Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Memahami dan Koping Perilaku Seksual Berisiko Remaja
Perilaku seksual berisiko remaja dan dampaknya menjadi salah satu fokus yang perlu diperhatikan pada saat ini. Hasil Survei yang dilakukan oleh Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2002 dan 2007, terjadi peningkatan hubungan seks pranikah pada remaja usia 15-24 tahun yang mana hubungan seksual terbanyak dilakukan pada remaja usia 20-24 tahun sebesar 9,9 persen, dan 2,7 persen pada usia 15-19 tahun (Rachmawati & Sandralina, 2015). Banun & Setyorogo (2013) mengungkap sebanyak 144 orang (55,2%) berperilaku seksual yang berisiko dan 117 orang (44,8 %) tidak berisiko pada mahasiswa X di Jakarta Timur. Perilaku seksual yang berisiko disini meliputi berciuman bibir, meraba-raba kelamin, menggesek-gesek alat kelamin dan melakukan hubungan seks sedangkan yang termasuk tidak berisiko seperti berpegangan tangan, berangkulan, berpelukan dan berciuman pipi. Perilaku seksual berisiko pada remaja bersifat meningkat berawal dari berciuman (kissing), berciuman sampai ke arah dada (necking), kemudian diikuti oleh petting, dan terakhir berhubungan intim. Dari perilaku seksual berisiko tersebut dapat berdampak buruk pada remaja seperti kehamilan di luar nikah yang berisiko pada aborsi dan atau pernikahan dini serta penyakit menular seksual. Perilaku seksual berisiko remaja disebabkan oleh rasa penasaran, terjadi begitu saja atau mungkin dipaksa pasangan, dapat dilihat bahwa sebenarnya remaja belum memiliki kemampuan kontrol diri yang baik dalam berperilaku. Goldfried dan Merbaum (dalam Ghufron, 2010) menjabarkan kontrol diri sebagai suatu kemampuan menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Dengan penanganan yang tepat, baik remaja dengan masalah perilaku seksual berisiko maupun remaja yang memiliki risiko melakukan perilaku seksual dapat belajar untuk menghargai diri mereka sendiri dan oranglain, dan menunjukkan perilaku sehat.
Faktor Risiko dan Protektif Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja
Banyak alasan kemungkinan mengapa remaja melakukan perilaku seksual berisiko. Pada umumnya, perilaku seksual berisiko remaja sering berkaitan dengan kesenangan seksual. Remaja yang tidak mampu mengontrol dorongan seksualnya berusaha untuk menyalurkan hasratnya dengan cara yang tidak tepat sehingga mereka berisiko melakukan perilaku seksual yang bebas. Suwarni & Selviana (2015) menjabarkan adapun faktor-faktor risiko yang mempengaruhi inisiasi perilaku seks bebas pada remaja antara lain:
· Terpapar Media Pornografi
Remaja yang terpapar pornografi akan mempengaruhi sikapnya tentang gambaran seks pada dirinya, selanjutnya akan diwujudkan dalam bentuk perilaku meniru dengan pasangannya.
· Pengawasan Orangtua yang Rendah
Pengawasan orangtua yang rendah berkaitan dengan komunikasi antara orangtua-remaja yang kurang baik, pengetahuan orangtua yang rendah terhadap keberadaan, aktfitas, dan teman-teman remaja serta dan kontrol psikologi orangtua yang rendah.
· Norma Subjektif yang Permisif terhadap Perilaku Seksual Berisiko
Remaja yang memiliki pandangan yang mengikuti teman sebaya yang serba memperbolehkan seks bebas, maka kecenderungan remaja tersebut mempunyai pandangan yang sama dengan teman sebaya
· Sikap Seksual Permisif terhadap Perilaku Seksual Berisiko
Remaja yang memiliki persepsi sikap seksual yang positif (perilaku seksual berisiko memberikan dampak positif) akan cenderung melakukan inisiasi seksual pranikah lebih besar daripada mereka yang memiliki persepsi sikap seksual yang negatif.
