, caramu berjalan, pelukmu. Semuanya, aku akan rindu itu.
.
Aku kadang lupa, bahwa kamu memiliki hidup, aku juga, bahwa kita juga memiliki dunia kita masing-masing. Tapi, di penghujung hari yang melelahkan, aku akan menceritakan bagaimana hariku padamu, dan kamu juga ya?
.
Entah kenapa, ada sedikit rasa senang dan kesal yang muncul ketika kamu melarangku untuk minum teh kemasan, kopi, atau mie instan yang terlalu banyak. Aku melawan, tapi ada rasa senang seperti “wah ternyata dia ingat sampai pada hal kecil juga ya” memang terdengar menggelikan, tapi percayalah, jika sekarang belum merasakan. Mungkin nanti akan. Tunggu saja! Haha
.
Jarak akan memisahkan. Itu memang sudah seharusnya. Dan ya, mungkin kita memang diciptakan untuk berperang melawan jarak dan rindu tentu saja. Sebenarnya kesal, aku tidak bisa bertemu denganmu kapan saja. Harus ada hal-hal yang perlu dikorbankan hanya untuk perjumpaan. Tapi, jika itu membuatku senang, aku rasa tidak perlu aku sebut dengan pengorbanan deh hehe.
.
Nampaknya, banyak lagi yang perlu kita perjuangkan, dan mungkin akan banyak hal yang kurang baik yang terjadi dalam cerita ini, tapi, aku selalu berharap bahwa yang terbaik selalu bersama aku dan kamu. Dan kalaupun segala bahagia akan bertemu dengan segala sedihnya, aku harap, mereka akan datang dalam waktu yang sangat sangat sangat lambat. Hehe.
.
Sampai berjumpa lagi di lain hari. Sekali lagi aku akan sangat merindukanmu!
.
Salam hangat

Samar.
Juni 2019

0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
Kadang
Kadang, saya lupa, bahwa apa-apa yang terlalu, akan berujung terlalu juga.
Terlalu bahagia akan berujung terlalu sedih,Terlalu percaya akan berujung terlalu kecewa, terlalu cinta akan berujung terlalu terluka, terlalu marah akan berujung terlalu emosi, terlalu rindu akan berujung terlalu dicampakan (HAHAHAHA)
Iya, melakukan semuanya, dan merasakan semuanya secara biasa saja itu sangat perlu ternyata.
Katanya, hanya ikan mati yang hidup didalam air mengalir, tapi menurut saya tidak selalu ikan mati, beberapa hal juga perlu dibiarkan mengalir begitu saja walau tidak semuanya. Kadang, beberapa hal itu, ketika kita paksakan untuk melawan, malah berbalik pada diri sendiri. Tidak selalu ikan mati yang ada dalam air mengalir kok. Iya, perasaan yang terlalu dalam itu juga perlu, biarkan dia mengalir sendiri, dan perlahan menghilang. Make it flow jangan dipaksakan, karena kadang ketika melawan, yang kita dapat justru apa yang kita lawan bukan yang ingin kita dapatkan.
Kadang, mempersiapkan diri untuk merasakan hal-hal buruk itu perlu. Iya, karena terkadang juga manusia terlalu siap untuk merasakan hal-hal baik, hingga lupa bahwa hal-hal buruk juga mungkin akan terjadi, kita sebagai manusia terlalu sibuk dengan kebahagiaan, kesenangan, sampai lupa ternyata kita juga bisa merasakan kesengsaraan. Sederhananya, siapkan dirimu untuk menerima hal-hal yang diluar ekspetasimu ketika kamu mengekspetasikan banyak hal, kawan.
Dan kadang, menerima kekalahan dan kesalahan itu perlu. Bahkan sangat perlu. Bagaimana kita bisa melakukan hal-hal diatas jika kita tidak bisa menerima hal-hal itu terjadi pada diri kita? Tidak akan pernah bisa. Ikhlas. Terima segala hal-hal baik ataupun buruk yang terjadi, dapat hadiah, ditinggal ketika masih sayang, kehilangan, mendapatkan, dan semua hal-hal lain yang ada, terimalah dengan hati yang lapang. Menerima kenyataan itu tidak semudah seorang berengsek mengumbar kata “Aku sayang banget sama kamu” tapi berujung tidur dengan banyak wanita, menerima kenyataan itu sulit, tapi harus. Hidup harus terus berlanjut kan?
Dan terakhir, ini bukan masalah kadang lagi, ini masalah akhir dan hakikatnya, ingat; segala hal buruk yang terjadi, kecewamu, air matamu, lelahmu, sedihmu, kecamuk dalam dadamu, rindumu, semuanya akan berakhir. Mereka hanya sementara. Percayalah, kamu lebih hebat dari apa yang kamu kira, saya juga. Hehe. Semangat ya! Hidup harus terus berlanjut, senyummu harus terus ada. Hapus air matamu, hilangkan sedihmu. Percayalah. Kamu hebat. Banyak orang yang sayang kamu. Saya juga. Hehe.