· Memiliki Niat Melakukan Perilaku Seksual Berisiko
Niat menunjukkan seberapa keras seseorang mencoba dan berupaya menampilkan perilaku. Niat diasumsikan sebagai faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku.
Berdasarkan faktor-faktor risiko tersebut, maka Rahyani (2014) menjabarkan faktor-faktor protektif yang mampu mencegah perilaku seks berisiko pada remaja antara lain:
· Tekanan Normatif
Aturan yang dibuat di lingkungan serta pengawasan dari lingkungan masyarakat dapat mencegah perilaku seksual pra nikah pada remaja. Remaja melakukan hubungan seksual pra nikah dikarenakan adanya situasi atau kesempatan remaja berasama-sama di dalam ruangan pribadi.
· Keyakinan Diri
Keyakinan diri membantu remaja mengendalikan perilaku sehingga remaja dengan kepercayaan diri yang baik pada domain tertentu, misalnya seksualitas, cenderung bertingkah berbeda dalam ranah aktivitas daripada remaja yang mengalami keraguan diri.
· Komunikasi dengan Orangtua
Orangtua yang terbuka dalam menyampaikan aturan mengenai norma dan nilai masyarakat, sikap, pola pikir, dan perilaku dapat mencegah anak dalam perilaku seksual yang salah.
· Rendahnya Paparan Media Pornografi
· Pengaruh Teman Sebaya yang Baik
Dampak Perilaku Seksual Berisiko
Adapun dampak negatif dari perilaku seksual berisiko pada remaja antara lain:
· Dampak Psikologis
Remaja mengalami perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, merasa bersalah dan berdosa.
· Dampak Sosial
Konsekuensi sosial yang akan dihadapi remaja antara lain dikucilkan oleh masyarakat serta putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil dan perubahan peran menjadi ibu.
· Dampak Fisiologis
Konsekuensi fisiologis yang ditimbulkan berupa kehamilan tidak diinginkan dan berkembangnya infeksi menular seks seperti HIV atau AIDS (Sarwono, 2016). Kehamilan tidak diinginkan pada remaja putri berakibat pada pernikahan dini dan atau pengambilan keputusan tindakan aborsi yang akan membahayakan diri remaja. Remaja yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan umumnya memperlihatkan persoalan psikologis seperti kecemasan, konflik dan depresi.
Pilihan Penanganan Untuk Remaja dengan Perilaku Seksual Berisiko
Keterlibatan yang aktif dari orangtua, guru dan anak remaja itu sendiri merupakan hal yang penting untuk memaksimalkan manfaat penanganan untuk remaja dengan perilaku seksual berisiko. Untuk anak remaja, perlu diberikan penanganan seperti berikut:
1. Pendidikan Seks
Adapun materi-materi yang akan diberikan meliputi:
a. Perkembangan manusia, yang mengajarkan tentang organ alat reproduksi, proses reproduksi, pubertas, citra tubuh dan identitas seksual dan orientasi seksual.
b. Hubungan antara sesama manusia, yang mengajarkan tentang hubungan dengan keluarga, persahabatan, cinta, kencan, pernikahan dan komitmen serta pengasuhan anak.
c. Kemampuan personal, yang mengajarkan tentang nilai-nilai yang dimiliki individu, keluarga dan lainnya, pengambilan keputusan, komunikasi yang baik, asertivitas, negosiasi dan mencari bantuan profesional.
d. Perilaku seksual, yang mengajarkan tentang seksualitas, masturbasi, dan penundaan perilaku seksual.
e. Kesehatan seksual, yang mengajarkan tentang kontrasepsi (kontradiksi dari segi agama, keuntungan dan kerugian penggunaan kontrasepsi), aborsi yang merupakan bukan metode kontrasepsi, dan penyakit menular seksual.
f. Budaya dan masyarakat, yang mengajarkan tentang peran gender, seksualitas dan hukum, seksualitas dan seni serta seksualitas dan media.
g. Agama, yang mengajarkan tentang mengatur larangan melakukan hubungan seksual pranikah dan mengatur masalah kesehatan seksual manusia.
2. Layanan Konseling Seksualitas, yang mana layanan ini dilakukan oleh profesional dengan pengetahuan spesifik tentang:
a. Perkembangan anak-remaja (terutama perkembangan seksual)
b. Hubungan antara lingkungan sosial dan perilaku seksual
c. Riset ilmiah pada penanganan perilaku seksual risiko anak-remaja
d. Variasi budaya dalam pengasuhan dan sikap tentang seksualitas
Konselor harus membicarakan tentang apa yang ia dapatkan dari evaluasi saat remaja berkonsultasi dengan konselor, yang meliputi:
a. Kapan perilaku itu merupakan hal yang biasa atau mengindikasi dari masalah perilaku seksual
b. Apa yang perlu diperhatikan atau isu yang perlu dipertimbangkan dalam penanganan
c. Faktor pendukung dan pelindung apa yang ada di dalam keluarga dan komunitas
Selama penanganan konselor juga perlu mengajarkan orangtua atau pendamping remaja lainnya bagaimana cara untuk:
a. Menerapkan aturan tentang bagian tubuh pribadi yang tidak boleh disentuh oranglain dan perilaku seksual
b. Menggunakan strategi pengasuhan yang mencegah atau mengurangi perilaku seksual yang berisiko
c. Berbicara mengenai topik pendidikan seks dengan remaja
d. Meningkatkan kemampuan komuniasi dan kualitas hubungan dengan anak
3. Parental Monitoring: Talking Parents, Healthy Teens (Pendamping Cermat, Remaja Selamat)
Pada program ini, orang tua diajarkan pengetahuan dalam pengasuhan anak yang meliputi mengetahui keberadaan, aktivitas, dan teman-teman remaja, serta membangun hubungan orang tua dengan remaja yang diindikasikan dengan kepedulian orang tua, kepercayaan yang diberikan, atau frekuensi komunikasi di dalam keluarga. Selain itu, kontrol orangtua diberi pengetahuan terkait dengan pergaulan, jam malam, dan konsekuensi yang diterima remaja jika melanggar aturan/batasan yang sudah ditetapkan orang tua (Suwarni, 2016). Dapat disimpulkan, program ini mengajarkan orangtua untuk:
a. Membangun komunikasi keluarga : keberadaan, kegiatan dan teman di waktu luang, seksualitas dan kesehatan reproduksi
b. Membuat kesepakatan atau aturan dan konsekuensi
c. Mengajarkan remaja untuk mengembangkan kemampuan kontrol diri dan pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Banun, Fadila Oktavia Sari, Soedijono Setyorogo (2013) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Semester V STIKes X Jakarta Timur 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1)
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. (2010). Teori-Teori Psikologi. Ar-Ruzz media. Jogjakarta
Rachmawati, M., & Sandralina M. (2015). Perilaku seksual remaja di NTB. Artikel, diakses di http://ntb.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dispform.aspx?List=8c526a76-8b88-44fe-8f81-2085df5b7dc7&View=69dc083c-a8aa-496a-9eb7-b54836a53e40&ID=713
Rahyani, Ni Komang Yuni. (2014). Intensitas komunikasi tentang seks dengan teman sebaya sebagai faktor risiko perilaku inisiasi seks pranikah remaja di Bali. Disertasi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Sarwono, Wirawan Sarlito.(2016). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali press
Suwarni, L., & Selviana, S. (2015). Inisiasi seks pranikah remaja dan faktor yang mempengaruhi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 169-177.