Dari saya. Untuk saya, kamu, dan kalian yang kadang merasa dunia ini jahat ❤️
I’m here. For u 💕💕💕
Samar, Bandung Juni 2019
0 notes
safamarwahhs · 5 years
Text
Mei
Aku menemukan
Beberapa lama kemudian aku kehilangan
.
Aku memiliki
Lalu waktu berjalan dan semua tak lagi berarti
.
Aku terbelenggu
Waktu seolah berputar hanya disitu
.
Aku berjalan perlahan
Dan semua seolah lambat tidak ada tujuan
.
Pada akhirnya aku terdiam
Melihat ternyata tubuhku penuh ruam
.
Aku diam
Semua kelam
Semua hilang
Semua tinggal kenang
.
Samar, 9 Mei 2019
0 notes
safamarwahhs · 6 years
Text
Ama
Dulu, aku pernah merasa dunia ini hanya ada aku dan kamu. Tidak ada yang lain. Aku merasa aku hanya milik kamu, dan kamu hanya milikku saja. Tidak boleh ada yang merebut perhatianmu kecuali aku.
Dulu, menghabiskan waktu denganmu adalah hal yang selalu aku tunggu-tunggu. Bercengkrama denganmu adalah senang yang tidak pernah bisa aku definisikan. Bertemu denganmu itu berharga sekali, walau hanya untuk mengantarku pulang dari sekolah lalu sampai ke rumah.
Dulu, aku sangat menyayangimu, selalu merindukanmu, resah bila tidak bertemu. Ya, segala sesuatu tentang kasmaran pada masa Sekolah Menengah Atas selalu mengingatkan cerita singkat aku dan kamu. Selalu. Tidak pernah tidak.
Kisah kita memang tidak bertahan lama, hanya beberapa bulan saja. Entah masalah rumit apa yang akhirnya membuat cerita kita berakhir begitu saja. Bahkan mungkin sampai hari inipun kamu malas untuk tahu kehidupanku lagi. Tapi, aku tidak pernah. Sampai hari ini, jangan pernah tanya bagaimana rasanya ketika semuanya harus selesai begitu saja disaat aku masih penuh untukmu. Masih terasa, jika aku terus saja bertanya akan alasan dibalik berakhirnya kita, itu tidak akan pernah selesai. Jadi, ya biarkan saja semuanya berjalan dengan semestinya.
Tidak, aku menulis ini bukan untuk mencuri perhatianmu dan berharap kamu kembali lagi padaku, sama sekali tidak. Aku hanya ingin berbagi kisah bahwa dulu, aku sempat sebahagia itu memilikimu, lalu, belajar banyak sekali darimu. Aku hanya ingin berterima kasih. Iya, terimakasih sempat hadir dan membuatku belajar banyak tentang asmara. Mencintaimu, lalu merindukanmu, lalu berakhir takut untuk mencintai (lagi) dan benci untuk merindukan (lagi) aku hanya sedang belajar menghilangkan rasa takut itu, dan belajar untuk mengatur perasaanku nantinya.
Sekarang, kamu sudah memiliki kehidupan yang entah seperti apa, aku juga sama. Kita telah berjalan masing-masing. Kamu dengan duniamu, pun denganku. Kita, hanya sebagian kecil dari perjalanan hidupku tapi berdampak banyak sekali di sini, di hati, pikiran, serta hidupku juga.
Sekarang, semua sudah selesai. Aku tidak akan mau untuk melupakanmu. Bukannya pelajaran menjadi berarti karena diingat? Maka dari itu, mengingatmu itu penting. Melupakanmu itu bencana. Jelas bencana, karena jika lupa, aku tidak akan pernah bisa belajar lebih baik dari kisah yang dulu. Betul? Haha
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Kamu membekas, akan dan selalu seperti itu.
Bandung, Maret 2019
Putih abu-abu.
0 notes
safamarwahhs · 6 years
Text
Lagu
Pada malam yang membosankan,
Lagu favoritmu saat itu tiba-tiba terputar.
Entah bagaimana, pikiranku langsung melayang padamu. Sial! Rindu memang sekeparat ini. Dia datang tanpa sedikitpun rencana dan ancang-ancang, ya setidaknya memberi sedikit pemanasan untuk menahannya. Tapi sayangnya tidak.
Lagu itu selalu mengingatkan aku padamu, dan aku masih tidak ingin untuk menghapusnya. Iya, aku masih senang memelihara rindu ini, mengingat kenangan kita, menikmati rasa ini, mengulang-ulang rasa sakitku. Entah sampai kapan. Aku masih ingin begini.
Bandung, Maret 2019
Memikirkanmu.
0 notes