Suwarni, Linda (2016) Monitoring Parental Dan Sekolah Sebagai Prevensi Primer Terhadap Intensi Perilaku Seks Pranikah Remaja, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada (Disertasi) Sarwono, Wirawan Sarlito – edisi revisi (2016). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali press
The National Child Traumatic Stress Network. (2009). Understanding and coping with sexual behavior problems in children. Diakses di http://nctsn.org/nctsn_assets/pdfs/caring/sexualdevelopmentandbehavior.pdf.
ing/G���+
0 notes
Photo
[Keluarga Dudung]
Kami dipertemukan di Bulan Juni 2014 di sebuah gedung kuliah saat pembekalan KKN, untuk kemudian menjalani hidup ‘satu atap’ selama 35 hari di Bulan Agustus 2014. Kami ditempatkan di daerah pesisir Pantai Utara, Jawa. Tepatnya, Kabupaten Pati.
Posko KKN kami terbilang cukup nyaman, ada televisi yang bisa kami tonton di sela aktivitas pengabdian yang kami lakukan. Pagi hari, ada kartun yang biasa kami tonton bersama sampai kami banyak menirukan dialog-dialognya yang jawa sekali. Kebetulan, tokoh utama di kartun tersebut bernama Dudung. Dari situ, kemudian memilih Keluarga Dudung sebagai nama Grup Line kami.
“Bagi saya, yang paling berkesan adalah menemukan mereka, terlepas dari segala rencana kopi darat yang gagal, foto studio yang pada akhirnya hanya menjadi rencana atau janji-janji yang belum ditepati.”
Septiyan yang cerewet dan usil bukan main, menjadi pemimpin yang berhasil membawa kami menemukan idealisme sebuah tim.
Ikha, super sibuk dan paling rajin. Tanggap dan selalu bisa diandalkan. Apa jadinya kami tanpa dia?
Rully, yang sampai detik akhir harus bekerja menyatukan laporan individu kami. Sampai rela menyembunyikan emosi yang akhirnya pecah sampai terisak di depan kami semua.
Nadia, laki-laki di Keluarga Dudung harus berterimakasih: tanpa Nadia, makanan yang bisa dijarah akan menjadi lebih sedikit. Selain itu, Nadia sosok pengamat yang mampu lebih dalam melihat siapa masing-masing kami kami.
Vienna yang karena kecantikannya, posko kami jadi sering didatangi tamu. Paling tidak banyak tingkah dan luar biasa baik!
Kiki yang imut, jadi tangan yang mengulurkan bantuan transportasi bagi kami. Dan karena dia paling imut, kami merasa dialah bungsu keluarga dudung.
Evi. Tuan rumah, karena dia gadis Pati. Menjadi petunjuk arah kalau kami keluar. Evi adalah pribadi yang menyenangkan, jujur dan apa adanya.
Si cantik yang tomboi, Anita. Perempuan yang geraknya paling fleksibel. Alhasil, dia yang sering diandalkan menjadi rider diantara perempuan-perempuan lain. Selain itu, Anita adalah juru bicara bagi Septiyan kordes dari NTT yang tidak fasih berbahasa Jawa.
Mas Dudung a.k.a Mas Reza. Pimpinan laki-laki keluarga Dudung, yang hobi sembunyi kalau kami sedang ada program les untuk anak SD. Dialah maskot keluarga dudung, karena paling bisa meniru gaya bicara Dudung.
Alfi cukup melengkapi kami. Gadis Jakarta ini, kalau mau ngemil dihitung dulu kalorinya supaya tidak berlebihan katanya. Banyak tips diet sehat yang kami dapat dari Alfi.
Terakhir, Bang Jon. Laki-laki asal Medan ini yang menuliskan banyak cerita fiksi tentang kami. Blog jonas kecil, memuat cerita-cerita 'goblok’ yang amat lucu. Kami benar-benar mengagumi kemampuan imajinasinya yang sungguh liar!
Kebersamaan kami memang sudah lama berakhir, tapi sampai sekarang kami masih lancar berkomunikasi. Bahkan, kami diberi anugerah: 4 dari 12 orang dipertemukan kembali di kota yang sama, Yogyakarta. Kami selalu berharap supaya hubungan kami tidak mengenal akhir, bagaimanapun sulitnya berkumpul dengan formasi yang lengkap.
Keluarga Dudung mampu memberi pelajaran bahwa kenangan tidak selalu butuh rentang waktu lama untuk singgah ke dalam sebuah cerita. Lalu, ia akan mengikat hubungan antar dua orang atau lebih dengan kencang, menembus batas ruang dan waktu.
2 notes
·
View notes
Text
Mental Illness Recovery Series Book Campaign
Story # 1 Depression / anxiety & insomnia
Story # 2 - Bipolar type 1 / Schizoaffective / Antisocial Personality Disorder & Polysubstance Abuse Disorder
Story # 3 Depression
Story # 4 Depression & Anxiety
Story # 5 Depression & Social Anxiety
Story # 6 Depression
Story # 7 Major Depressive Disorder / Post-traumatic Stress Disorder / Generalized Anxiety Disorder & Dermatillomania
Story # 8 Depression & Dissociative Disorder
Story # 9 Dissociative Identity Disorder / Depression, Anxiety / Post-traumatic Stress Disorder & Phobias
Story # 10 Depression
Story # 11 Depression / Social Anxiety Disorder / Generalized Anxiety Disorder / Panic Disorder & Agoraphobia
Story # 12 General Anxiety Disorder & Panic Disorder
Story # 13 - Depression & Anxiety
Story # 14 Depression
Story # 15 Depression & Borderline Personality Disorder
Story # 16 ADD / Depression / Anxiety / Insomnia & Identity Issue
Story # 17 Depression & Social Anxiety
Story # 18 GAD / Social Anxiety & Clinical Depression
Story # 19 BPD / ADD / PTSD & EDNOS
Story # 20 Anxiety, PTSD & Depression
Story # 21 Bipolar Type II
Story # 22 PTSD / Depression
Story # 23 Bulimia / EDNOS / Depression / BPD / GAD / Social Snxiety
Story # 24 Depression / Anxiety / Bipolar Disorder / ADHD
Story # 25 OCD / Chronic Stress / Depression
Story # 26 Major Depression / Anxiety
Story # 27 Schizoaffective Disorder / Bipolar Type II
Story # 28 Depression
Story # 29 Major Depressive Disorder / Borderline Persoality Disorder / Dysthymia / Anorexia / Bulimia
Short Stories # 30 & 31 Panic Disorder / Depression / Bipolar Disorder
Story # 32 Schizophrenic Depression
Story # 33 Chronic Depression
Story # 34 Depression / Generalized Anxiety Disorder
Story # 35 Bipolar Disorder
Story # 36 - Schizoaffective Disorder
Short Story # 37 - Depression / EDNOS
Story # 38 - Anxiety / Depression / BPD
Story # 39 - BPD / PTSD / Depression / Anxiety / Eating Problems
Story # 40 - Depression / Anxiety / Attention Defect Disorder
Story # 41 - Depression / Anxiety
Story # 42 - Depression
Short Story # 43 - Depression / Anxiety / EDNOS
Story # 44 BPD / PTSD / Anxiety NOS / DP / DR
Story # 45 Bipolar Type II / Panic Disorder / Agoraphobia
Story # 46 Bipolar Disorder / ADHD / MDD / GAD / PTSD
Story # 47 Clinical Depression / Eating disorder
Story # 48 PTSD / Trichotillomania / GAD
Story # 49 ADHD / GAD / Depression
Originally posted by dumbyboy
Story # 50 Autism / ADHD / Social Anxiety
Story # 51 PTSD / body dysmorphia disorder
Story # 52 depression and anxiety
Story # 53 depression / panic disorder / general and anxiety disorders
Story 54 Depression
Story # 55 major depressive disorder - MDD
Story # 56 Borderline Personality Disorder (BPD) / Depressive Disorder NOS (DD-NOS) / Generalized Anxiety Disorder (GAD) / Autism Spectrum Disorder (ASD)
Story # 57 anxiety & seasonal affective disorder (SAD)
Story # 58 depression / rape recovery
Story # 59 obsessive compulsive disorder (OCD) & Schizophrenia
Story # 60 borderline personality disorder
Story # 61 BPD / anorexia / anxiety / depression
Story # 62 panic disorder & depression
Story # 63 clinical depression / dysthymia / social phobia / borderline personality disorder / narcissistic personality disorder / post-traumatic stress disorder / gender dysphoria / dissociative disorder not otherwise specified
Story # 64 SAD-Seasonal Affective Disorder
Story # 65 Obsessive-Compulsive Disorder / agoraphobia / GAD
Story # 66 clinical depression / chronic anxiety disorder / PTSD / panic disorder / sleeping disorders
Story # 67 GAD & Depression
Story # 68 social anxiety / panic disorder / depression
Story # 69 anorexia nervosa
Story # 70 depression / anxiety disorder / emetophobia: fear of vomiting
Story # 71 Borderline Personality Disorder
Story # 72 depression, post-traumatic stress disorder, borderline Personality Disorder
Story # 73 depression, anxiety, ADD, eating disorder, & alcohol and drug addiction
Story # 74 anorexia, bulimia, panic disorder, OCD & depression
Story # 75 anorexia
Story # 76 depression & generalized anxiety disorder
Story # 77 Bipolar Disorder
Story # 78 depression, anxiety, PTSD, ADHD
Story # 79 depression, obsessive-compulsive disorder (OCD), and Social Anxiety
Story # 80 dysthymia with major depressive episodes, GAD, eating disorders not specified, PTSD, ADHD, dbulyslexia, mood disorder unspecified, BPD
Story # 81 Major depression & anxiety
Story # 82 Autism, depression & eating problem
Story # 83 Depression, anxiety, and post-traumatic stress disorder (PTSD)
Story # 84 Bipolar type I and anxiety
Story # 85 Depression
Story # 86 ADD, Bi-polar depression, general anxiety, with a history of binge eating disorder and self-harm/suicidal thoughts/tendencies.
Story # 87 Depression and anxiety
Story # 88 Schizoaffective disorder, post-traumatic stress disorder (PTSD) and learning disabilities
Story # 89 Depression, anxiety, and post-traumatic stress disorder (PTSD)
Story # 90 Post-Traumatic Stress Disorder
Story # 91 Borderline Personality Disorder (BPD), ADHD, & Gender Dysphoria
Story # 92 Burnout
Story # 93 Anxiety & depression
Story # 94 Post-traumatic stress disorder
Story # 95 GAD, insomnia, suicidal tendencies
Story # 96 Dissociative disorder, bipolar disorder with psychotic features, delusional disorder, generalized anxiety disorder (GAD), schizotypal (STPD), and personality disorder.
Story # 97 Depression, anxiety, PTSD
Story # 98 PTSD & anxiety (rape)
Story # 99 Major Depression Disorder (MDD)
Story # 100 Recurrent depressive disorder
Mental Illness Recovery Series Book Campaign
Together we can spread the word about the true struggles behind behind mental illnesses. Help us make a difference with your donation Psych2go will be able to publish the Mental Illness Recovery Series Book covering 100 true life stories of recovery.
Psych2go Giveaway Contest: We will be giving away our recovery book to one lucky winner. To enter go to our Mental Illness Recovery Series Book Campaign and donate 1$ to our cause. The funds will go to cover all the expenses of publishing a book.
16K notes
·
View notes
Photo
List of Historical People Who Left A Mark on Psychology
[MY Psychology]
56K notes
·
View notes
Photo
For more posts like these, go to @mypsychology
43K notes
·
View notes
Photo
For more posts like these, go to @mypsychology
43K notes
·
View notes
Photo
List of Historical People Who Left A Mark on Psychology
[MY Psychology]
56K notes
·
View notes
Photo
4K notes
·
View notes
Photo
Every meeting will be a parting. I know that we will be a part temporarily to chase our next path till we meet again on top. Let this memorable times be our life story :) I will miss you girls
0 notes